PUPUK ORGANIK
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi
kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan tugas dari mata kuliah Industri Proses Kimia , yang mana dengan tugas ini kami
sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen pengampu.
Makalah yang berjudul tentang “Pupuk NPK ” ini akan memberi penjelasan lebih lanjut, yang
akan kami paparkan dalam bagian pembahasan makalah ini.
Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penulis mengucapakan
terima kasih kepada semua pihak yan telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami terima untuk
meningkatkan kualitas makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB 1 ................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 3
BAB 2 ................................................................................................................................. .4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. .4
2.1 Sejarah Pupuk Organik………………………………………………………………...4
2.2 Pengertian Pupuk Organik……………………………………………………………..4
2.3 Jenis Pupuk Organik…..……………………………………………………………….5
2.4 Manfaat Pupuk Organik………………………………………………………….……11
2.5 Pengaplikasian Pupuk Organik………………………………………….…………….13
2.6 Proses Pembuatan……………………………………………………………………..14
BAB 3……………………………………………………………………………………...15
PENUTUP………………………………………………………………………………....15
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….....15
3.2 Saran……………………………………………………………………………..…….15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...16
2
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama di identikkan dengan keberhasilan pemupukan
dan pertanian berkelanjutan. Hal ini tidak hanya karena mampu memasok bahan organik,
tetapi karena berasosiasi dengan tanaman pakan yang pada umumnya meningkatkan
perlindungan dan konversasi tanah. Kondisi ekonomi yang cukup berat bagi petani yaitu
harga pupuk kimia yang cukup mahal disatu pihak dan usaha mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah di pihak lain mengharuskan petani mempertimbangkan
kembali semua bentuk 2 pembenah organik yang tersedia setempat seperti pupuk kandang.
Pupuk kandang ini bisa berasal dari kotoran ayam dan kotoran kambing.
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang di maksud dengan pupuk organik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis apa saja yang ada pada pupuk organik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja manfaat yang terandung dalam pupuk organik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok
tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam
memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-
sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di
sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya
hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal
para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum
diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih
suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih
sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan
petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif
terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak
negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan
telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.
Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan melakukan
pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak
terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat
fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan
kation – kation tanah.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui
proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa -
sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik
mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat
berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan,
4
tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan keuntungan karena bahan
dasar pupuk organik berasal dari limbah pertanian, seperti: jerami, dan sekam padi, kulit
kacang tanah, ampas tebu, belotong, batang jagung, dan bahan hijauan lainnya. Sedangkan
kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik,
dan babi.
Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan
dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat
dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak
ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada
yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.
Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya
sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat,
seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.[4]. Selain berbentuk padat, pupuk kandang
juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urin) hewan.[4] Pupuk kandang
mengandung unsur hara makro dan mikro.[4] Pupuk kandang padat banyak mengandung
unsur hara makro, seperti fosfor, nitrogen, dan kalium.[4] Unsur hara mikro yang terkandung
dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga,
5
dan molibdenum.[4] Kandungan nitrogen dalam urin hewan ternak tiga kali lebih besar
dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.
Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak
kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak
kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.
1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang menghasilkan
urine, waktu penguraiannya oleh mikroorganisme relatif lebih lama sehingga tidak
menghasilkan panas, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan
kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah
atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Contohnya
pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang tidak menghasilkn
urin, waktu penguraiannya oleh mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan
panas, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk
kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam
dan kangkung. Contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan
ayam.[4]
Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai
daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam
tanah, termasuk pupuk anorganik. Pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga
pertumbuhan tanaman bisa optimal. Selain itu, Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk
dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang.
Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran
hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke
lahan. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri bersuhu dingin, remah,
wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang.[4] Jika belum memiliki ciri-ciri
tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.[4] Penggunaan pupuk yang belum matang
akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman.[4] Penggunaan
pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara
dapat berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan
6
setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini
akan cepat diserap oleh tanaman.
Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen untuk
diambil hijaunya. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah
dikomposkan.[4]Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau
tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti kacang-kacangan
dan tanaman paku air (Azolla).[4] Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau
diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi,
terutama nitrogen sehingga lebih cepat terurai dibandingkan dengan jenis tanaman
lainnya.[4] Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya
menjadi lebih cepat.
Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses
pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminos,
seperti ki hujan, sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas
untuk diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan
pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa menggunakan
azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara
liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung
digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan
lahan.
Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di
dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang
selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah
terhadap erosi.[4]
7
ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman
tahunan.[4]
Contoh tanaman yang ditanam dan dapat digunakan sebagai pupuk hijau antara lain:
Orok–orok (Crotalaria sp), tanaman perdu umur 2 – 4 bulan.
Lamtoro, turi sekaligus sebagai tanaman pelindung.
Calopogonium, Sentrosema, Mimosa, tanaman semak yang sering digunakan sebagai
tanaman penutup tanah.
Pupuk Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan,
dan limbah organik yang telah mengalami proses pelapukan bahan organik melalui proses
biologis (fermentasi) dengan bantuan organisme pengurai (dekomposisi) di suatu tempat yang
terlindung dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan menyiram air bila terlalu
kering. Untuk mempercepat perombakan dapat ditambah kapur, sehingga terbentuk kompos
dengan C/N rasio rendah yang siap untuk digunakan. Organisme pengurai atau dekomposer
bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa
berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling
populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat
8
pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan
udara).
Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi,
tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa.[5] Bahan
dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan
ternak yang terbuang, dan cairan biogas.[5] Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos
di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan Azolla.[5]
Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer
beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan
banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk
organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, silahkan baca cara membuat
kompos. Bahkan beberapa tipe pupuk kompos bisa dibuat sendiri dari limbah rumah tangga,
seperti pupuk bokashi dan pupuk kompos takakura.
9
Humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan
dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya
mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah.[6] Bahan baku untuk
humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan,
limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu,
serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan
limbah-limbah padat perkotaan.[6] Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta
berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah.[6]Senyawa humus juga berperan
dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air.[6] Selain itu, humus dapat
meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik
larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasitanah, dan
menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik
toksik.[6] Kandungan utama dari kompos adalah humus.[6] Humus merupakan penentu akhir
dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan
kompos.
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan menggunakan
peralatan yang modern.[7] Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:[7]
Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling
tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi
tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.[7]
Pupuk Cair
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik.
Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat
terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman.
10
Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan
sebagai pupuk cair.
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik.
Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat
terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman.
Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan
sebagai pupuk cair.
Jenis pupuk ini mengandung unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk
organik lainnya. Hal ini disebabkan kotoran kelelawar mengandung biji – bijian. Namun,
harga pupuk ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Untuk
menekan biaya, aplikasi pupuk guano umumnya dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk
kompos.
11
10. Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat tanaman dan
hewan.
11. Meningkatnya produktivitas lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar
kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan
sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi tanah atau lahan pertanian.
12. semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik
13. Harga pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam
14. Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan
pupuk kimia
15. Pupuk organik akan memberikan kehidupan badi mikroorganisme tanah
16. Kelebihan lain dari pupuk organik yaitu mempunyai kemampuan dalam memobilisasi
atau menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan membentuk partikel ion yang
mudah diserap oleh tanaman
17. Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan dan terus
menerus, seihngga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai hara yang
membuat tanaman keracuanan
18. Mampu menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau
tegangan struktur tanah pada tanaman
19. Mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah
20. Mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah
21. Memberi manfaat untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan
lebih lengkap dan lebih banyak
22. Pupuk organik mampu menyediakan unsur makro dan mikro.
23. Memperbaiki granulasi tanah berpasir hingga padat sehingga dapat meningkatkan
kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah dan meningkatkan kemampuan tanah
dalam menyimpan air.
24. Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation
tanah.
25. Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
26. Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatnya pH tanah.
27. Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.
12
2.5 Pengaplikasian Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah
retak pada saat musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum
digunakan untuk bercocock tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan
pengolahan tanah.
Kedua perlakuan tersebut digunakan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk
organik menjadi lebih efisien. Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali
menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang
dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat.
Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan
menjadi lebih kecil. Dosis pupuk organik yang besar memang tidak akan merusak tanaman.
Namun, keseimbangan antara peningkatan hasil dan biaya yang dikeluarkan harus
dipertimbangkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut:
Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti
pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan
tanah yang lebih dalam.
Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering, lebih baik dari pada dosis
banyak yang diberikan sekaligus.
Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya
ditempatkan pada lubang tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam.
Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal
adalah 1 : 1.
Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N
masih tinggi), harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan
penanaman bibit, yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari
dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk
berlangsung.
13
2.6 Proses Pembuatan
Alat
1. Sekop
2. Cangkul
3. Sarung tangan
4. Karung goni
Bahan
1. Kotoran ternak
2. Jerami yang dicacah terlebih dahulu (5-10cm)
3. Arang sekam
4. Air (20lt)
5. EM4 (5 sendok makan)
6. Gula pasir
7. Bubuk Gergaji atau bisa dengan dedaunan dan bahan organik lainnya
Aduk
merata
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok
tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki
kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Pupuk
organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, pupuk organik dapat berbentuk padat atau
cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik
mempunyai beragam jenis,diantaranya pupuk kendang,pupuk kompos,pupuk
hijau,humus,pupuk organic cair,guano.
3.2 Saran
Untuk mempelajari Pupuk Organik ini dibutuhkan keintensifan karena munculnya inovasi baru
tentang pupuk organic ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih details memberikan sumber-sumber yang lebih
banyak lagi. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk lebih baik
kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://alamtani.com/pupuk-organik/
https://alamtani.com/pupuk-hayati/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/viewFile/532/452
http://jurnal-unita.org/index.php/bonoworo/article/view/5/5
16