Anda di halaman 1dari 12

Tugas : Residensi dan Model Asuhan Kebidanan

Dosen Pengampu : Dr. Mardiana Ahmad., S.SiT., M.Keb


Nama Mahasiswa : Erni Agit Ekawati
NIM : P102202015

KONSEP PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Rumusan Konsep Pemberdayaan Perempuan


1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan perempuan?
2. Apa saja visi dan misi pembangunan pemberdayaan perempuan di Indonesia?
3. Bagaimana tahapan pemberdayaan?
4. Apa saja Tujuan Pemberdayaan Perempuan?
5. Siapa saja Sasaran Pemberdayaan Perempuan?
6. Apa saja Ruang Lingkup Pemberdayaan Perempuan?
7. Bagaimana Kebijakan Dasar Pemberdayaan Perempuan?
8. Bagaimana Strategi Nasional Program Pemberdayaan Perempuan?
9. Bagaimana Realisasi Pemberdayaan Perempuan?
10. Bagaimana keterlibatan Lintas Program dan Lintas Sektor dalam Pemberdayaan
Perempuan?

Pembahasan
1. Pengertian
a. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Robinson (1994), pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak.
Menurut Ife (1995), pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment” yang
berarti memberi daya, memberi power (kuasa, kekuatan) kepada pihak yang kurang
berdaya.
Menurut Onny (1996), pemberdayaan adalah proses kepada masyarakat agar
menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya, pemberdayaan
juga harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal
Menurut Payne (1997), pemberdayaan dapat diartikan sebagai kegiatan yang
membantu masyarakat untuk memperoleh daya guna mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan, terkait dengan diri mereka termasuk
mengurangi hambatan pribadi social dalam melakukan tindakan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diriuntuk menggunakan daya yang dimiliki dengan
mentransfer daya dari lingkungannya.
Menurut Mubyarto (1998), pemberdayaan adalah suatu proses pengembangan
sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai
dengan keinginan masyarakat, dan masyarakat menentukan jenis usahanya sendiri
sehingga kondisi wilayah yang ada pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan
system pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.
Menurut Sulistiani (2004), secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata
dasar daya yang berarti kekuatan atau kemampuan. Maka pemberdayaan dimaknai
sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang
memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.
b. Pengertian Pemberdayaan Perempuan
Menurut Prijono dan Pranaka (1996), pemberdayaan perempuan adalah suatu
proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi
yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar
dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar
antara perempuan dan laki-laki.
Menurut kementrian pemberdayaan perempuan (2000), pemberdayaan
perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesertaan dan
keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Menurut Ismah Salman (2005), pemberdayaan terhadap perempuan adalah
salah satu cara strategis untuk meningkatkan potensi perempuan dan meningkatkan
peran perempuan baik di domain publik maupun domestik.
Menurut Permengub (2007), Pemberdayaan Perempuan adalan uoaya
pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya
ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Menurut Hanna (2021), Pemberdayaan perempuan adalah sebuah usaha untuk
dapat mendistribusikan kemampuan perempuan agar dapat berguna bagi diri sendiri,
orang lain dan lingkungannya.
Menurut Hanna (2021), pengertian lainnya adalah upaya pemampuan
perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi,
politik, sosial, budaya agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa
percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan
masalah sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.

2. Visi dan Misi Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Di Indonesia


a. Visi
Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender, Kesejahteraan dan Perlindungan
Anak dalam Kehidupan Berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas hidup perempuan
2) Memajukan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan
publik
3) Menghapuskan segala bentuk tindak kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
4) Meningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
5) Meningkatkan pelaksanaan dan memperkuat kelembagaan Pengarusutamaan
Gender
6) Meningkatkan partisipasi masyarakat

3. Tahapan Pemberdayaan
Menurut Sulistyani (2004), pemberdayaan sebagai suatu proses, tentunya
dilaksanakan secara bertahap, dan tidak bisa dilaksanakan secara instan. Tahaptahap
yang dalam pemberdayaan yaitu:
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku. Perlu membentuk kesadaran menuju
perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap trasformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-
ketrampilan agar terbukawawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di dalam pembangunan.
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan ketrampilan- ketrampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada
kemandirian.
Dalam tahap pertama, tahap perilaku dan pembentukan perilaku merupakan tahap
persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini pelaku pemberdayaan
berusaha menciptakan prakondisi supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses
pemberdayaan yang efektif. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan
kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu, sehingga dapat merangsang kesadaran
mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang
lebih baik.
Dalam tahap kedua, dengan adanya pengetahuan, dan kecakapan ketrampilan maka
sasaran dari pemberdayaan akan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan
yang menjadi nilai tambahan dari potensi yang dimiliki. Sedangkan pada tahap ketiga,
dalam tahapan peningkatan kemampuan intelektual dan ketrampilan ini sasaran
pemberdayaan diarahkan untuk lebih mengembangkan kemampuan yang dimiliki,
meningkatkan kemampuan dan kecakapan ketrampilan yang pada nantinya akan
mengarahkan pada kemandirian (Nur, 2017).

4. Tujuan Pemberdayaan Perempuan


Dalam Permengub (2007), tujuan pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan diberbagai bidang kehidupan,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Meningkatkan peranan dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap
mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan.
c. Meningkatkan komitmen semua lembaga yang memperjuangkan Keadilan dan
Kesetaraan Gender (KKG).
d. Mengembangkan upaya Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga serta
Masyarakat
e. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak perempuan dan anak dalam kehidupan
berkeluarga bermasyarakat dan bernegara.

5. Sasaran Pemberdayaan Perempuan


Dalam Permengub (2007), sasaran pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan peningkatan kualitas SDM perempuan dan anak dalam kehidupan
berkeluarga
b. Mencapai peningkatan kualitas peranan pengelolaan dan kemandirian organisasi
perempuan dan komitmen masyarakat dalam Pemberdayaan Perempuan.
c. Mewujudkan kesadaran, kepekaan dan kepedulian selurun masyarakat tentang
kesetaraan dan keadiIan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan
bernegara
d. Mewujudkan pembangunan berwawasan gender melalui upaya pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi baik di Provinsi, Kotamadya/kabupaten Administrasi,
Kecamatan dan Keluranan
e. Mewujudkan produk hukum dan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai
sosial budaya yang Kondusif untuk Keadilan dan Kesetaraan Gender
f. Penurunan kemiskinan dalam keluarga dan masyarakat

6. Ruang Lingkup Pemberdayaan Perempuan


Pemberdayaan Perempuan dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan kesetaraan
dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam Permengub (2007), guna mewujudkan pemberdayaan perempuan
sebagaimana dimaksud, maka ruang lingkup pemberdayaan perempuan meliputi:
a. Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
b. Mewujudkan tingkat keterlibatan Perempuan dalam Proses Politik dan Jabatan
Publik
c. Menghapus Segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Meningkatkan
Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
d. Meningkatkan Pelaksanaan dan Memperkuat Kelembagaan PUG
e. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat.

7. Kebijakan Dasar Pemberdayaan Perempuan


Kebijakan dalam Pemberdayaan Perempuan mengacu kepada Kebijakan Pemerintah
yang disesuaikan dengan situasi dan Kondisi di Indonesia. Dalam Permengub (2007),
kebijakan pemberdayaan perempuan meliputi:
a. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional dilakukan melalui “one door
policy” atau kebijakan satu pintu;
b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Perempuan terutama pada bidang
pendidikan, kesehatan, politik, hukum dan ekonomi yang diupayakan sejak usia dini;
c. Pembaharuan peraturan perundang-undangan Daerah guna mendukung upaya
keadilan dan kesetaraan gender;
d. Penegakan hak azasi manusia bagi Perempuan guna mendukung kemajuan dan peran
aktif perempuan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat;
e. Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan;
f. Pemampuan Lembaga Pemerintan Dalam Pemberdayaan Perempuan;
g. Peningkatan Kualitas Peran dan Kemandirian Organisasi Perempuan
h. Peningkatan peran serta masyarakat untuk menjamin kemantapan dan kelangsungan
(sustainabilty) upaya Pemberdayaan Perempuan;
i. Perluasan Jangkauan Pemberdayaan Perempuan sampai pada daeran kumuh
diperkotaan, daerah pantai dan daerah kepulauan;
j. Peningkatan penerapan komitmen internasional

8. Strategi Nasional Program Pemberdayaan Perempuan


Menurut Permengub (2007), dalam rangka menjalankan kebijakan dasar pemberdayaan
perempuan, diperlukan strategi pelaksanaan Pemberdayaan Perempuan yang meliputi:
a. Pembangunan Daerah yang berspektif gender
Semua Kebijakan pembangunan sektor diupayakan berspektif gender dan harus
dapat memberikan konstribusi terhadap terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan
Gender. Oleh karena itu semua pihak khususnya para perumus Kebijakan,
pengambil keputusan, perencana dan pelaksana diberbagai sektor perku
ditingkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuannya tentang
pengarusutamaan gender.
b. Pengembangan kemitrasejajaran yang harmonis antara perempuan dan laki-laki
Pengembangan kemitrasejajaran yang harmonis antara perempuan dan laki-laki
perlu diwujudkan guna mempercepat tercapainya Kesetaraan dan Keadilan Gender.
c. Pengembangan kemitraan dan jaringan kerja
Pemberdayaan Perempuan dilaksanakan melalui kemitraan dari semua pihak yang
terkait, antara sektor pemerintah, organisasi perempuan, organisasi kemasyarakatan
LSM, tokoh masyarakat termasuk swasta. Karena itu kemitraan dan jaringan
kerja perlu disiapkan dan dikembangkan.
d. Pengembangan indikator keberhasilan
Sebagai bagian untuk pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap program
Pemberdayaan Perempuan, perlu disusun dan dikembangkan indikator keberhasilan.
e. Pengembangan sistem penghargaan
Penghargaan kepada perorangan atau institusi di Provinsi, Kotamadya/Kabupaten
sampai dengan tingkat kelurahan diberikan kepada yang telah menunjukkan
keberhasilan dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Perempuan sebagai
pendorong bagi yang lain.
f. Perluasan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan
Perluasan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan untuk mencapai
Keseimbangan pendidikan pada semua jenjang, perlu dipacu selain juga
dikembangkan sarana dan kesempatannya
g. Pengembangan sistem informasi manajemen
Pengembangan sistem informasi manajemen diperlukan untuk mendukung
ketersediaan data gender untuk keperluan analisis di segala bidang.

9. Realisasi Pemberdayaan Perempuan


a. Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan di berbagai bidang kehidupan
b. Meningkatkan peran perempuan sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender
c. Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan
mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan
d. Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan
kesetaraan dan keadilan gender
e. Mengembangkan usaha pemberdayan perempuan, kesejahteraan keluarga dan
masyarakat serta perlindungan anak

10. Keterlibatan Lintas Program dan Lintas Sektor dalam Pemberdayaan Perempuan
Keterlibatan lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas
program yang diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan berarti melibatkan beberapa
program terkait yang ada di fasilitas kesehatan tersebut. Tujuan khusus kerja sama lintas
program adalah untuk menggalang kerja sama dalam tim dan selanjutnya menggalang
kerja sama lintas sektoral. Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di
luar sektor kesehatan yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara
langsung atau tidak langsung terhadap pemberdayaan perempuan.
Terdapat 10 (sepuluh) program pemberdayaan perempuan yang melibatkan lintas
program dan lintas sektor antara lain sebagai berikut:
a. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Untuk mengatasi rendahnya kualitas sumber daya perempuan dan kualitas peran
perempuan maka diupayakan program-program terdiri dari:
1) Pengarusutamaan gender melalui pendidikan dan latihan
2) Penyiapan lingkungan yang kondusif untuk kesetaraan akses dan kesempatan
mengikuti pendidikan bagi anak perempuan dan laki-laki
3) Pengembangan kebijakan pendidikan yang berspektif gender.
4) Pengarausutamaan gender dalam tingkat partisipasi kurikuium, materi pelajaran,
proses pembelajaran dan pelaku pendidikan
5) Penyediaan sistem dukungan sosial bagi peningkatan kesempatan anak
perempuan untuk mengikuti pendidikan lanjutan pendidikan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), serta pendidikan kejuruan
6) Peningkatan pengetahuan perempuan mengenai penerapan teknologi tepat guna
yang berperspektif gender
b. Bidang Kesehatan
Angka Kematian lbu (AKI) yang tinggi, rendahnya status gizi perempuan dan
rendahnya pengetahuan perempuan mengenai kesehatan anak dan hak reproduksi
yang sejalan dengan paradigma sehat, perlu dikembangkan dan ditingkatkan
program-program Pemberdayaan Perempuan dalam bidang kesehatan sebagai
berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan kesehatan
2) Pemberdayaan perempuan dalam mensukseskan gerakan sayang ibu (gsi)
3) Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan infeksi menular seksual
termasuk hiv/aids
4) Pemberdayaan perempuan dalam mensukseskan gerakan masyarakat peduli air
susu ibu (asi)
5) Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan permasalahan gizi
6) Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan penyalangunaan narkotika,
psikotropika, alkohol dan zat-zat adiktif (NAPZA)
7) Pemberdayaan perempuan daiam pemanfaatan obat-obat tradisional indonesia.
8) Pemberdayaan perempuan dalam program sanitasi dan perilaku hidup sehat.
9) Pemberdayaan perempuan dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
c. Bidang Keluarga Berencana
Program Pemberdayaan Perempuan di Bidang Keluarga Berencana yang
diaktualisasikan adalah:
1) Pengarusutamaan gender dalam program keluarga berencana
2) Pengarusutamaan gender dalam program kesehatan reproduxsi
3) Pengarusutamaan gender dalam program pelembagaan dan jaringan
keluarga berencana
d. Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Guna menunjang Pemberdayaan Perempuan pada bidang ekonomi dan
ketenagakerjaan dikembangkan program-program sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan ekonomi dan ketenagakerjaan
2) Pemberdayaan perempuan dalam pengembangan ekonomi kerakyatan
3) Peningkatan pengentasan kemiskinan bagi perempuan dan keluarganya
4) Peningkatan pelayanan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi tenaga
kerja perempuan
5) Peningkatan kualitas dan profesionalisme serta produktifttas pekerja
perempuan
e. Bidang Politik dan Hukum
Untuk mengatasi rendahnya partisipasi dan peranan perempuan dalam bidang
politik dan hukum diupayaKan program sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan politik dan hukum.
2) Bidang politik
a) Pengembangan iklim sosial budaya yang lebih kondusif untuk
peningkatan peranan perempuan pada bidang politik.
b) Peningkatan kualitas dan kuantitas peranan dan keduduhan perempuan
pada posisi strategis sebagai pengambil keputusan/perumus kebijakan
pada lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
c) Pembentukan dan pengembangan kaukus perempuan di lingkungan
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
3) Bidang hukum dan hak azasi manusia bagi perempuan
a) Meningkatan kajian dan sosialisasi produk hukum
b) Mendorong perubanan dan pembaharuan produk-produk hukum yang
diskriminatif dan tidak memperhatikan prinsip kesetaraan dan keadiian
gender.
c) Peningkatan kepekaan gender aparat penegak hukum
d) Peningkatan pemahaman semua pihak dan penerapan peraturan
perundang-undangan tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan
e) Penyusunan program aksi daerah penghapusan segala tindak kekerasan
terhadap perempuan
f) Peningkatan perlindungan dan penegakan ham bagi perempuan dalam
seluruh aspek kehidupan
g) Pembentukan pusat rehabilitasi keluarga bagi perempuan korban tindak
kekerasan
h) Perlindungan anak dari eksploitasi seksual komersial dan tindak
kekerasan terhadap perempuan dan anak
f. Bidang Mental Spiritual, Keagamaan Dan Kesejahteraan Sosial (Kesos)
Untuk mendukunp upaya pemberdayaan perempuan pada bidang kesejahteraan
sosial dan agama, maka dikembangkan program-program sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan kesejahteraan sosial dan
agama
2) Pembinaan anak dan remaja putri
3) Pemberdayaan perempuan lanjut usia yang masih produktif.
4) Pemderdayaan perempuan penyandang cacat yang masih produktif
5) Pemberdayaan perempuan dalam kehidupan beragama
6) Program pemberdayaan perempuan dalam kerukunan umat beragama
g. Bidang Keamanan dan Ketertiban
Guna mendukung peranan dan partisipasi perempuan dalam bidang keamanan
dan ketertiban, diupayakan program peningkatan kualitas dan kuantitas sumber
daya perempuan sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan keamanan dan ketertiban
2) Peningkatan sumber daya perempuan dalam keamanan dan ketertiban
h. Bidang Lingkungan Hidup
Program pemberdayaan perempuan diarahkan untuk meningkatkan peranan
perempuan dan partisipasinya dalam pemelinaraan iingkungan khususnya
pencegahan pencemaran lingkungan agar terwujud lingkungan yang sehat.
Program-program tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan lingkungan hidup
2) Pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan
3) Pemberdayaan perempuan dalam pencegahan dan penanganan pencemaran
lingkungan.
4) Peningkatan pemahaman semua pihak tentang kebijakan lingkungan hidup
yang berperspektif gender.

i. Bidang Informasi dan Komunikasi


Untuk mengatasi berbagai kendala perempuan dalam bidang tersebut, maka
dikembangkan program-program sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan informasi dan komunikasi
Kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Meningkatkan kesadaran dan kepekaan gender dan mendorong
terwujudnya perilaku yang berkesetaraan dan berkeadilan gender untuk
seluruh aparat jajaran sektor informasi dan komunikasi.
b) Menyelenggarakan advokasi yang berhubungan dengan pengarusutamaan
gender dalam program informasi oan komunikasi kepada pejabat dan
pimpinan organisasi yang terkait dengan sektor informasi dan komunikasi
di daerah
c) Menyelenggarakan pelatihan pelatih untuk penyebarluasan
pengarusutamaan gender bagi sektor informasi dan komunikasi.
d) Menyelenggarakan pelatihan pengarusutamaan gender pada sektor
informasi dan komunikasi.
e) Pengintegrasian materi kesetaraan dan keadilan gender ke dalam jaringan
kerja informasi dan komunikasi.
f) Peningkatan kuantitas dan kualitas pesan kesetaraan dan keadilan gender
yang mendukung pembangunan pemberdayaan perempuan dalam media
massa
j. Bidang Kelembagaan
Kelembagaan pemberdayaan perempuan pada organisasi kemasyarakatan dan
organisasi’perempuan merupakan unsur penting dalam mengupayakan
pembangunan pemberdayaan perempuan. Oleh karena itu lembaga-lembaga
tersebut perlu lebih diberdayakan agar diperolen efektifitas dan efisiensi dalam
pengarusutamaan gender dalam pengembangan kebijakan strategi program dan
kegiatan dengan dukungan sistem informasi manajemen yang handal.
1) Pembinaan kelembagaan pemberdayaan perempuan
2) Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia
3) Peningkatan peran serta masyarakat

Anda mungkin juga menyukai