Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ILMU PEMERINTAHAN

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM KESEJAHTERAAN MASYRAKAT DI


KOTA TANGERANG SELATAN

Syahrul Ramadhan ,Irza Zarkasih, Davy Anugrah Pamungkas, Rohan Romadona, M. Hadi.
Prodi Ilmu pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Tangeang

ABSTRAK
Kepemimpinan perempuan di Kota Tangerang Selatan hangat diperbincangkan di depan
publik selama masa jabatannya selama dua periode menjabat sebagai wakil rakyat,
keterlibatan perempuan dalam posisi kepemimpinan di wilayah publik merupakan suatu
keistimewaan tersendiri, khususnya bagi seorang perempuan/ perempuan di kota Tangerang
Selatan, banyaknya kepemimpinan pada masa kejayaan kepresidenan Megawati menjadi
tonggak penting keterlibatan perempuan dalam pemerintahan. Seiring dengan semakin
matangnya proses demokrasi, telah mendorong sejumlah perempuan dalam beberapa dekade
terakhir untuk berpartisipasi dalam proses politik, seperti menjadi kontestan pemilu untuk
posisi eksekutif, legislatif dan yudikatif.

ABSTRACT
Women's leadership in the city of South Tangerang is warmly discussed in public during the
term of office during the two periods she served as a representative, the involvement of
women in leadership positions in the public area is a privilege in itself, especially for a
woman/woman in the city of South Tangerang, the many leadership during the heyday of
Megawati's presidency became an important milestone in the involvement of women in
government. As the democratic process matures, it has encouraged a number of women in
recent decades to participate in the political process, such as becoming contestants for
election to executive, legislative and judicial positions.

PENDAHULUAN
Kepemimpinan wanita di kota tangerang selatan hangat di bicarakan pada publik pada masa
jabatan ( Airin Rachmi Diany ) selama dua periode ia menjabat keterwakilannya,
keterlibatan perempuan dalam tampuk kepemimpinan di wilayah public menjadi
keistimewaan sendiri khususnya untuk seorang perempuan/wanita yang ada di kota tangerang
selatan, banyaknya kepimimpinan di masa kejayaan era kepresidenan Megawati menjadi
tonggak penting keterlibatan perempuan dalam pemerintahan.Seiring dewasanya proses
demokrasi mendorong sejumlah perempuan dalam beberapa dekade terakhir ikut
berpartisipasi dalam proses politik, seperti menjadi kontestan pemilihan jabatan eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Terbukti bahkan tidak sedikit diantara mereka yang berhasil meraih
suara pemilih yang mengantar mereka ke kursi kepemimpinan. Berdasarkan data
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Partisipasi
perempuan dalam menduduki posisi penting kepemimpinan publik, baik dalam partai politik
maupun birokrasi pemerintahan, menjadifenomena menarik sejak akhir abad ke-20 di
samping itu sejumlah perempuan juga tampil sebagai mentri kabinetnya.
Partisipasi perempuan dalam menduduki posisi penting kepemimpinan publik, baik dalam
partai politik maupun birokrasi pemerintahan, menjadifenomena menarik sejak akhir abad ke-
20(Kaloh, 2009;Fakih, 1996;Suradinata, 2007;Parker, 1996;Malik, et al, 2021; 104Luki Oka
Prastioetal,JGLPVolume,03No02(November)2021Pasolong, 2013). Di Indonesia,
keterlibatan perempuan dalam politik sudah dimulai sejak lama (Abdillah et al., 2020: 67-81;
Malik et al., 2021). Keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan publik di tanah airsendiri
mencapai puncaknya saat tampuk kepresidenan diduduki Megawati Soekarno Putri sebagai
Presiden Republik Indonesia ke-5. Di samping itu sejumlah perempuan juga tampil sebagai
menteri kabinetnya. Bisa dikatakan,era kepresidenan Megawati menjadi tonggak penting
keterlibatan perempuan dalam pemerintahan.Seiring dewasanya proses
demokrasimendorongsejumlah perempuan dalam beberapa dekade terakhir ikut berpartisipasi
dalam proses politik, seperti menjadi kontestan pemilihan jabatan eksekutifseperti pemilihan
presiden (pilpres), pemilihan gubernur (pilgub), pemilihan kepaladaerah (pilkada) (Luhur
&Abdillah, 2020).

TINJAUAN PUSTAKA
Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para Pakar menurut sudut pandang
masing-masing. Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep yang didasarkan pada
serangkaian wacana danpengalaman. Arti kata ketua, pemimpin, kepala, presiden atau raja
yang dapatditemukan dalam beberapa bahasa hanyalah untuk menunjukkan adanyaperbedaan
antara pemerintah dan anggota yang diperintah. Terdapat banyak definisi tentang
kepemimpinan. Namun demikian,terdapat banyak kesamaan diantara definisi-definisi
tersebut yang memungkinkan adanya pengklasifikasian terhadap definisidefinisi tersebut 13
mengklasifikasikan pengertiankepemimpinan
sebagai berikut :
1) Kepemimpinan sebagai fokus proses-proses kelompok
Pemimpin adalah fitur sentral yang mempersatukan kelompok. Ciricirikepribadian pemimpin
yaitu kelompok sosial yang mencerminkankesatuannya dalam aktifitas yang saling
berhubungan.
2) Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya
Pemimpin sebagai seorang individu yang memiliki sifat kepribadian dankarakter yang
diinginkan atau baik.Kepemimpinan bertujuan mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan
beberapa tugas tertentu.
3) Kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain
Kepemimpinan sebagai kemampuan menimbulkan kepatuhan, rasahormat, loyalitas dan kerja
sama serta menghendel orang lain untukmemperoleh hasil maksimal dengan friksi sedikit
mungkin dan kerja samayang besar.
4) Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh
Kepemimpinan adalah usaha individu untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi
kepemimpinan melibatkan hubungan saling mempengaruhiantara dua orang atau lebih.
5) Kepemimpinan sebagai hubungan kekuasaan
Kepemimpinan adalah hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpindimana pemimpin
lebih banyak mempengaruhi daripada dipengaruhikarena sebagai suatu hubungan kekuasaan.
Hal ini mengenai hak anggotakelompok untuk menentukan pola tingkah laku yang sesuai
dengan aktifitas kelompok.
6) Kepemimpinan sebagai perbedaan peran
Kepemimpinan kelompok sebagai suatu posisi yang timbul dari prosesinteraksi itu sendiri
TEORI KEPEMIMPINAN
Suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat sfiat
tertentu,seperti :kepribadian (personality),kemampuan (ability),dan
kesanggupan(capabillityy)
Teori kepemimpinan sifat, berusaha untuk mengiclentifikasikan karakteristik-karakteristik
khas baik fisik, mental clan kepribadian yang diasosiasikan clengan keberhasilan,
mengandalkan kepada penelitian yang menghubungkan berbagai sifat clengan kriteria
kesuksesan tertentu.
Teori kepemimpinan perilaku mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana seseorang
berperilaku menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Dari pacla berusaha
menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pacla prestasi clan kepuasan clari
pengikut-pengikutnya. Beberapa studi clilakukan seperti studi clari University of Michigan
clan studi clari Ohio State University.
Teori kepemimpinan kemungkinan atau situasional, aclalah suatu penclekatan terhaclap
kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat
bawahannya, clan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Model-
model yang berkembang adalah kepemimpinan kontingensi Fiedler, model partisipasi
pemimpin oleh Vroom dan Yetton, model jalur-tujuan, teori kepemimpinan situasional
Hersey-Blanchard dan pendekatan hubungan berpasangan vertikal.
Pendekatan terbaru dalam kepemimpinan yaitu teori atribusi kepemimpinan, kepemimpinan
karismatik, kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional.
TEORI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN
Teori Kepemimpinan Perempuan Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya
dimiliki oleh pemimpin (orang yang melaksanakan kepemimpinan). Efektifitas
kepemimpinan dipengaruhi oleh kepiawaian seorang pemimpin mengarahkan dan
mempengaruhi anggotanya. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu badan yang menyebabkan gerak dari suatu
organisasi atau instansi. Pada dasarnya kepemimpinan tidak membedakan siapa pelakunya,
apakah dilakukan oleh laki-laki atau perempuan. Karena pada keduanya memiliki syarat
berlaku yang sama untuk disebut pemimpin yang baik. Pada dasarnya manusia diciptakan
oleh Allah SWT ada dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. (sumber : uinsby.ac.id)
Secara umum tidak ada perbedaan yang mencolok antara perempuan atau laki-laki,
semuanya memiliki hak, kewajiban, serta derajat yang sama. Perbedaan antara keduanya
hanya pada konsep biologis. Perempuan sering digambarkan sebagai sosok yang lembut,
cenderung mengalah, lebih lemah, dan kurang aktif. Namun di era sekarang ini, perempuan
dan lakilaki merupakan sama tergantung dari ruang dan waktu dan kesempatan yang
berbicara. Memang seorang pemimpin selalu identik dengan laki-laki, namun seorang
perempuan juga mampu menjadi pemimpin. Hal inilah yang sering muncul ketika berbicara
tentang pemimpin perempuan. Selain itu juga terkait sisi feminim dan maskulin dalam
kepemimpinan. Tidak selamanya dalam kepemimpinan selalu. (sumber : uinsby.ac.id)
Menurut Natalie Porter dan Jessica Henderson Daniel, (2007: 249) Banyak kualitas yang
diperlukan untuk memiliki kepemimpinan organisasi yang efektif pada situasi sekarang ini
yakni berkualitas dan umumnya diasosiasikan dengan Kemimpinan Transformasional
(Bass,1985;Burn,1978;ChiaChen,2004), dan juga diasosiasikan dengan para Pemimpin
Wanita (Applebaun, Audet, Miller, 2002).

TEORI KESEJAHTERAAN
Kesejahteraan menurut united nations development program (UNDP): Kesejahteraan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk memperluas pilihan- pilihan dalam hidup, antara lain
dengan memasukkan penilaian “adanya partisipasi dalam pengambilan keputusan publik”.
Kesejahteraan menurut BAPPENAS: Kesejahteraan didefinisikan sebagai kondisi dimana
seseorang atau sekolompok orang, laki- laki dan perempuan mampu memenuhi hak- hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Kesejahteraan menurut UUD 1945: Kesejahteraan didefinisikan sebagai kondisi dimana
seseorang atau sekolompok orang, laki-laki dan perempuan mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
TEORI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kesejahteraan merupakan titik ukur bagi masyarakat yang berarti bahwa telah berada pada
kondisi yang sejahtera. Pengertian sejahtera itu sendiri adalah kondisi manusia dimana orang-
orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat, dan damai, sehingga untuk mencapai
kondisi itu orang tersebut memerlukan suatu usaha sesuai kemampuan yang dimilikinya. Para
ahli ekonomi melihat kesejahteraan sebagai indikasi dari pendapatan individu (flow of
income) dan daya beli (purchashing of power) masyarakat. Berdasarkan pemahaman ini,
konsep kesejahteraan memiliki pengertian yang sempit karena dengan hanya melihat
pendapatan sebagai indikator kemakmuran ekonomi berarti kesejahteraan dilihat sebagai
lawan dari kondisi kemiskinan” (Dwi 2008 diacu oleh Widyastuti 2012)
Adapun menurut Imron (2012), kesejahteraan hidup masyarakat dipahami sebagai
kesejahteraan sosial. Imron (2012) menambahkan pada Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.11
tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial: “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. Terdapat beberapa
indikator peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat, di antaranya adalah (1) adanya
kenaikan penghasilan secara kuantitatif; (2) adanya kesehatan keluarga yang lebih baik secara
kualitatif; dan (3) adanya investasi ekonomis keluarga berupa tabungan (Imron 2012). Di
Indonesia kesejahteraan sosial sering dipandang sebagai tujuan atau kondisi kehidupan yang
sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan pokok manusia (Suharto, 2007).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, paradigma kuantitatif menekankan
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka (numerical) dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini merupakan penelitian kausal
yang merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara 2
variabel atau lebih. (Puspowaristo, 2008, p.17).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket atau kuisioner. Pada penelitian
survei, penggunaan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil
kuisioner tersebut akan terjelma dalam angka- angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian
serta kesimpulan hasil penelitian. Analisis data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuisioner
itu. Tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan tujuan survai dan memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi
mungkin (Singarimbun dan Effendi, 1981, p.173). Responden metode penelitian ini adalah
kepemimpinan wanita dan seluruh masyarakat di kota Tangerang selatan
Populasi Menurut Noegroho (1961) populasi (universe) ialah jumlah keseluruhan individu.
(dalam Singarimbun dan Effendi, 1981, p.132). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
masyarakat kota Tangerang selatan
Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga
sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. (Sedarmayanti dan Hidayat, 2002,
p.124).
Sumber data menurut Bungin (2005) dibagi menjadi 2 macam yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer (primary data) adalah data yang langsung
diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.
Metode pengambilan data sangat penting untuk analisis data dan juga memiliki populasi
dengan tujuan kuantitatif dan kuisioner penelitian kuantitatif adalah upaya dalam menyelidiki
masalah, masalah yang ada merupakan dasar yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil
data. Kemudian menentukan variabel dan diukur dengan angka guna analisa sesuai dengan
prosedur dari statistik yang berlaku, tujuan dari penelitian ini adalah membantu mengambil
kesimpulan atau generalisasi teori.

Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Sumber
Teori 1. kepiawaian
Kepemimpina 2. ketepatan
n Perempuan 1. Efektifitas 3. Keterampilan uinsby.ac.id
kepemimpinan

1. Makmur 1. Kebutuhan Material


2. Kebutuhan Spritual ” (Dwi 2008 diacu
Teori 3. Hidup Layak oleh Widyastuti
Kesejahteraan 2. Keadaan Sehat 2012)”
3. Damai

KUISIONER
Tangerang 30 November 2022
Kepada
Yth. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dalam Rangka Penyelesaian tugas akhir mata kuliah metode penelitian kuantitatif
Kami dengan ini memerlukan data penelitian tentang”Kepemimpinan wanita dalam kesejahtraan
masyarakat di kota tangerang selatan”mohon kiranya sodara dapat membantu melalui pengisian
kuisioner di bawah ini secara legkap.data informasi yang di peroleh akan di jamin kerahasiaan
nya.penelitian ini bersifat ilmiah dan semoga hasilnya bermanfaat bagi universitas muhammadiyah
tangerang.
Terimakasi atas bantuan dan kerjasama sodara semua

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini digunakan untuk menguji Kepemimpinan Perempuan Dalam Kesejahteraan


Masyarakat di Kota Tangerang Selatan . Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh
suatu gambaran bahwa variabel kepemimpinan perempuan menunjukkan hasil yang
mempengaruhi terhadap kesejahteraan masyarakat di kota Tangerang Selatan . Kuisioner
disajikan dalam 5 pernyataan dimana masing-masing pertanyaan terdiri dari 4 kriteria jawab
yaitu Puas, Sangat Puas, Tidak Puas, Sangat Tidak Puas. Kesejahteraan merupakan titik ukur
bagi masyarakat yang berarti bahwa telah berada pada kondisi yang sejahtera. Pengertian
sejahtera itu sendiri adalah kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur,
dalam keadaan sehat, dan damai, sehingga untuk mencapai kondisi itu orang tersebut
memerlukan suatu usaha sesuai kemampuan yang dimilikinya. Para ahli ekonomi melihat
kesejahteraan sebagai indikasi dari pendapatan individu (flow of income) dan daya beli
(purchashing of power) masyarakat. Berdasarkan pemahaman ini, konsep kesejahteraan
memiliki pengertian yang sempit karena dengan hanya melihat pendapatan sebagai indikator
kemakmuran ekonomi berarti kesejahteraan dilihat sebagai lawan dari kondisi kemiskinan”
(Dwi 2008 diacu oleh Widyastuti 2012)

Berdasarkan hasil rekatupulasi data penelitian dapat diketahui distribusi sebagai berikut:

Tabel 1
Karakteristik Menurut Pernyataan Responded

Jenis Kelamin Responded Frekuensi Persentase


Laki-Laki 10 62,5%
Perempuan 6 37,5%
Total 16 100%

KESIMPULAN
Kepemimpinan wanita di kota tangerang selatan hangat di bicarakan pada publik pada
masa jabatan. Partisipasi perempuan dalam menduduki posisi penting kepemimpinan publik,
baik dalam partai politik maupun birokrasi pemerintahan, menjadifenomena menarik sejak
akhir abad ke-20. Secara umum tidak ada perbedaan yang mencolok antara perempuan atau
laki-laki, semuanya memiliki hak, kewajiban, serta derajat yang sama. Perbedaan antara
keduanya hanya pada konsep biologis.Berdasarkan hasil penelitian bahwa kepemimpinan
perempuan khususnya di kota tangerang selatan maka di tarik kesimpulan bahwa masyarakat
merasa sangat puas dengan kepempinan perempuan

Anda mungkin juga menyukai