LAPORAN KASUS
Obesitas, Hiperurisemia, dan Osteoartritis
Disusun Oleh :
Nadira Safa Jasmine 1910221024
Pembimbing:
dr. Didiet Pratignyo, Sp. PD-FINASIM
LAPORAN KASUS
DISPEPSIA
Disusun Oleh :
Nadira Safa Jasmine 1910221024
Pembimbing
I. Identitas Pasien
• Nama : Ny. T
• Usia : 52 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Alamat : Taman Sari, Pulomerak, Cilegon
• No. CM : 881943
• Biaya : BPJS Kesehatan
• Masuk : 30-12-2020
• Ruangan : Nusa Indah RSUD Kota Cilegon
II. Anamnesa
Autoanamnesa dilakukan di bangsal Nusa Indah RSUD Kota Cilegon pada tanggal 31
Desember 2020 pada pukul 07.00 WIB.
a. Keluhan Utama
Nyeri pinggang
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Cilegon pada tanggal 30 Desember 2020 dengan
keluhan nyeri pinggang, perut, dan kaki kanan yang dirasakan 3 hari SMRS akibat
jatuh di kamar mandi. Saat dilakukan anamnesis (hari perawatan ke 2), Pasien masih
mengeluhkan nyeri pinggang, disertai dengan nyeri perut dan kaki sebelah kanan.
Namun, keluhan tersebut sudah membaik sejak awal masuk RS. Pasien mengeluhkan
adanya batuk dan mulut yang kering sejak semalam, pasien juga merasakan mual dan
muntah 1x semalam setelah diberi makan berupa nasi (pasien mengatakan jika makan
selain nasi pasien tidak merasa mual). Pasien juga mengeluhkan sulit tidur semalam
dan sedikit pusing. BAK dirasakan pasien lancar, berwarna kuning kecoklatan. BAB
terakhir sejak 5 hari sebelumnya. Tidak ada keluhan demam dan flu.
e. Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku tidak mengonsumsi obat – obatan sebelumnya untuk penyakit yang
di deritanya.
g. Anamnesis Sistem
Tanda (+) menandakan keluhan pada sistem tersebut. Tanda (-) menandakan keluhan di
sistem tersebut disangkal oleh pasien.
Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat malam
(-) Kuku (-) Ikterus (-) Sianosis
(-) Lain-lain
Kepala
(-) Trauma (+) Nyeri kepala
(-) Sinkop (-) Nyeri sinus
Mata
(-) Nyeri (-) Sekret
(-) Radang (-) Gangguan penglihatan
(-) Sklera Ikterus (-) Gatal;
(-) Congjungtiva Anemis
Telinga
(-) Nyeri (-) Tinitus
(-) Sekret (-) Gangguan pendengaran
(-) Kehilangan pendengaran
Hidung
(-) Trauma (-) Gejala penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan penciuman
(-) Sekret (-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir bengkak (+) Lidah terasa tebal
(-) Gusi (-) Gangguan pengecapan
(-) Selaput (-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorok (-) Perubahan suara
Leher
(-) Benjolan/ massa (-) Nyeri leher
Jantung/ Paru
(-) Nyeri dada (-) Sesak nafas
(-) Berdebar-debar (-) Batuk darah
(-) Ortopnoe (-) Batuk
Ekstremitas
(+) Bengkak (-) Deformitas
(+) Nyeri sendi (-) Sianosis
VITAL SIGNS
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
- GCS : E4M6V5=15
- Status Gizi (IMT): 30,07 (Obesitas II menurut klasifikasi WHO)
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 82 kali/menit
- Respirasi : 22x kali/menit
- Suhu : 36,70C
STATUS GENERALIS
Kulit : Turgor kulit baik.
Kepala : Normocephal, rambut beberapa beruban, tipis, dan tidak mudah
dicabut.
Alis : Hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut.
Mata : Normal, Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), refleks cahaya
langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), epistaksis (-/-), sekret (-/-)
Telinga : Bentuk normal, sekret (-), hiperemis (-)
Mulut : Mukosa mulut basah, bibir kering dan lidah dalam batas normal,
tidak
sianosis
Leher : Tidak tampak pulsasi vena pada leher, tidak teraba adanya massa
atau pembesaran KGB
Thoraks : Normal, Simetris kiri dan kanan, tidak terlihat pelebaran vena, tak
terdapat spider nevy.
PULMO
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat statis dan
dinamis, tidak terdapat retraksi dan pelebaran sela iga
Palpasi : Tidak terdengar adanya krepitasi, fremitus taktil simetris kanan dan
kiri.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
COR
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra, dan tidak
terdapat thrill
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS V linea para sternalis dextra, batas
jantung kiri pada 2cm lateral ICS V linea midklavikula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan gallop
ABDOMEN
Inspeksi : Tampak simetris, cembung, tidak tegang, tidak ditemukan adanya
spider nevy. tidak terlihat massa, tidak ada pelebaran vena, tidak
terdapat caput medusa
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, turgor baik, nyeri tekan di regio epigastium dan hipokondrium
dextra (+), hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
Perkusi : Suara timpani di semua lapang abdomen.
EKSTREMITAS
Akral hangat, capillary refill < 3 detik. Kaki kanan nyeri bila digerakkan, terlihat
adanya bengkak di lutut dan pergelangan kaki kanan pasien.
. Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
Darah lengkap – 29/12/2020
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb 15 13,0-17,0
Ht 41,5 40,8-18,0
Eritrosit 4,74 4,50-5,50
MCV/VER 87,6 82,0-92,0
MCH/HER 31,6 (H) 27,0-31,0
MCHC/KHER 36,1 (H) 32,0-36,0
Leukosit 8,60 5.00 – 10.00
Trombosit 193 150 - 450
Hitung Jenis
Basofil 0,3 0-1
Eosinofil 0,6(L) 1-3
Neutrofil 81,6 (H) 52.0 – 76.0
Limfosit 11,5 (L) 20 - 40
Monosit 6,0 2-8
Neutrofil/limfosit ratio 7,1
SGOT 66 (H) <31
SGPT 41 (H) <33
Ureum 21 10-50
Kreatinin 1,4 (H) 0,60-1,20
GDS 148 <200
Na 133,3 (L) 135-147
K 2,7 (L) 3,3-5,4
Cl 88 (L) 94,0-111,0
IgM Non Reaktif
IgG Non Reaktif
31/12/20
Urin Lengkap Hasil Nilai Normal
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Berat Jenis 1.030 1.005 – 1.030
pH 6.0 4.5 – 8.0
Protein 1+ Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah 1+ Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen 0.1 0.1 – 1.0
Leukosit Esterase 3 Negatif
Sedimen
Leukosit Penuh 0–5
Eritrosit 4–8 0–2
Silinder Negatif
Sel epitel 1+
Bakteria Positif Negatif
Kreatinin 1,4 (H) 0,60-1,20
GDS 148 <200
Na 133,3 (L) 135-147
K 2,7 (L) 3,3-5,4
Cl 88 (L) 94,0-111,0
IgM Non Reaktif
IgG Non Reaktif
V. Diagnosis
Daftar Masalah
• Nyeri pinggang
• Nyeri ulu hati
• Nyeri kaki
• Mual
• BAK warna kuning kecoklatan
Diagnosis Kerja
• LBP susp HNP
• Obesitas
• Dispepsia fungsional
• Osteoartritis genu
• Hiperurisemia
VI. Terapi yang diberikan
IX. Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad functionam : bonam
- Quo ad sanactionam : bonam
ANALISA KASUS
Purin adalah bahan utama pembentuk asam urat. Purin dapat berasal dari
pemecahan asam nukleat tubuh dan asupan makanan. Makanan yang mengandung
tinggi purin: daging, ikan, kacang – kacangan, jeroan. Pembentukan asam urat
dimulai dengan metaboisme dari DNA dan RNA menjadi adenosin dan guanosin.
Adenosin kemudian dimetabolisme menjadi hipoxantin selanjutnya hipoxantin
dimetabolisme menjadi xantin. Sedangkan guanosin sendiri dimetabolisme menjadi
xantin. Xantin hasil metabolism kemudian dirubah menjadi asam urat dengan bantuan
xantin oxidase. Kemudian asam urat akan langsung dieksresikan melalui glomerulus.
Asam urat dalam kadar tinggi di dalam darah akan mengendap di sendi
sebagai kristal berbentuk jarum. Kristal itu dianggap sebagai benda asing oleh tubuh.
Sehingga system imunitas Ig G yang memanggil sel darah putih untuk
memfagositosis kristal tersebut. Akibatnya terjadilah penggumpalan pada kristal yang
menyebabkan bengkak yang mengganjal atau menciderai sendi. Hal inilah yang
menyebabkan rasa nyeri sehingga terdapat peradangan sendi yang akut, kadang-
kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophi
(tophus) , dan kerusakan (deformitas) sendi secara kronis.
2. Apa perbedaan osteoartritis dengan rheumatoid dan gout?
1. Pasien datang ke IGD RSUD Kota Cilegon pada tanggal 30 Desember 2020
dengan keluhan nyeri pinggang, perut, dan kaki kanan yang dirasakan 3 hari
SMRS akibat jatuh di kamar mandi. Saat dilakukan anamnesis (hari perawatan ke
2), Pasien masih mengeluhkan nyeri pinggang, disertai dengan nyeri perut dan
kaki sebelah kanan. Namun, keluhan tersebut sudah membaik sejak awal masuk
RS. Pasien mengeluhkan adanya batuk dan mulut yang kering sejak semalam,
pasien juga merasakan mual dan muntah 1x semalam setelah diberi makan berupa
nasi (pasien mengatakan jika makan selain nasi pasien tidak merasa mual). Pasien
juga mengeluhkan sulit tidur semalam dan sedikit pusing. BAK dirasakan pasien
lancar, berwarna kuning kecoklatan. BAB terakhir sejak 5 hari sebelumnya. Tidak
ada keluhan demam dan flu.
2. Terapi yang dapat diberikan pada pasien hiperurisemia adalah OAINS dan xantin
oxidase inhibitor yaitu alopurinol. Namun pemberian OAINS harus
dipertimbangkan kembali karena efek samping yang dapat terjadi pada pasien, di
mana pada kasus ini pasien mempunyai dispepsia.