PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan salah satu anugerah yang sangat besar yang diberikan
Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Dengan adanya mata, kita dapat melihat alam
yang sangat bagus ini. Mata merupakan alat optik yang sangat sempurna,
mempunyai cara kerja seperti kamera, mata kita terdiri atas kornea, pupil, iris,
lensa, aqueous humour, retina dan otot siliar. Namun ternyata diantara kelebihan
itu, mata masih memiliki kelemahan yaitu penglihatan kita yang hanya terbatas
pada benda-benda yang berukuran besar saja, sedangkan dalam percobaan tertentu
yang diamati adalah sel, yang merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup, dan
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang (Akhmad, 2010).
Dalam menghadapi masalah itu, kita memerlukan alat bantu yang
berfungsi untuk memberikan perbesaran terhadap benda atau sesuatu yang
berukuran mikro, alat yang dapat meningkatkan kemampuan daya pisah kita
sehingga dapat mengamati benda-benda yang berukuran kecil. Dibidang ilmu
pengetahuan, para ilmuan telah menemukan alat bantu untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. Alat bantu tersebut dinamakan mikroskop (Akhmad, 2010).
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang
berarti penglihatan. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk
memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang (Syabatini, 2008).
Pengetahuan tentang mikroskop dimulai sejak abad ke 17 ketika Hooke
dan Maphigi menggunakan lensa-lensa sederhana untuk meneliti berbagai macam
sifat struktual. Antara tahun 1673 dan 1716 Leewenhock mengembangkan lensalensa gabungan dan menerbitkan serangkaian hasil penelitian protozoa, bakteri,
otot, saraf, dan banyak struktur lainnya (Saktiyono, 2004).
1.2 Tujuan
Praktikum pengenalan mikroskop ini bertujuan untuk mengenali bagianbagian mikroskop, memahami fungsi dan terampil menggunakannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang
berarti penglihatan. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk
memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang (Syabatini, 2008).
Pelopor pembuat mikroskop adalah Antonie van Leuwenhoek. Pada abad
ke-17 Leuwenhoek membuat mikroskop satu lensa. Dia membuat gambar-gambar
yang dilihatnya di bawah mikroskop. Dia juga menemukan bakteri, meskipun dia
tidak tahu apa yang sebenarnya dia temukan (Saktiyono, 2004).
Mikroskop merupakan alat yang paling banyak digunakan dan paling
bermanfaat dalam mikrobiologi. Dengan alat tersebut akan diperoleh perbesaran
sehingga memungkinkan untuk melihat mikrobiologi dan struktur yang tidak
tampak oleh mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran
seratus kali sampai ratusan ribu kali. (Waluyo, 2004).
Mikroskop mengalami perkembangan dari abad ke abad. Seorang
berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Hook mulai mengadakan penelitian
mengenai struktur terkecil dari makhluk hidup yakni sel dengan mikroskop
temuannya (Enger, 2003).
Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei
(Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan
mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama
mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga
disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki
kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh
limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara
teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer.
Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di
bawah 200 nanometer. (Irawiraman, 2008).
Pada tahun 1860 ditemukan mikroskop binokuler dan pada tahun 1880
ditemukan mikroskop multi-okuler. Pada tahun 1930 ditemukan mikroskop
elektron (Saktiyono, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 September 2012,
pukul 10.00-12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas
Meletakkan keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis
penunjuk diusahakan sama dan tidak saling berpotongan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh gambar
sebagai berikut :
1. Mikroskop Monokuler
Gambar 1
Sumber: http://pendek.in/1i5t
Keterangan :
1.Lensa Okuler
9.Lengan Mikroskop
2.Tabung
10.Penggerak Mekanis
3.Revolver
11.Meja Mikroskop
4.Lensa Obyektif
12.Sumbu Inklinasi
5. Penjepit Sediaan
13.Pengatur Cahaya
6.Diafragma
14.Kaki Mikroskop
7.Makrometer
15.Kabel
8.Mikrometer
16.Tombol On/Off
2. Mikroskop Binokuler
Gambar 3
Sumber : http://pendek.in/1i5u
Keterangan :
1.Lensa Okuler
6.Meja/panggung
2.Revolver
7.Sumber cahaya
3.Lensa Obyektif
8.Diafragma
4.Makrometer
9.Penjepit
5.Mikrometer
Keterangan :
1.Lensa Okuler
6.Meja/panggung
2.Revolver
7.Sumber cahaya
3.Lensa Obyektif
8.Diafragma
4.Makrometer
9.Penjepit
5.Mikrometer
4.2 Pembahasan
Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah
sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata.
Fungsi dari mikroskop adalah untuk meningkatkan daya pisah seseorang
sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus sekalipun.
Mikroskop memiliki berbagai tipe masing-masing mempunyai tujuan tertentu dan
bermacam kelengkapannya.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop terbagi menjadi dua, yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan
cahaya sebagai sumber pembentukkan bayangan, sedangkan mikroskop elektron
menggunakan elektron. Mikroskop cahaya mempunyai keutungan yaitu hemat
terhadap penggunaan listrik, akan tetapi kita harus mencari sumber cahaya yang
tepat agar pencarian bayangan sediaan dapat dilakukan secara maksimal.
Mikroskop yang sering digunakan dalam praktikum biologi adalah mikroskop
cahaya, baik monokuler maupun binokuler.
Mikroskop monokuler adalah mikroskop berlensa tunggal sedangkan
mikroskop binokuler adalah mikroskop berlensa ganda. Persamaan mendasar
antara mikroskop monokuler dan binokuler adalah dari fungsi kedua jenis
mikroskop tersebut yaitu untuk mengamati benda-benda halus atau kecil.
Sedangkan untuk perbedaannya, kita dapat melihat gambar 1 atau gambar 2 dan
gambar 3 atau gambar 4, dari gambar tersebut, kita dapat menyimpulkan
perbedaan mendasar antara mikroskop lensa okuler dengan mikroskop lensa
binokuler adalah dari jumlah lensa okuler yang dipakai, pada mikroskop lensa
monokuler hanya menggunakan 1 lensa okuler, sedangkan pada mikroskop lensa
binokuler menggunakan 2 lensa monokuler. Berikut penjelasan lebih tentang
mikroskop monokuler dan binokuler:
1. Mikroskop Monokuler
Pada
ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obyektif yang bias dipasangi
tiga lensa atau lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop
yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.
perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama
dengan mikroskop cahaya. Lensanya terdiri atas lensa okuler dan lensa
obyektif.
3. Mikroskop elektron.
Mikroskop elektron adalah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran
obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan
elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memilki kemampuan pembesaran obyek serta resolusi yang jauh lebih bagus
daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya. Macam-macam mikroskop elektron :
a. mikroskop transmisi elektron (TEM).
b. mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM).
c. mikroskop pemindai elektron.
d. mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM).
e. mikroskop refleksi elektron (REM).
f. mikroskop ultraviolet.
4. Mikroskop pender.
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
entigen (seperti bakteri, ricketsia atau virus) dalam jaringan. Dalam tehnik ini
protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya
rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodiantigen itu bersifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen
yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan perwarna
pendar.
5. Mikroskop medan-gelap.
fase.namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras
akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu
daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dengan nucleus
(dan unsur lain) yang sejauh ini tak dapat dilihat menjadi dapat dilihat.
Dari hasil praktikum pengenalan mikroskop ini, maka diperoleh hasil bahwa
mikroskop terdiri atas beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing,
bagian-bagian mikroskop tersebut adalah:
1. Lensa okuler
Lensa okuler berfungsi sebagai penerus bayangan dari lensa obyektif yang
akan diperbesar agar dapat terlihat lebih jelas di mata. Biasanya lensa okuler
terdiri dari beberapa jenis. Jenis yang langsung menyatu dengan tabung, dengan
bentuk lurus dari lensa okuler ke lensa obyektif. Dan ada juga yang dipermudah
dengan lensa okuler yang dapat diputar ke segala arah untuk memudahkan
penglihatan. Lensa okuler memiliki ukuran perbesaran 5X, 10X, 12,5X, dan 15X.
2. Tabung
yang berlebih atau kurang dapat membuat obyek yang diamati kurang jelas
terlihat. Dengan pengaturan intensitas cahaya dapat diperoleh hasil yang
maksimal dari obyek yang diamati. Diafragma memiliki bagian yang dapat
diputar atau digeser tangkainya ke salah satu arah, dengan memperbesar atau
memperkecil lubang yang ada di diafragma.
8. Panggung
Panggung atau dapat disebut meja benda berfungsi sebagai tempat
peletakan kaca tempat meletakkan obyek yang akan diamati dengan lubang di
tengahnya untuk meloloskan cahaya yang dipantulkan melalui cermin penerus
cahaya yang terletak di bawah panggung.
9. Cermin
Cermin berfungsi sebagai pemantul cahaya untuk diteruskan kepada obyek
yang akan diamati. Cermin dapat diatur arahnya untuk mendapatkan cahaya yang
tepat untuk penerangan obyek yang akan diamati. Pada cermin selalu dilengkapi
dua sisi yang berbeda. Permukaan datar yang berfungsi untuk sumber cahaya yang
cukup terang untuk menerangi obyek. Permukaan cekung digunakan untuk
keadaan saat cahaya yang diperlukan kurang mencukupi, dan dengan permukaan
yang cekung dapat diteruskan cahaya yang dapat lebih dipusatkan agar cahayanya
lebih terang.
10. Kaki atau dasar
Kaki atau dasar dapat disebut juga basis, berfungsi sebagai penyangga
badan mikroskop agar dapat diletakkan. Basis dapat berbentuk persegi, tapal kuda,
dan lain-lain.
11. Lengan
Lengan berfungsi sebagai penghubung antara tabung dengan kaki dan
bagian dari meja benda. Letaknya dapat diatur dengan dimiringkan atau di
datarkan. Bagian lengan terhubung dengan pilar yang terhubung di atas kaki.
Bagian-bagian mikroskop terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Bagian mekanis, bagian ini bersifat sekunder namun sangat penting agar
mikroskop dapat digunakan dengan baik yang terdiri atas:
a. Kaki/dasar atau basis.
b.
c.
Meja Benda.
d.
e.
2. Bagian optis, bagian ini merupakan bagian utama atau primer dari sebuah
mikroskop yang terdiri atas:
a. Cermin
b. Lensa Kondensor
c. Diafragma
d. Lensa obyektif.
e. Lensa okuler.
Perbesaran total sebuah mikroskop dapat diperoleh dengan mengalikan
angka-angka pada lensa obyektif dan lensa okuler yang digunakan. Jika kita
menghendaki perbesaran yang lebih kuat dari 100X agar diperoleh bayangan yang
baik diperlukan minyak imersi yang diletakkan di antara ujung lensa obyektif
yang digunakan dengan permukaan kaca penutup preparat mikroskopis, sehingga
tidak terdapat udara.
Dalam menggunakan mikroskop, alat bantu yang digunakan antara lain:
1. Kaca obyek, berfungsi untuk menempatkan obyek yang akan diamati.
2. Kaca penutup, berfungsi untuk menutup obyek yang telah ditempatkan pada
kaca obyek.
3. Bahan pewarna yang terdiri dari minyak imersi, hematolisin, methilene blue,
methilene red, xyllol, dan eosin.
4. Kaca pewarna untuk memperjelas obyek.
Cara mencari bayangan sediaan pada mikroskop adalah dengan menaikkan
tabung mikroskop menggunakan makrometer, hingga jarak antara lensa obyektif
dengan permukaan meja 3 cm, kemudiaan letakkan sediaan yang akan di amati
di tengah-tengah lubang meja, gunakan penjepit agar sediaan tidak tergeser.
Kemudian putar makrometer ke belakang sampai penuh sambil menempatkan
noda sediaan di bawah lensa obyektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya
1 mm. Selanjutnya bidikkan mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer
ke depan searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas.
Putar revolver dan pilih lensa obyektif yang sesuai untuk mendapatkan
pembesaran kuat. Kemudian mainkan fungsi mikrometer secara perlahan dan hatihati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pengenalan mikroskop ini
adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
daya pisah mata manusia yang terbatas.
2. Mikroskop yang biasa digunakan dalam bidang ilmu biologi adalah mikroskop
cahaya, baik yang berlensa okuler tunggal (monokuler) atau yang berlensa
okuler ganda (binokuler).
3. Sebuah mikroskop terdiri dari dua bagian komponen mekanik dan optis.
Bagian mekanik terdiri dari kaki, pilar/lengan/engsel penggerak, meja benda,
sekrup penggerak sediaan, dan sekrup pengatur jarak antara teropong dengan
sediaan. Bagian optik terdiri dari cermin, lensa kondensor, diafragma, lensa
obyektif dan lensa okuler.
4. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron.
5. Berdasarkan jumlah lensa okulernya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
monokuler (mikroskop berlensa okuler tunggal) dan mikroskop binokuler
(mikroskop berlensa okuler ganda).
6. Pada umumnya, lensa obyektif memiliki tiga perbesaran, yaitu 4x, 10x, dan
40x atau 45x, sedangkan lensa okuler mempunyai pembesaran 5x, 10x, 12,5x,
dan 15x.
7. Pembesaran total mikroskop dapat diperoleh dengan mengalikan angka-angka
pada lensa obyektif dan lensa okuler yang digunakan.
5.2 Saran
Pada praktikum pengenalan mikroskop ini, hendaknya praktikan lebih
berhati-hati dalam penggunaan mikroskop terutama dalam mengangkatnya. Dan
untuk praktikum selanjutnya, apabila praktikum menggunakan mikroskop,
sebaiknya mikroskop yang disediakan lebih banyak lagi agar para praktikan dapat
mengamati obyek atau preparat yang akan diamati lebih leluasa. Selain itu, para
praktikan sebaiknya diajarkan tentang bagaimana membuat preparat yang akan
diamati menggunakan mikroskop. Preparat yang akan diamati pun sebaiknya
sudah disiapkan terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad. 2010. Jenis-jenis Mikroskop.
http://akhmadkurnia.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-mikroskopmikroskop.html
Diakses tanggal 27 September 2012.
Campbell, Neil A., dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Enger, D. E dan F,C Ross. 2003. Concept in Biology. The Mc Graw Hill
Companies. New york.
Irawiraman, Hadi. 2008. Sejarah mikroskop.
http://hirawiraman.blogspot.com/2008/11/sejarah-mikroskop.html
Diakses tanggal 27 September 2012.
Saktiyono. 2004. IPA Biologi SMP dan MTs untuk Kelas VII. Esis. Jakarta.
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2006. Biologi: Sains dalam Kehidupan untuk SMA
Kelas X Semester Pertama. Yudhistira. Jakarta.
Syabatini, Annisa. 2008. Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop dan Sel-Sel
penyusun Jaringan Tumbuhan.
http://annisafushie.wordpress.com/2008/10/02/pengenalan-danpenggunaan-mikroskop-dan-sel-sel-penyusun-jaringan-tumbuhan/
Diakses tanggal 1 Oktober 2012.
Viablogger. 2009. Pengenalan Mikroskop.
http://pengenalan-mikroskop.blogspot.com/2009/03/pengenalanmikroskop.html
Diakses tanggal 27 September 2012.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhamadiyah Malang.
Malang.