Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKALAH
BOTANI FARMASI
MORFOLOGI BUAH

OLEH :
KELOMPOK / KELAS : / B
NURHAIDAH

N11115311

TAUFIQUR RAHMAN ISHAK

N11115312

ADE CHRISTIE LEWERISSA

N11115313

SITI RAHMANIAR HUSRANI

N11115314

ILHAM SUMARSONO

N11115315

MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah botani farmasi ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah botani farmasi.
Makalah ini berisi mengenai penjelasan tentang morfologi buah
yang diambil dari berbagai literatur, baik dari internet maupun buku.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami, agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita.

Makassar, 13 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Buah (fructus)
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan

merupakan

organisme

autotrof.

Untuk

mempertahankan jenisnya tumbuhan membentuk buah sebagai cikal


bakal menjadi generasi baru. Buah merupakan suatu organ yang
berasal dari bunga yang menyelubungi biji dan nantinya akan berguna
untuk pemencaran. Buah ini tediri dari biji dan badan/daging buah
yang menyelubungi biji. Susunan buah berhubungan erat dengan cara
pemencaran biji.
Setiap

tanaman

yang

berbunga

hamper

semuanya

menghasilkan buah, karena dari buah ini mengandung biji yang


nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Maka dari itu dalam
paper ini akan dibahas tentang buah.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah morfologi dari buah?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Morfologi Buah
ini adalah untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan morofologi tumbuhan, khususnya morfologi
pada buah.

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Buah (fructus)
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bungan selain
bakal buah ikut dan merupakan suatu bagian buah, sedangkan
umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahn bagianbagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur.
Dengan putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya,
karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti
halnya dengan bagian-bagian yang lain.
Bagian-bagian

bunga

yang

kadang-kadang

tidak

gugur

melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak ikut
mengubah bentuk dan sifar buah itu sendiri, jadi tidak merupakan
suatu bagian buah yang penting, misalanya.
a. Daun-daun pelindung. Pada tanaman jagung daun-daun pelindung
bunga betina tidak gugur dan lebih kita kenal sebagai pembungkus
tongkol jagung.
b.

Daun-daun kelopak. Pada terong dan jambu, masih dapat kita lihat
kelopak ikut pada bagian buah.

c. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah,
misalnya jagung yangkita kenal sebagai rambut jagung, juga pada
macam-macam jambu masih terlihat tangkai kepala putik di bagian
ujung buah.
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah
manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukan jumlah daun dan
jumlah ruangan dalam buah manggis.

Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah atau paling


banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah
gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi
merupakan buah yang tekanjang (fruktus nodus). Buah ini juga
dinamakan sebagai buah sejati atau buah sungguh.
Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya benar seringkali tidak
dikenal lagi. Apa yang dinamakan bututuahnya justru bagian bunga
yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah
yang penting. Bauh yang demikian dinamakan buah palsu atau buah
semu (frutus spurius).Pada buah semu buah yang seseungguhnya
seringkali tidak terlihat, karena itu buah semu juga dinamakan sebagai
buah tertutup (frutus calusus).
Pada umumnya

buah

hanya

terbentuk sesudah terjadi

penyerbuakan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian


mungkin pula terbentuk tanpa penyerbukan dan pembuahan, peristiwa
yang demikian tersebut dinamakan partenokarpi (parthenocorpy).
Buah yang terjadi seperti ini biasanya tidak mengadung biji atau jika
ada bijinya tidak megandung lembaga, jadi bijinya tidak dapat
dijadikan sebagai alat perkembangbiyakan. Pembentukan buah
dengancarai ini lazim kita temui pada pohon pisang (Musa paradisiaca
L.)
Ikhtisar Tentang Buah
Buah pada umumnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari
bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang
malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik
perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat,
dan

dapat

tersembunyi.

dimakan),

sedangkan

buah

yang

sesungguhnya

b. Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal
buah. Dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian
ini tidak merupakan bagian yang berarti.
Buah terdiri atas biji dan badan yang menyelubungi biji kulit
badan disebut dinding buah (Pericarpium) dapat dibedakan menjadi,
dinding luar (Exocarpium), dinding dalam (Endocarpium) dan tengah
(Mesocarpium).
pemencaran

Susunan

biji.

buah

Pemencaran

berkaitan
buah

erat

ada

dengan

yang

cara

memerlukan

perlindungan, misalnya buah nyamplung dan ada pemencaran tanpa


bantuan. Factor luar yaitu :

Hevea, Ricinus Communis


Pemencaran oleh binatang

(antropokari)
pemencaran oleh angina (anemokori)
pemencaran oleh air (hidrokori)

(Zookari)

dan

oleh

manusia

Penggolongan Buah Semu


Buah semu dapat dibadakan dalam :
a. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga
dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada
bagian lain bunga yang ikut membentuk buah. Misalnya :

Tangkai

ocidentale).
Kelopak bunga. Pada buah ciplukan (Physalis minima).

bunga.

Pada

buah

jambu

monyet

(Anacardium

b. Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih
daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain. Dan
kemudian , masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Tetapi
disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh,

dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang


berguna), misalnya buah arbe ( Fragraria vesca).
c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga
majemuk, tetapi selurunya dari luar tampak seperti satu buah saja,
misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr), yang terjadi di ibu
tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda
bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sam lain, hingga
merupakan kulit buah semu ini. Buah beringin (Ficus benyamina)
adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama
yang terbentuk sperti priuk atau bulat dengan buah-buah yang
sesungguhnya di sebelah dalamnya.
Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama
dapat dibedakan lebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu :
1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga
dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau
lebih, dapat pua tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan
satu atau banyak ruangan, misalnya :

buah mangga (Mangifera indica), mempunyai satu ruang dengan

satu biji,
buah papaya (Carica papaya), yang terjadi beberapa daun buah

dengan satu ruang dan banyak biji.


Buah durian (Durio zibethinus) yang terdiri beberapa ruang, dan
dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.

2. Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa
bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal
bauah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia
champaca).

3. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga
majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal
buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga
seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan
(Pandanus tectorius).
Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah yang berisi satu biji atau lebih dan
dibedakan dalam :
1). Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu yang bagian
luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang mengering.
2). Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), jika dinding
buahnya menjadi tebal berdaging.
Buah sejati tunggal kering di bedakan lagi dalam :
a). Yang tidak pecah (indehiscens)
Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji. Sehingga untuk
pemencaran buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya.
Contohnya :
a. Buah Padi (Caryopsis). Buah berbiji 1, tidak pecah. Dinding buah
tipis, berlekatan menjadi satu dengan kulit biji. Sedang kulit biji ini
kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya. Buah seluruhnya
terbungkus oleh sekam.
b. Buah Kurung (achenium). Buah berbiji 1 tidak pecah, dinding buah
tipis, berdempetan dengan kulit biji, tetapi kedua kulitnya tidak
berlekatan.

c. Buah Serangan (Castanea argentea). Buah terbentuk dari 2 helai


daun buah atau lebih. Bakal bijinya lebih dari satu, tetapi biasanya
yang menjadi biji sempurna hanya satu. Dinding buah keras,
kadang-kadang mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji.
b). Yang pecah (dehiscens)
Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji, sehingga
pecahnya buah itu seakan-akan memang dengan suatu tujuan
tertentu, yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul si suatu tempat.
Berdasarkan cara pecahnya, buah ini dibedakan dalam :
a). Buah berbelah (schizocarpium)
Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing
dengan sebuah biji di dalamnya. Jika pecah tiap ruang terpisah.
Menurut jumlah ruang-ruang, buah ini dibedakan lagi dalam :

buah belah dua (diachenium). Buah pada waktu masak membelah


menjadi dua bagian, masing-masing menyerupai buah kurung
dengan satu biji di dalamnya, contohnya Centella asiatica (daun

kaki kuda).
buah belah tiga (triachenium). Buah membelah menjadi 3 bagian,

contohnya Tropoelum majus.


buah belah empat (tetrachenium). Buah membelah menjadi empat

bagian, contohnya Ocium basilicum


buah belah lima (pentachenium). Seperti di atas, buah berbelah

menjadi lima bagian.


buah belah banyak (polyachenium), seperti terdapat beberapa
macam Malvaceae.
2). Buah Kendaga (rhegma)
Buah ini sifatnya sama dengan buah belah. Tetapi bagian-

bagiannya yang terpisah lalu pecah. Sehingga biji yang ada di

dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap-tiap bagian terbentuk oleh satu


daun buah. Jadi buah tersusun dari sejumlah daun buah yang
banyaknya sama dengan jumlah ruangan. Menurut jumlah ruang
(kendaga) dapat dibedakan :

buah kendaga dua (dicoccus). Buah membelah menjadi 2

kendaga. Masing-masing lalu pecah dan mengeluarkan 1 biji.


buah kendaga tiga (tricoccus). Buah membelah menjadi 3 bagian.

Contohmya Ricinua, Hevea.


buah kendaga banyak (polycoccus), buah menjadi banyak bagian.
Misalnya Malvaceae.
3). Buah Kotak.
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah. Buah kotak

dibedakan lagi dalam :

buah bumbung (folliculus). Buah ini terjadi dari sehelai daun buah.
Mempunyai satu ruangan dengan banyak biji, jarang sekali hanya

satu. misalnya: Calotropis, Lochnera.


buah polongan (legumen). Berasal dari sehelai daun buah dengan

satu ruangan.
buah lobak (siliqua). Berasal dari dua daun buahdengan satu
ruangan dan dua tembuni yang bertemu di tengah ruangan hingga

merupakan suatu sekat semu. Umumnya terdapat pada Cruciferae.


buah kotak sejati (capsula). Berasal dari dua daun buah atau lebih
yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai dengan jumlah daun
buahnya.

Buah Sejati Ganda


Berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang
masing-masing lepas, tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah
maupun kelihatan seperti satu.

buah kurung ganda. Dasar bunga berbentuk periuk dengan di

dalamnya banyak buah : Rosa


buah batu ganda : Rubus
buah bumbung ganda : Michelia
buah buni ganda : Annonaceae.

Buah Sejati Tunggal Berdaging


Umumnya tidak pecah saat masak, tetapi daya yang pecah,
yaitu pada Myristica fragrans saat masak.
a.

Buah Buni (Bacca). Dinding luar tipis, lapisan dalam tebal, lunak
dan berair. Biji lepas dalam lapisan tersebut, seperti pada Psidium,
Averhoeae, Antidesmu.

b. Buah Mentimun (Pepo). Susunannya dengan buah ini. Kulit luar


lebih tebal dan kuat. Di tengah buah sering terdapat ruang kosong..
cucubitaceae.
c. Buah Jeruk (Hesperidium). Seperti buah buni dengan 3 lapis kulit
buah. Lapisan luar yang kuat dan mengandung banyak kelenjar
minyak atsiri. Lapisan kedua berupa jaringan bunga karang dan
kemudian lapisan yang terdiri atas gelembung-gelembung berisi
cairan : Rutaceae.
d.

Buah Delima. Dinding luar keras. Hampir mengayu yang dalam


seperti bunga karang tetapi liat, dengan banyak ruang. Masingmasing ruang dengan banyak biji : Purlca granatum

e. Buah Apel. Dengan 3 lapis buah pala. Yang luar tipis menjangat,
yang tengah berdaging, yang dalam tipis :Pirus malus
f. Buah batu (Drupa) dengan 3 lapis kulit buah

eksokarpium ; tipis menjangat


Mesokarpium : berdaging/berserabut
endokarpium ; amat keras seperti batu : Mangifera cocos.

Buah Sejati Majemuk


Barasal dari suatu bunga majemuk, jadi berasal dari banyak
bunga dengan banyak bakal buah, tetapi seluruhnya seakan-akan
merupakan satu buah.

buah buni majemuk : Ananas


buah batu majemuk : Pandanus
buah kurung majemuk : Helianthus.

Bakal Buah
Bakal Buah adalah bagian putik yang membesar, dan biasanya
terdapat ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat
calon biji atau bakal biji (Ovulum), yang bakal biji itu teratur pada
tempat-tempat tertentu dalam bakal

buah tadi. Bagian yang

merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni (plecenta).


Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
a. Bakal buah menumpang (superus), yaitu jika bakal buah duduk
diatas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal buah tadi
lebih tinggi, sama tinggi atau bahkan mungkin lebih rendah
daripada tepi dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah tidak
pernah berlekatan dengan dasar bunga. Biasanya bakal buah yang
menumpang kita dapati pada bunga yang dasar bunganya
cembung, rata, atau cekung dangkal sperti cawan.
b. Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus), yaitu jika bakal
buah duduk pada dasr bunga yang cekung, jadi tempat duduknya
bakal buah selalu lebih rendah daripada tepi dasar bunga, dan
sebagian dinding bakal buah itu berlekatan dengan dasar bunga
yang berbentuk mangkuk atau piala.
c. Bakal buah tenggelam (inferus), seperti pada b. tetapi seluruh
bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang
berbentuk mangkuk atau piala tadi.

Telah dikemukakan, bahawa pada suatu bunga mungkin


terdapat lebih daripada satu putik, yang masing-masing terdiri atas
satu daun buah. Jadi pada bunga itu terdapat daun-daun buah yang
tidak berlekatan satu sama lain. Dalam hal yan demikian dikatakan
bahwa bakal buah atau putiknya bersifat : apokarp (pistillum
apocarpum).
Jika bakal buah terdiri atas daun buah yang berlekatan satu
sama lain, maka bakal bauh (putiknya) dinamakan senokarp (pistillum
coenocarpum). Jika perlekatan daun-daun buah itu hanya merupakan
satu putik dengan satu ruang saja, disebut : parakarp (pistillum
paracarpum), tetapi jika dari perlekatan dau-daun itu terbentuk putik
dengan jumlah ruang yang sesuai dengan jumlah daun buahnya,
maka bakal buah atau putik yang demikian itu dinamakan sinkarp
(Pistillum syncarpum).
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam satu bakal
buah, bakal buah dapat dibedakan :
a. Bakal buah beruang satu (unilocularis), bakal buah yang beruang
satu dapat tersusu atas satu daun buah saja, misalnya pada bunga
tumbuhan yang berbuah polong(leguminosae), dapat pula tersusun
atas lebih daripada satu daun buah, misalnya pada bunag papaya
(Carica papaya), Markisah (Passiflora quadrangularis).
b. Bakal buah beruang dua (bilocularis). Bakal buah ini biasanya
tersusun atas dua daun buah, seperti lazim terdapat pada warga
suku Brassicaceae (kubis dan sejenisnya).
c. Bakal buah beruang tiga (trilocularis). Bakal buah ini terjadi dari tiga
daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan, sehingga
terbentuklah bakal buah dengan tiga sekat, seperti terdapat pada
warga suku getah-getahan (Euphorbiaceae).
d. Bakal buah beruang banyak (multicolaris), yaitu bakal buah yang
tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk

banyak sekat-sekat, dan dengan demikian terjadilah banyak ruangruang, seperti terdapat pada durian (Durio zibethinus Murr).
Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa ada bakal buah
yang mempunyai satu ruang saja, tetapi ada pula yang mempunyai
lebih daripada satu ruang. Jika dalam bakal buah terdapat lebih
daripada satu ruang, maka bakal buah itu mempunyai sekat-sekatatau
dinding pemisah, yang menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruangruang tadi.
Sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa
ruang dapat dibedakan dalam:
a. Sekat yang sempurna (Septum completus), yaitu jika sekat ini
benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih daripada satu
ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai
hubungan satu sama lain.
Berdasarkan asalnya sekat itu, sekat yang sempurna dapat
dibedakan lagi dua macam :
1. Sekat asli (septum), yaitu jika sekat ini berasal dari sebagian
daun buah yang melipat kedalam yang lalu berubah menjadi
sekat, misalnya pada durian (durio zibethinus).
2. Sekat semu (septum spurious), yaitu jika sekat tadi bukan
merupakan sebagian daun buah, tetapi misalnya terdiri atas
suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah. Bakal
buah dengan sekat semu dapat ditemukan misalnya pada
kecubung (daturametel).
b. Sekat yang tidak sempurna (Septum incompletes), yaitu sekatsekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang, tetapi
ruang-ruang itu masih ada hubungannya satu sama lain. Melihat
asalnya sekat itu, maka seperti halnya dengan sekat yang

sempurna, sekat yang tidak sempurna ini dapat pula berasal dari
suatu bagian daun buah, dapat pula mempunyai asal yang lain.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap tanaman yang berbunga menghasilkan buah. Dari buah
mengandung biji yang nantinya akan menjadi individu baru. Buah
merupakan suatu organ yang berasal dari bunga yang menyelubungi.
Baik buah sejati tunggal, buah sejati tunggal berdaging, buah
sejati ganda maupun buah sejati bajemuk mempunyai karakteristik
tersendiri sesuai dengan buah itu sendiri.

3.2 Saran
Penyusun menyarankan agar pembaca membaca lebih banyak
literatur lainnya yang membahas tentang morfologi buah, agar dapat
membandingkan isi makalah ini dengan literatur yang dibaca.

DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai