Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

STATISTIK DAN KOMPUTASI

“Aplikasi SPSS dalam Pengolahan Data Farmasi”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ILHAM SUMARSONO

NIM : N11115 315

KELAS :B

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2018

1. Apakah pemberian ekstrak etanol umbi bawang dayak dosis 200 mg/kgBB

1
dapat menurunkan kadar kreatinin dan ureum pada tikus (analisis dengan

metode one way anova dengan bantuan software SPSS 20. Kemudian

lanjutkan dengan uji post hoc menggunakan Tukey’s HSD.

Perubahan Kadar Ureum (Hasil lengkap pada lampiran)

Dari uji Homogenitas data dengan menggunakan uji Test of

Homogeneity Variances menunjukkan data yang diperoleh homogen yang

ditandai dengan nilai p > 0.05 atau 0.515 > 0.515.

Dar hasi uji One Way Anova, menunjukkan adanya efek signifikan

terkait dengan efek penurunan kadar ureum di antara kelompok perlakuan

yang ditandai dengan nilai p < 0.05 atau 0.013 < 0.05. Namun, perlu

dilanjutkan dengan uji post-hoc untuk mengetahui perlakuan mana yang

paling memberikan efek perubahan kadar ureum.

2
Dari hasil Uji Post-Hoc dengan Tukey HDS diperoleh hasil seperti

pada gambar di atas, hampir semua perlakuan tidak memberikan efek

perubahan yang signifikan (nilai p > 0.05) kadar ureum, termasuk

pemberian ekstrak etanol umbi bawang dayak 200 mg/kg BB +

meloksikam, yang hanya terjadi perbedaan signifikan antara yang diberi

perlakuan ekstrak etanol umbi bawang dayak 200 mg/ kg BB +

3
meloksikam dengan kontrol negatif.

Perubahan Kadar Kreatinin (Hasil lengkap di lampiran)

Dari uji Homogenitas data dengan menggunakan uji Test of

Homogeneity Variances menunjukkan data perubahan kadar kreatinin yang

diperoleh homogen yang ditandai dengan nilai p > 0.05 atau 0.224 >

0.515.

Dar hasi uji One Way Anova, menunjukkan adanya efek signifikan

terkait dengan efek penurunan kadar kreatinin di antara kelompok

perlakuan yang ditandai dengan nilai p < 0.05 atau 0.000 < 0.05. Namun,

perlu dilanjutkan dengan uji post-hoc untuk mengetahui perlakuan mana

yang paling memberikan efek terhadap perubahan kadar kreatinin.

4
Dari hasil Uji Post-Hoc dengan Tukey HDS diperoleh hasil seperti

pada gambar di atas, pemberian ekstrak etanol umbi bawang dayak 200

mg/kg BB + meloksikam, memberikan perubahan signifikan jika

dibandingkan dengan kontrol negatif (p < 0.05 atau 0.00 < 0.05), juga jika

dibandingkan dengan yang diberikan ekstrak etanol umbi bawang dayak

100 mg/kg BB + meloksikam, pemberian dengan dosis 200 mg/kg BB

5
lebih memberikan pengaruh yang besar atau signifikan (p < 0.05 atau 0.00

< 0.02). Sehingga dapat disimpulkan pemberian ekstrak etanol umbi

bawang dayak dosis 200 mg/kgBB dapat menurunkan kadar kreatinin pada

tikus, namun tidak dapat menurunkan kadar ureum pada tikus.

2. Jawaban nomor 2

Uji dengan Regres Linier Berganda (Hasil lengkap di lampiran)

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh rumus regresi sebagai berikut:


Y = (-6192,721) + 0.470 X1 + 12.430 X2 – 0,515 X3 + 0,212 X4 + e
Interpretasi dari regresi diatas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta (a)
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai
variabel terikat (Beta) sebesar -6192,721.
2. Iradiansi (X1) terhadap Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta (Y)
Nilai koefisien Iradiansi untuk variabel X1 sebesar 0,470. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap kenaikan Iradiansi satu satuan maka
variabel Laju fotosintesis 104 Larrea tridenta (Y) akan naik sebesar
0,470 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model
regresi adalah tetap.
3. Konsentrasi CO2 Ambien (X2) terhadap Laju fotosintesi 104 Larrea
tridenta (Y)

6
Nilai koefisien Konsentrasi CO2 Ambien untuk variabel X2 sebesar
12,430. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Konsentrasi
CO2 Ambien satu satuan maka variabel Laju fotosintesi 104 Larrea
tridenta (Y) akan naik sebesar 12,430 dengan asumsi bahwa variabel
bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
4. 10^6/X1 (X3) terhadap Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta (Y)
Nilai koefisien 10^6/X1 terstandarisasi untuk variabel X3 sebesar 0,515
dan bertanda negatif, ini menunjukkan bahwa 10^6/X1 mempunyai
hubungan yang berlawanan arah dengan Risiko Sistematis. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap kenaikan 10^6/X1 satu satuan maka
variabel Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta (Y) akan turun sebesar
0,515 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model
regresi adalah tetap.
5. Resistansi daun terhadap uap air (X4) terhadap Laju fotosintesi 104
Larrea tridenta (Y)
Nilai koefisien Resistansi daun terhadap uap air untuk variabel
X4 sebesar 0,212. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan
Resistansi daun terhadap uap air satu satuan maka variabel Laju
fotosintesi 104 Larrea tridenta (Y) akan naik sebesar 0,212 dengan
asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
Uji t (Hasil lengkap di lampiran)

1. Iradiansi (X1) terhadap Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta (Y)


Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,269. Nilai
sig lebih lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,269>0,05,
maka H1 ditolak dan Ho diterima. Variabel X1 mempunyai thitung yakni
1,137 dengan ttabel= 1,980807. Jadi thitung<ttabel dapat disimpulkan bahwa
variabel X1 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif
menunjukkan bahwa X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y.
Jadi dapat disimpulkan Iradiansi tidak berpengaruh signifikan terhadap
risiko Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta.
2. Konsentrasi CO2 Ambien (X2) terhadap Laju fotosintesi 104 Larrea

7
tridenta (Y)
Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,019. Nilai
sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,019<0,05, maka
H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel X2 mempunyai thitung yakni 2,546
dengan ttabel=1,980807. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa
variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif
menunjukkan bahwa X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y.
Jadi dapat disimpulkan Konsentrasi CO2 Ambien memiliki pengaruh
signifikan terhadap Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta.
3. 10^6/X1 (X3) terhadap Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta (Y)
Terlihat nilai sig untuk 10^6/X1 adalah 0,059. Nilai sig lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,059>0,05, maka H1 ditolak dan Ho
diterima. Variabel X3 mempunyai thitung yakni 2,002 dengan
ttabel=1,980807. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X3
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan bahwa
X3 mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y. Jadi dapat
disimpulkan 10^6/X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko
Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta.
4. Resistansi daun terhadap uap air (X4) terhadap Laju fotosintesi 104
Larrea tridenta (Y)
Terlihat nilai sig pada Resistansi daun terhadap uap air adalah 0,165.
Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,165>0,05,
maka H1 ditolak dan Ho diterima. Variabel X4 mempunyai thitung yakni
1,442 dengan ttabel=1,980807. Jadi thitung<ttabel dapat disimpulkan bahwa
variabel X4 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif
menunjukkan bahwa Resistansi daun terhadap uap air mempunyai
hubungan yang searah dengan Beta. Jadi dapat disimpulkan Resistansi
daun terhadap uap air tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko
Laju fotosintesi 104 Larrea tridenta.

Anda mungkin juga menyukai