Question:
Tugas:
1. Tulis jawaban saudara dan sertakan referensi yang diacu menggunakan aplikasi
Mendeley
2. Tulisan yang tidak disertai kepustakaan akan mengurai bobot nilai
3. Jawaban dikirim ke email mardianaa908@gmail.com paling lambat 25 November
2021
Proses pembelajaran pada mata kuliah askeb selain proses perkuliahan tatap muka /
daring juga terdapat proses pembelajaran berupa praktikum. From proses pembelajaran
berupa praktikum dan sejenisnya dinyatakan dalam lampiran form praktikum.
Pada proses pembelajaran mata kuliah asuhan kebidanan untuk teori dilaksanakan
di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar, dan penugasan. Sedangkan
untuk praktek dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik dikampus maupun dilahan
RS/Puskesmas) dengan menggunakan metode simulasi, demonstrasi, role play dan
bedside teaching.
Hal ini mewujudkan kompetensi mahasiswa dengan kemampuan dapat memberikan
asuhan kebidanan dalam kondisi normal maupun kemampuan mendeteksi kehamilan
sesuai dengan kewenangan secara professional (efekif, aman dan holistic serta bermutu
tinggi), berdasarkan kode etik, standar praktek profesi, standar asuhan kebdianan, mampu
beradaptasi dengan berbagai situasi dan mendokumentasikannya secara tepat. Hal ini
menunjukkan proses pembelajaran yang mendukung dalam pencapaian kompetensi
asuhan kebidanan dengan lingkup tugas asuhan yang diberikan baik pada tatanan
pelayanan primer, sekunder maupun tersier.
Analisis pembelajaran adalah satu dari beberapa langkah yang harus direncanakan
dan dipersiapkan secara matang sebelum menstransfer ilmu kepada mahasiswa.
Perencanaan dalam proses pembelajaran dituangkan melalui Rencana Pembelajaran
Semester (RPS).
Proses pembelajaran adalah sebagai suatu proses interaksi antara dosen dan
mahasiswa dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu
tertentu. Dosen sebagai pengajar berusaha menciptakan kondisi belajar mahasiswa yang
nyaman dan didesain dengan sistematis yang telah ditentukan dan berkesinambungan
(Permenristekdikti, 2015).
Referensi : Permenristekdikti. Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Jakarta: 2015.
Jawaban nomor 2
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Hasanuddin University
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) KEGIATAN
BED SIDE TEACHING
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan bedside teaching, Mentee diharapkan mampu untuk
memahami serta dapat melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Pemeriksaan
Palpasi Leopold.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan bed side teaching Mentee diharapkan mampu:
a. Mentee mampu mengetahui pengertian pemeriksaan palpasi leopold pada
ibu hamil.
b. Mentee mampu menjelaskan tujuan pemeriksaan palpasi leopold.
c. Mentee mampu mengetahui persiapan dalam pemeriksaan palpasi leopold.
d. Mentee mampu mengetahui langkah-langkah dalam pemeriksaaan palpasi
leopold.
e. Mentee mampu melakukan:
1) Pemeriksaan leopold I
2) Pemeriksaan leopold II
3) Pemeriksaan leopold III
4) Pemeriksaan leopold IV
B. Pokok Bahasan
Aplikasi Asuhan Kebidanan Kehamilan mengenai Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pemeriksaan Palpasi Leopold.
E. Evaluasi
Menyepakati untuk praktik hari ini sesuai dengan keinginan mentee:
1. Persiapan
a. Menyiapkan tempat Bed Side Teaching
b. Menyiapkan SAP
c. Menyiapkan Absensi
2. Proses
a. Mentee berperan aktif dan kooperatif dalam kegiatan bed side teaching
demonstrasi pemeriksaan palpasi leopold
b. Pasien bersedia bekerja sama dengan pelaksanaan bed side teaching
c. Kegiatan bed side teaching berjalan lancar
3. Hasil
a. Tersepakatipembelajaranhariiniyaitupemeriksaan palpasi leopold
b. Mentee mengetahui pengertian pemeriksaan palpasi Leopold
c. Mentee mengetahui tujuan palpasi leopold.
d. Mentee mampu menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pembelajaran yang akan diambil
e. Mentee mengetahui langkah-langkah dalam pemeriksaan palpasi leopold.
F. Referensi
1. Kementrian Kesehatan RI. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan; 2015.
2. Nur Khafidhoh. Modul Praktik Klinik MK Metodik Khusus. Semarang: Poltekkes
Kebidanan Semarang; 2018.
G. Lampiran
1. Materi
2. Ceklist
A. Pengertian
Pemeriksaan leopold adalah pemeriksaan palpasi yang biasa digunakan untuk
menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan, pemeriksaan yang
dilakukan terdiri dari leopold I-IV.
B. Tujuan
Pemeriksaan leopold dilakukan untuk menentukan kedudukan janin dalam rahim.
b. Leopold II
1) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk
menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.
2) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
3) Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala janin.
c. Leopold III
1) Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis.
2) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras
dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan bokong.
d. Leopold IV
1) Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu
untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas
panggul.
2) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksa divergen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan
pemeriksa konvergen.
Lampiran 2
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang
sedang dihadapi.
NILAI
NO BUTIR YANG DINILAI
1 2 3 T/S
SIKAP
1. Menyambut klien dengan ramah dan sopan
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Merespon reaksi klien
4. Percaya diri
5. Menjaga privasi klien
CONTENT
Pemeriksaan Leopold I
6. Memposisikan klien dengan lutut sedikit ditekuk dan teruji
menghadap wajah klien
7. Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan
dari arah samping umbilical
8. Menentukan bagian janin yang berada di fundus
9. Kedua tangan meraba fundus untuk menentukan TFU
Pemeriksaan Leopold II
10. Meletakkan kedua tangan disamping kanan kiri perut ibu
untuk menentukan letak punggung janin
Pemeriksaan Leopold III
11. Meletakkan kedua tangan kiri menahan fundus, tangan
kanan meraba bagian terbawah janin dan menilai bagian
terbawah sudah masuk PAP atau belum
Pemeriksaan Leopold IV
12. Memposisikan klien dengan kedua kaki diluruskan teruji
menghadap kearah kaki klien
13. Kedua tangan diletakkan pada sisi bagian bawah rahim dan
menilai seberapa jauh penurunannya
14. Membantu pasien turun tempat tidur
TEKNIK
15. Teruji menjelaskan secara sistematis
16. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
17. Penggunaan media
18. Memberi kesempatan untuk bertanya, memberikan umpan
balik
19. Melakukan pendokumentasian
SKOR NILAI = ∑ Nilai yg didapat X 100%
Jumlah aspek yg dinilaix3
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
Jawaban nomor 3
Menurut Ariya (2020), ada tiga cara atau tiga strategi untuk meningkatkan kepuasan
mahasiswa terhadap proses pembelajaran yaitu:
1. Cara / Strategi Kelompok INPUT
a. Meninjau kembali kurikulum dengan visi (melihat keterkaitan antara visi, misi,
tujuan, sasaran, kompetensi dengan kebutuhan matakuliah / kurikulum)
b. Mengundang stakeholder dalam RAKER peninjauan kurikulum untuk
memperoleh masukan tentang kebutuhan dunia kerja.
c. Meninjau kembali kesesuaian kurikulum dengan kompetensi
d. Menerapkan strategi pembelajaran aktif (active learning). Dimana suasana
pembelajaran dibuat menjadi interaktif, variatif, menyenangkan dan kondusif
untuk belajar mahasiswa.
e. Memperbaiki sikap Dosen serta menjalin komunikasi yang baik dengan
mahasiswa.
2. Strategi Kelompok PROSES
a. Mengusulkan kepada prodi untuk memperbaiki sistem penilaian
b. Mengkaji komponen penilaian setiap mata kuliah antara tugas, UTS dan UAS
perlu disesuaikan dengan bentuk tugas dan soal ujian, dengan kompetensi yang
diharapkan
c. Semua komponen penilaian sudah diatur dan tertuang dalam SAP (Satuan Acara
Pembelajaran) atau RPS (Rencana Pembelajaran Semester)
d. Mengaktifkan Dosen pembimbing Tugas Akhir dan Dosen pembimbing Praktik
Klinik Kebidanan (PKK) untuk memantau perkembangan mahasiswa
bimbingannya dengan komunikasi dengan membuat jadwal bimbingan, jadwal
target penyelesaian Tugas Akhir dan PKK, serta membuat absen bimbingan dan
memasukannya dalam komponen penilaian pembimbing
e. Membuat sistem penjadwal penggunaan ruang dengan lebih akurat dan
sistematis (menggunakan aplikasi digitalisasi untuk menghindari double).
f. Meninjau kembali rasio Dosen dan Mahasiswa, serta membagi jumlah
mahasiswa ke Dosen pembimbing sesuai rasio
g. Mengikutserakan Asisten dalam pelatihan kompetensi asisten
h. Menghitung ulang daya tampung ruang Lab dan membuat proposal program
pengembangan lab sesuai daya tampung.
i. Melakukan sosialisasi Praktik Klinik Kebidanan (PKK), jadwal sidang Tugas
akhir, dan membuat standar alur proses penyerahan Ijazah.
3. Strategi Kelompok OUTPUT
a. Mengadakan Praktik Klinik Kebidanan (PKK) I, II, dan III dengan durasi
praktik yang lama agar mahasiswa mendapatkan pengalaman yang banyak yang
nantinya dibutuhkan di dunia kerja.
b. Memberikan izin magang bagi mahasiswa untuk menambah kemampuan skill
dan pengalaman (Dewi and Sudarwati, 2020).
Menurut Sari (2018), dalam laporan kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran,
ada 5 aspek yang harus diperhatikan sebagai cara dalam meningkatkan kepuasan
mahasiswa dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Keandalan (reliability) yaitu mencakup:
a. Dosen memulai perkuliahan tepat waktu
b. Dosen mengakhiri perkuliahan tepat waktu
c. Dosen menyampaikan Rencana Perkuliahan Semester (RPS) dengan jelas
d. Dosen melakukan kontrak kuliah dengan mahasiswa dan menjelaskan tata
tertib perkuliahan diawal pertemuan
e. Dosen memberikan bahan ajar (handout, modul, dan lain-lain) untuk
melengkapi materi perkulihan
f. Dosen memberikan materi ujian sesuai dengan materi perkulihan
g. Dosen membagikan/memperlihatkan/membahas semua hasil ujian serta
pemberian nilai secara objektif.
2. Daya tanggap (responsiveness) yang mencakup:
a. Dosen mudah untuk dihubungi atau dijumpai dalam rangka keperluan konsultasi
terkait materi perkuliahan baik secara langsung ataupun tidak langsung (alat
komunikasi)
b. Dosen tanggao dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan dari mahasiswa
terkait materi pembelajaran
3. Kepastian (assurance) yaitu mencakup:
a. Dosen mampu menerapkan atau menggunakan metode/model pembelajaran
Student Centered Learning (SCL),
b. Dosen mampu dalam menggunakan media pembelajaran (Infokus, Laptop,
Papan Tulis, dan lain-lain)
c. Dosen mampu dalam menyampaikan materi perkulihan
4. Empati (empathy) yaitu mencakup:
a. Dosen bersedia membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan selama
proses belajar mengajar di kelas
b. Dosen bersikap baik/bersahabat kepada mahasiswa selama perkulihan dan
mengenali mahasiswanya di kelas.
5. Bukti Langsung (Tangible) yaitu mencakup:
a. Penilaian mahasiswa terhadap kebersihan, penataan dan kenyamanan di ruang
perkulihan atau ruang laboratorium
b. Ketersedian sarana pembelajaran yang tersedia di ruang perkulihan atau ruang
laboratorium
c. Ketersediaan buku referensi di perpustakaan yang mendukung materi
perkulihan (Sari Wardani, 2018)
Sedangkan menurut Solekhul Amin (2017), cara atau strategi untuk meningkatkan
kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran yaitu dengan meningkatkan variabel
yang ada pada kualitas pelayanan yaitu tangibles, reliability, responsivess, assurance, dan
emphaty. Hal ini dapat dibuktikan dengan ketersesuaian yang ada di lapangan, antara lain:
1. Kesesuaian kurikulum antara harapan dan kenyataan
2. Kesesuaian sarana prasarana perkuliahan antara harapan dan kenyataan
3. Kesesuaian pelaksanaan perkuliahan antara harapan dan kanyataan
4. Kesesuaian pembimbing akademik antara harapan dan kenyataan (Solekhul Amin,
2017)
Referensi
1. Dewi AP, Sudarwati W. Strategi Peningkatan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses
Pendidikan Pada Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta.
J Intergrasi Sist Ind 2020;7:1–12.
2. Rahmawati D. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa. J
Econ 2013;9:52–65. https://doi.org/10.21831/economia.v9i1.1376.
3. Sari Wardani. Laporan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses Pembelajaran. Aceh:
Lembaga Penjamin Mutu Universitas Abulyatama; 2018.
4. Solekhul Amin. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Akademik Pada Perguruan
Tinggi. J Madaniyah 2017;7:222–36.
Jawaban nomor 4
Referensi : Aris Junaidi dkk. Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. IV.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
2020.
Jawaban nomor 5
MODUL AJAR
ASUHAN PERSALINAN
NORMAL
Disusun Oleh:
Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
Halaman Depan
Daftar Isi
Identitas mahasiswa
Halaman pengesahan
Kata pengantar
Mekanisme pembelajaran
Tinjauan Mata Kuliah
1. Deskripsi mata kuliah
2. Capaian Pembelajaran
3. Sasaran Belajar
4. Pokok materi
Pendahuluan
1. Petunjuk Penggunaan Modul
2. Manfaat mempelajari modul
3. Ruang lingkup bahan modul
Standar Operating Prosedure (SOP) Asuhan Persalinan Normal
Job Sheet Asuhan Persalinan Normal
Lembar Penilaian Asuhan Persalinan Normal
Penutup
Daftar Pustaka
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
MODUL AJAR
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
IDENTITAS MAHASISWA
HALAMAN PENGESAHAN
Dr.Mardiana Ahmad.,S.SiT.,M.Keb
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta
berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Ajar Asuhan Persalinan
Normal untuk Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Magister Ilmu Kebidanan
Universitas Hasanuddin Makassar. Modul ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam
belajar melakukan ketrampilan memberikan Asuhan Persalinan Normal sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
Modul ini juga dipergunakan sebagai alat evaluasi pelaksanaan praktikum Asuhan
Persalinan Normal untuk mendapatkan gambaran hasil pencapaian kompetensi
mahasiswa yang terukur dan sekaligus sebagai pedoman dalam perbaikan pembelajaran
pada periode selanjutnya.
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan buku panduan ini. Penulis juga mengharapkan saran dari
pembaca untuk penyempurnaan modul ini.
MEKANISME PEMBELAJARAN
Mulai
Membaca pendahuluan
Mempelajari SOP
Evaluasi (penilaian)
Kompeten? Tidak
Ya
Selesai
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
2. Capaian Pembelajaran
Setelah membaca modul ini, mahasiswa mampu:
a. Mampu memahami teori Asuhan Persalinan Normal
b. Mampu mempraktikkan Asuhan Persalinan Normal
3. Sasaran Belajar
Yang menjadi sasaran dalam modul ini adalah mahasiswa kebidanan.
4. Pokok Materi
60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
PENDAHULUAN
(………………………………………..)
Pengertian Langkah-langkah yang disusun dengan tujuan terlaksananya
persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan
benar, target akhirnya adalah penurunan angka motalitas ibu dan
bayi di Indonesia
Indikasi Untuk semua ibu bersalin
Tujuan 1. Memberikan pertolongan persalinan dengan baik dan benar
2. Menurunkan angka mortalitas ibu dan bayi di Indonesia
Petugas Mahasiswa Kebidanan
Pengkajian Mengkaji keadaan umum pasien
Persiapan ibu Menjelaskan tujuan Asuhan Persalinan Normal
bersalin
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
JOB / KEGIATAN
Melakukan Asuhan Persalinan Normal (APN)
UNIT
Asuhan Kebidanan II
WAKTU
100 menit
REFERENSI
1. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku
Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
2. Sulistyawati A dan EN. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika; 2012.
PETUNJUK
1. Baca dan pelajari lembar kerja/job sheet/daftar tilik.
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pertolongan
persalinan
3. Ikuti petunjuk pelaksanaan dan petunjuk instruktur.
4. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.
KESELAMATAN KERJA
1. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati
2. Perhatikan pencegahan Infeksi
3. Berhati hati saat menangani benda tajam dan melakukan dekontaminasi serta
memproses alat yang terkontaminasi secara benar.
BAHAN
1. Obat-obatan: oksitosin, lidokain
2. Kassa steril
3. Larutan klorin 0,5 %
4. Air Desinfektan Tingkat Tinggi
5. Spuit 3cc
6. Spuit 5cc
7. Kapas alkohol dalam kom Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
8. Benang Cut Gut dalam tempatnya
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Meja trolly
2. Set alat Perlindungan Diri: tutup kepala, kaca mata, masker, sarung tangan
steril/DTT, celemek dan sepatu tertutup
3. Partus set: 1 pasang handschoen, 2 buah kocher, gunting tali pusat, gunting
episiotomi dan pengikat tali pusat 1 buah serta penghisap Deelee.
4. Hecting set: 1 pasang handschoen, 1 nail foother, 1 gunting benang, pinset
anatomis, pinset cirugis, nail otot, nail mukosa, kassa steril, betadine dalam
kom.
5. Perlengkapan ibu: 2 kain bersih, 1 handuk, pakaian ibu, softek, pakaian dalam
ibu.
6. Perlengkapan bayi: baju bayi, popok, selimut bayi, topi.
7. Nierbekken
8. Wadah plasenta
9. Tempat sampah (Basah, Kering, Tajam)
10. Tempat baju kotor ibu
11. Kain bersih
12. Handuk Bersih
13. Perlak
14. Leeneck
15. Set alat tanda – tanda vital: Tensi meter, stetoskop, termometer Tempatcuci
tangan
16. Meja resusitasi: 1 set alat resusitasi (ambu bag, oksigen, selang oksigen,
stetoskop, jam tangan, 1 pasang hand scoen steril, 2 kain bersih, 1 handuk
kering dan bersih, lampu sorot 60 watt.
2. Siapkan alat
Key point:
• Susun alat secara ergonomis
• Patahkan ampul dan masukkan
spuit ke dalam bak instrument
6. Masukkan oksitosin
• Gunakan tehnik one hand
• Pegangan ½ koher berada di luar bak
instrument.
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
28.
Beritahu ibu akan disuntik oksitosin
Informed consent pada ibu untuk
pemberian oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29.
Suntikkan oksitosin 10 IU IM
Dalam waktu 1 menit suntikkan
oksitosin 10 IU IM pada sepertiga
paha atas bagian distal lateral
Lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin
Bila saat aspirasi ada darah tarik jarum
sedikit lalu lakukan aspirasi kembali
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang
sedang dihadapi.
NILAI
BUTIR YANG DINILAI
1 2 3 T/S
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau
vaginanya
Perineum menonjol
Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap
digunakan, yaitu :
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
♠ Partus set :
2 klem kelly atau kocher
Gunting tali pusat
Benang tali pusat
½ Kocher
1 ½ pasang sarung tangan dtt
Kateter nelaton
Gunting episiotomi
Kassa secukupnya
♠ Kapas dtt dalam tempatnya
♠ Spuit 2 ½ atau 3 ml
♠ 1 ampul oksitosin 10 u
♠ Kapas alkohol dalam tempatnya
♠ DeLee
♠ 2 kain bersih
♠ 2 handuk
♠ Celemek plastik
♠ Perlengkapan perlindungan pribadi : masker, kaca mata, alas kaki
tertutup
♠ Perlak
♠ Lenec
♠ Tensimeter
♠ Larutan klorin 0,5 % dalam tempatnya
♠ Air DTT dalam tempatnya
♠ 3 buah tempat sampah : basah, kering, tempat benda tajam
♠ Kantung plastik atau pendil
♠ Kain ibu
♠ Pembalut
♠ Gurita
♠ Waslap
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
Mematahkan ampul oksitosin 10 U, dan menempatkan tabung suntik steril
sekali pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
tangan dengan haduk satu kali pakai / pribadi yang bersih.
5. Memakai sarung tangan DTT. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya
kembali di partus set/ wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tampa
mengkontaminasi tabung suntik.
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP & KEDAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang sudah
dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau
anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama
dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau
kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung
tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut
dengan benar di dalam larutan dekontaminai, langkah # 10)
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di
atas).
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus berakhir
Modul
untuk memastikan DJJ dalam batas normal (100 Ajar Asuhan
– 180 x/mnt) Persalinan Normal
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PIMPINAN MENERAN
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan
keinginannya.
Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin
sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan
temuan-temuan.
Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan
ibu merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat
untuk meneran :
Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk
meneran
Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(tidak meminta ibu berbaring terlentang)
Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kontraksi
Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu
Menganjurkan asupan cairan per oral
Menilai denyut jantung janin setiap lima menit
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi
tersebut dan beristirahat di antara kontraksi
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
Sediakan tempat untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi
persalinan (asfiksia), sebelah bawah kaki ibu tempat yang datar alas
keras. Beralaskan 2 kain dan 1 handuk. Dengan lampu sorot 60 watt
(jarak 60 cm dari tubuh bayi)
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu
16. Membuka partus set
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
VII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang
lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat
kepala lahir
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan
hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir
DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap
yang baru dan bersih
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau
kassa yang bersih
Modul yang
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan Ajarsesuai
Asuhan Persalinan
jika hal Normal
itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat, dan memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke
arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk
melahirkan bahu posterior
Lahinya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berda di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu
dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterio (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan
hati-hati membantu kelahiran kaki.
VII. PENANGAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat (jika dalam penilaian terdapat jawaban tidak
dari 5 pertanyaan, maka lakukan langkah awal), kemudian meletakkan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang
memungkinkan) Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting,
dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau
selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dulu.
Penegangan Tali Pusat Terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan perenganganke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
ke arah atas dan belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
Modul
setelah 30 – 40 detik, menghentikan peragangan AjardanAsuhan
tali pusat Persalinan
menunggu Normal
hingga kontraksi berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota
keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu
Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke atas, mengikuti kurve jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat
selama 15 menit :
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps
disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepasakan selaput yang
tertinggal
Rangsangan Taktil (Pemijatan) Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan kanan di fundus dan melakukan masase
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras ).
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap
dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat
khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik mengambil tindakan yang sesuai
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikan berkontraksi dengan baik
Mengevaluasi perdarahan pervaginam
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan
tersebut dengan air didensinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
dengan kain yang bersih dan kering
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati di
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin
0,5%.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan
handuk atau kainnya bersih dan kering
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI
Evaluasi
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan ibu / keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus
51. Mengevaluasi kehilangan darah
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pascapersalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
pertama pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
didekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering
56. Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan
larutan klorin 0,5%, dan membilasnya dengan air bersih
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
PARAF PEMBIMBING
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
PENUTUP
Dari modul ini Anda telah mempelajari bagaimana melakukan Asuhan Persalinan
normal. Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai
seluruh materi yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari sekali lagi, terutama
pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Jika sudah bersegeralah menghubungi
dosen yang mengampu mata kuliah ini untuk meminta tes akhir modul.
Selamat dan sukses selalu…!!!
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewi setia wati. Modul Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Praktik
Kebidanan III. vol. 6. Jakarta: Australia Indonesia Partnership for Health System
Strengthening (AIPHSS); 2019.
2. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku
Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
3. Nur Khafidhoh. Modul Praktik Klinik MK Metodik Khusus. Semarang: Poltekkes
Kebidanan Semarang; 2018.
4. Siska Sui Triana Ginting. Modul Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir. Akad Kebidanan Mitra Husada Medan 2016.