Anda di halaman 1dari 18

TANAMAN PANDANUS CONOIDEUS

LAM. SEBAGAI OBAT ANTI KANKER


DARI PAPUA
Susi Melinda
201310410311052
Nur Afni Fitrianawati 201310410311058
Anis Piari Sri Suhariyati
201310410311061
Fifin Ariesta Setiani
201310410311063
Cikita Putri Taji Aprilianti
201310410311081
Luh Ayu Rizka Ratna Ningtyas 201310410311082
Nelly Agustin
201310410311086

KLASIFIKASI

Nama umum/dagang : buah merah


Nama daerah
Maluku : Pandan seran
Seram : Saun
Halmahera : Siho
Sinonim : Pandanus butyrophorus Kurz
Divisi : Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies
: Pandanus conoideus Lamk.
(Budi, 2005).

GB. BUAH MERAH (PANDANUS


CONOIDEUS LAM.)

CIRI MORFOLOGI

Habitus : Dataran rendah dan dataran


tinggi (2000 m diatas permukaan laut),
tidak ditemukan di habitat hutan yang
tumbuh liar.

Akar tanaman tergolong akar serabut dengan tipe perakaran


diangkat. Akar cenderung masuk hingga kedalaman tanah
94 cm. Akar-akar tunjang muncul dari bagian batang dekat
permukaan tanah berwarna coklat dengan bercak putih, bentuk
bulat, dan permukaan berduri. Jumlah akar dalam satu rumpun
berkisar antara 1197. Tanaman ini berbuah saat berumur tiga
tahun sejak ditanam.

Batang bercabang banyak,


tegak,
bergetah,
dan
berwarna coklat berbercak
putih. seluruh permukaan
batang, dan cabang berduri
tajam
tidak
beraturan.
Batang berwarna coklat
dengan
bercak
putih,
berbentuk bulat, berkas
pembuluh tidak tampak
jelas, keras, arah tumbuh
vertikal atau tegak, jumlah
percabangan
24,
dan
permukaan berduri.

Daun berukuran 96 cm x 9,30 cm


sampai 323 cm x 15 cm. Ujung
daun
bertusuk
(micronate),
pangkal merompong (cut off), tepi
daun dan bagian bawah tulang
daun berduri dan pangkal daun
menempel melingkari batang
(solokop)
pada
batang
atau
cabang. Daun lentur, berwarna
hijau tua, pola per- tulangan daun
sejajar,
tanpa
tangkai
daun
(sessile), dan tidak beraroma. Duri
pada
daun
terletak
pada
pinggiran, tulang dan 2 lipatan
tengah daun. Duri pada pinggiran
dan tulang daun berbaris secara
teratur sedangkan pada tengah
daun tidak beraturan. Jumlah duri
pada pinggiran daun nampaknya
menunjuk- kan aksesi

Buah berukuran panjang 68- 110 cm, diameter 10-15 cm,


berbentuk silindris, ujung menumpul, dan pangkal menjantung.
Saat masih muda, buah berwarna merah pucat, dan berubah
menjadi merah bata saat tua

KEGUNAAN
Secara
empiris

(Moeljopawiro dkk., 2007a; Limbongan dan Malik, 2009).


1. penyedap makanan yang bernilai gizi tinggi karena
mengandung beta-karoten
2. pewarna alami yang tidak mengandung logam berat dan
mikroorganisme berbahaya
3. penunjang makanan pokok sehari-hari,
4. obat berbagai penyakit yaitu kanker, HIV, malaria, kolesterol,
diabetes melitus, asam urat dan osteoporosis
5. Ampas buah merah dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan
unggas
6. bagian akarnya dapat dibuat tali, pengikat dan tikar
kemudian batangnya sebagai papan rumah

1.

2.

3.
4.

Penelitian yang Terkait


Manfaat
Sari buah merah memiliki efek antikanker pada sel kanker
rahim, payudara (sel T47D), sel kanker usus besar (sel
CC531) dimana efek pada sel kanker rahim dan sel kanker
usus besar lebih besar dari pada sel kanker payudara. IC50
sari buah merah pada sel kanker usus besar adalah 200
ppm sedangkan pada sel kanker payudara adalah 600
ppm. (Moeljoprawiro dkk., 2007a; Moeljoprawiro dkk.,
2007b)
sari buah merah memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan kanker pada dosis 0,21 mL/ 200 g BB
sedangkan pada dosis yang lebih tinggi terjadi
peningkatan pertumbuhan tumor. (Wolf, 2002; Munim dkk.,
2006).
-karoten pada dosis tinggi meningkatkan mortalitas
penderita kanker paru-paru di USA. (Waspodo dan
Nishigaki, 2007).
Pengujian minyak buah merah pada sel A549 (sel kanker
paru) menunjukan bahwa pada konsentrasi lebih besar dari
500 mg/ mL terjadi penghambatan pertumbuhan sel A549.
(Waspodo dan Nishigaki, 2007).

h
Bua

B
dan

iji

BAGIAN UNTUK
PENGOBATAN

Ekstraksi, Fraksinasi, Uji ntioksi dan, dan Uji Antidiabetik.


Cara kerja :
1. Simplisa kering buah dan biji P.conoideus Lam. sebanyak 590
gram + ethanol 96 % 168.80 gram (28.13 %) berupa
material padat yang bercampur larutan seperti minyak
berwarna merah
2. Hasil fraksinasi (PE,EA,Et.0H, H 0,dan n- Bu OH) dibuat
larutan + ethyl acetat dengan konsentrasi 10 mg/l dan 5
mg/l + UV Spectrophotometer. Hasil fraksinasi P.conoideus
Lam. daya antioksidan pada konsentrasi rendah, artinya buah
merah berpotensi sebagai antioksidan dalam konsentrasi
yang rendah.
3. Hasil uji antidiabetik dengan enzim alpha glucosidase
menunjukkan bahwa fraksi PE, EA dan etanol menunjukkan
kemampuannya sebagai antidiabetik pada konsentrasi 0.5 %,
dan 0.25 %., sehingga berpotensi sebagai antidiabetik.
(J.Tek.Ling ; Priyono, S.H 2008)

BUAH

CARA KERJA :
1. Buah merah dipotong-potong dan dicuci sampai bersih
kemudian dikukus dan dipisahkan dari mesokarpnya serta
diperas agar diperoleh pasta yang berwarna merah.
2. Pasta dipanaskan pada suhu di bawah 40C sehingga
diperoleh bagian minyak kemudian bagian minyak dipisahkan
dari bagian airnya.
3. Bagian minyak dibiarkan selama 24 jam sampai terdapat sisa
pasta yang mengendap lalu bagian minyak dipisahkan dari
pasta yang mengendap dan dipa- naskan kembali pada suhu
di bawah 40C
4. Sari buah merah kemudian disimpan dalam wadah tertutup
pada suhu ruang beberapa saat sebelum dimasukkan ke
dalam lemari es
5. Sebelum dimulai percobaan, sari buah merah terlebih dahulu
dibiarkan di dalam suhu ruangan beberapa saat.

6. Sari buah merah kemudian dipersiapkan menjadi tiga dosis


berbeda yaitu 0,1 mL, 0,2 mL, dan 0,4 mL/hari. Dosis-dosis
tersebut diujikan pada 6 kelompok perlakuan terhadap mencit
dengan masing-masing kelompok terdiri atas 5 replikasi.
7. Hasilnya pada hari ke-4 terlihat bahwa pemberian buah merah
dosis 2 (0,2 mL) menunjukkan perbedaan penurunan persentase
para- sitemia yang bermakna dengan kontrol Plasmodium
(p=0,000).
8. Pada pemberian buah merah dengan dosis 1 (0,1 mL) dan dosis
3 (0,4 mL) tidak menunjukkan perbedaan penurunan persentase
parasitemia yang bermakna bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol Plasmodium (p=0,916 dan 0,053).

Pemberian buah merah dengan dosis 0,2 mL efektif menurunkan


derajat parasitemia pada mencit yang diinokulasi dengan
Plasmodium berghei. Pemberian buah merah dosis 2 dapat
menurunkan derajat parasitemia sedangkan dosis 1 maupun dosis
3 tidak. Dosis 2 merupakan dosis buah merah yang optimal. Hal
ini sesuai dengan hasil studi Joung dan Lowe20
yang
menyatakan bahwa karotenoid, salah satu kandungan di dalam
sari buah merah, akan kehilangan efektivitasnya sebagai
antioksidan pada konsentrasi tinggi.
Pada pemberian buah merah dengan dosis 3, efek sari buah merah
dalam mempertahankan integritas membran eritrosit akan
berkurang dan membran eritrosit mudah ruptur, melepaskan
parasit di dalamnya dan menginfeksi eritrosit baru sehingga
parasitemia meningkat.

Dapat dikatakan bahwa sari buah merah sebagai antioksidan


dapat menurunkan parasitemia tergantung pada dosis yang
diberikan.

Hal ini juga sesuai dengan studi antioksidan pada kultur P.


falciparum oleh Tjahjani yang menyatakan bahwa asam
askorbat sebagai antioksidan dapat membantu penurunan
derajat parasitemia pada pemakaian artemisinin tergantung
konsentrasi. Pemberian sari buah merah (Pandanus conoideus
Lam) pada mencit dengan malaria berghei dapat menurunkan
persentase parasitemia, kadar serum TNF- dan ICAM 1. Sari
buah memiliki potensi dalam pengobatan malaria dan
menghambat terjadinya cerebral malaria. (Susy Tjahjani dan
Khie Khiong 2010)

KANDUNGAN
KIMIA
Kandungan Kimia

Nilai

(per

minyak)
Lipid
cryptoxathin

94,2 g
1.460 g

Asam palmitat
a-karoten
karotene
Asam oleat

19,7%
130 g
1.980 g
64.9%

Asam linoleat
Vit E (a-tocopherol)

8,6%
21,2 mg

karbohidrat
sodium

5,1 g
3 mg

100g

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai