PENDAHULUAN
Udang windu merupakan salah satu jenis udang yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi dan merupakan komoditas ekspor andalan pemerintah. Konsekuensi
dari peningkatan tersebut adalah semakin tingginya kebutuhan benur yang berkualitas
baik.
Dalam usaha perikanan untuk memenuhi pasar dunia akan ketersediaan udang
pemanenan hingga pemasaran larva udang windu. Salah satu usaha yang menentukan
adalah usaha yang menyediakan benih yang berkualitas baik untuk dibesarkan dan
memberikan harapan untuk dikembangkan sekaligus peluang kerja yang lebih luas. Hal
ini tidak saja disebabkan oleh teknologi yang dikuasai sepenuhnya, akan tetapi bagian-
Unit usaha pembenihan yang ada harus melakukan pembenahan agar dapat
memenuhi standar kualitas akan kebutuhan bagi para petani tambak. Untuk menjadi
tenaga kerja yang berkualitas siswa SMK SUPM Kalbar melakukan praktik kerja
lapang di unit usaha perikanan milik pemerintah maupun swasta. Siswa PKL yang
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kami mengambil judul “Teknik Pembenihan Udang Windu ”ini adalah
1
1. Untuk menerapkan teori yang diberikan disekolah dengan ilmu yang didapatkan di
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Teknik
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Family : Penaeidae
Genus : Penaeus
a. Bagian Cephalothorax
Bagian Cephalotorax dari udang windu dilindungi oleh kulit chitin yang tebal dan
Pada bagian kepala, udang windu memiliki cucuk kepala atau rostrum, rostrum dari
udang windu mempunyai rumus 7/3 yang artinya gigi pada bagian atas cucuk
kepala ada 7 buah dan di bawah ada 3 buah, untuk bagian lainnya
dari Cephalotorax sebagai berikut,
3
3. Sepasang antena.
7. Lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga
Pada bagian abdomen atau perut udang windu memiliki ciri warna berloreng-
loreng besar melintang berwarna hijau kebiru-biruan, jika hidup dialam liar memiliki
warna agak kehitaman dengan kulit relatif keras dan tebal. Morfologis lainnya yang
terletak pada bagian diantaranya dua ruas ekor dan alat kelamin.
Udang Windu biasa hidup di perairan pantai yang berlumpur atau berpasir.
Berasal dari perairan laut antara Afrika Selatan dan Jepang, dan antara Pakistan Barat
sampai Australia Bagian Utara. Udang Windu (Penaeus monodon) dalam bahasa
daerah udang ini dinamakan juga sebagai udang pancet, udang bago, udang lotong,
liling, udang baratan, udang palaspas, udang tepus, dan udang userwedi. Dalam dunia
perdagangan dikenal dengan nama ”tiger prawn” atau ”jumbo tiger prawn” (Suyanto
Udang windu bersifat bentik, dan menyukai dasar perairan yang lembut, biasanya
terdiri dari campuran lumpur dan pasir. Udang windu lebih suka bersembunyi di rumpon
dan membenamkan diri dalam lumpur pada saat moulting, hal ini dilakukan udang untuk
4
kemudian larva yang menetas bergerak ke daerah muara. Semakin dewasa udang akan
Udang windu bersifat bentik, dan menyukai dasar perairan yang lembut, biasanya
terdiri dari campuran lumpur dan pasir. Udang windu lebih suka bersembunyi di rumpon
dan membenamkan diri dalam lumpur pada saat moulting, hal ini dilakukan udang untuk
kemudian larva yang menetas bergerak ke daerah muara. Semakin dewasa udang akan
Udang windu tersebar di sebagian besar daerah Indo-Pasifik Barat, Afrika Selatan,
Tanzania, Kenya, Somalia, Madagaskar, Saudi Arabia, Oman, Pakistan, India, Bangladesh,
Udang windu tersebar di sebagian besar daerah Indo-Pasifik Barat, Afrika Selatan,
Tanzania, Kenya, Somalia, Madagaskar, Saudi Arabia, Oman, Pakistan, India, Bangladesh,
umurnya. Pada stadia nauphilus belum mengambil makanan dari luar, masih
memanfaatkan makanan cadangan makanan berupa kuning telur. Stadia Zoea mulai
Balanus]. Setelah mencapai stadia post larva sampai juvenil disamping makanan
tersebut di atas, mereka juga makan benthos, moluska kecil [anak tiram, anak tritip],
crustacea kecil [larvaa udang-udangan, anak kepiting], cacing annelida, detritus [sisa-
sisa hewan dan tetumbuhan yang sedang membusuk]. Udang dewasa suka memakan
5
daging moluska [kerang, tiram, siput], cacing polychaeta, crustacea [udang-udangan],
anak insekta [chironomus] dan lain-lain. Di dalam perut udang juga sering ditemukan
lumpur dan pasir yang secara tidak sengaja termakan.Nutrisi yang harus ada pada ikan
kalori yang diperlukan oleh ikan berasal dari protein bahan ini berfungsi untuk
membangun otot sel-sel dan jaringan tubuh, terutama bagi ikan-ikan muda kebutuhan
ukuran panjang atau bobot dari suatu organisme selama kurun waktu tertentu
dianggap sebagai hasil dari suatu proses metabolisme pakan yang diahkiri dengan
penyusutan unsur-unsur tubuh. Tidak semua pakan yang dimakan oleh ikan digunakan
6
2.6 Tingkat Kematangan Gonat
induk udang windu (P. monodonFab.) selama penelitian dan hasil tersaji pada Tabel
4 dan Gambar 1menunjukkan nilai rata-rata pada masing-masing perlakuan dari yang
paling cepat yaitu perlakuan C Cumi-cumi 30%, cacing laut 35% dan tiram 30 %
selama 5 –6 hari dan paling lama pada perlakuan D Cumi-cumi 40%, cacing laut
induk jantan dan betina sudah dalam masa matang gonad. Kondisi tersebut
memungkinkan udang betina mengalami pematangan sel telur dan siap untuk dibuahi
Dengan begitu, petambak harus jeli dan bisa mengenali tanda-tanda indukan
udang yang sudah mengalami pematangan gonad. Tingkat kematangan telur diukur
Ovari berwarna hijau, semakin matang ovari makan semakin gelap warnanya
serta akan terlihat melebar dan berkembang ke arah kepala. Berikut ini tanda-tanda dari
7
TKG I (Early Maturing Stage): Garis ovari akan terlihat berwarna hijau kehitaman
yang kemudian membesar. Pada akhir fase TKG 1, akan terlihat jelas garis lurus
yang tebal.
TKG II (Late Maturing Stage): Warna ovari akan terlihat semakin jelas dan
semakin tebal. Pada akhir fase TKG II, ovarium akan membentuk gelembung pada
TKG III (The Mature Stage): Pada fase ini akan terbentuk beberapa gelembung
Gelembung pada ruas pertama akan membentuk cabang ke kiri dan kanan yang
terlihat menyerupai bulan sabit. Fase ini merupakan fase terakhir sebelum udang
melepaskan telurnya.
TKG IV (Spent Recovering Stage): Pada fase ini ovarium akan terlihat pucat, hal
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan gonad pada induk
udang betina ialah jika udang telah memasuki fase TKG III. Sementara untuk udang
jantan, kematangan gonad bisa dilihat dari perkembangan petasma yang sempurna dan
perkembangan telur udang. Untuk mengamati perkembangan telur udang dapat dilakukan
Angkat induk betina, kemudian arahkan bagian bawah badan udang ke sinar.
Bisa juga dengan menyinari bagian tubuh udang dengan lampu kedap air, sehingga
kegiatan tersebut bisa dilakukan di dalam bak atau tanpa harus mengeluarkan
induk.
8
BAB III
GAMBARAN UMUM
UPT PBAPL terletak di Desa Teluk Mak jantu , Teluk Karang, Kelurahan
yang berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan dengan lokasi seluas 6.5 hektar.
Lokasi UPT PBAPL yang berdekatan dengan sungai sedau menyebabkan salinitas
Sektor yang memiliki peran besar baik dalam penyerpan tenaga kerja
maupun perekonomian adalah sektor kelautan dimana masyarakatdi kawasan ini rata-
UPT PBAPL didirikan pada tahun 2003 di atas lahan seluas 4.5 hektar yang
terletak di desa sedau, Teluk Karang Kecamatan Singkawang Selatan, yang berhadapan
UPT PBAPL mulai beroperasi pada tahun 2006, setelah 4 tahun pembangunan
fisik, kegiatan operasional meliputi pendederan ikan kerapu pada tahun 2006 dan 2007,
pembenihanidang galah pada tahun 2008 dan sempat terhenti dan kembali
dikembangkan lagi pada tahun 2011 hingga sekarang pendederan udang vaname dan
Udang Windu.
Singkawang Kalimantan Barat, secara geografis berada di desa teluk karang, kelurahan
9
lokasi dengan Kota Singkawang adalah 15 Km sedangkan dengan jarak dengan Kota
Sumber air yang ada di Lahan UPT PBAPL Praktek berasal dari air Gunung dan
air laut yang berada di sekitar Dengan salinitas 29 – 34 ppt dan oksigen terlarut 5,6
ppm.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanggal 4 Juli 2022 sampai 31 Oktober 2022 yang berkolasi di Lahan UPT PBAPL,
11
Jumat 22 Juli -
10 Penyikatan Bak Bak A3
24
Senin 25 Juli –
Pemberian pakan Ikan nila
11 3 Agustus Bak A1
salin 3x Sehari
2022
Kamis 4 Udang windu datang dari
12 Heatcry
Agustus 2022 aceh
Kamis 18 Bak A2
22 Persiapan bak untuk novli
Agustus 2022
Jumat 26
25 Induk udang datang Kantor/Heatcry
Agustus 2022
Senin 29-31
26 Menyikat bak Bak A3
agustus 2022
Menyikat bak
Kamis 1 – 10 Bak A1
Memasang aerasi
27 September Lep Pakan
Pemberian pakan
2022
Mengolah pakan
Pemberian pakan Bak B3
Senin 12- 22 Panen Lep Pakan
28
September Pengolahan pakan alami Area Heatcry
Senitasi lingkungan Bak C1
UPT PBAPL mempunyai struktur organisasi berbentuk lini (line), dimana kekuasaan
13
3.4. Alur Proses Budidaya/Teknik Budidaya Udang Windu
sebagai berikut:
karena akan menentukan mutu benur yang dihasilkan. Induk udang yang terbaik
adalah induk Udang Windu yang ditangkap di laut. Induk yang ditangkap
merupakan induk betina yang matang telur dan induk jantan yang gonadnya dapat
berkembang secara sempurna. Induk yang didatangkan di seleksi secara fisik dan
juga mengalami seleksi secara acak yang kemudian diambil sebagai speciment
untuk dilakukan uji PCR (Polimerase Chain Reaction). Uji PCR lebih baik
dilakukan pada tiap ekor induk agar dapat diketahui induk yang membawa penyakit
dapat langsung diambil. Uji PCR ini dilakukan jauh dari lokasi sehingga dilakukan
seleksi secara acak terhadap induk yang akan mengalami uji PCR.Induk Udang
Windu UPT PBAPL didatangkan langsung dari perairan Aceh , induk yang di
Jantan = 10
Betina = 20
14
Gambar 6. Induk udang windu dari Aceh
dan memelihara induk udang yang memenuhi kriteria serta cara memelihara induk
udang, agar diperoleh hasil yang optimal, pada saat pemeliharaan induk udang ,
akan yang di berikan ialah pakan alami berupa plankton, daging , hati sapi cumi
cumi. Takaran pemeberian pakan pada induk udang ialah 2 kali sehari yaitu pagi
c. Persiapan Bak
15
Pembersihan bak ( pembersihan bak dilakukan dengan mencampurkan
kaporit dengan air kedalam suatu wadah dan di aduk secara merata, setelah kaporit
setalah itu air di kuras dan dengan menyikat dinding bak Selanjutnya dibilas
dengan air laut yang bersih kemudian didiamkan beberapa menit. Setelah agak
mengering, bak diisi dengan air laut bersih yang memiliki salinitas 29 ppt – 34 ppt
dan temperatur 28oC – 29oC. Jika temperatur dan salinitas sudah stabil, aerasi
d. Ablasi Mata
betina
1. karet
2. Serokan
3. Pengait mata .
2) Tarik dengan perlahan tangkai mata induk udang windu menggunakan pengait.
3) Ikat tangkai mata induk betina kanan/kiri dan lakukan secara perlahan agar
4) mata induk udang betina akan lepas sendiri dalam jangka waktu lepas tangkai
e. Pematangan Gonad
punggung ekornya. Induk yang sudah matang gonad dimasukan kedalam bak
penetasan.
f. Pemijahan
pemijahan ialah 2:1 dengan 20 Induk betina dan 10 induk jantan. pemilihan induk
yang sudah matang telur tinglat III. Seleksi induk dilakukan pada sore hari,
g. Penetasan Noufli
harus dicuci bersih seperti pada cara membersihkan bak pemijahan. Induk Udang
Windu yang sudah bertelur dapat diketahui melalui sisa-sisa jaringan berwarna
jaringan ini tercampur telur hasil pemijahan. Untuk mengambil telur hasil
pemijahan digunakan serok bermata 500 mikron. Telur hasil pemijahan harus
Selanjutnya, telur ditempatkan dalam waskom yang berisi air laut bersih. Semua
telur yang telah terkumpul dalam saringan dibilas dengan air laut yang bersih dan
segar. Setelah itu, telur dipindahkan ke bak penetasan yang telah disiapkan. Telur
yang baik akan menetas dalam waktu 10-12 jam sejak dipijahkan. Untuk
h. Persiapan Bak
suatu wadah dan di aduk secara merata, setelah kaporit merata kemudian di
campurkan kedalam bak pemijahan dan di tunggu 7 jam. setalah itu air di kuras
Panjang = 3.85 M
18
Lebar = 2.84 M
Tinggi = 1.3 M
Jumlah = 26 Bak
i. Penebaran Noufli
Ciri-ciri nauflius yang baik antara lain warna putih transparan, ukuran relatif
seragam, gerakan aktif responsif pada arah cahaya. Penebaran nauflius harus
berisi nauflius sampai rasa air nya sudah sama dengan yang ada didalam bak
pemeliharaan. Dalam penebaran noufli ukuran bak yang digunakan ialah ukuran
19
bak dengan panjang 3.85 m lebar 2.84 m dan Tinggi 1.3 m dengan padat tebar 533
Gambar. 12 Pendederan
j. Pemeliharaan Noufli
Bak pemeliharaan yang akan digunakan dibersihkan dan dibilas dengan klorin,
bersih yang sudah tersaring melalui sand filter. Selanjutnya, bak diisi air sampai
Dari hasil pengamatan selama pemeliharaan larva udang windu sampai stadia
PL-12, pemberian probiotik yang berbeda masing masing Alteromonas sp. dan
yang seragam, perkembangan anggota tubuh yang cukup sempurna, dan respons
(ecoclean) perlu diaplikasikan lagi dengan skala yang lebih besar (10 m3 ) untuk
20
Dalam perkembangan pertumbuhannya , larva udang windu mengalami
perubahan bentuk berkali kali atau bermetamorfosa dan ganti kulit. Stadia
metamorfosa dan ganti kulit berbeda beda setiap jenis udang akan tetapi pada garis
besarnya sama. Di bawah ini diuraikan tentang keadaan pada setiap stadia mulai
dari fase nauplius sampai post larva. Stadia naoplius terdiri dari 6 tingkatan .
Naoplius II : Pada ujung antena pertama terdapat sera ( rambut) yang satu
Naoplius III : Furcal dua buah mulai jelas terlihat masing – masing dengan tiga
Duri (spine) (1) tunas maxila dan maxili ped mulai tampak
Naoplius IV : Pada masing masing furcal terdapat 4 buah duri satu expoda pada
Naoplius V : Struktur tonjolan tumbuh pada pada tangkai maxilla, organ bagian
Stadia Naoplius berlangsung sekitar 35 jam pada P. japonicus dan berkisar antara
Stadia Zoea terdiri dari tiga tingkatan dengan tanda tanda sebagai berikut :
Zoea I : Badan pipih dan carapace mulai nyata , mata mulai tampak, maxilla
Zoea II : Mata bertangkai, pada carapace sudah terlihat retrum dan duri supraorbital
yang bercabang
Zoea III : Sepasang uropada yang biramus ( bercabang dua) mulai berkembang,
Setelah stadia zoea selesai maka stadia selanjutnya adalah mysis, stadia ini terdiri
Selanjutnya setelah mysis tingkat terakhiradalah post larva PL.1 yang umumnya
k. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dimulai dari stadium zoea atau setelah larva nauplius
berusia 6 hari (N6). Jenis makanan alami yang digunakan untuk satadium zoea
berupa plankton biasanya dari genus Skeletonema sp. Stadium zoea berlangsung 4
hari. Plankton diberikan pada saat larva sudah mencapai zoea pertama (Z1) sampai
zoea ketiga (Z3). Untuk stadium zoea , makanan yang diberikan berupa plankton
sebagai makanan alami. Pemberian makanan alami untuk zoea dilakukan 2 kali
sehari, yakni pada pukul 12.00 dan 20.00. Selain pakan alami, diberikan pula pakan
buatan yang diberikan 4 jam sekali. Setelah mencapai hari keempat, zoea biasanya
hampir seluruhnya telah berubah menjadi misis. Stadium misis selalu dicirikan
dengan posisi renang selalu terbalik. Stadium misis berlangsung mulai dari misis
pertama (M1) sampai misis ketiga (M3). Pakan alami yang diberikan berupa
Artemia sp. Artemia sp ini dikultur sendiri dari telur atau kista yang dibeli di toko
22
perikanan. Sementara itu, untuk pakan buatan yang diberikan sebaiknya berupa
Setelah melewati stadium nauplius, zoea dan misis pada hari ketujuh larva
udang sudah berubah menjadi stadium post larva. Stadium ini dicirikan dengan
bentuk tubuh yang lurus atau tidak berenang dengan kaki terbalik. Pakan alami
yang diberikan berupa Artemia sp 100 gr/hari. Pemberian pakan dilakukan pada
pukul 08.00 dan 20.00. Sementara itu makanan buatan diberikan sebanyak 2 gr/hari
dengan saringan makanan yang berukuran 200 mikron. Takaran pemberian pakan
alami berbagai stadium larva Udang Windu dapat dilihat pada Tabel 2.
23
Table 2. Takaran pemberian pakan Buatan
Dosis
Stadium Larva Volume air Dosis (PPM/hari)
(PPM/1`xPakan)
Misis pertama
9.5 5.0 0.6
(M1)
PL 1 10 6.5 0.8
PL 2 10 6.5 0.8
PL 3 10 7.0 0.9
PL 4 10 7.0 0.9
PL 5 10 7.5 0.9
PL 6 10 7.5 0.9
PL 7 10 8.0 1.0
PL 8 10 8.0 1.0
PL 9 10 9.0 1.1
PL 10 10 9.0 1.1
PL 11 10 10.0 1.3
PL 12 10 10.0 1.3
24
Tabel 3 Takaran Pemberian Pakan Fitoplankton
Estimasi media
Stadium Larva Volume air (Sel/ml/hari
plankton/hari(liter)
Misis pertama
9.5 40.000 1.500
(M1)
PL 1 10 30.000 600
PL 2 10 25.000 600
PL 3 10 25.000 600
PL 4 10 25.000 600
PL 5 10 25.000 600
PL 6 10 25.000 600
Jumlah 9600
25
Tabel 4 Takaran Pemberian Pakan Artemia
M-PL 10 10 100
PL 1 10 15 100
PL 2 10 20 150
PL 3 10 40 150
PL 4 10 50 200
PL 5 10 60 200
PL 6 10 60 200
PL 7 10 60 200
PL 8 10 60 200
PL 9 10 60 200
PL 10 10 60 200
PL 11 10 60 200
PL 12 10 60 200
Jumlah 2275
26
l. Manajemen Kualitas Air
menggunakan sistem tertutup dan selama pemeliharaan benih umumnya air media
pemeliharaan tidak diganti. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kualitas air
kehidupan larva. Air laut yang bersih dapat diperoleh melalui berberapa kali
penyaringan yaitu pertama disaring dengan ukuran 5-10 micron kedua melakukan
sendfilter ke empat melalui proses ozonisasi atau sinar ultraviolet dan yang terakhir
dengan saringan mesh size sebesar 1 micro. Sebelum napleus dimasukan dalam bak
sebanyak 5 ppm dan biarkan selama 12-24 jam. Air laut yang digunakan sebaiknya
PH : 7-8,5
27
Phosphat : 10-1100 ppm
Windu ada dua jenis penyakit berdasarkan objek yang diserang yaitu, penyakit
induk
Udang Windu serta penyakit pada telur dan larva Udang Windu.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun
cara yang dilakukan antara lain adalah perbaikan kualitas air, mengurangi
Oleh karena itu, pendekatan pengelolaan sistem pemeliharaan yang baik dan
penyakit.
28
n. Panen
Setelah semua tahap dilalui, maka PL telah siap dipanen. PL yang dipanen
adalah PL antara PL-11 dan PL-12, karena PL pada umur panen tersebut
diambil gayung plastik, dan ditempatkan dalam ember plastik yang diaerasi.
6. Sisa post larva diambil dengan cara menempatkan kantong plastik saringan
7. Kran pipa pembuangan pada bak pemeliharaan larva dibuka sehingga post
larva akan tertampung dalam saringan, kemudian secara bertahap post larva
Gambar. 15 Panen
29
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
berikut :
1. Pembenihan udang windu di lahan UPT PBAPL di lakukan dengan cara ablasi
5.2. Saran
Adapun saran dalam praktek kerja lapangan ini ialah sebagai berikut :
Saran yang dapat diberikan setelah mengikuti praktek kerja lapangan ini yaitu :
induk udang windu yang terdapat di lahan praktek kerja lapangan sebaiknya di beri pakan
tumbuhan sehingga induk jantan akan banyak menghasilkan sperma. Bak yang terdapat
induk udang windu di besarkan, karena jika tidak di besarkan induk ikan windu akan
30
DAFTAR PUSTAKA
Comb. Jr. G. F. 1992. The Vitamins Fundamental aspects in Nutrition and Health.
1 Academic Press, Inc., San diego, 528pp.
31