Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

ANATOMI DAN HISTOLOGI TUMBUHAN

NAMA : NUR AFIFAH ZHAFIRAH


NIM : H041181301
KELOMPOK : 3B
ASISTEN : NURINDAH RESKY

LABORATORIUM BOTANI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

ANATOMI DAN HISTOLOGI TUMBUHAH

Disusun dan diajukan oleh:

NUR AFIFAH ZHAFIRAH

H041 18 1301

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 11 November 2019

KOORDINATOR LAB: ASISTEN:

NURUL QALBI NURINDAH REZKY


NIP: NIM: H041 17 1009

2
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
I.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
I.2 Tujuan Percobaan.....................................................................................................5
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan..................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................11
METODE KERJA............................................................................................................11
III.1 Alat.......................................................................................................................11
III.2 Bahan...................................................................................................................11
III.3 Cara Kerja............................................................................................................12
III.3.1 Preparasi Sampel...........................................................................................12
III.3.2 Cara Membuat Preparat Melintang................................................................12
III.3.3 Cara Membuat Preparat Membujur...............................................................13
III.3.4 Cara Membuat Preparat Stomata...................................................................14
BAB IV............................................................................................................................15
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................15
IV.1 Hasil.....................................................................................................................15
IV.1.1 Sel dan Bagian – bagiannya..........................................................................15
IV.1.2 Epidermis dan derivatnya..............................................................................18
IV.1.3 Jaringan dasar, Jaringan Penguat dan Jaringan Pengangkut Pada Tumbuhan21
IV.1.4 Struktur Anatomi Batang (Caulis).................................................................22
IV.1.5 Struktur Anatomi Daun (Folium)..................................................................23
IV.1.6 Struktur Anatomi Bunga (Flos).....................................................................24
IV.1.7 Struktur Anatomi Buah dan Biji....................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam

semesta. Selain itu tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang,

dan akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan

klorofil untuk menjalani proses fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya

tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk manusia dan

hewan. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat

menghasilkan Oksigen (O2) dan mengubah Karbondioksida (CO2) yang

dihasilkan oleh manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan

oleh mahkluk hidup lain.

Begitu pentingnya peranan tumbuhan bagi kelangsunggan hidup dan juga

bumi ini. Karena tumbuhan merupakan produsen pertama pada rantai makanan,

selain itu juga memiliki peranan penting sebagai penghasil Oksigen (O2) terbesar

bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup di bumi serta menangani krisis

lingkungan. Oleh karena itu, mari tingkatkan penghijauan sehingga kita dapat

mengurangi dampak pencemaran udara,dalam hal ini mengurangi Karbondioksida

(CO2) atau polutan lainnya, mengurangi dampak dari efek rumah kaca, dan

gangguan iklim.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini anatomi dan

histologi tumbuhan ini, untuk lebih mendalami pengetahuan mengenai anatomi

yang ada pada tumbuhan serta mengetahui bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya

masing-masing.

4
I.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:

a. Mengenal bentuk-bentuk sel tumbuhan

b. Mengamati jaringan penyusun organ tumbuhan

c. Mengenal perbedaan bentuk dan susunan jaringan penyusun organ bagi

tumbuhan anggota monokotil dan dikotil,

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Waktu dan tempat percobaan adalah 20 September 2019 hingga 8 November

2019 dan bertempat di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan sama sepeti hewan, memiliki organ-organ yang tersusun atas

jaringan-jaringan yang berbeda, yang pada akhirnya terdiri atas berbagai tipe sel

yang berbeda. Jaringan (tissue) adalah sekelompok sel dengan fungsi atau struktur

yang sama. Organ terbentuk dari sejumlah tipe jaringan yang bersama-sama

melaksanakan fungsi tertentu. Ketiga organ dasar pada tumbuhan terdiri atas akar,

batang dan daun.

Akar (root) adalah organ multiseslular yang menambahkan tumbuhan

vaskular kedalam tanah, mengabsorpsi mineral dan air, dan seringkali menyimpan

karbohidrat. Batang (stem) adlaah organ yang terdiri dari sistem nodus (node)

yang berselang-seling, titik tempat daun melekat dan internodus (internode),

segmen batang di antara nodus-nodus. Beberapa tumbuhan mem iliki batang

dengan fungsi-fungsi tambahan seperti pada penyimpanan makanan dan

reproduksi aseksual. Daun (leaf) pada kebanyakan tumbuhan vaskular merupakam

organ fotosintetik utama, walaupun batang hijau juga melakukan fotosintesis

(Campbell)

Setiap organ tumbuhan memiliki jaringan dermis, vaskular dan dasar.

Masing-masing dari ketiga kategori ini membentuk sistem jaringan (tissue

system), yang merupakan sebuah unit fungsional untuk menghubungkan semua

organ tumbuhan. Sistem jarigan dermis (dermal tissue system) adalah lapisan

pelindung terluar yang terdapat pada tumbuhan. Pada tumbuhan tak berkayu,

sistem jaringan ini biasanya merupakan jaringan tunggal yang disebut epidermis

(Campbell).

6
Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya yang

menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat dihubungkan

dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan dengan

lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat membatasi

penguapan pada dinding terluar menjadikannya kompak dan keras, sehingga dapat

dianggap sebagai penyokong mekanis. Diantara sel-sel epidermis terdapat

derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika dan sel

gabus (Haryanti, 2010).

Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh dua sel

epidermis khusus yang disebut sel penutup. Sel yang mengelilingi sel penutup

tersebut dikenal dengan sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup

stomata sesuai dengan kebutuhan tumbuhan akan transpiasinya, sedangkan sel-sel

tetangga turut serta dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan

pergerakan sel-sel penutup (Haryanti, 2010).

Tipe stomata pada tumbuhan berdasarkan susunan sel epidermis yang

berdekatan dengan sel tetangga ada beberapa jenis, diantaranya adalah

(Haryanti, 2010):

1. Anomositik (Ranunculaceous) yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah

sel tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang lain dalam bentuk

maupun ukurannya.

2. Anisositik (Cruciferous) yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh 3 sel

tetangga yang ukurannya tidak sama.

3. Parasitik (Rubiaceous) yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan satu atau

lebih sel tetangga, sumbuh membujurnya sejajar dengan sel tetangga.

4. Diasitik (Cariophyllaceus) yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh dua sel

tetangga dengan dinding sel yang membentuk sudut siku-siku.

7
5. Aktinositik yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga yang

menyebar dalam radius.

Sistem jaringan vaskular (vascular tissue system) melaksanakan transpor

material jarak jauh antara sistem akar dan sistem tunas. Kedua tupe jaringan

vaskular adalah xilem dan floem. Xilem (xylem) mengantarkan air dn mineral

terlarut ke atas dari akar menuju ke tunas. Floem (phloem) mentransportasikan

gula yang merupakan produk fotosintesis, dari daun ke seluruh bagian

pertumbuhan seperti daun dan buah yasng sedang berkembang (Campbell).

Seperti semua organisme multiselular, tumbuhan dicirikan oleh diferensiasi

selular, yakni spesialisasi sel-sel dalam struktur dan fungsi. Diferensiasi selular

mungkin melibatkan perubahan-perubahan di dalam sitoplasma dan organel

selnyamaupun didalam dinding sel. Berfokus pada tipe utama sel tumbuhan sel

parenkim, sel kolenkim, sel sklerenkim, sel pengangkut air pada xilem dan sel

pengangkut gula pada floem.

Sel parenkim (pharenchyma cells) dewasa memiliki dinding primer yang

relatif tipis dan fleksibel dan sebagian besar tidak memiliki dinding sekunder. Saat

dewasa, sel-sel parenkim umumnya memiliki vakuola tengah yang besar. Diagram

sel tumbuhan yang khas seringkali menggambarkan sel parenkim karena

terpesialisasi secara truktural. Sel-sel parenkim melaksanakan sebagian besar

fungsi metabolik tumbuhan, yaitu menyintesis dan menyimpan berbagai produk

organik (campbell).

Sel-sel kolenkim (collenchyma cells) yang terkelompok didalam untaian

atau silinder membantu mendukung bagian-bagian tunas tumbuhan muda. Sel-sel

kolenkim memiliki dinding primer yang lebih tebal daripada sel-sel parenkim

walaupun dindingnya menebal secara tidak merata. Sel-sel kolenkim tidak

memiliki dinding sekunder dan tidak terdapat segmen pengeras lignin pada

8
dinding primernya. Oleh karena itu, sel-sel ini memberikan dukungan yang

fleksibel tanpa menghambat pertumbuha. Saat dewasa, sel-sel kolenkim hidup dan

bersifat fleksibel, memanjang bersama dengan batang dan daun yang didukungnya

(campbell).

Sel-sel skelerenkim (sclerenchyma cells) berfungsi sebagai unsur-unsur

pendukung pada tambuhan, serta dengan dinding sekunder tebal yang biasanya

diperkuat oleh lignin sehingga sel sklerenkim lebih kaku daripada sel-sel

kolenkim. Sel-sel skelerenkim sangat terspesialisasi sebagai pendukung sehingga

kebanyakan sel tersebut mati saaat dewasa secara fungsional.

Sel xilem (xylem) adalah sel-sel panjang yang berbentuk pipa yang mati saat

dewasa secara fungsional. Tipe xilem terbagi atas trakeid (tracheid) dan unsur

pembuluh (vessel element). Trakeid ditemukan di dalam xilem hampir semua

tumbuhan vaskular. Selain trakeid, sebagian besar angiospermae, serta segelintir

gimnospermae dan tumbuhan tak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh. Ketika

isi selular yang hidup pada trakeid dan unsur pembuluh hancur, dinding-dinding

sel yang menebal akan tersisa, membentuk saluran tak hidup yang akan dialiri

oleh air. Dinding sekunder trakeid dan unsur pembuluh seringkali disela oleh

ceruk, yaitu bagian-bagian tipis tempat terdapatnya dinding-dinging primer saja.

Air dapat berimigrasi secara internal di antara sel-sel tetangga melalui ceruk.

Seiring pertumbuhan sekunder terus berlangsung selama bertahun-tahun, lapisan

xilem sekunder (kayu) berakumulasi, terutama terdiri dari trakeid, unsur

pembuluh dan serat. Dinding sel-sel xilem sekunder sangat terlignifikasi dan

menyebabkan kekerasan dan kekuatan kayu. Pada daerah beriklim sedang, kayu

yang terbentuk di awal musim semi, dikenal sebagai early wood, yang biasanya

terdiri dari sel-sel xilem sekunder dengan diameter yang relatif besar dan dinding

9
sel yang tipis. Struktur ini memaksimalkan pengangkutan air ke daun baru yang

sedang tumbuh (campbell)

Tidak seperti sel-sel pengangkut pada xylem, sel-sel pengangkut gula ada

floem (phloem) tetap hidup saat dewasa secara fungsional. Pada tumbuhan

vaskular tak berbiji dan gimnospermae, gula dan nutrien-nutrien organik yang lain

ditranspor melalui sel-sel panjang dan sempit yang disebut sebagai sel tapis (sieve

cell). Pada floem angiospermae, nutrien-nutrien ini ditranspor melalui pembuluh

tapis, yang terdiri dari rangkaian yang disebut unsur pembuluh tapis (sieve tube

element) atau anggota pembuluh tapis.

Organisasi jaringan pada batang dimulai dari epidermis yang menutupi

batang dari sistem jaringan dermis yang berkelanjutan. Pada sebagian besar

spesies dikotil, jaringan vaskular terdiri dari berkas vaskular yang tersusun dalam

suatu cincin. Xilem pada setiap berkas vaskular terletak disebelah empulur dan

floem pada setiap berkas terletak di sebelah korteks. Pada sebagian besar batang

monokotil, berkas vaskular tersebar di seluruh jaringan dasar bukan membentuk

cincin.

Organisasi jaringan pada daun terdiri atas jaringan dasar daun, yaitu wilayah

yang disebut mesofil (mesophyll), terjepit di antara lapisan epidermis atas dan

bawah. Mesofil terutama terdiri dari sel-sel parenkim yang terspesialisasi untuk

fotosintesis. Daun dari kebanyakan dikotil memiliki dua daerah yang berbeda,

diantaranya adalah mesofil palisade dan mesofil spons. Mesofil palisade terdiri

dari satu atau beberapa lapisan sel-sel parenkim memanjang di bagian paling atas

daun. Mesofil spons terletak di bawah mesofil palisade. Sel-sel parenkim ini

tersusun lebih longgar, dengan labirin rongga udara tempat karbondioksida CO2

dan oksigen O2 .

10
BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas preparat, gelas

penutup, mikroskop, pewarna kuku, silet dan tissue roll.

III.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah:

1. Hidrilla Hydrilla verticillata Hoyle.

2. Bawang merah Allium cepa L.

3. Kentang Solanum tuberosum L.

4. Beras Oryza sativa L.

5. Bayam Amaranthus sp.

6. Bunga pukul empat Mirabilis jalappa Linn.

7. Jarak Ricinus communis L.

8. Begonia Begonia sp.

9. Bayam duri Amaranthus spinasus

10. Waru Hibiscus tiliaceus L.

11. Nangka Artocarpus integra Merr.

12. Jagung Zea mays L.

13. Tomat Solanum tuberosum L.

14. Seledri Apium graviolens

15. Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L.

16. Ubi kayu Mannihot uttilisima Pohl.

17. Rumput teki Cyperus rotundus

11
18. Mengkudu Morinda citrifolia L.

19. Karet Ficus elastic

20. Kelapa Cocos nucifera

21. Kacang merah Phaseolus vulgaris

III.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dari percobaan ini terdiri dari beberapa langkah dimana

ada preparasi sampel untuk mendapatkan preparat dari beberapa contoh sampel,

cara pembuatan penampang melintang untuk melihat bagian-bagian dari sel, cara

membuat penampang membujur untuk melihat bagian-bagian sel dari atas, serta

cara membuat preparat stomata untuk mengamati bentuk-bentuk stomata yang ada

pada beberapa sampel.

III.3.1 Preparasi Sampel

Adapun cara preparasi beberapa sampel adalah:

1. Disiapkan objek gelas / gelas preparat, gelas penutup, pipet tetes ,tissue

roll, pinset dan silet.

2. Dibersihkan objek gelas dan gelas penutup dengan tissue.

3. Ditambahkan setetes air pada bagian tengah objek gelas (gunakan pipet

tetes).

4. Diambil sehelai daun hidrilla Hydrilla verticillata dan diletakkan di gelas

preparat. Ditutup gelas preparat dengan menggunakan gelas penutup, lalu

diamati dibawah mikroskop.

5. Diambil umbi kentang Solanum tuberosum L. yang telah dibersihkan.

Ditusuk ujung jarum preparat kedalam kentang beberapa kali dan

ditempelkan jarum tersebut pada gelas preparat yang telah ditetesi air.

Ditutup gelas preparat dan diamati dibawah mikroskop.

12
6. Diambil butiran beras Oryza sativa L., dibasahi sedikit dengan air dan

ditusuk dengan jarum atau dikeruk. Ditempelkan jarum preparat pada gelas

premarat yang telah ditetesi air. Gelas preparat ditutup dengan

menggunakan gelas penutup lalu diamati dibawah mikroskop.

III.3.2 Cara Membuat Preparat Melintang

Adapun cara membuat preparat melintang adalah:

1. Disiapkan objek gelas / gelas preparat, gelas penutup, pipet tetes, air,tissue

roll, pinset dan silet.

2. Dibersihkan objek gelas dan gelas penutup dengan tissue.

3. Ditambahkan setetes air pada bagian tengah objek gelas (gunakan pipet

tetes).

4. Diambil sampel yang akan diamati kemudian diiris melintang dengan tipis

menggunakan silet.

5. Diletakkan pada gelas preparat yang telah ditetesi air lalu ditutup dengan

gelas penutup.

6. Diamati dengan menggunakan mikroskop.

III.3.3 Cara Membuat Preparat Membujur

Adapun cara membuat preparat membujur adalah:

1. Disiapkan helaian sampel yang akan diamati.

2. Dibuatkan preparat penampang membujur pada permukaan daunnya

dengan cara dioleskan pewarna kuku.

3. Ditunggu hingga pewarna kuku mengering.

4. Ditutup dengan selotip dan ditarik secara perlahan-lahan.

5. Diletakkan pada gelas preparat yang telah ditetesi air.

6. Diamati dibawah mikroskop bagian-bagian dari sel yang dapat terlihat.

13
III.3.4 Cara Membuat Preparat Stomata

Adapun cara membuat preparat stomata adalah:

1. Disiapkan helaian sampel yang akan diamati.

2. Dibuatkan preparat penampang membujur pada permukaan daunnya

dengan cara dioleskan pewarna kuku.

3. Ditunggu hingga pewarna kuku mengering.

4. Ditutup dengan selotip dan ditarik secara perlahan-lahan.

5. Diletakkan pada gelas preparat yang telah ditetesi air.

6. Diamati dibawah mikroskop bagian-bagian dari sel yang dapat terlihat.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Sel dan Bagian – bagiannya

A. Sel Hidrilla Hydrilla verticillata

Keterangan:
1 1. Rambut - rambut
(Trikoma)
2
Y=95 2. Cairan sel
3 (Sitoplasma)
3. Inti sel (Nukleus)
4 4. Dinding sel (Cell
X=37 wall)

B. Sel Bawang Merah Allium cepa L.

Keterangan:
1 1. Cairan sel
(Sitoplasma)
2
Y= 90 2. Inti sel (Nukleus)
3 3. Dinding sel (Cell
wall)

X=35

C. Sel Kentang Solanum tuberrosum L.

Keterangan:
1 1. Lembar
perkembangan
2
Y= 98 (Lamella)
3 2. Titik pertumbuhan
(Hilus)
3. Butiran amilum
D. Sel Beras Oryza sativa L.
X=40 (Amioplas)

15

Y= 98
Keterangan:
1 1. Lembar
perkembangan
2
(Lamella)
3 2. Titik pertumbuhan
(Hilus)
3. Benda ergastik
(Aleuron)

E. Sel Bayam Amaranthus sp.

Keterangan:
1 1. Dinding sel (Cell
wall)
2
Y= 86 2. Benda ergastik
3 (Kristal Ca-Oksalat)
3. Cairan sel
(Sitoplasma)
X=37

F. Sel Bunga Pukul Empat Mirabilis jalappa Linn.

Keterangan:
1 1. Dinding sel (Cell
wall)
2
Y= 98 2. Cairan sel
3 (Sitoplasma)
3. Benda ergastik
(Kristal Ca-Oksalat)
X=44 4. Jaringan pengangkut
(Vaskular)

16
G. Sel Jarak Ricinus communis L.

Keterangan:
1 1. Dinding sel (Cell
wall)
2
Y= 76 2. Benda ergastik
3 (Kristal Ca-Oksalat)
3. Cairan sel
(Sitoplasma)
X=43

H. Sel Begonia Begonia sp.

1 Keterangan:
1. Jaringan pelindung
2 (Epidermis)
Y= 98 2. Jaringan dasar
3
(korteks)
4 3. Jaringan pengangkut
(Vaskular)
X=43 4. Empulur (Stele)

I. Sel Bayam duri Amaranthus spinasus

Keterangan:
1
1. Dinding sel (Cell
2 wall)
Y= 91 2. Cairan sel
3 (Sitoplasma)
3. Benda ergastik
4 (Kristal Ca-Oksalat)
X=43 4. Jaringan pengangkut
(Vaskular)

17
IV.1.2 Epidermis dan derivatnya

A. Sel Waru Hibiscus tiliaceus L. (Penampang membujur atas)


Keterangan:
1. Rambut - rambut
1
(Trikoma)
2 2. Lapisan terluar
Y= 90 (Epidermis)
3 3. Sel penjaga (Guard

4 cell)
4. Sel tetangga
X=43 5 (Subsidiary cell)
5. Celah (Porus)

B. Sel Waru Hibiscus tiliaceus L. (Penampang membujur bawah)


Keterangan:
1 1. Rambut - rambut
(Trikoma)
2 2. Lapisan terluar
Y= 87 3 (Epidermis)
3. Sel penjaga (Guard
4 cell)
4. Sel tetangga
X=44 5 (Subsidiary cell)
5. Celah (Porus)

C. Sel Waru Hibiscus tiliaceus L. (Penampang melintang)

Keterangan:
1 1. Rambut - rambut
(Trikoma)
2
Y= 89 2. Lapisan terluar
3 (Epidermis)
3. Jaringan pembuluh
4 (Vaskular)
X=34

18
D. Sel Nangka Artocarpus integra Merr. (Penampang membujur atas)

Keterangan:
1. Kutikula
1
Y= 98 (Senyawa lignin)
2 2. Lapisan terluar
(Epidermis)

X=45

E. Sel Nangka Artocarpus integra Merr. (Penampang membujur bawah)


Keterangan:
1. Celah daun
1 (Stomata)
2 2. Lapisan terluar
Y= 90 (Epidermis)
3 3. Sel penjaga (Guard
cell)
4 4. Sel tetangga
X=41 5 (Subsidiary cell)
5. Celah (Porus)

F. Sel Nangka Artocarpus integra Merr. (Penampang melintang)

Keterangan:
1 1. Lapisan terluar
(Epidermis)
2
Y= 92 2. Celah daun
3 (Stomata)
3. Berkas pengangkut
(Vaskular)
X=34

19
G. Sel Jagung Zea mays L. (penampang membujur atas)
Keterangan:
1 1. Celah daun
(Stomata)
2 2. Lapisan terluar
Y= 96 (Epidermis)
3
3. Sel penjaga (Guard
4 cell)
4. Sel tetangga
X=43 5 (Subsidiary cell)
5. Celah (Porus)

H. Sel Jagung Zea mays L. (penampang membujur bawah)


Keterangan:
1 1. Rambut - rambut
(Trikoma)
2 2. Lapisan terluar
Y= 97 (Epidermis)
3
3. Sel penjaga (Guard
4 cell)
4. Sel tetangga
X=32 5 (Subsidiary cell)
5. Celah (Porus)

I. Sel Jagung Zea mays L. (penampang melintang)

Keterangan:
1 1. Cairan sel
(Sitoplasma)
2
Y= 88 2. Celah daun
3 (Stomata)
3. Rambut-rambut
4 (Trikoma)
X=43 4. Dinding sel (Cell
walls)

20
IV.1.3 Jaringan dasar, Jaringan Penguat dan Jaringan Pengangkut Pada

Tumbuhan

A. Sel Tomat Solanum lycopersicum L.

Keterangan:
1 1. Jaringan pelindung
(Epidermis)
2
Y= 98 2. Jaringan pengangkut
3 (Vaskular)
3. Jaringan dasar
4 (Parenkim)
X=45 4. Jaringan penguat
(Kolenkim)

B. Sel Seledri Apium graviolens

Keterangan:
1 1. Jaringan pelindung
(Epidermis)
2
Y= 99 2. Jaringan pengangkut
3 (Vaskular)
3. Jaringan dasar
4 (Parenkim)
X=49 4. Jaringan penguat
(Kolenkim)

C. Sel Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L.

Keterangan:
1 1. Jaringan pelindung
(Epidermis)
2
Y=102 2. Jaringan pengangkut
3 (Vaskular)
3. Jaringan dasar
4 (Parenkim)
X=43 4. Jaringan penguat
(Sklerenkim)

21
D. Sel Ubi Kayu Mannihot uttilisima Pohl.

Keterangan:
1 1. Ruang kosong (Cell
Y= 95
space)
2
2. Dinding sel (Cell
wall)
X=35

IV.1.4 Struktur Anatomi Batang (Caulis)

A. Sel Jarak Ricinus communis L.

Keterangan:
1 1. Pembuluh kayu
(xilem)
2
Y= 98 2. Pembuluh tapis
3 (Floem)
3.Penyokong
4 (Kambium)
X=45 4. Jaringan terluar
(epidermis)

B. Sel Jagung Zea mays L.

Keterangan:
1 1. Pembuluh kayu
(xilem)
2 2. Pembuluh tapis
Y= 85
(Floem)
3 3.Penyokong
4 (Kambium)
4. Jaringan terluar
X=42 (epidermis)

22
C. Sel Rumput Teki Cyperus rotundus

Keterangan:
1
1. Pembuluh kayu
2 (xilem)
Y= 85 2. Pembuluh tapis
3 (Floem)
3. Jaringan terluar
(epidermis)
X=42

D. Sel Mengkudu Morinda citrifolia L.

Keterangan:
1 1. Pembuluh kayu
(xilem)
2
Y= 87 2. Pembuluh tapis
3 (Floem)
3. Penyokong
4 (Kambium)
X=41 4. Jaringan terluar
(epidermis)

IV.1.5 Struktur Anatomi Daun (Folium)

A. Sel Karet Ficus elastic Roxb.(Penampang membujur atas)

Keterangan:
1
1. Sel tetangga
2 (Subsidiary cell)
Y= 98 2. Sel penjaga (Guard
3 cell)
3. Celah (Porus)

X=45

23
B. Sel Karet Ficus elastic Roxb. (Penampang membujur bawah)

Keterangan:
1 1. Zat lilin (Kutikula)
Y= 75

X=32

C. Sel Karet Ficus elastic Roxb. (Penampang melintang)


Keterangan:
1. Jaringan pelindung
1 (Epidermis)
2. Jaringan palisade
2 (Parenkim tiang)
Y=
3. Jaringan spons
3
(Parenkim spons)
4 4. Jaringan pembuluh
(Vaskular)
X=
5. Saluran getah
(Sekretori)
IV.1.6 Struktur Anatomi Bunga (Flos)

A. Sel Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. (Mahkota melintang)

Keterangan:
1 1. Jaringan pelindung
(Epidermis)
2
Y= 2. Jaringan pengangkut
3 (Vaskular)
3. Jaringan dasar
4 (Korteks)
X=

24
B. Sel Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. (Mahkota membujur)

Keterangan:
Y= 95 1 1. Tonjolan epidermis
(Papila)
2 2. Cairan sel
(Sitoplasma)
X=43

C. Sel Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. (Kelopak melintang)

Keterangan:
1 1. Jaringan pelindung
(Epidermis)
2
Y= 2. Jaringan pengangkut
3 (Vaskular)
3. Jaringan dasar
4 (Parenkim)
X= 4. Rambut-rambut
(Trikoma)

IV.1.7 Struktur Anatomi Buah dan Biji

A. Sel Kelapa Cocos nucifera (Penampang melintang eksokarp)

Keterangan:
1 1. Jaringan pelindung
(Epidermis)
2
Y= 90 2. Jaringan penunjang
3 (Mekanik)
3. Jaringan dasar
(Parenkim)
X=43

25
B. Kelapa Cocos nucifera
Keterangan:
1. Kulit luar (Eksokarp)
1 2. Kulit tengah
2 (Mesokarp)
Y= 98 3. Kulit dalam
3 (Endokarp)
4. Cadangan makanan
4
(Endosperm)
X=43

C. Sel Kacang Merah Phaseolus vulgaris L. (Penampang melintang)

Keterangan:
1 1. Kulit lapisan luar
Y= 89 (Testa)
2 2. Kulit lapisan dalam
(Tegmen)

X=43

D. Kacang merah Phaseolus vulgaris L. (Potongan melintang biji)

Keterangan:
1 1. Keping biji
(Kotiledon)
Y= 98
2 2. Cadangan makanan
(Endosperm)

X=44

26
E. Kacang Merah Phaseolus vulgaris L.

Keterangan:
1 1. Kulit lapisan luar
Y= 95 (Testa)
2
2. Bakal akar
(Radikula)

X=45

27

Anda mungkin juga menyukai