Anda di halaman 1dari 19

4.

32 Morfologi Tumbuhan 

Kegiatan Belajar 2

Jumlah dan Tata Letak Bunga

A. JUMLAH BUNGA DAN TATA LETAKNYA PADA TUMBUHAN

Apabila Anda perhatikan lingkungan di sekitar kita, Anda akan mengetahui


bahwa ada tumbuhan yang hanya mempunyai satu bunga (Gambar 4.28.a).
Tumbuhan demikian disebut tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora)
contohnya bunga tulip (Tulipa sp.) Tumbuhan lainnya dapat mempunyai banyak
bunga (Gambar 4.28.b), hal ini disebut tumbuhan berbunga banyak (planta
multiflora), contohnya jambu batu (Psidium guajava), mangga (Mangifera
indica), kelapa (Cocos nucifera), dan bayam duri (Amaranthus spinosus).

a b

Gambar 4.28
Tumbuhan: a. Berbunga Tunggal, b. Berbunga Banyak
(a dari Hickey & King 1997; b dari Soerjani et al. 1997)

Bunga yang terdapat pada tumbuhan dapat terletak di ujung batang atau
cabang yang disebut bunga terminal; ada juga bunga yang terletak di ketiak
daun yang disebut bunga aksilar. Tumbuhan berbunga tunggal umumnya
mempunyai bunga terminal, sedangkan tumbuhan berbunga banyak bisa
 PEBI4107/MODUL 4 4.33

mempunyai bunga terminal, bunga aksilar, atau gabungan antara keduanya.


Contoh tumbuhan yang mempunyai bunga terminal adalah Caltha palustris
(Gambar 4.29.a), Euphorbia corollata (Gambar 4.29.b), jukut jampang
(Eleusine indica), dan jukut pendul (Cyperus brevifolius). Tumbuhan yang
mempunyai bunga aksilar, misalnya Trema micrantha (Gambar 4.38.a),
Lonicera involucrata (Gambar 4.38.b), tapak dara (Catharanthus roseus), ubi
jalar (Ipomoea batatas), antanan gede (Centella asiatica), dan semanggi gunung
(Oxalis corniculata). Tumbuhan yang mempunyai bunga terminal dan aksilar
adalah bayam duri (Amaranthus spinosus) (Gambar 4.31), kemuning (Murraya
paniculata), dan harendong (Melastoma affine).

a b
Gambar 4.29
Tumbuhan dengan Bunga Terminal:
a. Caltha palustris, b. Euphorbia corollata (Judd et al. 2002)
4.34 Morfologi Tumbuhan 

b
a

Gambar 4.30
Tumbuhan dengan Bunga Aksilar:
a.Trema micrantha b. Lonicera involucrata
(a dari Judd et al. 2006; b dari Hickey & King 1997)

Gambar 4.31
Tumbuhan dengan Bunga Terminal dan Aksilar (Soerjani et al. 1987)

B. PEMBAGIAN TEMPAT ANTARA BAGIAN BUNGA SATU DAN


LAINNYA

Bagian-bagian bunga seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik,


dapat berada pada susunan yang berbeda-beda, bergantung pada jenis
tumbuhannya. Susunannya sebagai berikut.
 PEBI4107/MODUL 4 4.35

1. Terpencar, tersebar, atau spiral.


2. Berkarang atau melingkar. Pada tipe ini, bagian-bagian bunga tersusun
dalam suatu lingkaran.
3. Campuran. Bagian-bagian bunga ada yang tersusun melingkar, sebagian
lagi tersusun spiral atau terpencar.

Tumbuhan yang mempunyai hiasan bunga yang tersusun spiral, serta


kelopak dan mahkotanya tidak bisa dibedakan, diduga sebagai tumbuhan
primitif. Contohnya adalah cempaka (Michelia sp.) dan teratai (Nymphaea).
Tumbuhan yang mempunyai hiasan bunga yang tersusun melingkar diduga
sebagai tumbuhan yang lebih maju.
Pada bagian bunga yang tersusun melingkar, antara bagian tersebut dapat
berada pada posisi berseling atau berhadapan. Pada posisi berseling, bagian-
bagian suatu lingkaran terletak di antara bagian lingkaran di atasnya atau di
bawahnya.

Gambar 4.32
Bagian Bunga dengan Susunan Berseling (Hickey & King, 1997)

Pada Gambar 4.32. terdapat daun-daun kelopak di lingkaran paling luar.


Setelah itu, ada daun-daun mahkota pada lingkaran dalam yang posisinya
berseling dengan kelopak. Di bagian atasnya, terdapat benang sari yang
berseling dengan mahkota. Posisi ini umum dijumpai pada tumbuhan.
Pada posisi berhadapan, bagian bunga dalam setiap lingkaran saling
berhadapan, misalnya lingkaran pertama yaitu kelopak berhadapan dengan
lingkaran kedua yaitu mahkota. Posisi ini jarang dijumpai pada tumbuhan.
4.36 Morfologi Tumbuhan 

C. LETAK DAUN KELOPAK DAN DAUN MAHKOTA DALAM


KUNCUP

Daun kelopak dan daun mahkota biasanya berada dalam susunan tertentu
terhadap sesamanya, ketika masih kuncup. Hal ini disebut estivasi (Gambar
4.33). Suatu tumbuhan bisa mempunyai estivasi yang sama atau berbeda antara
daun kelopak dan daun mahkota. Contoh yang estivasinya sama adalah sarikaya
(Annona squamosa) dan leunca (Solanum nigrum). Daun kelopak dan daun
mahkota pada tumbuhan ini mempunyai estivasi valvate. Tumbuhan lainnya
adalah bunga tasbih (Canna sp.). Daun kelopak dan daun mahkotanya sama-
sama mempunyai estivasi imbricate. Contoh tumbuhan yang mempunyai
estivasi berbeda adalah Cleome gynandra. Estivasi kelopaknya imbricate,
mahkotanya valvate.
Ada beberapa macam estivasi seperti contoh berikut ini.
1. Valvate (berkatup)
Pada tipe ini, tepi daun kelopak atau daun mahkota terletak berdekatan
dengan sesamanya, tetapi tidak tumpang tindih. Contoh tumbuhannya
adalah sarikaya (Annona squamosa).
2. Valvate induplicate
Tipe ini mirip dengan valvate, tetapi tepi daun kelopak atau daun mahkota
menggulung ke dalam. Contohnya dapat dijumpai pada alpine clematis
(Clematis hirsutissima)
3. Valvate reduplicate
Tipe ini mirip dengan tipe valvate, tetapi tepi daun kelopak atau daun
mahkota melengkung ke arah luar, contohnya pada hollyhock (Althea
rosea).
4. Imbricate (menyirap)
Daun kelopak atau daun mahkota, tepinya berada dalam susunan tumpang
tindih. Contoh mahkota imbricate adalah mawar (Rosa sp.).
5. Asending imbricate
Daun kelopak dan daun mahkota seperti susunan genting menaik. Contoh
mahkota tipe ini adalah katepeng lembut (Cassia tora).
6. Descending imbricate
Daun kelopak atau daun mahkota seperti susunan genting menurun,
contohnya adalah kacang kapri (Pisum sativum).
 PEBI4107/MODUL 4 4.37

a b c d

e f h
g
Gambar 4.33
Beberapa Tipe Estivasi Daun kelopak dan Daun Mahkota
a. Open, b. Valvate, c. Imbricate, d. Convolute, e. Contorted,
f. Quincuncial, g. Imbricate-descending, h. Imbricate ascending
(Hickey & King 1997)

7. Convolute (terpuntir ke satu arah)


Daun kelopak atau daun mahkota sewaktu kuncup terlihat seperti terpuntir
ke satu arah, bisa ke kiri atau ke kanan. Susunan yang terpuntir ke kiri
sesuai dengan arah jarum jam, jadi tepi daun kelopak atau daun mahkota
sebelah kiri selalu menutup daun kelopak atau daun mahkota sebelah
kanan. Susunan daun yang terpuntir ke kanan berlawanan arah dengan
jarum jam, jadi tepi daun kelopak atau daun mahkota sebelah kanan selalu
berada di bagian atas, menutupi daun kelopak atau mahkota sebelah kiri.
Contoh estivasi convolute dapat dijumpai pada oleander/ bunga mentega
(Nerium oleander).
8. Plicate
Pada tipe ini, daun kelopak atau daun mahkota tersusun melipat, Contohnya
pada ubi jalar (Ipomoea batatas).
9. Open (terbuka)
Daun kelopak dan daun mahkota tepinya tidak bersentuhan sama sekali,
contohnya pada deerberry (Vaccinium stamineum).
4.38 Morfologi Tumbuhan 

10. Quinquncial
Daun kelopak atau daun mahkota mengikuti rumus 2/5. Umumnya,
terdapat dua daun kelopak/mahkota yang sama sekali di luar, dua daun
kelopak/mahkota sama sekali di dalam dan satu daun yang tepinya ada satu
di dalam dan tepi lain ada di luar. Contoh estivasi quinquncial terdapat
pada bunga sikat botol (Callistemon lanceolatus).

D. BENTUK DASAR BUNGA

Dasar bunga berfungsi untuk mendukung bagian-bagian bunga seperti


kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Pada beberapa tumbuhan, dasar bunga
dapat mengalami peninggian (Gambar 4.34).

benang sari

putik
mahkota

kelopak benang
sari
anthofor
androfor
ginofor

a putik b c

benang
sari
androginofor

discus
d e

Gambar 4.34
Beberapa Macam Peninggian Dasar Bunga
a. Anthofor b. Androfor c. Ginofor d. Androginofor e. Discus
(a dari Cullen 1997; b,e dari Hickey & King 1997; c,d dari Judd et al. 2002)

Ada beberapa istilah khusus yang digunakan untuk menggambarkan dasar


bunga yang mendukung bagian bunga tertentu seperti berikut ini.
 PEBI4107/MODUL 4 4.39

1. Anthofor (pendukung daun mahkota). Anthofor adalah bagian dasar bunga


tempat duduknya daun-daun mahkota. Ini bisa dijumpai pada bunga anyelir
(Dianthus caryophyllus).
2. Androfor (pendukung benang sari). Androfor merupakan bagian dasar
bunga yang mengalami peninggian dan menjadi tempat duduknya benang
sari. Contoh tumbuhan yang mempunyai androfor adalah kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis).
3. Ginofor (pendukung putik). Ginofor adalah bagian dasar bunga yang
meninggi dan menjadi tempat duduknya putik. Bagian ini dapat dijumpai
pada bunga cempaka (Michelia champaca).
4. Androginofor (pendukung benang sari dan putik). Androginofor
merupakan bagian dasar bunga yang meninggi dan menjadi pendukung
benang sari dan putik. Androginofor dapat dijumpai pada Passiflora
quadrangularis.
5. Discus (cakram). Discus adalah bagian dasar bunga yang berbentuk
cakram, Contoh tumbuhan yang mempunyai discus misalnya kemuning
(Murraya paniculata) dan jeruk keprok (Citrus aurantium).

E. DIAGRAM BUNGA

Diagram bunga merupakan gambar proyeksi pada bidang datar dari semua
bagian bunga. Bagian pokok yang biasa digambarkan meliputi potongan
melintang bagian tengah daun kelopak, bagian tengah daun mahkota, potongan
melintang kepala sari sebagai wakil dari benang sari, dan potongan melintang
bakal buah sebagai wakil dari putik. Selain itu, ada juga bagian bunga lain yang
digambarkan dalam bagian ini, misalnya braktea atau staminodia. Ada lambang-
lambang tertentu yang digunakan untuk menggambarkan diagram bunga
(Gambar 4.35). Penggunaan lambang tersebut tidak mutlak seperti ini, tetapi
gambaran seperti inilah yang sering digunakan. Untuk menghindari kemiripan
antara potongan melintang daun kelopak dan daun mahkota maka kita harus
membedakan lambang untuk keduanya.
4.40 Morfologi Tumbuhan 

sumbu bunga braktea kelopak

mahkota androecium ginoecium


(benang sari) (putik)

Gambar 4.35
Beberapa Macam Lambang yang Digunakan dalam Diagram Bunga
(Tjitrosoepomo 1989)

Pada ovari inferior digunakan tanda berupa garis miring pada


ginoeciumnya, contohnya seperti gambar berikut.

Pada ovari superior, ginoeciumnya tidak diberi garis miring. Ovari inferior
dimiliki oleh bunga epigyn, sedangkan ovari superior dimiliki oleh bunga
hypogyn.
Diagram bunga dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu diagram bunga
empirik dan diagram bunga teoritik. Pada diagram bunga empirik, digambarkan
bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, sedangkan pada diagram bunga
teoritik digambarkan bagian-bagian bunga yang ada dan yang tidak ada, tetapi
menurut teori seharusnya ada.
Untuk menggambarkan bagian bunga, ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut ini.
1. Letak bunga pada tumbuhan
Ada sedikit perbedaan dalam menggambarkan bunga aksilar dan bunga
terminal. Pada bunga aksilar, di sebelah atas lingkaran terluar digambarkan
secara skematik penampang melintang batang dan di bagian bawahnya
digambarkan daun pelindung (bila ada), sedangkan untuk bunga terminal
tidak demikian. Cobalah Anda perhatikan Gambar 4.36 a,b. Pada bagian a
terdapat lingkaran kecil di bagian atas dan lambang braktea di bagian
bawah yang menunjukkan bahwa bunga tersebut merupakan bunga aksilar.
Pada bunga terminal tidak dijumpai lambang lingkaran kecil di bagian atas
diagram bunga. Contoh bunga aksilar, misalnya sarikaya (Annona
 PEBI4107/MODUL 4 4.41

squamosa), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), dan bunga ubi jalar


(Ipomoea batatas), sedangkan contoh bunga terminal adalah rumput
bermuda (Cynodon dactylon) dan tempuyung (Sonchus arvensis).

2. Bagian-bagian bunga
Dalam menggambar diagram bunga, kita perlu mengetahui terlebih dahulu
jumlah lingkaran bagian-bagian bunganya, misalnya daun kelopak ada
5 dalam satu lingkaran, daun mahkota ada 5 dalam satu lingkaran, benang
sari (androecium) ada 10 dalam 2 lingkaran, dan putik (gynoecium)
mempunyai 5 daun buah dalam 1 lingkaran. Setelah semuanya diketahui
maka kita perlu membuat 5 buah lingkaran yang berbeda ukurannya,
semakin ke dalam semakin kecil. Namun demikian, bila jumlah benang
sarinya ada 5 dalam 1 lingkaran maka kita perlu membuat 4 buah lingkaran.
Apabila bagian bunga misalnya kelopak atau mahkota berlekatan maka
bagian tersebut digambarkan dengan membuat garis penghubung,
sedangkan pada bagian bunga yang tidak berlekatan tidak ada garis
penghubung (Gambar 4.36 c,d).

b
a

sumbu bunga benang sari


kelopak
kelopak
mahkota putik
garis penghubung

putik
benang sari
mahkota
c d
Gambar 4.36
Diagram Bunga a. Aksilar, b. Terminal c. Hiasan Bunga Tidak Berlekatan
d. Hiasan Bunga Berlekatan (Tjitrosoepomo 1989)
4.42 Morfologi Tumbuhan 

Berdasarkan Gambar 4.36.c kami yakin Anda dapat menjelaskan diagram


tersebut. Sekarang marilah kita lihat Gambar 4.36.d. Dari diagram bunga ini
kita dapat mengetahui bahwa bunga tersebut mempunyai daun kelopak 5 yang
saling berlekatan, daun mahkota 5 berlekatan, benang sari 5, dan putik
mempunyai 4 daun buah yang berlekatan. Dari sini dapat diketahui bahwa
bunganya termasuk bunga lengkap karena semua bagian bunga ada. Bunga ini
juga merupakan bunga sempurna karena mempunyai putik dan benang sari.
Gambar selanjutnya adalah diagram bunga yang hiasan bunganya tidak
dapat dibedakan menjadi kelopak dan mahkota. Hal ini disebut tepal. Pada
Gambar 4.37.a dapat diketahui bahwa bunganya aksilar, mempunyai 1 braktea,
memiliki tepal bebas sebanyak 6 buah yang terdiri atas 2 lingkaran, masing-
masing lingkaran ada 3 tepal, benang sari ada 3, putik memiliki 3 daun buah,
plasentasi aksilar. Di bagian lingkaran yang sama dengan benang sari terdapat
tanda silang. Hal ini menandakan benang sari yang seharusnya ada menurut
teori, namun kenyataannya tidak ada.
Gambar 4.37.b menunjukkan bahwa bunga memiliki 6 tepal yang terdapat
dalam dua lingkaran, masing-masing lingkaran ada 3 tepal. Dari semua tepal
tersebut, terdapat 5 tepal yang berlekatan dan 1 tepal bebas, benang sari ada 6
dalam 2 lingkaran masing-masing jumlahnya 3, putik memiliki 3 daun buah,
plasentasi aksilar.
Selanjutnya, kita akan melihat contoh diagram bunga uniseksual. Pada
bunga demikian terdapat bunga jantan (staminate flower) dan bunga betina
(carpelate flower) (Gambar 4.37 c,d).

sumbu bunga tepal

tepal

putik
putik benang sari
benang sari

braktea
b
a
 PEBI4107/MODUL 4 4.43

mahkota
kelopak

mahkota

benang sari putik kelopak


c d
Gambar 4.37
Diagram Bunga a. dengan Tepal Bebas, b. dengan Tepal Berlekatan
c. Jantan, d. Betina (a,b dari Simpson 2006; c,d dari Tjitrosoepomo 1989)

Gambar 4.37.c menunjukkan bunga jantan yang mempunyai 3 daun kelopak


yang bebas, 3 daun mahkota bebas, dan benang sari 6. Di sini tidak dijumpai
putik. Gambar 4.37.d menunjukkan bunga betina yang mempunyai 3 daun
kelopak yang bebas, 3 daun mahkota bebas, dan satu buah putik. Di sini tidak
dijumpai benang sari.
Pada bunga anggota familia rumput-rumputan (Gramineae) (Gambar 4.38.a)
dapat dijumpai diagram bunga (Gambar 4.38.b) yang unik. Bunga ini biasanya
tidak mempunyai kelopak dan mahkota karena keduanya telah tereduksi.

putik

palea
palea
benang sari
kepala lemma
putik
lodicula
bakal
buah
lodicula lemma
benang
sari b
a
Gambar 4.38
a. Bunga Rumput b. Diagram Bunga Rumput
(a dari Simpson 2006; b dari Tjitrosoepomo 1989)

Bagian lain yang melindungi alat-alat persarian (benang sari dan putik)
adalah lemma dan palea. Lemma adalah braktea bagian luar yang menutupi
bunga, sedangkan palea adalah braktea di bagian dalam yang menutupi bunga.
4.44 Morfologi Tumbuhan 

Keduanya banyak dijumpai pada rumput-rumputan. Selain itu, ada juga lodicula
yaitu sisik yang terdapat pada dasar bakal buah, dan glume yaitu daun pelindung
yang terdapat pada spikelet. Spikelet merupakan kumpulan dari floret (bunga).

F. RUMUS BUNGA

Rumus bunga merupakan gambaran mengenai berbagai sifat bunga dan


bagian-bagiannya yang dinyatakan dengan huruf, angka, serta lambang-lambang
tertentu. Huruf-huruf menyatakan singkatan bagian bunga; angka menyatakan
jumlah masing-masing bagian bunga; sedangkan lambang digunakan untuk
menyatakan simetri bunga dan kelamin bunga. Melalui rumus bunga kita dapat
mengetahui apakah bunga tersebut termasuk bunga biseksual atau uniseksual.
Selain itu juga dapat diketahui simetri bunganya, perlekatan bagian-bagian
bunga, dan kedudukan bakal buahnya.
Beberapa lambang dan huruf yang digunakan pada rumus bunga adalah
sebagai berikut:

Lambang/Huruf Keterangan
Bunga bersimetri banyak (aktinomorf)
 Bunga bersimetri satu atau zigomorf
Bunga hermafrodit, bunga biseksual, atau berkelamin dua
♂ Bunga jantan
♀ Bunga betina
K Singkatan dari kaliks (calyx), kumpulan daun kelopak
C Corolla atau kumpulan daun mahkota
A Androecium/benang sari/alat kelamin jantan pada bunga
G Gynoecium/putik/alat kelamin betina pada bunga. Di sini dihitung
jumlah carpelnya (daun buahnya)
P Perigonium/kumpulan tepal, lambang ini digunakan bila daun kelopak
dan daun mahkota tidak dapat dibedakan dengan jelas.
Digunakan untuk menyatakan jumlah bagian bunga yang banyak Epi.
Cal Singkatan dari epikaliks/kelopak tambahan.
( ) Lambang ( ) digunakan untuk menyatakan bagian bunga yang
berlekatan pada bagian yang sama. Contohnya kelopak 5 berlekatan
ditulis K (5)
Lambang yang dipakai untuk menyatakan bagian bunga yang
berlekatan antara bagian bunga yang satu dengan bagian bunga yang
 PEBI4107/MODUL 4 4.45

lain. Contohnya benang sari melekat pada mahkota.


5 Garis di atas angka menunjukan bakal buah tenggelam (inferior).
Angkanya bisa berubah sesuai dengan jumlah daun buahnya. Bunga
epigyn mempunyai bakal buah tenggelam.
5 Garis di bawah angka menunjukan bakal buah menumpang (superior).
Bunga hypogyn memiliki bakal buah menumpang.

Sekarang marilah kita mencoba membuat rumus bunga. Kita ambil contoh
bunga merak (Caesalpinia pulcherrima). Bunga ini mempunyai simetri
zigomorf. Bunga biseksual; daun kelopak 5 bebas; daun mahkota 5 bebas;
benang sari 10 dalam 2 lingkaran, masing-masing lingkaran ada 5, bebas; putik
memiliki 1daun buah, bakal buah superior. Rumus bunganya sebagai berikut:

K5, C5, A5+5, G 1


Cobalah Anda amati garis di bawah G1. Garis tersebut menunjukkan bahwa
bakal buahnya menumpang/superior. Bila garisnya terletak di atas angka, berarti
bakal buahnya tenggelam atau inferior. Contoh rumus bunga lainnya dapat Anda
lihat di bawah.

1. Bunga kemuning (Murraya paniculata). Bunga ini mempunyai simetri


aktinomorf, bunganya biseksual, daun kelopak 5 berlekatan, daun mahkota
5 bebas, benang sari ada 10 dalam 2 lingkaran, putik memiliki 2 daun buah
yang berlekatan, bakal buah superior. Berdasarkan keterangan tersebut,
rumus bunganya adalah:

K(5), C5, A5+5, G(2)

2. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Kembang sepatu memiliki


simetri aktinomorf, bunga biseksual, kelopak tambahan (epikaliks) 3-5
bebas, daun kelopak 5 berlekatan, benang sari banyak membentuk satu
berkas (monadelphous) melekat pada mahkota, putik mempunyai 5 daun
buah berlekatan, bakal buah superior. Perhatikan tanda garis lengkung yang
menghubungkan A dan C. Garis tersebut menandakan bahwa benang
sarinya epipetalous (melekat pada mahkota). Rumus bunganya sebagai
berikut.
4.46 Morfologi Tumbuhan 

Epi.Cal3-5,K(5), C5,A G(5)

3. Bunga orok-orok (Crotalaria sp.). Orok-orok mempunyai simetri bunga


zigomorfik, bunganya biseksual, mempunyai daun kelopak 5 berlekatan,
daun mahkota 5 terdiri atas 2 daun mahkota berlekatan dan 3 daun mahkota
bebas, benang sari 10 terdiri atas dua berkas (diadelphous), putik terdiri atas
1 daun buah, bakal buah superior. Rumusnya adalah:
K(5), C(2)+3, A1+(9), G1

4. Bunga durian (Durio zibethinus). Bunga ini mempunyai simetri


aktinomorfik, bunga biseksual, daun kelopak 5 berlekatan, daun mahkota 5
bebas, benang sari banyak, putik mempunyai 5 daun buah berlekatan, bakal
buah superior.

K(5), C5, A G(5)

5. Bunga kelapa (Cocos nucifera). Bunga kelapa mempunyai simetri


aktinomorfik, bunganya uniseksual terdiri atas bunga jantan dan bunga
betina. Bunga jantan mempunyai daun kelopak 3 bebas, daun mahkota 3
bebas, benang sari 6, putik tidak ada. Bunga betina mempunyai daun
kelopak 3 bebas, daun mahkota 3 bebas, benang sari tidak ada, putik
mempunyai 3 daun buah yang berlekatan, bakal buah superior.

♂ K3, C3, A6, G0 Rumus bunga jantan

♂ K3, C3, A0, G3 Rumus bunga betina

LATIHAN

1) Apa yang dimaksud dengan bunga terminal dan bunga aksilar serta berikan
contohnya!
2) Apa yang dimaksud dengan ginofor, androfor, dan androginofor serta
berikan contoh tanamannya!
 PEBI4107/MODUL 4 4.47

3) Cobalah Anda buat diagram bunga dari bunga yang ada di sekitar rumah
Anda, misalnya bunga tomat dan bunga cabai!
4) Cobalah Anda buat rumus bunga dari soal no 3 di atas!
5) Jelaskan tentang tipe-tipe estivasi pada daun kelopak!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Cobalah anda ingat kembali pengertian tentang bunga terminal dan bunga
aksilar. Anda ingat kata “terminal”, ini biasanya menunjukkan ujung atau
akhir. Jadi bunga terminal adalah bunga yang terletak di ujung (cabang atau
batang). Untuk bunga aksilar, Anda tentu sudah tahu jawabannya.
2) Cobalah Anda buka kembali tentang materi tersebut. Bila Anda
menemukan contoh tumbuhan lain yang sesuai untuk masing-masing istilah
ini, berarti Anda sudah berhasil memahaminya.
3) Untuk membuat diagram bunga, Anda perlu memahami tentang letak
bunga, jumlah lingkaran bagian bunga, jumlah bagian bunga, serta akan
lebih baik kalau Anda mengetahui estivasinya. Dengan cara ini Anda dapat
mulai menggambar diagram bunga.
4) Untuk membuat rumus bunga, Anda perlu memperhatikan lambang-
lambang yang dipakai dan singkatan huruf yang digunakan. Selain itu,
Anda juga perlu mengetahui jumlah masing-masing bagian bunga. Setelah
hal tersebut Anda pahami, Anda dapat lebih mudah membuatnya.
5) Cobalah Anda buka kembali materi tentang estivasi pada daun kelopak. Di
sana dapat dijumpai estivasi seperti valvate, imbricate, open, dan lain-lain.

R A NG KU M AN

Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi


tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga
banyak (planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan
menjadi bunga terminal bila letaknya di ujung batang atau cabang dan
bunga aksilar bila letaknya di ketiak daun.
Bagian bunga seperti daun kelopak dan daun mahkota berada pada
susunan tertentu ketika masih kuncup. Hal ini disebut estivasi, contohnya
estivasi valvate, valvate induplicate, valvate reduplicate, imbricate,
4.48 Morfologi Tumbuhan 

ascending imbricate, descending imbricate, convolute, plicate, open, dan


quinquncial.
Bagian bunga lainnya seperti dasar bunga dapat mengalami
peninggian. Beberapa istilah yang digunakan utnuk menggambarkan
peninggian dasar bunga misalnya anthofor, androfor, ginofor,
androginofor, dan discus.
Untuk memberikan gambaran tentang bunga, dapat digunakan diagram
bunga dan rumus bunga. Diagram bunga merupakan gambar proyeksi pada
bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Rumus
bunga merupakan gambaran mengenai berbagai sifat bunga dan bagian-
bagiannya yang dinyatakan dengan huruf, angka, serta lambang-lambang
tertentu.

TES F OR M AT IF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Tumbuhan di bawah ini memiliki bunga terminal, kecuali ....
A. jukut jampang (Eleusine indica)
B. jukut pendul (Cyperus brevifolius)
C. kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)
D. kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

2) Pada estivasi ini, tepi daun kelopak atau tepi daun mahkota terletak
berdekatan tetapi tidak tumpang tindih. Estivasi demikian disebut ....
A. valvate (berkatup)
B. open (terbuka)
C. imbricate (menyirap)
D. plicate (melipat)

3. Bagian dasar bunga yang mengalami peninggian dengan bentuk seperti


cakram (discus) dapat dijumpai pada ....
A. cempaka (Michelia campaka)
B. anyelir (Dianthus caryophyllus)
C. kemuning (Murraya paniculata)
D. markisa (Passiflora sp.)

4) Pada dasar bunga yang berbentuk rata, bakal buahnya terletak ….


A. menumpang (superior)
B. tenggelam (inferior)
 PEBI4107/MODUL 4 4.49

C. setengah tenggelam (semi inferior)


D. setengah menumpang

5) Pada rumus bunga, huruf “A” digunakan untuk menyatakan jumlah ….


A. kelopak
B. mahkota
C. benang sari
D. putik

6) Pada rumus bunga, huruf yang dipakai untuk menyatakan jumlah bakal
buah adalah ....
A. huruf K
B. huruf C
C. huruf A
D. huruf G

7) Dari diagram bunga, Anda dapat mengetahui hal-hal berikut ini, kecuali ....
A. jumlah bagian-bagian bunga
B. estivasi daun kelopak dan daun mahkota
C. letak bunga pada tumbuhan
D. bentuk dasar bunga

8) Pada diagram bunga, lambang  dipakai untuk menyatakan ....


A. simetri aktinomorfik
B. simetri zigomorfik
C. bunga jantan
D. bunga betina

9) Berikut ini adalah gambar diagram bunga. Berdasarkan


diagram tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:
A. bunganya uniseksual
B. letak bunga terminal
C. daun mahkota berlekatan
D. daun buah 4

10) Berdasarkan rumus bunga berikut ini, dapat diketahui bahwa:


K4, C4, A2+4, G2

A. bakal buahnya superior


B. daun kelopak berlekatan
C. benang sari ada 4
D. bunga uniseksual
4.50 Morfologi Tumbuhan 

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
dikuasai.

Anda mungkin juga menyukai