RENCANA PROYEK
Yang Dibina Oleh Dr. Sueb, M.Kes., dan Bagus Priambodo S.Si., M.Si
Disusun oleh:
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2020
Implementasi Prinsip Pengembangan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan : Teknik
Biopori Sebagai Cara Efektif Mengurangi Limbah Organik
di Desa Junrejo, Batu
I. Pendahuluan
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang semakin besar dan
meningkatnya standar gaya hidup menyebabkan aktifitas penduduk dan perkemban
gan kota menjadi semakin pesat. Hal ini berdampak pula pada meningkatnya
jumlah sampah yang dihasilkan [1]. Peningkatan jumlah sampah terjadi seiring der
et ukur sedangkan ketersedian lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah me
ngikuti deret hitung. Hal ini mengakibatkan lahan TPA memiliki umur yang pende
k karena tidak mampu lagi menampung sampah yang ada. Rendahnya teknologi ya
ng dimiliki dan lemahnya infrastruktur menimbulkan permasalahan sampah yang c
ukup rumit terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah selaku st
akeholder mempunyai kewajiban untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah ya
ng efektif dalam mengatasi permasalahan sampah. Selain itu, peran serta masyarak
at juga diharapkan dapat membantu mengatasi masalah tersebut karena kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap masalah akibat keberadaan sampah mempunyai and
il besar dalam memperburuk tata kelola sampah.[2]
Pengelolaan sampah dengan menggunakan 3R sangat cocok diterapkan di
negara berkembang seperti Indonesia. Namun, kenyataannya penerapan 3R dalam
kehidupan sehari-hari masih jauh dari yang diharapkan. Prinsip Reduce, Reuse, Rec
ycle (3R) yang menjadi ujung tombak dalam menangani sampah di lingkungan mas
yarakat seakan hanya slogan yang tidak mengena.[2] Maka dari itu diperlukan
adanya pengelolaan sampah yang efektif dan juga ramah lingkungan. Untuk itu
solusi yang coba kami tawarkan adalah dengan penerapan teknologi biopori.
Biopori secara harfiah merupakan lubang di dalam tanah yang dibuat oleh
jasad biologi tanah. Biopori ini akan dapat mengurangi jumlah sampah (organik)
dengan mengubahnya ke bentuk kompos. Selain itu lubang biopori juga bisa
digunakan sebagai resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air
dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Lubang Resapan Biopori
(LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan
diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau dalam kasus tanah dengan
permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lubang diisi dengan sampah organik. Sampah berfungsi menghidupkan
mikroorganisme tanah, seperti cacing tanah. Cacing ini nantinya bertugas
membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori). [3] Menurut
Widyastuti (2013), menyatakan bahwa dibandingkan dengan pori makro di antara
agregat tanah, biopori bersifat lebih mantap karena diperkuat oleh senyawa
organik.[4]
Hal ini diharapkan dapat menjadi sarana pendekatan kepada masyarakat
tentang pentingnya pengembangan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Selain itu,
pada biopori sampah yang telah ditimbun dapat digunakan kembali sebagai kompos
hal ini dapat menduung dari upaya mengurangi sampah. Pendapat ini diperkuat
dengan pendapat Maharani, dkk (2007),[5] penggunaan kembali, minimalisasi, dan d
aur ulang sampah adalah hal yang sangat perlu dilakukan untuk mengurangi timbulan
sampah yang membebani TPA dan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan sebuah
fakta bahwa menurut konsep daur ulang dan pengomposan sampah ini mampu mere
duksi timbulan sampah yang terangkut ke TPS/TPA di Kelurahan Kebonmanis, Cilac
ap sebesar 75%, yaitu dari 23,638 m3/hari menjadi 5,821 m3/hari [6].
Sehingga tujuan kami melakukan penelitian ini adalah untuk mengurangi
masalah limbah sampah serta menambah daerah resapan air menggunakan teknologi
biopori. Dengan biopori sampah akan diubah menjadi kompos yang subur serta air
yang tadinya menggenang akan dapat meresap ke tanah. Dengan hal tersebut kami
juga telah menerapkan prinsip pengembangan berkelanjutan berwawasan lingkungan,
karena alat ini tidak hanya berguna pada saat itu saja, namun dapat digunakan untuk
masa yang mendatang.
[5]. Maharani, E.S., dkk. (2007). Karakteristik Sampah dan Persepsi Masyarakat Terhad
ap Pengelolaan Sampah di Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur. Ecotropic, Vol. 2, No. 1, hal. 1-http://ejournal.unud.ac.i
d/abstrak/sinta%20enggar%20maharani(1).pdf diakses 07 Februari 2020.
[6] Ika, Dian. (2010). Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste di Kelurahan Kebonm
anis Cilacap. http://eprints.undip.ac.id/4972/ diakses tanggal 07 Februari 2020.
TABEL JABARAN VARIABEL
(Harap dilampirkan di belakang Daftar Rujukan di Makalah Projek dan Makalah Praktikum
Kelompok)
No. Variabel Definisi Op Subvariabel Indikator Skala Variabel (pilih Alat Lab atau
erasional Va salah satu: rasio, inte Instrumen unt
riabel rval, ordinal, nomina uk mendeteksi
l) /mengidentifik
asi
1. Berat Banyaknya Jumlah Rasio
Kompos kompos sampah
yang Organik
dihasilkan