Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal Psychology of Science and Profession)

e-ISSN: 2614-2279 p-ISSN: 2598-3075


Vol. 4, No. 3, Desember 2020: 189 - 196

Diterima: 10 Desember 2020 Direvisi: 9 Desember 2020 Dipublikasikan: 30 Desember 2020 Tersedia: 30 Desember 2020

PENGARUH HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN TERHADAP


PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI TENAGA KERJA WANITA

Imammul Insan1, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti2


1,2
Fakultas Psikologi, Universitas Teknologi Sumbawa
Jl. Raya Olat Maras, Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, Kode Pos: 84371, Nusa Tenggara Barat
E-mail:imammul.insan@uts.ac.id

ABSTRAK
Berdasarkan data penempatan dan perlindungan TKI Periode Tahun 2018 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), terdapat 4.212 TKI yang bekerja keluar negeri sampai pada tahun 2018. Angka
tersebut bermula dari fenomena remaja perempuan dalam pengambilan keputusan untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita
(TKW) yang dipengaruhi oleh tingkat harga diri mereka. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh harga diri remaja perempuan terhadap pengambilan keputusan untuk menjadi TKW. Penelitian berbentuk survei
(N = 297) pada remaja perempuan di Lombok Barat yang memutuskan untuk menjadi TKW. Analisis regresi sederhana
digunakan untuk mengetahui pengaruh harga diri terhadap pengambilan keputusan untuk menjadi TKW. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa harga diri remaja putri berpengaruh negatif secara signifikan dalammemengaruhi pengambilan
keputusan menjadi TKW. Hal ini mengindikasikan bahwa harga diri remaja putri berkontribusi terhadap pengambilan
keputusan mereka untuk menjadi TKW, dalam artian kenaikan satu unit pada harga diri menyebabkan menurunnya tingkat
pengambilan keputusan menjadi TKW. Temuan penelitian ini memberikan masukan kepada lembaga-lembaga sosial dan
para pelaksana intervensi sosial bahwa untuk mengurangi kemungkinan remaja putri membuat keputusan menjadi TKW,
mereka perlu memperhatikan program intervensi yang menekankan pada aspek ‘bagaimana meningkatkan harga diri’
remaja putri.

Kata kunci: pengambilan keputusan; harga diri; remaja putri; tenaga kerja wanita; Lombok Barat.

ABSTRACT

Based on data on the placement and protection of Indonesian Migrant Workers for the 2018 Period, the National Board
for the Placement and Protection of Indonesian Workers (BNP2TKI), until 2018, the number of Indonesian migrant
workers abroad reach 4.212 workers. This figure stems from the phenomenon of adolescent girls in making decisions to
become Women Workers (TKW) who are determined by their level of self-esteem. Thus, this study aimedto examine the
effect of self-esteem of adolescent girls on their decision making to be migrant workers. This study was a survey study (N
= 297) onWest Lombok adolescent girls who decided to become migrant workers. Simple regression analysis was used to
determine the effect of self-esteem on decision making to become migrant workers. Adolescent self-esteem negatively
significantly influencedthe decision making to becamemigrant workers. The results of the study indicated that the self-
esteem of adolescent girls contributed to their decision making to become migrant workers, in the sense that an increase
in one unit of self-esteem causes a decrease in the level of decision making to migrant workers. These research findings
provide input to social institutions and social intervention implementers, that in order to reduce the possibility of adolescent
girlsfor deciding to become a migrant worker, they need to pay attention to intervention programs that emphasize on ‘how
to increase self-esteem’ aspects on adolescent girls.

Keyword; decision making; self-esteem; adolescent girls; female migrant workers; West Lombok
Imammul Insan, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti | 190
Pengaruh Harga Diri Remaja Perempuan terhadap Pengambilan Keputusan Menjadi Tenaga Kerja Wanita

PENDAHULUAN interaksi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi


Bagi sebagian orang, menjadi seorang pembentukan harga diri pada individu. Coopersmith
Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan sebuah (Ghufron dan Risnawita, 2010) mengatakan bahwa
pilihan yang memerlukan pengambilan keputusan pembentukan harga diri pada tiap individu dapat
yang tepat, terlebih denganadanya faktor yang muncul karena dipengaruhi oleh beberapa hal yang
mempengaruhi, yaitu untuk meningkatkan diantaranya yaitu keberhasilan seseorang.
kesejahteraan psikologis agar terpenuhinya Remaja membutuhkan lebih banyak
kebutuhan ekonomi, serta adanya pengaruh dari kesempatan untuk melatih dan mendiskusikan
lingkungan sekitar. Menurut Terry (dalam Hasan, pengambilan keputusan yang realistis. Salah satu
2004) pengambilan keputusan merupakan akhir dari strategi yang yang dapat digunakan untuk
proses berfikir dari apa yang hendak dituju dengan meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan
menjatuhkan pilihan pada satu alternatif pada remaja adalah dengan menyediakan lebih
pemecahannya. banyak kesempatan kepada mereka untuk terlibat
Remaja adalah sebuah masa perkembangan dalam hal tersebut dengan kelompok teman sebaya.
transisi dari masa anak menuju masa dewasa, yang Proses pengambilan keputusan pada remaja
berada dalam rentang usia 13-21 tahun. Menurut didasari oleh beberapa faktor yang terbentuk
Hurlock (2009) remaja diartikan sebagai masa melalui kognisiseseorang. Menurut Kuhn (Santrock,
perkembangan transisi antara masa anak-anak dan 2012), tahap perkembangan kognitif terpenting
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, yang berlangsung pada remaja adalah peningkatan
kognitif dan sosial emosional. Sementara untuk didalam fungsi eksekutif, yang melibatkan aktifitas
remaja akhir putri berarti seorang wanita yang telah kognitif dalam tingkat yang lebih tinggi seperti
tumbuh dewasa dan telah mengalami pubertas serta penalaran, mengambil keputusan, memonitor cara
mampu untuk mengadakan reproduksi (Hurlock, berpikir kritis dan memonitor perkembangan
2009). Batas usia remaja akhir putri berada dalam kognitif seseorang. Peningkatan didalam fungsi
interval usia 18-21 Tahun. eksekutif membuat remaja dapat belajar secara lebih
Remaja akhir, khususnya remaja putri di efektif dan lebih mampu menentukan bagaimana
akhir masa remaja menuju dewasa akan merasakan memberikan perhatian, mengambil keputusan, dan
adanya gejolak emosional yang kuat serta adanya berfikir kritis Dengan adanya peningkatantersebut,
kesenjangan atau ketidakseimbangan antara pengambilankeputusan pada remaja akhir akan
keinginan dan kemampuan. Menurut Hamidah menjadi realistis dan mampu dilakukandengan baik,
(2005) kesenjangan itu akan semakin tajam khususnya untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita.
manakala lingkungan mulai menuntut remaja akhir Berdasarkan data penempatan dan
putri untuk memerankan, mengembangan tugas dan perlindungan TKI Periode Tahun 2018 Badan
tanggung jawab sebagaimana orang dewasa sesuai Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
dengan perkembangan fisiknya. Kerja Indonesia (BNP2TKI, 2019), penempatan
Coopersmith (1967) yang mendefinisikan TKI keluar negeri sampai tahun 2018 mencapai
harga diri sebagai evaluasi yang dibuat oleh individu 4.212 jiwa (BNP2TKI, 2019). Angka tersebut
mengenai dirinya sendiri, dimana evaluasi diri menunjukkan penurunan jika dibandingkan
tersebut merupakan hasil interaksi antara individu denganjumlah TKI dari tahun 2017 yang mencapai
dengan lingkungannya serta perlakuan orang lain angka 4.421 jiwa (BNP2TKI, 2019).
terhadap dirinya. Teori yang disampaikan oleh Mengacu pada data terakhir dari Badan
Coopersmith (1967) sesuai dengan perkembangan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (BPS
psikososial remaja yang berkaitan dengan harga diri Provinsi Nusa Tenggara Barat), data yang terbaru
yang dimiliki oleh remaja akhir putri didapatkan berasal dari tahun 2015, sedangkan data yang
dari hasil interaksi dengan teman, tetangga atau ditampilkan merupakan hasil survei tahun 2014.
saudara yang sudah kembali dan sukses bekerja di Pada laman tersebut, BPS Nusa Tenggara Barat
luar negeri sebagai TKW. (2015) melaporkan bahwa Kabupaten Lombok
Mukhlis (dalam Ghufron dan Risnawita, Barat merupakan kabupaten dengan jumlah tenaga
2010) mengatakan bahwa pembentukan harga diri kerja Indonesia tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara
pada individu sesungguhnyadimulai sejak individu Barat. Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan
mempunyai pengalamandan interaksi sosial yang Perempuan dan Perlindungan Anak (KEMENPPPA,
sebelumnya didahului dengan kemampuan 2020) melaporkan bahwa pada bulan Maret 2020,
Imammul Insan, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti | 191
Pengaruh Harga Diri Remaja Perempuan terhadap Pengambilan Keputusan Menjadi Tenaga Kerja Wanita

jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang membangun rumah mereka. Sebagian besar rumah
berasal dari Kabupaten Lombok Barat berjumlah yang dibangun oleh TKI terkesan besar dan mewah.
4.000 orang. Lebih lanjut, Badan Pelindungan Informasi diatas mempertegas bahwa warga
Pekerja Migran Indonesia (BP2MI, 2020) Desa Gelogor, Kabupaten Lombok Barat merasa
mempublikasi data PMI dari Kabupaten Lombok harga dirinya akan lebih terangkat jika bekerja
Barat yang telah memeroleh penempatan pekerjaan diluar negeri sebagai TKI.
sekitar 863 orang. Mendapatkan hasil yang sesuai dengan
Sebanyak 1.160 remaja akhir putri (20-24 yang diinginkanmerupakan sesuatu yang dapat
tahun) yang berasal dari Kabupaten Lombok Barat meningkatkan harga diri para TKW sekembalinya
bermigrasi untuk menjadi TKW pada tahun (2014) ke daerah asal. Faturochman (2002) menyatakan
(Disnakertrans, 2014). bahwa TKW mendapatkan penghargaan yang lebih
Pengambilan keputusan menjadi TKW tinggi dari masyarakat daerah asal sekitar tempat
didasari oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan tinggal TKW ketika kembali dari bekerja di luar
ekonomi, tidak ada lapangan pekerjaan, dan ingin negeri yang membuktikan dapat meningkatkan
menambah pengalaman (Tri & Sukamdi, 2011). harga diri TKW tersebut (Faturochman, 2002).
Pengambilan keputusan tersebut dilandasi Fadliyanti, dkk. (2013) menemukan bahwa
oleh harapan ingin merubah faktor ekonomi untuk harga diri menjadi faktor pendorong untuk bekerja
keluar dari jerat kemiskinan. Berdasarkan hasil menjadi TKW di Arab Saudi karena gaji yang
penelitian Setyananda (2011), secara garis besar didapat lebih banyak dibandingkan di Indonesia.
motif yang melandasi wanita untuk menjadi Tenaga Selain itu mereka malu untuk bekerja di daerah
Kerja Wanita (TKW) adalah upah gaji yang besar rumah dan takut menjadi objek pembicaraan
dengan hasil sebesar 76.95%. Hasil penelitian sehingga menjadi TKW adalah suatu kehormatan
Vadlun (2010) tentang faktor pendorong untuk bagi mereka. Kebutuhan untuk menghidupi
pengambilan keputusan wanita bermigrasi adalah keluarga, menyekolahkan anak, mempunyai
bermigrasi memberikan harapan untuk kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi
mendapatkan pekerjaan dengan upah yang tinggi, merupakan faktor-faktor yang melandasi para
negara tujuan migrasi adalah negara maju sehingga perempuan untuk memilih bekerja sebagai TKW
tidak susah memperoleh uang, migrasi merupakan diluar negeri yang dipercaya akan meningkatkan
jalan yang terbaik untuk memperbaiki kondisi harga dirinya dari hasil yang didapat. Hal tersebut
ekonomi keluarga, kemudian dengan mendapat diperkuat pernyataan dari Marwan selaku Pejabat
upah juga dapat menambah pengetahuan dan Sementara (Pjs) Desa Gelogor Lombok Barat yang
pengalaman dan migrasi pun menjadi ladang bagi menyatakan bahwa hampir setengah lebih TKI
tenaga kerja untuk mendapat penghasilan yang mengalami keberhasilan dalam bekerja, sehingga
dapat mendukung ekonomi keluarga. mereka mampu meningkatkan taraf perekonomian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh keluarga. Dengan demikian, mereka mampu
Fadliyanti, Erani, Pudjihardjo dan Shasta (2013) membiayai pendidikan anak mereka.
yang dilakukan di Kabupaten Lombok Timur Penelitian mengenai pengambilan
menunjukkan hasil bahwa mantan TKW keputusan menjadi TKW merupakan penelitian
memberikan informasi yang diperlukan oleh calon yang belum banyak diteliti sebelumnya,
TKW mengenai biaya serta bagaimana prosedur dikarenakan para peneliti Psikologi lebih banyak
keberangkatan dan upah yang akan diperoleh di menaruh perhatian untuk meneliti tentang keadaan
negara tujuan. (Fadliyanti, dkk. 2013). yang dialami pasca bekerja diluar negeri oleh TKW
Kebutuhan ekonomi yang akan terpenuhi dalam kajian bidang ilmu Psikologi Sosial dan
setelah pulang dari bekerja diluar negeri sebagai Psikologi Klinis. Berdasarkan fenomena tersebut,
TKW tentunya menjadi impian untuk meningkatkan peneliti menjadi tertarik untuk meneliti
harga diri dalam kehidupan individu sehingga lebih pengambilan keputusan menjadi tenaga kerja wanita
memilih untuk bekerja disana. Menurut Penjabat pada subyek remaja akhir putri yang nantinya
Sementara (Pjs) Kepala Desa Gelogor Kecamatan mampu memberikan kontribusi pada kajian
Kediri Kabupaten Lombok Barat, Marwan TKI penelitian Psikologi, khususnya dalam bidang ilmu
yang berhasil dalam pekerjaannya dan mampu Psikologi Sosial. Berdasarkan penjelasan latar
menjaga kondisi perekonomian keluarga terlihat belakang di atas, hipotesis penelitian ini adalah
mulai membenahi kehidupan mereka, seperti mulai terdapat pengaruh harga diri remaja perempuan
Imammul Insan, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti | 192
Pengaruh Harga Diri Remaja Perempuan terhadap Pengambilan Keputusan Menjadi Tenaga Kerja Wanita

yang negatif dan signifikan terhadap pengambilan Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yang
keputusan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW). mengukur tiga variabel penelitian:
Pengambilan keputusan. Untuk mengukur
METODE variabel pengambilan keputusan untuk menjadi
TKW, peneliti mengembangkan alat ukur
Partisipan Penelitian pengambilan keputusan TKW berdasarkan pada
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah teori Terry (dalam Atmosudirjo, 1995) yang
sebanyak 297 orang yang didapatkan melibatkan lima dimensi, yaitu intuisi, pengalaman,
berdasarkanrumus Slovin dengan tingkat fakta, wewenang, dan rasional. Alat ukur terdiri dari
signifikansi sebesar 0,5 berdasarkan populasi 21 item dengan skor cronbachalpha sebesar (α =
remaja akhir putri dengan kelompok usia 20-24 0,849. Alat ukur ini terdiri dari item favorable dan
tahun di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 1.160 unfavorable. Bentangan untuk skor item favorable
jiwa. Secara detail, sebanyak 297 partisipan terdiri ialah (1) sangat tidak sesuai hingga (4) sangat
dari 44,6% usia 20 tahun dan 55,4% usia 21 tahun. sesuai, sedangkan bentangan skala likert dari item
unfavorable (1) sangat sesuai hingga (4) sangat
Desain Penelitian tidak sesuai.
Penelitian ini menggunakan penelitian jenis Harga diri. 19 item digunakan untuk
kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data- mengukur variabel harga diri TKW. Peneliti
data numerikal (angka) yang diolah dengan metode mengembangkan alat ukur harga diri mengacu pada
stastistika (Azwar, 2010). Selain itu, penelitian ini teori Coopersmith (1967) yang terdiri dari empat
tergolong penelitian survei, yaitu penelitian yang dimensi, yaitu power, significance, virtue, dan
digunakan dengan atau terhadap populasi besar competence. Item-item yang mewakili keempat
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dimensi tersebut memiliki skor cronbachalpha
dari sampel yang diambil dari populasi, sehingga sebesar α = 0,829 dengan bentangan skala likert 1-
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan 4, di mana 1 = Sangat tidak sesuai hingga 4 = Sangat
hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis sesuai, demikian berlaku reverse pada item
maupun psikologis (Neuman, 2000). unfavorable.

Prosedur Penelitian Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan snow-ball Teknik analisa data yang digunakan dalam
sampling, yang mana menentukan sampel pertama penelitian ini adalah teknik analisa data statistik
yang mana sampel berikutnya ditentukan simple regression atau regresi sederhana pada
berdasarkan informasi dari sampel sebelumnya variabel pengambilan keputusan dengan harga diri
sehingga jumlah sampel semakin besar (Azwar, melalui aplikasi SPSS (Statistic Program for Social
2010). Sebelum memulai pengambilan data, peneliti Scientific) 23 for Windows.
memperkenalkan diri kepada partisipan penelitian,
kemudian memberikan penjelasan mengenai tujuan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan cara menjawab alat ukur penelitian. Setelah
partisipan penelitian merasa jelas dan paham dengan Ringkasan hasil penelitian terdapat pada
tujuan dan instruksi yang telah disampaikan, empat tabel. Tabel pertama dan kedua berisi analisis
partisipan penelitian diminta mengisi alat ukur deskriptif berupa pengkategorian partisipan
penelitian yang telah dibagikan. Pada saat berdasarkan tingkat harga diri dan pengambilan
pengambilan data, peneliti telah menjamin bahwa keputusan. Tabel ketiga merupakan hasil korelasi
item-item yang mewakili variabel penelitian tidak antara harga diri dan pengambilan keputusan, dan
berdampak negatif pada partisipan penetilian. Selain tabel keempat berupa skor mean, standard
itu, peneliti menjamin kerahasiaan data dari deviation, dan hubungan antar variabel penelitian.
partisipan penelitian. Partisipan penelitian yang Terakhir, tabel kelima menunjukkanhasil analisis
terlibat pada penelitian kami bersifat sukarela, tanpa regresi sederhana dari harga diri dan pengambilan
adanya pemaksaan. Partisipan penelitian diberikan keputusan untuk menjadi TKW.
reward berupa minyak goreng.
Tabel 1. Kategori Harga Diri
Alat Ukur Penelitian Kategori ∑ Subyek %
Imammul Insan, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti | 193
Pengaruh Harga Diri Remaja Perempuan terhadap Pengambilan Keputusan Menjadi Tenaga Kerja Wanita

Rendah 25 12,4 Tabel 4. Koefesien Analisis Regresi


Sedang 225 57,3 95% CI
Tinggi 47 30,3 B SE t p LB UB
Consta 3,9 24,8
0,27 0 3,42 4,46
Berdasarkan Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa nt 4 5
dari 297 partisipan, mayoritas jumlah responden Harga −0 −2, 0,0 −0,3 −0,0
masuk dalam kategori sedang dengan jumlah 225 0,08
Diri ,2 49 1 7 4
orang (57,3 %). Sementara itu ketegori terbesar F(1, 295) = 6,204
kedua adalah kategori tinggi dengan jumlah R2 = 0,021; R2 = 0,017
sebanyak 47 orang (30,3 %) dan yang terkecil
adalah kategori rendah dengan jumlah sebanyak 25 Pada tabel 4, hasil analisis regresi sederhana
orang (12,4 %). menunjukkan bahwa harga diri berkontribusi secara
signifikan terhadap pengambilan keputusan untuk
Tabel 2. Kategori Pengambilan Keputusan menjadi TKW (F (1, 29) = 6,204; p = 0,01). Di sisi
Kategori ∑ Subyek % lain, harga diri berpengaruh negatf secara signifikan
terhadap pengambilan keputusan untuk menjadi
Rendah 41 25,3
TKW (B = −0,20; p = 0,01). Hal
Sedang 230 63,5
inimengindikasikan bahwa meningkatnya
Tinggi 26 11,2
pengambilan keputusan menjadi TKW disebabkan
oleh menurunnya harga diri remaja putri di
Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan
Kabupaten Lombok Barat. Dalam hal ini, harga diri
bahwa dari 297 partisipan, mayoritas jumlah
2,1% varian dari pengambilan keputusan menjadi
respondenmasuk dalam kategori sedang dengan
TKW.
jumlah230 orang (63, 5%). Sementara itu, kategori Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada
terbesar kedua adalah kategori rendah dengan
Tabel 1 dan Tabel 2, peneliti menemukan bahwa
jumlah sebanyak 41 orang (25,3 %) dan yang
baik pengambilan keputusan maupun harga diri
terkecil adalah kategori tinggi dengan jumlah
mayoritas responden berada pada kategori sedang
sebanyak 26 orang (11,2 %).
dengan persentase 63,5 % dan 57,3 %. Berdasarkan
data ini, peneliti menyimpulkan bahwa jika tingkat
Tabel 3. Korelasi Antar Variabel harga diri tinggi, maka tingkat pengambilan
M SD 1 2 keputusan untuk menjadi TKW pada remaja akhir
PK 3,28 0,17 − putri akan rendah. Sebaliknya, jika harga diri remaja
HD 3,24 0,12 −0,14* − putri berada pada tingkat yang rendah, maka
*p < 0,05; PK = Pengambilan Keputusan; HD = pengambilan keputusan untuk menjadi TKW akan
Harga Diri tinggi. Selain itu, Tabel 3 menunjukkan bahwa
partisipan penelitian berada dalam kategori tinggi
Pada Tabel 3, hasil Pearson Correlation (MHarga Diri = 3,24; MPengambilan Keputusan = 3,28) dari
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bentangan skala likert 1-4 dengan koefesien korelasi
negatif dan signifikan antara harga diri dan yang signifikan dan negatif (r = −0,14; p < 0,05).
pengambilan keputusan untuk menjadi TKW (r = Tingkat harga diri memberikan pengaruh
−0,14). Hasil ini mengindikasikan bahwa yang negatif terhadap pengambilan keputusan
peningkatan pada keputusan untuk menjadi TKW menjadi TKW pada remaja akhir putri di Kabupaten
dipengaruhi oleh penurunan harga diri remaja putri Lombok Barat. Copersmith (1967) mendefinisikan
di Kabulaten Lombok Barat. Artinya remaja putri harga diri sebagai evaluasi yang dibuat oleh individu
dengan harga diri yang rendah akan memiliki mengenai dirinya sendiri, dimana evaluasi dari diri
keinginan yang semakin tinggi dalam memutuskan sendiri tersebut merupakan hasil interaksi antara
untuk menjadi TKW. individu dengan lingkungannya serta perlakuan
orang lain terhadap dirinya.
Tingkatan harga diri menentukan bagaimana
mereka mengambil keputusan menjadi Tenaga
Kerja Wanita (TKW). Menurut Coopersmith
(1967), individu dengan tingkatan harga diri yang
Imammul Insan, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti | 194
Pengaruh Harga Diri Remaja Perempuan terhadap Pengambilan Keputusan Menjadi Tenaga Kerja Wanita

sedang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan Masa remaja akhir adalah masa dimana
individu dengan tingkat harga diri yang tinggi seseorang dihadapkan pada situasi yang lebih
namun tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi banyak melibatkan pengambilan keputusan. Keating
dalam menilai harga diri dan cenderung untuk (dalam Santrock, 2012) menyatakan bahwa pada
bergantung pada penerimaan sosial. Sementara itu, remaja yang lebih tua (remaja akhir) memiliki
Hurlock (2009) mengemukakan bahwa faktor- pengambilan keputusan yang lebih kompeten
faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya harga dibandingkan remaja yang lebih muda (remaja
diri seseorang didasari dari faktor-faktor awal). Dibandingkan dengan anak-anak, remaja
sepertifisik, inteligensi, tingkat aspirasi, adanya pola yang lebih muda cenderung lebih menghasilkan
budaya yang berpengaruh pada tingkatan harga diri pendapat yang berbeda, menelaah sebuah situasi
seseorang dan status sosial individu. berdasarkan berbagai perspektif, mengantisipasi
Pengambilan keputusan untuk menjadi konsekuensi dari keputusan, serta
TKW pada remaja akhir putri dipengaruhi oleh mempertimbangkan kredibilitas sumbernya
tingkat harga diri pada individu. Menurut Terry (Keating dalam Santrock, 2012).
(dalam Hasan, 2004), pengambilan keputusan Sebagian individu mengambil keputusan
adalah akhir dari proses berfikir yang dianggap dengan baik disaat mereka sedang berada dalam
sebagai suatu masalah atau sebagai penyimpangan situasi psikologis yang stabil dibandingkan saat
dari apa yang hendak dituju dengan menjatuhkan sedang dalam keadaan emosi yang tidak stabil. Hal
pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya. ini juga berlaku bagi remaja yang cenderung
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel 1 memiliki emosi yang kuat. Penelitian yang
dan Tabel 2, diketahui bahwa pengambilan dilakukan oleh Paus (dalam Santrock, 2012)
keputusan pada kategori sedang yaitu 63,5 % dan mendapatkan hasil bahwa seorang remaja dapat
harga diri sebesar 57,3 %. Berdasarkan data ini, mengambil keputusan yang bijaksana di saat kondisi
dapat disimpulkan bahwa jika pengaruh harga diri emosi mereka positif, dan mereka mengambil
yang tinggi akan menunjukkan tingkatpengambilan keputusan yang sebaliknya di saat emosinya negatif.
keputusan yang rendah untuk menjadi TKW pada Ghufron dan Risnawita (2010) mengatakan
remaja akhir putri. Sebaliknya, pengaruh harga diri bahwa pembentukan harga diri pada individu
yang rendahakan menunjukkan pengambilan sesungguhnnya dimulai sejak individu mempunyai
keputusan yang tinggi untuk menjadi TKW pada pengalaman dan interaksi sosial yang sebelumnya
remaja akhir putri. didahului dengan kemampuan membentuk persepsi.
Penelitian Mastur (2017) menemukan bahwa Pembentukan harga diri pada remaja akhir putri
kondisi perekonomian TKI berkaitan dengan tingkat mengindikasikan bahwa remaja akhir putri
pendidikan anak-anak mereka. Kebanyakan alasan cenderung membentuk persepsi dari minimnya
untuk menjadi TKI adalah untuk membenahi interaksi sosial dengan orang lain yang dalam hal ini
kehidupan mereka. Kehidupan dengan adalah keluarga atau kerabat mereka yang
perekonomian yang terpenuhi mengantarkan anak- sebelumnya sudah bekerja diluar negeri dan kembali
anak mereka untuk mengenyam pendidikan hingga ke kampung halaman namun hanya menjadikan hal
ke Perguruan Tinggi. Dengan demikian, latar tersebut sebagai motivasi untuk bekerja sebagai
belakang pendidikan anak-anak mereka yang lebih TKW tanpa memiliki pengalaman sebelumnya.
baik akan mengantarkan pada taraf kehidupan yang Hasil dari koefisien determinasi pada
lebih baik yang berdasarkan pada standar di variabel harga diri terhadap pengambilan keputusan
lingkungan sosial mereka, sehingga mampu tersebut memberikan sumbangan yang rendah
meningkatkan harga diri TKI. dimana hal tersebut dikarenakan adanya faktor-
Teori yang dicetuskan oleh Terry (dalam faktor lain yang mempengaruhi salah satunya yaitu
Hasan, 2004) tidak sejalan dengan hasil analisa tingkat pendidikan. Faktor tingkat pendidikan juga
deskriptif yang berada dalam kategori sedang merupakan faktor penentu dalam aspek psikologis.
dimana pengambilan keputusan menjadi TKW pada Meskipun untuk menjadi tenaga kerja wanita yang
remaja akhir putri merupakan keputusan yang sudah bekerja dalam faktor non- formal tidak membutuhan
diambil yang ternyata belum mampu untuk pendidikan yang tinggi, namun hal tersebut akan
mencukupi kebutuhannya untuk mencapai hasil dan menjadikan para remaja akhir putri menjadi
tujuan yang diinginkan dengan bekerja diluar memiliki bekal wawasan dan pengetahuan tentang
negeri. keadaan di negaratempat mereka bekerja nanti.
Imammul Insan, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti | 195
Pengaruh Harga Diri Remaja Perempuan terhadap Pengambilan Keputusan Menjadi Tenaga Kerja Wanita

Perlindungan TKI Periode Maret Tahun


SIMPULAN 2020. Retrieved from
https://bnp2tki.go.id/uploads/statistik/imag
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat es/data_22-04-
pengaruh negatif yang signifikan dari harga diri 2020_Laporan_Pengolahan_Data_BNP2T
pada pengambilan keputusan remaja putri untuk KI_MARET_(1)_(1).pdf.
menjadi TKW. Temuan ini mempunyai implikasi BNP2TKI. (2019, November 10). Data
terhadap lembaga-lembaga yang berkaitan dengan Penempatan dan Perlindungan TKI
TKW dan pelaksana program intervensi sosial agar Periode Tahun 2018 Retrieved from
menitikberatkan program intervensi sosial pada https://bnp2tki.go.id/uploads/statistik/imag
domain meningkatkan harga diri remaja perempuan es/data_26-11-2019_data_12-03-
untuk meminimalisir remaja putri yang membuat 2019_094615_Laporan_Pengolahan_Data_
keputusan menjadi TKW. BNP2TKI_2018.pdf.
Penelitian ini dibatasi hanya pada remaja Coopersmith, S. (1967). The Attendance of Self
putri di Lombok Barat. Hal itu disebabkan tingginya Esteem. San Francisco: W. H. Freeman &
angka jumlah TKW yang merupakan remaja putri Company.
berasal dari Lombok Barat. Di sisi lain, masa remaja Disnakertrans Provinsi NTB. (2014). Data Jumlah
adalah masa untuk menemukan identitas diri, maka Tenaga Kerja Wanita (TKW) Dari
remaja akhir putri akan lebih siap dalam mengambil Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014.
keputusan yang rasional sesuai dengan kemampuan Retrieved from
yang dimiliki sehingga sanggup untuk masuk ke http://disnakertrans.ntbprov.go.id/publikasi
dalam masa dewasa nantinya. Dalam hal ini, peneliti /data/data_29-10-2014_052387_
melibatkan harga diri sebagai faktor yang Data_Jumlah_Tenaga_Kerja_Wanita_Kab
berkontribusi terhadap keputusan remaja putri upaten_Lombok_Barat_Tahun_2014.pdf.
menjadi TKW. Penelitian selanjutnya diharapkan Fadliyanti, L. P. (2013). Analysis of Female Migrant
berfokus pada ‘bagaimana’ harga diri remaja putri Workes (TKW) Decision Migrate to Saudi
di Lombok Barat berkontribusi terhadap Arabia.Journal of Economics and
pengambilan keputusan untuk menjadi TKW. Hasil Sustainable Development, 5-10.
penelitian ini berimplikasi pada program intervensi Faturochman. (2002). Nasib Migran dan Dominasi
yang menekankan pada aspek ‘meningkatkan harga Konsep-Konsep MigrasiInternasional.
diri’ remaja putri di Lombok Barat guna menekan Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi UGM,
angka TKW dari Lombok Barat. 8(2), 92-102.
Ghufron, M. R. (2010). Teori-teoriPsikologi.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Ar-Ruz Media Group.
Gustan, E. (2011, Juni 27). Potret TKI di Lombok
Atmosudirjo, P. (1995). Beberapa Pandangan NTB. Viva News. Retrieved from
Umum Mengenai Pengambilan Keputusan https://www.viva.co.id/berita/bisnis/22945
(Decision Making). Jakarta: Ghalia 8-potret-desa-tki-di-lombok-ntb
Indonesia. Hasan, I. (2004). Pokok-pokok Materi Teori
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian (Cetakan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia
Kesepuluh). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Indonesia.
Offset. Hurlock, E. (2009). Psikologi Perkembangan :
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
(2015, November 13). Jumlah TKI Resmi Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta:
Asal Prov NTB Menurut Kabupaten/Kota Erlangga.
dan Jenis Kelamin 2014. Retrieved from Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
https://ntb.bps.go.id/statictable/2015/11/13/ Perlindungan Anak. (2020, Maret 05).
160/jumlah-tki-resmi-asal-prov-ntb- Angka Pekerja Migran Indonesia di
menurut-kabupaten-kota-dan-jenis- Lombok Tengah Tinggi, Kemen PPPA
kelamin-2014.html. Perkuat Pembinaan Keluarga. Retrieved
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. from
(2020, April 17). Data Penempatan dan https://dp3ap2kb.ntbprov.go.id/2020/03/05
Imammul Insan, Kusumasari Kartika Hima Darmayanti | 196
Pengaruh Harga Diri Remaja Perempuan terhadap Pengambilan Keputusan Menjadi Tenaga Kerja Wanita

/angka-pekerja-migran-indonesia-di- Setyananda, A. (2011). Faktor-faktor Yang


lombok-tengah-tinggi-kemen-pppa- Melatarbelakangi Pengambilan Keputusan
perkuat-pembinaan-keluarga/. Para Perempuan Bekerja Ke Luar Negeri
Mastur, M. (2017). Ekonomi Keluarga TKI dan Sebagai TKW (Di Desa Ngemplak,
Pendidikan Anak di Desa Bagik Polak Barat Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus).
Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Barat Tahun 2017-2018. FONDATIA, 1(1), Gadjah Mada,35(2), 101-115.
115-134. Tri, R. (2010). Pengambilan Keputusan Bermigrasi
Neuman, W. (2000). Social Research Method : Pekerja Migran Perempuan (Kasus Di Desa
Quantitative and Qualitative Measurement. Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten
New York: Prentice Hall. Kulon Progo). Jurnal Psikologi, 37(1), 13-
Santrock, J. (2012). Life-Span Development : 22.
Perkembangan Masa Hidup (Edisi kelima) Vadlun, F. (2010). Migrasi Wanita dan Ketahanan
(Penerjemah Achmad Chusairi, Juda Ekonomi Keluarga . Media Libang Sulteng
Damanik, Ed, Herman Sinaga, Yati III, 1, 78-86.
Sumiharti). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai