Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan salah satu anugerah yang sangat besar yang diberikan
Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Dengan adanya mata, kita dapat melihat alam
yang sangat bagus ini. Mata merupakan alat optik yang sangat sempurna,
mempunyai cara kerja seperti kamera, mata kita terdiri atas kornea, pupil, iris,
lensa, aqueous humour, retina dan otot siliar. Namun ternyata diantara kelebihan
itu, mata masih memiliki kelemahan yaitu penglihatan kita yang hanya terbatas
pada benda-benda yang berukuran besar saja, sedangkan dalam percobaan tertentu
yang diamati adalah sel, yang merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup, dan
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang (Akhmad, 2010).
Dalam menghadapi masalah itu, kita memerlukan alat bantu yang
berfungsi untuk memberikan perbesaran terhadap benda atau sesuatu yang
berukuran mikro, alat yang dapat meningkatkan kemampuan daya pisah kita
sehingga dapat mengamati benda-benda yang berukuran kecil. Dibidang ilmu
pengetahuan, para ilmuan telah menemukan alat bantu untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. Alat bantu tersebut dinamakan mikroskop (Akhmad, 2010).
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang
berarti penglihatan. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk
memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang (Syabatini, 2008).
Pengetahuan tentang mikroskop dimulai sejak abad ke 17 ketika Hooke
dan Maphigi menggunakan lensa-lensa sederhana untuk meneliti berbagai macam
sifat struktual. Antara tahun 1673 dan 1716 Leewenhock mengembangkan lensalensa gabungan dan menerbitkan serangkaian hasil penelitian protozoa, bakteri,
otot, saraf, dan banyak struktur lainnya (Saktiyono, 2004).
1.2 Tujuan
Praktikum pengenalan mikroskop ini bertujuan untuk mengenali bagianbagian mikroskop, memahami fungsi dan terampil menggunakannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang
berarti penglihatan. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk
memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang (Syabatini, 2008).
Pelopor pembuat mikroskop adalah Antonie van Leuwenhoek. Pada abad
ke-17 Leuwenhoek membuat mikroskop satu lensa. Dia membuat gambar-gambar
yang dilihatnya di bawah mikroskop. Dia juga menemukan bakteri, meskipun dia
tidak tahu apa yang sebenarnya dia temukan (Saktiyono, 2004).
Mikroskop merupakan alat yang paling banyak digunakan dan paling
bermanfaat dalam mikrobiologi. Dengan alat tersebut akan diperoleh perbesaran
sehingga memungkinkan untuk melihat mikrobiologi dan struktur yang tidak
tampak oleh mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran
seratus kali sampai ratusan ribu kali. (Waluyo, 2004).
Mikroskop mengalami perkembangan dari abad ke abad. Seorang
berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Hook mulai mengadakan penelitian
mengenai struktur terkecil dari makhluk hidup yakni sel dengan mikroskop
temuannya (Enger, 2003).
Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei
(Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan
mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama
mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga
disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki
kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh
limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara
teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer.
Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di
bawah 200 nanometer. (Irawiraman, 2008).
Pada tahun 1860 ditemukan mikroskop binokuler dan pada tahun 1880
ditemukan mikroskop multi-okuler. Pada tahun 1930 ditemukan mikroskop
elektron (Saktiyono, 2004).

Pembesaran total mikroskop adalah pembesaran obyektif x pembesaran


okuler pembesaran tubus. Pembesaran total tidak boleh melebihi 1.000 x AN
(aparatur Numerik) . Aparatur Numerik adalah faktor yang menentukan besarnya
airy disc (bayangan mikroskop) (Waluyo, 2004).
Secara umum mikroskop dapat dibedakan atas mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Penamaan kedua macam mikroskop tersebut diberikan
berdasarkan sumber pembentukan bayangan yang digunakan. Mikroskop cahaya
menggunakan cahaya sebagai sumber pembentukkan bayangan, sedangkan
mikroskop elektron menggunakan elektron (Sudjadi, 2006).
A. Mikroskop Cahaya
Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para saintis Renaisans
dan juga mikroskop yang Anda gunakan di laboratorium adalah mikroskop
cahaya (light microscope, LM). Cahaya dilewatkan melalui spesimen dan
kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini merefraksi (membelokkan) cahaya
sedemikian rupa sehingga bayangan spesimen diperbesar sewaktu bayangan itu
diproyeksikan ke mata kita (Campbell, 2002).
Mikroskop cahaya menggunakan cahaya putih biasa untuk melihat
mikroorganisme. Mikroskop cahaya dapat memperbesar obyek hingga 1000
kali dari ukuran sebenarnya. Mikroskop cahaya sederhana menggunakan satu
lensa atau lebih lensa untuk mengatur pemusatan cahaya. Mikroskop cahaya
sederhana menggunakan satu lensa sedangkan mikroskop cahaya kompleks
(compound light microscope) menggunakan dua set lensa. Mikroskop cahaya,
berlensa okuler tunggal dikenal dengan nama Mikroskop Monokuler sedangkan
yang berlensa okuler ganda yang dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler
(Viablogger, 2009).
Sama seperti daya urai mata manusia yang terbatas, daya urai
mikroskop juga terbatas. Mikroskop cahaya tidak pernah menguraikan rincian
yang lebih dari kira-kira 0,2 m, ukuran bakteri kecil. Penguraian (resolusi) ini
dibatasi oleh panjang gelombang cahaya tampak yang digunakan untuk
menerangi spesimennya. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif
hingga kira-kira 1.000 kali ukuran spesimen sebenarnya; pembesaran yang
lebih dapat mengakibatkan kekaburan (Campbell, 2002).
B. Mikroskop Elektron

Dikarenakan keterbatasan cahaya dan sulitnya membuat lensa yang


sangat tipis maka sangat sulit untuk mendapatkan perbesaran yang lebih tinggi
dari 2000X dengan mikroskop monokuler. Untuk mengamati bagian-bagian sel
yang sangat halus digunakan mikroskop elektron yang menggunakan magnet
sebagai pengganti lensa, dan elektron sebagai pengganti cahaya. Elektron
mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya putih
sehingga mempunyai daya tembus yang lebih besar. Ada dua jenis mikroskop
elektron, yaitu:
a. Transmission Electron Microscope (TEM), sebenarnya adalah sebuah
tabung televisi tegak dengan sumber pancaran elektron berada pada bagian
atas dan layar pada bagian bawah. Pancaran elektron dapat dipercepat
dengan voltase tinggi. Tabung tersebut harus dalam keadaan hampa udara
sehingga elektron dapat melewatinya tanpa rintangan.
b. Scanning Electron Microscope (SEM), hampir sama dengan TEM, hanya
saja gambar atau bayangan yang dihasilkan oleh SEM adalah gambar tiga
dimensi. Pada SEM ini gambar dibentuk dengan cara pantulan elektron
(Sudjadi, 2006).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 September 2012,
pukul 10.00-12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat


Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop listrik
binokuler. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat.
3.3 Prosedur Kerja
1. Mencari bidang penglihatan.
1.1. Menaikkan tabung menggunakan makrometer (pemutar kasar), hingga
lensa obyektif tidak membentur meja/panggung bila revolver diputar-putar.
1.2. Menempatkan lensa obyektif pembesaran lemah (4X atau 10X) dengan
memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan lensa
okuler).
1.3. Membuka diafragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke
belakang.
1.4. Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga terlihat
lingkaran (lapangan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler.
Mikroskop siap digunakan.
2. Mencari Bayangan Sediaan.
2.1. Menaikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer, hingga jarak
antara lensa obyektif dengan permukaan meja 3 cm.
2.2. Meletakkan sediaan yang akan diamati di tengah-tengah lubang meja
benda dengan menggunakan penjepit sediaan agar sediaan tidak tergeser.
2.3. Memutar makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati) sambil
menempatkan noda sediaan tepat di bawah lensa obyektif, hingga jarak
antara ujung lensa obyektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya
1 mm.
2.4. Membidikkan mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan
searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas.
2.5. Memutar revolver dan lensa obyektif untuk mendapatkan pembesaran
yang kuat. Kemudian memainkan fungsi mikrometer secara perlahan dan

hati-hati. (Ingat bila menggunakan lensa obyektif 100X, maka di atas


sediaan perlu ditetesi minyak imersi dahulu).
3. Memelihara Mikroskop.
3.1. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak dengan
satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain
menyangga pada dasar atau kakinya.
3.2. Apabila perlu mencondongkan posisi tabung, maka cukup dilakukan
dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai harus
ditegakkan kembali.
3.3. Mengusahakan agar lensa obyektif lemah (4X atau 10X) berada satu poros
di bawah lensa okuler. Mengatur kedudukan tabung sedemikian rupa
sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak 1 cm dari atas meja benda.
3.4. Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi
tegak agar debu tidak banyak menempel.
3.5. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir,
bersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan Xilol sesegera
mungkin, dan keringkan dengan kain lap yang bersih.
3.6. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, membersihkan lensa
atau bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang halus (flanel).
4. Pengukuran Mikroskopis/Mikrometri.
Untuk mengetahui ukuran obyek yang diamati dengan mikroskop dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut Mikrometer Obyektif
dan Mikrometer Okuler.
5. Menggambar Hasil.
Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk gambar,
yang dilakukan dengan alat fotografi atau tangan (manual). Gambar yang baik
harus dapat menyampaikan ide yang jelas dari suatu struktur yang nyata
sebagaimana tampak bagian-bagian yang diamati. Adapun ciri-ciri gambar
yang baik adalah jelas, mempunyai keterangan yang lengkap, rapi, dan cermat.
Gambar diatur sedemikian rupa sehingga bagian tengah halaman buku disertai
judul, keterangan pembesaran, biasanya satu halaman hanya 1-2 gambar saja.

Meletakkan keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis
penunjuk diusahakan sama dan tidak saling berpotongan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh gambar
sebagai berikut :
1. Mikroskop Monokuler

Gambar 1
Sumber: http://pendek.in/1i5t

Keterangan :
1.Lensa Okuler

9.Lengan Mikroskop

2.Tabung

10.Penggerak Mekanis

3.Revolver

11.Meja Mikroskop

4.Lensa Obyektif

12.Sumbu Inklinasi

5. Penjepit Sediaan

13.Pengatur Cahaya

6.Diafragma

14.Kaki Mikroskop

7.Makrometer

15.Kabel

8.Mikrometer

16.Tombol On/Off

2. Mikroskop Binokuler

Gambar 3
Sumber : http://pendek.in/1i5u
Keterangan :
1.Lensa Okuler

6.Meja/panggung

2.Revolver

7.Sumber cahaya

3.Lensa Obyektif

8.Diafragma

4.Makrometer

9.Penjepit

5.Mikrometer

Keterangan :
1.Lensa Okuler

6.Meja/panggung

2.Revolver

7.Sumber cahaya

3.Lensa Obyektif

8.Diafragma

4.Makrometer

9.Penjepit

5.Mikrometer

4.2 Pembahasan
Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah
sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata.
Fungsi dari mikroskop adalah untuk meningkatkan daya pisah seseorang
sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus sekalipun.
Mikroskop memiliki berbagai tipe masing-masing mempunyai tujuan tertentu dan
bermacam kelengkapannya.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop terbagi menjadi dua, yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan
cahaya sebagai sumber pembentukkan bayangan, sedangkan mikroskop elektron
menggunakan elektron. Mikroskop cahaya mempunyai keutungan yaitu hemat
terhadap penggunaan listrik, akan tetapi kita harus mencari sumber cahaya yang
tepat agar pencarian bayangan sediaan dapat dilakukan secara maksimal.
Mikroskop yang sering digunakan dalam praktikum biologi adalah mikroskop
cahaya, baik monokuler maupun binokuler.
Mikroskop monokuler adalah mikroskop berlensa tunggal sedangkan
mikroskop binokuler adalah mikroskop berlensa ganda. Persamaan mendasar
antara mikroskop monokuler dan binokuler adalah dari fungsi kedua jenis
mikroskop tersebut yaitu untuk mengamati benda-benda halus atau kecil.
Sedangkan untuk perbedaannya, kita dapat melihat gambar 1 atau gambar 2 dan
gambar 3 atau gambar 4, dari gambar tersebut, kita dapat menyimpulkan
perbedaan mendasar antara mikroskop lensa okuler dengan mikroskop lensa
binokuler adalah dari jumlah lensa okuler yang dipakai, pada mikroskop lensa
monokuler hanya menggunakan 1 lensa okuler, sedangkan pada mikroskop lensa
binokuler menggunakan 2 lensa monokuler. Berikut penjelasan lebih tentang
mikroskop monokuler dan binokuler:
1. Mikroskop Monokuler

Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya menggunakan 1 lensa


okuler saja.
Kelebihan mikroskop monokuler adalah penggunaannya yang lebih mudah
dibanding menggunakan mikroskop binokuler.
2. Mikroskop Binokuler
Mikroskop binokuler adalah alat optik yang digunakan untuk pengamatan
benda-benda yang tidak terlalu besar. Mikroskop binokuler memiliki dua buah
lensa yaiut lensa obyektif dan juga lensa okuler dengan kombinasi lensa
obyektif dan juga lensa okuler akan memperoleh bayangan tiga dimensi dengan
pengamatan kedua belah mata. Penyinaran diberikan dari atas ataupun dari
bawah dengan sinar alam atau lampu. Kekuatan pembesaran dari mikroskop
binokuler ini tidak terlalu besar, yaitu pada umumnya untuk lensa obyektif 1X
dan 2X dan untuk lensa okuler 10X dan 15X. Pada mikroskop binokuler
membutuhkan lensa obyektif yang besar karena diatasnya akan dipasangi
sistem lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar terpisah
untuk mata kanan dan kiri. Kelebihan mikroskop binokuler adalah memiliki
kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang pandang meskipun tidak
memiliki kondensor. Sedangkan kekurangannya adalah pemakaiannya yang
harus menggunakan mikroskop majemuk yang memiliki obyektif dengan
diameter yang lebih besar karena numerical aperture (NA) dari system dibatasi
dengan adanya jalur beam atau cahaya ganda.
Mikroskop mempunyai berbagai macam jenis, yaitu:
1. Mikroskop Cahaya.
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop ini
memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler dan lensa kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada
kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa
membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).

Pada

ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obyektif yang bias dipasangi
tiga lensa atau lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop
yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.

Kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya sehingga berperan untuk


menerangi obyek dan lensa mikroskop lainnya.
2. Mikroskop stereo.
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda yang berukuran relatif besar.

Mikroskop stereo memiliki

perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama
dengan mikroskop cahaya. Lensanya terdiri atas lensa okuler dan lensa
obyektif.
3. Mikroskop elektron.
Mikroskop elektron adalah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran
obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan
elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memilki kemampuan pembesaran obyek serta resolusi yang jauh lebih bagus
daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya. Macam-macam mikroskop elektron :
a. mikroskop transmisi elektron (TEM).
b. mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM).
c. mikroskop pemindai elektron.
d. mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM).
e. mikroskop refleksi elektron (REM).
f. mikroskop ultraviolet.
4. Mikroskop pender.
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
entigen (seperti bakteri, ricketsia atau virus) dalam jaringan. Dalam tehnik ini
protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya
rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodiantigen itu bersifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen
yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan perwarna
pendar.
5. Mikroskop medan-gelap.

Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya


bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop
majemuk. Mikroskop medan gelap berbeda dengan mikroskop cahaya
majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat
membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya
dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian
atas gelas preparat.
6. Mikroskop fase kontras.
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya :
tidak diberi warna dalam keadaan hidup, namun pada galibnya fragma bend
hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya
sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat
diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras, prinsip alat ini sangat
rumit. Apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang tidak
diwarnai dan tidak dapat dilihat,walaupun begitu karena nucleus dalam sel,
nukleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui materi sekitar
inti.

Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia disebut

fase.namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras
akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu
daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dengan nucleus
(dan unsur lain) yang sejauh ini tak dapat dilihat menjadi dapat dilihat.
Dari hasil praktikum pengenalan mikroskop ini, maka diperoleh hasil bahwa
mikroskop terdiri atas beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing,
bagian-bagian mikroskop tersebut adalah:
1. Lensa okuler
Lensa okuler berfungsi sebagai penerus bayangan dari lensa obyektif yang
akan diperbesar agar dapat terlihat lebih jelas di mata. Biasanya lensa okuler
terdiri dari beberapa jenis. Jenis yang langsung menyatu dengan tabung, dengan
bentuk lurus dari lensa okuler ke lensa obyektif. Dan ada juga yang dipermudah
dengan lensa okuler yang dapat diputar ke segala arah untuk memudahkan
penglihatan. Lensa okuler memiliki ukuran perbesaran 5X, 10X, 12,5X, dan 15X.
2. Tabung

Tabung berfungsi sebagai penghubung antara lensa obyektif dan lensa


okuler. Tempat mengatur jarak antara benda dengan lensa obyektif yang dapat
diatur melalui makrometer.
3. Makrometer
Makrometer berfungsi sebagai pengatur jarak tabung, lensa obyektif
dengan obyek yang diamati. Untuk memperbesar atau memperjelas bagian yang
diamati. Dengan adanya makrometer perjelasan hasil perbesaran sangat
ditentukan. Makrometer juga dapat disebut sebagai penggerak atau pengatur kasar.
4. Mikrometer
Layaknya makrometer, mikrometer juga berfungsi sebagai alat untuk
memperjelas obyek yang diamati. Hanya saja tampilan yang dihasilkan lebih
halus dari makrometer. Hasil yang diperoleh dapat menyempurnakan hasil yang
ditampilkan makrometer. Karena itu mikrometer juga biasa disebut sebagai
penggerak halus.
5. Lensa obyektif
Lensa obyektif berfungsi sebagai alat untuk memperbesar obyek yang
diamati secara lebih halus dan lebih jelas. Terletak pada benda yang disebut
revolver. Letaknya dekat dengan obyek yang diamati. Lubang pada revolver yang
disediakan untuk lensa obyektif biasanya ada tiga lubang. Lensa obyektif pada
umumnya dapat dijumpai dengan tiga ukuran lensa, yaitu: 4X, 10X, 40X, dan
45X. Tipe dari lensa obyektif yang biasa digunakan pada banyak mikroskop
adalah akromat, semi akromat (flourit), apokromat, plan akromat (plan), dan
plan apokromat (plan apo).
6. Penjepit
Penjepit berfungsi merekatkan kaca yang berisi obyek penelitian. Dengan
adanya penjepit obyek yang diamati dapat diletakkan tanpa tergerak dari
posisinya. Pengamatan terhadap obyek pun dapat dilakukan tanpa bergesernya
obyek dari panggung.
7. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur intensitas cahaya yang diperlukan dalam
pengamatan terhadap obyek. Terletak di bawah panggung sediaan. Pengaturan
intensitas cahaya sangat diperlukan dalam pengamatan. Karena intensitas cahaya

yang berlebih atau kurang dapat membuat obyek yang diamati kurang jelas
terlihat. Dengan pengaturan intensitas cahaya dapat diperoleh hasil yang
maksimal dari obyek yang diamati. Diafragma memiliki bagian yang dapat
diputar atau digeser tangkainya ke salah satu arah, dengan memperbesar atau
memperkecil lubang yang ada di diafragma.
8. Panggung
Panggung atau dapat disebut meja benda berfungsi sebagai tempat
peletakan kaca tempat meletakkan obyek yang akan diamati dengan lubang di
tengahnya untuk meloloskan cahaya yang dipantulkan melalui cermin penerus
cahaya yang terletak di bawah panggung.
9. Cermin
Cermin berfungsi sebagai pemantul cahaya untuk diteruskan kepada obyek
yang akan diamati. Cermin dapat diatur arahnya untuk mendapatkan cahaya yang
tepat untuk penerangan obyek yang akan diamati. Pada cermin selalu dilengkapi
dua sisi yang berbeda. Permukaan datar yang berfungsi untuk sumber cahaya yang
cukup terang untuk menerangi obyek. Permukaan cekung digunakan untuk
keadaan saat cahaya yang diperlukan kurang mencukupi, dan dengan permukaan
yang cekung dapat diteruskan cahaya yang dapat lebih dipusatkan agar cahayanya
lebih terang.
10. Kaki atau dasar
Kaki atau dasar dapat disebut juga basis, berfungsi sebagai penyangga
badan mikroskop agar dapat diletakkan. Basis dapat berbentuk persegi, tapal kuda,
dan lain-lain.
11. Lengan
Lengan berfungsi sebagai penghubung antara tabung dengan kaki dan
bagian dari meja benda. Letaknya dapat diatur dengan dimiringkan atau di
datarkan. Bagian lengan terhubung dengan pilar yang terhubung di atas kaki.
Bagian-bagian mikroskop terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Bagian mekanis, bagian ini bersifat sekunder namun sangat penting agar
mikroskop dapat digunakan dengan baik yang terdiri atas:
a. Kaki/dasar atau basis.
b.

Pilar, lengan dan engsel penggerak.

c.

Meja Benda.

d.

Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan.


Jumlah sekrup ini 2 buah atau menjadi satu. Sekrup ini mempunyai dua
fungsi yaitu sebagai pengatur atau penggerak kasar (makrometer) dan
sebagai penggerak halus (mikrometer).

e.

Sekrup penggerak sediaan/obyek.


Sekrup penggerak sediaan/obyek berfungsi untuk menggerakkan sediaan
ke muka dan ke belakang (sekrup atas) dan menggerakkan sediaan ke kiri
dan ke kanan. Jumlah sekrup ini ada 2 buah yang tersusun pada satu
sumbu.

2. Bagian optis, bagian ini merupakan bagian utama atau primer dari sebuah
mikroskop yang terdiri atas:
a. Cermin
b. Lensa Kondensor
c. Diafragma
d. Lensa obyektif.
e. Lensa okuler.
Perbesaran total sebuah mikroskop dapat diperoleh dengan mengalikan
angka-angka pada lensa obyektif dan lensa okuler yang digunakan. Jika kita
menghendaki perbesaran yang lebih kuat dari 100X agar diperoleh bayangan yang
baik diperlukan minyak imersi yang diletakkan di antara ujung lensa obyektif
yang digunakan dengan permukaan kaca penutup preparat mikroskopis, sehingga
tidak terdapat udara.
Dalam menggunakan mikroskop, alat bantu yang digunakan antara lain:
1. Kaca obyek, berfungsi untuk menempatkan obyek yang akan diamati.
2. Kaca penutup, berfungsi untuk menutup obyek yang telah ditempatkan pada
kaca obyek.
3. Bahan pewarna yang terdiri dari minyak imersi, hematolisin, methilene blue,
methilene red, xyllol, dan eosin.
4. Kaca pewarna untuk memperjelas obyek.
Cara mencari bayangan sediaan pada mikroskop adalah dengan menaikkan
tabung mikroskop menggunakan makrometer, hingga jarak antara lensa obyektif

dengan permukaan meja 3 cm, kemudiaan letakkan sediaan yang akan di amati
di tengah-tengah lubang meja, gunakan penjepit agar sediaan tidak tergeser.
Kemudian putar makrometer ke belakang sampai penuh sambil menempatkan
noda sediaan di bawah lensa obyektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya
1 mm. Selanjutnya bidikkan mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer
ke depan searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas.
Putar revolver dan pilih lensa obyektif yang sesuai untuk mendapatkan
pembesaran kuat. Kemudian mainkan fungsi mikrometer secara perlahan dan hatihati.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pengenalan mikroskop ini
adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
daya pisah mata manusia yang terbatas.
2. Mikroskop yang biasa digunakan dalam bidang ilmu biologi adalah mikroskop
cahaya, baik yang berlensa okuler tunggal (monokuler) atau yang berlensa
okuler ganda (binokuler).
3. Sebuah mikroskop terdiri dari dua bagian komponen mekanik dan optis.
Bagian mekanik terdiri dari kaki, pilar/lengan/engsel penggerak, meja benda,
sekrup penggerak sediaan, dan sekrup pengatur jarak antara teropong dengan
sediaan. Bagian optik terdiri dari cermin, lensa kondensor, diafragma, lensa
obyektif dan lensa okuler.
4. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron.
5. Berdasarkan jumlah lensa okulernya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
monokuler (mikroskop berlensa okuler tunggal) dan mikroskop binokuler
(mikroskop berlensa okuler ganda).
6. Pada umumnya, lensa obyektif memiliki tiga perbesaran, yaitu 4x, 10x, dan
40x atau 45x, sedangkan lensa okuler mempunyai pembesaran 5x, 10x, 12,5x,
dan 15x.
7. Pembesaran total mikroskop dapat diperoleh dengan mengalikan angka-angka
pada lensa obyektif dan lensa okuler yang digunakan.
5.2 Saran
Pada praktikum pengenalan mikroskop ini, hendaknya praktikan lebih
berhati-hati dalam penggunaan mikroskop terutama dalam mengangkatnya. Dan
untuk praktikum selanjutnya, apabila praktikum menggunakan mikroskop,
sebaiknya mikroskop yang disediakan lebih banyak lagi agar para praktikan dapat
mengamati obyek atau preparat yang akan diamati lebih leluasa. Selain itu, para
praktikan sebaiknya diajarkan tentang bagaimana membuat preparat yang akan
diamati menggunakan mikroskop. Preparat yang akan diamati pun sebaiknya
sudah disiapkan terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Akhmad. 2010. Jenis-jenis Mikroskop.
http://akhmadkurnia.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-mikroskopmikroskop.html
Diakses tanggal 27 September 2012.
Campbell, Neil A., dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Enger, D. E dan F,C Ross. 2003. Concept in Biology. The Mc Graw Hill
Companies. New york.
Irawiraman, Hadi. 2008. Sejarah mikroskop.
http://hirawiraman.blogspot.com/2008/11/sejarah-mikroskop.html
Diakses tanggal 27 September 2012.
Saktiyono. 2004. IPA Biologi SMP dan MTs untuk Kelas VII. Esis. Jakarta.
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2006. Biologi: Sains dalam Kehidupan untuk SMA
Kelas X Semester Pertama. Yudhistira. Jakarta.
Syabatini, Annisa. 2008. Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop dan Sel-Sel
penyusun Jaringan Tumbuhan.

http://annisafushie.wordpress.com/2008/10/02/pengenalan-danpenggunaan-mikroskop-dan-sel-sel-penyusun-jaringan-tumbuhan/
Diakses tanggal 1 Oktober 2012.
Viablogger. 2009. Pengenalan Mikroskop.
http://pengenalan-mikroskop.blogspot.com/2009/03/pengenalanmikroskop.html
Diakses tanggal 27 September 2012.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhamadiyah Malang.
Malang.

Anda mungkin juga menyukai