Anda di halaman 1dari 101

KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN TENTANG BAHAYA


PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI
(Di Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)

SHEILLA FADIA PRATIWI


NPM Bd.DH.2018.014

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI


2021
KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN TENTANG BAHAYA


PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI
(Di Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)

SHEILLA FADIA PRATIWI


NPM Bd.DH.2018.014

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI


2021

i
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN TENTANG BAHAYA
PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI
(Di Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)

KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

SHEILLA FADIA PRATIWI


Bd.DH.2018.014

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI


2021

ii
PERNYATAAN ORISINILITAS
KARYA TULIS ILMIAH

Saya bersumpah bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah


KARYA TULIS ILMIAH ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain,kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Karya Tulis Ilmiah ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia KARYA TULIS ILMIAH ini
digugurkan dan gelar akademik yang akan saya peroleh (Ahli Madya Kebidanan)
di Akbid Dharma Husada Kediri dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kediri, Januari 2021


Mahasiswa

Nama : Sheilla Fadia Pratiwi


NPM : Bd.DH.2018.014
Institusi : Akbid Dharma Husada Kediri

iii
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN TENTANG BAHAYA
PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI

Disusun Oleh :
Sheilla Fadia Pratiwi

Telah disetujui oleh Tim pembimbing:

Dosen pembimbing:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

iv
v
MOTTO

Jangan pedulikan mereka yang menertawakan mimpi kita.

Kita semua sedang berjalan menuju jawaban dari pertanyaan yang menertawakan mimpi kita

Jangan pernah merasa kesepian karena kita berjalan bersama

Jika kamu tersandung dan jatuh yang terpenting adalah bangkit kembali.

(Min Yoongi – Bangtan Sonyeondan)

vi
PERSEMBAHAN
Syukur alhamdulilah saya panjatkan kepada Allah SWT karunia-Mu, saya bisa

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak H. Sukani dan Ibu Hj. Sri Indiyah yang

telah memberikan dukungan doa agar bisa menyelesaikan pendidikan.

2. Untuk kakak saya Alvin Riza telah memberikan dorongan semangat dalam

kesuksesan saya.

3. Yang saya sayangi Ibu Betristasia Puspitasari, SST.MK.es yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

menjadi lebih baik dan sempurna.

4. Yang saya sayangi Ibu Susiani Endarwati, SST.MK.es yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah menjadi lebih baik

dan sempurna.

5. Terimakasih untuk teman satu angkatan Akademi Kebidanan Dharma Husada

Kediri selama hampir 3 tahun suka, duka dan canda di lalui bersama.

6. Untuk sahabatku yang sudah lebih dari 6 tahun Nilam, Vizya, Meliana, dan

Aliyah terimakasih atas dukungan motivasi dari kalian.

7. Untuk sahabat saya dari kecil 4 bunga desa Ika, Fara,Aulia terimakasih semangat

dan dukungan serta membantu dalam kesusahan selama ini tanpa kalian penulis

tidak sampai di titik ini.

8. Terimakasih untuk BTS Kim Nam Joon, Kim Seok Jin, Min Yoon Gi, Jung Ho

Seok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook yang telah menemani hari-hari

penulis dengan lagu serta motivasi dan semangat melalui karya mereka.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan

rahmatNya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGETAHUAN

REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN TENTANG BAHAYA PERNIKAHAN

DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI” dapat terselesaikan. Karya Tulis

Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Kebidanan pada Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri. Bersama ini

perkenankan saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Siti Komariyah,S,SiT.M.Kes selaku Direktur Akbid Dharma Husada

Kediri yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan.

2. Ibu Betristasia Puspitasari, SST,M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Susiani

Endarwati, SST,MK.es selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu

memberikan bimbingan selama proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Kepada seluruh dosen, karyawan Akbid Dharma Husada Kediri yang

memberikan banyak sekali ilmu, pengalaman, dan motivasi.

4. Ibu Hj. Sri Indiyah dan Bapak H. Sukani selaku orang tua saya selalu

memberikan doa, dorongan dan seemangat selama penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Dharma Husada

Kediri atas segala dukungan dan kerja samanya.

viii
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini masih banyak kekurangan dan kelemahan saya mengharapkan segala saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi

perbaikan pada tugas selanjutnya.

Kediri, Januari 2021

Penulis

ix
ABSTRAK

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN TENTANG


BAHAYA PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI
(Di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)

Oleh : SHEILLA FADIA PRATIWI

Masa anak dan remaja umumnya adalah masa terindah dalam hidup seseorang.
Pernikahan dini merupakan masalah serius yang berkembang di seluruh dunia dan di
negara berkembang seperti indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengetahuan remaja putri usia 15-17 tahun tentang bahaya pernikahan dini pada
kesehatan reproduksi.
Penelitian menggunakan desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi yang diambil seluruh remaja putri usia 15-17
tahun di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, yang
berjumlah 30 orang. Variabel tunggal pengetahuan remaja tentang bahaya pernikahan
dini pada kesehatan reproduksi. Dengan pengumpulan data kuesioner. Teknik
sampling yang di gunakan total sampling sampel didapatkan semua remaja usia 15-17
tahun. Pengolahan data meliputi editing, coding, scoring, dan tabulating kemudian
dipresentase.
Dari review hasil penelitian tentang pengetahuan remaja putri tentang bahaya
pernikahan dini penelitian oleh Eka Radiyani dkk, menunjukkan 30 responden,
sebanyak 2 responden (8%)berpengetahuan baik, 23 responden (78%)berpengetahuan
cukup, dan 5 responden (14%) berpengetahuan kurang. Penelitian Hasnaeni dan
Irmawati menunjukkan 73 responden, 64 responden (87,7%)berpengetahuan baik, 3
responden (4,01%)berpengetahuan cukup, dan 6 responden (8,02%)berpengetahuan
kurang. Penelitian Susilawati dan Ike Ate Yuviska menunjukkan 46 responden, 4
responden (30,04%)berpengetahuan baik, 10 responden (21,07%)berpengetahuan
cukup, 22 responden (47,08%)berpengetahuan kurang.
Dapat di ambil kesimpulan untuk mendedikasikan mengenai bahaya
pernikahan dini pada remaja, karena pernikahan dini di sebabkan karena pergaulan
bebas pada remaja perlu adanya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia agar
tidak di pandang sebelah mata oleh negara lain.

Kata Kunci: Pengetahuan, Remaja, Bahaya, Pernikahan Dini


V bab, 84 halaman, 3 gambar, 2 tabel, 8 lampiran, 32 daftar pustaka.

x
ABSTRACT

KNOWLEDGE OF ADOLESCENT PRINCIPLES AGE 15-17 YEARS


ABOUT DANGERS OF EARLY MARRIAGE IN
THE REPRODUCTIVE HEALTH
(In RW 01, Semen Kidul Village, Semen Regency, Kediri District)

By: SHEILLA FADIA PRATIWI

Childhood and adolescence are generally the most beautiful times in a person's
life. Early marriage is a serious problem that develops throughout the world and in
developing countries such as Indonesia. The research objective was to determine the
knowledge of young women aged 15-17 years about the dangers of early marriage on
reproductive health.
This study used a descriptive research design with a cross sectional approach.
The population taken was all young women aged 15-17 years in RW 01, Semen Kidul
Village, Semen Kidul District, Semen District, Kediri Regency, totaling 30 people.
Single variable adolescent knowledge about the dangers of early marriage on
reproductive health. By collecting questionnaire data. The sampling technique used
was the total sampling of all adolescents aged 15-17 years. Data processing includes
editing, coding, scoring, and tabulating then presenting the percentage.
From a review of the results of research on the knowledge of young women
about the dangers of early marriage, the research by Eka Radiyani et al, showed that
30 respondents, 2 respondents (8%) had good knowledge, 23 respondents (78%) had
sufficient knowledge, and 5 respondents (14%) had less knowledge. . Hasnaeni and
Irmawati's research shows 73 respondents, 64 respondents (87.7%) have good
knowledge, 3 respondents (4.01%) have sufficient knowledge, and 6 respondents
(8.02%) have less knowledge. Susilawati and Ike Ate Yuviska's research shows 46
respondents, 4 respondents (30.04%) have good knowledge, 10 respondents (21.07%)
have sufficient knowledge, 22 respondents (47.08%) have less knowledge.
It can be concluded to dedicate to the dangers of early marriage in adolescents,
because early marriage is caused by promiscuity in adolescents, it is necessary to
improve the quality of education in Indonesia so that it is not underestimated by other
countries.

Keywords: Knowledge, Adolescents, Dangers, Early Marriage


V chapter, 84 pages, 3 pictures, 2 tables, 8 attachments, 32
bibliography.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN SAMPUL DALAM………. ................................................. i

HALAMAN PERSYARATAN GELAR ................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................v

MOTTO .................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ................................................................................... vii

KATA PENGANTAR............................................................................ viii

ABSTRAK ..................................................................................................x

ABSTRACT ............................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................xv

DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ...................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................5
C. Tujuan .........................................................................................5
1. Tujuan umum ..........................................................................6
2. Tujuan khusus .........................................................................6
D.Manfaat ........................................................................................6
1. Bagi peneliti ............................................................................6
2. Bagi pembaca ..........................................................................6
3. Bagi institusi ............................................................................7

xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep pengetahuan ...................................................................8
1. Definisi pengetahuan ...............................................................8
2. Proses Pengetahuan .................................................................8
3. Cara Memperoleh Pengetahuan ............................................10
4. Faktor Mempengaruhi Pengetahuan ......................................12
5. Kriteria Pengetahuan .............................................................14
B. Konsep Remaja .........................................................................15
1. Pengertian Remaja ................................................................15
2. Batasan Usia Remaja ............................................................15
C. Konsep Pernikahan....................................................................15
1. Definisi Pernikahan...............................................................15
2. Definisi Pernikahan Dini ......................................................16
3. Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi .........18
4. Upaya Pencegahan Pernikahan Dini Pada Remaja ...............22
5. Upaya Penanggulangan Dalam Pernikahan Dini ..................24
D. Kerangka konsep .......................................................................26
E. Uraian kerangka konsep ............................................................27

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain penelitian .......................................................................28
B. Kerangka kerja ..........................................................................28
C. Populasi, sampel, dan sampling ................................................30
1. Populasi .................................................................................30
2. Sampel ...................................................................................30
3. Teknik pengambilan sampel..................................................30
D. Variabel penelitian ....................................................................31
1. Klasifikasi variabel ................................................................31
2. Definisi operasional ...............................................................31
E. Pengumpulan data .....................................................................33
1. Instrumen penelitian ..............................................................33
2. Lokasi dan waktu penelitian ..................................................34
F. Proses Pengambilan Data ..........................................................34
G. Analisa data ...............................................................................34
1. Pengolahan data .....................................................................34
2. Analisa data ...........................................................................37
H. Etika penelitian .........................................................................38
1. Persetujuan subjek penelitian (informed consent) ................38
2. Tanpa nama (anonymity) .......................................................38
3. Kerahasiaan (confidentiality) .................................................38

BAB IV REVIEW HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ........................................................................40
B. Pembahasan .............................................................................43

xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................47
B. Saran ........................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................49

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 : Presentase Perempuan Usia 10 Tahun Keatas Yang Kawin Di


Bawah Umur Kurang Dari 17 Tahun Menurut Wilayah Jawa
Timur Kab / Kota Kediri Pada Tahun 2009-2019…………...18

Gambar II.2 : Kerangka Konsep Pengetahuan Remaja Putri Usia 15-17 Tahun
Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi
……………………………………………………………….26

Gambar III.3 : Kerangka Kerja Gambaran Pengetahun Remaja Putri Usia 15-
17 Tahun Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan
Reproduksi di Desa Semen Kidul Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri.................................................................... 29

xv
DAFTAR TABEL

TABEL III.1 Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan Remaja Usia 15-17


Tahun Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi
di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten
Kediri………………......................................................................32

TABEL IV. 2 Review Jurnal ……………………………………………………40

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian ........................................................................53


Lampiran 2 Informasi Penelitian ...................................................................54
Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden...............................................55
Lampiran 4 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden ...............................56
Lampiran 5 Kisi-Kisi .....................................................................................57
Lampiran 6 Kuesioner ...................................................................................58
Lampran 7 Konsultasi ....................................................................................62
Lampiran 8 Jurnal ..........................................................................................66

xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Arti Lambang


% : Persen
/ : Atau
≥ : Lebih dari sama dengan
< : Kurang dari
WHO : World Health
MENKES : Menteri
SD : Sekolah Dasar
SMP :Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
IRT : Ibu Rumah Tangga
PNS : Pegawai Negeri Sipil
SDKI : Survei Data Kependudukan Indonesia
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
UNFA : United Nation Population Fund
ASEAN : Association of Southeast Asian Nations
BKKBN : Badan Kependudukan Keluarga Berencana
4T : Terlalu Muda, Terlalu Tua Melahirkan, Terlalu
Banyak Anak
HAM : Hak Asasi Manusia
AKI : Angka Kematian Ibu
BBLR : Bayi Baru Lahir
FTR : Total Fertility Rate
PUP : Pendewasaan Usia Perkawinan
PKDRT : Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
HIV AIDS : Human Immunodeficiency Virus

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa anak dan remaja umumnya adalah masa terindah dalam hidup
seseorang, masa-masa ini akan terpotong menjadi sangat pendek saat
pernikahan dilakukan terlalu dini. Pernikahan dini merupakan masalah serius
yang berkembang di seluruh dunia dan di negara berkembang seperti
Indonesia.

Menurut WHO (World Health Organitation), Pernikahan dini atau kawin


muda sendiri adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan ataupun salah
satu pasangannya masih dikategorikan remaja yang berusia dibawah 19 tahun
(Isnaini, 2019).
Presiden Republik Indonesia memutuskan dan menetapkan undang-undang
tentang perubahan atas Nomor 1 tahun 2019 pasal 1 tentang perubahan undang-
undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pria dan perempuan sudah
mencapai usia 19 tahun. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya
untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia
20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Apabila seseorang gagal
mendewasakan usia perkawinannya, maka dianjurkan untuk penundaan
kelahiran anak pertama. Dengan menunda usia perkawinan, diharapkan para
remaja lebih siap dalam memasuki rumah tangga dan membina keluarga yang
lebih harmonis (BKKBN, 2014).
Pernikahan di usia remaja dapat berdampak pada segi fisik maupun
biologis. Kehamilan remaja akan lebih beresiko terjadi anemia dan perdarahan
yang akan menyumbang angka kematian ibu dan bayi. Dalam segi pendidikan
remaja yang hamil akan kehilangan kesempatan melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi. Setelah menikah pada usia muda, seorang wanita akan cenderung

1
2

kurang memperhatikan pendidikannya, apabila ketika menikah langsung


memperoleh keturunan, di sibukkan mengurus anak dan keluarganya, sehingga
hal ini dapat menghambatnya untuk melanjutkan pendidikannya. Hal tersebut
dapat diminimalisir dengan dukungan dari keluarga . Selain itu peluang untuk
mendapat kesempatan kerja akan semakin sempit (Mubasyaroh, 2016).
Anatomi tubuh anak belum siap untuk proses mengandung maupun
melahirkan, sehingga dapat terjadi komplikasi berupa obstructedlabour serta
obstetric fistula. Data dari UNPFA tahun 2013, memperlihatkan 15%-30%
diantara persalinan di usia dini disertai dengan komplikasi kronik, yaitu
obstetric fistula. Fistula merupakan kerusakan pada organ kewanitaan yang
menyebabkan kebocoran urin atau feses kedalam vagina. Wanita berusia
kurang dari 20 tahun sangat rentan mengalami obstetric fistula. Obstetric
fistula ini dapat terjadi pula akibat hubungan seksual diusia dini (Fadlyana,
2016).
Praktek pernikahan usia dini paling banyak terjadi di Afrika dan Asia
Tenggara. Di Asia Tenggara didapatkan data bahwa sekitar 10 juta anak usia
dibawah 18 tahun telah menikah, sedangkan di Afrika diperkirakan 42% dari
populasi anak, menikah sebelum mereka berusia 18 tahun. Di Amerika Latin
dan Karibia, 29% wanita muda menikah saat mereka berusia 18 tahun.
Prevalensi tinggi kasus pernikahan usia dini tercatat di Nigeria (79%), Kongo
(74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%). Secara umum, pernikahan
anak lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki,
sekitar 5% anak laki-laki menikah sebelum mereka berusia 19 tahun. Selain itu
didapatkan pula bahwa perempuan tiga kali lebih banyak menikah dini
dibandingkan laki-laki (Hertika, 2017). Indonesia termasuk negara dengan
presentase pernikahan usia muda tertinggi di dunia (ranking 37), dan tertinggi
kedua di ASEAN setelah kamboja, pada tahun 2016 terdapat 158 negara
dengan usia legal minimum menikah adalah 18 tahun keatas,dan di Indonesia
masih diluar itu (Rahmad,2017).
Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI), di beberapa
daerah didapatkan bahwa sepertiga dari jumlah pernikahan terdata dilakukan
3

oleh pasangan usia di bawah 16 tahun. Jumlah kasus pernikahan dini di


indonesia mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata usia perkawinan 19,1
tahun. di jawa timur, kalimantan selatan, jambi, dan jawa barat, angka kejadian
pernikahan dini berturut-turut 39,4%, 35,5%, 30,6%, dan 36%. Bahkan di
sejumlah pedesaan, pernikahan seringkali dilakukan segera setelah anak
perempuan mendapat haid pertama (Sari Pediatri, 2009). Pada tahun 2013
terjadi peningkatan rasio pernikahan muda pada daerah perkotaan,
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Adapun jumlah rasio kenaikan pada
daerah perkotaan pada tahun 2012 adalah 26 dari 1.000 pernikahan, rasio itu
naik pada tahun 2013 menjadi 32 per 1.000 pernikahan. Sedangkan pada
daerah pedesaan yang menurun dari 72 per 1000 pernikahan menjadi 67 per
1000 pernikahan pada tahun 2013 (Eko, 2014).
Dampak sosial lainnya adalah berkurangnya sosialisasi dengan
lingkungannya. Bagi pasangan pernikahan dini, hal ini dapat berpengaruh
dalam berhubungan dengan teman sebaya. Mereka akan sulit untuk beradaptasi
dan canggung untuk bergaul kembali dengan teman sebayanya. Mereka berada
pada kondisi yang tidak menentu dalam status sosial, karena ketika bergaul
dengan orang tua, relitasnya mereka masih remaja, begitu juga sebaliknya, mau
main dengan teman sebayanya yang remaja, kenyataannya mereka sudah
berstatus sebagai suami maupun istri. Maka bereka harus mampu beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dengan baik (Mubasyaroh, 2016).

Dampak Kependudukan BKKBN Sumut mengatakan, remaja terutama dari


lingkungan keluarga prasejahtera sangat rentan melakukan pernikahan usia
dini, ada beberapa faktor penyebab terjadinya pernikahan di usia muda pada
keluarga prasejahtera ini. Mulai faktor pendidikan, ekonomi, lingkungan, serta
adat istiadat yang dilakukan keluarga (Anthony, 2016).
Pemerintah harus berkomitmen serius dalam menengakkan hukum yang
berlaku terkait pernikahan anak dibawah umur. Selain itu, pemerintah harus
semakin giat mensosialisasikan undang-undang terkait pernikahan anak
dibawah umur, diharapkan dengan upaya tersebut, masyarakat tahu dan sadar
bahwa pernikahan anak dibawah umur adalah sesuatu yang salah dan harus
4

dihindari. Upaya pencengahan pernikahan anak dibawah umur dirasa akan


semakin maksimal bila anggota masyarakat turut serta berperan aktif dalam
pencengahan pernikahan anak dibawah umur yang ada disekitar mereka
(Alfiyah, 2010).

Strategi utama pencegahan pernikahan dini, dengan menurunkan angka


perkawinan pada anak. Sasaran utama siswa SMA yaitu melalui penyuluhan
tentang perkawinan selain, diberikan edukasi informasi kepada masyarakat
tentang bahaya pernikahan dini. Tenaga kesehatan khususnya bidan dapat
memberikan penyuluhan kepada remaja tentang pernikahan dini sedangkan
untuk orang tua dengan memberikan dukungan peningkatan pengetahuan.

Berdasarkan latar belakang yang ada maka peniliti tertarik melakukan


penelitian tentang “Pengetahuan Remaja Putri Usia 15-17 Tahun Tentang
Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi di RW 01 Desa
Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti menarik suatu rumusan
masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah Pengetahuan Remaja
Putri Usia 15-17 Tahun Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan
Reproduksi di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten
Kediri?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Pernikahan dini pada


kesehatan reproduksi di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri

2. Tujuan Khusus
Mengindentifikasi pengetahuan remaja putri usia 15-17 tahun tentang bahaya
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi yang meliputi:
5

a. Definisi pernikahan dini


b. Bahaya pernikahan dini pada kesehatan reproduksi remaja
c. Upaya pencegahan pernikahan dini pada remaja
d. Upaya penanggulangan dalam pernikahan dini

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman belajar dalam proses penelitian, serta pengembangan dan
penerapan ilmu yang diperoleh selama berkuliah.
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pernikahan dini pada
remaja.

3. Bagi Institusi
Diharapkan bisa dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi
mahasiswi Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri dan dapat di gunakan
penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu prose hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoadtmodjo, 2014:140)

Menurut (Notoatmodjo, 2012) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), pengetahuan adalah

sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar

ini dipengaruhi beberapa faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar

berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang (Budiman dan Agus Riyanto, 2013:3).

2. Proses Pengetahuan

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2003), perilaku

adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati

langsung dari maupun tidak dapat oleh pihak luar. Sedangkan sebelum

6
7

mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni:

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan

tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik

buruknya tindakan terhadap stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti

sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pada penelitian selanjutnya, Rogers (1974) yang dikutip oleh

Notoatmodjo (2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang

melalui proses seperti yang diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran

yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting)

namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan

berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek

fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai

gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh factor pengalaman,

keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya. (Wawan & Dewi 2010:11).
8

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2010:10) cara memperoleh pengetahuan antara

lain sebagai berikut:

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. seseorang menghadapi persoalan atau

masalah upaya pemecahannya dilakukan hanya dengan coba-coba

saja. Bila percobaan pertama gagal dilakukan percobaan kedua dan

seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan.

b. Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja

oleh orang yang bersangkutan.

c. Cara kekuasaan dan otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak kebiasaan dan tradisi

yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi itu yang dilakukan

baik atau tidak.

Kebiasaan ini hanya biasa nya di wariskan turun-temurun sumber

pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal ataupun

informal. Para pemegang otoritas prinsipnya adalah orang lain

menerima pendapat yang dikemukan oleh yang mempunyai otoritas

tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan perasaannya sendiri.

d. Berdasarkan pengalaman pribadi


9

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

yang lalu. Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru

terbaik”, ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber

pengalaman untuk memperoleh pengetahuan.

e. Cara akal sehat (common sense)

Sebelum ilmu pendidikan perkembangan, orang tua pada zaman dahulu

menggunakan cara hukuman fisik agar anaknya mau menuruti nasihat

orang tuanya. Ternyata cara ini berkembang menjadi teori, bahwa

hukuman adalah metode bagi pendidikan anak.

f. Kebenaran menerima wahyu

Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh prngikut-pengikut agama

yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau

tidak.

g. Kebenaran secara intuitif

Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat melalui proses di luar

kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

h. Metode penelitian

Cara modern dalam meperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis, dan

ilmiah.

4. Faktor Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Budiman dan Riyanto, 2013) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi:
10

a. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau

kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

b. Informasi/ media massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh dari

pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan

pengetahuan. Semakin berkembangnya teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa sehingga dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat. Informasi mempengaruhi pengetahuan

seseorang jika sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran

maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan

seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan menambah

pengetahuan dan wawasannya.

c. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang lebih baik

terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan.

d. Sosial, budaya dan ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah

yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya


11

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan

tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu sehingga

status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang

yang mempunyai sosial budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik

tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan kurang

baik. Status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan

karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka

seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan

untuk meningkatkan pengetahuan.

e. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam

individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan

pengetahuan yang didapatkan akanbaik tapi jika lingkungan kurang baik

maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.

f. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri

sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang tentang suatu

permasalahan akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara

menyelesaikan permasalahan dari pengalaman sebelumnya yang telah

dialami sehingga pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai

pengetahuan apabila medapatkan masalah yang sama.


12

g. Usia / Umur

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan

semakin membaik dan bertambah.

5. Kriteria Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui yang di dasarkan pada nilai

presentase sebagai berikut:

1) Pengetahuan baik 76%-100%

2) Pengetahuan cukup 56%-75%

3) Pengetahuan kurang <56%

(Wawan & Dewi,2016:18)


13

B. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan setiap kehidupan

manusia, golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa

kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang bebas menuju masa

dewasa yang menuntut tanggung jawab. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18

tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)

rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. (Kemenkes RI,

2014)

2. Batasan Usia Remaja

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) adalah

antara 10-19 tahun dan belum kawin.1 Sedangkan menurut Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah usia 10- 24

tahun dan belum menikah. (BKKBN, 2014)

C. Konsep Pernikahan Dini

1. Definisi Pernikahan

Pernikahan adalah suatu pola sosial membentuk keluarga yang sah di mata

agama, hukum negara, dan hukum adat. UU Nomor 1 tahun 2019 pasal 1

tentang perubahan undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan

pria dan perempuan sudah mencapai usia 19 tahun. Pernikahan merupakan

peristiwa penting dalam kehidupan dengan pernikahan, seseorang akan


14

memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis, psikologis maupun

secara sosial.

Menurut (BKKBN, 2012) menjelaskan usia normal untuk melakukan

sebuah pernikahan pada laki-laki adalah 25 tahun dan perempuan adalah 21

tahun. Akan tetapi saat ini telah muncul berbagai masalah dalam pernikahan,

salah satu masalah yang terjadi adalah pernikahan dini.

2. Definisi Pernikahan Dini

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dikategorikan anak-anak atau

remaja yang berusia dibawah 21 tahun. Pendewasaan Usia Perkawinan bukan

hanya sekedar meningkatkan usia pasangan yang menikah yaitu 20 tahun bagi

perempuan dan 25 tahun bagi pria, tetapi juga dalam rangka mengupayakan

terjadinya kehamilan pada usia yang memang sudah siap untuk melaksanakan

fungsi reproduksi, yaitu pada usia dewasa. PUP juga merupakan salah satu

program untuk menurunkan Total Fertility Rate (FTR) karena secara tidak

langsung mendewasakan usia perkawinan maka akan menunda proses

kelahiran anak pertama, program pendewasaan usia perkawinan sendiri

memberikan kesempatan pasangan untuk merencanakan dan

mempertimbangkan berbagai aspek seperti aspek kesiapan secara fisik,

emosional, mental, sosial, ekonomi, bahkan jumlah serta jarak kelahiran anak

yang akan dimiliki. (Satriyandari dkk, 2018: 10-11)

a. Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perkawinan usia muda

yaitu karena ekonomi, pendidikan, orangtua, media massa,


15

adat/budaya, keinginan untuk segera mendapatkan tambahan anggota

keluarga, sifat kolot orang jawa yang tidak mau menyimpang dari

keturunan adat karena menikahkan dini anaknya merupakan adat

kebiasaan yang ada di keluarga tersebut. Perkawinan usia muda terjadi

karena adanya keluarga yang hidup digaris kemiskinan, untuk

meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan

dengan orang yang dianggap mampu (Alfiyah, 2010).

b. Menurut (Lenteraim, 2010) pernikahan dini memiliki beberapa dampak

pada menurunnya kesehatan perempuan. Jika terjadi kehamilan dini

dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri meningkatkan resiko

anemia dan meningkatnya angka kejadian depresi sehingga beresiko

pada kematian usia dini, meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI)

dengan 4T, meningkatkan resiko terkena penyakit menular seksual.

Dampak yang lain adalah kualitas anak yang kurang dimana bayi yang

dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18 tahun rata-rata BBLR

(WHO, 2011).
16

25 Kabupaten
Kota
20.84 20.71
20 18.46
17.03 17.49 16.48
16.11
14.02 14.79
15 13.03
12.12 12.73
10.51 11.2
10.05
10 8.71 7.95
6.52
5.21 5.21
5 4.2
3.84

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : jatim.bps.go.id & pasuruankota.bps.go.id

Gambar II.1 : Presentase Perempuan Usia 10 Tahun Keatas Yang Kawin


Di Bawah Umur Kurang Dari 17 Tahun Menurut Wilayah
Jawa Timur Kab/Kota Kediri Pada Tahun 2009-2019
3. Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi

Pernikahan dini tentunya bukan merupakan penyelesaian masalah yang

tidak menimbulkan permasalahan baru. Meskipun kemampuan berpikir

dewasa seseorang memang tidak hanya didasarkan pada usia, akan tetapi

kematangan secara fisik, psikis, sosial dan ekonomi juga perlu menjadi

pertimbangan, dari sisi perempuan, saat usia dibawah 20 tahun maka organ

reproduksi sesungguhnya belum siap benar untuk melaksanakan fungsinya

bereproduksi, banyak penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara

menyebutkan bahwa hubungan seksual yang dilakukan terlalu dini semakin

meningkatkan resiko seorang perempuan untuk menderita kanker serviks.

Selain meningkatnya resiko kanker serviks, kehamilan pada usia dini

memiliki lebih banyak resiko untuk mengalami komplikasi selama masa

kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui, baik bagi ibu maupun bagi bayinya,
17

masa-masa pertumbuhan yang belum selesai ditambah dengan perubahan yang

terjadi selama masa kehamilan menimbulkan resiko salah satunya adalah

terjadinya anemia dalam kehamilan. Selanjutnya, anemia dalam kehamilan

beresiko terjadinya abortus atau sering disebut keguguran, lamanya proses

persalinan, perdarahan, berat badan bayi lahir rendah, kelainan kongenital bayi

baru lahir, dan berbagai permasalahan lainnya.

Beberapa alasan mengapa kehamilan remaja bisa menimbulkan risiko sebagai

berikut :

a. Rahim belum siap mendukung kehamilan

b. System hormonal belum terkoordinasi lancar

c. Kematangan psikologi untuk menghadapi proses persalinan yang

terapeutik untuk mengasuh anak/memelihara belum mencukupi,

kehamilan pada remaja mempunyai resiko medis yang belum cukup

tinggi, karena pada masa remaja pada usia ini fungsi hormonal melewati

masa kerjanya yang maksimal, rahim pada seorang wanita mulai

mengalami kematangan sejak umur 14 tahun yang di tandai menstruasi.

Pematangan rahim bisa pula di lihat dari perubahan ukuran rahim secara

anatomis ukuran rahim berubah sejalan dengan umur dan perkembangan

hormonal.

Dalam usia 14-18 tahun perkembangan, obat-obat rahim belum cukup baik

kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture

(robek). Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentan usia

reproduksi aktif. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena kesehatan
18

reproduksi berpengaruh pada, tingkat kesehatan ibu dan kualitas janin yang

dihasilkan, karena majunya suatu negara dapat diimplikasikan dengan angka

kematian ibu (Susilo C. dkk, 2014).

Pernikahan anak berhubungan erat dengan fertilitas yang tinggi, kehamilan

dengan jarak yang sangat dekat, dan dapat pula terjadi kehamilan yang tidak

diinginkan (Fadlyana, 2015).

Dari segi fisik remaja belum kuat dan tulang panggulnya masih terlalu kecil

sehingga bisa bersiko pada saat proses persalinan. Remaja cenderung tidak

menyadari risiko yang akan terjadi jika melakukan pernikahan dini dan tidak

memahami tentang hak-haknya terkait kesehatan reproduksi. Sebagai salah

satu contoh adalah lemahnya peran seorang perempuan dalam memutuskan

kapan akan hamil dan melahirkan serta berapa jumlah anak yang akan dimiliki,

keinginan mempunyai anak dan jumlah setelah menikah sebagian merupakan

keputusan yang diputuskan oleh pasangannya tanpa mengingat kondisi alat

reproduksi perempuan pada saat itu sehingga perempuan yang menikah dini

harus mengalami proses kehamilan dan persalinan pada usia yang masih belum

matang (Susilo, 2014).

Menurut (Statistik, 2016) Perkawinan usia dini dapat menyebabkan

kehamilan dan persalinan pada usia muda (<20 tahun) yang berisiko tinggi,

karena tubuh dan organ reproduksi anak perempuan belum sepenuhnya matang

untuk hamil dan melahirkan. Perempuan yang masih berusia muda ketika

sudah menghadapi masa hamil dan melahirkan sangat rawan untuk mengalami

keguguran, perempuan yang menikah dini antara usia 15-19 tahun memiliki
19

kemungkinan 2 kali lebih besar meninggal saat melahirkan dibandingkan yang

berusia 20-25 tahun. Selain itu, perempuan yang menikah dini akan

menghadapi risiko komplikasi persalinan yang jauh lebih tinggi seperti fistula

obstetri, infeksi, perdarahan yang hebat, anemia dan eklampsia.

Kehamilan di usia muda akan berisiko bagi ibu untuk mengalami anemia

karena remaja berisiko mengalami anemia akibat pola makan yang salah serta

pada proses kehamilan terjadi hemodelusi yang pada akhirnya memperburuk

kondisi anemia pada kehamilan remaja, adanya kombinasi keadaan alat

reproduksi yang belum siap hamil dan anemia dapat meningkatkan risiko

terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia.

Persalinan pada kehamilan remaja juga akan meningkatkan risiko mengalami

persalinan lama yang disebabkan oleh kelainan letak janin, kelainan panggul,

kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah,

komplikasi lainnya yang mungkin terjadi pada proses persalinan adalah

perdarahan (Riskesdas, 2010).

Dampak bagi bayi ada 2 yaitu :

a. Janin lahir belum cukup usia kehamilan atau kurang dari 37 minggu, pada

umur kehamilan tersebut pertumbuhan janin belum sempurna.

b. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu bayi lahir dengan berat badan

kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi oleh umur ibu

saat hamil kurang dari 20 tahun atau kurang gizi (Manuaba, 2014).
20

4. Upaya Pencegahan Pernikahan Dini Pada Remaja

a. Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan program

pengembangan Pengendalian Penduduk melalui integrasi materi –

materi kependudukan dan keluarga berencana yang meliputi kualitas

dan kuantitas penduduk, fungsi keluarga, Pendewasaan Usia

Perkawinan, Trias Kesehatan Reproduksi Remaja, keterampilan hidup

(life skill) ke dalam mata pelajaran yang ada dalam kurikulum.

Program SSK ini selain dilaksanakan dalam PBM di sekolah juga

dilaksanakan dengan cara kunjungan para siswa ke posyandu,

wawancara dengan ibu hamil dan nifas. Pertanyaan-pertanyaan telah

disusun sebelumnya mengarah pada peningkatan pengetahuan ibu

hamil dan ibu nifas, namun yang terpenting diharapkan menambah

wawasan dan pengetahuan para siswa tentang kehamilan, kelahiran,

dan nifas. Sehingga diharapkan kelak para siswa dewasa dan

berkeluarga mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan.

b. Pojok Kependudukan berisi data kependudukan dan persoalan

kependudukan sehingga remaja perduli akan masalah kependudukan.

Selain itu, adanya edukasi tentang perencanaan menikah dengan

memperhatikan jumlah anak serta jarak lahir serta upaya pendewasaan

usia perkawinan serta kepedulian terhadap dampak dari jumlah

penduduk juga akan diberikan pemahaman kepada para remaja di setiap

kampung KB yang ada.


21

c. BKKBN menilai pentingnya pendewasaan usia perkawinan melalui

program Generasi Berencana (GenRe). Program GenRe adalah

program yang dikembangkan dalam rangka membantu penyiapan

kehidupan berkeluarga bagi remaja. Tujuannya agar remaja mampu

menempuh jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam

pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan perencanaan sesuai

siklus kesehatan reproduksi serta bertujuan memberi pengertian dan

kesadaran kepada remaja tentang perkawinan. Program ini lebih fokus

pada penundaan usia perkawinan atau penghentian pernikahan dini,

kampanye genre difokuskan pada penundaan usia perkawinan atau

penghentian pernikahan dini.

Program Generasi Berencana (Genre), yaitu program yang

dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi

remaja sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan

secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta

menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi,

diharapkan mampu mengatasi persoalan kuantitas dan kualitas

penduduk (khususnya remaja) sekaligus. Dengan program yang

sasarannya remaja (usia 10-24 tahun) dan belum menikah, keluarga dan

masyarakat peduli remaja, diharapkan mampu mempromosikan

penundaan usia kawin, penyediaan informasi kesehatan reproduksi

seluas-luasnya melalui PIK Remaja sehingga tidak terjebak pada

penyalahgunaan napza, HIV dan AIDS maupun kehamilan yang tidak


22

diinginkan serta mempromosikan perencanaan kehidupanberkeluarga

dengan sebaik-baiknya.

d. Klinik Dana ini adalah pemberdayaan remaja, dimana peran remaja

sangat penting dalam pencapaian tujuan dari kegiatan ini. Karena segala

pengaplikasian bentuk pendekatan akan suatu program akan lebih

mudah jika target sasaran dan pelaksananya adalah kalangan yang sama

yaitu remaja.

(Noor Syahadatina M. dkk, 2018 : 141-149)

5. Upaya Penanggulangan Dalam Pernikahan Dini

Penyiapan sumber daya manusia dalam mewujudkan keluarga berkualitas

pada masa depan harus dilakukan sejak remaja. Peningkatan pemahaman

kesehatan reproduksi remaja dapat dilakukan dengan promosi kesehatan yang

bersifat pencegahan. Penyuluhan merupakan bentuk promosi kesehatan

sederhana yang dapat mencakup sasaran luas, ceramah di dalam penyuluhan

merangsang pikiran dan dikombinasikan dengan dialog antara pemberi

ceramah dan audiens. Penelitian terdahulu menemukan pelaksanaan

penyuluhan menggunakan metode ceramah bersifat rasional sebagai unsur

proses pendidikan yang meningkatkan pengetahuan (Rahmadiliyani, 2010).

Hal ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh (Khomsatun,

2012) menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja

putri menikah dini untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti pendidikan formal, pengalaman, budaya serta dengan

informasi. Remaja yang mempunyai banyak sumber informasi dapat


23

memberikan, peningkatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tersebut.

Informasi tersebut dapat diperoleh melalui media massa seperti majalah, koran,

berita televisi dan salah satunya juga dapat diperoleh dari penyuluhan dan

pendidikan kesehatan.

Upaya penanggulangan pernikahan dini diantaranya didasari oleh komitmen

internasional dan nasional sebagai dasar pentingnya pendewasaan usia

perkawinan (PUP). Berikut adalah penjelasan terkait hal tersebut (Anwar,

2016):

a. Komitmen Internasional, diantaranya:

1) Konvensi Hak Anak, diratifikasi dengan Kepres 36 tahun 1990

2) Konvensi Convention on Elimination of All Forms of Discrimation

Againts Women (CEDAW), diratifikasi dengan UU No.7 tahun

1984 (Pasal 16 tentang Perkawinan)

3) International Convention On Civil and Political Rights, diratifikasi

dengan UU No.12 tahun 2005

4) International Convention On Economic, Social and Cultural

Rights, diratifikasi dengan UU No.11 tahun 2005.

b. Komitmen Nasional, diantaranya:

1) UU No.35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23/2002

tentang perlindungan anak

2) UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM 3. UU No.23 tahun 2004

tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT).


24

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu abstrak dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan ketertarikan

antara variabel yang akan membantu peneliti menghubungkan hasil

penemuan dengan teori. (Nursalam, 2014:49)

Remaja Putri

Usia 15-17 tahun

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan
Pengetahuan remaja tentang bahaya
1. Pendidikan pernikahan dini pada kesehatan reproduksi
2. Informasi/media 1. Definisi pernikahan dini
massa 2. Bahaya pernikahan dini pada
3. Pekerjaan kesehatan reproduksi
4. Sosial, budaya dan 3. Upaya pencegahan pernikahan
ekonomi dini
5. Lingkungan 4. Upaya penanggulangan dalam
6. Pengalaman pernikahan dini
7. Usia/umur

Keterangan: Kriteria pengetahuan meliputi :

: Diteliti Baik : 76%-100%


Cukup : 56%-75%
: Tidak Diteliti
Kurang : <56%
(Wawan & Dewi, 2016:18)

Gambar II.1 Kerangka Konsep Pengetahuan Remaja Putri Usia 15-17 Tahun
Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi
25

E. Uraian Kerangka Konsep

Pada kerangka konsep ini, input dalam penelitian adalah remaja putri

usia 15-17 tahun. Sedangkan prosesnya dalam penelitian ini adalah

pengetahuan remaja tentang bahaya pernikahan dini yang meliputi definisi

pernikahan dini, bahaya pernikahan dini pada kesehatan reproduksi, upaya

pencegahan pernikahan dini pada remaja, upaya penanggulangan dalam

pernikahan dini. Dari proses di atas di dapatkan hasil pengetahuan dengan

kriteria baik, cukup, kurang, dengan skor baik 76-100%, cukup 56-76%,

kurang < 56%.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu yang penting bagi peneliti karena

pertama kali peneliti menentukan apakah akan dilakukan intervensi dalam

penelitian tersebut (melakukan studi pendahuluan intervesional atau

eksperimen) ataukah hanya melaksanakan pengamatan saja atau observasional

(Hidayat, 2014:201).

Desain penelitian menggunakan peneliti deskriptif. Rancangan penelitian

deskriptif adalah suatu rancangan penelitian yang menggambarkan peristiwa-

peristiwa penting yang terjadi di masa kini. (Nursalam, 2014:160)

Pendekatan cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan

melakukan pengukuran atau pengamatan saat bersamaan (sekali waktu) antara

faktor resiko/paparan dengan penyakit (Hidayat, 2014:52). Desain penelitian

ini akan menggunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian ini, peneliti ingin menggambarkan pengetahuan remaja putri usia

15-17 tahun tentang bahaya pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di RW

01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri.

B. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian yang berbentuk kerangka, mulai dari desain hingga analisis data

(Hidayat, 2010:187).

26
27

Populasi
Seluruh remaja putri usia 15-17 tahun di RW 01 Desa Semen Kidul
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri yang berjumlah 30 orang

Teknik Sampling
Total sampling

Sampel
Semua remaja putri usia 15-17 tahun di RW 01 Desa Semen Kidul
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri yang berjumlah 30 orang

Variabel
Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Pernikahan
Dini Pada Kesehatan Reproduksi

Pengumpulan Data
Kuesioner

Pengolahan Data
Editing,Coding,Scoring,Tabulating

Analisa Data
univariat
𝑥
Dengan rumus P=𝑦 𝑋 100

Hasil

Kesimpulan

Gambar III. 1: Kerangka Kerja Pengetahun Remaja Putri Usia 15-17 Tahun
Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi
28

C. Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sample

1. Populasi

Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan

sampel yang terdiri atas obyek subyek yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lainnya (Tarjo, 2019:45).

Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja putri usia 15-17 tahun

sebanyak 30 orang di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen

Kabupaten Kediri.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang di miliki oleh populasi yang secara nyata di

teliti dan di tarik kesimpulannya (Masrturoh dkk, 2018).

Sampel penelitian ini adalah semua remaja putri usia 15-17 tahun

sebanyak 30 orang yang ada di Desa Semen Kidul Kecamatan Semen

Kabupaten Kediri.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili adalah total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan


29

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

(Ariani,2014:64)

Dalam penelitian ini sampel yang di ambil adalah semua remaja putri usia

15-17 tahun sebanyak 30 orang yang ada di RW 01 Desa Semen Kidul

Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

D. Variable Penelitian

1. Klasifikasi Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang memiliki suatu perbedaan atau

bervariasi. Berkaitan tentang sesuatu disini maksudnya adalah apa saja

yang menjadi fokus yang akan diteliti, yang sifatnya adalah tidak homogen

sama maka bisa dikatakan sebagai variabel (Tarjo, 2019:46).

Variabel dalam penelitian ini adalah variable tunggal, yaitu pengetahuan

remaja putri tentang bahaya pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di

RW 01 Desa Semen Kecamatan Semen Kabupaten Kediri.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian sebuah variabel dalam istilah yang

bisa diamati, bisa diuji, atau bisa dijadikan angka (Djiwandono dkk,

2015:19).
30

Tabel III.1 : Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan Remaja Usia 15-17


Tahun Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan
Reproduksi di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri

Variabel Definisi Parameter Ala Sk Kriteria


Operasional t ala
uk
ur
Pengetahu Segala sesuatu Pengetahuan remaja putri K O Pernyataan positif
an remaja yang di ketahui usia 15-17 tahun tentang U R Benar: skor 1
putri usia remaja putri bahaya pernikahan dini E D Salah : skor 0
15-17 usia 15-17 pada kesehatan reproduksi S I Pernyataan negatif
tahun tahun dalam meliputi : I N Benar: 0
tentang menginterpresta 1. Definisi Pernikahan dini O A Salah: 1
bahaya sikan tentang 2. Bahaya pernikahan dini N L Baik jika nilainya
pernikaha bahaya pada kesehatan reproduksi E 76%-100%
n dini pernikahan dini 3. Upaya Pencegahan R Cukup jika
pada pada kesehatan pernikahan dini nilainya 56%-75%
kesehatan reproduksi di 4. Upaya penanggulangan Kurang jika
reproduks RW 01 Desa dalam pernikahan dini nilainya <56%
i Semen Kidul
Kecamatan (Wawan & Dewi,
Semen 2016:18).
Kabupaten
Kediri
31

E. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen pengukur variabel jika dipahami dari sisi variabel adalah

menghubungkan proses konsep / konstruksi dengan fakta empiris (realita).

(Juliansyah, 2017:101)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner

adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk

diisi oleh responden yang selanjutnya dilakukan analisis sehingga diperoleh

informasi. (Herlina, 2019:1).

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya

sama dengan kuesioner pilihan ganda. (Siyoto, 2015:79)

Pada kuesioner ini responden hanya menjawab diantara dua pilihan masing-

masing pernyataan dengan pilihan jawaban benar atau salah dengan memberikan

tanda pada jawaban yang benar. Dengan jumlah kuesioner sebanyak 20

pertanyaan, meliputi:

a. Definisi pernikahan dini = 5 pertanyaan

b. Bahaya pernikahan dini pada kesehatan reproduksi = 5 pertanyaan

c. Upaya pencegahan pernikahan dini = 5 pertanyaan

d. Upaya penanggulangan dalam pernikahan dini = 5 pertanyaan


32

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RW 01 Desa Semen Kidul Kecamatan Semen

Kabupaten Kediri.

b. Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan di bulan 22 November 2020 – 20 Januari 2021

F. Proses Pengambilan Data

1. Mengurus surat ijin ke Akbid Dharma Husada Kediri dengan menyerahkan

usulan penelitian.

2. Menyerahkan surat ijin melakukan penelitian dari institusi kepada Kepala Desa

Semen dengan menyerahkan proposal.

3. Menyerahkan surat ijin melakukan penelitian dari institusi kepada ketua RW 01

Desa Semen Kidul Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Pengambilan data

penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner tentang pengetahuan

remaja putri usia 15-17 tahun tentang bahaya pernikahan dini pada kesehatan

reproduksi.

4. Responden diberikan link kuesioner online oleh peneliti

G. Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian:


33

a.Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah :

1) Lengkap : pertanyaan sudah terisi jawabannya.

2) Jelas : jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca

3) Relevan : jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan.

4) Konsisten: apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawaban

konsisten

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengecekkan kembali pada lembar

kuesioner. Jika hasil semua kuesioner telah diisi dengan benar dan lengkap oleh

responden, peneliti melakukan pengecekkan ulang dan memastikan agar tidak

ada yang terlewatkan (Sutanto, 2016:8).

b.Coding

Merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka/bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat

analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data (Sutanto, 2016:8).

Dalam penelitian ini menggunakan kode numeric atau angka terdapat pada data:

1) Kode umur responden

a) Kode 1 : Usia 15 Tahun

b) Kode 2 : Usia 16 Tahun


34

c) Kode : Usia 17 Tahun

2) Kode Pendidikan

a) Kode 1 : SMP Kelas 9

b) Kode 2 : SMA Kelas 10

c) Kode 3 : SMA Kelas 11

3) Kode Pekerjaan Orang Tua

a) Kode 1 : PNS

b) Kode 2 : Pedagang

c) Kode 3 : Petani

d) Kode 4 : Wiraswasta

4) Kode sudah mendapat informasi

a) Kode 1 : Sudah

b) Kode 2 : Belum

5) Kode sumber informasi

a) Kode 1 : Media massa

b) Kode 2 : Teman/keluarga

c) Kode 3 : Petugas kesehatan

c. Scoring

Scoring adalah teknik pengolahan data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk

kuantitatif (Amirudin, 2019:70).

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penilaian terhadap lembar kuesioner

yang berisi data khusus mengenai pengetahuan tentang bahaya pernikahan dini
35

yang telah di kumpulkan. Jika Pernyataan positif jawaban benar mendapatkan

skor 1, jika pernyataan positif jawaban salah skor 0, jika pernyataan negatif

jawaban benar skor 0, jika pernyataan negatif jawaban salah skor 1.

d. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan meringkas jawaban dari kuesioner menjadi satu

tabel induk yang memuat semua jawaban responden. Jawaban responden dalam

bentuk kode yang disepakati pengolah data (Novidiantoko,Dwi, 2018:46).

Pada penelitian ini, data umum dan khusus yang diperoleh dari hasil pengisian

kuesioner sesuai kemudian dipindahkan kedalam tabel. Data umum yang sudah

di coding akan dipindahkan kedalam tabel meliputi : usia responden, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan, sudah/belum mendapat informasi dan sumber

informasi yang didapatkan, sedangkan data khusus yang sudah dimasukkan

kedalam tabel meliputi definisi pernikahan dini, bahaya pernikahan dini pada

kesehatan reproduksi, upaya pencegahan pernikahan dini pada remaja, upaya

penanggulangan dalam pernikahan dini.

2. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan kalkulator,

kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi disertai penjelasan-

penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka digunakan rumus:

P= Persentase hasil 𝒙
P = 𝒚 𝑿 𝟏𝟎𝟎
X= Frekuensi dari setiap jawaban kuesioner
36

Y= Nilai maksimal

H. Etika Penelitian

1. Informed Consent (Persetujuan Subjek Penelitian)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Dalam

penelitian ini peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan penelitian

menanyakan kesediaan menjadi responden, setelah itu memberikan lembar

persetujuan kepada responden yang nantinya akan disimpan sebagai bukti

persetujuan antara peneliti dan responden.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

kuesioner dan lembar observasi, cukup dengan memberikan kode nomor pada

masing-masing lembar tersebut (Syahdrajat, 2015:128). Dalam penelitian ini

peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak

mencantumkan nama responden dalam penelitian.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti,

data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan kepada kelompok yang

berhubungan dengan peneliti (Hidayat, 2008:39). Dalam penelitian ini,


37

peneliti menjamin data atau informasi yang diberikan responden dan tidak

akan peneliti gunakan sebagai konsumsi publik/diberitahukan pada orang lain.


BAB IV

REVIEW HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tahun Penelitian /
No. Peneliti Judul Desain Hasil
Publikasi
1. a)Eka Pengetahu Metode Hasil Higeia Journal of
Radiyani an Remaja penelitian penelitian Public Health Reseach
Risiko menggunak menunjukkan and Development
b)Fatehah
Pernikaha an deskriptif dari 30
Rahma Journal Vol. 2 No 02.
n Dini kuantitatif responden
Agustin, April (2018)
Pada dengan sebagian
c)Nandito
Remaja pendekatan besar 23 pISSN 1475-362846
Mapian
umur 13- cross responden
Magai, eISSN 1475-222656
19 Tahun sectional. pengetahuan
d)Sigit Dengan cukup, 5 Hal 239-248
Ambar jumlah responden
Widyawati, populasi 30 (14%)berpen DOI:
e)Widya orang. getahuan https://scholar.google.
Hary Teknik kurang, dan 2 com/scholar?hl=id&as
Cahyadi pengambila responden sdt=0%2C5&as
n sampel (8%) ylo=2017&q=PENGE
menggunak berpengetahu TAHUAN+RISIKO+
an sampel an baik. PERNIKAHAN+DIN
jenuh 30 I+PADA+REMAJA+
orang. UMUR+1319+TAHU
N+&btnG=

38
39

2. a) Hasnaeni Tingkat Metode Hasil Jurnal Kebidanan


Pengetahu penelitian penelitian Vokasional
b) Irmawati
an Remaja menggunak menunjukkan
Vol. 04 No. 01 Juni
Putri Kelas an deskriptif dari 73
(2019)
XI kuantitatif responden
Terhadap dengan sebanyak 64 pISSN 2597-8578
Resiko pendekatan responden
Pernikaha cross (87,7%) eISSN 2684-7450
n Dini sectional. pengetahuan Hal 24-28
Pada Populasi 73 baik, 3
Kehamilan orang. responden DOI:
Dan Sampel (4,01%) https://scholar.google.
Proses sebanyak 73 berpengetahu com/scholar?hl=id&as
Persalinan orang. an cukup, dan sdt=0%2C5&q=TING
Di SMA Teknik 6 responden KAT+PENGETAHU
IT pengambila (8,02%) AN=REMAJA=PUTR
Wahdah n sampel berpengetahu I=KELAS=XI+TERH
Islamiyah adalah an kurang. ADAP+RISIKO+PER
Makassar teknik NIKAHAN+DINI+P
probability ADA+KEHAMILAN
sampling +DAN+PROSES+PE
(random RSALINAN+DI+SM
sampling) A+IT+WAHDAH+IS
LAMIYAH+MAKAS
SAR&btnG=

3. a) Susilawati
Gambaran Metode Hasil Jurnal Kebidanan
Pengetahu penelitian penelitian Malahayati
b) Ike Ate
an Remaja menggunak menunjukkan
Yuviska Vol. 02 No. 01 Januari
Putri an deskriptif dari 46
2016
Tentang kuantitatif responden, 4
Dampak dengan responden pISSN 2476-8944
Pernikaha pendekatan (30,04%)berp
n Dini cross engetahuan eISSN 2579-762X
Terhadap sectional. baik, 10 Hal. 20-23
Kesehatan Dengan responden
Reproduks jumlah (21,07%) DOI:
i Di Desa populasi 46 pengetahuan https://scholar.google.
Rata orang. cukup, dan 22 com/scholar?hl=id&as
Agung Sampel responden _sdt=0%2C5&q=GA
Kecamata sebanyak 46 (47,08%) MBARAN+PENGET
n Lemong orang. AHUAN+REMAJA+
40

Kabupaten Teknik berpengetahu PUTRI+TENTANG+


Pesisir pengambila an kurang. DAMPAK+PERNIK
Barat n sampel AHAN+DINI+TERH
Tahun menggunak ADAP+KESEHATA
2014 an total N+REPRODUKSI+D
sampling I+DESA+RATA+AG
UNG+KECAMATAN
+LEMONG+KABUP
ATEN+PESISIR+BA
RAT+TAHUN+2014
&btnG=
B. Pembahasan

Berdasarkan Penelitian dari Hasnaeni dan Irmawati yang berjudul

“Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas XI Terhadap Resiko

Pernikahan Dini Pada Kehamilan Dan Proses Persalinan Di SMA IT

Wahdah Islamiyah Makassar” Metode penelitian menggunakan deskriptif

kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Dengan jumlah populasi 73

orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel probability

(random sampling), menunjukkan dari 73 responden, sebanyak 64 responden

(87,7%) berpengetahuan baik, 3 responden (4,01%) berpengetahuan cukup,

dan 6 responden (8,02%) memiliki pengetahuan kurang.

Penelitian dari Susilawati dan Ike Ate Yuviska yang berjudul “Gambaran

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini Terhadap

Kesehatan Reproduksi Di Desa Rata Agung Kecamatan Lemong

Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014” Metode penelitian menggunakan

deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Dengan jumlah

populasi 46 orang. Sampel sebanyak 46 orang. Teknik pengambilan sampel

menggunakan sampel total sampling, dari 46 responden, 14 responden

(30,04%) berpengetahuan baik, 10 responden (21,07%) berpengetahuan

cukup baik, dan 22 responden memiliki pengetahuan kurang baik (47,08%).

Berdasarkan hasil penelitian Eka Hadiyani dkk yang berjudul

“Pengetahuan Remaja Risiko Pernikahan Dini Pada Remaja umur 13-

19 Tahun” Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Dengan jumlah populasi 30 orang. Teknik

41
42

pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh 30 orang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh, menunjukkan dari

30 responden sebagian 23 responden (78%) berpengetahuan cukup, 5

responden (14%) berpengetahuan kurang, dan 2 responden (8%) memiliki

pengetahuan baik.

Pengetahuan merupakan suatu prose hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoadtmodjo, 2014:140)

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses

pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi beberapa faktor dari dalam,

seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta

keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang

diketahui atau disadari oleh seseorang (Budiman dan Agus Riyanto, 2013:3).

Pernikahan dini adalah pernikahan yang di lakukan anak / remaja yang

usia nya belum mencukupi umur. Di Indonesia masih sering di lakukan hal

tersebut di sebabkan kurangnya pemahaman pada remaja tentang bahaya

pernikahan dini, dari segi remaja menyebutkan bahwa hubungan seksual yang

di lakukan remaja akan berdampak pada resiko menderita kanker serviks, dan

mengalami resiko komplikasi saat masa kehamilan.

Manusia dalam memahami pengetahuan dapat di lakukan dengan

sendirinya, ilmu dapat diperoleh melalui pendengaran dan penglihatan,


43

namun kurangnya pengetahuan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor

berikut: kurangnya kesadaran remaja, kurangnya pemahaman terhadap

bahaya pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi.

Adapun faktor yang paling mempengaruhi yaitu sosial media sangat

berpengaruh di karenakan sosial media ini tidak di batasi umur maka interaksi

terjadi makin bebas, dari interaksi tersebut remaja memiliki pemikiran untuk

melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis melakukan tanpa

pengamanan hal ini menyebabkan maraknya terjadi pernikahan dini.

Pernikahan dini memiliki resiko yang besar untuk mengalami perceraian di

kemudian hari karena di kedua belah pihak belum cukup matang untuk

melakukan rumah tangga beberapa resiko apabila terjadi pernikahan dini

yaitu: penyakit seksual meningkat, terjadinya kekerasan, kehamilan

meningkat, mengalami masalah psikologis, terjadi tingkat ekonomi dan

sosial yang rendah.

Untuk remaja sangat perlu mengetahui tentang bahaya pernikahan dini

tersebut, maka dari itu pemerintah juga harus melakukan sosialisasi tentang

pernikahan dini di sosial media dengan meningkatkan edukasi dan

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di bawah umur,

mensosialisasikan dampak buruk tentang pernikahan dini seperti terputusnya

masa sekolah selain itu, perlu juga peran orang tua dan masyarakat dalam

mengontrol lingkungan sosial dan pergaulan di sekitarnya menghindari

pergaulan bebas.
44

Informasi merupakan sumber utama adalah peningkatan pengetahuan

remaja tentang bahaya pernikahan dini, jika remaja tidak pernah mendapatkan

informasi maka akan tertinggal tentang perkembangan informasi terbaru,

informasi dapat di lakukan dengan berbagai macam seperti (Koran, majalah,

leaflet), media elektronik (TV,radio) dan informasi dari tenaga kesehatan serta

penyuluhan yang di adakan kader-kader kesehatan.

Jadi kesimpulan dari ketiga jurnal yang berkaitan dengan pengetahuan

remaja tentang bahaya pernikahan dini menunjukkan bahwa terdapat remaja

yang memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan cukup, perlu adanya

dorongan peran dari pemerintah untuk ikut serta sosialisasikan terus menerus

melalui berbagai jalur seperti sekolah dan media di harapkan remaja semakin

sadar terhadap bahaya dari pernikahan dini dan perlu adanya konseling remaja

yang hendak melakukan pernikahan dini dengan konseling remaja dapat

memahami dan tahu resiko dari pernikahan dini tersebut. Kondisi ini dapat

menurunkan angka pernikahan dini dan angka kehamilan usia muda bagi

remaja ada beberapa remaja yang memiliki pengetahuan kurang tentang

bahaya pernikahan dini kondisi ini segera diatasi oleh bidan dan kader

kesehatan lainnya melakukan adanya edukasi penyuluhan terhadap remaja

tentang bahaya pernikahan dini, selain itu remaja dapat memperbanyak

informasi yang di dapat, maka semakin banyak wawasan pengetahuan yang

diperoleh dari sumber terpercaya. Dalam penyampaian suatu informasi bahasa

yang di gunakan harus jelas agar mudah di pahami pada remaja.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari review hasil ketiga jurnal yang berkaitan dengan pengetahuan remaja

putri usia 15-17 tahun tentang bahaya pernikahan dini pada kesehatan

reproduksi dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Jurnal 1 oleh Eka Radiyani dkk, menunjukkan dari 30 responden,

sebagian 23 responden (78%) berpengetahuan cukup, 5 responden (14%)

berpengetahuan kurang, dan 2 responden (8%) memiliki pengetahuan

baik.

2. Jurnal 2 oleh Hasnaeni dan Irmawati menunjukkan dari 73 responden, 64

responden (87,07%) berpengetahuan baik, 3 responden (4,01%)

berpengetahuan cukup, dan 6 responden memiliki pengetahuan kurang

(8,02%).

3. Jurnal 3 oleh Susilawati dan Ike Ate Yuviska menunjukkan dari 46

responden, 14 responden (30,04%) berpengetahuan baik, 10 responden

(21,07%) berpengetahuan cukup, dan 22 responden memiliki

pengetahuan kurang (47,08%).

4. Disimpulkan bahwa jumlah remaja pengetahuan baik lebih banyak

dibandingkan remaja yang berpengetahuan kurang. Karena masih adanya

responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang maka kader

45
46

tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang

pengetahuan kepada remaja.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan perlu adanya upaya untuk meningkatan pelayanan

yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat di jadikan bahan masukkan serta bahan

informasi agar dapat digunakan penelitian selanjutnya, tentang

pengetahuan remaja tentang bahaya pernikahan dini pada kesehatan

reproduksi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan instansi pendidikan agar mendedikasikan mengenai bahaya

pernikahan dini pada remaja, karena pentingnya informasi dari tenaga

pendidikan untuk para siswa.

3. Bagi Pembaca

Di harapkan pembaca dapat mengetahui serta menyebarluaskan informasi

mengenai bahaya pernikahan dini pada remaja, kepada orang lain

khususnya pada remaja agar trend pernikahan dini dapat di minimalisir.


DAFTAR PUSTAKA
Atikah, R., & dr. Meitria , S. (2017). BUKU AJAR KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA & LANSIA. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR
(AUP).

Abddur Rahman, Agus, 2013, Psikologi Sosial : Integrasi Pengetahuan Wahyu dan
Pengetahuan Empirik, Rajawali Ekspress, Jakarta.

Budiman dan Riyanto, 2013, Psikologi dan Perkembangan Remaja, Erlangga,


Jakarta.

Budiman dan Agus, 2013. Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan.
Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Hidayat, A. A. 2014. Metode penelitian kebidanan tehnik analisis data. Jakarta :
Salemba Medika
Masturoh, I., dan N. Anggita. 2018 . Metodologi Penelitian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Notoatmodjo, S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.


Notoatmodjo, S, 2012, Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2014, Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta


Nursalam. 2014. Metode penelitian Ilmu Keperawatan ed. Jakarta : Salemba
Medika

Rosyida, D. A. (2020). Buku Ajar KESEHATAN REPRODUKSI Remaja dan


Wanita. Bantul, Yogyakarta: PT. PUSTAKA BARU.

Rima, Wirenviona; Istri Dalem, Cinthya Riris;. (2020). EDUKASI KESEHATAN


REPRODUKSI REMAJA. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR
Satriyandari, Y., & Fitria , S. (2018). BUKU AJAR KESEHATAN REPRODUKSI
Nikah dini ? malu atau mau. Sleman,Yogyakarta: Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.

Tarjo (2019) Metode Penelitian. Yogyakarta. Indonesia

Wawan, A dan Dewi M. (2016), Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia, Edisi pertama, Nuha medika, Yogyakarta, Indonesia

Wawan & Dewi, 2010. Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha&Medika

47
48

Wawan, A & Dewi M, 2011, Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia, cetakan II, Nuha Medika, Yogyakarta.

Yekti , S., & Fitria , S. (2020). PERNIKAHAN DINI USIA REMAJA. Sleman,
Yogyakarta: Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta .
Afriani, R. (2016). Analisis Dampak Pernikahan Dini pada Remaja Putri di Desa
Sidoluhur Kecamatan Godean Yogyakarta. In PROSIDING SEMINAR
NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 1, No. 1). Di akses dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ANALISIS+D
AMPAK+PERNIKAHAN+DINI+PADA+REMAJA+PUTRI+DI+DESA+SI
DOLUHUR+KECAMATAN+GODEAN+YOGYAKARTA&btnG= [di akses
pada 01 Desember 2020]

Badan Pusat Statistik, 2017, Angka Kejadian Pernikahan Dini Di akses dari
https://www.bps.go.id/publication/2017/12/25/b8eb6232361b9d8d990282ed/
perkawinan-usia-anak-di-indonesia-2013-dan-2015-edisi-revisi.html [ di akses
pada 01 Desember 2020]
https://jatim.bps.go.id/statictable/2017/06/09/465/persentase-perempuan-
jawa-timur-usia-10-tahun-ke-atas-yang-kawin-di-bawah-umur-kurang-dari-
17-tahun-menurut-kabupaten-kota-2009-2016-.html# [ di akses pada 01
Desember 2020].
https://pasuruankota.bps.go.id/statictable/2020/03/17/2690/persentase-
perempuan-jawa-timur-menurut-kabupaten-kota-usia-10-tahun-ke-atas-yang-
kawin-di-bawah-umur-17-tahun-2016-2019.html [ di akses pada
01 Desember 2020].

Dini, L. I., Riono, P., & Sulistiyowati, N. (2016). Pengaruh Status Kehamilan Tidak
Diinginkan Terhadap Perilaku Ibu Selama Kehamilan dan Setelah Kelahiran di
Indonesia (Analisis Data SDKI 2012). Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(2),
119-133. [online]. Di akses dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sdki+terntang+
jumlah+kasus+pernikahan+dini+di+indonesia&btnG= [ di akses pda 30
November 2020].
Februanti, S. (2017). PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK
PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI
TASIKMALAYA. Media Informasi, 13(1), 21-26. [online] Di akses dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Februanti%2C
+S.+%282017%29.+PENGETAHUAN+REMAJA+PUTRI+TENTANG+DA
MPAK+PERNIKAHAN+DINI+PADA+KESEHATAN+REPRODUKSI+DI
+TASIKMALAYA.+Media+Informasi%2C+13%281%29%2C+21-
26.&btnG= [ di akses pada 30 November 2020].

Fadlyana, E., & Larasaty, S. (2016). Pernikahan usia dini dan


permasalahannya. Sari Pediatri, 11(2), 136-41. Di akses dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pernikahan+Us
ia+Dini+dan+Permasalahannya+Eddy+Fadlyana%2C+Shinta+Larasaty++Sar
i&btnG= [ di akses pada 02 Desember 2020].

Isnaini, N., & Sari, R. (2019). PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG


DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI
SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG. Jurnal Kebidanan Malahayati, 5(1).
[online] Di akses dari
49

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=PENGETAHU
AN+REMAJA+PUTRI+TENTANG+DAMPAK+PERNIKAHAN+DINI+PA
DA+KESEHATAN+REPRODUKSI+DI+SMA+BUDAYA+BANDAR+LA
MPUNG&btnG= [di akses pada 30 november 2020].

Millan, Nessi SST, M.Kes; Dra Hj. Maryanah AM.Keb, M.Kes; Willa, Follona
SST,M.Kes;. (2018). Kesehatan Reproduksi Remaja. Malang: Wineka Media.
[online] Di akses dari
https://books.google.co.id/books?id=RteJDwAAQBAJ&pg=PT155&dq=kese
hatan+reproduksi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiE_caM6b_tAhVGU30KHS
C1D5AQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=kesehatan%20reproduksi&f
=false [ di akses 01 Desember 2020].

Noor, M. S., Rahman, F., Yulidasari, F., Santoso, B., Rahayu, A., Rosadi, D., ... &
Husnul, H. (2018). " Klinik Dana" sebagai Upaya Pencegahan pernikahan Dini.
Di akses dari http://kesmas.ulm.ac.id/ [di akses pada 02 Desember 2020].

Novidiantoko, Dwi. 2018. Statistika Terapan & Indikator Kesehatan. (e-book)


Yogyakarta : Penerbit Deepulish. Availabble from :
https://books.google.cp.id/books?id=4gCDDwAAQBAJ&printsec=frontcover
&dq=STATISTIKA+TERAPAN&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi-KLL-
s3oAhvg7XMBHZDWAQ6AEIOTAC#v=onepage&q=STATISTIKA%20TE
RAPAN&f=false [di akses pada 22 desember 2020]

Noor, Juliansyah.2017 . Metodologi Penelitian [Google Book].Jakarta :PT Fajar


Interpratama Mandiri. Diakses dari:
https://books.google.co.id/books?id=VnA-
DwAAQBAJ&pg=PR4dq=Juliansyah+2017&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEw
jEvqWx1NXoAhVZXSsKHZArCXkQ6AEILzAC#v=onepage&=Juliansyah
%2017&f=false [dikutip pada 29 Desember 2020]

Nora, N. R., Maulida, I., & Nurhaliza, V. (2020). Pengetahuan Remaja Putri
Terhadap Dampak Pernikahan Dini. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 7(1),
48-52. [online] Di akses dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Nora%2C+N.+
R.%2C+Maulida%2C+I.%2C+%26+Nurhaliza%2C+V.+%282020%29.+Pen
getahuan+Remaja+Putri+Terhadap+Dampak+Pernikahan+Dini.+Oksitosin%
3A+Jurnal+Ilmiah+Kebidanan%2C+7%281%29%2C+48-52.&btnG= [di
akses pada 30 november 2020].

Pohan, N. H. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pernikahan Usia


Dini terhadap Remaja Putri. Jurnal Endurance, 2(3), 424-435. Di akses dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pohan%2C+N.
+H.+%282017%29.+Faktor-
Faktor+yang+Berhubungan+Dengan+Pernikahan+Usia+Dini+terhadap+Rem
aja+Putri.+Jurnal+Endurance%2C+2%283%29%2C+424-435.&btnG= [di
akses pada 30 November 2020].

Putri, I. M., & Rosida, L. (2019). Peningkatan Pengetahuan Program Pendewasaan


Usia Perkawinan di Karang Taruna Angkatan Muda Salakan Bantul
Yogyakarta. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan, 1(1), 5-11. [online] Di
50

askes dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Putri%2C+I.+
M.%2C+%26+Rosida%2C+L.+%282019%29.+Peningkatan+Pengetahuan+P
rogram+Pendewasaan+Usia+Perkawinan+di+Karang+Taruna+Angkatan+Mu
da+Salakan+Bantul+Yogyakarta.+Jurnal+Pengabdian+Masyarakat+Kebidana
n%2C+1%281%29%2C+5-11.+&btnG= [ di akses pada 30 november 2020].
Syahdrajat, Tantur. 2015. Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan
Kesehatan. (e-book). Jakarta : Prenamedia Group. Available from : 51[online]
di akses dari
https://books.google.co.id/books?id=shVNDwAAQBAJ&printsec=frontcover
7dq=PANDUAN+MENULIS+TUGAS+AKHIR+KEDOKTERAN+%26+KE
SEHATAN&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiR18ST83oAhVIX30KHUunCNs
Q5AEIKDAA#v=onepage&q=PANDUAN%20MENULIS%20TUGAS%20
AKHIR%20KEDOKTERAN%20%26%20KESEHATAN&f=false= [di akses
pada 22 Desember 2020].

Unicef Indonesia,2020, Pernikahan Dini. Di akses dari


https://www.unicef.org/indonesia/media/2856/file/National-Strategy-Child-
Marriage-2020. [di akses 02 Desember 2020].
https://www.unicef.org/indonesia/media/5686/file/Fact%20Sheet%20Perkawi
nan%20Anak%20di%20Indonesia. [di akses 02 Desember 2020].
https://www.unicef.org/indonesia/media/2851/file/Child-Marriage-Report-
2020.pdf [ di akses pada 02 Desember 2020].
51

Lampiran 1

Jadwal Penelitian

Bulan
NO Kegiatan November Desember Januari
2020 2020 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul

2 Bimbingan Proposal

3 Sidang Proposal

4 Perbaikan Proposal

5 ACC

6 Bimbingan KTI
Review Penelitian dan
7
Bimbingan KTI
8 ACC KTI

Keterangan :
: Dilakukan

: Tidak Dilakukan
52

Lampiran 2

INFORMASI PENELITIAN

Dengan ini saya:


Nama : Sheilla Fadia Pratiwi
NPM : Bd.DH.2018.014
Institusi : Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri
Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengetahun Remaja Putri Usia 15-
17 Tahun Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi” sebagai
syarat akhir kelulusan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adalah bagaimanakah
pengetahuan remaja putri usia 15-17 tahun tentang bahaya pernikahan dini pada
kesehatan reproduksi di Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Dimohon kesediaan
ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Demikian informasi penelitian ini dibuat, atas pasrtisipasi responden saya
ucapkan terimakasih.
Kediri, Januari 2021

Sheilla Fadia Pratiwi


53

Lampiran 3

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Sdri Calon Responden
Di Desa Semen Kidul
Kecamatan Semen Kabupaten
Kediri

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Akademi Kebidanan
Dharma Husada Kediri.
Nama : Sheilla Fadia Pratiwi
NPM : Bd.DH.2018.014
Akan meneliti tentang “Pengetahuan Remaja Putri Usia 15-17 Tahun
Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi”, maka saya
sangat mengharapkan bantuan ibu untuk mengisi kuesioner yang terlampir.
Partisipasi remaja dalam penelitian ini bersifat “bebas” artinya tanpa ada
sanksi apapun. Dan saya berjanji akan merahasiakan semua yang berhubungan
dengan responden.
Demikian permohonan saya, atas kerjasama dan perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Kediri, Januari 2021
Peneliti

Sheilla Fadia Pratiwi


54

Lampiran 4
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

No. Responden…….

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut


berpatisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri yang berjudul “Pengetahuan Remaja
Putri Usia 15-17 Tahun Tentang Bahaya Pernikahan Dini Pada Kesehatan
Reproduksi”
Keikutsertaan ini adalah kesadaran dan bukan paksaan dari pihak manapun.

Kediri, Desember 2020


Responden

(…………………………..)
55

Lampiran 5
KISI-KISI KUESIONER

Judul Penelitian: Pengetahuan Remaja Putri Usia 15-17 Tahun Tentang Bahaya
Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi Di Desa Semen Kidul Kecamatan
Semen Kabupaten Kediri

No Jumlah Bentuk Kunci


No Indikator
soal soal soal jawaban
1 Positif Benar
2 Positif Benar
1. Definis Pernikahan Dini 3 5 Positif Benar
4 Positif Benar
5 Positif Benar
6 Positif Benar
7 Positif Benar
Bahaya Pernikahan Dini
2. 8 5 Positif Benar
Pada Kesehatan Reproduksi
9 Positif Benar
10 Positif Benar
11 Positif Benar
12 Positif Benar
Upaya Pencegahan
3. 13 5 Positif Benar
Pernikahan Dini
14 Positif Benar
15 Positif Benar
16 Positif Benar
17 Positif Benar
Upaya Penanggulangan
4. 18 5 Positif Benar
Pernikahan Dini
19 Positif Benar
20 Positif Benar
56

Lampiran 6
KUESIONER
Pengetahuan Remaja Putri Usia 15-17 Tahun Tentang Bahaya Pernikahan Dini
Pada Kesehatan Reproduksi Di Desa Semen Kidul
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

No. Responden : ………………….(di isi oleh petugas)


A. DATA UMUM
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan jawaban anda dengan member tanda (√) pada
jawaban yang telah diberikan
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Agama :
4. Pendidikan
SMP
SMA

5. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang pernikahan dini?

Pernah
Tidak Pernah

6. Darimanakah anda pernah mendapatkan informasi tentang pernikahan dini,


informasi tersebut anda peroleh dari :

Media Elektronik
Petugas Kesehatan
Orang Lain
Media Cetak
57

Data Khusus

Petunjuk:
1. Pilihlah jawaban yang benar dengan member tanda (√ ) pada jawaban yang
benar
2. Keterangan jawaban:
Benar = B
Salah = S

No Pertanyaan B S Skor
1. Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara pria dan
wanita dengan tujuan membentuk keluarga.
2. Pernikahan dini merupakan sebuah perkawinan di
bawah umur yang target persiapannya sudah maksimal,
persiapan fisik, persiapan mental juga persiapan materi.
3. Pernikahan adalah suatu pola sosial membentuk
keluarga yang sah dimata agama, hukum negara, dan
hukum adat.
4. Pernikahan dini memiliki dampak tidak hanya terhadap
kesehatan tetapi juga dampak terhadap KDRT.
5. Adanya faktor yang mendorong terjadinya perkawinan
usia muda yaitu karena ekonomi, pendidikan, orangtua,
media massa, adat/budaya.
6. Bahaya pernikahan dini bisa menyebabkan kesehatan
reproduksi terganggu
7. Pernikahan dini terjadi meningkatnya resiko kanker
serviks, kehamilan pada usia dini memiliki lebih banyak
resiko
8. Adanya kehamilan pada remaja mempunyai resiko
medis yang belum cukup tinggi, karena pada masa
remaja, alat reproduksi belum cukup matang.
58

9. Dari usia kehamilan yang terlalu dini dapat terjadi


resiko persalinan pada ibu dan bayi
10. Dari segi fisik remaja belum kuat dan tulang panggulnya
masih terlalu kecil sehingga bisa bersiko pada saat
proses persalinan.
11. Peningkatan pengetahuan ibu hamil dan ibu nifas.
12. Program GenRe adalah program yang dikembangkan
dalam rangka membantu penyiapan kehidupan
berkeluarga bagi remaja.
13. Menambah wawasan dan pengetahuan para siswa
tentang kehamilan, kelahiran, dan nifas, sehingga
diharapkan kelak para siswa dewasa dan berkeluarga
mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan.
14. Adanya edukasi tentang perencanaan menikah dengan
memperhatikan jumlah anak serta jarak lahir.
15. Upaya pendewasaan usia perkawinan serta kepedulian
terhadap dampak dari jumlah penduduk akan diberikan
pemahaman kepada para remaja.
16. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan
remaja putri untuk menikah dini.
17. Upaya penanggulangan pernikahan dini diantaranya
didasari oleh komitmen internasional dan nasional
sebagai dasar pentingnya pendewasaan usia perkawinan.
18. Pemerintah harus berkomitmen serius dalam
menegakkan hukum yang berlaku terkait pernikahan
dini
19. Upaya peningkatan pemahaman remaja dapat dilakukan
dengan promosi kesehatan yang bersifat pencegahan
terhadap pernikahan dini.
59

20. Upaya tenaga kesehatan yaitu perlu dilakukan


penyuluhan edukasi terhadap remaja dan orang tua
terkait penanggulangan pernikahan dini.
60

Lampiran 7

LEMBAR KONSULTASI

TUGAS AKHIR DAN KARYA TULIS ILMIAH


MAHASISWA AKBID DHARMA HUSADA KEDIRI
T.A 2020/2021

NAMA : SHEILLA FADIA PRATIWI


NPM : Bd.DH.2018.014
JUDUL : PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN
TENTANG BAHAYA PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN
REPRODUKSI
PEMBIMBING I : BETRISTASIA PUSPITASARI, S.ST, M.Kes.
61
62

LEMBAR KONSULTASI
TUGAS AKHIR DAN KARYA TULIS ILMIAH
MAHASISWA AKBID DHARMA HUSADA KEDIRI
T.A 2020/2021

NAMA : SHEILLA FADIA PRATIWI


NPM : Bd.DH.2018.014
JUDUL : PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN
TENTANG BAHAYA PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN
REPRODUKSI
PEMBIMBING II : SUSIANI ENDARWATI, SST.MK.es.
63
64

Lampiran 8
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82

Anda mungkin juga menyukai