Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN

PENGELOLAAN LINEN

RUMAH SAKIT MUSLIMAT


NU “MUNA ANGGITA”
KABUPATEN BOJONEGORO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehairat Allah SWT. Yang telah memberikan segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga Panduan Pengelolaan Linen di Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro ini telah selesai disusun.
Seperti kita ketahui bahwa Pengelolaan Linen harus dhimonitoring supaya
meminimalisir penyeberan infeksi, dan sangat mempengaruhi kualitas hidup
pasien yang sedang menjalani perawatan. Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita” Bojonegoro.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan Ketua Yayasan
Kesejahteraan Muslimat NU Wilayah Kerja II Kabupaten Bojonegoro, Direktur
Rumah Sakit Muslimat NU ”Muna Anggita”, Tim Medis dan seluruh staf di
Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” yang telah berpartisipasi aktif mulai
dari proses penyusunan sampai dengan penerbitan panduan ini. Semoga Buku
Panduan memberikan manfaat bagi semua dalam proses pengelolaan di
lingkungan Rumah Sakit Muslimat NU ”Muna Anggita”
Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan buku panduan ini sangat
kami harapkan

Terima kasih

Tim Penyusun
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU“MUNA ANGGITA” BOJONEGORO

NOMOR: 154/RS.MNU.MA/PER/VI/2019

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN LINEN


RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU “MUNA
ANGGITA”

DIREKTUR RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU “MUNA ANGGITA”


BOJONEGORO

Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan tujuan dan meningkatkan mutu


rumah sakit, maka dibutuhkan Panduan Pengelolaan
Linen di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”;
b. Bahwa untuk mewujudkan pengelolaan linen yang efektif
dan efisien, maka dibutuhkan Panduan Pengelolaan
Linen di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”;
c. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, maka perlu ditetapkan
Peraturan Direktur tentang Panduan Pengelolaan Linen
di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit;

ii
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor: P.56/Menlhk-Setjen/2015
tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
6. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraaan
Muslimat NU Pusat Nomor
084/YKMNU/Pst/SK/IX/2015 tentang Pengesahan
Susunan Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraan
Muslimat Nahdlatul Ulama Wilayah Kerja II Bojonegoro
Periode 2015-2020;

7. Keputusan Kepala Badan Perijinan Kabupaten


Bojonegoro Nomor 445/290/208.412/2016 tentang
Pemberian Ijin Operasional Rumah Sakit Muslimat NU
“Muna Anggita” Bojonegoro Kelas D;

8. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraan


Muslimat NU Wilayah Kerja II Bojonegoro Nomor
089/YKM-NU/Kep/IX/2017 tentang Pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Muslimat NU ”Muna Anggita”
masa bhakti 2017 – 2022.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PANDUAN PENGELOLAAN LINEN RUMAH SAKIT
MUSLIMAT NU “MUNA ANGGITA”

iii
Pasal 1
Panduan Pengelolaan Linen sebagai panduan dalam
melaksanakan pengelolaan Linen di lingkungan Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita”.
Pasal 2
Panduan Pengelolaan Linen di Lingkungan Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” sebagaimana yang dimaksud
pada Pasal 1 terdiri atas:
a. Bab I : Definisi
b. Bab II : Ruang Lingkup
c. Bab III : Tata Laksana
d. Bab IV : Dokumentasi

Pasal 3
Panduan Pengelolaan Linen di Lingkungan Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” sebagaimana yang dimaksud
pada Pasal 1 tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.

Pasal 4
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bojonegoro
pada tanggal : 07 Juni 2019
Direktur RS Muslimat NU
“Muna Anggita”

dr. Moh. Asari


NIP. 200009

iv
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU“MUNA
ANGGITA” BOJONEGORO...............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I DEFINISI....................................................................................................1
A. DEFINISI OPERASIONAL......................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA...................................................................................4
A. PENGGUNAAN.........................................................................................4
B. KELAYAKAN............................................................................................4
C. MASA PAKAI............................................................................................5
D. PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT......................................6
F. PENATALAKSANAAN LINEN............................................................14
BAB V DOKUMENTASI...................................................................................20

Panduan Linen RS Muslimat NU “Muna v


Lampiran : Peraturan Direktur Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita”
Nomor : 154/RS.MNU.MA/PER/VI/2019
Tanggal : 07 Juni 2019
Tentang : Panduan Pengelolaan Linen Rumah
Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”

BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
OPERASIONAL

1. Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit


dan membrane mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
2. Dekontaminasi adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah
pencemaran mikroorganisme atau subtansi lain yang berbahaya
sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut
3. Desinfeksi adalah proses inaktivsi mikroorganisme melalui sistem.
4. Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen
pathogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan
menyebabkan sakit.
5. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
6. Linen adalah bahan/alat yang terbuat dari kain, tenun.
7. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana darah, semua jenis
tubuh, sekreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien dianggap
sebagai sumber potensial untuk penuluran infeksi HIV maupun infeksi
lainya. Prinsip ini bagi semua pasien, tanpa membedakan resiko,
diagnosis ataupun status.
8. Linen kotor terinfeksi adalah linen yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru,
infeksi Salmonella dan Shingella (sekresi dan sekresi), HBV dan HIV
(jika terdapat noda darah) dan infeksi lainya yang spesifik (SARS)
dimasukkan ke dalam kantung dengan segel yang dapat terlarut di air
dan kembali ditutup dengan kantung luar berwarna kuning bertuliskan
terinfeksi

Panduan Linen RS Muslimat NU “Muna 1


9. Linen kotor tidak terinfeksi adalah yangtidak terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin,
meskipun mungkin linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien
berasal dari sumber ruang isolasi yang terinfeksi.
10. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung,
yang mempunyai sifat racun, kasinogenik, teratogenik, mutagenic,
korosif dan iritasi
11. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan atu dapat membahayakan lingkungan hidup
kesehatan, kelangsungan hidup manusia seta makluk hidup lainnya.
12. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal.
13. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan
serta cara- cara melakukan pekerjaan.
14. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan,
dapat menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang
paling ringan sampai paling berat.
15. Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan
dampak merugikan atau menimbulkan kerusakan.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Pengelolaan linen ditujukan pada seluruh linen yang digunakan untuk


menunjang pelayanan asuhan pasien di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita” Bojonegoro. Pengelolaan linen dibawah koordinasi Unit CSSD dan
Londry bekerjasama dengan seluruh unit pelayanan dilingkup Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita”.

Panduan Linen RS Muslimat NU “Muna 3


BAB III
TATA LAKSANA

A. PENGGUNAAN
Yang dimaksud dengan penggunaan disini meliputi :
a. Penggunaan di ruangan
Penggunaan linen di ruangan meliputi :
1. Pergantian, antara lain :
a. Sprei, sarung bantal, baju pasien diganti tiap hari dan sewaktu-
waktu bila kotor.
b. Selimut, perlak dua hari sekali dan sewaktu-waktu bila kotor
c. Handuk dan waslap setiap hari
d. Taplak meja satu minggu sekali dan sewaktu-waktu bila kotor.
e. Steik laken setiap hari dan sewaktu-waktu bila kotor
2. Inventaris linen yang digunakan pasien diserahterimakan dan
tercatat di buku serah terima
3. Merapikan linen yang sedang dipakai pasien.
b. Linen dirapikan setiap hari setelah pasien mandi atau sewaktu-waktu
bila terlihat tidak rapi
c. Linen kotor ditempatkan di tempat linen kotor tertutup dan dicatat pada
buku pencatatan, diambil oleh petugas pengambil linen kotor kemudian
diserahkan ke laundry.

B. KELAYAKAN
Kelayakan merupakan kondisi dimana suatu barang masih dapat digunakan
sesuai dengan fungsinya meliputi berbagai aspek yang menentukan kondisi
tersebut.
Ukuran kelayakan linen sangat diperlukan sebagai pedoman apakah linen
masih layak untuk digunakan atau tidak. Ukuran kelayakan juga dipengaruhi
oleh jenis bahan yang digunakan, masa/umur pemakaian, frekuensi
penggunaan dan frekuensi penanganan/ pencucian.

Panduan Linen RS Muslimat NU “Muna 4


Linen yang layak digunakan dapat dilihat dari :
a. Warna kain tidak pudar atau luntur
b. Bersih, tidak ada noda membekas
c. aromanya harum
d. serat kain tidak terurai
e. jahitan/ kancing/ sambungan/ tali tidak lepas
f. tidak robek atau lubang

C. MASA PAKAI
Masing-masing jenis linen mempunyai masa pakai yang bisa berbeda satu
sama lain, tergantung pada :
a. rasio penggunaan di ruangan
b. kualitas bahan
c. kualitas detergen
d. kualitas mesin cuci
e. penanganan (frekuensi pencucian, pengeringan, penyetrikaan, metode
penyimpanan)
Rasio
Ukuran kebutuhan Masa
No. Nama linen Bahan Warna
(cm) (person : pakai
alat)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 5


D. PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT
Pengelolaan linen merupakan tata cara penanganan linen mulai dari
proses perencanaan, pengadaan barang, pendistribusian, penggunaan,
pemeliharaan, penggantian, penghapusan serta pengawasan dan pengendalian.
Pengelolaan linen rumah sakit melibatkan hampir semua pihak yang
menggunakan, baik di ruangan pengguna maupun penanganan di laundry.
Pada dasarnya pemeliharaan linen merupakan tanggung jawab semua pihak.
Dengan pengelolaan yang baik dan bertanggung jawab diharapkan kebutuhan
linen dapat terpenuhi baik kualitas maupun kuantitas dan pada akhirnya
kepuasan pelanggan dapat tercapai.
1. Perencanaan Linen
Perencanaan merupakan proses penentuan kebutuhan linen yang
didasarkan pada standar linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita” Bojonegoro dan kebutuhan pelayanan di masing-masing
ruangan.
a) Mekanisme pengadaan rutin
Perencanaan pengadaan rutin dilakukan tiap tahun.
Alur atau prosedur pengadaan barang dapat diuraikan sebagai berikut :
(disesuaikan dengan kondisi di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita” Bojonegoro)

Perminta Perencanaan Pengajuan ke


an kebutuhan oleh Ke.
ruangan kepala unit Unit Umum
pengadaan barang

Pengajuan ke
Ka.Unit
Pembelian
Keuangan

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 6


Keterangan bagan di atas :
1) Perencanaan kebutuhan disusun oleh masing-masing ruangan,
disetujui oleh Kepada Departemen dan Kepala Bidang masing-
masing unit kerja, kemudian diserahkan kepada Kepala
Departemen Umum.
2) Kepala Departemen Umum menyusun kebutuhan ruangan
disesuaikan dengan prioritas kebutuhan dan anggaran tahunan
Rumah Sakit Msulimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro.
3) Susunan rencana kebutuhan linen diserahkan kepada Tim
Pengadaan Barang Rumah Sakit untuk mendapat persetujuan.
4) Setelah ada persetujuan dari Tim Pengadaan Barang, dilakukan
pembelian atau pengadaan linen baru oleh Kepala Departemen
Umum dan atau Kepala Unit Pengadaan Barang dan Jasa.
b) Mekanisme pengadaan urgen
1) Permintaan dari ruangan/ pengguna yang mendadak karena akan
segera dipakai dan atau karena barang rusak sebelum batas waktu
pemakaian.
2) Permintaan ruangan ditujukan ke bagian Keuangan
2. Pendistribusian Linen Baru
Ketika alat tenun datang, dilakukan pengecekan terhadap kondisi
barang dan dilakukan pelabelan sesuai ketentuan. Tujuan pelabelan
adalah untuk memudahkan proses evaluasi terhadap alat tenun.
Setelah diberi label baru didistribusikan ke masing-masing ruangan
yang membutuhkan.
Format label untuk linen adalah :
Kode inventaris barang (titik) nomor alat tenun (titik) nama rumah
sakit (titik) bulan alat tenun masuk (titik) tahun alat tenun masuk (titik)
nomor urut.
Contoh :
Laken dengan nomor alat tenun 23 datang pada April 2018 sebanyak 2
buah, maka contoh pelabelannya adalah :
020.23.RSSP.IV.2010.001

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 7


Distribusi alat tenun dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali. Prosedur
pendistribusian linen adalah sebagai berikut :
1. Petugas ruangan menulis di lembar order linen jenis dan jumlah
linen yang diperlukan
2. Lembar order diserahkan kepada petugas helper yang bertugas
untuk menyiapkan linen bersih bagi masing-masing ruangan sesuai
jadual yang telah ditentukan.
3. Linen bersih didistribusikan ke masing-masing ruangan dengan
menggunakan troley khusus linen bersih dan dilakukan serah terima
linen.
3. Penggantian
Penggantian linen dilakukan pada linen yang sudah tidak layak
digunakan. Bila masih ada stok cadangan di gudang, maka linen yang
tidak layak ditarik dari distribusi dan diganti dengan stok cadangan
tadi. Tetapi bila tidak ada stok cadangan, maka linen yang tidak layak
dicatat untuk proses perencanaan pengadaan linen baru tahun
berikutnya, kecuali bila keadaan urgen akan mengikuti mekanisme
pengadaan alat tenun urgen.
4. Penghapusan
Bila tidak layak pakai, linen diletakkan pada kontainer linen
khusus linen tidak layak pakai. Secara periodik yakni 3 bulan sekali
dilakukan penghapusan linen oleh Kepala Unit Pengadaan Barang dan
Jasa dengan membuat Berita Acara Penghapusan Inventaris yang
diketahui dan disetujui oleh Direktur
5. Pengawasan dan pengendalian
Proses pengawasan dan pengendalian linen dilakukan setiap hari
untuk memelihara kualitas pelayanan. Bila dalam pelaksanaannya
ditemukan penyimpangan, segera dilaporkan kepada Kepala Unit
Pengadaan Barang dan Jasa karena Unit Pengadaan Barang dan Jasa
bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian linen.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 8


Salah satu proses pengawasan dan pengendalian linen adalah dengan
melakukan proses pencatatan dan pelaporan yang jelas, meliputi :
a. Serah terima linen kotor.
b. Serah terima linen bersih antara petugas laundry dengan petugas
penyedia linen.
c. Order linen bersih dari ruangan.
d. Serah terima linen bersih antara petugas pengirim linen dengan
petugas ruangan.
e. Pemakaian bahan habis pakai untuk penanganan linen.
f. Inventarisasi linen, yang mencakup data sejak linen masuk,
terdistribusi hingga dinonaktifkan, baik jenis, jumlah maupun
kondisi linen.

E. TATA LAKSANA PENGELOLAAN


1. Penggunaan
a. Dilakukan penggantian secara berkala pada linen yang digunakan
oleh pasien sesuai dengan kebutuhan masing-masing ruangan.
b. Linen yang terpasang/ digunakan, dirapikan dan dibersihkan setiap
hari agar terlihat rapi dan nyaman.
c. Sebelum digunakan linen diperiksa dulu kondisi dan kelayakannya.
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan linen merupakan tanggung jawab semua pihak.
Pemeliharaan linen dilakukan di semua bagian, dengan mekanisme
sebagai berikut :
a. Pengumpulan linen kotor di ruangan
Linen kotor dibagi menjadi dua yaitu:
a) Linen kotor infeksius; yaitu seluruh linen kotor yang
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh dan faeces dari
pasien maupun bahan berbahaya dan beracun lainnya.
b) Linen kotor non infeksius; yaitu seluruh linen kotor yang tidak
terpapar cairan tubuh pasien maupun bahan berbahaya dan
beracun lainnya.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 9


Linen yang sudah selesai digunakan atau telah dalam keadaan
kotor dimasukkan ke dalam tempat linen kotor tertutup yang
dilapisi dengan kantong plastik yang sudah tersedia di masing-
masing ruangan. Penggunaan kantong plastik dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Kantong plastik kuning
Digunakan untuk linen kotor infeksius.
b) Kantong plastik hitam
Digunakan untuk linen kotor non infeksius.
Kantong diikat rapat untuk menghindarkan petugas, pengunjung rumah
sakit dan lingkungan rumah sakit dari resiko terkontaminasi bahan
berbahaya.
b. Pengiriman linen kotor dari ruangan ke laundry
RS.MNU’’Muna Anggita’’
Bojonegoro Linen kotor yang dikumpulkan di masing-masing
ruangan diambil oleh petugas pengambil linen kotor dan dikirim ke
laundry menggunakan troli khusus. Saat penyerahan dilakukan
serah terima tercatat antara petugas pengirim linen dengan petugas
laundry.
c. Penanganan di laundry rumah sakit
Penanganan linen kotor menjadi linen bersih kembali merupakan
tugas dan tanggung jawab sub unit laundry yang berada di bawah
Unit Pengadaan Barang dan Jasa RS.MNU’Muna Anggita’’
Bojonegoro. Prosedur penanganan linen kotor meliputi beberapa
tahapan yaitu :
1) Penerimaan linen kotor
Linen kotor diserahterimakan oleh petugas pengirim linen
kotor kepada petugas laundry dengan menggunakan buku
serah terima linen kotor yang ditandatangani oleh kedua belah
pihak.
2) Penimbangan
Penimbangan dilakukan pada saat linen masih dalam keadaan
terbungkus plastik. Tujuan penimbangan adalah untuk

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


mengetahui berat linen kotor yang menjadi acuan dalam
penggunaan bahan pencuci dalam proses pencucian.
3) Pemilahan
Setelah ditimbang, linen dipilah berdasarkan warna, bahan dan
tingkat noda. Pemilahan juga dilakukan untuk memisahkan
linen dari benda atau bahan padat seperti skapel, jarum atau
benda tajam lainnya yang dapat melukai petugas. Namun
proses ini tidak diberlakukan untuk linen infeksius, tujuannya
agar bahan berbahaya yang menempel pada linen tidak
mengkontaminasi petugas yang menangani linen kotor. Untuk
linen kotor infeksius harus langsung dilakukan dekontaminasi.
4) Perendaman
Proses perendaman bertujuan meluruhkan kotoran sekaligus
mematikan mikroorganisme yang menempel pada linen.
Linen kotor non infeksius dimasukkan ke mesin cuci non
infeksius untuk dilakukan perendaman dengan deterjen selama
10 menit menggunakan air dengan temperatur normal.
Linen infeksius yang berasal dari pelayanan kemoterapi
dimasukkan ke bak khusus untuk dilakukan perendaman
dengan deterjen selama 10 menit menggunakan air dengan
temperatur normal.
Linen infeksius yang berasal dari pelayanan lain selain
kemoterapi dimasukkan bak dekontaminasi untuk dilakukan
perendaman dengan chlorine 0,5% selama 10 menit
menggunakan air dalam temperatur kurang lebih 60-70 C.
Rumus pembuatan chlorine 0,5% dari larutan chlorine
konsentrat 5% adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Menghitung jumlah air : 5% - 1 = 10 – 1 = 9
0,5%

Langkah 2 : ambil 1 bagian larutan konsentrat chlorine dengan


menambahkan 9 bagian air.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


5) Pencucian
Pencucian dilakukan sesuai prosedur mekanik mesin cuci
yang digunakan. Untuk linen infeksius setelah dilakukan
pencucian sebelum dijemur bila diamati masih ada noda atau
kotoran yang menempel, dilakukan pencucian ulang. Hal ini
dilakukan karena linen infeksius pada awal pemilahan tidak
dilakukan penyortiran.
Dalam proses pencucian, petugas harus memperhatikan
perbandingan sabun dengan jumlah cucian yang ditangani,
serta berapa liter air yang digunakan. Sabun yang digunakan
merupakan sabun khusus yang ramah lingkungan, dalam artian
bahwa kandungan chemical sabun tersebut mudah terurai
sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan sekitarnya maupun
petugas yang menangani linen.
Dalam proses pencucian loading muatan harus
dikosongkan 25%. Sebagai contoh bila kapasitas mesin cuci
adalah 50kg, maka loading linen yang dimasukkan adalah
tidak boleh lebih dari 37,5 kg. Penggunaan deterjen adalah 25
ml/ 30 liter air.
6) Pengeringan
Setelah pencucian dilakukan proses pengeringan pada mesin
pengering agar kadar air turun hingga 80%. Linen yang telah
dikeringkan dijemur hingga mencapai 100%. Linen yang telah
dikeringkan dilipat dan disimpan di tempat linen bersih
tertutup.
7) Penyetrikaan
Linen yang sudah kering disetrika supaya terlihat rapi saat
digunakan. Cara pelipatan linen berbeda antara jenis linen satu
dengan yang lainnya untuk memudahkan petugas dalam
mengambil linen.
8) Penyimpanan linen bersih
Linen yang sudah bersih dan siap pakai disimpan di lemari
penyimpanan linen, yang dijaga supaya tidak lembab. Pada
lemari linen yang terdiri atas beberapa bagian diberi penanda

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


jenis linen sehingga memudahkan petugas saat penyiapan linen
untuk masing-masing ruangan.
9) Pendistribusian Linen Bersih
Pendistribusian merupakan aspek penting yaitu pencatatan
linen yang keluar. Linen yang tersimpan ditempat
penyimpanan dikeluarkan untuk didistribusikan, sedangkan
linen yang baru selesai disetrika dimasukkan ke lemari
penyimpanan. Distribusi linen dilakukan setiap hari oleh
petugas distribusi berdasarkan form order linen dari masing-
masing ruangan.

3. Perlindungan umum (universal precaution)


Perlindungan umum pada saat melakukan kegiatan pengelolaan
linen wajib digunakan, terutama bagi yang bersentuhan langsung
dengan linen. Tujuannya adalah untuk menghindarkan petugas dari
kontaminasi bahan berbahaya yang menempel pada linen, di samping
untuk mengurangi infeksi nosokomial akibat linen kotor yang
menginfeksi udara dan lingkungan rumah sakit.
Perlindungan umum atau yang sering disebut dengan Alat
Pelindung Diri (APD) terdiri atas :
Jenis alat Petugas
Ruangan-
pelindung diri Laundry linen Keterangan
ruangan
(APD) bersih
Sarung tangan + + + Sarung tangan diganti
setiap perubahan
kegiatan
Masker + + + Sekali pakai
Celemek/ apron + - - Celemek tahan air
Sepatu boot + - - Sepatu boot digunakan
pada area basah
Tutup kepala + - -
(topi)

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


Keterangan :
Tanda positif (+) menunjukkan bahwa APD tersebut digunakan oleh petugas atau
unit kerja yang bersangkutan.
Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa APD tidak digunakan oleh petugas atau unit
kerja yang bersangkutan.

F. PENATALAKSANAAN LINEN
Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen terkontaminasi. Linen
terkontaminasi adalah linen yang terkena darah atau cairan tubuh lainnya,
termasuk juga benda tajam. Penatalaksanaan linen yang sudah digunakan
harus dilakukan dengan hati-hati. Kehatianhatian ini mencakup penggunaan
perlengkapan APD yang sesuai dan membersihkan tangan secara teratur
sesuai pedoman kewaspadaan standar dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Fasilitas pelayanan kesehatan harus membuat SPO penatalaksanaan linen.
Prosedur penanganan, pengangkutan dan distribusi linen harus jelas,aman
dan memenuhi kebutuhan pelayanan.
2. Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD (sarung tangan
rumah tangga, gaun, apron, masker dan sepatu tertutup).
3. Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen terkontaminasi cairan
tubuh, pemisahan dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya oleh perawat
atau petugas.
4. Minimalkan penanganan linen kotor untuk mencegah kontaminasi ke
udara dan petugas yang menangani linen tersebut. Semua linen kotor
segera dibungkus/dimasukkan ke dalam kantong kuning di lokasi
penggunaannya dan tidak boleh disortir atau dicuci di lokasi dimana linen
dipakai.
5. Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lainnya harus
dibungkus, dimasukkan kantong kuning dan diangkut/ditranportasikan
secara berhati-hati agar tidak terjadi kebocoran.
6. Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer bedpan, spoelhoek
atau toilet dan segera tempatkan linen terkontaminasi ke dalam kantong
kuning/infeksius. Pengangkutan dengan troli yang terpisah, untuk linen
kotor atau terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong kuning. Pastikan

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi.Kantong tidak
perlu ganda.
7. Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai di laundry
TERPISAH dengan linen yang sudah bersih.
8. Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen terkontaminasi
seyogyanya langsung masuk mesin cuci yang segera diberi disinfektan.
9. Untuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius pada linen dilakukan
melalui 2 tahap yaitu menggunakan deterjen dan selanjutnya dengan
Natrium hipoklorit (Klorin) 0,5%. Apabila dilakukan perendaman maka
harus diletakkan di wadah tertutup agar tidak menyebabkan toksik bagi
petugas.

G. PENYELENGGARAAN PENGAWASAN LINEN


Pengawasan linen adalah upaya pengawasan terhadap tahapan-tahapan
pencucian linen di rumah sakit untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan
dan lingkungan hidup yang ditimbulkan. Linen merupakan salah satu
kebutuhan pasien dirumah sakit yang dapat memberikan dampak kenyamanan
dan jaminan kesehatan. Pengelolaan linen yang buruk akan menyebabkan
potensi penularan penyakit bagi pasien, staf dan pengguna linen lainnya.
Untuk mewujudkan kualitas linen yang sehat dan nyaman serta aman, maka
dalam pengelolaan linen di rumah sakit harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C
dalam waktu 10 menit.
2. Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian
dilengkapi Informasi Data Keamanan Bahan (MSDS) agar penanganan
risiko paparannya dapat tertangani secara cepat dan tepat.
3. Standar kuman bagi linen dan seragam tenaga medis bersih setelah keluar
dari proses cuci tidak mengandung 20 CFU per 100 cm persegi.
4. Pintu masuk linen kotor dan pintu keluar linen bersih harus berbeda atau
searah.
5. Jarak rak linen dengan plafon : 40 cm.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


6. Dilakukan identifikasi jenis B3 yang didigunakan laundry dengan
membuat daftar inventori B3 dapat berupa tabel yang berisi informasi
jenis B3, karakteritiknya, ketersediaan MSDS, cara pewadahan, cara
penyimpanan dan simbol limbah B3.
7. Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian
dilengkapi Informasi Data Keamanan Bahan (MSDS) agar penanganan
risiko paparannya dapat tertangani secara cepat dan tepat.
8. Ditempat laundry tersedia keran air keperluan higiene dan sanitasi
dengan tekanan cukup dan kualitas air yang memenuhi persyaratan baku
mutu, juga tersedia air panas dengan tekanan dan suhu yang memadai.
9. Bangunan laundry dibuat permanen dan memenuhi persyaratan pedoman
teknis bangunan laundry rumah sakit atau sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Rumah Sakit melakukan pencucian secara terpisah antara linen infeksius
dan noninfeksius.
11. Khusus untuk pencucian linen infeksius dilakukan diruangan khusus
yang tertutup dengan dilengkapi sistem sirkulasi udara sesuai dengan
ketentuan.
12. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi
dengan pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke unit
pengolahan air limbah.
13. Bangunan laundry terdiri dari ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya
yaitu ruang linen kotor dan ruang linen bersih harus dipisahkan dengan
dinding yang permanen, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang
perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris
atau pengering untuk alat-alat termasuk linen.
14. Laundry harus dilengkapi “ruang antara” untuk tempat transit keluar-
masuk petugas laundry untuk mencegah penyebaran mikroorganisme.
15. Alur penanganan proses linen mulai dari linen kotor sampai dengan linen
bersih harus searah (Hazard Analysis and Critical Control Point).
16. Dalam area laundry tersedia fasilitas wastafel, pembilas mata (eye
washer) dan atau pembilas badan (body washer) dengan dilengkapi
petunjuk arahnya.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


17. Proses pencucian laundry yang dilengkapi dengan suplai uap panas
(steam), maka seluruh pipa steam yang terpasang harus aman dengan
dilengkapi steam trap atau kelengkapan pereduksi panas pipa lainnya.
18. Ruangan laundry dilengkapi ruangan menjahit, gudang khusus untuk
menyimpan bahan kimia untuk pencucian dan dilengkapi dengan
penerangan, suhu dan kelembaban serta tanda/simbol keselamatan yang
memadai.
19. Perlakuan terhadap linen:
a. Pengumpulan
1) Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari
sumber dan memasukkan linen kedalam kantong lastik sesuai
jenisnya serta diberi label.
2) Menghitung dan mencatat linen diruangan.
3) Dilarang melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber.
b. Penerimaan
1) Mencatat linen yang diterima dan telah dipilah antara infeksius
dan non infeksius.
2) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
c. Pencucian
1) Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas
mensin cuci dan kebutuhan deterjen dan disinfektan.
2) Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah dan muntahan
dengan menggunakan mesin cuci infeksius.
3) Mencuci dikelompokan berdasarkan tingkat kekotorannya.
4) Pengeringan linen dengan mesin pengering (dryer) sehingga
didapat hasil pengeringan yang baik.
5) Penyeterikaan dengan mesin seterika uap, mesin flat ironer
sehingga didapat hasil seterikaan yang baik.
6) Linen bersih harus ditata sesuai jenisnya dan sistem stok linen
(minimal 4 bagian) dengan sistem first in first out.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


d. Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas
penerima, kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada
petugas ruangan sesuai kartu tanda terima.
e. Pengangkutan
1) Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan
dengan kantong yang digunakan untuk membungkus linen
kotor.
2) Menggunakan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen
bersih dan linen kotor. Untuk kereta linen kotor didesain dengan
pintu membuka keatas dan untuk linen bersih dengan pintu
membuka ke samping, dan pada setiap sudut sambungan
permukaan kereta harus ditutup dengan pelapis (siller) yang kuat
agar tidak bocor.
3) Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah
digunakan mengangkut linen kotor.
4) Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh
dilakukan bersamaan.
5) Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna.
6) Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri,
pengangkutannya dari dan ketempat laundry harus
menggunakan mobil khusus.
f. Petugas yang bekerja dalam pengelolan laundry linen harus
menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan,
apron, sepatu boot, penutup kepala, selain itu dilakukan
pemeriksaaan kesehatan secara berkala, serta harus memperoleh
imunisasi hepatitis B setiap 6 (enam) bulan sekali.
g. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri,
pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain
tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, serta dilakukan pengawasan penyelenggaraan
linen secara rutin oleh pihak rumah sakit.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


H. PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap semua petugas baik
tenaga kesehatan maupun tenaga nonkesehatan. Fasyankes harus mempunyai
kebijakan untuk penatalaksanaan akibat tusukan jarum atau benda tajam bekas
pakai pasien, yang berisikan antara lain siapa yang harus dihubungi saat terjadi
kecelakaan dan pemeriksaan serta konsultasi yang dibutuhkan oleh petugas
yang bersangkutan.
Petugas harus selalu waspada dan hati-hati dalam bekerja untuk
mencegah terjadinya trauma saat menangani jarum, scalpel dan alat tajam lain
yang dipakai setelah prosedur, saat membersihkan instrumen dan saat
membuang jarum.
Jangan melakukan penutupan kembali (recap) jarum yang telah dipakai,
memanipulasi dengan tangan, menekuk, mematahkan atau melepas jarum dari
spuit. Buang jarum, spuit, pisau, scalpel, dan peralatan tajam habis pakai
lainnya kedalam wadah khusus yang tahan tusukan/tidak tembus sebelum
dimasukkan ke insenerator. Bila wadah khusus terisi ¾ harus diganti dengan
yang baru untuk menghindari tercecer.
Apabila terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti tertusuk
jarum suntik bekas pasien atau terpercik bahan infeksius maka perlu
pengelolaan yang cermat dan tepat serta efektif untuk mencegah semaksimal
mungkin terjadinya infeksi yang tidak diinginkan.
Sebagian besar insiden pajanan okupasional adalah infeksi melalui
darah yang terjadi dalam fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). HIV,
hepatitis B dan hepatitis C adalah patogen melalui darah yang berpotensi
paling berbahaya, dan kemungkinan pajanan terhadap patogen ini merupakan
penyebab utama kecemasan bagi petugas kesehatan di seluruh dunia.
Risiko mendapat infeksi lain yang dihantarkan melalui darah
(bloodborne) seperti hepatitis B dan C jauh lebih tinggi dibandingkan
mendapatkan infeksi HIV. Sehingga tatalaksana pajanan okupasional terhadap
penyebab infeksi tidak terbatas pada PPP HIV saja.
Di seluruh fasyankes, kewaspadaan standar merupakan layanan standar
minimal untuk mencegah penularan patogen melalui darah.

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 1


BAB V
DOKUMENTASI

Denah Alur Pengelolaan Linen

ALUR PENGELOLAAN
LINEN DI LAUNDRY

LINEN KOTOR

PEMILAHAN

LINEN LINEN INFEKSIUS


LINEN NON PERENDAMAN
INFEKSIUS
INFEKSIUS
KEMOTERA

PENCUCIAN

PENGERINGA
N

PENYETRIKAA
N

PENYIMPANA
N

DISTRIBUSI

Panduan Linen RS Muslimat NU “Muna 2


ALUR PENGELOLAAN
LINEN DARI KAMAR
OPERASI

LINEN BERSIH

RUANG STERILISASI RUANG LAUNDRY

GUDANG MELALUI DIRTY AREA


LINEN
STERIL

DISTRIBUSI
LINEN KOTOR

MELALUI CLEAN AREA

KAMAR
OPERASI

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 2


ALUR PENGELOLAAN
LINEN DARI UNIT
KERJA LAIN

LINEN BERSIH

GUDANG LINEN BERSIH

DISTRIBUSI RUANG LAUNDRY

UNIT KERJA LINEN KOTOR

Panduan Linen Rumah Sakit Muslimat NU “Muna 2

Anda mungkin juga menyukai