Pembahasan
1. Pengertian
a. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Robinson (1994), pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak.
Menurut Ife (1995), pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment” yang
berarti memberi daya, memberi power (kuasa, kekuatan) kepada pihak yang kurang
berdaya.
Menurut Onny (1996), pemberdayaan adalah proses kepada masyarakat agar
menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya, pemberdayaan
juga harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal
Menurut Payne (1997), pemberdayaan dapat diartikan sebagai kegiatan yang
membantu masyarakat untuk memperoleh daya guna mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan, terkait dengan diri mereka termasuk
mengurangi hambatan pribadi social dalam melakukan tindakan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diriuntuk menggunakan daya yang dimiliki dengan
mentransfer daya dari lingkungannya.
Menurut Mubyarto (1998), pemberdayaan adalah suatu proses pengembangan
sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai
dengan keinginan masyarakat, dan masyarakat menentukan jenis usahanya sendiri
sehingga kondisi wilayah yang ada pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan
system pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.
Menurut Sulistiani (2004), secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata
dasar daya yang berarti kekuatan atau kemampuan. Maka pemberdayaan dimaknai
sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang
memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.
b. Pengertian Pemberdayaan Perempuan
Menurut Prijono dan Pranaka (1996), pemberdayaan perempuan adalah suatu
proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi
yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar
dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar
antara perempuan dan laki-laki.
Menurut kementrian pemberdayaan perempuan (2000), pemberdayaan
perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesertaan dan
keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Menurut Ismah Salman (2005), pemberdayaan terhadap perempuan adalah
salah satu cara strategis untuk meningkatkan potensi perempuan dan meningkatkan
peran perempuan baik di domain publik maupun domestik.
Menurut Permengub (2007), Pemberdayaan Perempuan adalan uoaya
pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya
ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Menurut Hanna (2021), Pemberdayaan perempuan adalah sebuah usaha untuk
dapat mendistribusikan kemampuan perempuan agar dapat berguna bagi diri sendiri,
orang lain dan lingkungannya.
Menurut Hanna (2021), pengertian lainnya adalah upaya pemampuan
perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi,
politik, sosial, budaya agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa
percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan
masalah sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.
3. Tahapan Pemberdayaan
Menurut Sulistyani (2004), pemberdayaan sebagai suatu proses, tentunya
dilaksanakan secara bertahap, dan tidak bisa dilaksanakan secara instan. Tahaptahap
yang dalam pemberdayaan yaitu:
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku. Perlu membentuk kesadaran menuju
perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap trasformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-
ketrampilan agar terbukawawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di dalam pembangunan.
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan ketrampilan- ketrampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada
kemandirian.
Dalam tahap pertama, tahap perilaku dan pembentukan perilaku merupakan tahap
persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini pelaku pemberdayaan
berusaha menciptakan prakondisi supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses
pemberdayaan yang efektif. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan
kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu, sehingga dapat merangsang kesadaran
mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang
lebih baik.
Dalam tahap kedua, dengan adanya pengetahuan, dan kecakapan ketrampilan maka
sasaran dari pemberdayaan akan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan
yang menjadi nilai tambahan dari potensi yang dimiliki. Sedangkan pada tahap ketiga,
dalam tahapan peningkatan kemampuan intelektual dan ketrampilan ini sasaran
pemberdayaan diarahkan untuk lebih mengembangkan kemampuan yang dimiliki,
meningkatkan kemampuan dan kecakapan ketrampilan yang pada nantinya akan
mengarahkan pada kemandirian (Nur, 2017).
10. Keterlibatan Lintas Program dan Lintas Sektor dalam Pemberdayaan Perempuan
Keterlibatan lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas
program yang diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan berarti melibatkan beberapa
program terkait yang ada di fasilitas kesehatan tersebut. Tujuan khusus kerja sama lintas
program adalah untuk menggalang kerja sama dalam tim dan selanjutnya menggalang
kerja sama lintas sektoral. Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di
luar sektor kesehatan yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara
langsung atau tidak langsung terhadap pemberdayaan perempuan.
Terdapat 10 (sepuluh) program pemberdayaan perempuan yang melibatkan lintas
program dan lintas sektor antara lain sebagai berikut:
a. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Untuk mengatasi rendahnya kualitas sumber daya perempuan dan kualitas peran
perempuan maka diupayakan program-program terdiri dari:
1) Pengarusutamaan gender melalui pendidikan dan latihan
2) Penyiapan lingkungan yang kondusif untuk kesetaraan akses dan kesempatan
mengikuti pendidikan bagi anak perempuan dan laki-laki
3) Pengembangan kebijakan pendidikan yang berspektif gender.
4) Pengarausutamaan gender dalam tingkat partisipasi kurikuium, materi pelajaran,
proses pembelajaran dan pelaku pendidikan
5) Penyediaan sistem dukungan sosial bagi peningkatan kesempatan anak
perempuan untuk mengikuti pendidikan lanjutan pendidikan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), serta pendidikan kejuruan
6) Peningkatan pengetahuan perempuan mengenai penerapan teknologi tepat guna
yang berperspektif gender
b. Bidang Kesehatan
Angka Kematian lbu (AKI) yang tinggi, rendahnya status gizi perempuan dan
rendahnya pengetahuan perempuan mengenai kesehatan anak dan hak reproduksi
yang sejalan dengan paradigma sehat, perlu dikembangkan dan ditingkatkan
program-program Pemberdayaan Perempuan dalam bidang kesehatan sebagai
berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan kesehatan
2) Pemberdayaan perempuan dalam mensukseskan gerakan sayang ibu (gsi)
3) Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan infeksi menular seksual
termasuk hiv/aids
4) Pemberdayaan perempuan dalam mensukseskan gerakan masyarakat peduli air
susu ibu (asi)
5) Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan permasalahan gizi
6) Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan penyalangunaan narkotika,
psikotropika, alkohol dan zat-zat adiktif (NAPZA)
7) Pemberdayaan perempuan daiam pemanfaatan obat-obat tradisional indonesia.
8) Pemberdayaan perempuan dalam program sanitasi dan perilaku hidup sehat.
9) Pemberdayaan perempuan dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
c. Bidang Keluarga Berencana
Program Pemberdayaan Perempuan di Bidang Keluarga Berencana yang
diaktualisasikan adalah:
1) Pengarusutamaan gender dalam program keluarga berencana
2) Pengarusutamaan gender dalam program kesehatan reproduxsi
3) Pengarusutamaan gender dalam program pelembagaan dan jaringan
keluarga berencana
d. Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Guna menunjang Pemberdayaan Perempuan pada bidang ekonomi dan
ketenagakerjaan dikembangkan program-program sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan ekonomi dan ketenagakerjaan
2) Pemberdayaan perempuan dalam pengembangan ekonomi kerakyatan
3) Peningkatan pengentasan kemiskinan bagi perempuan dan keluarganya
4) Peningkatan pelayanan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi tenaga
kerja perempuan
5) Peningkatan kualitas dan profesionalisme serta produktifttas pekerja
perempuan
e. Bidang Politik dan Hukum
Untuk mengatasi rendahnya partisipasi dan peranan perempuan dalam bidang
politik dan hukum diupayaKan program sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan politik dan hukum.
2) Bidang politik
a) Pengembangan iklim sosial budaya yang lebih kondusif untuk
peningkatan peranan perempuan pada bidang politik.
b) Peningkatan kualitas dan kuantitas peranan dan keduduhan perempuan
pada posisi strategis sebagai pengambil keputusan/perumus kebijakan
pada lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
c) Pembentukan dan pengembangan kaukus perempuan di lingkungan
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
3) Bidang hukum dan hak azasi manusia bagi perempuan
a) Meningkatan kajian dan sosialisasi produk hukum
b) Mendorong perubanan dan pembaharuan produk-produk hukum yang
diskriminatif dan tidak memperhatikan prinsip kesetaraan dan keadiian
gender.
c) Peningkatan kepekaan gender aparat penegak hukum
d) Peningkatan pemahaman semua pihak dan penerapan peraturan
perundang-undangan tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan
e) Penyusunan program aksi daerah penghapusan segala tindak kekerasan
terhadap perempuan
f) Peningkatan perlindungan dan penegakan ham bagi perempuan dalam
seluruh aspek kehidupan
g) Pembentukan pusat rehabilitasi keluarga bagi perempuan korban tindak
kekerasan
h) Perlindungan anak dari eksploitasi seksual komersial dan tindak
kekerasan terhadap perempuan dan anak
f. Bidang Mental Spiritual, Keagamaan Dan Kesejahteraan Sosial (Kesos)
Untuk mendukunp upaya pemberdayaan perempuan pada bidang kesejahteraan
sosial dan agama, maka dikembangkan program-program sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan kesejahteraan sosial dan
agama
2) Pembinaan anak dan remaja putri
3) Pemberdayaan perempuan lanjut usia yang masih produktif.
4) Pemderdayaan perempuan penyandang cacat yang masih produktif
5) Pemberdayaan perempuan dalam kehidupan beragama
6) Program pemberdayaan perempuan dalam kerukunan umat beragama
g. Bidang Keamanan dan Ketertiban
Guna mendukung peranan dan partisipasi perempuan dalam bidang keamanan
dan ketertiban, diupayakan program peningkatan kualitas dan kuantitas sumber
daya perempuan sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan keamanan dan ketertiban
2) Peningkatan sumber daya perempuan dalam keamanan dan ketertiban
h. Bidang Lingkungan Hidup
Program pemberdayaan perempuan diarahkan untuk meningkatkan peranan
perempuan dan partisipasinya dalam pemelinaraan iingkungan khususnya
pencegahan pencemaran lingkungan agar terwujud lingkungan yang sehat.
Program-program tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengarusutamaan gender dalam pembangunan lingkungan hidup
2) Pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan
3) Pemberdayaan perempuan dalam pencegahan dan penanganan pencemaran
lingkungan.
4) Peningkatan pemahaman semua pihak tentang kebijakan lingkungan hidup
yang berperspektif gender.