Pedoman Pelayanan Laboratorium Muna Fix
Pedoman Pelayanan Laboratorium Muna Fix
PELAYANAN LABORATORIUM
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Pedoman Pelayanan Laboratorium di
Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” ini berhasil disusun.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan Direktur Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita”, seluruh petugas Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita” yang telah berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan sampai
dengan penerbitan pedoman. Semoga Buku pedoman ini memberikan manfaat bagi
pihak Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” untuk peningkatan pelayanan rumah
sakit.
Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan buku pedoman ini sangat
kami harapkan
Terimakasih
Tim Penyusun
i
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU
“MUNA ANGGITA”
KABUPATEN BOJONEGORO
TENTANG
ii
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit;
5. Departemen Kesehatan Tahun 2002 tentang Pedoman Pelayanan
Laboratorium Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraaan Muslimat NU
Pusat Nomor 084/YKMNU/Pst/SK/IX/2015 tentang Pengesahan
Susunan Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraan Muslimat
Nahdlatul Ulama Wilayah Kerja II Bojonegoro Periode 2015-2020;
8. Keputusan Kepala Badan Perijinan Kabupaten Bojonegoro Nomor
445/290/208.412/2016 tentang Pemberian Ijin Operasional Rumah
Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro Kelas D;
9. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU
Wilayah Kerja II Bojonegoro Nomor 089/YKM-NU/Kep/IX/2017
tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Muslimat NU ”Muna
Anggita” masa bhakti 2017 – 2022.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUSLIMAT
NU “MUNA ANGGITA” TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN LABORATORIUM RUMAH SAKIT
MUSLIMAT NU “MUNA ANGGITA”
Pasal 1
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Lingkungan Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” digunakan sebagai Acuan
Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita”.
Pasal 2
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Lingkungan Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” sebagaimana yang dimaksud
pada Pasal 1 terdiri atas:
iii
a. Bab I : Pendahuluan
b. Bab II : Standar Ketenagaan
c. Bab III : Standar Fasilitas
d. Bab IV : Tata Laksana Pelayanan
e. Bab V : Logistik
f. Bab VI : Keselamatan Pasien
g. Bab VII : Keselamatan Kerja
h. Bab VIII : Pengendalian Mutu
i. Bab IX : Penutup
Pasal 3
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Lingkungan Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” sebagaimana yang dimaksud pada
Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.
Pasal 4
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di :Bojonegoro
pada tanggal : 10 April 2019
Direktur RS Muslimat NU
“Muna Anggita”
iv
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU ..................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
B. TUJUAN ........................................................................................................ 2
C. RUANG LINGKUPPELAYANAN .............................................................. 2
D. BATASAN OPERASIONAL........................................................................ 3
E. LANDASAN HUKUM ................................................................................. 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN .................................................................. 5
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA ............................................ 5
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN ..................................................................... 5
C. PENGATURAN JAGA ................................................................................. 6
BAB III STANDAR FASILITAS ........................................................................ 7
A. DENAH RUANGAN .................................................................................... 7
B. FASILITAS LABORATORIUM .................................................................. 8
C. PERALATAN ( ALKES ) ............................................................................. 9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ...................................................... 11
A. PENDAFTARAN / PELAYANAN PASIEN ............................................. 11
B. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM ................................................ 12
C. PENCATATAN........................................................................................... 13
D. PENGELOLAAN SPESIMEN.................................................................... 13
E. PERALATAN LABORATORIUM ............................................................ 32
F. PENGELOLAHAN LIMBAH .................................................................... 36
G. PELAPORAN HASIL DAN ARSIP ........................................................... 37
H. DOKUMEN ( ARSIP ) ................................................................................ 40
BAB V LOGISTIK.............................................................................................. 40
A. PENGERTIAN ............................................................................................ 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium klinik di Rumah Sakit Rumah Sakit Muslimat
NU "Muna Anggita" Bojonegoro merupakan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi dengan semua pelayanan di rumah sakit, yang berfungsi untuk
menegakkan diagnosa, memantau pemberian pengobatan, memantau hasil
pengobatan, dan menilai prognosa suatu penyakit. Pelayanan ini wajib
memenuhi standar yang telah ditentukan secara nasional, dan memenuhi
peraturan dan undang-undang yang ada di Indonesia.
Pelayanan laboratorium yang sesuai standar tersebut merupakan upaya
untuk memberikan jaminan mutu (quality assurance) pelayanan baik kepada
dokter maupunpihak pasien. Disamping itu pihak pengguna baik dokter
ataupun pasien menuntut pelayanan laboratorium dalam waktu yang cepat
namun tetap akurat, sehingga tepatnyawaktu pelaporan hasil juga merupakan
satu hal yang penting untuk memberikan kepuasan kepada pihak pengguna.
Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium ini memuat pedoman-
pedoman yang dapat digunakan sebagaiacuan pelaksanaan pelayanan yang
merupakan implementasi kebijakan pelayanan laboratorium Rumah Sakit
Muslimat NU "Muna Anggita" Bojonegoro yang berlaku saat ini, sehingga
pelayanan dapat terstandarisasi dan menjamin mutu pelayanan di Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Muslimat NU "Muna Anggita" Bojonegoro.
D. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Klinik melayani:
1. Semua unit pelayanan yang ada di Rumah Sakit Muslimat NU "Muna
Anggita" Bojonegoro
2. Permintaan dari dokter sekitar Rumah Sakit Muslimat NU "Muna
Anggita" Bojonegoro
3. Institusi yang membutuhkan pelayanan Laboratorium Klinik
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Keputusan Mentreri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 370 / Menkes / SK / III / 2007 tentang
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 411 / Menkes / Per / III / 2010 tentang
Pedomam Laboratorium Klinik.
5. Keputusan Menteri Kesehatan R No 1244 / Menkes / SK / XII / 1994
tentang Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologi
dan Biomedis.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 298 / Menkes / SK / III / 2008
Tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pelayanan laboratorium klinik dilakukan setiap hari dalam waktu 24
jam.Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Laboratorium yaitu :
1. Untuk Dinas Pagi
Yang bertugas sejumlah 1 (satu) orang :
Kategori :
1 Orang penanggung jawab shift merangkap pelaksana
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan Jaga Petugas Instalasi Laboratorium
a. Pengaturan jadwal dinas analis dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh
kepala instalasi laboratorium dan disetujui oleh kepala bidang penunjang
medis.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
analis pelaksana laboratorium setiap bulan.
c. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengaggu pelayanan,
maka permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas cito dan cuti.
e. Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka analis yang
bersangkutan harus memberitahu Karu laboratorium 4 jam sebelum waktu
dinas dan sebelum memberitahukan kepada Kepala Instalasi laboatorium,
diharapkan analis yang bersangkutan sudah mencari analis pengganti,
apabila analisyang bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti, maka
Kepala Instalasi Laboratorium akan mencari tenaga analis penggati yaitu
analis yang hari itu libur.
M N. Dispenser
I
J O. Lemari dingin
P. Tempat penyimpanan
B3
Q. Wastafel
Fasilitas penunjang :
a. Toilet pasien
b. Penampungan dan pengolahan limbah yang masuk dalam sistem IPAL
rumah sakit
c. Keselamatan dan keamanan kerja:
1) Tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan tersedia juga
handsrub
2) Jas laboratorium
3) Masker
4) Handschoon
C. PERALATAN ( ALKES )
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
ALKES
1 Rak Tabung Reaksi Besar 2 baik
2 Rak Tabung Reaksi Kecil 1 baik
3 Rak LED Wesrergren 1 baik
4 Rak Pengecatan 1 baik
5 Pipet Ukur 0,1 ml 3 baik
6 Pipet Ukur 1 ml 5 baik
7 Pipet Ukur 5 ml 3 baik
8 Pipet Ukur 10 ml 2 baik
9 Pipet Volume 5 m 1 baik
10 Mikro Pipet 50 ul 1 baik
11 Mikro Pipet 100 ul 1 baik
12 Mikro Pipet 5 - 20 ul 1 baik
13 Mikro Pipet 50 ul 1 baik
Pendaftaran
m
Serahkan ke Laboratorium
R.Inap/ IGD Pengambilan sampel
Pemeriksaan sampel
Hasil pemeriksaan
Dokter perujuk
D. PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Persiapan Pasien
a. Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen dalam keadaan basal:
1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa 8 – 12 jam sebelum
diambil darah
2) Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00-09.00
3) Pasien disarankan tidak melakukan aktivitas yang berat sebelum
diambil spesimennya
Tabel Pemeriksaaan Yang Perlu Puasa
Glukosa Puasa 10 – 12 jam
Tes toleransi glukosa (TTG) Puasa 10 – 12 jam
Glukosa kurva harian Puasa 10 – 12 jam
Profil lipid Puasa 12 jam
Asam Urat Puasa 10 – 12 jam
b. Menghindari obat- obatan sebelum spesimen diambil
Obat obatan yang diberikan baik secara oral maupun lainnya akan
menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu
d) Tinja
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan (
tanpa bantuan pencahar ), jika pemeriksaan sangat diperlukan, dapat
pula sampel tinja diambil dari rektum dengan colok dubur
e) Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan yang
akan dilakukan, dan dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah. Bila
pasien kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari sebelumnya
diminta minum teh manis atau diberi obat gliseril gianikolat 200 mg.
Tempatkan penderita di ruang yang terbuka
E. PERALATANLABORATORIUM
1. Pemilihan alat pemeriksaan berdasarkan:
a. Spesimen dan jumlah pemeriksaan
b. Kesesuaian spesifikasi alat dengan fasilitas ruangan, listrik air, serta
suhu dan kelembaban ruangan, kesesuaian spesifikasi alat dengan
kebutuhan yang meliputi jenis- jenis pemeriksaan, jenis dan volume
c. Ketersediaan dan kualifikasi tenaga yang mengoperasionalkan alat
4. Trouble Shooting
Troubleshooting adalah proses atau kegiatan untuk mencari
penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan, dan memilih
cara penanganan yang benar untuk mengatasinya. Makin canggih suatu alat,
akan makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi.
Hal yang perlu diketahui adanya troubleshooting adalah :
1. Adanya tanda – tanda yang tidak memuaskan / tidak sesuai (hasil
tidak keluar, hasil tidak sesuai dengan kondisi pasien, sampel
tidak terhisap dll .)
2. Dengan adanya tanda-tanda tersebut petugas hendakkaya
langsung mencari penyebabnya.
F. PENGELOLAHAN LIMBAH
Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair,padat
dan gas yang berbahayabagi lingkungan bila tidak ditangani secara benar.
Karema itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak
menimbulkan dampak negatif.
1. Bentuk limbah :
- Limbah cair :
Pelarut organik, bahan kimia,air bekas cucian alat, sisa spesimen (
darah atau cairan tubuh ).penangan limbah ini dikakukan sesuai
dengan ( SOP)
- Limbah Padat :
Peralatan habis pakai seperti alat suntik,sarung tangan, kapas, botol
spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen ( ekskreta ) dan medium
pembiakan. ( SOP )
- Limbah Gas :
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen
oksida atau dari termometer yang pecah ( uap air raksa ).untuk
pengolahannya dilakukan dengan cara netralisasi, oksidasi-reduksi,
JENIS JADWAL
NO RUJUKAN BAHAN HASIL
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
H. DOKUMEN ( ARSIP )
1. Dokumen tersebut terdiri dari :
- Semua arsip laporan baik laporan harian, bulanan, maupun tahunan
- Surat permintaan / blanko permintaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan
2. Prosedur penyimpanan dokumen :
- Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk asli
- Berkas laboratorium disimpan selama 5 tahun ( sesuai dengan kebijakan
direktur tentang penyimpanan arsip )
- Berkas anak-anak disimpan hingga batas usia tertentu sesuai ketentuan
yang berlaku.
3. Pemusnahan Dokumen :
Informasi dilakukan sebelum dilakukan pemusnahan dokumen,dan pada
pelaksanaan pemusnahan akan dilakukan adanya berita acara yang berisi :
- Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan
- Penanggung jawab / otorisasi pemusanahan dokumen
Kimia Klinik :
a. Glukosa < 60 mg/dl atau > 300 mg/dl
b. Kreatinin > 2,0 mg/dl ( kecuali pasien dialisis )
c. SGOT – SGPT ≥ 150 mg/dl
A. PENGERTIAN
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran
dan pemeliharaan serta penghapusan material-material/alat-alat.
A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem ini meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengolahan hal yang berhubungan dengan resiko psien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kenmampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
A. PENDAHULUAN
Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang
berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada
sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan
tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/ mesin/
instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut
maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya.
Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan kerja,
diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat
kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat
diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi.Setiap pekerjaan pasti ada risikonya. Tingkat risiko tersebut ada yang
kecil, ada juga yang besar.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan usaha atau tindakan
pencegahan agar di dalam kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan
sekecil apapun. Sehubungan dengan kemungkinan timbul bahaya-bahaya di
dalam kegiatan laboratorium, petugas laboratorium perlu mengetahui bahaya
yang ditimbulkan oleh benda- benda atau barang-barang yang ada di
laboratorium.Di samping itu juga perlu tahu usaha-usaha apa yang dapat
dilakukan , untuk mencegah timbulnya bahaya akibat kerja di laboratorium.
B. DASAR HUKUM
1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (2)
2. UU NO. 1 TH 1970 Tentang Keselamatan Kerja
3. UU NO. 23 TH 1992 Tentang Kesehatan, Bahwa setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja.
Dalam laboratorium pada tahap awal kita harus mengetahui :
1. Kegiatan yang akan dilakukan
Evaluasi
Jika hasil dibawah atau diatas batas nilai normal, maka akan dilakukan
pemeriksaan ulang.
Pencantuman keterangan yang penting,
Pencantuman keterangan yang penting misalnya bila pemeriksan
dilakukan dua kali, keadaan sampel seperti lisis, ikterik atau lipemik atau
kondisi lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil dan sebagainya.
Penyampaian hasil
Hasil yang boleh dikeluarkan oleh laboratorium adalah hasil yang telah
diverifikasi melalui release data dan divalidasi oleh Ka Instalasi dan
penanggung jawab laboratorium atau yang ditunjuk oleh penanggung jawab/
ka shift
Waktu pemeriksaan
Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat untuk kepentingan diagnosis
penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu hasil pemeriksaan perlu
disampaikan secepat mungkin segera setelah pemeriksaan selesai
dilaksanakan. Petugas laboratorium harus memberitahukan segera kepada
dokter atau laboratorium petunjuk untuk hasil yang berada dalam nilai kritis
sesuai standar prosedur yang berlaku. Setiap pemberitahuan yang dilakukan
harus didokumentasikan. Untuk hasil yang dikirim sebagai suatu laporan
sementara, maka harus selalu disampaikan kepada peminta pemeriksaan.
Petugas laboratorium harus menghubungi dokter/perawat yang meminta
pemeriksaan apabila terjadi penundaan penyerahan hasil terutama jika
penundaan berdampak kepada perawatan pasien. Hasil dapat diberitahukan
Di Luar Rentang
Normal
Cek sampel :
Tidak SESUAI Ya
Laporan
disampaikan Lapor dr. SpPK
Evaluasi analis dan dicatat utk dianalisa
Ulang di Form Nilai
Kritis