Anda di halaman 1dari 4

Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota.

Kapang
jenis ini memiliki bentuk berupa talus dengan cabang-cabang dan memiliki hifa
transparan. Penicillium sp.memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut
konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung
seperti sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang dihasilkannya disebut
konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut phialides sehingga tampak
membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang merupakan tempat pembentukan dan
pematangan spora disebut sterigma. Beberapa jenis Penicillium sp. Yang terkenal antara lain P.
notatum yang digunakan sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk
membuat keju biru (Purves dan Sadava, 2003).
Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycotyna
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Penicillium biasa disebut green molds atau blue molds. Kapang ini sering ditemukan pada
jeruk dan buah lainnya, keju di kulkas, dan bahan makanan lainnya yang terkontaminasi dengan
spora mikroba ini. Konidia Penicillium terdapat di mana-mana baik di tanah maupun di udara.
Kapang ini sering menjadi kontaminan pada laboratorium biologi. Penicillin ditemukan pertama
kali oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 akibat tercemarnya kultur Staphylococcus oleh
mikroba Penicillium notatum (Alexopaulos, 1979). Aktivitas penting dari Penicillium adalah
sebagai berikut :
1. Produksi Antibiotik
2. Industri Keju
3. Parasit Tanaman
4. Mycotoxicoses
Saccharomyces cerevisiae adalah yeast yang memproduksi alkohol dalam jumlah tinggi dan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas alkohol. Satu-satunya Pabrik Gula dan
Pabrik Alkohol/Spiritus di Yogyakarta yang memproduksi alkohol berbahan dasar molase (tetes
tebu) dengan proses fermentasi adalah PG-PS Madukismo. Yeast yang digunakan adalah
S.cerevisiae yang menghasilkan enzim yang mengubah gula dalam molase menjadi alkohol dan
CO2.Sejak tahun 1955 belum pernah dilakukan identifikasi dan determinasi untuk memastikan
apakah strain S.cerevisiae yang digunakan dalam proses fermentasi alkohol masih murni atau
tidak.
Yeast sebagai agen pemfermentasi yang dapat menghasilkan alkohol harus murni.
Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi S.cerevisiae sebagai agen
pemfermentasi yang digunakan di PG-PS Madukismo. Pengujian tersebut diharapkan dapat
dijadikan informasi untukproduksi alkohol yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan
kualitas alkohol.
Penelitian ini termasuk non eksperimental dengan rancangan penelitian eksploratif deskriptif.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah isolasi strain S.cerevisiae
dari PG-PS Madukismo Yogyakarta dengan metode streak platting
untuk memisahkan koloni dan memperoleh biakan murniyang lebih spesifik, serta identifikasi
berdasarkan ciri morfologi sel, morfologi koloni dan sifat biokimiawinya yang dibandingkan
dengan kultur standar (S.cerevisiae ATCC 3015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat
S.cerevisiae yang diperoleh dari PG-PS Madukismo Yogyakarta merupakan kultur murni yang
menghasilkan alkohol di PG-PS Madukismo dan memiliki kesamaan identitas morfologi dan
biokimiawi dengan kultur standarnya.
saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk oval.
Saccharomyces cerevisiae mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari :

1. Kapsul

2. Dinding Sel

Dinding sel khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama semakin menebal
seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang disebut bekas lahir (bekas yang
timbul dari pembentukan oleh sel induk) dan bekas tunas (bekas yang timbul akibat
pembentukan anak sel). Setiap sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa
membentuk banyak bekas tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas
dengan rata-rata 24 tunas per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel yang memanjang.
Dinding sel khamir terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

>Glukan Khamir (30-35% berat kering dinding sel)


>Mannan (30% dari berat kering dinding khamir)
>Protein (6% berat kering dinding sel)
>Kitin (1-2 %)
>Lipid (8.5-13.5 %)

3. Membran Sitoplasma

4. Nukleus

5. Vakuola

6. Mitokondria

7. Globula Lipid Saccharomyces cerevisiae mengandung lipid dalam jumlah sangat sedikit.
Lipid ini disimpan dalam bentuk globula yang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi
pewarna lemak seperti Hitam Sudan atau Merah Sudan.

8. Sitoplasma

Saccharomyces cerevisiae berkembang biak dengan cara berikut:

1. Pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung sel


2. Pembelahan tunas, yaitu gabungan antara pertunasan dan pembelahan. Pada proses ini
mula-mula terbentuk tunas, tetapi tempat melekatnya tunas pada sel induk relatif besar,
kemudian terbentuk septa yang memisahkan tunas dari induk selnya. Pada
Saccharomyces, areal tempat melekatnya tunas pada induk sedemikian kecilnya sehingga
seolah tidak pernah terbentuk septa (tidak dapat dilihat oleh mikroskop biasa)
3. Pembentukan askospora. Pada khamir diploid seperti Saccharomyces cerevisiae, meiosis
dapat terjadi langsung dari sel vegetatif. Spora berbentuk bulat atau oval dengan
permukaan halus.

Saccharomyces cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces
bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan
alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces juga dapat melakukan respirasi
yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air.

Anda mungkin juga menyukai