Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PERAN PEREMPUAN DALAM PANGGUNG POLITIK

MENGGUNAKAN PSIKOLOGI POLITIK

LATAR BELAKANG MASALAH

Pada masa ini ada perkembangan yang menrik dalam psikologi politik yakni adanya
warna dalam dunia perpolitikan. Pada zaman dahulu bisa diketahui bahwa perbedaan
gender menjadi salah satu hal yang besar bagi masyarakat dimana perempuan memiliki
tingkat kesetaraan yang rendah dimana perempuan tidak boleh menjadi pemimpin.
Derajad perempuan sangat rendah dibandingkan dengan laki-laki pada masa itu yang
mengaruskan perempuan tidak mendapatkan keadilan untuk memenuhi kebutuhannya
seperti sekolah,bekerja. Tetapi akhir-akhir ini telah terjadi perubahan revolusi dimana
peran laki-laki dan perempuan memiliki setaraan yang sama. Pada jaman ini banyak
perempuan yang tampil menjadi tokoh public atau tokoh politik dengan menajdi
tauladan bagi perempuan lainnya.

NAMA :

ANALISIS TEORITIS ATAS MASALAH

Pada konteknya psikologi politik mempunya dua aspek yakni aktivitas politik dan
ideology politik. Dalam dimensi aktivitas politik yang memiliki kaitannya dengan
apatisme politik, kepemimpinan, pola politik, keputusan plitik,fleksibilitas,masalah-
masalah yang timbul dalam politik dll dan yang kedua merupakan ideology politik yang
memiliki kaitannya dengan intensitas idiologi dalam kegiatan politik. Baru-baru ini
terdapat sebuah masalah bagi peran perempuan dan revolusi teknologi. Perubahan yang
terjadi dalam hal ini adalah kehadiran perempuan yang mewarnai kegiatan aktivitis
politik menjadi perbincangan disektor public. (Saliyo, 2014)

Untuk mengenal dan memahami konsep personality dapat kita pahami menggunaka
dua hal yaitu pada sisi sejarah dan trend yang modern. Pada saat penggunaan konsep
personality menjadi suatu yang sedang menjadi trend pada masa kini apalagi bagi kaum
mahasiswa. Untuk memahami konsep personality perlu mengetahui dan memahami
konsep dari personality ini sendiri. Yang pertama konsep personality yang dimaknai
sebagai disposisi organisasi internal dan yang kedua sebagai stabilitas sifat pada
manusia. (Saliyo, 2014)

Dalam kasus ini yang menjadi permasalahan dalam peran laki-laki dan perempuan
menjadi salah satu isu yang sangat manarik. Dalam hubungannya kaum perempuan
yang sangat lemah lembut,feminim dapat untuk menggantikan peran laki-laki dalam
menjalankan bermacam tugas. Bahkan pada masa sekarang perempuan dapat
merangkap pekerjaan. Menurut teori Charles Darwin tentang teori revolusi, mengatakan
jika alam akan melakukan seleksi dan memisahkan individu-individu yang tidak dapat
melakukan adaptasi dengan lingkungannya. (Saliyo, 2014)

Bagi seorang perempuan yang lebih patuh terhadap laki-laki akan memudar. Bahkan
pada masa ini hal tersebut sudah tidak berlaku untuk kaum perempuan. Peran kesetaraan
gender dapat memberikan sebuah ruang kepada perempuan untuk melakukan banyak
peran untuk kebutuhannya. Dan juga dalam hal ini memungkinkan bahwa perempuan
dapat tampil sebagai sektor politik. (Saliyo, 2014)

Menurut dalam teori peran sosial, perbedaan dalam perilaku antara perempuan dan laki-
laki dapat terjadi karena adanya perbedaan peran sosial yang berbeda satu sama lain
dalam kehidupan sehari-harinya. Dilihat dalam budaya tradisional yang patriarkis,
perempuan dipandang berdasarkan dengan fakta biologis dimana perempuan
diapandang rendah bagi kaum laki-laki. MacKinnon (1979) mengatakan bahwa “ the
biological sex difference has been both exaggerranted and to justify different
trearment”. Dalam hal tersebut pengertian tentang peran akan ditekankan pada perilaku
dan sifat masing-masing jenis kelamin. (Rahmaturrizqi, 2012)

ALTERNATIF SOLUSI MASALAH

Dalam hal ini menunjukan bahwa dalam sebuah budaya tradisional yang petriarkis
memberikan asusmi tentang bagaimana seorang laki-laki lebih dihormati daripada
seorang perempuan. Akibat dalam hal ini derajad perempuan menjadi lebih rendah
dibandingkan laki-laki. Dalam konteks ini juga mengakibatkan masyarakat akan lebih
menyukai jika pemimpin adalah seorang laki-laki. (Rahmaturrizqi, 2012)

Dalam pandangannya peran perempuan dalam panggung politik telah mewarnai dunia
politik di Indonesia terutamnya, karena sekarang banyak pemimpin politik adalah
seorang perempuan, jika kita dapat memahami dari teori identitaas social yang telah
diguanakan dalam penerapan peran politik, perempuan dapat menampilkan perannya
untuk kontribusi politik. Pada sejarah perjuangan perlawanan banyak perempuan yang
berjuang untuk mendapatkan kesetaraan gender dalam melawan penjajah pada masa itu.
Sebagai contoh adalah Raden Ajeng Kartini tokoh yang sangat menjadi pahlawan dalam
revolusi perempuan di Indonesia, memperjuangkan keadilan bagi kaum perempuan.
Jika kita dapat lihat peran pahlawan perempuan dalam memperjuangkan keadilan
perempuan memiliki personality yang baik. Pada hal ini mereka hanya ingin membuat
perempuan lebih dihargai dan mendapatkan hak yang lebih baik lagi tanpa mengambil
alih peran seorang laki-laki. (Saliyo, 2014)

Dalam sebuah konteks dan menurut Lane mengatakan bahwa kepribadian dalam
psikologi politik sangat dapat masuk akal dengan idiologi politik atau partai, untuk
memilih wakil rakyat. Dan kita dapat mengamati peran perempuan di indonesia dalam
panggung politik dengan memperhatikan peroelhan jumlah kursi dalam pemungutan
suara dalam legislatif. Dalam pemilu 2014, kursi yang diperoleh untuk kaum perempuan
berjumlah sebanyak 97 anggota DPR dari 560 kursi. Dalam teori identitas sosial dalam
peran politik, perempuan menjadi lebih percaya diri untuk menampilkan dirinya di
panggung politik. (Saliyo, 2014)

Dalam kasus ini personality politic menjadi peran yang sangat kuat untuk menjadi tolak
ukur dalam aktivitas seni berpolitik seseorang. Seseorang yang memiliki kepribadian
yang baik akan memberikan penampilan yang baik dalam menampilkan seni berpolitik.
(Saliyo, 2014)

PENUTUP

Kedua dimensi ideology diatas sangat memiliki kaitannya dengan intensitas ideology
dalam aktivitas politik. Ideology politik akan memberikan karakter pada seseorang
dalam memerankan seni berpolitik. Jika memiiki kepribadian yang baik maka
menampilkan seni politik yang baik jyga. Identitas politik ini akan membentuk sebuah
identitas yang nantinya akan melekat pada tubuh seseorang dan menjadikannya pinjakan
dalam melangkah dalam organisasinya. Dan juga perempuan dalam perannya akan
memberikan warna bagi seni politik. Sehingga tidak adanya perbedaan gender yang
sering dipermasalahkan oleh banyak kaum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Saliyo,Studi Psikologi menakar kepribadian perempuan dalam panggung


politik,Palastren, Vol.7, No. 2, Desember 2014.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Palastren/article/view/1019/930https://journal.i
ainkudus.ac.id/index.php/Palastren/article/view/1019/930

Rahmaturrizqi, Choirun Nisa, dan Fathul Lubabin Nuqul, GENDER DAN PERILAKU
MEMILIH: SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI POLITIK, JURNAL PSIKOLOGI:
TEORI & TERAPAN, Vol. 3, No. 1, Agustus 2012,
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/1840

Anda mungkin juga menyukai