DISUSUN OLEH :
NELSIANI THOMAS SARIRA
DOSEN PANGAMPUH:
Dr. Juhriah,M. Si
1
KATA PENGHANTAR
Segala puji kita panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena berkat atas karunianya kita
diberi Kesehatan lahir dan batin, selain dari pada itu kami ucapkan kepada dosen pengampu
mata kulia ini yang telah memberikan pengarahan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktunya.
Makalah ini memuat tentang “ anatomi tumbuhan”. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memahami materi tentang anatomi tumbuhan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh karenanya penyusun mohon untuk
kritik dan Saranya. Terimah kasih
2
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................... 1
KATA PENGHANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB 1. Latar belakang .............................................................................................. 5
Tumbuh tumbuhan dan perkembangan .......................................................... 5
Macam jaringan pada tumbuhan berpembuluh .............................................. 7
Jenis sel jaringan ............................................................................................ 8
BAB II. Struktuk dan komponen-komponen sel........................................................ 10
Sejarah sel .................................................................................................... 10
Struktur sel .................................................................................................. 10
Klasifikasi meristem .................................................................................... 12
Sitologi epical .............................................................................................. 12
Meristem interkalar ...................................................................................... 14
Meristem lateral ........................................................................................... 14
BAB III. Isi .............................................................................................................. 15
Akar ........................................................................................................... 15
Struktur akar ............................................................................................. 15
Macam-macam akar .................................................................................. 15
Struktur primer akar .................................................................................. 16
Perkembangan akar ................................................................................... 17
Susunan jaringan pada batang ................................................................... 18
Perkembangan batang................................................................................ 18
Pertumbuhan sekunder .............................................................................. 20
Modifikasi batang ...................................................................................... 20
Susunan jaringan pada daun ...................................................................... 21
Perkembangan daun .................................................................................. 21
Absisi daun ................................................................................................ 22
3
Struktur bunga, bagian bunga dan susunannya ......................................... 23
Perkembangan daun ................................................................................. 24
Tipe buah ................................................................................................... 25
Perkembangan buah .................................................................................. 25
Bagian biji ................................................................................................. 25
Perekebangan biji ...................................................................................... 25
Kulit biji .................................................................................................... 26
Jaringan Cadangan makanan ..................................................................... 26
BAB IV. Penutup ...................................................................................................... 27
Kesimpulan................................................................................................ 27
Saran .......................................................................................................... 27
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 28
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
anatomi ( berasal dari Bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong)
adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk
hidup termasuk tumbuhan. Anatomi tumbuhan adalah suati ilmu yang mempelajari struktur
adalam dari organ-organ tumbuhan dengan Teknik pemotongan organ-organ tersebut.
Anatomi tumbuhan ininbertujuan untuk mempelajari bagian-bagian dalam dari struktur organ-
organ tumbuhan termasuk kedalamnya adalah sel, yang merupakan unit dasar dari seluruh
organisme hiduo termasuk tumbuhan. Anatomi tumbuhan, sebagai suatu disiplin ilmu yang
terperinci, merupakan salah satu bagian botani yang tertua. Ilmu yang mempelajari tentang
anatomi tumbuhan dimulai kurang lebih pada abad ke tujuh belas, oleh dua orang yang bekerja
secara sendiri-sendiri yaitu marcello malpighi (1628-1694) dan nahemiah grew (1641-1712).
Pendekatan dalam mempelajari anatomi tumbuhan dewasa ini didasari pada seleksi alam.
Kini bidang fisiologi, biokimia dan genetika telah maju. Interaksi ketiga bidang ilmu ini dengan
anatomi memungkinkan penafsiran struktur anatomi tumbuhan yang lebih jelas. Anatomi
tumbuhan mula-mula membahas fungsi tumbuhan yang dinamis, disertai pemahaman
mengenai jenis sel dan jaringan bila diperlukan. Pembahasan fungsi tidak terlepas dari kajian
perkembangan tumbuhan kerena dalam perkembangan ini struktur yang belum, sedang dam
selesai terdiferensiasi amat berbeda. Perbedaan tersebut sering pula berkaitan dengan fungsi.
Pembagian tubuh tumbuhan menjadi sejumlah organ yang dibagi-bagi lagi menurut sel
dan jaringan penyusunnya merupakan cara yang mudah untuk mempelajarinya sebab
pembagian itu memperlihatkan spesialisasi struktur dan fungsi semua bagian tumbuhan.
Namun, kajian mengenai berbagai bagian itu hendaknya tidak mengaburkan kenyataan bahwa
tumbuhan adalah satu kesatuan yang utuh.
5
Tubuh tumbuhan terdiri dari sejumlah organ, yaitu akar, batang, dan daun, dan bunga. Bunga
terdiri dari bagian yang steril dan bagian yang fertile. Bagian-bagian bung aitu terdiri dari sepal
atau daun kelopak, petal atau mahkota, stamen ( benang sari), dan karpel ( daun buah).
Tumbuhan berpembuluh dimulai dari perkembangan zigot yang terdiri dari penggabungan
antara sel sperma dan sel telur. Zigot berkembang menjadi embrio dan akhirnya berkembang
menjadi sporophyt ( tumbuhan ) dewasa. Ketika embrio tumbuhan tersebut berkembang
menjadi tumbuhan dewasa terjadilah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel, dan
pengorganisasian sel menjadi jaringan dan system jaringan. Embrio tumbuhan berbiji memiliki
struktur yang relative lebih sederhana dibandingkan dengan tumbuhan dewasa. Sel- sel dan
jaringan pada embrio kurang terdiferensiasi. Selanjutnya embrio berkembang disebabkan
adanya jaringan meristem yang terletak di kedua ujung axis yang saling berlawanan arah, untuk
selanjutnya akan tumbuh masing-masing menjadi batang dan akar. Setelah biji berkecambah,
dan selama perkembangan batang dan akar, meristem apical muncul dan menyebabkan
terjadinya percabangan.
Pada meristem terjadi penambahan sel baru sedangkan sel lama berdiferensiasi menjadi
bagian baru pada batang maupun pada akar. Pertumbuhan ini dinamakan pertumbuhan primer.
Banyak tumbuhan menebalkan akar, batang dengan menambah jaringan pembuluh didalam
tubuhnya. Penebalan itu dihasilkan oleh cambium pembuluh dan disebut pertumbuhan
sekunder. Dengan demikian dikenal adanya xylem primer, xylem sekunder, floem primer,
floem sekunder. Sementara cambium pembuluh mengakibatkan bertambah lebarnya batang
dan akar dengan menambah jumlah xylem sekunder, pada bagian sumbu muda ( dekat ujung )
aktivitas meristem apeks juga terus berlangsung. Stadium reproduktif dari tumbuhan akan
muncul setelah stadium vegetative berkembang secara sempurna.
Setelah tumbuhan mencapai dewasa, terbentuklah bunga. Setelah polinasi terjadilah
pembuahan. Buah dibentuk dan menghasilkan biji sehingga daur hidup tumbuhan selesai. Ada
tumbuhan yang mati setelah menghasilkan biji disebut tumbuhan setahun atau annual, ada pula
yang tetap tumbuh bertahun-tahun disebut tanaman menahun atau parenial.
6
gambar 1.1 empat kelompok group tumbuhan ( johnson,2002)
7
ditemukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empelus, namun ada
korteks.
8
3. Parenkim
Sel parenkim membentyk jaringan senambung dalam korteks akar, batang dan mesofil
daun. Selain itu, parenkim terdapat sebagai jari-jari empelur. Pada korteks, empelur dan
daun, parenkim dibentuk secara primer. Pada jaringan pembuluh, parenkim dapat
bersifat primer atau sekunder, yaitu yang berasal dari cambium pembuluh. Sel parenkim
adalah sel hidup yang mampu tumbuh dan membelah. Bentuknya beragam, seringkali
bersegi banyak, namun dapat juga berupa Bintang. Dindingnya primer, namun dapat
pula sekunder. Fungsinya antara lain dalam fotisintesis, penyimpanan bahan, dan
penyembuhan luka. Parenkim juga menghasilkan struktur tambahan atau dapat pula
membentuk jaringan sekresi.
4. Kolenkim
Jaringan hidup, erat hubungannya dengan parenkim, dan terspesialisasi sebagai
penyokong dalam organ yang muda. Bentuk sel berkisar antara prisma hingga bentuk
memanjang. Dinding yang berpenebalan tidak rata merupakan ciri khasnya. Sel
kolenkim tersusun sebagai berkas silinder dekat permukaan korteks pada batang dan
tangkai daun serta sepanjang tulang daun besar pada helai daun. Kolenkim jarang
ditemukan di akar.
5. Sklerenkim
Berdinding tebal, dindingnya berling karena adanya perumbuhan sekunder, pada saat
dewasa protoplasmanya hilang. Sklerenkim merupakan jaringan penyongkong pada
tumbuhan yang telah dewasa. Sel sklerenkim membentuk Kumpulan sel yang
bersinambungan atau berupa berkas yang ramping.
6. Xylem
Dari segi struktur dan fungsi, xylem adalah jaringan kompleks. Xylem berasosiasi
dengan floem dan membentuk jaringan yang bersinambungan di seluruh tubuh
tumbuhan. Xylem terdiri dari beberapa jenis sel dan berfungsi dalam pengangkutan air,
penyimpanan makanan, serta penyongkong. Xylem dapat berasal dari pertumbuhann
primer atau sekunder. Sel pengangkut air berupa trakeid dan trakea. Trakea terdiri dari
deretan sel memanjang. Ujung sel yang satu berlekatan dengan pangkal sel berikutnya,
diikuti dengan hancurnya dinding ujung itu sehingga deretan sel tersebut menghasilkan
tabung Panjang. Penyimpanan makanan terjadi dalam parenkim xylem dan jari-jari
empelur. Serat dan sklereid dalam xylem berfungsi sebagai penyongkong mekanis.
7. Floem
Jaringan kompleks yang tersusun atas beberapa jenis sel. Bersama dengan xylem, floem
juga terdapat di seluruh tubuh tumbuhan. Floem dapat berasal dari pertumbuhan primer
dan sekunder. Fungsinya untuk mengangkut hasil fotosintesis, menimpan Cadangan
makanan, dan sebagai pendukung. Sel utama dalam pengangkutan itu adalah sel tapis
dan komponen pembuluh tapis, keduanya sering tidak berinti sewaktu dewasa.
Komponen pembuluh tapis berlekatan ujung dan pengkalnya sehingga membentuk
pembuluh tapis dan berasosiasi dengan sel pengantar. Sel parenkim floem terdapat
dalam berkas tegak atau dalam jari-jari empelur. Sel pendukungnya adalah serat atau
sklereida.
8. Struktur sel sekresi
Sel sekresi tidak merupakan bagian jaringan tertentu, melainkan berada dalam jaringan
lain baik primer maupun sekunder, sebagai sel terpisah atau dalam kelompok. Struktur
sel sekresi terdapat di permukaan tumbuhan sebagai rongga atau saluran sekresi. Sel
9
lateks, yang dapat berupa sel Panjang bercabang atau tidak bercabang, namun
senantiasa menghasilkan cairan seperti getah, termasuk struktur sel sekresi adalam.
BAB II
Struktur Dan Komponen-Komponen Sel
1.1 Sejarah Sel
Robert hook (1635-1703) yang berkembangsaan inggris untuk pertama kalinya pada abad
ketujuh belas mengamati struktur dari sayatan tipis dari gabus penutup botol dengan
menggunakan mikroskop Cahaya sederhana yang dibuatnya sendiri, dan menemukan
adanya struktur seperti tempat madu pada sarang lebah didalamnya. Setiap raung kecil-
kecil disebut sebagai cell (cellula adalah ruang kecil dalam Bahasa latin). Nehemiah grew
(1641-1712) menuliskan deskriptif pertamanya tentang jaringan tumbuhan dan
dipublikasikan pada tahun 1675.
Struktur sel
Sel hidup selalu mengandung protoplasma karena krotoplasma didefinisikan sebagai isi sel
hidup, dan tidak mencakup dinding sel. Protoplasma sebuah sel disebut protoplas. Dengan
demikian, sel dapat dibagi menjadi:
- protoplas, yaitu seluruh bagian dalam sel
- dinding sel yang mengelilimhinya.
10
1. Protoplas
Protoplas mengandung macam-macam struktur protoplasma dan benda-benda
didalamnya yang tidak hidup serta bersifat organic ataupun anorganik. Protoplasma
dapat dibagi menjadi sitoplasma dan nucleus. Protoplasma meliputi reticulum
endosplasma, sferosom, mitokondria, plastida, mikrobodi, ribosom, sferosom,
mikrotubul, mikrofilamen, vakuola, dan zat ergastic.
Sel protoplasma merupakan cairan kental atau seperti agar. Kedua bentuk ini
dapat ditemukan secara bergantian. Warna kekuningan dan bersifat bening. Banyak
butiran yang terdapat didalamnya merupakan butir makanan. Secara umum
protoplasma terdiri dari oksigen, karbon, hydrogen, dan nitrogen.
Protoplas mengandung kurang lebih 13% ksrbohidrat yang terdiri dari unsur-
unsur c, H, dan O. karbohidrat terpenting adalah glukosa yang merupakan
monosakarida, sukrosa yang merupakan disakarida, dan serta selulosa yang
merupakan polisakarida. Karbohidrat dapat terlarut atau merupakan butiran dalam
sitoplasma.
2. Dinding sel
a. Pembentukan dinding sel
Pada tumbuhan berpembuluh bebrapa sel yang mempunyai hubungan denga
proses reproduktif sajalah yang tidak memiliki dinding sel. Semua sel lainnya
mempunyai dinding sel. Dinding yang pada awal perkembangannya sangat tipis
dan halus, kemudian mengalami perubahan pada waktu sel menjadi dewasa.
Bagian terpenting dalam perubahan sifat kimia, dan mungkin pula perubahan
fisik yang lebih besar, seperti penghancuran (absorbs) dinding ujung pada
pembuluh kayu (xylem).
Biasanya dinding sel dianggap sebagai suayu sekresi protoplas yang
ditempatkan pda permukaan. Dalam hal demikian dinding dapat dianggap tidak
hidup. Namun perlu diingat bahwa lapisan-lapisan dinding yang berhubungan
dengan protoplas pada stadium awal dan lanjut masih dapat mengandung bahan
sitoplasma dan karena itu merupakan bagian dari satuan hidup.
Pada suatu sel parenkim, dinding sel relative tipis. Zat karbohidrat terpenting
didalamnya adalah selulosa, hemiselulosa, dan zat-zat bersifat pektin.
Sebagaimana keadaan pada semua sel tumbuhan, dinding sel parenkim melekat
pada dinding sel sebelahnya dengan suatu zat antar sel yang terutama terdiri dari
senyawa pektin. Lapisan plekat tipis tersebut dinamakan lamella Tengah.
Dinding sel terbentuk terutama pada saat telophase. Pada awal telophase kedua
anak inti saling berhubungan dengan adanya system fibril yang berbentuk
kumparan, yang disebut fragmoplas.
b. Noktah dan macam noktah
Pada dinding sel parenkim terdapat daerah-daerah tipis yang menjadikan noktah
dan disebut lapangan noktah primer. Dalam dinding primer, noktah tampak
sebagai cekungan yang bervariasi kedalamannya tergantung pada tebal dinding
sel yang bersangkutan. Bila terjadi dinding sekunder, maka lapisan dinding sel
tersebut terhenti pada daderah tepi dinding tipis tempat noktah, sehingga kini
noktah membentuk rongga atau saluran yang jelas.
Pada umumnya sebuah noktah pada dinding suatu sel berhadapan dengan
noktah yang serupa pada dinding sel yang berdampingan. Pada pasangan noktah
11
semacam itu, selaput noktah yang terdiri atas lamella Tengah serta kedua lapisan
dinding primer merupakan batas yang memisahkan kedua noktah sel yang
bersangkutan. Protoplas kedua sel yang bersangkutan saling berhubungan
dengan adanya benang-benag sitoplasma yang amat halus yang menembus
dinding sel.
c. Struktur dinding sel
Senyawa utama dalam dinding sel adalah selulosa, suatu polisakarida dengan
rumus empiris . molekul selulosa terdiri atas rangkaian unit glukosa yang
memnjang dan dapat mencapai Panjang 4 mm. dalam dinding sel selulosa
berasosiasi dengan hemiselulosa dan dengan zat-zat pektin. Lignin merupakan
zat yang kompleks dan heterogeny yang memberikan sifat kaku pada dinding
sel. Banyak sifat lain yang bersifat organic atau anorganik, maupun air yang
terdapat dalam sel denga jumlah yang bervariasi menurut sifat sel yang
bersangkutan.
Di dalam zat organic, kutin, suberin, dan lilin atau malam merupakan zat
lemak yang terdapat paling sering di dalam epidermis dan suberin dalam lapisan
gabus. Malam terdapat dalam kombinasi dengan kutin dan suberin. Malam juga
terdapat pada permukaan kutikula yaitu lapisan kutin yang melapisi dinding luar
epidermis.
Klasifikasi meristem
Meristem diklasifikasikan berdasarkan tempat dalam tubuh tumbuhan, asalnya, jaringan yang
dihasilkannya, strukturnya, stadium perkembangannya, dan fungsinya. Menurut tempat dalam
tubuh tumbuhan meristem dapat dibagi menjadi:
1. meristem apical, yang terdapat pada ujung batang dan ujung akar
2. meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa seperti misalnya dipangkal
ruas batang rumput-rumputan.
12
3. Meristem lateral, yang terdapat sejajar denga keliling organ tempat jeringan ini
ditemukan, misalnya cambium pembuluh dan cambium gabus.
Menurut asalnya, dibedakan menjadi:
1. Meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik,
dengan demikian merupakan kesinambungan dari jaringan kegiatan embrio di tempat
itu.
2. Meristem sekunder, meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami
diferensiasi.
Sitologi meristem
sel-sel jaringan meristem memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Berdinding tipis, dan bentuk sel
lebih isodiametric dibandingkan dengan sel dewasa serta jumlah protoplasma lebih banyak.
Biasanya protoplas meristem tidak memiliki Cadangan makan dan kristal, sedangkan plastida
masih dalam stadium proplastida.
Kebanyakan sel meristem apical pucuk dari sejumlah besar tumbuhan, terutama
Angiospermae, memiliki vakuola kecil yang tersebar diseluruh protoplas. Namun ada pula
yang bervakuola besar seperti sel cambium pembuluh. Petbandingan antara ukuran sel dan
ukuran inti sangat beragam.
Meristem apical
Meristem apical terletak di ujung batang dan di ujung akar, tepat di belakang tudung akar.
Jaringan tanaman yang dihasilkan dari pertumbuhan primer disebut jaringan primer. Selama
periode pertumbuhan, sel-sel meristem apical membelah dan terus menerus menambahkan
lebih banyak sel ke ujung tubuh perkecambahan.
Meristem apical akar dan pucuk terdiru dari sel-sel halus yang membutuhkan perlindungan.
Meristem apical akar dilindungi sejak muncul oleh tudung akar. Sel tudung akar diproduksi
oleh meristem akar dan terkelupas dan diganti saat akar bergerak melalui tanah. Baerbagai
mekanisme adaptif melindungi meristem apical pucuk selama perkecambahan. Epikotil atau
hipokotil (jaringan “seperti batang” diatas atau di bawah kotiledon) dapat membengkok saat
bibit muncul utnuk meminimalkan gaya pada ujung pucuk. Dalam minokotil (kelompok
angiospermase yang berkembang belakangan).
1. Aspek pucuk pteridopyta
Pada pteridophyte terdapat sebuah atau beberapa sel pemula yang dapat dibedahkan
dengan mudah dari sel sekelilingnya, disebut sel apeks. Pada psilotales, equisetum, dan
paku terdapat satu sel apeks. Sel apeks membelah sedemikian rupa sehingga sel baru
dibentuk disemua sisinya, kecuali permukaan luarnya.
2. Apeks pucuk Gymnospermae
Meristem apical dari banyak Gymnospermae, termasyk cycas dan ginkgo, ditanndai
dengan zonasi sitohistologis yang khas. Biasanya, meristem apical dibatasi oleh satu
lapisan permukaan dibawah yang merupakan sekelompok kecil sel vakuolat yang
relative besar yang terdiru dari zona sel induk pusat. Semua ciri-ciri sebagai berikut:
a. Arah pembelahan sel dipermukaan apeks pucuk yang anticlinal (arah bidang
pembelahan tegah lurus tarhadap permukaan organ) dan periclinal (arah bidang
pembelahan sejajar permukaan organ)
b. Adanya sel induk sentral, karena di Tengah apeks terdapat sel yang lebih besar,
memiliki vakuola besar, dan sering berdinding cukup tebal.
13
Sepanjang dasar dab sisi lateral dibedahkan daerah apeks lainnya yang merupakan
akibat pembelahan sel induk sentral dalam arah datar dan miring, dengan demikian
terjadi meristem tepi atau perifer. Dibagian dasar, pemebelahan dengan bidang
pembelahan horizontal secara berturut-turut menghasilkan meristem rusuk karena
terbentuk sel dalam deretan sejajar sumbu seperti rusuk.
3. Aspek pucuk Angiospermae
Hanstein pada tahun 1868 mengemukakan teori histogen. Menurut teori ini pada apeks
pucuk Angiospermae dapat dibedahkan menjadi tiga daerah. Ketiga daerah tersebut
menurut hanstein berkembang dari tiga kelompok pemula yang terpisah satu sama lain
dan langsung berperan sebagai histogen, dan meristem-meristemnya sejak awal telah
ditetapkan untuk menghasilkan jaringan tertentu. Tiga daerah yang dimaksud oleh
hanstein adalah:
a. Daerah paling luar atau dermatogen yang nantinya akan berkembang menjadi
epidermis.
b. Daerah Tengah atau sentral disebut plerom, yang akan berkembang menjadi silinder
pusat
c. Daerah silindris diantara dermatogen dan plerom yang memiliki ketebalan beberapa
lapis sel yang disebut periblem, yang akan berkembang menjadi korteks dan sel yang
berada didalam daun.
Pada awalnya teori ini dapat diterima, tetapi setelah diteliti Kembali, ternyata pada
kebanyakan spermatophya sulit dibedahkan antara perivlem dan plerom dan
ternayata jaringan dewasa tidak dapat dirunut sampai ke sel asalnya.
4. Aspek reproduktif
Aspek reproduktif yang menghasilkan bunga dan bratle biasanya berkembang dari aspek
vegetative, yaitu yang menghasilkan daun dan tunas vegetative. Fungsi apeks vegetative
adalah untuk menghasilkan sumbu dalam arah Panjan, sedangkan fungsi apeks
reproduktif adalah untuk membentuk daerah meristematic yang lebih luas, tempat
berkembangnya berbagai bagian bunga. Perubahan dari apeks vegetative menjadi apeks
reproduktif berlangsung secara bertahap, yang dapat ditunjukkan secara morfologi dan
didasari perubahan fisiologi.
5. Apeks akar
Pada embrio biji hanya terlihat promeristem akar atau kadang-kadang radikula
embrionik didasar hipokotil. Hanya setelah biji berkecambah dan akar primer
berkembang, dapat dilihat organisasi sel dalam promeristem. Pada beberapa
pteridophyte seperti equisetum, seluruh akar berkembang sebagai hasil pembelahan satu
sel.
meristem interkalar
Meristem interkalar adalah turunan dari meristem apeks yang sewaktu tumbuhan sedang
tumbuh, dipisahkan dari apeks oleh daerah sel yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki
buku akan menjadi dewasa lebih awal dan meristem interkalar terdapat dalam luar.
meristem lateral
Sebagian besar pohon, Semak, dan beberapa heba memiliki meristem lateral yang aktif, yang
merupakan jaringan meristematic berbentuk silinder di dalam batang dan akar. Meskipun
pertumbuhan sekunder meningkatkan ketebalan pada banyak tumbuhan tidak berkayu,
14
pengaruhnya paling besar pada tumbuhan berkayu yang memiliki dua meristem lateral.
Meritem lateral yaitu cambium pembuluh dan cambium gabus yang masing-masing
menghasilkan jaringan pembuluh sekunder periderm.
BAB III
ISI
1.1. Akar
Akar primer menunjukkan berbagai variasi yang dipengaruhi baik oleh lingkungan, dalam
hal adaptasi ekologis, maupun oleh genitipe. Dibandingkan dengan batang dan daun,
fragmen akar bisa sulit diidentifikasi dalam keadaan primer. Akar primer khas dibatasi oleh
epidermis. Di dalamnya ada korteks, yang mungkin berlapis-lapis, dan dibatasi ke sisi
dalam oleh endodermis. Berikutnya mengikuti pericycle, dan kemudian system vascular
ada di Tengah.
Struktur akar
Akar merupakan bagian bawah dari sumbuh tanaman dan biasanya berkembang di bawah
permukaan tanah, meskipun adapula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada
tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks pada ujung akar embrio, akar embrio
disebut juga radikula. Pada tumbuhan Gymnospermae dan dikotil radikula membesar dan
berkembang menjadi akar primer, akar dan cabang-cabangnya yang disebut akar lateral
membentuk system akar yang disebut akar tunggang. Pada monokotil radikula tidak
berkembang dan hidupnya relative singkat, sedangkan fungsi akar digantikan oleh akar-akar
adventif yang dibentuk oleh meristem akar. Akar tersebut bercabang-cabang membentuk
system yang homogen yang disebut system akar serabut. System akar tunggang biasanya
15
menembus tanah lebih dalam dari pada akar terjadi pertumbuhan sekunder, tetapi pada akar
yang kecil yang berfungsi untuk penyerapan tidak terjadi pertumbuhan sekunder.
Macam-macam akar
Variasi bentuk dan struktur akar sering berhubungan dengan fungsinya. Oleh karena itu dikenal
bermacam-macam akar, seperti:
1. Akar penyimpan
2. Akar sukulen
3. Akar udara
4. Pneumatofor (akar udara pada tumbuhan mangrove)
5. Akar panjat
6. Akar pembelit
7. Akar tunjang
8. Akar yang bersimbiosis jamur (mikoriza)
Kondisi lingkunga sering mempengaruhi system akar. Ditanah kering, tumbuhan
biasanya memiliki system akar yang berkembang dengan lebih baik. Banyak tumbuhanyang
tumbuh di tanah berpasir menghasilkan akar lateral yang horizontal dan tidak dalam,
menyebar dekat di bawah permukaan tanah sampai berpuluh meter panjangnya.
16
Tudung akar yang tumbuh di tanah dilapisi oleh lender. Tudung akar tampaknya
merupakan sumber utama dari lender tersebut, lendir tersebut terdapat di permukaan
akar muda dan meluas ke daerah rambut-rambut akar, lendir tersebut terdiri dari
polisakarida yang disekresikan dari diktiosom. Vasikula-vasikula diktiosim melebur
dengan plasmalemma sepanjang dinding luar sel kemudian melepaskan lendir ke dalam
ruang di antara plasmalemma dan dinding sel. Dari sini sekresi masuk ke luar dinding
sel dan tampak sebagai suatu tetesan. Tudung akar dianggap mengendalikan
pertumbuhan geotropi akar. Terpisah dari yang lain dan hancur, laly digantikan oleh sel
baru yang dibentuk oleh pemula. Tudung akar nampaknya terdapat secara umum,
kecuali pada beberapa parasite dan mikoriza. Pada tanaman air tudung akar segera
berdegenerasi.
2. Epidermis
Sel epidermis biasanya berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun, kadang-
kadang dinding sel paling luar berkutikula. Pada akar yang terdedah di udara dan akar
yang ada di dalam tanah tetapi tetap mempertahankan epidermisnya, dinding luar
biasanya menebal, dapat berisi lignin dan zat lain. Tebal epidermis biasanya hanya satu
lapisan sel saja. Akan tetapi ada yang beberapa lapisan dan terspesialisasi membentuk
velamen, misalnya pada akar udara orchidaceae.
Pada akar terdapat ciri yang khas yaitu adanya rambut-rambut akar yang dihasilkan
dari sel-sel trikoblas yang merupakan bentuk lain dari epidermis yang teradaptasi untuk
menyerap air dan garam tanah. Dengan adanya rambut-rambut akar akan memperluas
bidang penyerapan
3. Konteks akar
Konteks akar pada umumnya terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar monokotil
yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, sklerenkim banyak di
bentuk di korteks akar tersebut. Ruang antar sel yang dibentuk lisigen atau sizogen
sering terdapat pada tumbuhan darat yang terendam air, seperti padi. Parenkim tersebut
dianggap berperan dalam pengangkutan gas dan wadah oksigen yang diperlukan dalam
respirasi jaringan yang tidak bisa memperoleh oksigen dari udara luar. Sel korteks
biasanya besar dan bervakuola besar. Plastida di dalamnya menghimpun pati. Lapisan
paling dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan korteks
paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.
4. Eksodermis
Eksodermis terdapat disebalah dalam epidermis, Dimana dinding selnya akan bergabus,
sehingga terjadi jaringan pelindung baru yang akan menggantikan epidermis. Struktur
dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis. Dinding primer dilapisi oleh
suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh selulosa, begitupula lignin dapat ditemukan.
Dalam akar zea mays dan alliumcepa, lapisan korteks tepat dibawah epidermis
memiliki pita Caspary. Kadang-kadang eksodermis disebelah dalamnya terdapat
jaringan sklerenkim, seperti pada ananas, beberapa Gramineae dan cyperaceae.
5. Endodermis
Di daerah penyerapan pada akar, pada dinding sel-sel endodermis terdapat pita-pita
suberin yang mengelilingi dinding radial dan dinding melintang. Pita tersebut disebut
pita Caspary, yang bukan merupakan penebalan dinding, tetapi merupakan bagian
integraldari dinding primer, dan suberin sampai ke bagian lamela Tengah. Hasil
17
pengamatan dengan mikroskop electron menyatakan, bahwa pita Caspary merupakan
bagian dinding sel yang menebal yang menunjukkan reaksi warna homogen.
6. Silinder pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan dengan satu atau beberapa lapisan sel disebelah
luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian Tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka
bagian itu diisi oleh parenkim empelur. Di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan
dengan protofloem dan protoxylem. Perisikel dapat mempertahankan sifat
meristematiknya. Di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan Sebagian dari
cambium pembuluh. Pada akar, xylem tersusun dalam sejumlah berkas yangterpisah
dan letaknya bergantian dengan bergantian dengan berkas floem. Semua berkas xylem
dan floem, tersusun dalam lingkaran.
Perkembangan akar
Perkembangan utama pada awal pembentukan akar adalah penyusunan meristem apeknya. Saat
biji berkecambah, promeristem di ujung akar embrio membentuk akar primer. Sementara akar
primer tumbuh, meristem apeks memperoleh bentuk tertentu. Sekarang ini dikenal dua macam
jenis susunan sel pada meristem apeks akar, jenis pertama, silinder pembuluh, korteks, dan
tudung akar, masing-masing dapat dirunut asalnya pada lapisan terpisah pada meristem apeks,
ketiganya memiliki sel pemula sendiri-sendiri. Dalam hal ini epidermis berdiferensiasi dari
lapisan korteks paling luar atau dari lapisan tudung akar paling dalam. Jenis kedua, semua sel
lapisan sel dihasilkan oleh sekelompok sel di titik tumbuh akar, jadi sel di semua daerah akar
memiliki pemula yang sama.
Penelitian fisiologi dan biokimia menunjukkan bahwa pada umumnya pemula yang
menyebabkan pola dasar akar akan berhenti membelah pada saat pertumbuhan akar
berlangsung. Aktivitas pertumbuhan digantikan oleh sel yang terletak lebih dalam. Pengamatan
ini menyebabkan adanya pusat diam (quiescent center) dalam meristem apeks. Pemula tudung
akar tak termasuk pusat diam dan berbentuk setengah bulatan atau seperti cakram.
Pada jarak tertentu dari promeristem, sel membesar dan berkembang menjadi sel
terspesialisasi. Hal itu melibatkan masa pemanjangan Sebagian besar sel yang terjadi di
belakang pelebaran awal dari ujung akar. Batas epidermis, korteks, dan silinder pusat tampak
dekat di belakang promeristem. Rambut akar berdiferensiasi dari sel epidermis, dan akar
menjadi dewasa di belakang daerah pemanjangan akar.
18
1.2 Batang
Batang adalah sumbuh darimana organ tumbuh. Batang merupakan sumbuh dengan daun yang
melekat padanya. Daun dapat disusun dalam bentuk spiral di sekitar batang, atau mungkin
berpasangan berlawanan satu sama lain. Di ujung sumbuh titik tumbuhnya batang dikelilingi
daun muda dan menjadi tunas terminal. Tempat daun melekat pada batang disebut buku
(nodus), bagian batang antara nodus disebut ruas (internodus). Diketiak daun terdapat tunas
ketiak. Habitat tumbuh, batang yang di dalam tanah (rhizome, umbi lapis, umbi batang), di
dalam air atau di darat. Pada Gymnospermae dan dikotil. Letak ikatan pembuluh berada pada
lingkaran, sedangkan pada monokotil letaknya tersebar atau dalam dua lingkaran.
19
dan empelur disebut celah. Celah akan mengiringi jalannya daun dan celah bahan akan
mengiringi jalan dahan.
6. Susunan system pembuluh pada monokotil
System pembuluh pada monokotil biasanya terdiri dari berkas yang terbesar seolah
tidak beraturan. Semua berkas pembuluh mempertahankan individualitasnya. Setiap
berkas vertical yaitu berkas minor, intermediat dan mayor menghasilkan cabang yaitu
jalan daun pada selang Panjang tertentu.
Perkembangan batang
Apeks pucuk merupakan tempat meristem apeks, beserta jaringan meristematic yang
diturunkannya, bersama-sma menghasilkan dasar tubuh tumbuhan. Teori yang masih diterima
20
adalah yang disusulkan oleh Schmidt (1924) Dimana daerah apeks Tengah dibagi menjadi 2
daerah utama yaitu tunika dan korpus, tunika merupakan lapisan luar.
1. Pembentukan bakal daun
Bakal daun dibentuk didaerah sisi lateral apeks pucuk dengan adanya pembelahan sel
di tempat itu yang mengakibatkan terjadinya tonjolan yang disebut penyangga daun.
2. Pembentukan tunas lateral
Bakal tunas lateral berbentuk adaksial dan aksiler terhadap bakal daun. Biasanya tunas
lateral atau tunas ketiak itu dibentuk sedikit lebih lambat dibandingkan dengan bakal
daun yang mendukungnya.
Modifikasi batang
Ada beberapa modifikasi yang memiliki tujuan khusus, termasuk perbanyakan vegetative
alami. Faktanya, perbanyakan vegetative buatan tanaman secara luas, baik komersial maupun
pribadi, seringkali melibatkan pemotongan batang yang dimodifikasi menjadi segmen-segmen,
yang kemudian ditanam dan menghasilkan tanaman baru, contohnya:
1. Umbi lapis
2. Rimpang
3. Geragih
4. Umbi
5. Sulur
6. Cladofil
1.3 Daun
Daun tubuh pada batang di bawah titik tumbuhannya, dan berkembang dari penopang dain
pada kuncup.
21
Gambar 1.6 daun (beck,2010)
Meskipun daun Sebagian besar tanaman memiliki bilah yang lebar dan relative tipis,
yang lain mungkin tebal dan berdaging atau seperti pada beberapa monokotil, berbentuk
tabung.
22
dan jaringan lain, dikelompokkan bersama dalam untaian yang jelas yang disebut
berkas pembuluh.
Perkembangan daun
Primordia daun, diproduksi oleh meristem apical, memulai perkembangannya dengan
pembelahan periclinal di lapisan bawah permukaan di sisi kubuh apical. Pembelahan periclinal
dan anticlinal tambahan pada lapisan bawah permukaan dan permukaan menghasilkan tonjolan
yang biasa disebut penopang primordium daun.
Morfogenesis daun pada dikotil dapat dianggap teridi dari tiga fase, daun (atau primordium)
inisiasi (dijelaskan di atas), morfogenesis primer, dan ekspansi dan morfogenesis sekunder.
Absisi daun
Struktur tanaman tertentu seperti daun, selebaran (dari daun majemuk), bunga, kelopak bunga,
dan buah terlepas dari tanaman pada akhir masa hidup fungsionalnya. Keseimbangan kedua
hormon ini dianggap menyediakan mekanisme pengaturan untuk mengontrol ukuran dan
bentuk sel di lapisan pemisah.
Lapisan pemisah terdiri dari jaringan perenkim yang dilintasi oleh ikatan pembuluh,
xilemnya mungkin berbeda dari yang ada di kedua sis lapisan.
1.4. bunga
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Bunga dikatakan lengkap apabila mempunyai
daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik dan daun bauh, serta bagian yang fertile yaitu
benang sari dan daun buah, dan bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota.
Bunga adalah homolog dengan pucuk vegetative dan daun bunga homolog dengan daun
hujau (phyllom). Macam daun yang ditemukan pada paku, Gymnospermae dan Angiospermae
yang berkembang dari system cabang telah memunculkan dugaan bahwa dalam suatu evolusi
pararel antara daun dan bagian bunga, pemisahan antara keduanya telah terjadi sebelum bentuk
daun muncul.
23
Gambar 1.7 bagian-bagian bunga (weler,et all, 1982)
24
8. Tangkai dan kepala putik
Tangkai putik adalah bagian karpel yang memanjang ke atas. Pada ginesium sinkrap,
tangkai putik berasal dari semua karpel baik menyatu atau terpisah.
9. Bakal biji dan kantung embrio
Bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji
atau funiculus. Bakal biji terdiri dari jaringan di Tengah atau nuselus yang dilingkari
oleh intergumen dalam dan intergumen luar, keduanya bermuara di pori yang disebut
mikropil.
Perkembangan
1. Megasporogenesis
Pembentukan megaspore melalui peristiwa sel induk megaspora. Megaspore atau
kantung embrio akan berkecamba dengan terjadinya mitosis pada intinya sehingga
menjadi kantung embrio dewasa berinti delapan yang terjadi dari tiga sel dekat mikropil
yaitu satu sel telur dan dua sinergid.
2. Mikrosporagenesis
Terdiri dari sel sporogen yang berada dalam kantung polen sel sporogen dapat
bermitosis menghasilkan lebih banyak sel sporogen atau langsung menjadi sel induk
spora.
3. Siklus hidup Gymnospermae
Semua tumbuhan berbiji bersifat heterospora, sehingga spora memunculkan dua jenis
gametofit. Gametofit Jantan pinus berkembang dari serbuk sari, yang diproduksi di
kerucut Jantan. Kerucut Jantan umumnya memiliki Panjang satu hingga empat
sentimeter dan terdiri dari sisik-sisik tipis yang tersusun dalam spiral atau lingkaran.
4. Siklus hidup Angiospermae
Sementara kuncup bunga sedang berkembang, sel induk megaspore Tunggal dalam
ovula mengalami meiosis, menghasilkan empat megaspore. Pada bagian besar tanaman
berbunga, tiga megaspore yang tersisa membelah secara mitosis, dan sel perlahan-lahan
mengembang hingga menjadi berkali-kali lipat dari ukuran aslinya.
1.5. buah
Buah dan biji adalah hasil dari pembuahan yang berkembang dari bakal buah dan bakal biji.
Buah dapat berkembang tanpa melalui pembuahan dan perkembangan biji. Peristiwa ini
disebut banyak partenokarpi dan banyak ditemukan pada tanaman berbiji banyak seperti
semangka, pisang dan tomat.
Buah di klasifikasikan berdasarkan jenis ginesium yang mengembangkannya dengan
memperhatikan hububgan antara karpel dan bagian bunga lainnya. Sehingga dibedahkam
menjadi buah tubggal, buah ganda dan buah majemuk.
Tipe buah
1. Buah kering
a. Buah kering yang memecah
Buah yang berkembang dari satu karpel. Pericarp terdiri atas lapisan-lapisan eksokarp yang
terdiri atas epidermis luar dan hypodermis Dimana keduanya berdinding tebal, parenkim
25
mesokarrp dan endocarp yang mencakup beberapa lapis sel sklerenkim dan epidermis
dalam.
b. Buah yang tidak memecah
Buah yang tidak memecah biasanya berasal dari ovarium yang berisi satu biji. Struktur
pericarp pada buah tidak memecah menyerupai kulit biji.
2. Buah berdaging
Dinding buah dapat terjadi dari pericarp atau pericarp yang Bersatu dengan jaringan di
luar karpel.
a. Buah berdaging dengan kulit yang jelas
Contoh dari buah bedaging dengan kulit yang jelas adalah buah jeruk. Pada buah
jeruk lapisannya terdiri eksokarp atau flaveda (jaringan berwarna kuning) terdiri
dari epidermis luar yang berkutikula dan parenkim subepidermis padat yang
mengandung kelenjar minya dan sel berkristal.
b. Buah tanpa batas kulit buah yang jelas
Contoh pada buah ini adalah buah bni misalnya buah tomat. Jaringan berdaging
meliputi pericarp, sekat-sekat pemisah dan plasenta yang besar.
Perkembangan buah
Buah sederhana adalah buah yang terdiri dari satu karpel, atau beberapa karpel yang menyatu,
tanpa bagian bunga yang menempel. Contohnya adalah kacang, tomat, dan persik.
1.6.biji
Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Di antara
Angiospermae, poaceae paling banyak menghasilkan pangan yang berasal dari biji. Fabaceae
menempati tempat kedua dalam kepentingan itu. Selain untuk pangan, biji menjadi sumber
minuman (kopi, coklat,bir), obat, serat (kapas), dan minyak yang digunakan dalam industry.
Bagian biji
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan, tabung sari
memasuki kantung melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti gamet Jantan.satu
diantaranya Bersatu dengan inti sel telur dan yang lain Bersatu dengan dua inti polar.
Embrio adalah sporofit muda yang tidak segera melanjutkan pertumbuhannya, melainkan
memasuki masa istirahat (dorman). Saat itu biji biasanya tahan terhadap kekurangan air, stress,
panas atau dingin yang berlebihan, tekanan, dan serangan kimiawi.
Perkembangan biji
Perkembangan biji terjadi Ketika kondisi menguntungkan. Lapisan pelindung benih
mengandung penghambat yang mencegah perkecambahan selama kondisi yang tidak
menguntungkan untuk pertumbuhan biji. Kulit biji juga biasanya kedap air karena tertutup oleh
kutikula yang tebal.
Kulit biji
Kulit biji berbeda-beda strukturnya sehubungan dengan sifat khas pada biji, seperti jumlah dan
tebal intergumen, pola jaringan pembuluh, serta perubahan dalam intergumen sewaktu biji
26
menjadi masak. Beberapa Angiospermae memiliki struktur tambahan yang berair seperti
lapisan epidermis luar pada delima (punica granatum) yang banyak mengandung air.
27
BAB IV.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil makalah ini dapat disimpulan bahwa anatomi akar, batang, daun, bunga,
buah, dan biji memiliki perkembangan yang sangat berberdah.
28
2. Saran
Dari makalah ini saya sadar bawah masih banyak kekurangan yang harus di
perbaiki, baik dari tulisan maupun bahasan yang disajikan. Oleh karena itu mohon
di berikan sarannya agar saya bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam
memahami paragraph.
DAFTAR PUSTAKA
Beck,C.B. (2010).An Introduction To Plant Structure And
Development:Secondedition.Cambridge University Press:Cambridge
Campbell, R, E All. (2009). Biologi: Eighth Edition. Pearson: San Fransisco.
29
Johnson, R. (2002). Biology: Sixth Edition. New York The Mcgraw-Hill Company: Ney
York
Purves, D. Sadava, G. H. Orians And H. C. Heller. (2004). Life The Science Of Biology.
W. H. Freeman & Co.
Weler. T.E., Barbour.M.G., Stocking.C.R., Rost. T., (1982)’ BOTANY, Canada-
Usa:John Willey & Sons.Inc.
30