Abstrak
Fokus pada kajian ini terletak pada bagaimana kesuksesan sebuah program pemberdayaan tidak saja ditentukan oleh
faktor dari luar diri individu pesertanya, tapi ia jug ditentukan oleh faktor dari dalam individu yaitu pemberdayaan
psikologi. Artikel ini membahas pengaruh pemberdayaan psikologi terhadap keterlibatan perempuan dengan kelompok
sosial kemasyarakatan Bina Keluarga Remaja (BKR). Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
menggunkan wawancara dan observasi sebagai alat pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pemberdayaan psikologi mempengaruhi keterlibatan perempuan dengan BKR. Aspek lain yang ditemukan adalah
dukungan suami terhadap keterlibtaan isteri dengan BKR merupakan hal yang mendukung tingginya psikologi
perempuan di wilayah perbatasan. Direkomendasikan agar pihak yang terkait dalam pemberdayan perempuan
mempertimbangkan keterwakilan gender dalam setiap program pemberdayaan. Penelitian selanjutnya terkait
pemberdayaan psikologi diarahkan pada jumlah informan yang lebih besar dan pada bidang sosial lainnya seperti
ekonomi atau kesehatan.
Kata Kunci: Pemberdayaan Psikologi, Perempuan, Kerlibatan, Wilayah Perbatasan.
Abstract
The focus of this study lies on how the the success of an empowerment program not only because of the external factors of
the participants but the internal factors of each individual also determine the success of the program, it refers to the
psychological empowerment. This article discusses the influence of psychological empowerment toward women participation
in the social and civil group established by Bina Keluarga Remaja (BKR). The interview and observation in collecting
the data used the qualitative approach. This article suggests that psychological empowerment influences women's
participation in BKR. Another supporting factor of the highest women psychology in the border area is due to the
husband's encouragement and support in his wife's participation with BKR. It is advisable for the stakeholder in women
empowerment to pay more attention to gender representation in every empowerment program. The next research will be
relating to psychological empowerment with more number of the informant and in another social spectrum such as economy
and health.
Keywords: Psychological Empowerment, Women, Participatio, Border Area.
keterampilan teknis belumlah cukup untuk menghasilkan kinerja BKR? Selain menunjukkan
mendorong perempuan terlibat dalam proses bagaimana pemberdayaan psikologis perempuan,
pembangunan. Ada aspek lain yang tidak kalah tulisan ini juga menunjukkan hubungan antara
pentingnya yaitu aspek pemberdayaan psikologis. pemberdayaan psikologis dengan keterlibatan
Kesadaran ini memunculkan kajian-kajian aspek perempuan dalam BKR. Dengan kata lain, tulisan
psikologi pemberdayaan perempuan ( Stander & ini bertujuan menguji bahwa pemberdayaan
Rothmann, 2010; Allsopp MS, and Tallontire A psikologis mempengaruhi keterlibatan perempuan
(20140); Syeda A.B., Hafiz K, & Shazia N.Q, 2016; dalam kegiatan pemberdayaaan.
Marikje & Kwabina, 2016; Isha Yadav, 2019; Musa, Keterlibatan mengandung hal-hal yang positif
Z.M., Ahmad, A., Omar, S.Z., & Musa, A. 2017). yang ada dalam diri individu kemudian diwujudkan
Dari dua kecenderungan kajian yang tersebut dalam bentuk perilaku. Hal ini diungkapkan oleh
tampak bahwa pemberdayaan psikologis telah Hamburg, Stierl & Bornemeann (2013); Schaufeli
diposisikan sebagai salah satu aspek yang (2013) bahwa keterlibatan adalah sikap dan energi
menentukan keterlibatan perempuan dalam proses yang positif yang secara intrisink dirasakaan dan
pembangunan. ditunjukkan oleh individu melaui kinerjanya.
Tulisan ini didasarkan pada argumen bahwa Alqusayar, (2016); Jaupi dan Liaci (2015),
pemberdayaan psikologi, memotivasi perempuan keterlibatan berkaitan dengaan sejauhmana
untuk aktif terlibat pada pekerjaan/organisasi yang individu menggunakan sumber daya kognitif,
ditekuninya. Pemberdayaan psikologi mendorong emosional, dan fisik untuk melakukan hal-hal yang
munculnya harga diri pada pekerja perempuan terkait dengan peran dan upaya yang terfokus pada
sehingga ia mencintai peekrjaannya (Nayek, 2018). penggunaan kekuatan yang ada pada dirinya
Kesesuain antara nilai yang dipercayai dengan nilai sehingga individu energik, menikmati kegiatan yang
yang adaa di pekerjaan, keyakinan terhadap dilakukannya serta efisien dalam melakukan
kemampuan menjalankan tugas, keyakinan tehadap kegiatan- kegiatan tersebut. Klasen & Schuler
kemandirian dan wewenang dalam menetukan (2011) lebih rinci menyebutkan bahwa keterlibatan
tugas, dan keyakinan terhadap pengaruh yang adalah terpenuhinya keadaan pikiran individu yang
dimiliki terhadap kinerja sebagai faktor penentu digambarkan melalu kekuatan (vigor), dedikasi
tingginya kerlibatan perempuan pada home (dedication), dan penyerapan (absorption)
indsutri (Marikje & Kwabina, 2016). Self-esteem Keterlibatan kerja telah didefinisikan sebagai
muncul sebagai predicted aspek pemberdayaan situasi pikiran yang positif, memuaskan, dan
psikologi perempun dari beragam status sosial, berhubungan dengan pekerjaan yang ditandai
ekonomi dan pendidikan (Syeda A B, Hafiz Kh, dengan semangat, dedikasi dan penyerapan
Shazia N Q, 2016). Beragam dimensi (Schaufeli, 2013). Yang menjadi ciri khas dari
pemberdayaan psikologi telah memotivasi kekuatan (vigor) adalah ketahanan mental dan
perempuan untuk lebih terlibat dengan organisasi tingkat energi yang tinggi saat bekerja, seberapa
atau pekerjaannya. Tulisan ini secara khusus mau individu berusaha dalam bekerja dan
menunjukkan pengaruh pemberdayaan psikologis ketekunan di saat kondisi yang sulit. Dedikasi
perempuan terhadap keterlibatan perempuan (dedication) mengungkapkan komitmen, inspirasi,
dengan Bina keluarga Remaja (BKR) di wilayah kebanggaan, tantangan, dan antusiasme seseorang.
perbatasan. Hal ini diungkapkan melaui empat Penyerapan (Absortion) menjelaskan kebahagiaan
pertanyaan. Pertama, sejauh mana perempuan di seseorang dengan pekerjaannya dan merasa waktu
wilayah perbatasan meyakini bahwa BKR sesuai berjalan dengan cepat dan akan sulit terlepas dari
dengan nilai-nilai yang mereka diyakini? Kedua, pekerjaannya, yang menunjukkan konsentrasi yang
sejauh mana perempuan di wilayah perbatasan lebih tinggi dalam pekerjaannya (Beukes & Botha,
meyakini bahwa mereka memiliki kemampuan 2013). Kondisi di atas membuat individu sangat
untuk melakukan kegiatan BKR?. Ketiga, sejauh terlibat dengan tugasnya, berkomitmen, merasa
mana perempuan di wilayah perbatasan meyakini kuat, bertenaga, optimis dan antusias dalam
bahwa mereka mandiri dan memiliki wewenang bekerja. Lebih lanjut Schaufeli et al (2002)
dalam melakukan kegiatan BKR? Keempat, sejauh menegaskan bahwa keterikatan kerja bukanlah
mana perempuan di wilayah perbatasan meyakini keadaan yang singkat dan spesifik; ia lebih kepada
bahwa mereka memiliki pengaruh dalam situasi afektif-kognitif yang tak kenal lelah dan tidak
98 DOI: http://dx.doi.org/10.24014/sb.v18i2.15655
Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 2, Desember 2021, pp. 97 - 107
spesifik pada individu, objek atau perilaku atau karyawan untuk terlibat dalam pekerjaan mereka
peristiwa tertentu. yang pada gilirannya menghasilkan manajemen dan
Selanjutnya, pemberdayaan psikologi menurut out comes yang positif bagi organisasi. Pada konteks
2ODGLSR DGDODK NHDGDDQ NRJQLWLI ´VHEDJDL pribadi karyawan, ia dapat meningkatkan
VHRUDQJ LQGLYLGXµ yang dicirikan dengan adanya self kemampuan dalam pengambilan keputusan dan
control yang dirasakan, kompetensi dan internalisasi meningkatkaan citra diri. Pada konteks perempuan
tujuan. Bhatnagar dan Sandhu (2005) di pedesaan/ pinggiran, pemberdayaan psikologis
mengkonseptualkan pemberdayaan psikologis berperan sebagai sebuah strategi pengentasan
sebagai perubahan kognitif yang menentukan kemiskinan. Menurut Bani, M., Yasoureini, M., &
motivasi individu. Nayeek (2018) menemukan Mesgarpour, A.(2014) pemberdayaan memberi dan
hubungan yang signifikan antara pemberdayaan memperkaya rasa memiliki pekerjaan kepada
psikologis dan motivasi kerja. Thomas dan karyawan serta kemampuan untuk mengambil
Velthouse (1990) dan Spreitzer (1995) tanggung jawab atas tugas-tugas mereka di tempat
mendefinisikan pemberdayaan psikologis sebagai kerja. Dengan demikian, pemberdayaan memberi
peningkatan motivasi dalam bekerja yang karyawan tingkat kendali dan wewenang.
diwujudkan dalam kognisi karyawan tentang peran Secara psikologis, perempuan yang
mereka dalam bekerja. Mereka mengatakan bahwa diberdayakan dimotivasi untuk mempercepat
psikologis pemberdayaan memiliki empat dimensi paartisipasinya dalam strategi yang inovatif.
yaitu meaningfulness, competence/self-efficacy, and Kepuasan kerja juga merupakan produk
coice/self-determination, and impact. Meaningfulness pemberdayaan secara psikologis di tempat kerja.
menunjukkan kesesuaian antara tuntutan tugas Karyawan yang diberdayakan akan merasa tujuan
denga nilai-nilai yang dipercayainya. Competence/self- tugas yang akan dicapainya dihargai secara positif
efficacy adalah sejauh mana seseorang merasa bahwa dan pengalaman yang dirasakannya akan
dia mampu melakukan tugas yang berbeda dengan memotivasinya secara intrisnsik untuk terlibat
keterampilan yang dimilikinya dan mencerminkan dalam tugas-tugas tersebut. Dalam kebanyak
kepercayaan pada kemampuan tersebut untuk literatur pemberdayaan psikologi menunjukkan
melatih kendali atas perilakunya sendiri, dan bahwa karyawan yang diberdayakan secara
lingkungan sosial. Choice/self-determination adalah psikologis mampu menentukan perannya dalam
pengertian kemandirian dan kewenangan dalam bekerja, mampu menyelesaikan tugas- tugasnyaa
mengambil inisiatif, membuat keputusan yang dengan baik dan mammpu mempengaruhi proses
dimiliki dalam menjalankan tugas- tugasnya. Impac pengambiilan keputusan di tempat kerja.
adalah sejauh mana individu memiliki andil bagi
kinerja organisasinya (Syeda A.B., Hafiz K, & METODE
Shazia N.Q, 2016) Dewasa ini pemberdayaan perempuan masih
Menurut Frank, Pintassilgo & Pinto (2009),
menjadi prioritas pembangunan di Indonesia. Hal
dalam beberapa tahun terakhir, konsep ini kelihatan dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat
pemberdayaan psikologi telah muncul sebagai oleh pemerintah maupun pihak swasta melalui
dimensi penting terkait dengan efisiensi dan Community Development (CD) masing-masing
kesehatan kerja dalam sebuah organisasi sehingga dan kegiatan pemberdaayaan yang dilakukan oleh
psikologi pemberdayaaan diartikan sebagai funding melalui lembaga swadaya maasyarakat
perasaan kontrol dan dominasi yang dimiliki (LSM). Ia juga menjadi kajian di kalangan akedemik
individu atas pekerjaannya. Pada umumnya teori dalam berbagai aspek. Karenanya, artikel ini
pemberdayaan psikologi menyebutkan bahwa 1) berfokus pada aspek pemberdayaan psikologis
psikologi pemberdaayaan berhubungan bahkan yang cenderung jarang dikaji.
lebih dari itu, ia juga mencakup konstruksi self-esteem Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
dan kompetensi, dan 2) pemberdaayaan psikologis mengambil tempat di Desa Kualu Nenas
rekait kesiapan motivasi (motivation readiness). Pada Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Riau.
konteks orgnisasi, pemberdayaan psikologis dapat Desa ini merupakan desa yang terletak di wilayah
meningkatkan kinerja karyawan ketika berhadapan perbatasan, yaitu perbatasan antara Kota
dengan perubahan di tempat kerja. Ia juga dapat Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Makna luas
meningkatkan rasa kontrol diri dan motivasi wilayah perbatasan adalah wilayah yang berada
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/sb.v18i2.15655 99
Riswani et.al: Pemberdayaan Psikologi dan...
antara negara, bisa juga antara kota dan desa. Ia sinkronisasi data dapat dilakukan. Kedua,
juga bisa berkonotasi sebagai wilayah yang terletak keabsahan juga ditentukan oleh kategori informasi
pada posisi demografis dan geografis diantara dua yang berbeda yang memungkinkan perbandingan
wilayah administrasi. Pada umumnya wilayah dan juga pengujian data. Data yang digunakan tidak
perbatasan termasuk ke dalam kreteria desa miskin hanya obyektif tetapi juga subjektif agar
karena pertumbuhannya cenderung lebih lambat kebenarannya dapat terwujud diperoleh.
dibandingkan dengan desa-desa di sekitarnya. Hal
ini tidak terlepas dari belum adanya kesatuan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
perencanaan wilayah yang menimbulkan Hasil
ketidakserasian persepsi dan aspirasi pembagunan
Aspek pemberdayaan psikologi merupakan
yang kemudian berakibat pada ketidakserasian
salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki
program pembangunan, baik yang dilaksanakan
oleh individu dalam bekerja dan berorganisasi. Ia
oleh masyarakat maupun pemerintah (Aziz B,
mengikat erat individu dengan kerja dan
2010). Di sisi lain, posisi Desa Kualu Nenas yang
organisasinya. Ia juga memotivasi individu untuk
lebih dekat ke Kota Pekanbaru dibadingkan ke ibu
berbuat yang terbaik bagi kerja dan
kota Kabupaten Kampar yaitu Bangkinang, hal ini
organisasinya. Aspek ini diukur dari lima
membuat gaya kehidupan sosial masyarakat lebih
dimensi, yaitu dimensi kebermakaan (meaning),
banyak dipengaruhi oleh gaya kehidupan kota
pilihan choice/self-determination, kompetensi
seperti Pekanbaru walaupun secara ekonomi masih
(competence), dan pengaruh (impact). Dimensi-
banyak dalam kelompok miskin.
dimensi ini tergambar pada tabel 1.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
Pertama, (meaning) merupakan dimensi
observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan
psikologi pemberdayaan yang menggambarkan
terhadap pengelola BKR yaitu sebuah kelompok
kebermaknaan atau nilai BKR bagi perempuan.
sosial kemasyarakatan di bawah koordinasi
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa
BKKBN untuk melihat dimensi keterlibatan yang
perempuan merasa yakin bahwa BKR sangat
terdiri dari kekuatan (vigor), dedikasi (dedication), dan
bernilai bagi mereka. Karena nilai yang ada di
penyerapan (absorpation). Wawancara dilakukan
BKR sesuai dengan nilai yang ada pada mereka.
untuk mengidentifikasi berbagai dimensi psikolog
Meskipun ada yang tidak dapat menyatakan
pemberdayaan yang terdiri dari dimensi
dengan tegas nilai tersebut, namun, secara
kebermaknaan (meaning), pilihan (choice/self-
tersirat mereka tetap mengatakan BKR sangat
determintion), kompetensi (competence), dan dampak
bermakna sehingga mereka memiliki kepedulain
(impact) yang muncul dalam diri perempuan.
terhadap BKR dan merasa rugi jika tidak
Pengamatan dan wawancara dilakukan selama tiga
mengikuti kegiaatan BKR
bulan dengan melibatkan 5 pengurus BKR dan 5
Kedua, competence yang menujukkan bahwa
kader dan 1 tokoh masyarakat dan 2 perangkat desa
perempuan meyakini bahwa mereka memiliki
yang berbeda latar belakang pendidikan dan
skill atau kemampuan yang diperlukan oleh
ekonomi. Pengurus dan kader dipilih karena
BKR. Hal ini tergambar dari hasil wawancara
mereka terlibat lansung dengan pengelolaan BKR.
bahwa perempuan ditunjuk sebagai ketua BKR
Tokoh dan perangkat desa sebagai orang yang
karena kemampuan yang ada pada dirinya.
mengetahui tentang BKR di desa tersebut.
Keyakinan ini diperkuat oleh latar belakangnya
Wawancara dilakukan dalam beberapa sesi untuk
sebagai pensiunan guru yang pernah diberbagai
memastikan ketersediaan data. Beberapa
organisasi. Perempuan juga yakin jika mereka
wawancara dilakukan secara formal dengan
tidak mampu tidak mungkin mereka diajak oleh
membuat perjanjian khusus, sedangkan informal
ketua untuk terlibat dengan BKR .
dilakukan secara terbuka dan terkait dengan
Ketiga, pilihan (choice/self-determination).
peluang dan situasi yang kondusif. Dimensi ini menunjukkan bahwa perempuan
Keabsahan data dalam penelitian ini dicapai
meyakini bahwa mereka memiliki kebebasan,
dengan dua cara. Pertama, data yang dibutuhkan
kemandirian, keleluasaan pada aktivitas mereka
dilihat dari perbandingan antar tingkat
di BKR, meskipun harus tunduk pada aturan
pemberdayaan psikologis dan keterlibatan
namun pada hal-hal tertentu, perempuan dapat
perempuan yang dengannya hubungan dan
menentukan apa yang terbaik buat BKR.
Perempuan dapat menolak jika mereka merasa pengaruh terhadap kinerja BKR. Hasil
apa yang dilakukan tidak sesuai untuk kemajuan menunjukkan bahwa perempuan memiliki
BKR. keyakinan bahwa BKR mengalami kemajuan
Keempat, impact. Dimensi ini menunjukkan ketika mereka mengelolanya jika dibandingkan
keyakinan perempuan bahwa mereka memiliki dengan BKR sebelumnya.
Tabel 1. Psikologi Pemberdayaan Perempuan
No Deskrepsi Wawancara Dimensi
1 ´ RR \D ODDK EXN KPP %.5 LQL NDQ VXGDK program nasional oleh BKKBN... Meaning
dan itu betul, masalah remaja ini harus ada kerjasama masyarakat, pemerintaah
dan orang tua. Saya sangat setuju, justru perlu didukung. Saya tidak saja
mencurahkan pikiran dan tenaga saya bu tapi kadang-kadang saya juga keluar tuk
beli minuman atau kadang ada juga yang butuh duit tambang jika ada kegiatan.
Untunglah. Suami saya juga mendukung, jadi tidak ada masalah dan saya sangat
peduli jika ada permasalahan di BKR atau anggota saya (Maryati, 61 Tahun)
´ osonyo buk, elok sodonyo... buk yang dibuek dek BKR ko. Di sinan awak bisa
belaja, bakumpua, batambah ilmu awak tuk mendidik anak ko, awak suko
bekumpuo dan balaja. Berang awak jiko ado yang mengecekan BKR ko indak
elok. Awak inginnyo selalu dapat ikut BKR ko setiap kali ado kegiatan, ..
hmmm... tapi bapaolah caronyo, anak ketek-ketek. Suami awak indak samo jo
suami ketua. Beko kalau terlalu aktif berang lo laki awak, ( Yati, 35 tahun)
´ rasanya buk, bagus semua yang dibuat oleh BKR. Disana saya bisa belajar dan
berkumpul. Saya suka belajar dan berorganisasi. Marah
saya jika ada yang mengatakan BKR tidak bagus. Saya selalu ingin dapat ikut
BKR setiap kali ada kegiatan,.... hmmm tapi gimana ya caranya, anak saya
,masih kecil-kecil. Suami saya tidak sama dengan suami ketua, nanti jika terlalu
aktif marah suami VD\Dµ
´ .... baapo yo?......pontiong indak BKR du. hmmm indok tontu awak
jawabannyo do bu... awak indak lo begitu paham, awak ko ikut apo kecek ketua.
Disuruh aktif awak aktif, awak indak ado kegiatan lain ka dibuek, hmmmm hihik.
kalau indak datang ke BKR ko rugilo rasonyo, asonyo indak ado yang salah
dengan BKR .. ckk..entahlah EXµ (Irma, 20 tahun)
´ JLPDQD \D SHQWLQJ JDN \D %.5 LWX KPPP WLGDN WDX VD\D MDZDEDQQ\D
bu, saya tidak begitu paham, saya ikut apa kata ketua. Disuruh aktif saya aktif,
saya tidak punya kegiatan lain yang akan dibuat, hmmmmm.. hikhik kalau tidak
datang ke BKR rugi rasanya, rasanya tidak ada yang salah dengan BK.. cckk..
HQWDDKODK EXµ
2 ´ jelas yakinlah bu, disamping saya ini pensiunan guru, saya juga kan sudah Competence
dilatih bagaimana membina BKR ini dan jika saya ragu saya biasanya akan
berkonsultasi dengan orang desa dan kecamatan bahkan kadang-kadang saya
bisa juga dengan BKKBN Kota bu...dan jika ada masalah saya kadang-kadang
diskusi dengan pengurus dan suami saya, biasanya suaami saya suka beri
PDVXNDQ +PPP MDGL VD\D \DNLQ GHQJDQ NHPDPSXDQ VD\D µ 0DU\DWL
Tahun)
´ NDODX LLLL WX ODL \DNLQ DZDNQ\R EXN DZDN ELVD PHODNVDQDNDQ DSR-apo
tugas awak di BKR ko dan awak juo belajar banyak dari BKR. Kalau indak bisa
´ Awak togui toghangnyo, bu, awalnyo ragu juo nio ikut ao indak, apo lai awak
indak urang basekolah bu ketua semangat pulo mengajak.
Hiiiikk..dan ado lo pelatihan mako awak jadi berani dan kini lah tontu apo yang
nak awak korojoan, barani lo awak mengecek dengan kader- NDGHU EX ´
Irama. 20 tahun)
¶VD\D WHUXV WHUDQJ EX awalnya saya ragu BKR apa lagi pendidikan saya rendah
tapi karena bu ketua semangat dan ada pelatihan maka
saya jadi berani dan sekarang saya paham apa yang dilakukan dan berani
berbicara dengan ibu-LEX NDGHUµ
3 ´ JLPDQD \D VHEDJDL NHWXD tentu saya harus tunduk dengan aturan dan Choice/Self-
pedoman yang sudah ada. Tapi. untuk hal-hal tertentu saya dapat memberikan determination
masukan seperti bikin kegiatan, menentukan jadwal, menegur atau
mengevalusi anggota saya. Pokoknya tidaklah kaku betul. (Maryati, 62 Tahun)
´ lai juo ma buk, awak nulak buk jiko disuruh dek ketua ikut pelatihan, asonyo
indak sasuai dengan awak malu lo beko BKR, apo lai jiko suami awak lah
mencemeeh awak beko, inyo pancameeh ma. Kadang- kadang ketua tu lai
ngerotinyo, di suruhnyo urang lain, Husna, 27 tahun)
µ DGD MXJD EX VD\D QRODN MLND GLVXUXK NHWXD LNXW SHODWLKDQ UDVDQ\D WLGDN VHVXDL
dengan saya, malu nanti BKR apa lagi jika suami saya sudah merendahkan saya,
suami saya orangnya suka merendahkan. Kadang-kadang ketua mengerti, dan
disuruhnya orang lain. Hus ´ FDP PDQR \R KPKP RVRQ\R DOXQ DGR \DQJ
disuruh ke awak yang indak bisa awak korojoan, jadi... olun ado yang awak tulak,
jadi susah juo awak nak mengecekan nyo. Tapi osonyo buk di BKR ko kalua
awak indak bisa, toghui toghang ke ketXD EHNR DGR SHUWLPEDJQQ\R WXµ ,SDW
25 tahun)
( Gimana ya hmhm .. rasanya belum ada yang disuruh ke saya yang tidak bisa
saya kerjakan, jadi belum ada yang saya tolak, ...jadi susah juga saya mau
mengatakannya. Tapi rasanya buk di BKR ini kita tidak
bisa, terus terang pada ketua, nanti ada pertimbangan ketua)
4 ´ sebenarnya bu, keberhasilan kita itu, orang lain yang menilainya. Saya hanya Impact
dengar ya bu, BKR sekarang beda dari BKR dulu, he..he sekarang BKR nya
aktif dan banyak kegiatan. Itu gimana ya?...Itukan maknanya saya sebagai ketua
dapat mempengaruhi BKR walaupun itu tidak semuanya karena angota saya ada
kan?.
´KHKHKH LEX LQGDN EHUDQL DZDN PHQJHFHN DQ GR %.5 NLQL NR GLVREDE an dek
awak sebagai pengelola, tapi lai donga dek ibu kan??? BKR kini ko lai banyak
NHJLDWDQµ
Keterlibatan perempuan dapat diukur melalui tertantang untuk terus berbuat yang terbaik, merasa
tiga dimensi (dapat dilihat pada Tabel 2). Pertama, bangga dengan BKR, dan tertarik dengan kegiatan-
kekuatan dan energi (Vigor) yang digunakannya kegiatan di BKR.
dalam melakukan tugas-tugas membina BKR. Ketiga, penyerapan (absorption), keterlibatan
Teramati melalui perilaku, perempuan aktif perempuan dengan BKR. Mengungkapkan
menghadiri setiap kali diadakan pertemuan- penyerapan BKR terhadap diri mereka melalui
pertemuan terkait BKR, aktif mengunjungi kader, perilaku yang dapat diamati antara lain perempuan
aktif mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BKR, , merasa senang setiap kali mengikuti pertemuan
mengerjakan semua tugas-tugas terakit BKR, rajin dan kegiatan-kegiatan BKR, pulang setelah semua
bertanya menyangkut hal-hal yang terkait BKR., tugas diselesaikan, masih ada yang bekerja
tidak mengalami keletihan dalam mengikuti walaupun waktu sudah habis, tidak menolak ketika
kegiatan BKR, mengerjakan tugas-tugas BKR ada kegiatan BKR .
tampa keluhan, menyelesaikan tugas-tugas BKR Terkait penyerapan, salah seorang suami pengurus
walaupun sedang menghadapi masalah, dan PHQ\HEXWNDQµ
bekerjasama dengan semua pihak yang terkait ´QDPSDNQ\D EX LVWHUL VD\D PHPEHULNDQ
dengan BK. perhatian yang penuh terhadap BKR. Rela dia
Kedua dedikasi (dedication), dedikasi juga EHUNRUEDQ ZDNWX GDQ XDQJ EXµ +DVDQ
ditunjukkan melalui perilaku, perempuan merasa tahun)
BKR penuh makna dan tujuan serta bangga dengan Hal ini juga diperkuat oleh kepala desa yang
kegiatan-kegiatan BKR. Oleh karenanya, mereka menyebutkan:
selalu menceritakan tentang manfaat BKR bagi ´ QDPSDNQ\D LD EX NHWXD BKR kami tu jika
orang tua. Perilaku lain yang muncul adalah VXGDK EHNHUMD WLGDN LQJDW ZDNWXµ $EGXUDKPDQ
perempuan selalu measakan bahwa BKR 50 thaun)
menginspirasi mereka untuk berbuat bagi remaja,
Tabel 2. Keterlibatan perempuan dengan BKR
Dimensi Perilaku
Kekuatan (vigor) - aktif menghadiri setiap kali diadakan pertemuan- pertemuan terkait BKR
- aktif mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BKR
- mengerjakan semua tugas-tugas terakit BKR
- rajin bertanya menyangkut hal-hal yang terkait BKR.
- tidak mengalami keletihan dalam mengikuti kegiatan BKR
- mengerjakan tugas-tugas BKR tampa keluhan
- menyelesaikan tugas-tugas BKR walaupun sedang menghadapi masalah
- bekerjasama dengan semua pihak yang terkait dengan BK
Dedikasi - merasa BKR penuh makna daan tujuan
. - menginspirasi untuk berbuat bagi remaja
- tertantang untuk terus berbuat yang terbaik
- merasa bangga dengan BKR
- tertarik dengan kegiatan-kegiatan di BKR
Penyerapan (Absorption) - merasa senang setiap kali mengikuti pertemuan dan kegiatan-kegiatan BKR
- lupa waktu ketika sudah terlibat dengan kegiatan BKR
- terbawa suasana pembinaan BKR
- sulit melepaskan diri kegiatan BKR
- merasa waktu terlalu singkat bila sudah terlibat dengan BKR
Journal of Industrial Relations, 40(4), 449- Engagement. Journal Of Social Science And
469. DOI: 10.12691/jbms-4-6-2 Management 8(2), 191-200. Doi:
Dwi, Listi Rika Tini (2019) Pengembangan 10.4236/Jssm.2015.82021
Program Usaha Ekonomis Produktif Dalam Khanday, M.I., 2015. Empowerment of Women
Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten in India-Historical Perspective. European
Sumenep, Jisop: Jumal Inovasi Sosial Politik, Academic Research, 2(11): 1449414505. DOI:
Vol 1, No , 148-156 Https://Doi.Org/10.46281/Ijfb.V4i2.7
HtTp://Riset.Unisma.Ac.Id/Index.Php/IIS 08
OP/Article/View/4801/4422 Klasen, S., & Schüler, D. (2011). Reforming The
Duflo, E. (2012). Women Empowerment and Gender-Related Development Index And
Economic Development. Journal of The Gender Empowerment Measure:
Economic Literature, 50(4), 1051-1079. Implementing Some Specific Proposals.
HTTPS://WWW.AEAWEB.ORG/ARTICLES? Feminist Economics, 17(1), 1²30. Doi:
ID=10.1257/JEL.50.4.1051 10.1080/13545701.2010.541860
Kurniyati Indah Sari (2020), Urgensi Perencanaan
Frank, F., Pintassilgo, P., & Pinto, P. (2015).
Partisipatif Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Environmental Awareness Of Surf Tourists:
Masyarakat Desa (Studi Kasus Pemberdayaan
A Case Study In The Algarve. Journal Of
Kelompok Perempuan Desa Pendabah),
Spatial And Organizational Dynamics,
Media Trend: Berkala Kajian Ekonomi Dan
3(2).102-113.
Studi Pembangunan Å Vol 15. No 1, 123-132.
Https://Econpapers.Repec.Org/Article/Risj
Https://Journal.Trunojoyo.Ac.Id/Mediatre
spord/0047.Htm
nd/Article/View/6196/Pdf
Hashmi, M. S., & Naqvi, I. H. (2012).
Laschinger, H. K. S., Wong, C. A., & Grau, A. L.
Psychological Empowerment: A Key to
(2013). Authentic Leadership,
Boost Organizational Commitment,
Empowerment And Burnout: A
Evidence from Banking Sector of Pakistan.
Comparison In New Graduates And
International Journal of Human Resource
Experienced Nurses. Journal Of Nursing
Studies, 2(2), 132.
Management, 21(3), 541²552. Doi:
DOI:10.5296/IJHRS.V2I2.1807
Homburg, C., Stierl, M., & Bomemann, T. (2013). 10.1111/J.1365- 2834.2012.01375.X
Leila Mona Ganiem (2017),Pemberdayaan
Corporate Social Responsibility in Business-
Perempuan Miskin Kota Melalui Pendidikan,
to-Business Markets: How Organizational
Jurnal Aspikom: Asosiasi Pendidikan Tinggi
Customers Account for Supplier Corporate
Ilmukomunikasi, Vol 3., No 2, 239- 254. ,
Social Responsibility Engagement. Journal
Http://Www.Jurnalaspikom.Org/Index.
Of Marketing, 77 ( 6), 54-72.
Php/Aspikom/Article/View/131/107
DOI: 10.1509/JM.12.0089
Marijke A. A Okyireh A & Kwabena Nkansah
Isha Yadav. (2019), Psychological Empowerment: Simpeh ( 2016), Exploring The Nature of
The Key to Mobilizing Rural, Women As Psychological Empowerment of Women
Agents of Poverty Eradication Entrepreneurs in a Rural Setting in Greater
Eradication,Journal of Rural and Industrial Accra, Ghana Journal of Business And
Development 7 (2), 15-22. Management Sciences, Vol. 4, No. 6, 138-
Http://Publishingindia.Com/Jrid/ 141online At
Jaupi, F., &Llaci, S. (2015). The Impact Of Http://Pubs.Sciepub.Com/Jbms/4/6/2
Communication Satisfaction And DOI:10.12691/Jbms-4-6-2
Demographic Variables On Employee