Anda di halaman 1dari 5

NASKAH UAS-THE

UJIAN AKHIR SEMESTER-

TAKE HOME EXAM

UNIVERSITAS TERBUKA

SEMESTER: 2020/21.1

Pengantar Antropologi ISIP4210

1. A Tampaknya, terdapat gagap budaya dan ketidakmampuan dari para pihak dalam
memperlakukan Orang Rimba. Pendekatan-pendekatan teknis sektoral -antara lain
kehutanan dan perkebunan-  yang dibungkus dalam peta jalan modernisasi selama ini
dinilai gagal dalam memajukan Orang Rimba. Berbagai kebijakan dan program yang
telah dikembangkan oleh para pihak, termasuk pemerintah pusat -Kementerian
Kehutanan, Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri- maupun Pemerintah
Daerah belum bahkan tidak kunjung menghasilkan perubahan nilai kehidupan Orang
Rimba sebagaimana diharapkan.Bukan hanya pendekatan Pemerintah saja yang dinilai
gagal. Pun, termasuk upaya-upaya yang telah dilakukan dunia usaha melalui berbagai
kegiatan pemberdayaan berbasis program CSR. Juga selalu kandas. Umumnya berakhir
dengan kegagalan. Berhasil sesaat, namun tidak benar – benar menghasilkan perubahan.
Bahkan tidak sedikit yang kembali pada lingkungan dan kultur tradisionalnya yang
kemudian berujung pada ledakan konflik.Ya, Orang Rimba yang tidak mampu atau sulit
mempertahankan kehidupan menetapnya sebagai pintu masuk menjadi manusia modern
dipastikan akan kembali ke hutan. Implikasi berikutnya, mereka menuntut agar kawasan
hutan yang telah ditetapkan ijin pemanfaatannya oleh Pemerintah untuk berbagai
kepentingan,   agar dikembalikan fungsinya sebagai bediom atau ruang hidup Orang
Rimba. Ironisnya, sebagian dari kawasan hutan tersebut telah berubah menjadi kawasan
perkebunan, hutan tanaman atau ijin restorasiNamun, melihat komitmen dan intensitas
kerja bersama para pemangku kepentingan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan
provinsi yang terefleksi dalam berbagai kerja bersama di lapangan, yang sama sekali
berbeda pendekatannya dengan entitas bisnis lain, jelas menjadi sebuah harapan akan
terbangunnya sebuah modal sosial (Social capital) yang kuat. Setidaknya, pilihan
paradigma pembangunan yang dijalankan perusahaan adalah pendekatan antropologi
pembangunan, yang tidak sudi membiarkan komunitas Orang Rimba tetap tidak berubah
dengan sistem dan tata nilai berburu meramunya yang berarti sama sekali tidak
mengalami kemajuan. Dengan merangkul Orang Rimba, hal Itu merupakan sebuah
pilihan terbaik secara sosio kultural bagi perusahaan untuk menyelesaikan potensi konflik
yang mereka hadapi dengan maju dan sejahtera bersama. Tentu dalam bingkai
kesepakatan dan kepercayaan
1. B . Suku asli Provinsi Jambi adalah Suku Anak Dalam (SAD) atau yang dikenal juga
dengan Orang Rimba. Awal mulanya, Orang Rimba diperkirakan berasal dari Orang
Minang. Keseharian mereka yang tinggal di hutan adalah dengan tidak menggunakan
pakaian, palingan hanya kulit kayu untuk menutupi kemaluannya. Namun karena dirasa
ribet, tak nyaman dan kadang suka ada kutu kayunya, lama-lama mereka menggantinya
dengan kain.Yang cewek menggunakan kain layaknya kemben untuk atasan dan satu lagi
untuk bawahan. Sementara yang cowok menggunakan cawat, yakni kain yang dililit-lilit
menutupi selangkangan. Selain menjadi pakaian, kain juga berguna sebagai mahar
pernikahan dan untuk membayar denda adat. Jika melakukan kesalahan, maka harus
membayar denda adat dengan kain. Misalnya jika kedapatan mencuri kain, maka harus
membayarnya dengan 6 kain. Yang paling berat adalah 100 kain karena menebang pohon
sembarangan. See how good they treat nature?karena penasaran dengan suku ini, ketika
pulang kampung dalam rangka Imlek, saya menyempatkan diri ikut open trip yang
jarang-jarang ada dan kebetulan pas sekali dengan jadwal. Sepertinya semesta sangat
mendukung untuk berjumpa mereka.Dari Kota Jambi, saya berkendara selama 6 jam
untuk tiba di Kabupaten Sarolangun dan melapor dulu ke pihak pengelola taman
nasional. Ketika itu hari sudah pukul 22.00 WIB malam dan saya tetap melanjutkan
perjalanan menuju tempat meeting point berikutnya di mana para Suku Anak Dalam telah
menunggu untuk mengantarkan kami masuk ke belantara hutan. Perjalanan pun dimulai
pada tengah malam yang mencekam dengan kondisi jalan becek, berlumpur dan akses
yang cukup sulit.Ketika tiba di kampung, saya dan rombongan langsung tidur karena
memang sudah sangat letih di perjalanan. Esok harinya saya terbangun dan melihat para
Suku Anak Dalam yang sudah mulai beraktivitas. Kebetulan hari itu tidak ada jadwal
guru yang masuk ke hutan dan mengajari anak-anak. Oleh karena itu, saya diajak untuk
mengambil ubi di sekitar hutan yang nantinya akan direbus untuk menjadi sumber
karbohidrat mereka. Ada juga berbagai jenis sayur-sayuran liar yang tumbuh di sekitar
serta aneka buah-buah tropis yang akan menjadi makanan pelengkapnya.

2. A . Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu
pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada makhluk
hidup atau spesies secara gradual (perlahanlahan). Perubahan yang dihasilkan
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup
yang baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar ketika dipopulerkan oleh
seorang ilmuan Inggris Chalres Darwin (1809-1882). Teori evolusi Darwin dihasilkan
dari sebuah ekspedisi yang Darwin lakukan pada saat pelayaran menjelajahi daratan
maupun lautan Amerika Selatan. Teori evolusi Darwin merupakan penyempurna dari
teori evolusi sebelum-sebelumnya. Teori evolusi sudah jauh hari muncul zaman yunani
kuno. Pertama kali teori tersebut dipopulerkan oleh Thales (600 SM), yang menyatakan
air adalah induk asal usul serta sumber adanya sesuatu. Anaximander (611–547 SM0,
menyatakan makhluk hidup berasal dari lumpur yang dipanasi oleh sinar matahari.
Aristoteles (384–322 SM), menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati
(Abiogenesis), Heraklitus, menyatakan bahwa segala sesuatu dirubah menjadi bentuk
baru. Hal tersebut menjadi tonggak sejarah perkembangan teori evolusi.
2. B. dengan ada nya perubahan di bidang globalisasi Beberapa dampak negatif pada
kesehatan fisik akibat kecanduan gadget adalah:

1. Masalah pada mata


Karena terlalu lama menatap layar gawai, mata bisa menjadi bermasalah. Beberapa
masalah pada mata yang berisiko terjadi pada pecandu gadget adalah mata lelah, mata
kering, dan penglihatan terganggu.
2. Nyeri di bagian tubuh tertentu
Orang yang sudah kecanduan gadget mungkin tidak menyadari bahwa lehernya sering
tertekuk dan jari-jari tangannya tidak berhenti mengetik di layar gawainya. Hal ini
membuat mereka rentan mengalami sakit leher, nyeri bahu, serta nyeri pada jari-jari dan
pergelangan tangan.
3. Infeksi
Layar gadget adalah sarangnya jutaan kuman. Bahkan ada riset yang menyatakan bahwa
kuman E.coli penyebab diare paling banyak ditemukan pada gadget. Hal ini membuat
orang yang sering bersentuhan dengan gadget lebih berisiko terkena infeksi.
4. Kurang tidur
Pecandu gadget sering kali rela begadang, sehingga kualitas dan waktu tidurnya
berkurang. Jika dibiarkan berkepanjangan, hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur.
Masalah kesehatan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, penyakit
jantung, bahkan infertilitas.
Karena kurang tidur, pecandu gadget akan sulit berkonsentrasi dan mengalami kelelahan
sepanjang hari. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera atau kecelakaan saat bekerja
atau menyetir.

3. A 1. Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan. 2. Gemeinschaft by place


adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat kerja yang
mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu sama lain dan mengacu pada
kehidupan bersama di daerah pedesaan. 3. Gemeinschaft of mind adalah hubungan
persahabatan yang disebabkan karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta
pandangan yang mendorong untuk saling berhubungan secara teratur. Gesellschaft
Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat asosiasi
dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Gesellschaft adalah masyarakat sipil di
mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting daripada asosiasi sosial.
b.tetap di sebut sebagai masyarakat tetapi kurang komunikasi terhadap orang di
sekitarnya
4. 1.Teori Difusi Kebudayaan

Teori difusi kebudayaan dimaknai sebagai persebaran kebudayaan yang disebabkan


adanya migrasi manusia.[19] Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, akan
menularkan budaya tertentu. Hal ini akan semakian tampak dan jelas kalau perpindahan
manusia itu secara kelompok dan atau besar-besaran, di kemudian hari akan
menimbulkan difusi budaya yang luar biasa. Setiap ada persebaran kebudayaan, di situlah
terjadi penggabungan dua kebudayaan atau lebih. Akibat pengaruh kemajuan teknologi-
komunikasi, juga akan mempengaruhi terjadinya difusi budaya. Keadaan ini
memungkinkan kebudayaan semakin kompleks dan bersifat multikultural. Dengan
adanya penelitian difusi, maka akan terungkap segala bentuk kontak dan persebaran
budaya sampai ke wilayah yang kecil-kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kontribusi pengkajian difusi terhadap kebudayaan manusia bukan pada aspek historis
budaya tersebut, melainkan pada letak geografi budaya dalam kewilayahan dunia

2. Teori Evolusi Kebudayaan

Pada abad ke sembilan belas, dalam masyarakat Eropa mengemuka sebuah paradigma
(cara pandang) yang memandang bahwa gejala-gejala yang timbul dari alam, masyarakat
dan kebudayaan yang ada dalam komunitas manusia dapat dilihat dan dipikirkan secara
rasional. Cara pandang yang secara tidak langsung mengkritik perilaku masyarakat Eropa
Barat yang mengembalikan segala sesuatunya ke kitab suci ini kemudian dikenal dengan
teori evolusi kebudayaan. Paradigma ini dipahami sebagai pandangan yang menyatakan
bahwa ada kepastian dalam tata tertib perkembangan yang melintasi sejarah kebudayaan
dengan kecepatan yang pelan tetapi pasti.[2] Selanjutnya, dimulailah pergumulan dogma-
dogma agama yang telah sekian lama mengakar di tengah-tengah masyarakat dengan cara
pandang baru yang sepenuhnya berbeda dan asing bagi masyarakat Eropa Barat saat itu.

4.B 1. Berjabat tangan Dulu, berjabat tangan merupakan hal yang normal. Namun, saat
ini, mungkin kebanyakan orang menghindarinya. Pada bulan April lalu, Dr Anthony
Fauci pakar imunologi asal Amerika Serikat mengatakan bahwa berjabat tangan dapat
membantu menyebarkan penyakit yang ditularkan melalui pernapasan. "Kita tidak perlu
berjabat tangan. Kita harus menghentikan kebiasaan itu saat ini," kata dia. 2. Mencuci
tangan Sebelum adanya pandemi, mencuci tangan sesering dan sesegera mungkin setelah
bepergian dari luar mungkin bukanlah kebiasaan. Sebaliknya, saat ini, mencuci tangan
menjadi kebiasaan yang tidak bisa lepas dari keseharian. Pusat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (CDC) mengatakan bahwa semua orang harus mencuci tangannya
sesering mungkin untuk menghindari penyebaran virus corona. 3. Memegang atau
bertukar uang Memegang uang tunai atau uang kembalian setelah berbelanja mungkin
membuat Anda ingin segera mencuci tangan di kondisi saat ini. Baca juga: Ilmuwan
Jerman akan Adakan Konser Indoor Saat Pandemi Corona, Ini Alasannya Padahal,
sebelum adanya pandemi, itu adalah hal yang normal dan tidak menimbulkan
kekhawatiran. Asisten Profesor di George Washington School of Medicine and Health
Sciences, Dr Michael Knight mengatakan apabila pekerjaanmu mengharuskan memegang
uang atau benda lain dengan permukaan yang berpotensi terkontaminasi, penting untuk
menjadi rajin mencuci tangan. "Dan tidak menyentuh wajah," kata Michael
menambahkan. 4. Berbagi botol minuman Saling berbagi botol minuman dengan orang
lain merupakan hal yang sangat normal 6 bulan lalu, tetapi tidak sekarang. Pada Maret
lalu, dilaporkan sekelompok orang di Thailand yang terinfeksi virus corona setelah
berbagi minuman dan rokok. CDC menyatakan bahwa virus corona memang tidak
menyebar lewat makanan atau minuman, tetapi ditemukan di air liur atau ludah. 5.
Menggunakan toilet umum Dulu, menggunakan toilet umum adalah hal normal dan tidak
perlu terlalu dikhawatirkan, sedangkan saat ini, justru kebalikannya. Sebab peneliti
kemudian menemukan bahwa menyiram toilet dapat menciptakan tetesan atau droplets
aerosol. Tetesan ini mungkin dapat bertahan lama di udara dan dihirup oleh pengguna
toilet berikutnya, atau menempel di permukaan kamar mandi. 6. Makan di restoran
prasmanan Pergi ke restoran dengan sistem prasmanan saat ini mungkin membuat Anda
berpikir dua kali dengan adanya risiko penularan corona. Menurut Deputi Komisioner
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika
Serikat, Frank Yiannas, restoran harus menghentikan operasional seperti prasmanan yang
membuat pelanggan menggunakan peralatan umum atau digunakan bersama. Baca juga:
Dua Vaksin Corona Tunjukkan Hasil Menjanjikan, Selanjutnya Bagaimana? 7.
Melakukan perjalanan Saat ini, orang memilih untuk meminimalisasi perjalanan yang
dilakukan, terutama yang harus ditempuh menggunakan transportasi umum, baik darat,
laut, maupun udara. Sebab ada banyak hal yang harus dipersiapkan seperti membersihkan
tangan, membersihkan tempat duduk, menggunakan masker dan hal-hal lain yang dapat
menurunkan risiko paparan virus. 8. Pergi ke tempat indoor yang ramai Pergi ke tempat
di dalam ruangan yang ramai dengan orang seperti konser adalah hal yang normal
sebelum pandemi corona. Sedangkan saat ini, berpikir akan dikelilingi oleh banyak orang
asing seperti itu justru mungkin menimbulkan kecemasan. Sebab potensi penularan
Covid-19 di dalam ruangan dengan orang yang banyak sangat potensi terjadi. Apalagi
jika tanpa adanya jarak fisik dan protokol kesehatan lainnya seperti masker. 9. Meniup
lilin dan kue ulang tahun Dahulu, meniup lilin pada kue ulang tahun adalah bagian dari
perayaan, tetapi sekarang, melakukannya justru seperti sedang menyebarkan virus.
Koordinator Program Sistem Keamanan Pangan dan profesor di Clemson University,
Paul Dawson mengatakan jika seseorang meniup makanan sebelum memakannya,
kemungkinan orang lain akan terpapar virus. "Jadi, sepertinya, itu bukan hal yang bijak
untuk dilakukan," kata Paul. 10. Berenang di kolam renang umum Pergi ke kolam renang
umum terlihat menyenangkan sebelum adanya pandemi. Saat ini, mungkin Anda harus
berpikir dua kali. Seperti dilaporkan bahwa kolam renang umum dan taman bermain air
lainnya memiliki tantangan dalam menjalankan protokol kesehatan. Menggunakan
masker sangat tidak mungkin dilakukan ketika berenang dan jarak fisik kemungkinan
sulit dijaga di lokasi yang ramai

Anda mungkin juga menyukai