Anda di halaman 1dari 18

ANATOMI TUMBUHAN

ACARA III
“BENDA-BENDA ERGASTIK DALAM SEL”

OLEH :
NAMA : OKTA PRATAMA
NIM : 200104094
KELAS/SEMESTER : III/D

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAH KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Anatomi Tumbuhan” Acara III Ini Disusun Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, September 2021

Disahkan Oleh :

Laboran Co.Assisten

(Yuliatin S.pd) (Evi Lina)


NIM : 190.104.082

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkash karunia,berkah, rahmat, dan hidayah yang tak terhingga
sehingga laporan dengan judul “Benda-Benda Argrstik Dalam Sel “ dapat
terselesaikan dengan baik.
Shalawat beserta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa ummatnya kejalan yang benar yakni agama islam.
Alhamdulillah sehingga saat ini penulis dapat menyelesaikan laporan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua,keluarga, dosen,
dan pihak yang membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan
memiliki banyak kekurangan, sehingga untuk menyempurnakan laporan ini
dengan baik,penulis sangat mengharapkan masukannya baik berupa kritik
maupun saran dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Mataram, September 2021

Okta Pratama

iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2
BAB III METODELOGI ........................................................................... 4
A. Pelaksanaan ....................................................................................... 4
B. Alat dan Bahan .................................................................................. 4
C. Cara Kerja ......................................................................................... 4

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 6


A. Data Hasil Pengamatan ..................................................................... 6
B. Analisis Prosedur .............................................................................. 6
C. Analisis Hasil .................................................................................... 7
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 9
A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Protoplas dinyatakan bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam
lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung
protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian maka “benda-benda
dalam sel yang nonprotoplasmik” berarti benda-benda yang tanpa zat-zat
kehidupan, yang artinya pula benda mati. Benda-benda mati yang terdapat
dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (“Ergastic Substances”). Dalam
buku-buku lain benda ergas tersebut dinamakan “Inclusion of the protoplas”
dan pada buku lainnya sering disebut “Non-protoplasmic components” atau
“Nonprotoplasmicmaterials”.
Di dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang
nonprotoplasmik, yang biasanya berada dalam vakuola, dalam plasma sel dan
kerap kali pula dalam plastid. Benda yang nonprotoplasmik ini terdiri dari
substansi (bahan) organik atau anorganik, dapat bersifat cair ataupun padat.
Menurut para ahli botani, benda-benda yang nonprotoplasmik itu umumnya
merupakan makanan cadangan dan sering diketemukan dalam jumlah besar
pada tempat-tempat penimbunan cadangan makanan cadangan, seperti
misalnyapadaakar, umbi, buah, biji dan lain-lain.
            Di atas disebutkan bahwa benda-benda yang nonprotoplasmik
biasanya terdapat dalam vakuola, yaitu rongga-rongga dalam sitoplasma yang
berbatasan dengan tzonoplasma. Vakuola ini mempunyai kegunaan bagi
pengaturan tegangan turgor, bagi kepentingan kegiatan metabolisme, dan
sebagai tempat penimbunan bahan-bahan yang tidak digunakan lagi, yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme.
B. Rumusan Masalah.
1. Sebutkan benda-benda Ergastik di dalam sel …?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui benda-benda ergastik didalam sel..?

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebalikan dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan
benda-benda tidak hidup yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat
berada dalam dalam vakuola, dalam plasma sel dan plastida.Komponen non
protoplasmik ini bisa berupa zat cair maupun padat. (Kartasapoetra, 1991: 47)
Benda ergastik adalah bahan nonprotoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel,
misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum, pemeliharaan
struktur (lilin) dan perlindungan, misalnya adanya kristal Ca oksalat dalam suatu
jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang
memakanny. (Sumardi, 1993: 20)
Komponen non protoplasma terdapat di dalam sitoplasma dan vakuola
menyusun bahan makanan atau produk metabolisme yang lain. Bahan-bahan ini
umumnya dikenal sebagai bahan ergastik. Bahan ergastik dapat bersifat cair
maupun padat, bahan ergastik itu adalah : karbohidrat, protein, minyak dan
substansi yang berminyak, kristal dan tanin. (Santoso, 1998: 35)
Pada sel mati tidak jumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya
berupa ruangan kosong saja. sel mati serdiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi
mati disebabkan karena berbagai factor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang
memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi sel mati, yang memiliki fungsi di
dalam sel tumbuhan. (Hartman, 1981: 45)
Kloroplas dapat membentuk butir pati yang besar sebagai cadangan
makanan. Cadangan makanan ini paling banyak ditemukan pada leukoplast umbi

2
akar, umbi batang, rizoma dan biji. Amilum dapat diamati dengan mudah karena
memiliki warna biru kehitaman bila diberi pewarna iodium. Butir yang besar
menunjukan lapisan yng mengelilingi sebuah titik ditengah yaitu hilum.
(Hidayat,1995:70)                 

      

3
BAB III
METODELOGI
A. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Kamis, 28 September 2021
Waktu : 07:30-09:00 WITA
Tempat : Laboraturium Tadris IPA Biologi
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Silet atau pisau
c. Kaca benda
d. Kaca penutup
e. Pinset
f. Pipet tetes
2. Bahan
a. Umbi Solanum tuberosum (Kentang)
b. Endosperm ricinus communis (Jarak)
c. Tangkai daun Begonia sp.
d. Batang Amaranthus sp (Bayam)
e. Air.
C. Cara kerja
1. Preparat kerokan bagian dalam umbi Solanum tuberosum (dalam air).
a. Mengerok bagian dalam umbi Solanum tuberosum kemudian letakkan
di atas kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca
penutup.
b. Menggambar sebutir amilum sederhana, amilum setengah majemuk
dan amilum majemuk serta menunjukkan hilus dan lamelanya.
2. Preparat irisan melintang endosperm Ricinus communis (dalam air)
a. Mengiris secara melintang endosperm Ricinus communis kemudian
letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutp dengan
kaca penutup.

4
b. Menggambar beberapa sel endosperm dan tunjukkan dinding sel,
aleuron, dan kristaloid putih telur.
Preparat penampang melintang dangkai daun Begonia sp. (dalam
air)
a. Mengiris secara melintang tangkai daun Begonia sp. Kemudia letakkan
pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca
penutup.
b. Menggambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel
dan Kristal bentuk bintang dan drussen.
4.   Batang Amaranthus sp. (dalam air)
a. Mengiris secara melintang batang Amaranthus sp. Kemudian letakkan
pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca
tutup.
b. Menggambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel
dan Kristal bentuk pasir.

5
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
No Gambbar Gambar Literatur Gambar Tangan Keterangan
Pengamatan
1. Umbi solanum
tuberosum.

2. Endosperm
Ricinus
communis

3. Tangkai daun
begonia sp.

B. Analisis Prosedur
Langkah percobaan dalam praktik ini pertama mengerok bagian dalam
umbi Solanum tuberosum kemudian meletakkannya di atas kaca benda dan
teteskan dengan aquades kemudian mernutupnya dengan kaca penutup. Lalu
menggambar sebutir amilum sederhana, amilum setengah majemuk dan
amilum majemuk serta tunjukkan hilus dan lamelanya. Kedua mengiris secara
melintang endosperm Ricinus communis kemudian letakkan pada kaca benda

6
dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca penutup lalu gambar
beberapa sel endosperm dan tunjukkan dinding sel, aleuron, dan kristaloid
putih telur.
Keiga mengiris secara melintang tangkai daun Begonia sp. Kemudian
letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca
penutup lalu gambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel
dan Kristal bentuk bintang dan drussen. Dan percobaan yang terakhir mengiris
secara melintang batang Amaranthus sp. Kemudian letakkan pada kaca benda
dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca tutup lalu gambar beberapa
sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel dan Kristal bentuk pasir.
C. Analisis Hasil
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik
maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk
pertahanan.Pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan
cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di
vakuola.  Semula dianggap bahwa kelompok zat ergastik merupakan hasil
metabolisme yang tak terpakai atau cadangan makanan. Zat ergastik berikut
mencakup pati, zat ergastik yang mengandung protein seperti aleuron, badan
lipid dan macam – macam kristal.
a. Pati
Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Pati juga menjadi
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan
manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati
tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera)
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan
warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi.
Pati yang diperdagangkan berasal dari berbagai organ seperti endosperm
biji padi, jagung dan gandum, tapioka dari akar ketela pohon (Manihot
utilissima), sagu dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu), dan pati irut

7
dari rizoma (Maranta arundinacae).  Pati juga digunakan sebagai bahan
yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan
sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat,
campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
b. Protein
Protein ditemukan dalam berbagai bentuk, terutama pada biji. Di
atas telah diuraikan pembentukan butir aleuron. Pada serealia, butir
aleuron terdapat dalam lapisan aleuron yang merupakan lapisan sel terluar
dari endosperm. Di dalam sel endosperm lainnya terdapat protein amorf.
c. Lipid (minyak, lemak dan malam)
Minyak dan lemak, keduanya gliserida asam lemak, merupakan
bahan cadangan penting dalam tumbuhan. Keduanya paling banyak
ditemukan dalam biji dan buah, dan dihasilkan oleh elaioplas atau
sferosom. Senyawa lipid lain seperti terpen dan minyak atsiri biasanya
dihasilkan oleh jaringan sekresi.
d. Kristal
1. Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada
tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan.
Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka. Kristal soliter,
berbentuk rhomboid, atau seperti prisma
2. Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan
biasanya ditemukan dalam jumlah besar. Contohnya pada batang
sambucus nigra dan daun atropa belladonna.
3. Rafida adalah kristal panjang dan ramping yang kedua ujungnya
runcing. Rafida biasanya dalam berkas dan ditemukan dalam daun
Agave, sertadalam daun dan batang Impatiens. Sel yang mengandung
berkas rafida dapat berbentuk sama dengan sel di sekelilingnya atau
dapat pula berbentuk idioblas. Contohnya adalah bekas rafida dalam
sel lendir pada endocarp buah enau (Arenga pinnata). Sel yang
mengandung rafida sering tersebar secara khas dalam tumbuhan dan
dapat digunakan dalam taksonomi.

8
4. Stiloid adalah kristal berbentuk prisma yang panjang dan kedua
ujungnya meruncing seperti bilah. Pada sel, kristal ini ditenmukan
secara menyindiri atau berpasangan dalam kelompok kecil. Stiloid
kurang sering ditemukan namun, terdapat pada Iridaceae, Agavaceae,
dan beberapa family lainnya.
Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidak adanya kristal
merupakan sifat yang dapa dipakai untuk mempelajari kekerabatan antara
species tumbuhan. bagian dinding yang menonjol itu dan dapat berbentuk
seperti sekelompok buah anggur seperti yag ditemukan pada daun karet
(Ficus elastica).
e. Silika dan Stegmata
Baik tubuh silika maupuan stegmata (tunggal: stegma) merupakan
pengendapan oksida silikon dan lebih umum ditemukan pada monokotil
daripada dikotil. Bentuknya amat khas dan seringkali khas bagi familia
atau genusnya. Silica dapat pula tersimpan langsung di dalam dinding sel.
Klasifikasi umbi Solanum Tuberosum :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Asteridae
Ordo                : Solanales
Familia            : Solanaceae
Genus              : Solanum
Species            : Solanum tuberosum
Pengamtan pertama mengamati sayatan Solanum
Tuberosum (Kentang) di bawah mikroskop pada perbesaran 10x10, di
peroleh butir pati atau amilum.Butir-butir pati dibentuk pertama kali
didalam kloroplas.Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi
suatu titik yang disebut hilum.Lamela merupakan pelapisan pada butir pati
yang tersusun dari 2 bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan pada butir
pati terlihat sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih banyak
pada saat permulaan terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit

9
kepekatan berkurang pada lapisan terluar karena kelebihan air.Hilus
terletak di tepi butiran atau dipinggir sehingga disebut tipe tepung
eksentris.Lamelanya berbentuk mengerucut yang berpusat pada hilus dan,
amilum berfungsi sebagai cadangan makanan. 
Klasisifikasi endosperm Ricinus comunis :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Familia            : Euphorbiaecae
Genus              : Ricinus
Species            : Ricinus communis
Pada pengamtan ke dua mengamati irisan biji Ricinus comunis di
bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10, di peroleh sel penyusunnya
berbentuk heksagonal (Segi enam ) kadang  berbentuk segi banyak dengan
aleuron berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang
berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid.
Klasifikasi tangkai daun Begonia sp.
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Dillenidae
Ordo                : Violales
Familia            : Begoniaceae
Genus              : Begonia
Species            : Begonia sp.
Pengamatan ketiga  mengamtai sel dari Begonia Sp, dengan
perbesaan 10x10, maka terlihat Ca oksalat yang sama seperti dengan
Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil. kristal kalsium oksalat umumnya
terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim
xylem Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi
di dalam sitoplasma. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika asam oksalat

10
yang bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion kalsium
sehingga terjadi pengendapan. Endapan-endapan ini kemudian membentuk
kristal yang selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat. Sifat kristal
kalsium oksalat, apabila ditambahkan asam cuka dan sedikit dipanaskan,
maka akan terbentuk gelembung-gelembung gas karbondioksida. 
Klasifikasi batang  Amaranthus sp :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Dillenidae
Ordo                : Caryophllales
Familia            : Amaranthaceae
Genus              : Amaranthus
Species            : Amaranthus sp.
Pada pengamatan terakhir mengamati batang Amaranthus
sp. terlihat dengan jelas bagian dinding sel, sitoplasma, dan Kristal Ca.
oksalatnya. Artinya bahwa dalam praktikum ini semua bagian dari
Amaranthus sp bisa telihat. Kristal yang terdapat pada tangkai bayam ini
merupakan hasil akhir metabolisme, umumnya terbentuk dari Kristal Ca.
Oksalat yang diendaptkan. Bagian terluar dari batang bayam disusun oleh
selapis sel epidermis. Daerah korteks disususn oleh beberapa jenis jaringan
kolenkim. Kristal kalsium oksalat berbentuk tetrahedral atau prisma yang
berkuran sangat kecil sehingga disebut dengan bentuk kristal pasir  tapi
bukan pasir terdapat di dalam parenkim korteks. Endodermis batang
bayam bersifat parenkimateis terdiri dari satu lapis, dikiuti oleh
perikambium. Berkas pengangkat prifer memiliki tiper kolateral terbuka.
Karena susunan berkas pengankut yang tersebut maka Amaranhus sp
digolongkan ke dalam kelompok dikotil.

BAB V
PENUTUP

11
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan bahwa benda
ergastik adalah bahan nonprotoplasma baik organik maupun anorganik,
apabila benda tersebut sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk
pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan
cadangan makanan, seperti pada sel Tuber Solanum (Kentang) yang memiliki
butir pati atau amilum. Dan pada sel irisan biji Ricis comunis (Jarak) yang
memiliki aleuron berbentuk bulat.Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat
yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid. Dan
pada Begonia Sp yang memiliki Ca-oksalat seperti kristal pasir berbentuk
piramida kecil terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim
xylem, yang berfungsi sebagai racun bagi tumbuhan. Dan pada Amaranthus
sp. Terdapat Kristal-kristal pasir tapi bukan pasir.
D. Saran
Saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Benda-Benda Argrstik Dalam Sel sangat penting untuk di pelajari. Selain
daripada itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami
masih dalam proses pembelajaran, dan untuk kakak Co.Ass untuk lebih
bersemangat dalam membimbing kami dan trimakasih karna sudah bersabar
dalam membimbing kami.

DAFTAR PUSTAKA

Hartman,  1981. Biologi Jilid II. Bandung : ITB. Hal : 45

12
Hidayat, 1995. Anatomi dan Fiologi. Jakarta : EGC. Hal 70

Kartasapoetra, 1991. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Sel Dan

Jaringan. Jakarta : PT Renika cipta.Hal: 47

Santoso, 1998. Biologi. Jakarta :  Erlangga. Hal : 35

Sumardi, 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM- Press.

Hal: 20

LAMPIRAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai