Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel
makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel.
Protein memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur
maupun fungsinya. Peranan protein diantaranya sebagai katalisator,
pendukung, cadangan, sistem imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon
kimiawi. Protein-protein tersebut merupakan hasil ekspresi dari informasi
genetik masing-masing suatu organisme tak terkecuali pada bakteri (Campbell
et al., 2009; Lehninger et al., 2004). Protein dan gen memiliki hubungan yang
sangat dekat dimana kode genetik berupa DNA dienkripsi dalam bentuk
kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut ditranslasikan menjadi
protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan RNA dan ribosom
(Vo-Dinh, 2005).
Protetin banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi
oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara
umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein
sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi
untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan
tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal
yang berkaitan dengannya. Protein merupakan salah satu dari biomolekul
raksasa selain polisakarida, lipid dan polinukleotida yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup.Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein itu
sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitroge dan kadang kala sulfur
serta fosfor.Protein dirumuskan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1938

PROTEIN 1
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Protein ?
b. Bagaimana Struktur Protein ?
c. Bagaimana Pembagian Protein ?
d. Apa Fungsi Protein ?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian Protein ?
b. Mengetahui Struktur Protein ?
c. Mengetahui Pembagian Protein ?
d. Mengetahui Fungsi Protein ?

PROTEIN 2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kajian tentang Protein
2.1 Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Kebanyakan Protein
merupakan enzim atau subunit enzim.
 Sejarah Penemuan Protein
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Namun yang memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun
1830. Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti “yang
paling utama”.

2.2 Struktur Molekul Protein


Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N) dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P).
 Ciri – Ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan,
karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan
keterangan genetik yang terkandung dalam urutan basa dari bagian yang
bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein.
Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni.
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni
mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang
besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun
aktivitas biologisnya.

PROTEIN 3
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara
genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam
amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997)
 Sifat – Sifat Protein
Protein mempunyai sifat-sifat yaitu :
 Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif
dan ion negatif.
 Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya
berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu
dalam tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.
 Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di
dalam zat cair yang mengalir.
 Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada
titik isoelektriknya.
 Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil
yang terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :
1. Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein.
2. Jumlah tiap macam asam amino itu.
3. Susunan asam amino dalam tiap molekul protein (Sediaoetama,
1991).

PROTEIN 4
2.3 Pembagian Protein.
Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
1.  Berdasarkan Struktur Molekulnya

    Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki


berbagai macam struktur khas pada masing-masing protein. Karena
protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya,
maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan
terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa
mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-
macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener :
1) Struktur Primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan
asam amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan
huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan rantai.
Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino
dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan
peptida atau ikatan amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003).
Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu
polipeptida (Voet & Judith, 2009). 

Gambar 1. Struktur primer dari protein (Campbell et al., 2009).

PROTEIN 5
2) Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear 
distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di
sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur
sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki
segmen-segmen dalam polipeptida  yang terlilit atau terlipat secara
berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).

G
ambar 2. Struktur sekunder α-heliks

Gambar 3. Struktur sekunder β-pleated

Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen


karbonil pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat
ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino

PROTEIN 6
di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009). Pada struktur
sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah
linear rantai polipeptida.

3) Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang
tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas
pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping
(gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan
konformasi tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial
antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam
ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan
ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat
penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik
akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak
berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat
hodrofilik secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang
berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009;
Lehninger et al, 2004).

Gambar 4. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans


cytochrome C550 pada bakteri Paracoccus denitrificans (Timkovich and
Dickerson, 1976).

PROTEIN 7
4) Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter
protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-
unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk protein
kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini
adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen,
dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut
juga dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua
sub-unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari
empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik (Lodish et al.,
2003; Murray et al, 2009).

Gambar 5. Struktur kuartener


2. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik
1) Protein globular

Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat


rapat) membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin,
protamin. Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol.

1) Protein serabut (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang


tersusun memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung.
Misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba.
Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol.

PROTEIN 8
3.   Berdasarkan Fungsi Biologi

            Tabel 1. Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut :
Fungsi Jenis Contoh

Katalitik Enzim Katalase pepsin


Protein
Struktural Kolagen, elastin, keratin
struktural
Motil Protein
Aktin, Myosin
(mekanik) kontraktil

Protein Kasein (susu), ovalbumin (telur), feritin


Penyimpanan
angkutan (penyimpan besi)

Protein Albumin serum (asam lemak) hemoglobin


Pengangkutan
angkutan (oksigen)
Protein hormon Insulin
Pengatur
enzim pengatur Fosfofruktokinasa
Antibodi
Imun globulin
Perlindungan Protein
Trombin, fibrinogen
penggumpal
Tanggap Toksin bisa ular, toksin bakteri (bortulisme,
Protein toksin
toksik difteri)

4. Berdasarkan Daya Larutnya

a) Albumin. Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi.


Misalnya albumin telur dan albumin serum.
b) Globulin Glutelin. Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan
basa encer. Glutenin (gandum), orizenin (padi).
c) Gliadin (prolamin). Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol
100%. Gliadin/gandum, zein/jagung.
d) Histon. Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di
dalam sel. Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi

PROTEIN 9
hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30-
50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur.
e) Protamin. Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan
asam nukleat menjadi nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya
salmin.

5. Protein Majemuk
Adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein. Di
antaranya adalah sebagai berikut :

a) Fosfoprotein, yaitu protein yang mengandung fosfor. Misalnya


kasein pada susu, dan vitelin pada kuning telur.
b) Kromoprotein yaitu protein berpigmen. Misalnya asam askorbat
oksidase mengandung Cu.
c) Protein Koenzim. Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.
d) Lipoprotein, yaitu protein yang mengandung asam lemak, lesitin.
e) Metaloprotein, yaitu protein yang mengandung unsur-unsur
anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb).
f) Glikoprotein, yaitu protein yang mengandung gugus prostetik
karbohidrat. Misalnya musin (pada air liur), oskomukoid (pada
tulang).
g) Nukleoprotein yaitu antara protein dan asam nukleat berhubungan
(berikatan valensi sekunder). Misalnya pada jasad renik.

2.4 Fungsi Protein


Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan
Kartasapoetra fungsi protein di dalam tubuh yaitu :
a) Protein sebagai Zat Pembangun
Maksud zat pembangun di sini adalah bahwa protein itu
merupakan bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh baru, dimana
proses pembentukan jaringan baru selalu terjadi di dalam tubuh, antara
lain:

PROTEIN 10
1.    Pada masa pertumbuhan

Proses ini terjadi mulai dari lahir sampai menjadi dewasa muda.
Dalam masa ini proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-
besaran.

2.    Dalam masa hamil

Di dalam tubuh wanita yang sedang hamil terjadi pembentukan


jaringan–jaringan baru dari janin yang sedang dikandungnya.
Pembentukan jaringan baru pada waktu hamil terjadi lebih cepat di
pertengahan kehamilan.

3.    Penggantian jaringan–jaringan yang rusak dan dirombak

Pada waktu orang sakit keras atau pada berbagai penyakit menahun
terlihat orang menjadi kurus disebabkan banyak jaringannya yang
rusak.

4.    Waktu latihan–latihan dan olah raga terjadi pula pembentukan


jaringan baru, terutama jaringan otot.

b) Protein sebagai Zat Pengatur


Protein termasuk pula kedalam golongan zat pengatur, karena
protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung sebagai bahan pembentuk zat–zat
yang mengatur berbagai proses tubuh.
c) Protein sebagai Pemberi Tenaga
Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein
mengandung unsur karbon, dengan demikian maka jelas protein dapat
berfungsi sebagai sumber energi pula. Dalam keadaan tersedianya
karbohidrat tidak mencukupi, maka untuk menyediakan energi
sejumlah karbon yang terkandung dalam protein akan dimanfaatkan
seperlunya sehingga berlangsung pembakaran dan sejumlah protein
lainnya digunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu untuk
pembentukan jaringan.

PROTEIN 11
Selain itu, manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein
sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat
protein tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk


mempercepat reaksi biologis.
2. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung
dalam hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit.
Protein yang terkandung dalam mioglobin dapat mengangkut
oksigen dalam otot.
3. Untuk penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut
yang disebut kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan
daya tahan tulang dan kulit.
4. Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein
ini biasa digunakan dalam bentuk antibodi.
5. Sebagai media perambatan impuls syaraf.
6. Sebagai Pengendalian pertumbuhan.

Jenis – Jenis Protein Dalam tubuh


a) Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit,
tulang dan ikatan tisu.
b) Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada
serangan penyakit.
c) Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.
d) Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
e) Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen.
f) Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
g) Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.
h) Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.

Sumber Protein
Pengelompokan Protein dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu :
a. Protein Hewani

PROTEIN 12
Yaitu sumber protein yang berasal dari hewan.
Contohnya : Daging, ikan, ayam, udang, susu dll.
b. Protein Nabati
Yaitu sumber protein yang berasal dari tumbuhan.
Contohnya : suku polong – polongan, kentang, tempe, tahu, dll.

Berikut adalah beberapa akibat kekurangan dan kelebihan protein


Kekurangan

Kurangnya jumlah protein yang ada di dalam tubuh membuat fungsi dari
zat tersebut menjadi tidak maksimal di dalam tubuh kita. Beberapa akibat
kekurangan protein yang dapat menimbulkan penyakit akibat kekurangan
protein :

1. Marasmus

Marasmus ini merupakan suatu penyekit gizi buruk yang biasanya


menimpa bayi yang berusia dibawah 12 bulan. Penyebab penyakit ini
tentu saja kekurangan protein, namun juga terkadang disertai dengan
kekurangan karbohidrat. Penyakit seperti ini mempunyai sifat yang
sedikit berbahaya. Artinya, jika dibiarkan maka penyakit ini
mempunyai resiko yang fatal.

2. Kwashiorkor

Sama- sama penyakit yang timbul karena kekurangan protein,


namun bedanya adalah penyakit ini seringkali menjangkit anak- anak
usia 1 hingga 3 tahun. Namun, di dalam penyekit ini, si penderita ini
terlihat normal dan tidak kurus. Penyakit ini tetap tidak boleh dibiarkan
begitu saja karena kemungkinan terburuk akan menjadikan anak
memiliki cacat mental.

PROTEIN 13
3. Chacexia

Penyekit ini terjadi karena seseorang kekurangan protein.


berdasarkan penelitian, penyakit ini mengakibatkan penurunan berat
badan, kanker, gagal ginjal, dan penyakit menular lainnya. Dan
kemungkinan terburuk apabila penyakit ini dibiarkan maka akan terjadi
kematian.

4. Gagal hati

Gagal hati ini terjadi karena kekurangan protein yang


menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati karena sel tidak
mampu untuk bergenerasi. Penyakit ini jika dibiarkan maka akan
menjadikan sesuatu yang berbahaya, maka dari itu harus segera
dilakukan tindakan medis.

5. Apati

Apati ini merupakan suatu keadaan yang membuat emosi kita


menjadi tumpul. Penyakit kekurangan protein satu ini dapat
mempengaruhi tingkah laku dan juga fungsi kognitif. Apati ini biasanya
disertai dengan depresi.

6. Edema
Edema ini juga dapat dikatakan sebagai retensi air. Penyakit ini
merupakan penyakit kurangnya protein yang paling sering diderita oleh
manusia. Jika darah tidak mempunyai cukup protein maka seseorang
dapat terserang gejala penyebab darah rendah. Akibatnya, genre darah
yang tidak mengandung protein tersebut dapat dengan mudah
membentuk jaringan yang berada di sekitar pembuluh darah dan mirip
dengan gumpalan air. Inilah yang disebut dengan edema. (baca : bahaya
akibat darah rendah – cara mengatasi darah rendah)

PROTEIN 14
7. Gangguan otak

Jumlah protein yang kurang akan menyebabkan kecepatan berfikir


seseorang menjadi rendah dan menganggu kesehatan sistem saraf otak.

8. Penyakit jantung

Seseorang yang memiliki protein dalam jumlah kurang, maka


denyut jantung yang dihasilkan bisa sangat rendah, dibawah 60 kali
denyutan selama satu menit.

9. Rambut Rontok

Kekurangan protein bagi seseorang juga dapat menyebabkan


rambut mengalami kerontokan. Kerontokan dalam jumlah banyak akan
menyebabkan kebotakan yang mungkin saja akan sulit untuk tumbuh
lagi.

10. Kelelahan

Protein yang jumlahnya tidak mencukupi akan membuat jaringan


otot yang mengalami kelelahan dapat menjadi rusak, sehigga tidak
dapat mengalami regenerasi.  (baca : cepat lelah dan jantung berdebar)

Kelebihan

Kita sudah mengetahui dampak yang timbul karena kekurangan protein.


Selanjutnya kita akan mengetahui apabila tubuh kita justru kelebihan zat
protein. Akibat kelebihan protein ini juga dapat menimbulkan beberapa
penyakit tertentu.

1. Gagal Ginjal

Kelebihan protein dalam jumlah tertentu menyebabkan seseorang


beresiko terkena penyakit gagal ginjal. Sebab protein yang berlebih
akan membuat ginjal dipaksa bekerja lebih keras untuk membuang

PROTEIN 15
semua kelebihan nitrogen pada tubuh, dan hal ini akan membuat
seseorang mengalami gagal ginjal.

2. Pengasaman pada darah

Pengasaman pada darah bisa terjadi karena kelebihan protein dan


disertai dengan hilangnya elektron. Penyakit seperti ini menyebabkan
sistem imun tubuh manusia menjadi lemah sehingga dengan mudahnya
tubuh terserang penyakit dan sulit untuk disembuhkan.

3. Osteoporosis

Protein yang berlebihan akan membuat kalsium menjadi berkurang.


Akibatnya dapat terserang gejala osteoporosis.

PROTEIN 16
BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama
pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai komponen
protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut
sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein
diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah
asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino
disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses
tersebut dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam
amino, yang terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi. Deaminasi;
proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea.
Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Banyaknya atau
keadaan asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara
pembentukan asam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk
banyak maka  asam amino yang terdapat dalam darah juga banyak. Penyakit yang
ditimbulkan karena gangguan metabolisme protein adalah penyakit kurang energi
dan protein, diabetes mellitus dan diabetes insipidus.

2.5 Saran.
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna
karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap saran serta kritikan
yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf.

PROTEIN 17
DAFTAR PUSTAKA

1. Stryer, luber. 2000. Biokimia Edisi 4. Jakarta : Kedokteran EGC


2. Nurhalim, Shabib, Muhammad Prof. Dr, dr. 2012. Biologi Molekuler
Medik. Bandung : PT Alumni
3. Fatchiyah. 2011. Biologi Molekuler Prinsip Dasar Analisis. Jakarta :
Erlangga
4. http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/12/31/perubahan-pada-
metabolisme-protein-515152.html
5. http://www.diwarta.com/jenis-jenis-protein-serta-ciri-ciri-protein/811/
6. http://www.g-excess.com/34313/penggolongan-protein-dan-strukturnya/
7. http://www.psychologymania.com/2012/08/fungsi-protein-bagi-tubuh-
manusia.html
8. http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/sifat-sifat-protein.html

PROTEIN 18

Anda mungkin juga menyukai