Diajukan Oleh :
AGNES LONDA
NIM : 2014 133 004
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Direktur
Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
Diajukan Oleh :
AGNES LONDA
NIM : 2014 133 004
Direktur
Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
Puji dan syukur peneliti haturkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
penelitian ini dengan judul “ Analisis ketepatan kodefikasi Diagnosis Pada Pasien
Tidak lupa pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Dr. Tri Kuncoro, M.M.R selaku direktur utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
Indonesia.
6. Seluruh staf dan karyawan Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.Soedjarwadi
Klaten.
maupun materil.
9. Serta berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam
Menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dengan penuh kerendahan hati peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik
penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata peneliti ucapkan
limpah terimakasih
Yogyakarta, 2016
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Rumah Sakit
2. Rekam Medis
3. Tujuan Rekam medis
4. Nilai Guna Rekam Medis
B. Kerangka teori
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
BAB I
PENDAHULUAN
kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap,rawat jalan maupun yang
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat
pernyataan standar menjelaskan bahwa setiap orang dengan gangguan jiwa brat
tindakan dan pengobatan yang telah diberikan kepada pasien kedalam suatu
yang akan dikode seperti pada lembar depan seperti: ringkasan masuk
diagnosis(Hatta, 2012).
menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka yang
tenaga medis yang memberikan perawatan kepada pasien dan tenaga coding di
bagian unit rekam medis tidak boleh mengubah diagnosis yang ada.Apabila ada
hal yang tidak jelas petugas rekam medis mempunyai hak dan kewajiban
tidak tepat dan penetepan diagnosis yang benar, tetapi petugas coding salah
sendiri ICD-10 baru ditetapkan pada tahun 1998 untuk menggantikan ICD-9
penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan
manusia.
untuk menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik
sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan
Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia adalah 1,7 per 1000
Di Jawa Tengah jumlah warga yang mengidap gangguan jiwa dari tahun
ke tahun terus meningkat. Jumlah gangguan jiwa pada tahun 2013 sebanyak
terhadap penduduk yang mengidap gangguan jiwa.Namun sampai pada saat ini
penderita yang gangguan jiwa masih ada yang dipasung karena sebagian besar
rujukan atau pengiriman kembali ke rumah sakit jiwa daerah (RSJD) atau
satu rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berkedudukan
di Kabupaten Klaten yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus kelas A
216/Menkes/ VI/2013
Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah, diketahui jumlah
kunjungan untuk klinik jiwa pada tahun 2016 sebanyak 2.394 orang. Jumlah
petugas koding ada enam orang, yang menetap di bagian koding hanya dua
Soedjarwadi Klaten adalah untuk kepentingan laporan rumah sakit dan juga
penting karena apabila kode diagnosis tidak tepat atau tidak sesuai dengan ICD-
CBG’s yang pada saat ini digunakan sebagai metode pembayaran untuk
pada pasien gangguan mental di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sakit Jiwa Daerah
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah pada tahun
2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa tengah
1. Manfaat praktis
akurat.
b. Bagi Peneliti
perkuliahan.
2. Manfaat teoritis
diteliti
Hardjolukito kualifikasi D3
Medis.Kode
yang dihasilkan
oleh D3 Rekam
Medis adalah
100% akurat
sedangkan untuk
Coder non D3
Rekam Medis
masih terdapat
akurat
80 dokumen
rekam medis.
Dari 80 rekam
medis tersebut
yang akurat 19
dokumen rekam
medis dan
penentuan
diagnosis yang
tidak tepat
sebanyak 61
dokumen rekam
medis.
A. Tinjauan Teori
1. Rumah Sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
adalah
2. Rekam Medis
a. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang
kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan
sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para
praktisi kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien (Hatta,2010).
b. Tujuan Rekam Medis
sakit dan untuk mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dari
(Rustiyanto,2015).
pasien.
5) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit
(Rustiyanto,2015).
1) Bagi Pasien
kesehatan.
pasien.
pelayanan kesehatan.
3. Coding
a. Pengertian coding
Koding adalah pemberian penetapan kode diagnosis menggunakan
huruf atau angka kombinasi huruf dalam rangka mewakili komponen
data. Sedangkan pengkodean adalah bagian dari usaha
pengorganisasian proses penyimpanan dan pengambilan kembali data
yang memberi kemudahan bagi penyajian informasi terkait.
b. Tujuan coding
Koding menggunakan International Statistical Classification Of
Diseases and Related Health Problems (ICD – 10) bertujuan untuk
mendapatkan rekaman sistematis, melakukan analisis, interpretasi, serta
membandingkan data morbiditas dan mortalitas dari berbagai wilayah.
ICD-10 digunakan untuk menterjemahkan diagnosis penyakit dan
masalah kesehatan dari kata-kata menjadi alfanumerik yang akan
memudahkan untuk penyimpanan dan memdapatkan kembali data dan
analisis data
c. Langkah-langkah dalam menentukan kode
1) Tentukakan tipe pernyataan yang akan dikode dan buka volume
3 alphabetical index. Bila pernyataan adalah istila penyakit atau
cedera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I – XIX dan bab
XXI (volume 1) gunakanlah ia sebagai “lead term” untuk
dimanfaatkan sebagai panduan menelusuri istilah yang dicari
pada seksi 1 indeks(volume 3). Bila pernyataan adalah
penyebab luar ( external causes) dari cedera (bukan nama
penyakit) yang ada di bab XX ( volume 1), lihat dan cari
kodenya pada seksi ll di indeks (volume 3).
2) Lead term (kata panduan) untuk penyakit dan cedera biasanya
merupakan kata benda yang memaparkan kondisi patologisnya.
Sebaiknya jangan menggunakan istilah kata benda anatomi,
kata sifat atau kata keterangan sebagai kata panduan.Walaupun
demikian beberapa kondisi ada yang di ekspresikan sebagai kata
sifat atau eponym (menggunakan nama penemu) yang
tercantum dalam indeks sebagai lead term.
3) Baca dengan saksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul
dibawah istilah yang akan dipilih pada volume 3.
4) Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah lead
term (kata dalam kurung = modifier tidak akan mempengaruhi
kode). Istilah lain yang ada dibawah lead term (dengan tanda (-
) minus = idem = indent) dapat mempengaruhi nomor kode
sehingga kata-kata diagnostic harus diperhitungkan.
5) Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang (cross references) dan
perintah see also yang terdapat dalam indeks.
6) Lihat daftar tabulasi (volume 1) untuk mencari kode yang paling
tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus
pada posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter
keempat ada di dalam volume 1 dan merupakan posisi tambahan
serta aturan cara penulisan dan pemanfaatannya dalam
pengembangan indeks penyakit dan dalam sistem pelaporan
morbiditas dan mortalitas
7) Ikuti pedoman inclusion dan exclusion pada kode yang dipilih
atau bagian bawah suatu bab, blok, kategori atau sub kategori.
8) Tentukan kode yang sesuai.
Lakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosis yang dikode
1) Volume
a) Volume 1
(1) Pengantar
(2) Pernyataan
b) Volume 2
(1) Pengantar
(2) Penjelasan tentang International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problems
(3) Cara penggunaan ICD- 10
(4) Aturan dan petunjuk pengodean mortalitas dan
morbiditas
(5) Presentase statistik
(6) Riwayat perkembangan ICD
c) Volume 3
(1) Pengantar
(2) Sussunan indeks secara umum
(3) Seksi I : Indeks abjad penyakit , bentuk cedera
(4) Seksi II : Penyebab luar cedera
(5) Seksi III : Tabel obat dan Zat kimia
(6) Perbaikan terhadap volume 1
2) Bab
Terdiri-dari 21 bab:
2) Tenaga Medis
1) Rule MB I
atau kondisi yang telah berjalan lama atau suatu masalah yang
kondisi utama”
2) Rule MB 2
“kondisi utama” dan detil lain pada catatan menunjuk pada satu
disebutkan pertama.
3) Rule MB 3
gejala atau tanda atau suatu masalah yang dapat diklasifikasi untuk
ban XXI ,dicatat sebagai “kondisi utama” dan hal ini jelas
utama”.
4) Rule MB 4
5) Rule MB 5
dicatat.
5. Diagnosis
a. Pengertian Diagnosis
b. Pembagian Diagnos
1) Diagnosis Utama
dikaji.
2) Diagnosis Sekunder
3) Komorbiditas
4) Komplikasi
a. Tujuan Klasifikasi
Tabel 2.1 Deskripsi Struktur ICD-10 Bab V Gangguan Jiwa dan Perilaku
waham
D. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana ketepatan kode diagnosis gangguan mental di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. RM.Soedjarwadi Klaten ?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang diselidiki.
seobjektif mungkin seluruh objek dan subjek penelitian atau populasi tanpa
itu sendiri.
menggunakan statistik.(Sugiyono,2015).
B. Rancangan Penelitian
antara faktor-faktor risiko dengan efek yang berupa penyakit atau ststus
sekaligus pada saat yang sama.Pengertian saat yang sama disini bukan
berarti pada satu saat observasi dilakukan pada semua subjek untuk semua
risiko serta efek diukur menurut keadaan atau status waktu observasi.
yang benar agar dapat menghasilkan suatu kode diagnosis yang tepat.
1. Populasi
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten pada tahun 2016.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
2016.
April 2017.
E. Variabel Penelitian
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.
F. Definisi Operasional
Klaten.
2. Teknik Pengumpulan Data
1. Check-list
3. Waancara
1. Pengolahan Data
calculating
2. Analisa Data
Proses analisa data dalam penelitian ini adalah dimulai dari seluruh data
Sinergis Media.
mendengarkan.
Yogyakarta : Fitramaya.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 1 Pasal 10 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi
Media Group.
2017)