Anda di halaman 1dari 70

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH : MANAJEMEN PENDIDIKAN


BOBOT SKS : 2 SKS
DOSEN : Dr. Mardiana Ahmad,S.SiT,.M.Keb
NAMA MAHASISWA: Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb
NIM : P102202015

Question:

1. Bagaimana proses pembelajaran asuhan kebidanan yang harus dilakukan pada


matakuliah Askeb? (Bobot 20).
2. Susunlah metode pembelajaran bed side teaching pada pembelajaran Askeb ANC
pada topik pemeriksaan Leopold ((Bobot 20).
3. Bagaimana meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam proses
pembelajaran (Bobot 20).
4. Bagaimana model kurikulum yang sesuai untuk meningkatkan kualitas mahasiswa
dalam proses pembelajaran? (Bobot 20).
5. Susunlah modul ajar untuk mata kuliah Asuhan persalinan normal, pada Pokok
Bahasan Asuhan Persalinan Normal (bobot 20).

Tugas:

1. Tulis jawaban saudara dan sertakan referensi yang diacu menggunakan aplikasi
Mendeley
2. Tulisan yang tidak disertai kepustakaan akan mengurai bobot nilai
3. Jawaban dikirim ke email mardianaa908@gmail.com paling lambat 25 November
2021

Selamat bekerja semoga sukses


Jawaban nomor 1

PROSES PEMBELAJARAN ASUHAN KEBIDANAN YANG


HARUS DILAKUKAN PADA MATAKULIAH ASKEB

Proses pembelajaran merupakan pelaksanaan pembelajaran pada program studi


untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Maka berdasarkan hal tersebut dosen
atau pemangku mata kuliah askeb harus mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi proses pembelajaran yang mencakup:
1. Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik proses pembelajaran terdiri atas:
a. Interaktif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih dengan
mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen.
b. Holistik menyatakan bahwa proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola
pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan
kearifan lokal maupun nasional.
c. Integratif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui
proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran
lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan
antardisiplin dan multidisiplin.
d. Saintifik menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta
lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu
pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.
e. Kontekstual menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui
proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan
menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.
f. Tematik menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi
dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.
g. Efektif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil
guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam
kurun waktu yang optimum.
h. Kolaboratif menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui
proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu
pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
i. Berpusat menyatakan bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas,
kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian
dalam mencari dan menemukan pengetahuan.
2. Perencanaan Proses Pembelajaran
Pada Aspek perencanaan proses pembelajaran ini dosen askeb harus mampu
melakukan perencanaan secara sistematis agar target dan tujuan dari capaian
pembelajaran lulusan tercapai. Tahapan perencanaan proses pembelajaran pada
mata kuliah askeb antara lain:
a. Dosen mempersiapkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
b. Dosen harus mempersiapkan Kontrak Kuliah.
c. Form Perkuliahan pada pertemuan pertama minggu pertama.
3. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran mata kuliah askeb berlangsung dalam bentuk
interaksi antara dosen dan mahasiswa. Tahapan proses pelaksanaan perkuliahan
pada mata kuliah askeb meliputi:
a. Pelaksanaan perkuliahan terdiri dari tatap muka (offline) atau daring (online),
penugasan terstruktur, penugasan mandiri, dan penilaian sikap
b. Pelaksanaan evaluasi mid/tengah semester yang dilaksanakan setelah
perkuliahan dilaksanakan sebanyak 7 kali pertemuan.
c. Pelaksanaan evaluasi akhir semester yang dilaksanakan setelah perkuliahan
dilaksanakan sebanyak 7 kali peremuan setelah mid/tengah semester
dilaksanakan.
4. Beban belajar mahasiswa
Beban belajar mahasiswa prorgram sarjana/diploma kebidanan pada proses
pembelajaran berupa proses kuliah, responsi atau tutorial ditentukan dalam besaran
sks, yaitu:
a. 1(satu) sks pada proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial,
terdiri atas : Kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per
semester, Kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester, dan Kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester.
b. 1(satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik lapangan,
pengabdian msyarakat, dan/atau proses pembelajaran dan yang sejenis, 170
(seratus tujuh puluh) menit perminggu per semester.

Proses pembelajaran pada mata kuliah askeb selain proses perkuliahan tatap muka /
daring juga terdapat proses pembelajaran berupa praktikum. From proses pembelajaran
berupa praktikum dan sejenisnya dinyatakan dalam lampiran form praktikum.
Pada proses pembelajaran mata kuliah asuhan kebidanan untuk teori dilaksanakan
di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar, dan penugasan. Sedangkan
untuk praktek dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik dikampus maupun dilahan
RS/Puskesmas) dengan menggunakan metode simulasi, demonstrasi, role play dan
bedside teaching.
Hal ini mewujudkan kompetensi mahasiswa dengan kemampuan dapat memberikan
asuhan kebidanan dalam kondisi normal maupun kemampuan mendeteksi kehamilan
sesuai dengan kewenangan secara professional (efekif, aman dan holistic serta bermutu
tinggi), berdasarkan kode etik, standar praktek profesi, standar asuhan kebdianan, mampu
beradaptasi dengan berbagai situasi dan mendokumentasikannya secara tepat. Hal ini
menunjukkan proses pembelajaran yang mendukung dalam pencapaian kompetensi
asuhan kebidanan dengan lingkup tugas asuhan yang diberikan baik pada tatanan
pelayanan primer, sekunder maupun tersier.
Analisis pembelajaran adalah satu dari beberapa langkah yang harus direncanakan
dan dipersiapkan secara matang sebelum menstransfer ilmu kepada mahasiswa.
Perencanaan dalam proses pembelajaran dituangkan melalui Rencana Pembelajaran
Semester (RPS).
Proses pembelajaran adalah sebagai suatu proses interaksi antara dosen dan
mahasiswa dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu
tertentu. Dosen sebagai pengajar berusaha menciptakan kondisi belajar mahasiswa yang
nyaman dan didesain dengan sistematis yang telah ditentukan dan berkesinambungan
(Permenristekdikti, 2015).
Referensi : Permenristekdikti. Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Jakarta: 2015.
Jawaban nomor 2

UNIVERSITAS HASANUDDIN
Hasanuddin University
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) KEGIATAN
BED SIDE TEACHING

1. Mata Kuliah/ Skill : Praktik Klinik Kebidanan


2. Tempat : Rumah Sakit Hasanuddin Makassar
3. Nama Mentee : Erna Gita Purnamasari.,Amd.Keb
4. Semester (Mentee) : V (Lima)
5. Nama Mentor : Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb
6. Waktu Pertemuan/ Jam : Rabu, 24 November 2021/ 30 Menit
7. Pertemuan ke : VIII
8. Kompetensi : Asuhan kebidanan kehamilan (pemeriksaan palpasi
leopold)

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan bedside teaching, Mentee diharapkan mampu untuk
memahami serta dapat melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Pemeriksaan
Palpasi Leopold.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan bed side teaching Mentee diharapkan mampu:
a. Mentee mampu mengetahui pengertian pemeriksaan palpasi leopold pada
ibu hamil.
b. Mentee mampu menjelaskan tujuan pemeriksaan palpasi leopold.
c. Mentee mampu mengetahui persiapan dalam pemeriksaan palpasi leopold.
d. Mentee mampu mengetahui langkah-langkah dalam pemeriksaaan palpasi
leopold.
e. Mentee mampu melakukan:
1) Pemeriksaan leopold I
2) Pemeriksaan leopold II
3) Pemeriksaan leopold III
4) Pemeriksaan leopold IV

B. Pokok Bahasan
Aplikasi Asuhan Kebidanan Kehamilan mengenai Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pemeriksaan Palpasi Leopold.

C. Sub Pokok Bahasan


Pemeriksaan palpasi leopold I, leopold II, leopold III, dan leopold IV.

D. Kegiatan Belajar Mengajar


N
Jenis Kegiatan Kegiatan Mentor Kegiatan Mentee
o
Tahap Persiapan 1. Mempersiapkan SAP 1. –
± 5 menit bimbingan.
2. Mempersiapkan tempat 2. –
yang baik dan cukup.
3. Menanyakan persiapan 3. Menjawab pertanyaan
mahasiswa untuk yang diberikan
demonstrasi secara langsung
pada klien. 4. –
4. Meminta ijin pasien untuk
dilakukan tindakan
pemeriksaan palpasi 5. –
leopold.
5. Menyiapkan peralatan yang
diperlukan untuk kegiatan
demontrasi pemeriksaan 6. –
palpasi leopold.
6. Mengatur lingkungan fisik
untuk demonstrasi yang
mudah dilihat dan didengar.
2 Tahap 1. Memulai kegiatan bed side 1. Menjawab salam dan
Pelaksanaan ± 20 teaching misalnya dengan Menyiapkan diri untuk
menit mengucapkan salam. pelaksanaan bedside
teaching.
2. Menjelaskan pada Mentee 2. Mendengarkan
tentang kegiatan waktu dan penjelasan yang
tujuan dari demontrasi diberikan oleh mentor.
pemeriksaan palpasi
leopold. (dilakukan tidak
didepan pasien)
3. Menjelaskan pada Mentee 3. Mendiskusikan dengan
media yang digunakan untuk mentor dan menjalin
melakukan pemeriksaan komunikasi dengan
palpasi leopold. (dilakukan mentor dan pasien
tidak didepan pasien) dengan baik.
4. Mengajak Mentee menuju 4. Mengikuti mentor
ruang pasien yang akan munuju ke ruang
dilakukan pemeriksaan pasien.
palpasi leopold 5. Melakukan tindakan
5. Melakukan pengamatan pemeriksaan palpasi
pemeriksaan palpasi leopold leopold pada pasien.
pada Mentee dan membantu
mahasiswa bila diperlukan. 6. Mengajukan
6. Memberikan kesempatan pertanyaan dan hal
untuk bertanya dan yang ingin
berdiskusi pada Mentee didiskusikan berkaitan
mengenai kegiatan yang dengan tindakan
telah dilakukan. pemeriksaan
palpasi leopold
yang telah
dilakukan.
7. Memberikan reinforcement 7. -
pada pasien atas kerjasama
dalam melaksakan kegiatan.
3 Tahap Evaluasi ± 1. Memberi kesempatan pada 1. Melakukan self
5 menit mentee untuk self evaluasi evaluasi mengenai
mengenai kegiatan yang kegiatan yang telah
telah dilakukan dilakukan.
2. Memberikan reinforcement
pada mentee 2. Berterimakasih
terhadap reinforcement
3. Mengevaluasi kegiatan yang yang telah diberikan.
dilakukan mentee 3. Menerima evaluasi
yang diberikan dengan
4. Membuat rencana tindak seksama.
lanjut mengenai pengalaman 4. Menyetujui rencana
yang diperlukan untuk bimbingan
membantu mentee untuk selanjutnya.
meningkatkan kemampuan
5. Menutup kegiatan bed side
teaching
5. Menjawab
salam dari mentor.

E. Evaluasi
Menyepakati untuk praktik hari ini sesuai dengan keinginan mentee:
1. Persiapan
a. Menyiapkan tempat Bed Side Teaching
b. Menyiapkan SAP
c. Menyiapkan Absensi

2. Proses
a. Mentee berperan aktif dan kooperatif dalam kegiatan bed side teaching
demonstrasi pemeriksaan palpasi leopold
b. Pasien bersedia bekerja sama dengan pelaksanaan bed side teaching
c. Kegiatan bed side teaching berjalan lancar
3. Hasil
a. Tersepakatipembelajaranhariiniyaitupemeriksaan palpasi leopold
b. Mentee mengetahui pengertian pemeriksaan palpasi Leopold
c. Mentee mengetahui tujuan palpasi leopold.
d. Mentee mampu menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pembelajaran yang akan diambil
e. Mentee mengetahui langkah-langkah dalam pemeriksaan palpasi leopold.

F. Referensi
1. Kementrian Kesehatan RI. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan; 2015.
2. Nur Khafidhoh. Modul Praktik Klinik MK Metodik Khusus. Semarang: Poltekkes
Kebidanan Semarang; 2018.

G. Lampiran
1. Materi
2. Ceklist

Makassar, 24 November 2021


Disahkan Oleh Disiapkan Oleh
Pembimbing Institusi Mahasiswa

Dr.Mardiana Ahmad.,S.SiT.,M.Keb Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb


Lampiran 1
Materi Asuhan Kebidanan Kehamilan (Pemeriksaan Palpasi Leopold)

MATERI PEMERIKSAAN PALPASI LEOPOLD

A. Pengertian
Pemeriksaan leopold adalah pemeriksaan palpasi yang biasa digunakan untuk
menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan, pemeriksaan yang
dilakukan terdiri dari leopold I-IV.

B. Tujuan
Pemeriksaan leopold dilakukan untuk menentukan kedudukan janin dalam rahim.

C. Tahap Pemeriksaan Leopold


1. Tahap Persiapan Pemeriksaan Leopold
a. Ibu tidur telentang dengan kepala lebih tinggi.
b. Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat di atas kepala atau
membujur di samping badan.
c. Kaki ditekukkan sedikit sehingga perut lemas.
d. Bagian perut penderita dibuka seperlunya.
e. Pemeriksa menghadap ke muka penderia saat melakukan pemeriksaan
leopold I sampai III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan Leopold IV
pemeriksa menghadap ke kaki ibu.
2. Tahap Pemeriksaan Leopold
a. Leopold I
1) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan
dengan tanggal haid terakhir.
2) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak
kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak melenting, dan
tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-
bagian janin.

b. Leopold II
1) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk
menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.
2) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
3) Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala janin.
c. Leopold III
1) Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis.
2) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras
dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan bokong.
d. Leopold IV
1) Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu
untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas
panggul.
2) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksa divergen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan
pemeriksa konvergen.
Lampiran 2

LEMBAR PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASUHAN KEHAMILAN


PEMERIKSAAN PALPASI LEOPOLD

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang
sedang dihadapi.

NILAI
NO BUTIR YANG DINILAI
1 2 3 T/S
SIKAP
1. Menyambut klien dengan ramah dan sopan
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Merespon reaksi klien
4. Percaya diri
5. Menjaga privasi klien
CONTENT
Pemeriksaan Leopold I
6. Memposisikan klien dengan lutut sedikit ditekuk dan teruji
menghadap wajah klien
7. Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan
dari arah samping umbilical
8. Menentukan bagian janin yang berada di fundus
9. Kedua tangan meraba fundus untuk menentukan TFU
Pemeriksaan Leopold II
10. Meletakkan kedua tangan disamping kanan kiri perut ibu
untuk menentukan letak punggung janin
Pemeriksaan Leopold III
11. Meletakkan kedua tangan kiri menahan fundus, tangan
kanan meraba bagian terbawah janin dan menilai bagian
terbawah sudah masuk PAP atau belum
Pemeriksaan Leopold IV
12. Memposisikan klien dengan kedua kaki diluruskan teruji
menghadap kearah kaki klien
13. Kedua tangan diletakkan pada sisi bagian bawah rahim dan
menilai seberapa jauh penurunannya
14. Membantu pasien turun tempat tidur
TEKNIK
15. Teruji menjelaskan secara sistematis
16. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
17. Penggunaan media
18. Memberi kesempatan untuk bertanya, memberikan umpan
balik
19. Melakukan pendokumentasian
SKOR NILAI = ∑ Nilai yg didapat X 100%
Jumlah aspek yg dinilaix3
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING
Jawaban nomor 3

Cara Meningkatkan Tingkat Kepuasan Mahasiswa


Dalam Proses Pembelajaran

Menurut Ariya (2020), ada tiga cara atau tiga strategi untuk meningkatkan kepuasan
mahasiswa terhadap proses pembelajaran yaitu:
1. Cara / Strategi Kelompok INPUT
a. Meninjau kembali kurikulum dengan visi (melihat keterkaitan antara visi, misi,
tujuan, sasaran, kompetensi dengan kebutuhan matakuliah / kurikulum)
b. Mengundang stakeholder dalam RAKER peninjauan kurikulum untuk
memperoleh masukan tentang kebutuhan dunia kerja.
c. Meninjau kembali kesesuaian kurikulum dengan kompetensi
d. Menerapkan strategi pembelajaran aktif (active learning). Dimana suasana
pembelajaran dibuat menjadi interaktif, variatif, menyenangkan dan kondusif
untuk belajar mahasiswa.
e. Memperbaiki sikap Dosen serta menjalin komunikasi yang baik dengan
mahasiswa.
2. Strategi Kelompok PROSES
a. Mengusulkan kepada prodi untuk memperbaiki sistem penilaian
b. Mengkaji komponen penilaian setiap mata kuliah antara tugas, UTS dan UAS
perlu disesuaikan dengan bentuk tugas dan soal ujian, dengan kompetensi yang
diharapkan
c. Semua komponen penilaian sudah diatur dan tertuang dalam SAP (Satuan Acara
Pembelajaran) atau RPS (Rencana Pembelajaran Semester)
d. Mengaktifkan Dosen pembimbing Tugas Akhir dan Dosen pembimbing Praktik
Klinik Kebidanan (PKK) untuk memantau perkembangan mahasiswa
bimbingannya dengan komunikasi dengan membuat jadwal bimbingan, jadwal
target penyelesaian Tugas Akhir dan PKK, serta membuat absen bimbingan dan
memasukannya dalam komponen penilaian pembimbing
e. Membuat sistem penjadwal penggunaan ruang dengan lebih akurat dan
sistematis (menggunakan aplikasi digitalisasi untuk menghindari double).
f. Meninjau kembali rasio Dosen dan Mahasiswa, serta membagi jumlah
mahasiswa ke Dosen pembimbing sesuai rasio
g. Mengikutserakan Asisten dalam pelatihan kompetensi asisten
h. Menghitung ulang daya tampung ruang Lab dan membuat proposal program
pengembangan lab sesuai daya tampung.
i. Melakukan sosialisasi Praktik Klinik Kebidanan (PKK), jadwal sidang Tugas
akhir, dan membuat standar alur proses penyerahan Ijazah.
3. Strategi Kelompok OUTPUT
a. Mengadakan Praktik Klinik Kebidanan (PKK) I, II, dan III dengan durasi
praktik yang lama agar mahasiswa mendapatkan pengalaman yang banyak yang
nantinya dibutuhkan di dunia kerja.
b. Memberikan izin magang bagi mahasiswa untuk menambah kemampuan skill
dan pengalaman (Dewi and Sudarwati, 2020).

Menurut Sari (2018), dalam laporan kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran,
ada 5 aspek yang harus diperhatikan sebagai cara dalam meningkatkan kepuasan
mahasiswa dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Keandalan (reliability) yaitu mencakup:
a. Dosen memulai perkuliahan tepat waktu
b. Dosen mengakhiri perkuliahan tepat waktu
c. Dosen menyampaikan Rencana Perkuliahan Semester (RPS) dengan jelas
d. Dosen melakukan kontrak kuliah dengan mahasiswa dan menjelaskan tata
tertib perkuliahan diawal pertemuan
e. Dosen memberikan bahan ajar (handout, modul, dan lain-lain) untuk
melengkapi materi perkulihan
f. Dosen memberikan materi ujian sesuai dengan materi perkulihan
g. Dosen membagikan/memperlihatkan/membahas semua hasil ujian serta
pemberian nilai secara objektif.
2. Daya tanggap (responsiveness) yang mencakup:
a. Dosen mudah untuk dihubungi atau dijumpai dalam rangka keperluan konsultasi
terkait materi perkuliahan baik secara langsung ataupun tidak langsung (alat
komunikasi)
b. Dosen tanggao dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan dari mahasiswa
terkait materi pembelajaran
3. Kepastian (assurance) yaitu mencakup:
a. Dosen mampu menerapkan atau menggunakan metode/model pembelajaran
Student Centered Learning (SCL),
b. Dosen mampu dalam menggunakan media pembelajaran (Infokus, Laptop,
Papan Tulis, dan lain-lain)
c. Dosen mampu dalam menyampaikan materi perkulihan
4. Empati (empathy) yaitu mencakup:
a. Dosen bersedia membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan selama
proses belajar mengajar di kelas
b. Dosen bersikap baik/bersahabat kepada mahasiswa selama perkulihan dan
mengenali mahasiswanya di kelas.
5. Bukti Langsung (Tangible) yaitu mencakup:
a. Penilaian mahasiswa terhadap kebersihan, penataan dan kenyamanan di ruang
perkulihan atau ruang laboratorium
b. Ketersedian sarana pembelajaran yang tersedia di ruang perkulihan atau ruang
laboratorium
c. Ketersediaan buku referensi di perpustakaan yang mendukung materi
perkulihan (Sari Wardani, 2018)

Sedangkan menurut Solekhul Amin (2017), cara atau strategi untuk meningkatkan
kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran yaitu dengan meningkatkan variabel
yang ada pada kualitas pelayanan yaitu tangibles, reliability, responsivess, assurance, dan
emphaty. Hal ini dapat dibuktikan dengan ketersesuaian yang ada di lapangan, antara lain:
1. Kesesuaian kurikulum antara harapan dan kenyataan
2. Kesesuaian sarana prasarana perkuliahan antara harapan dan kenyataan
3. Kesesuaian pelaksanaan perkuliahan antara harapan dan kanyataan
4. Kesesuaian pembimbing akademik antara harapan dan kenyataan (Solekhul Amin,
2017)

Hasil penelitian Diana Rahmawati (2013) menunjukkan bahwa indikator yang


paling/dominan mempengaruhi kepuasan mahasiswa adalah indikator profesionalisme
dosen. Hal ini berarti bahwa pertimbangan utama atau cara untuk meningkatkan kepuasan
mahasiswa terhadap proses pembelajaran yaitu dengan menjadi dosen yang professional
dalam proses pembelajaran (Rahmawati, 2013).

Referensi
1. Dewi AP, Sudarwati W. Strategi Peningkatan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses
Pendidikan Pada Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta.
J Intergrasi Sist Ind 2020;7:1–12.
2. Rahmawati D. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa. J
Econ 2013;9:52–65. https://doi.org/10.21831/economia.v9i1.1376.
3. Sari Wardani. Laporan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses Pembelajaran. Aceh:
Lembaga Penjamin Mutu Universitas Abulyatama; 2018.
4. Solekhul Amin. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Akademik Pada Perguruan
Tinggi. J Madaniyah 2017;7:222–36.
Jawaban nomor 4

Model Kurikulum Yang Sesuai Untuk Meningkatkan Kualitas


Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran

Kurikulum merupakan nyawa dari suatu program pembelajaran sehingga


keberadaannya memerlukan rancangan, pelaksanaan serta evaluasi secara dinamis
sesuai dengan perkembangan zaman, kebutuhan Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Seni (IPTEKS) serta kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat, maupun
pengguna lulusan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dalam menyusun atau mengembangkan kurikulum, wajib
mengacu pada KKNI dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Tantangan yang
dihadapi oleh perguruan tinggi dalam pengembangan kurikulum di era Industri 4.0
adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi baru meliputi
literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang berakhlak mulia
berdasarkan pemahaman keyakinan agama. Perguruan tinggi perlu melakukan
reorientasi pengembangan kurikulum yang mampu menjawab tantangan tersebut.
Terbitnya Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SN-Dikti) mendorong Program Studi di Perguruan Tinggi meninjau
kembali kurikulumnya.
Untuk membuat model kurikulum yang sesuai untuk meningkatkan
kualitas mahasiswa dalam proses pembelajaran, maka perlu diperhatikan uraian
tahapan penyusunan dokumen kurikulum yang dibagi ke dalam 3 tahapan yaitu:
perancangan kurikulum, perancangan pembelajaran, dan evaluasi program
pembelajaran.
1. Tahapan Perancangan Dokumen Kurikulum
Tahapan ini dimulai dari analisis kebutuhan (market signal) yang menghasilkan profil
lulusan, dan kajian-kajian yang dilakukan oleh program studi sesuai dengan disiplin
bidang ilmunya (scientific vision) yang menghasilkan bahan kajian. Selanjutnya dari
kedua hasil tersebut, selanjutnya dilakukan:
a. Penetapan profil lulusan dan perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
b. Penetapan bahan kajian dan pembentukan mata kuliah
c. Penyusunan matriks organisasi mata kuliah dan peta kurikulum.
2. Tahapan Perancangan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran secara sistematis perlu dilakukan agar menghasilkan
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) beserta perangkat pembelajaran yang lainnya,
di antaranya instrumen penilaian, rencana tugas, bahan ajar, dan lain-lain yang dapat
dijalankan dalam proses pembelajaran secara efisien dan efektif. Berbagai model
perancangan atau disain pembelajaran yang tersedia dalam literatur, di antaranya
adalah model ADDIE, Dick & Carey, Jerrold. E. Kemp, ASSURE, dan lain-lain.
Pada prinsipnya setiap dosen atau setiap Prodi dapat menetapkan model mana yang
akan digunakan dalam perancangan pembelajaran.
3. Penilaian Pembelajaran
Penilaian adalah satu atau beberapa proses mengidentifikasi, mengumpulkan dan
mempersiapkan data beserta bukti-buktinya untuk mengevaluasi proses dan hasil
belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan Capaian Pembelajaran Lulusan.
Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup prinsip penilaian; teknik dan
instrumen penilaian; mekanisme dan prosedur penilaian; pelaksanaan penilaian;
pelaporan penilaian; dan kelulusan mahasiswa.
Instrumen yang digunakan untuk penilaian proses dapat berupa rubrik dan untuk
penilaian hasil dapat digunakan portofolio atau karya desain. Penilaian seyogyanya
harus mampu menjangkau indikator-indikator penting terkait dengan kejujuran,
disiplin, komunikasi, ketegasan (decisiveness) dan percaya diri (confidence) yang
harus dimiliki oleh mahasiswa.
Model kurikulum yang sesuai untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam proses
pembelajaran adalah model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student
Centered Learning (SCL)).
SCL dimaksudkan adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pem
belajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian,
kebutuhan mahasiswa, dan mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
pengetahuan. SCL berkembang berdasarkan pada teori pembelajaran constructivism yang
menekankan bahwa pembelajar wajib mengkonstruksikan pengetahuannya agar dapat
belajar secara efektif (Attard et al., 2010). Ini sejalan dengan lima prinsip SCL
disampaikan oleh Weimer (2002), yaitu:
1. Mendorong pembelajaran aktif dan keterlibatan teman sejawat, serta pergeseran
kekuatan/kekuasaan pembelajaran dari dosen ke mahasiswa
2. Menempatkan dosen sebagai fasilitator dan kontributor
3. Menumbuhkan pemikiran kritis yang digunakan sebagai alat untuk mengembangkan
pengetahuan
4. Memberikan tanggung jawab pembelajaran kepada mahasiswa, sehingga mereka
dapat menemukan kekuatan dan kelemahannya, serta mengarahkan konstruksi
pengetahuannya, dan
5. Menggunakan penilaian yang memotivasi pembelajaran, serta menginformasikan
atau memberikan petunjuk praktis masa depan
Terkait dengan penilaian, di samping sebagai alat untuk menguji tingkat ketercapaian
capaian pembelajaran, juga penting untuk mengkondisikan mahasiswa selalu terlibat
dalam pembelajaran (student engagement on learning). Di dalam SN-Dikti Pasal (14)
disebutkan beberapa metode pembelajaran yang sejatinya adalah untuk memfasilitasi
SCL. Namun untuk mengkondisikan tingkat keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran
juga tergantung pada metode penilaiannya. Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu
atau ga bungan dari beberapa metode pembelajaran dan diwadahi dalam suatu ben tuk
Pembelajaran.
Pemilihan bentuk dan metode pembelajaran adalah sebagai upaya mencari
strategi yang tepat agar mahasiswa dapat memenuhi capaian pembelajarannya,
dengan mengembangkan interaksi aktif antara mahasiswa, dosen, dan sumber
belajar. Berdasar capaian pembelajaran ditentukan pula teknik, kriteria serta bobot
penilaian yang sesuai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh
mahasiswa selama proses pembelajaran. Lingkungan belajar saat ini juga menjadi
faktor penting dalam menentukan keberhasilan belajar. Ketersediaan sumber
belajar dengan keterjangkauan semakin luas dalam berbagai bentuk cetak maupun
elektronik. Suasana belajar, sarana prasarana, keberagaman kondisi mahasiswa
menjadi sumber belajar tersendiri yang mendorong mahasiswa untuk belajar
berkolaborasi dan berempati. Gambar 19 menunjukkan proses pembelajaran
berpusat pada mahasiswa dan komponenkomponennya.
Gambar Proses Pembelajaran Berpusat pada Mahasiswa
Program MBKM yang terdiri dari ragam bentuk pembelajaran di luar program
studi adalah perwujudan pembelajaran SCL yang sangat esensial (Buku Panduan MBKM,
2020). Bentuk-bentuk pembelajaran tersebut memberikan tan tangan dan kesempatan
kepada mahasiswa untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas dan kepribadian
(intra dan interpersonal skills), serta mengembangkan kemandirian dalam mencari,
menemukan dan mengkontruksikan pengetahuan pada dunia nyata.
Saat ini perguruan tinggi dihadapkan pada era industri 4.0 dan era digital
memungkinkan pelaksanaan SCL dapat lebih efisien dan efektif. Pendekatan
pembelajaran secara bauran (blended learning), sering pula disebut pembelajaran hibrid
(hybrid learning), merupakan kombinasi pembelajaran konvensional berbasis kelas atau
tatap muka langsung dan pembelajaran daring (online). Pembelajaran bauran melibatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan basis internet of things (IoT), jika
dilaksanakan dengan baik maka secara alami adalah SCL.
Pembelajaran daring memungkinkan pembelajaran fleksibel terhadap
waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran, sehingga mahasiswa mempunyai
peluang untuk mengendalikan pembelajarannya sendiri. Pembelajaran bauran
sangat sesuai dengan gaya belajar generasi millennia dan generasi-z, dan
memberikan kesempatan pada mahasiswa memanfaatkan TIK untuk melakukan
penelusuran informasi yang berbasis big data. Penggunaan pembelajaran bauran
bagi mahasiswa akan memperkuat literasi digital dan literasi teknologi, tentu hal
ini sangat sesuai dengan tuntutan kemampuan di era industri 4.0 (Aris Junaidi dkk,
2020)

Referensi : Aris Junaidi dkk. Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. IV.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
2020.
Jawaban nomor 5

MODUL AJAR
ASUHAN PERSALINAN
NORMAL

Disusun Oleh:
Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

Halaman Depan
Daftar Isi
Identitas mahasiswa
Halaman pengesahan
Kata pengantar
Mekanisme pembelajaran
Tinjauan Mata Kuliah
1. Deskripsi mata kuliah
2. Capaian Pembelajaran
3. Sasaran Belajar
4. Pokok materi
Pendahuluan
1. Petunjuk Penggunaan Modul
2. Manfaat mempelajari modul
3. Ruang lingkup bahan modul
Standar Operating Prosedure (SOP) Asuhan Persalinan Normal
Job Sheet Asuhan Persalinan Normal
Lembar Penilaian Asuhan Persalinan Normal
Penutup
Daftar Pustaka
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

MODUL AJAR
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

IDENTITAS MAHASISWA

NAMA MAHASISWA : ........................................................................................


NIM : ........................................................................................
TEMPAT & TGL LAHIR : ........................................................................................
ANGKATAN : ........................................................................................
ALAMAT : ........................................................................................
NO TLP/HP : ........................................................................................
EMAIL : ........................................................................................
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

HALAMAN PENGESAHAN

Disiapkan oleh : Koordinator Mata Kuliah Asuhan Persalinan Normal

Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb


Disahkan oleh : Kepala Program Studi

Dr.Mardiana Ahmad.,S.SiT.,M.Keb
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta
berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Ajar Asuhan Persalinan
Normal untuk Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Magister Ilmu Kebidanan
Universitas Hasanuddin Makassar. Modul ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam
belajar melakukan ketrampilan memberikan Asuhan Persalinan Normal sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
Modul ini juga dipergunakan sebagai alat evaluasi pelaksanaan praktikum Asuhan
Persalinan Normal untuk mendapatkan gambaran hasil pencapaian kompetensi
mahasiswa yang terukur dan sekaligus sebagai pedoman dalam perbaikan pembelajaran
pada periode selanjutnya.
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan buku panduan ini. Penulis juga mengharapkan saran dari
pembaca untuk penyempurnaan modul ini.

Merauke, 23 November 2021


Penyusun
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

MEKANISME PEMBELAJARAN

Mulai

Membaca tinjaun mata kuliah

Membaca pendahuluan

Mempelajari SOP

Mempelajari job sheet

Melakukan praktikum APN

Evaluasi (penilaian)

Kompeten? Tidak
Ya
Selesai
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

TINJAUAN MATA KULIAH

1. Deskripsi & Relevansi


Salah satu bagian dari pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah pelayanan
dan pemeliharaan kesehatan ibu bersalin yang sehat. Persalinan seorang ibu yang
ideal adalah persalinan normal yang merupakan cara terbaik untuk melahirkan si
buah hati ke dunia, dimana resiko dan efek yang dihasilkan sangat minim bahkan
mungkin tidak ada.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan yang cukup bulan (37 – 42 minggu), yang lahir secara spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam tanpa komplikasi
pada ibu maupun janinnya dan untuk menuju pada persalinan normal, seorang ibu
membutuhan pengasuhan yang baik dari orang yang memahami kesehatan ibu dan
anak.
Pola pengasuhan ibu hamil menuju persalinan normal sering disebut Asuhan
Persalinan Normal (APN).  Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah asuhan yang
bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai
dengan kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca
persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir.
Tujuan Asuhan Persalinan Normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya terintegrasi dan lengkap dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan tetap terjaga.
Salah satu pihak yang memiliki keahlian pengasuhan ibu selama kehamilan
menuju persalinan yang normal adalah para bidan, sehingga para bidan pulalah
yang akan menjadi petugas pelaksana asuhan persalinan normal bagi para ibu hamil
yang akan melahirkan.
Pedoman berikut dapat berguna bagi mahasiswa untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan persalinan normal.
Diharapkan dengan adanya modul ini, wawasan dan keterampilan para mahasiswa
semakin meningkat dan akan terbentuk tenaga pelayan asuhan persalinan normal
yang profesional dalam pelaksanaan tugasnya untuk membantu para ibu melakukan
persalinan yang sehat dan normal.
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

2. Capaian Pembelajaran
Setelah membaca modul ini, mahasiswa mampu:
a. Mampu memahami teori Asuhan Persalinan Normal
b. Mampu mempraktikkan Asuhan Persalinan Normal

3. Sasaran Belajar
Yang menjadi sasaran dalam modul ini adalah mahasiswa kebidanan.

4. Pokok Materi
60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

PENDAHULUAN

1. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul ini merupakan penuntun dalam proses pembelajaran dalam mata
kuliah Asuhan Persalinan Normal. Untuk dapat memahami uraian materi dalam
modul ini dengan baik, maka ikuti petunjuk dalam penggunaan modul ini, yaitu:
a. Bacalah dengan cermat bagian petunjuk ini sampai Anda memahami betul
apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini.
b. Bacalah modul ini secara teratur dimulai dari SOP sampai pada job sheet,
dengan mengikuti setiap materi-materi yang dibahas, temukan kata kunci dan
kata-kata yang dianggap baru. Carilah arti dari kata-kata tersebut dalam
kamus anda.
c. Tangkaplah isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran
dengan teman anda, dosen atau tutor anda.
d. Pada akhir kegiatan belajar akan ada latihan / praktikum untuk menguji
pemahaman dan keterampilan anda mengenai materi yang telah dibahas.
e. Lakukan simulasi keterampilan dengan tepat dan sistematis sesuai dengan
panduan SOP dan jobsheet.
f. Apabila anda hasil evaluasi menyatakan anda mampu melakukan
keterampilan dengan tepat dan sistematis maka anda telah menyelesaikan
kegiatan pembelajaran pada modul tematik ini.

2. Manfaat Mempelajari Modul


Dengan mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan persalinan normal,
sehingga akan terbentuk tenaga pelayan asuhan persalinan normal yang profesional
dalam pelaksanaan tugasnya untuk membantu para ibu melakukan persalinan yang
sehat dan normal.

3. Ruang Lingkup Bahan Modul


Modul ini hanya membahas Asuhan Persalinan Normal.
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

STANDART OPERATING PROSEDURE (SOP)


PRODI ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)
KEBIDANAN NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

Prosedur Tetap Tanggal Ditetapkan Ditetapkan Oleh

(………………………………………..)
Pengertian Langkah-langkah yang disusun dengan tujuan terlaksananya
persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan
benar, target akhirnya adalah penurunan angka motalitas ibu dan
bayi di Indonesia
Indikasi Untuk semua ibu bersalin
Tujuan 1. Memberikan pertolongan persalinan dengan baik dan benar
2. Menurunkan angka mortalitas ibu dan bayi di Indonesia
Petugas Mahasiswa Kebidanan
Pengkajian Mengkaji keadaan umum pasien
Persiapan ibu Menjelaskan tujuan Asuhan Persalinan Normal
bersalin
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

Persiapan ruang Persiapan ruang


dan alat 1. Ruangan yang nyaman dan tertutup
2. Tenang dan jauh dari keramaian
3. Ventilasi cukup
Persiapan Alat
1. APD (tutup kepala,masker,skort,sepatu tertutup)
2. Bak instrumen berisi :
a. Klem 2
b. Gunting tali pusat
c. Kateter
d. ½ kocker
e. Gunting episiotomi
3. Bengkok
4. Handuk
5. Kain ibu
6. Kain bayi
7. Larutan klorin 0,5%
8. Sabun dan air mengalir

Langkah-Langkah 1. Menjelaskan tujuan Asuhan Persalinan Normal


2. Melakukan pertolongan persalinan meliputi :
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
2) Memastikan kelengkapan peralatan,bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
3) Memakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak
tembus cairan
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.
Modul Ajar Asuhan
5) Menggunakan sarungPersalinan Normal
tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
(menggunakan tangan yang bersarung tangan DTT atau
steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik).
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hatihati dari anterior (depan) ke posterior (belakang)
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap.
9) Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan kanan
yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit). Menuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih
dalam batas normal (120 – 160 x/menit)).
11) Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu
menemukan posisi yang nyaman dan sesaui dengan
keinginanya.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi
meneran jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang
kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman.
13) Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran atau timbul kontraksi
yang kuat.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
Modul Ajar Asuhan
mengambil Persalinan
posisi nyaman, Normal
jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15) Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm.
16) Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah
bokong ibu
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan,
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 –
6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin
pada perut ibu.
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran
paksi luar secara spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala ke
arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk
menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24) Setelah badan dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung,bokong dan tungkai dan kaki. janin
untuk memegang tungkai bawah (masukkankan jari
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari
lainya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk).
25) Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis
Modul
kuatAjar Asuhan
dan atau Persalinan
bernafas Normal
tanpa kesulitan? (b) Apakah bayi
bergerak aktif ?
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering.Memastikan bayi dalam posisi
dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu
bayi yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan
ganda (gemelli).
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin
10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30) Setelah 2 menit sejak bayi lahir, memegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi,
kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain
menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari
pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian
tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan
tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah
ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm
distal dari klem pertama.
31) Memotong dan mengikat tali pusat. Dengan satu tangan,
pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau
steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali
benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
Modul
padaAjar AsuhanMelepaskan
sisi lainnya. Persalinan
klemNormal
dan memasukkan ke
dalam wadah yang telah disediakan.
32) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit
ibubayi. Meluruskan bahu bayi sehingga dada bayi
menempel di dada ibunya. Memposisikan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting susu atau areola mamae ibu.
33) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10
cm dari vulva
34) Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan
tali pusat.
35) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat
dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati ke arah dorsokrainal. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan mengulangi prosedur.
36) Bila pada penekanan bagan bawah dinding depan uterus
kea rah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat
ke arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan.
37) Setelah plasenta tampak di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Memegang dan memutar
plasenta sampai selaput ketuban terpilin kemudian
melahirkan dan meletakkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
melakukan masase (pemijatan) pada uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (uterus teraba keras).
39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan
Modul Ajartelah
plasenta Asuhan Persalinan
dilahirkan Normal plasenta
lengkap. Masukkan ke
dalam kantung plastik atau tempat khusus.
40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan. Bial ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
41) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
42) Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan
cairan tubh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung
tanagn dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Memcuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering.
43) Memastikan kandung kemih kosong.
44) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi.
45) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
46) Memeriksakan nadi ibu dan memastikan keadaan umum
baik.
47) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik.
48) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan
bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai.
50) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT.
Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
51) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga
untuk membantu apabila ibu ingin minum.
52) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%.
53) Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
54) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal


keringakan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering.
55) Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi.
56) Dalam satu jam pertama, memberikan salep/tetes mata
profilaksis infeksi, vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha
kiri anterolateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernafasan bayi normal (40-60 kali/menit) dan temperatur
tubuh (normal 36,537,5°C) setiap 15 menit.
57) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Meletakakn bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu dapat disusukan.
58) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendam di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian mengeringkan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
memeriksa tanda vital dan asuhan Kala IV Persalinan.
Referensi Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-
KR). Buku Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR,
Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2017.
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

JOB / KEGIATAN
Melakukan Asuhan Persalinan Normal (APN)

UNIT
Asuhan Kebidanan II

WAKTU
100 menit

OBJEKTIF PERILAKU SISWA


Setelah didemonstrasikan, mahasiswa mampu:
1. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan untuk melakukan pertolongan persalinan
dengan baik dan benar sesuai dengan daftar tilik yang telah ditetapkan.
2. Melakukan pertolongan persalinan 60 langkah dengan baik dan benar sesuai
dengan daftar tilik yang telah ditetapkan.

REFERENSI
1. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku
Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
2. Sulistyawati A dan EN. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika; 2012.

Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal


DASAR TEORI
Tujuan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang
berintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
diinginkan (optimal).

PETUNJUK
1. Baca dan pelajari lembar kerja/job sheet/daftar tilik.
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pertolongan
persalinan
3. Ikuti petunjuk pelaksanaan dan petunjuk instruktur.
4. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.

KESELAMATAN KERJA
1. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati
2. Perhatikan pencegahan Infeksi
3. Berhati hati saat menangani benda tajam dan melakukan dekontaminasi serta
memproses alat yang terkontaminasi secara benar.

BAHAN
1. Obat-obatan: oksitosin, lidokain
2. Kassa steril
3. Larutan klorin 0,5 %
4. Air Desinfektan Tingkat Tinggi
5. Spuit 3cc
6. Spuit 5cc
7. Kapas alkohol dalam kom Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
8. Benang Cut Gut dalam tempatnya
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Meja trolly
2. Set alat Perlindungan Diri: tutup kepala, kaca mata, masker, sarung tangan
steril/DTT, celemek dan sepatu tertutup
3. Partus set: 1 pasang handschoen, 2 buah kocher, gunting tali pusat, gunting
episiotomi dan pengikat tali pusat 1 buah serta penghisap Deelee.
4. Hecting set: 1 pasang handschoen, 1 nail foother, 1 gunting benang, pinset
anatomis, pinset cirugis, nail otot, nail mukosa, kassa steril, betadine dalam
kom.
5. Perlengkapan ibu: 2 kain bersih, 1 handuk, pakaian ibu, softek, pakaian dalam
ibu.
6. Perlengkapan bayi: baju bayi, popok, selimut bayi, topi.
7. Nierbekken
8. Wadah plasenta
9. Tempat sampah (Basah, Kering, Tajam)
10. Tempat baju kotor ibu
11. Kain bersih
12. Handuk Bersih
13. Perlak
14. Leeneck
15. Set alat tanda – tanda vital: Tensi meter, stetoskop, termometer  Tempatcuci
tangan
16. Meja resusitasi: 1 set alat resusitasi (ambu bag, oksigen, selang oksigen,
stetoskop, jam tangan, 1 pasang hand scoen steril, 2 kain bersih, 1 handuk
kering dan bersih, lampu sorot 60 watt.

Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

NO LANGKAH PENGERJAAN & ILUSTRASI GAMBAR


KEY POINT
1 Mengamati tanda dan gejala kala II
Key point:
 Memperhatikan tanda-tanda:
 Dorongan meneran
 Tekanan anus
 Perineum menonjol
 Vulva membuka

2. Siapkan alat
Key point:
• Susun alat secara ergonomis
• Patahkan ampul dan masukkan
spuit ke dalam bak instrument

3. Memakai alat pelindung diri


Masker, kaca mata, penutup kepala,
sepatu bot
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

4. Cuci tangan dan keringkan


• Lepaskan semua perhiasan
• Gunakan tehnik cuci tangan 6
langkah.

5. Memakai sarung tangan


• Pastikan sarung tangan tidak
berlubang
• Pakai satu sarung tangan sebelah
kanan dulu

6. Masukkan oksitosin
• Gunakan tehnik one hand
• Pegangan ½ koher berada di luar bak
instrument.
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

7. Bersihkan vulva dan perineum


Key point:
• Bersihkan dngan seksama dari arah
depan ke
belakang
• Buang kapas/ kasa pembersih dalam
wadah
yang tersedia

8. Lakukan pemeriksaan dalam, dan jika


pembukaan sudah lengkap lakukan
amniotomi
Key point:
 Periksa vulva dan vagina, portio
pembukaan, ketuban, presentasi,
penurunan dan bagian-bagian yang
menumbung (bila ada)
 Lakukan amniotomi tanpa
mengeluarkan tangan di dalam vagina

9. Dekontaminasi sarung tangan


Key point:
Celupkan sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, buka secara terbalik dan
rendam selama 10 menit
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

10. Periksa Denyut jantung janin


Key point:
Lakukan denyut jantung janin satu menit
penuh. Lepaskan leanec saat mendengar
DJJ dan satu tangan memegang nadi ibu.

11. Beritahukan kepada ibu pembukaan


lengkap dan keadaan janin baik
 Lanjutkan pemantauan kondisi ibu dan
janin, dokumentasikan temuan-temuan
yang ada.
 Tunggu hingga ibu mau meneran

12. Minta bantuan keluarga menyiapkan


posisi ibu untuk meneran.
Pastikan ibu merasa nyaman

13. Memimpin ibu meneran


 Mendukung dan memberi semangat
ibu dalam meneran
 Menganjurkan ibu beristirahat diantara
kontraksi
 Menilai DJJ diluar his
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
14. Menganjurkan ibu mengambil posisi
yang nyaman.
Menganjurkan ibu berjalan, berjongkok
ataupun miring kiri
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

15. Letakkan handuk bersih di perut ibu.


Key point:
Handuk ini berfungsi untuk mengeringkan
bayi agar terhindar dari hipotermi.
Dilakukan jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm.

16. Letakkan kain bersih dan kering 1/3 bagian


di bokong ibu.
Key point:
 Kain ini untuk menahan perineum.
 Kain tidak perlu steril

17. Buka tutup partus set.


Key point:
Perhatikan kelengkapan alat dan bahan.
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua


tangan.
Key point:
Perhatikan cara pemasangan sarung
tangan yang benar.

19. Lindungi perineum dan tahan kepala bayi


agar tetap fleksi.
Key point:
• Dilakukan pada saat kepala sudah
tampak 5-6 cm d depan vulva.
• Posisi tangan untuk menahan perineum
seperti memegang mangkuk.
• Anjurkan ibu untuk meneran perlahan
atau bernapas cepat dan dangkal.
• Jika ada meconium dalam cairan
ketuban, segera hisap mulut dan hidung
bayi setelah kepala lahir menggunakan
penghisap lendir De Lee DTT atau steril
atau bola karet penghisap yang baru
dan bersih.
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

20. Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi.


Key point:
• Perhatikan adanya lilitan tali pusat.
• Jika tali pusat melilit leher janin
dengan longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi.
• Jika tali pusat melilit leher bayi
dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya

21. Tunggu putaran paksi luar kepala bayi


secara spontan.
Key point:
• Kepala bayi tidak boleh ditarik.
• Perhatikan tanda-tanda terjadinya
distosia bahu.

22. Pegang kepala bayi secara biparietal.


Key point:
Kepala bayi tarik secara hati – hati ke
arah bawah sampai bahu anterior /
depan lahir, kemudian dengan lembut
menarik ke arah atas sampai bahu
posterior / belakang lahir
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

23. Geser tangan bawah untuk menopang


kepala dan bahu
Key point:
 Yakinkan vena jugularis pada
leher bayi tidak tertekan pada saat
menyangga kepala bayi.
 Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas

24. Setelah badan dan lengan lahir, dengan


tangan kiri susuri punggung ke arah
bokong dan tungkai bawah bayi untuk
memegang tungkai bawah (selipkan jari
telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut
bayi)
.

25. Lakukan Penilaian (selintas) :


a. Apakah bayi cukup bulan ?
b. Apakah bayi menangis kuat/
bernapas tanpa kesulitan
c. Apakah bayi bergerak dengan
aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas
atau megap-megap lakukan langkah
resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi
pada asfiksia bayi baru lahir).
26. Segera keringkan bayi
 Keringkan bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lain
kecuali telapak tangan tanpa
membersihkan verniks.
 Ganti handuk basah dengan
handuk/ kain kering.
 Pastikan bayi aman di perut ibu

27. Periksakembali Fundus Uteri


Lakukan perabaan Fundus uteri untuk
memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal)

28.
Beritahu ibu akan disuntik oksitosin
Informed consent pada ibu untuk
pemberian oksitosin agar uterus
berkontraksi baik

29.
Suntikkan oksitosin 10 IU IM
 Dalam waktu 1 menit suntikkan
oksitosin 10 IU IM pada sepertiga
paha atas bagian distal lateral
 Lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin
Bila saat aspirasi ada darah tarik jarum
sedikit lalu lakukan aspirasi kembali
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit


tali pusat dengan klem kirakira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat
ke arah ibu & klem tali pusat sekitar 2
cm distal dari klem pertama.

31. Pemotongan dan ikat tali pusat


 Dengan satu tangan, pegang tali
pusat yang telah di jepit(lindungi
bayi) dan lakukan pengguntingan tali
pusat diantara 2 klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT
atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan
simpul

32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu


agar kontak kulit ibu ke kulit bayi
• Selimuti bayi dan beri topi
• Biarkan bayi di dada ibu selama 1
jam walaupun sudah berhasil
menyusu
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

33. Pindahkan klem ke dua sekitar 5- 10 cm


dari vulva

34. Letakkan satu tangan di atas kain pada


perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan
tali pusat

35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan


tali pusat kearah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah
belakang-atas (dorsokranial) secara hati-
hati (untuk mencegah inversio uteri).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan peregangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi,
minta ibu, suami atau anggota keluarga
untuk melakukan stimulasi putting susu.

36. Lakukkan peregangan dan dorongan


dorso-kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian kea rah atas,
mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
37. Mengeluarkan plasenta
• Bila plasenta muncul di introitus
vagina
• Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin

38. Lakukan masase uterus


• Segera setelah plasenta dan
selaput ketuban lahir
• Letakkan telapak tangan di atas
fundus
• Dengan gerakan melingkar yang
lembut
Lakukan tindakan yang diperlukan jika
uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik

39. Periksa kedua sisi plasenta


• Pastikan lengkap dan utuh
• Masukkan ke dalam tempat
placenta
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

40. Evaluasi adanya laserasi


Jika terdapat laserasi yang mengalami
perdarahan aktip segera lakukan
penjahitan

41. Celupkan tangan yang menggunakan


sarung tangan ke dalam larutan klorin
kemudian bilas dengan air DTT dan
keringkan dengan handuk bersih

42. Pastikan uterus berkontraksi


dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam

43. Pastikan kandung kemih kosong


Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

44. Ajarkan ibu/ keluarga massage


uterus dan menilai kontraksi

45. Evaluasi dan estimasi jumlah


kehilangan darah

46. Memeriksa TTV ibu dan pastikan


KU ibu baik

47. Pantau keadaan bayi


Pastikan kembali bayi bernafas
dengan baik (normal 40-60 x/menit)
serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

48. Masukkan semua peralatan ke


dalam larutan klorin 0,5 % Key
Point :
• Rendam selama 10 menit
• Kemudian cuci dan bilas

49. Membuang bahan-bahan yang


52 Dekontaminasi tempat bersalin
terkontaminasi
. dengan larutan klorin 0,5%
Buang ke tempat sampah yang sesuai.

53 Celupkan sarung tangan kotor ke


. dalam larutan klorin 0,5%
50. • Membersihkan dan
Balikkan bagian merapikan
dalam ke luar ibu.
• Rendam
Bersihkan
10 ibu dengan air DTT
menit
 Membantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering

54 Mencuci tangan dan keringkan


• Gunakan teknik 6 langkah
51. Memastikan ibu merasa nyaman.
• Di bawah air mengalir
• Bantu ibu memberi ASI sedini
menggunakan sabun
mungkin
• Anjurkan keluarga memberi
minuman & makanan

55 Pakai sarung tangan DTT untuk


Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
. pemeriksaan fisik bayi
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

5 Pemeriksaan fisik bayi


6. setiap 15 menit
• Pernapasan normal 40-
60 x/mt
• Suhu 36,5-37,5’C
• Beri salep/tetes mata
profilaksis
• Injeksi vit.K 1 mg IM di
paha kiri bawah lateral

5 Berikan imunisasi Hepatitis B di


7. paha kanan bawah lateral 1 jam
setelah injeksi vit. K

5 Lepaskan sarung dalam keadaan


8. rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit tangan terbalik,

5 Cuci kedua tangan dan


9. keringkan

Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal


60. Dokumentasi
. Melengkapi patograf
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

LEMBAR PENILAIAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang
sedang dihadapi.

NILAI
BUTIR YANG DINILAI
1 2 3 T/S
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau
vaginanya
 Perineum menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap
digunakan, yaitu :
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

♠ Partus set :
 2 klem kelly atau kocher
 Gunting tali pusat
 Benang tali pusat
 ½ Kocher
 1 ½ pasang sarung tangan dtt
 Kateter nelaton
 Gunting episiotomi
 Kassa secukupnya
♠ Kapas dtt dalam tempatnya
♠ Spuit 2 ½ atau 3 ml
♠ 1 ampul oksitosin 10 u
♠ Kapas alkohol dalam tempatnya
♠ DeLee
♠ 2 kain bersih
♠ 2 handuk
♠ Celemek plastik
♠ Perlengkapan perlindungan pribadi : masker, kaca mata, alas kaki
tertutup
♠ Perlak
♠ Lenec
♠ Tensimeter
♠ Larutan klorin 0,5 % dalam tempatnya
♠ Air DTT dalam tempatnya
♠ 3 buah tempat sampah : basah, kering, tempat benda tajam
♠ Kantung plastik atau pendil
♠ Kain ibu
♠ Pembalut
♠ Gurita
♠ Waslap
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
Mematahkan ampul oksitosin 10 U, dan menempatkan tabung suntik steril
sekali pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
tangan dengan haduk satu kali pakai / pribadi yang bersih.
5. Memakai sarung tangan DTT. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya
kembali di partus set/ wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tampa
mengkontaminasi tabung suntik.
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP & KEDAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang sudah
dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau
anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama
dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau
kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung
tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut
dengan benar di dalam larutan dekontaminai, langkah # 10)
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di
atas).
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus berakhir
Modul
untuk memastikan DJJ dalam batas normal (100 Ajar Asuhan
– 180 x/mnt) Persalinan Normal
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PIMPINAN MENERAN
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan
keinginannya.
 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin
sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan
temuan-temuan.
 Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan
ibu merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat
untuk meneran :
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk
meneran
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(tidak meminta ibu berbaring terlentang)
 Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kontraksi
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu
 Menganjurkan asupan cairan per oral
 Menilai denyut jantung janin setiap lima menit
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi
tersebut dan beristirahat di antara kontraksi
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
 Sediakan tempat untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi
persalinan (asfiksia), sebelah bawah kaki ibu tempat yang datar alas
keras. Beralaskan 2 kain dan 1 handuk. Dengan lampu sorot 60 watt
(jarak 60 cm dari tubuh bayi)
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu
16. Membuka partus set
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
VII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang
lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat
kepala lahir
 Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan
hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir
DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap
yang baru dan bersih
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau
kassa yang bersih
Modul yang
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan Ajarsesuai
Asuhan Persalinan
jika hal Normal
itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat, dan memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke
arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk
melahirkan bahu posterior
Lahinya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berda di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu
dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterio (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan
hati-hati membantu kelahiran kaki.
VII. PENANGAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat (jika dalam penilaian terdapat jawaban tidak
dari 5 pertanyaan, maka lakukan langkah awal), kemudian meletakkan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang
memungkinkan) Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting,
dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau
selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dulu.
Penegangan Tali Pusat Terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan perenganganke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
ke arah atas dan belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
Modul
setelah 30 – 40 detik, menghentikan peragangan AjardanAsuhan
tali pusat Persalinan
menunggu Normal
hingga kontraksi berikut mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota
keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu
Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke atas, mengikuti kurve jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat
selama 15 menit :
 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
 Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu
 Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
 Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps
disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepasakan selaput yang
tertinggal
Rangsangan Taktil (Pemijatan) Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan kanan di fundus dan melakukan masase
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras ).
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap
dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat
khusus.
 Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik mengambil tindakan yang sesuai
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikan berkontraksi dengan baik
Mengevaluasi perdarahan pervaginam
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan
tersebut dengan air didensinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
dengan kain yang bersih dan kering
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati di
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin
0,5%.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan
handuk atau kainnya bersih dan kering
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI
Evaluasi
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan ibu / keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus
51. Mengevaluasi kehilangan darah
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pascapersalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
pertama pascapersalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
didekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering
56. Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan
larutan klorin 0,5%, dan membilasnya dengan air bersih
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

SKOR NILAI = ∑ Nilai yg didapat X 100%


Jumlah aspek yg dinilaix3
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING
Modul Ajar Asuhan Persalinan Normal

PENUTUP

Dari modul ini Anda telah mempelajari bagaimana melakukan Asuhan Persalinan
normal. Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai
seluruh materi yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari sekali lagi, terutama
pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Jika sudah bersegeralah menghubungi
dosen yang mengampu mata kuliah ini untuk meminta tes akhir modul.
Selamat dan sukses selalu…!!!

DAFTAR PUSTAKA
1. Dewi setia wati. Modul Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Praktik
Kebidanan III. vol. 6. Jakarta: Australia Indonesia Partnership for Health System
Strengthening (AIPHSS); 2019.
2. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku
Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
3. Nur Khafidhoh. Modul Praktik Klinik MK Metodik Khusus. Semarang: Poltekkes
Kebidanan Semarang; 2018.
4. Siska Sui Triana Ginting. Modul Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir. Akad Kebidanan Mitra Husada Medan 2016.

Anda mungkin juga menyukai