Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen terpenting dalam kehidupan semua makhluk
hidup, sehingga diperlukan ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas secara
mutlak. Air adalah sumber dari segala macam bentuk kehidupan di bumi. Dari air bermula
kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Tanpa air, berbagai proses
kehidupan tidak dapat berlangsung, sehingga penyediaan air baku untuk kebutuhan
domestik, irigasi dan industri menjadi menjadi perhatian dan prioritas utama. Oleh karena
itu, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak asasi
manusia, artinya setiap manusia di bumi memiliki hak dasar yang sama terhadap
pemakaian air. Di Indonesia, hak masyarakat terhadap penggunaan air dijamin melalui
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Undang- Undang
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Hartoyo, 2010).
Indonesia dapat dikatakan memiliki air yang amat melimpah karena merupakan
negara kepulauan, namun kebanyakan masyarakatnya malah menyalahgunakan air dengan
mencemarinya. Pencemaran air biasanya merupakan suatu perubahan keadaan pada tempat
penampungan air misalnya danau, air tanah, laut, dan sungai yang disebabkan oleh
aktivitas manusia. Perubahan tesebut meliputi perubahan warna menjadi keruh, berbau
menyengat, dan bercampur dengan sampah antara lain plastik, kaleng, dan sampah
organik. Pencemar tersebut berasal dari mana saja, contohnya limbah industri yang
dibuang langsung ke sungai tanpa adanya proses pengolahan sehingga dapat mencemari
sungai dan merugikan manusia (Kodoatie, 2008).
Selain menjadi negara kepulauan yang memiliki air melimpah, Indonesia juga
merupakan negara agraris yaitu sebagian besar penduduknya bekerja dalam bidang
pertanian. Tanah merupakan bagian penting yang menunjang kehidupan makhluk hidup di
bumi. Kesuburan tanah sangat dibutuhkan agar petani mampu memberikan hasil panen
yang baik. Namun, seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah
Indonesia banyak yang digunakan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang
dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Penggunaan bahan kimia pertanian sebagai
bagian dari kegiatan pertanian modern menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan
karena dianggap sebagai bahan pencemar yang bercampur dengan tanah. Pencemaran
tanah juga diakibatkan oleh penyelenggaraan pembangunan kawasan industri di daerah
pertanian dan sekitarnya yang menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian. Faktor lain
penyebab pencemaran tanah yaitu kegiatan pertambangan yang berakibat berubah atau
hilangnya bentuk permukaan bumi, terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka
meninggalkan lubang besar di permukaan bumi. (Adriano & Elrashidi, 1996).
Pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
hasil produk pertanian, serta mengakibatkan terganggunya kenyamanan dan kesehatan
manusia atapun makhluk hidup lain. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian air dan tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka
bumi ini dan jangan sampai menyalahgunakannya.
B. Tujuan

C. Rumusan Masalah

Dapus
Adriano, D.C., & Elrashidi, M.A. 1996. Interaction of Contaminant with Soil Component and
Environmental Restoration, p. 667-692. In Etchevers, J.D.B., A.S. Aguilar, R.E.
Nunez, G.G. Transaction of the 15th World Congress of Soil Science, Acapulco
(Mexico). July 10-16, 1994.
Hartoyo. 2010. Program Pengembangan Penyediaan Air Untuk Menjamin Ketahanan
Pangan Nasional. Seminar Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air
untuk Ketahanan Pangan. Bogor: Kementerian Pekerjaan Umum.
Kodoatie, R.J, dan Sjarief, R. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Edisi Revisi.
Yogyakarta : Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai