OLEH : NAMA : ALFAN EFENDI NIM : 200104004 SEMESTER/KELAS : V/ (VII C)
PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2022 SOAL UTS
1. Menurut saudara mengapa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya ama
(perairan) yang melimpah, dan apakah kekayaan tersebut sudah dikelola dengan baik? Jelaskan jawaban saudara! 2. Tuliskan atau gambarkan bagian morfologi kerang Mutiara, deskripsikan bagaiamana kembang Mutiara berkembang biak dan bagaimana kerang Mutiara menghasilkan Mutiara? 3. Bagaimana cara pelaku usaha Mutiara dalam menyediakan benih mutiara yang digunakan dalam proses budidaya sehingga menghasilkan Mutiara? 4. Deskripsikan perbedaan proses antara menghasilkan Mutiara alami dengan buatan?
JAWABAN
1. * Karena Secara geografis Indonesia membentang dari 60 LU sampai 110
LS dan 920 sampai 1420 BT, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau. Tiga perempat wilayahnya adalah laut (5,9 juta km2), dengan panjang garis pantai 95.161 km, terpanjang kedua setelah Kanada. Posisi geografis kepulauan Indonesia sangat strategis karena merupakan pusat lalu lintas maritim antar benua. Indonesia juga memiliki kedaulatan terhadap laut wilayahnya meliputi; perairan pedalaman, perairan nusantara, dan laut teritorial (sepanjang 12 mil dari garis dasar). Disamping itu ada juga zona tambahan Indonesia, yang memiliki hak-hak berdaulat dan kewenangan tertentu. Selain itu, ada juga Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) sejauh 200 mil dari garis pangkal, dimana Indonesia mempunyai hak-hak berdaulat atas kekayaan alam (perikanan), kewenangan untuk memelihara lingkungan laut, mengatur dan mengizinkan penelitian ilmiah kelautan, pemberian ijin pembangunan pulaupulau buatan, Potensi budidaya laut, terdiri dari potensi budidaya ikan (kakap, kerapu, gobia); udang, moluska (kerang-kerangan, mutiara, teripang); dan rumput laut, potensi luasan budidayanya sebesar 2 juta ha (20% dari total potensi lahan perairan pesisir dan laut berjarak 5 km dari garis pantai) dengan volume 46,73 juta ton per tahun. Sedangkan potensi budidaya payau (tambak) mencapai 913.000 ha. Untuk potensi bioteknologi kelautan masih besar peluangnya untuk dikembangkan, seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, dan benih ikan dan udang. * Sebagai Negara yang dikenal dengan Negara Maritim yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia dinilai belum memanfaatkan kekayaan lautnya secara optimal. Faktor penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya kelautan di Indonesia, antara lain sebagai berikut: Kebijakan pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah belum kuat dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Masih tingginya pencurian ikan (illegal fishing) oleh negara lain yang menyebabkan kerugian. Serta Masyarakat Indonesia pada dasarnya belum memiliki kesadaran akan pentingnya potensi laut karena minimnya kesadaran pemerintah akan hal tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah terlalu fokus dalam membangun infrastruktur darat dan melupakan pembangunan infrastruktur di laut. 2. - Gambar Morfologi Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) - Siklus Hidup dan Reproduksi Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Kerang mutiara mempunyai jenis kelamin terpisah, kecuali pada beberapa kasus tertentu ditemukan sejumlah individu yang hermaprodit. Perubahan kelamin (sex reversal) biasanya terjadi pada sejumlah individu setelah memijah atau pada stadia awal perkembangan gonad. Fenomena sex reversal juga diamati pada kerang Pinctada maxima, hasilnya menunjukkan bahwa jenis kelamin kerang ternyata tidak tetap, sejumlah jantan berubah menjadi betina dan sebaliknya betina bisa menjadi jantan. Bentuk gonad kerang mutiara tebal-menggembung, pada kondisi matang penuh gonad menutupi seluruh organ dalam (perut, hati dan yang lain) kecuali bagian kaki. Secara eksternal sulit untuk membedakan antara gonad jantan dan betina, utamanya pada stadia awal, keduanya berwarna krem kekuningan. Tetapi setelah stadia matang penuh, gonad kerang P. maxima jantan berwarna putih krem, sedang yang betina berwarna kuning tua. Sedangkan gonad jantan P. fucata berwarna krem pucat keputihan dan betina berwarna krem kekuningan sampai kuning. Tingkat kematangan gonad kerang mutiara dikelompokkan menjadi lima stadia (deskripsi perkembangan gonad ini hanya didasarkan pada kerang betina) yaitu : Stadia I: Tahap tidak aktif/salin/ istirahat; Stadia II: Perkembangan/ pematangan; Stadia III: Matang (mature); Stadia IV: Matang penuh/memijah sebagian; Stadia V : Salin (spent). Pada stadia awal perkembangan gonad, kerang jantan dan betina menunjukkan perkembangan reproduksi yang sama, oleh karena itu pada stadia II dan III warna gonad krem pucat. Pada stadia gametogonesis yang lain, gonad jantan dan betina nampak sama jika diamati secara eksternal (Chellam 1987; CMFRI 1991; Winanto 2004). Pada berbagai kasus di lapangan, para praktisi (breeder) sering kali menggunakan induk stadia III dan IV untuk pemijahan. Spesifikasi induk betina stadia III adalah gonad tersebar merata hampir di seluruh jaringan organ, biasanya berwarna krem kekuningan. Sebagian besar oocyte berbentuk buah peer, dengan ukuran 68 x 50 μm, ukuran inti 25 μm. Sedangkan induk Stadia IV mempunyai ciri-ciri gonad menggembung, tersebar merata dan secara konsisten akan keluar dengan sendirinya atau jika ada sedikit trigger. Oocyte bebas dan terdapat di seluruh dinding kantong gonad. Hampir semua oocyte berbentuk bulat dan berinti, dengan ukuran rata-rata 51.7 μm. Informasi mengenai segala hal mengenai aspek biologi reproduksi kerang mutiara sangat dibutuhkan untuk pengembangan industri budidaya mutiara, khususnya pemahaman terhadap perkembangan gonad dan dinamika populasinya di alam. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan teknik pembenihan dan perbaikan teknik penempatan inti bulat di dalam gonad pada budidaya mutiara. Hasil pengamatan Winanto et al. (2002) terhadap stadia kematangan gonad dan musim pemijahan P. maxima di Teluk Hurun, Lampung dari tahun 1996-2002 menunjukkan, bahwa kematangan gonad terjadi setiap bulan, namun stadia kematangan gonad penuh (TKG IV) hanya terjadi pada bulan Maret, Mei dan Agustus sampai Nopember. Gonad dalam masa istirahat (resting phase) terjadi pada bulan Desember, stadia I dan II terjadi hampir sepanjang tahun. Selama tujuh tahun pengamatan, dicatat stadia perkembangan gonad tertinggi hanya sampai TKG II terutama pada bulan April dan Juni. Sedangkan TKG III terjadi pada bulan Januari-Maret dan Juli-Desember. Beberapa jenis kerang mutiara dapat dijumpai matang gonad sepanjang tahun. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa musim pemijahan Pinctada spp terjadi setiap bulan sepanjang tahun. Musim puncak kematangan gonad identik dengan musim puncak pemijahan. Pada musim tertentu, induk kerang di alam yang telah dewasa akan bertelur. Telur-telur tersebut kemudian akan dibuahi oleh sel kelamin jantan (sperma) dan pembuahan terjadi secara eksternal di dalam air. Telur yang telah dibuahi akan mengalami perubahan bentuk, mula-mula terjadi penonjolan polar, lalu membentuk polar lobe II yang merupakan awal proses pembuahan. - Mutiara alami terbentuk dimulai dengan masuknya benda asing (misalnya butiran pasir) ke dalam tubuh kerang. Untuk menghindari iritasi dari benda asing tadi, kerang mengeluarkan bahan mineral yang disebut nacre. Nacre tersebut melapisi benda asing tadi sedikit demi sedikit hingga lama kelamaan terbentuklah mutiara. 3. kegiatan budidaya kerang mutiara memiliki tiga komponen utama yang harus diperhatikan, yaitu pemijahan induk, perawatan larva, pembesaran anakan dan produksi mutiara. Budidaya ini paling cepat membutuhkan waktu sekitar 34 bulan untuk dapat memperoleh mutiara dari mulai proses pemijahan. a) Pemijahan induk Pemijahan induk dan perawatan larva dilakukan di laboratorium selama 40-50 hari. Dalam masa ini, induk kerang mutiara yang telah matang gonad (kelenjar reproduksi), akan diberi rangsangan desikasi, yaitu dengan cara dikeluarkan dari air selama beberapa jam. Selanjutnya, induk kerang dimasukkan ke dalam bak pemijahan yang telah diisi air laut tersaring setelah perangsangan. Jika perangsangan berhasil, induk akan memijah pada malam hari sehingga air akan menjadi keruh. Nah, induk kerang yang telah berhasil memijah ini harus segera dikeluarkan dari bak. Hal ini sangat perlu dilakukan agar telur yang telah dikeluarkan oleh induknya tidak dimakan. b) Perawatan larva Kegiatan selanjutnya setelah pemijahan induk selesai dilakukan, maka larva atau sel telur yang telah dikeluarkan itu butuh perawatan yang intensif. Sebagai informasi, sel telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi trochophore yang bersifat planktonik. "Larva selanjutnya berkembang menjadi veliger serta sudah memiliki cangkang," tulis LIPI. Larva ini akan mengalami meta morfosis menjadi benih kerang atau disebut spat yang bersifat bentik. Lantas, spat akan menempel pada substrat dengan benang bysussnya pada umur 40-50 hari. Kemudian, petani bertugas memberikan lembar kolektor pada bak pemeliharaan larva sebagai tempat menempelnya spat itu. c) Pembesaran anakan Langkah budidaya kerang mutiara berikutnya adalah pembesaran anakan. Pembesaran anakan ini dilakukan di laut selama 16 sampai 20 bulan. Lembar kolektor yang telah ditempeli oleh anakan kerang mutiara, dimasukkan ke dalam pocket pembesaran untuk diletakkan di long line pada kedalaman 10-20 meter. Untuk diketahui, pocket pembesaran berupa kantung dengan rangka persegi panjang yang terbuat dari logam. Pocket ini selanjutnya dibungkus dengan waring yang lebih halus. Pocket secara periodik yaitu sekitar 2-3 bulan sekali harus dibersihkan serta dilakukan pengurangan kepadatannya. "Pengurangan kepadatan dilakukan untuk mengurangi kompeteisi pakan antar sesama anakan". Sementara itu, pembersihan yang dilakukan itu sangat penting untuk melepaskan organisme penempel, seperti sponge, tunicate, dan alga. Sehingga, setelah pembersihan dilakukan, sirkulasi air yang membawa plankton dan oksigen dapat masuk ke dalam pocket, sebagai sumber pangan bagi kerang mutiara tersebut. 4. Proses terbentuknya mutiara pada kerang secara alami yaitu dengan masuknya benda-benda asing ke dalam kerang yang menghasilkan mutiara, sedangkan secara buatan yaitu dengan menyisipkan nukleus dan sedikit mantel ke dalam kerang. - Proses Pembentukan Mutiara Secara Alami Masuknya partikel atau benda padat kedalam rongga mantel kerang dan terperangkap didalamnya. Benda padat yang terperangkap tersebut tidak bisa dikeluarkan oleh kerang sehingga benda tersebut dibungkus oleh epitelium kerang dan nakre sehingga terbentuklah mutiara. Semakin banyak pertikel yang masuk maka mutiara akan bertambah besar. Kualitas nakre akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan mutiara secara alami sangat lama hingga bertahun-tahun. - Pembentukan mutiara secara rekayasa Dengan cara menyisipkan nukleus dengan sedikit irisan mantel dari kerang lain sebagai donor yang disebut saibo. Saibo dan inti nukleus dimasukkan melalui irisan kecil yang dibuat pada dinding gonad. Irisan pada dinding mantel ini bertujuan agar terbentuk kantung mutiara yang nantinya akan memproduksi nakre. Namun sebelum menyisipkannya, mutiara harus dilemahkan terlebih dahulu selama beberapa minggu agar proses ini berjalan dengan mudah.