Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan atau
persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang pertama
adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari penamaan buah
tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buah dan
bagian bagian buah yang ada pada buah. Misalnya dikatakan buah sejati atau buah
sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh bagian - bagian buah
yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu mete terlihat tangkai
bunga yang membesar seperti buah, padahal bagianyang membesar itu bukan buah
tapi tangkai buah.
Dikatakan buah semu karena terlihat bagian bagian yang menghalangi atau
membungkus buah yang sebenarnya, seperti pada buah ciplukan bagian buahnya
terhalang oleh kelopak bunga yang ikut tumbuh dalam proses pembuahan dan
kemudian tumbuh dan membungkus bagian buah yang sebenarnya .
Selain itu, ada juga pengkhususan pengkhususan pada buah, seperti buah
semu dibagi lagi menjadi buah semu tunggal, buah semu ganda, dan buah semu
majemuk. pada buah semu kadangkala bentuknya dapat menipu dan membuat keliru
khususnya bagi orang orang awam yang tidak mengenal bagian mana yang disebut
buah pada buah semu, kadang kita juga suka tertipu oleh bentuk buah semu yang
sebenarnya dan bagian lain yang ikut tumbuh yang lebih memikat perhatian
dibandingkan dengan bagian buah yang sebenarnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dibawah ini akan dikemukakan masalah
masalah yang melandasi penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut
1. Bagaimana pembentukan dan morfologi buah secara umum ?
2. Apa yang di maksud buah buah sejati ?
3. Jelaskan pembagian pada buah sejati tunggal ?
4. Apa yang dimaksud dengan buah sejati ganda ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pembentukan dan morfologi buah secara umum


Untuk mengetahui apa yang di maksud buah sejati
Untuk mengetahui pembagian pada buah sejati tunggal
Untuk mengetahui apa yang di maksud buah sejati ganda

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembentukan dan morfologi buah secara umum


Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Bakal biji yang
terdapat didalam bakal buah setelah mengalami pembuahan tumbuh menjadi biji.
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel
telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa
penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah
serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh
menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus
tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal
dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot
yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik
plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni
persatuan inti sel keduanya. Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh
menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah,
yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau
membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux).
Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik
(pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi.
Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian
buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan
jumlah bakal biji yang terbuahi. Dinding buah, yang berasal dari perkembangan
dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini

sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih.
Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp
(epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium);
serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp
(mesocarpium). Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal
buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung
perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan
turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama
dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting
untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana
suatu macam buah terbentuk. Berdasarkan derajat kekerasan perikarpium (dinding
buah) buah dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu buah kering, dan buah berdaging.
Pada buah yang berdaging, perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium
terdiferensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium
biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium sering
mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain didasarkan pada
tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak pada waktu masak.
Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan
yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk
memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras. Buah-buah tunggal
berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu
perkecualiannya adalah pala (Myristica).
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula dengan
pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat
di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
Pada pembentukan buah adakalanya bagian bunga selain bakal buah ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan, bagian bagian bunga selain bakal buah segera layu
4

dan gugur. Bakal buah tersebutlah yang akan menjadi buah yang disebut buah sejati
atau buah sungguh.
B. Buah Sejati
Buah sungguh (buah sejati), jika melulu terbentuk dari bakal buah saja dan
karena buah ini biasanya tidak diselubungi oleh bagian-bagian lainnya, maka
dinamakan juga buah telanjang (fructus nudus).
Buah sejati ini berdasarkan susunan dan asal bagian-bagian yang membentuk
buah, maka bu berikut :
1. Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah yang berisi satu biji atau lebih (fructus)
2. Buah Sejati Ganda
Berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing lepas,
tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah maupun kelihatan seperti satu.
3. Buah semu, jika buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada
bunga itu yang malahan menjadi bagian utama dari buah tersebut.
C. Pembagian Buah Sejati Tunggal
Penggolongan buah sejati (buah sungguh), sama halnya seperti buah semu, yang
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu buah semu tunggal, buah semu ganda, dan buah
semu majemuk, buah sejati juga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun
dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya:
- Buah mangga (Mangifera indica) mempunyai satu ruang dengan satu biji.
- Buah papaya (Carica papaya), yang terjadi dari beberapa daun buah
dengan satu ruang dan banyak biji.

Buah durian (Durio zibethinus) yang terdiri atas beberapa daun buah,
mempunyai beberapa ruang, dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa

biji.
2. Buah sejati ganda, yang terdiri dari satu bunga dengan beberapa bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah,
misalnya pada cempaka (Michelia champaca)
3. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah
menjadi buah tetap berkumpul, sehingga selurunya tampak seperti satu buah
saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius).
Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal dapat dibedakan kedalam dua golongan, yaitu:
a. Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian
luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya padi (Oryza
sativa) dan kacang (Arachis hypogaea).
b. Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi
tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat
dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
- Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi
-

seringkali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan
jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan

daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (Mangifera indica)


Kulit dalam (endocarpium) yang berbatasan dengan ruang yang
mengandung bujinya seringkali cukup tebal dank eras misalnya pada
kenari (Canarium commune), kelapa (Cocos nucifera).

Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Kering


Buah sejati tunggal yang kering dapat dibadakan lagi dalam:

A. Buah sejati tunggal yang kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya
buah ini kalau masak tidak pecah (indehiscens)
Contoh-contoh dari golongan ini adalah:
a. Buah padi (Caryopsis), yang dinamakan buah padi adalah: buah
berdinding tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan
kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan
bijinya. Pada buah yang demikian ini orang seringkali orang seringkali
tidak membedakan buah dan biji, misalnya: buah padi (Oryza sativa),
jagung (Zea mays).
b. Buah kurung (achenium) yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding
buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan,
misalnya buah bunga matahari (Helianthus annuus) buah bunga pagi sore
(Mirabilis jalapa).
c. Buah keras (nux) seperti buah kurung, yang seringkali hanya dibedakan
dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau
keras berkayu. Adapula yang membedakan dengan buah kurung menurut
sifat bakal buah asalnya, kalau semula berasal dari bakal buah beruang
satu disebut buah kurung, jika semula berasal dari bakal buah yang
beruang banyak tetapi kemudian semua ruang lebur menjadi satu disebut
buah keras, misalnya pada buah sarangan (Castanea argentea)
d. Buah keras bersayap (samara) seperti buah keras, tetapi pada kulit buah
terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan buah dapat
beterbangan jika tertiup angin, seperti pada suku Dipterocarpaceae.
B. Buah sejati tunggal yang kering yang mengandung banyak (lebih dari satu)
biji, dan jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia),
atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan
buahnya).
a. Buah berbelah (schizocarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau
lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak, buah terpecah menjdi
beberapa bagian, dan tiap bagian buah (mericarpium)mempunyai sifat
seperti suatu buah kurung (achenium) atau buah keras (nux), jadi biji tetap

di dalam ruangan, tidak dapat keluar. Mengingat jumlahnya ruangan (jika


pecah menjadi beberapa bagian buah), buah berbelah dapat dibedakan lagi
dalam:
1. Buah berbelah dua (diachenium) jika masak menjadi dua bagian buah,
masing-masing bersifat sebagai suatu buah kurung yang hanya
mengandung satu biji di dalamnya, misalnya buah pegagan (Centella
asiatica)
2. Buah berbelah tiga (triachenium) jika masak pecah menjadi tiga
bagian buah, misalnya pada Trapaeolum majus
3. Buah berbelah empat (tetrachenium) jika masak pecah menjadi empat
bagian buah, misalnya selasih (Ocimum basilicum)
4. Buah berbelah banyak (polyachenium) jika masak pecah menjadi
sejumlah (banyak) bagian buah, yang masing-masing bersifat seperti
buah kurung.
b. Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah,
tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji
dapat terlepas dari biliknya. Tiap bagian buah terbentuk dari sehelai daun
buah, jadi buah ini tersusun atas senjumlah daun buah yang sesuai dengan
jumlah ruangan (kendaga) yang terdapat dalam buah ini.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi dalam :
1. Buah berkendaga dua (dicoccus). Buah ini jika masak pecah menjadi
dua bagian buah, masing-masing pecah lagi dan mengeluarkan satu
biji.
2. Buah berkendaga tiga (tricoccus), kalau masak pecah menjadi tiga
bagian, masing-masing pecah dan mengeluarkan satu biji, misalnya
buah jarak (ricinus communis L.), buah parah (hevea brasiliensis
muell).
3. Buah berkendaga lima (pentacoccus), seperti diatas dengan lima
bagian buah, masing-masing dengan satu biji, misalnya buah
geranium.

4. Buah berkendaga banyak (polycoccus), jika buah mempunyai sifatsifat seperti diatas, tetepi jika masak dapat menjadi beberapa bagian
buah, masing-masing dengan satu biji yang dapat dikeluarkan.
c. Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung
banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu
pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu samapai lama melekat pada tangkai
buah.
d. Buah lobak atau polong semu (siliqua). Buah ini tersusun atas dua daun
buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun
buahnya. Buah ini membentuk sekat semu, sehingga kedua tembuni pada
perlekatan daun buah terpisah oleh sekat semu tadi, dan oleh sekat semu
itu buah lalu terbagi menjadi dua ruangan, masing-masing dengan dua
tembuni. Jika buah sudah masak, buah ini pecah menurut kedua
kampuhnya, tetapi tidak seperti buah polong yang pecahnya mulai dari
ujung buah, melainkan dari pangkal buah dan tetap berlekatan di bagian
ujungnya. Biji agak lama menempel pada kedua sisi sekat semua tadi,
tetapi akhirnya akan runtuh pula. Buah dengan susunan demikian ini
umum terdapat pada warga suku Cruciferae (Brassicaceae) misalnya lobak
(Raphanus sativus).
1. Buah kotak sejati (capsula). Buah ini terjadi dari dua daun buah atau
lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan
banyaknya daun buah. Buah ini jika sudah masak juga membuka,
hingga biji yang ada didalamnya dapat keluar.
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Berdaging
Buah yang termasuk golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak,
walaupun ada jika telah masak kemudian pecah, misalnya buah pala (Myristica
fragrans).
Buah sejati tunggal yang berdaging sebagai berikut:

a. Buah buni (bacca). Yang disebut buah buni adalah buah yang dindingnya
mempunyai dua lapisan, yaitu lapisan luar yang tipis agak menjangat atau
kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair,
seringkali dapat dimakan. Biji-bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak
itu. Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan satu
atau beberapa ruang. Buah buni yang berdinding tebal dan dapat dimakan
misalnya papaya (Carica papaya), buah belimbing((Averrhoa carambola).
Yang kulit buahnya tidak begitu tebal, seringkali mempunyai sifat yang agak
kaku seperti kulit, tidak lunak dan tidak berdaging, biji terdapat bebas
didalamnya, misalnya buah duku (Lansium domesticum), buah rambutan
(Nephelium lappaceum).
Dari buah ini, yang dapat

dimakan bukan kulit buah yang sebelah dalam

melainkan salut bijinya (arillus).


b. Buah mentimun (pepo). Buah ini ditinjau dari sudut susunannya tidak jauh
berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang di bagian luar lebih tebal
dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar
masih mempunyai bagian-bagian yang kosong.
Buah ini terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan
merupakan sekat-sekat sejati, tetapi ujung daun-daun buah itu melipat lagi kea
rah dinding buah, sehingga ruang-ruang yang telah terjadi dari tengah-tengah
buah terbagi lagi oleh sekat-sekat yang tidak sempurna. Dengan demikian
buah mentimun pada mulanya mempunyai tiga ruangan, yang masing-masing
terbagi dia lagi oleh sekat yang tidak sempurna. Jika buah telah masak sekatsekat lenyap, hingga buah hanya mempunyai satu ruangan saja dengan rongga
yang kosong ditengahnya. Contoh tumbuhannya seperti buah mentimun
(Cucumis sativus), semangka (Citrullus vulgaris).
c. Buah jeruk (hesperidium). Buah ini dapat pula dianggap sebagai suatu variasi
buah buni. Kulit buah mempunyai tiga lapisan, yaitu:
- Lapisan luar yang kaku menjangat dan mengandung banyak kelenjar
minyak astiri, yang mula-mula berwarna hijau, tetapi jika buah masak

10

warnanya berubah menjadi kuning atau jingga. Lapisan ini di sebut


-

flavedo,
Lapisan tengah yang bersifat seperti sepon, terdiri atas jaringan bunga

karang yang biasanya berwarna putih, dinamakan albedo.


Suatu lapisan dalam yang bersekat-sekat, hingga terbentuk beberapa
ruangan. Dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang
berair, dan bijinya terdapat bebas, di antara gelembung-gelembung ini,

misalnya jeruk nipis (Citrus aurantifolia).


C. Buah Sejati Ganda
Buah sejati ganda adalah buah yang masing-masing bebas, dan kemudian
tumbuh menjdi buah sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai.
Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda
dapat dibedakan dalam:
a. Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida). Dalam badan yang
berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah
kurung.
b. Buah batu ganda pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius), bunganya
mempunyai banyak bakal buah, yang kemudian masing-masing tumbvuh
menjadi buah batu.
c. Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang
masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung, terdapat pada pohon
cempaka (Michelia campaka).
d. Buah buni ganda, seperti srikaya (Annona squamosa)
Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan
kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu bunga. Kadang-kadang
buah majemuk nampaknya serperti satu buah saja.
Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah sejati majemuk juga dapat
dibedakan dalam:
a. Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga
majemuk membentuk suatu buah buni, seperti terdapat misalnya pada nenas
(Ananas comosus). Pada buah nenas pada pembentukan buah ikut pula
11

mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga, sehingga


keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.
b. Buah batu majemuk, yang misalnya terdapat pada pandan(Pandanus
tectorius). Pada pandan rangkaian bunga-bunga betinanya setelah mengalami
penyerbukan/pembuahan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih
kelihatan sebelah luarnnya, bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan
banyak buah. Masing-masing mempunyai kulit buah dengan tiga lapisan
seperti buah kelapa, yaitu dengan lapisan tengah yang berserabut, hingga
dapat terapung dan dapat dipencarkan oleh air.
c. Buah kurung majemuk, misalnya terdapat pada bunga matahari (Helianthu
annuus). Bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk yang terdiri atas
bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur di tengah, dan karena tiap
bunga yang subur itu setelah penyerbukan/pembuahan berubah menjadi
sebuah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung
majemuk.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Bakal biji yang
terdapat didalam bakal buah setelah mengalami pembuahan tumbuh menjadi
biji
2. Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur.
3. Buah sejati digolongkan menjadi 3, yaitu:
Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula
tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak

ruangan.
Buah sejati ganda, yang terdiri dari satu bunga dengan beberapa bakal
buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi

satu buah.
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah

13

menjadi buah tetap berkumpul, sehingga selurunya tampak seperti satu


buah saja.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kami dari penyusun meminta kritik dan
saran sebanyak-banyaknya dari para pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Karena kami menyadari, makalah ini
tidak akan ada nilainya tanpa bantuan dari anda semua.
Akhirnya kami berharap makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin.

14

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat B. Estiti.1994. Morfologi tumbuhan. Bandung: Departemen pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi proyek pendidikan Tenaga
Guru.
Sumardi Issirep, dkk. 1992. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jogjakarta: Gajah
Mada University.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta. Gajah Mada
University.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan. Jogjakarta. Gajah Mada
University.

15

Anda mungkin juga menyukai