Anda di halaman 1dari 35

DEFINISI DAN KONSEP DASAR

PENGERTIAN

►GEOKIMIA ialah→ dapat diartikan secara luas sebagai pengukuran


jumlah relatip yang absolut dari unsur-unsur kimia pada bagian – bagian
bumi.

Tujuan → untuk mengetahui prinsip-prinsip yang mengatur penyebaran dan


migrasi dari unsur-unsur sepanjang siklus geologi

→Pada dasarnya studi geokimia mempelajari tentang jumlah dan penyebaran


dari unsur-unsur kimia di dalam mineral, batuan, cebakan, tanah, airtanah
dan di atmosfer serta daur dari unsur-unsur kimia di alam berdasarkan sifat-
sifat atom atau ionnya.

►GEOKIMIA EKSPLORASI → terfokus terutama pada jumlah distribusi dan


migrasi dari unsur-unsur kimia dari cebakan atau unsur-unsur yang bersekutu
sangat erat dengan cebakan.
Tujuan → mendeteksi cebakan bijih baru metal/non metal
DAFTAR PUSTAKA
1. ARTHUR W. ROSE et al, 1991. Geochemistry in Mineral Exploration, Second Edition.
Academic Press London San Diego New York
2. JOICE A.S, 1984. Geochemical Eploration. The Australian Mineral Fondation Inc.
3 . EDDY A.SUBROTO, 2000. Pengenalan Geokimia Petrolem, Lab. Geokimia, Fakultas
Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung.
4. BARNES, J.W.1988.Ore and Minerals Introduction Economic Geology ,Open University
Press, Philadelphia.
5. BATEMEN,A.M,1950. Economic Mineral Deposite, second edition, John Willey and
Sons, inc, New York
6. Proceiding, Kumpulan Ilmiah, Buletin, Berita Geologi dll.

Ada banyak definisi tentang geokimia, tetapi definisi yang dilakukan


oleh Goldschmidt menekankan pada dua aspek yaitu:
1.   Distribusi unsur dalam bumi (deskripsi)
2.   Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut di atas (interpretasi)

Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa  geokimia  mempelajari


jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah,
air, dan atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia
sebagai unit terkecil dari material, juga kelimpahan dan distribusi
isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom.

Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran


kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur
yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi
endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi
geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur
jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air,
atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi
abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya
(background geokimia).

Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia

DISPERSI

⇨ adalah sebaran unsur-unsur kimia dialam ditentukan oleh proses


pengurain dan pengangkutan, baik secara mekanis maupun kimia
serta besifat penguapan dan larutan.

Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan


atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis
(contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya
disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini
mempengaruhi pemilihan metode pengambilan conto, pemilihan lokasi
conto, pemilihan fraksi ukuran dsb.

Contohnya dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah conto


diambil dari air atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, haris
diketahui apakah pengendapan unsur yang dicari sensitif terhadap
variasi pH (contohnya adsorpsi Cu oleh lempung) atau kecepatan
aliran sungai (contohnya dispersi Sn sebagai butiran detrital dari
kasiterit). Jika adsorpsi dari ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam
tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang diutamakan; jika
unsur yang dicari hadir dalam mineral yang resisten, maka fraksi yang
kasar kemungkinan mengandung unsur yang dicari.

► Pola dispersi dan assosiasi dengan cebakan bijih mencakup :


(a). Tubuh bijih memotong bidang permukaan dan tererosi sehingga dapat
diobservasi secara langsung. Pola dispersi geokimia berasosiasi dengan
tubuh bijih primer
(b). Tubuh bijih tidak tersingkap dipermukaan tetapi terletak didaerah
pelapukan. Dispersi unsur akan terdapat pada sedimen maupun pada soil
(c). Tubuh bijih persis tidak berada di bawah daerah pelapukan . Dalam
keadaan ini jika konsentrasi mineral-mineral stabil dan mobil tidak
banyak maka diteksi terhadap tubuh bijih sangat sulit
(d). Tempat tubuh bijih terdapat di bawah daerah pelapukan. Penyelidikan
geokimia akan memberi hasil nihil, deteksi harus dilakukan dengan
metode geofisika .

Prospeksi/eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode :

1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada


mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi
(seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang).
Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi
pelapukan kimiawi.

2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini
dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang
tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini
kurang terlihat seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-
unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya:
serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari
endapan kalkopirit)
c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan
lempung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material
organik pada aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang melewati
endapan kalkopirit)
e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan
atau hewan)

LINGKUNGAN GEOKIMIA

■ Lingkungan geokimia dapat dibagi 2 (dua) yaitu :

1. Lingkungan geokimia primer


* terdapat dibawah zona pelapukan dicirikan oleh P & T tinggi
* sirkulasi fluida larutan yang terbatas
* daerah dengan kandungan oksigen bebas yang rendah.
2. Lingkungan geokimia sekunder
☻suatu daerah dimana berlangsungnya proses pelapukan,erosi dan
sedimentasi dengan kondisi P & T rendah
☻ sirkulasi fluida larutan yang bebas dan kandungan O2,H2O dan CO2 yang
melimpah.

Tujuan adalah : untuk menafsirkan atau interpretasi pola sebaran unsur-


unsur kimia apakah terbentuk pada proses pelapukan cebakan bijih
atau setelah proses pelapukan.

Mobilitas Unsur
Mobilitas unsur adalah kemudahan unsur bergerak dalam
lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi
dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak
atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon.
Rn dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium.
Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda,
contohnya : F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan
magma (pembentukan batuan beku), cebakan pneumatolitik dan
hidrotermal, namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam
proses metamorfose dan pembentukan tanah. Bila F masuk ke air
akan menjadi sangat mobil kembali.
Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa
memiliki mobilitas yang sangat berbeda, sehingga mungkin tidak
memberikan anomali yang sama secara spasial. Misalnya: Pb dan Zn
sangat sering terdapat bersama-sama (berasosiasi) di dalam
endapan bijih (di dalam lingkungan siliko-alumina), sedangkan
dalam lingkungan pelapukan Zn yang jauh lebih mobil daripada Pb
akan mudah mengalami pelindian, sehingga Pb yang tertinggal akan
memberikan anomali pada zona mineralisasinya. Contoh lainnya :
1. Emas yang tahan terhadap larutan akan tertinggal dalam gossan
2. Galena terurai perlahan dan menghasilkan serusit dan anglesit yang
relatif tidak larut. oleh karena itu Pb cenderung tahan dalam gossan
3. Mineral sulfida Cu, Zn dab Ag mudah terurai dan bermigrasi ke level
yang lebih rendah membentuk bijih oksida yang kaya atau bijih
supergen

Unsur Penunjuk

Karena unsur-unsur memperlihatkan mobilitas yang berbeda


(dikontrol oleh perbedaan stabilitas dan oleh lingkungan tempat
mereka bermigrasi) sering dilakukan penggunaan unsur penunjuk
dalam prospeksi suatu unsur. Unsur penunjuk adalah suatu unsur
yang jumlahnya atau pola penyebarannya dapat dipakai sebagai
petunjuk adanya mineralisasi. Alasan penggunaan unsur penunjuk
antara lain :
1. Unsur ekonomis yang diinginkan sulit dideteksi atau dianalisis
2. Unsur yang diinginkan deteksinya mahal
3. Unsur yang diinginkan tidak terdapat dalam materi yang diambil
(akibat perbedaan mobilitas)
Contohnya : Emas kelimpahannya kecil dalam bijih, oleh karena itu
pola dispersinya hanya mengadung kadar emas yang sangat rendah,
kurang dari batas minimal yang dapat dianalisis. Di lain pihak, Cu,
As, atau Sb dapat berasosiasi dengan emas dalam kelimpahan yang
relatif besar.

Anomali Geokimia
Bijih mewakili akumulasi dari satu unsur atau lebih diatas
kelimpahan yang kita anggap normal. Kelimpahan dari unsur khusus
di dalam batuan barren disebut background. Penting untuk disadari
bahwa tak ada unsur yang memiliki background yang seragam,
beberapa unsur memiliki variasi yang besar bahkan dalam jenis
batuan yang sama. Contohnya background nikel :
1. Dalam granitoid kira-kira 8 ppm dan relatif seragam
2.Dalam shale berkisar antara 20 - 100 ppm
3. Dalam batuan beku mafik Ni rata-rata sekitar 160 ppm dan
relatif tidak seragam
4. Dalam batuan beku ultramafik Ni rata-rata sekitar 1200 ppm
dengan variasi yang besar.

Tujuan mencari nilai background adalah untuk mendapatkan


anomali geokimia, yaitu nilai di atas background yang sangat
diharapkan berhubungan dengan endapan bijih. Karena sejumlah
besar conto bisa saja memiliki nilai di atas background, maka ada
nilai ambang/nilai batas yang digunakan untuk menentukan
anomali, yang dikenal dengan sebutan threshold, yaitu nilai rata-
rata plus dua standar deviasi dalam suatu populasi normal. Semua
nilai di atas nilai threshold didefinisikan sebagai anomali. Teknik-
teknik interpretasi baru melibatkan grafik frekuensi kumulatif,
analisis rata-rata yang bergerak, analisis regresi jamak banyak
menggantikan konsep klasik background dan threshold.
Kondisi Bumi
 
Bumi berusia 4,5 miliar tahun. Ini fakta yang cukup handal. Usia dari
banyak batuan purba juga handal, dan mereka berusia sangat tua:
ada batuan di Greenland yang berusia 3,8 miliar tahun. Tanda pertama
kehidupan dalam batuan purba tidak dapat dengan mudah diketahui
apalagi ditentukan usianya, namun ada bukti yang baik sekarang kalau
sejenis mikroba telah ada setidaknya 2,8 miliar tahun lalu. Ini
perkiraan yang sangat hati-hati; sebagian besar pakar akan
mengatakan kalau sekarang telah ada bukti kalau ada kehidupan di
Bumi 3,5 miliar tahun lalu. Beberapa diantaranya bahkan menarik
waktunya lebih jauh hingga 3,8 miliar tahun.

Bukti paling langsung ada dua. Pertama ada struktur berskala besar
yang tidak biasa dalam banyak batuan purba, termasuk batuan
Australia kuno berusia 3,5 miliar tahun, yang mirip dengan struktur
stromatolit yang di masa sekarang diproduksi oleh koloni mikroba
dalam jumlah besar. Dan kedua, ada benda-benda yang ditemukan di
batuan purba yang tampaknya merupakan fosil dari mikroba itu
sendiri.
Bergerak ke ujung lain jangkauan waktu asal usul kehidupan di Bumi,
waktu tertua yang mungkin dipastikan oleh usia Bumi itu sendiri,
namun ada bukti dari Bulan dan banyak planet lain kalau Bumi di
bombardir oleh meteorit-meteorit sangat besar hingga sekitar 4,0
miliar tahun lalu. Jadi ujung jauh dari jangkauan asal usul kehidupan
mungkin lebih dekat ke 4,0 ketimbang 4,5 miliar tahun lalu. Di sisi
lain, atau sisi pesimis, waktu asal usul kehidupan termuda adalah 2,8
miliar tahun dan ujung dekat ini tampaknya akan semakin terdorong
jauh berkat penemuan-penemuan baru. Jadi, mungkin gapnya akan
menyempit. Namun untuk sementara kita dapat tenang dengan
jangkauan waktu 4,5 (atau kurang) hingga 2,8 (atau lebih) miliar
tahun lalu untuk asal usul kehidupan di Bumi.
Untuk kondisi Bumi ketika kehidupan bermula, bukti terbaik yang kita
miliki adalah yang datang dari batuan Greenland tadi, 3,8 miliar tahun
lalu. Waktu tersebut berada dalam jangkauan asal usul kehidupan kita.
Batuan itu sendiri berbicara kalau Bumi tidak terlalu berbeda dari
sekarang. Batuan ini dulunya adalah endapan: mereka terbaring di
dasar perairan yang luas. Dan mungkin ada daratan juga, untuk
menyediakan bahan untuk diendapkan. Batuan Greenland
mengandung karbonat – jadi mungkin ada karbon dioksida di atmosfer
– dan juga terdapat endapan-endapan mengandung besi yang paling
mungkin, hanya dapat terbentuk ketika tidak ada ataupun hanya ada
sedikit oksigen di atmosfer. Dan umumnya diduga kalau juga ada
nitrogen di atmosfer purba untuk menjadi penyusun utamanya seperti
sekarang.
Pendapat lain mengatakan kalau atmosfer purba Bumi mirip dengan
Yupiter. Namun pendapat kalau atmosfer purba kita berat, penuh
metana, amonia, dan segala kawanannya ini tidak didukung oleh bukti
dari batuan purba; dan sedikit pula antusiasme atas gagasan ini
sekarang, baik diantara para geolog, geokimiawan, ataupun astronom
planet.
A.          AUR BIOGEOKIMIA
Semua makhluk hidup memerlukan berbagai materi organik dan
anorganik. Karbon dioksida dan air diperlukan untuk proses
fotosintesis. Nitrogen merupakan komponen penyusun protein dan
asam nukleat yang ada di dalam jaringan hidup. Fosfor merupakan
unsur penting dalam pembentukan ATP (energi) dan nukleotida.
Semua materi yang menyusun tubuh makhluk hidup pada saatnya
akan kembali ke alam (atmosfer, air dan tanah), yaitu ketika mahkluk
hidup tersebut mati.
B.         
Di alam, tubuh makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan oleh
dekomposer sehingga terbentuk senyawa sederhana. Selanjutnya,
senyawa tersebut akan dimanfaatkan kembali oleh makhluk hidup
autrotof. Artinya, semua materi akan mengalir membentuk suatu daur
yang melibatkan komponen biotik dan abiotik yang disebut daur
biogeokimia.
C.         

D.           
Geokimia adalah ilmu yang membahas komposisi kimia bumi dan
pertukaran unsur berbagai bagian dari kulit bumi dan lautnya, sungai-
sungai dan perairan lainnya.
 

B. JENIS-JENIS DAUR KAITANYA DENGAN GEOKIMIA

1. Daur Air
Semua endapan bijih adalah produk dari daur yang sama di dalam
proses-proses geologi yang mengakibatkan terjadinya tanah, sedimen
dan batuan. Gambar merupakan ringkasan dari daur geologi dan
contoh-contoh tipe bijih yang dihasilkan pada berbagai stadia daur :
Air sangat penting karena fungsinya sebagai pelarut kation dan anion,
pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotic sel, dan bahan baku
fotosintetis. Di alam daur air sebagai berikut: Semua tempat yang
terkena enegi matahari (air laut,dll) akan menguap termasuk pada
tumbuhan dan hewan. Akibat tiupan angin, awan menuju permukaan
daratan.
 
Molekul air sangat penting bagi kehidupan. Air merupakan alat
transfer utama bagi pemindahan zat dalam beberapa daur
biogeokimia. Air bergerak dalam daur air secara global. Daur air ialah
pergerakan air melalui sistem biotik dan abiotik.
Dalam proses fotosintesis, air diperlukan untuk membentuk
karbohidrat. Selain itu, air juga diperlukan untuk berbagai reaksi
metabolik di dalam tubuh mahkluk hidup. Di atmosfer air tersedia
dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari proses evaporasi
(penguapan). Baik yang berasal dari danau, sungai, tanah atau
permukaan tubuh mahkluk hidup, permukaan daun tumbuhan (lebih
dikenal transpirasi) terutama evaporasi dari lautan.
Pada saat molekul-molekul air di atmosfer bergerak mengikuti pola
angin, kelembapan udara menyebabkan suhu menjadi lebih dingin.
Selanjutnya, uap air terkondensasi menjadi tetes-tetes air dan jatuh
sebagai air hujan atau salju. Ketika hujan jatuh di daratan, beberapa
di antaranya menjadi air permukaan, mengalami penguapan, dan
terserap di dalam tanah.Sebagian dari air ini mengalir ke bawah
melewati tanah dan bebatuan, kemudian tersimpan dalam tanah atau
di bawah danau yang disebut sebagai air tanah dalam. Sebagian lagi
mengalir di permukaan tanah membentuk aliran air dan sungai, yang
mana nantinya membawa air ke lautan. Sebagian air diserap oleh
tumbuhan, digunakan untuk proses metabolisme dan
mengembalikannya ke udara melalui transpirasi. Transpirasi dan
evaporasi dari permukaan tanah menghasilkan kumpulan uap air yang
disebut awan, yang akan melepaskan airnya sebagai hujan dan
memulai siklus lagi.

Pengaruh suhu yang rendah mengakibatkan terjadinya kondensasi uap


air menjadi titik-titik air hujan. Hujan turun di permukaan bumi
sebagian meresap ke daam tanah, sebagian dimanfaatkan oleh hewan
dan tumbuhan (yang tidak diserap akan menjadi mata air) sebagian
lagi mengalir ke sungai-sungai sampai laut. Setelah dimanfaatkan
manusia, hewan ,dan tumbuhan dikeluarkan lagi dan menguap. Dan
air yang ada di dalam tanah mengalir sampai laut semuanya berlanjut
terus.
Jika terjadi ganguan daur air, misal illegal logging maka terjadi banjir
dan kegiatan distribusi tak lancar maka terjadi kekeringan seperti di
Indonesia.

2. Daur Karbon dan Oksigen

Dari BlogGer Jendela Dunia Karbon dan oksigen juga penting bagi
kehidupan seperti penyusun materi dalam tubuh dan digunakan
sebagai fotosintetis. Di alam daur ini sebagai berikut:
Awalnya karbon dioksida diserap oleh tumbuhan melalui fotosintetis
dijadikan glukosa. Lalu disusun menjadi amilum, kemudian diubah
menjadi senyawa gula yang lain, lemak, protein, dan vitamin. Pada
proses pernafasan tumbuhan, dihasilkan lagi karbondioksida dan
oksigen. Daur oksigen juga sama.

Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Aliran


karbon berjalan beriringan secara paralel dengan aliran energi.
Sumber pokok karbondioksida (CO2) ada di atmosfer. Selain itu,
komponen karbon juga tersedia dalam bahan bakar fosil (batu bara,
gas alam, dan minyak).
 
Hewan makan tumbuhan dapat karbon lalu setelah berjalannya waktu
tubuh hewan dan tumbuhan mati dan diuraikan menjadi karbon
dioksida, air, dan mineral. Karbon tadi dilepaskan ke udara dan
seterusnya. Dari keduaunsur tadi yang paling panjang daurnya adalah
karbon.

Karbon dioksida di atmosfer merupakan sumber karbon bagi


tumbuhan, terutama ketika melakukan fotosintesis. Karbon tersebut
dapat berpindah ke hewan ketika mereka memakan tumbuhan.
Selanjutnya, tubuh hewan dan tumbuhan yang sudah mati akan
diuraikan oleh mahkluk hidup pengurai menjadi karbondioksida, air,
dan mineral. Karbondioksida akan kembali ke atmosfer dari
penguraian juga melalui sistem respirasi.
Pada daur karbon dan oksigen memerlukan hewan dan tumbuhan
yang mati dalam waktu yang lama untuk membentuk batubara di
dalam tanah serta pengurai juga diperlukan dalam mengurai hewan
dan tumbuhan yang telah mati. Tumbuhan dan hewan juga terlibat
dalam daur air.
 
3. Daur Nitrogen

Tumbuhan dan hewan membutuhkan nitrogen untuk membentuk asam


amino untuk membentuk protein. Selain itu, nitrogen diperlukan dalam
pembentukan senyawa nitrogen, seperti asam nukleat (ADN dan ARN).
Meskipun 78% di udara terdapat nitrogen bebas, namun tumbuhan
dan hewan pada umumnya tidak mampu menggunakannya dalam
bentuk bebas. Nitrogen harus diubah menjadi bahan nitrogen lain
sehingga dapat digunakan. Nitrogen diikat oleh bakteri yang ada di
dalam tanah (biasanya dalam bentuk amonia). Selanjutnya oleh
bakteri nitrifikasi diubah menjadi nitrit (NO2-), kemudian menjadi
nitrat (NO3-), yang mana dapat diserap dari tanah oleh tumbuhan
(disebut proses nitrifikasi). Beberapa tanaman mempunyai nodul pada
akarnya yang di dalamnya terdapat bakteri pengikat nitrogen. Bakteri
mengubah banyak nitrogen menjadi asam amino yang dilepaskan ke
jaringan tumbuhan. Tanaman dengan nodul ini mampu hidup dalam
kondisi tanah yang miskin nitrogen, misalnya ercis, tanaman dengan
daun menjari dan tanaman lain yang termasuk dalam keluarga
kacang-kacangan (legume).
Nitrogen berfungsi sebagai pembentuk asam amino merupakan
persenyawaan pembentuk molekul protein. Selanjutnya protein
sebagai pembentuk tubuh. Daur Nitrogen di alam sebagai berikut:
Atmosfer mengandung sekitar 70% Nitrogen dalam bentuk unsur, tapi
yang diperlukan dalam bentuk senyawa. Yaitu ketika petir keluar
menyebabkan nitrogen bersenyawa jadi nitrat. Tumbuhan menyerap
nitrat dari tanah utuk dijadikan protein lalu tumbuhan dimakan oleh
kosumer senyawa nitrogen pindah ke tubuh hewan. Urin, bangkai
hewan, dan tumbuhan mati akan diuraikan oleh pengurai jadi
ammonium dan ammonia. Bakteri Nitrosomonas mengubah jadi
nitritlalu diubah lagi oleh bakteri Nitrobacter menjadi nitrat. Kemudian
nitrat diserap oleh tumbuhan. Selanjutnya sama dan begitu.

Selain melalui petir juga melalui bakteri Rizobium yang bersimbiosis


pada tumbuhan kacang-kacangan membentuk bintik akar. Sedikit
tambahan proses pengubahan nitrit jadi nitrat disebut nitrifikasi. Dan
proses pengubahan nitrit atau nitrat jadi nitrogen bebas disebut
denitrifikasi.
 
Kadang-kadang tanaman ini digunakan untuk mengisi lahan yang
miskin nitrogen selama masa perputaran setelah panen padi.
Beberapa hasil penelitian genetik yang diorientasikan terhadap
pemberian tanaman panen yang lain (jagung, gandum) yang
mempunyai kemampuan untuk mengikat nirogen. Kemampuan yang
secara besar dapat mengurangi kebutuhan pemupukan pertanian.
Dalam ekosistem air, alga hijau-biru juga mampu menyerap nitrogen.
Nitrogen juga dapat terikat di atmosfer melalui masuknya energi
elektrik misalnya melalui penyinaran.
Bakteri pemecah memecah protein dalam tubuh organisme mati atau
hasil sisa mereka menjadi amonium, kemudian nitrit atau nitrat dan
akhirnya menjadi gas nitrogen yang mana akan dilepaskan ke
atmosfer dari mulai nitrogen diikat dan berputar lagi. Semua hewan
hanya memperoleh nitrogen organik dari tumbuhan atau hewan lain
yang dimakannya. Protein yang dicerna akan menjadi asam amino
yang selanjutnya dapat disusun menjadi protein-protein baru pada
tingkat trofik berikutnya. Ketika makhluk hidup mati, materi organik
yang dikandungnya akan diuraikan kembali oleh dekomposer sehingga
nitrogen dapat dilepaskan sebagai amonia. Dekomposisi nitrogen
organik menjadi amonia lagi disebut amonifikasi. Proses tersebut
dapat dilakukan oleh beberapa bakteri dan mahkluk hidup eukariotik.
Contoh beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam daur nitrogen
ialah :

1.Nitrosomanas mengubah amonium menjadi nitrit.


2.Nitrobacter mengubah nitrit menjadi nitrat
3.Rhizobium menambat nitrogen dari udara
4.Bakteri hidup bebas pengikat nitrogen seperti Azotobakter
(aerobik) dan Clostridium (anaerobik)
5.Alga biru hijau pengikat nitrogen seperti Anabaena, Nostoc dan
anggota-anggota lain dari ordo Nostocales
6.Bakteri ungu pengikat nitrogen seperti Rhodospirillum
Meskipun pengikatan secara alami menghasilkan cukup nitrogen untuk
proses yang berlangsung secara alami, namun pembentukan nitrogen
oleh industri yang digunakan untuk pemupukan dan produk lain
melampui kebutuhan ekosistem darat.

3.   Daur Fosfor (Daur Sendimentasi)


Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri
Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga
ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan
tulang vertebrata. Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer.
Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan
dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya
peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju
sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar
bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke
permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam
air tanah.

Fosfor merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua


mahluk memerlukan sebagai pembentuk DNA, RNA, protein, energi
(ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosfor lebih sederana dari
pada daur lainnya karena tidak melibatkan atmosfer. Di alam daur
fosfor sebagai berikut:

Di dalam tanah mengandung fosfat anorganik yang dapat diserap oleh


tumbuhan. Kemudian tumbuhan dimakan oleh konsumer sehingga
fosfor berpindah ke hewan. Tumbuhan dan hewan mati, feses, dan
urinnya akanterurai menjadi fosfat organik. Oleh bakteri fosfat
tersebut diubah menjadi fosfat arorganik yang dapat diserap
tumbuhan. Dan seperti biasa akan terulang.
Dan pada daur fosfor diperlukan pengurai untuk menguraikan hewan
dan tumbuhan yang mati menjadi fosfat anorganik. Fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus
ini berulang terus menerus.
Daur sedimentasi disebut juga daur fosfor. Fosfor merupakan elemen
penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan
posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi
untuk metabolisme sel.

Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat. Ion Fosfat terdapat
dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan
fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen.
Adanya pergerakan dasar bum menyebabkan sedimen yang
mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan
mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
 
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan
karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri
dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu
melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.

5. Daur Belerang
 
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan
mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ).
Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur
berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan
menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang
terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Ada juga yang
gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih
mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan
terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di
dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat
dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila
gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik"
kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu
menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur
belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam
setiap trasformasi adalah sebagai berikut :

1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.


2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme
heterotrofik aerobik dan anaerobik.
E.         
Selain itu ada beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara
lain Desulfomaculum dan Desulfibro yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S
digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh
bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

ANABAENA, NOSTOC, DAN RHIZOBIUM SERTA


PENGARUHNYA TERHADAP LINGKUNGAN
F.          
Anabaena dan nostoc merupakan jenis mikroalga. Anabaena dan
Nostoc termasuk alga biru-hijau yang dapat menambat Nitrogen dari
udara melalui kerjasama atau simbiosis dengan Azolla sp. 
Efektifitas pertumbuhan dan perkembangan Anabaena dan Nostoc
sangatlah ditentukan oleh media dimana mereka itu ditumbuhkan.
Untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimum, Anabaena dan
Nostoc memerlukan unsur Co dan Mo. Hal ini menunjukkan bahwa
larutan nutrisi tersebut mempunyai pengaruh terhadap kedua
organisme tersebut.
G.         
Produktifitas dan mutu mikroalga dapat dipengaruhi beberapa faktor
diantaranya kandungan unsur hara pada media tumbuh. Kandungan
mineral alga berkisar antara 6-39% berat kering dengan ion-ion
utamanya adalah fosfor, sulfur, kalsium, natrium, khlor, besi,
magnesium dan seng, serta mangan, tembaga dan cobalt terdapat
dalam jumlah yang relatif kecil. Selain itu faktor abiotik yang
mempengaruhi kehidupan organisme ini adalah suhu, arus, oksigen
terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kimia (COD), serta
kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar.
H.         
Rhizobium merupakan bakteri yang bernodulasi dengan akar.
Rhizobium dapat tumbuh dengan optimum pada temperatur antara
25-30°C dan pH 6.0-7.0. Rhizobium pada kondisi masam (pH rendah)
tidak dapat menginfeksi akar tanaman. Kondisi asam menyebabkan
kondisi Rhizobium stress. Ketersediaan Mn dan Fe dalam tanah masam
juga berpengaruh terhadap aktivitas Rhizobium. Apabila ketersediaan
Mn tinggi dapat menghambat perkembangan bakteri Rhizobium.
I.           
Metabolisme aerobik yang biasa digunakan Rhizobium yaitu dengan
tekanan oksigen lebih rendah daripada 0.1 atm. Kecepatan 90 rpm
dalam inkubasi merupakan kecepatan optimal yang digunakan untuk
pertumbuhan bakteri Rhizobium. Faktor abiotik dan biotik seperti
kemasaman tanah, kelembaban tanah, suhu tanah, senyawa organik
dan anorganik juga mempengaruhi pertumbuhan Rhizobium.

 • Golonga n naphthenic  (CnH2n) :


Naften atau naphtenic dijumpai pada hampir semua minyak
mentah. Naften memiliki formula yang sama dengan olefin, namun sifatnya
jauhberbeda. Naften adalah senyawa hidrokarbon siklus yang jenuh.
Naften tidak memiliki ikatan rangkap sehingga tidak dapat bereaksi
secara langsung. Naften juga tidak larutdalam asam sulfat. Naften
diketahui juga  bahwa naphtenic adalah hidrokarbon
yangmembentuk struktur cincin tertutup dan cincin itu juga
mengikat paraffin di samping.Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat
dalam bentuk parafin murni maupun aspaltinmurni, tetapi selalu dalam
bentuk campuran antara parafin dan aspaltin.

Pengelompokanm i n y a k   b u m i   m e n j a d i   m i n y a k   b u m i   j e n i s   p a r a f i
n   d a n   m i n y a k   b u m i   j e n i s   a s p a l t i n berdasarkan banyak atau
dominasi minyak parafin atau aspaltin dalam minyak bumi.Artinya
minyak bumi dikatakan jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih
dominandiband ingkan
aromat dan/atau siklo parafinnya. Begitu juga
sebaliknya. Dalam skala industri, produk dari minyak bumi
dikelompokkan berdasarkan rentang titik didihnya, atau berdasarkan
trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan titik didih inilebih
sering  dilakukan  dibandingkan  pengelompokan  berdasarkan
komposisinya.Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni.

• Golongan aromatik (CnH2n-6) : Seri aromatik disebut juga seri benzen.


Seri hidrokarbonini memiliki sifat aktif yang sangat berbeda dengan parafin
dan naften. Aromatik hidrokarbon inimemiliki cincin benzen yang sangat
stabil, dapat dioksidasi dan membentuk asam organik. Seriaromatik dapat
merupakan produk adisi atau substitusi, bergantung pada kondisi reaksi.
Sebagianminyak mentah di Sumatra dan Kalimantan kaya akan
aromatik. Seri ini banyak ditemukan di dalam reformate gasoline secara
katalitik.
• Golongan olefinik : Golongan ini umumnya tidak ditemukan dalam
crude oil, demikian juga dengan hidrokarbon asetilenik sangat
jarang.

C r u d e   o i l , mengan dung sejumlah senyawan non hidrokarbon,


terutama senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen,
senyawaanOrgano Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan
garam-garam anorganik (sebagaisuspen si koloidal). adalah golongan
alkena
(ada ikatan rangkap antar atom carbon) Contoh : etilen, propylene
dibawah ini adalah senyawa non hidrokarbon yang ada:

1.   Seny awaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang
lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak
menimbulkan akibat,misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan
korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena
terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai
hasilpembakaran gasoline) dan air.

2.   Seny awaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan
menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa
menaik apabila produk itul a m a b e r h u b u n g a n d e n g a n u d a r a .
O k s i g e n d a l a m m i n y a k b u m i b e r a d a d a l a m b e n t u k   ikatan
sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa
monosiklo dandisiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa
asam Naphthenat (asam alisiklik)dan asam alifatik.

3.Senyawaan Nitrogen
 Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah,
yaitu 0,1-0,9%. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik.
Nitrogen mempunyai sifat racunterhadap katalis dan dapat
membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan
nitrogenterbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen
klas dasar yang mempunyaiberat molekul yang relatif rendah dapat
diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkanyang mempunyai berat
molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam
mineralencer.J a d i m i n y a k b u m i a t a u c r u d e o i l a d a l a h m e r u p a k a n
c a m p u r a n d a r i b e r b a g a i m a c a m hidrokarbon dari rentan yang
paling kecil seperti misalnya metan yang hanyan memiliki satuatom
karbon sampai dengan rentan yang terbesar yang memiliki atom
karbon 200 atau
lebih.P a d a   d u n i a   p e r m i n y a k   d i k e n a l   j u g a   i s t i l a h   c r a c k i n g ,   d
imana   C r a c k i n g   a d a l a h   p e n g u r a i a n molekul-molekul senyawa
hidrokarbon  yang  besar  menjadi  molekul-molekul senyawahidrokarbon
yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak
tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki
kualitas dan perolehan fraksig a s o l i n   ( b e n s i n ) .   K u a l i t a s   g a s o l i n  
sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yg
d inyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan
pada isooktan (2,2,4-trimetilpentana) yang mempunyai sifat anti
knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan p a d a   n -
heptana yang
mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang 
d i u j i   a k a n dibandingkan dengan campuran isooktana dan 
n h e p t a n a .   B i l a n g a n   o k t a n   d i p e n g a r u h i   o l e h beberapa struktur
molekul hidrokarbon. Selain itu juga  dikenal istilah reforming, yaitu
perubahandari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yangbermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang)
.
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk
strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi.Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.Dibawah ini merupakan hasil produk dari minyak bumi :
• Gasolin (bensin) : biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
• Kerosin (minyak tanah) : biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumahtangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan bensin
melaluip r o s e s   c r a c k i n g .   K e r o s i n   d a p a t   j u g a   d i a r t i k a n
s e b a g a i   c a i r a n   h i d r o k a r b o n   y a n g   t a k   berwarna dan mudah
terbakar biasanya, kerosin didistilasi langsung dari minyak
mentahmembu tuhkan perawatan khusus.  Kerosene dapat
juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan
bakar minyak.  Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak
terbatas dinegara berkembang, di mana dia kurang disuling dan
mengandung ketidak murnian danbahkan "debris". Bahan bakar mesin
jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama
titik asap dan titik beku.
• Minyak solar atau minyak diesel : biasa digunakan sebagai bahan
bakar untuk mesind i e s e l p a d a k e n d a r a a n b e r m o t o r s e p e r t i b u s ,
truk, kereta api dan traktor.lainnya,mi nyak solar  juga 
digunakan 
s e b a g a i   b a h a n   b a k u   p e m b u a t a n   b e n s i n   m e l a l u i   p r o s e s cracki
ng.
• Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
• Residu : minyak bumi yang terdiri dari Parafin misalnya, yang
digunakan dalam prosespembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol,
industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
Aspal juga salah satu dari produknya, yang digunakansebagai pengeras
jalan raya
ukasi.net/mapok/

Aplikasi Metode Isotop

Metode isotop dan geokimia memiliki peran penting dalam eksplorasi


dan eksploitasi energi panasbumi serta pengembangannya. Metode
geokimia menyediakan berbagai informasi penting antara lain sifat
kimia fluida reservoir, temperatur reservoir, rasio uap – air (fraksi
uap) dalam reservoir, kesetimbangan mineral serta potensi korosi
danscaling. Pada lapangan panasbumi yang telah beroperasi,
monitoring geokimia merupakan metode yang sangat penting untuk
memantau respon reservoir terhadap produksi.

Bumi terdiri dari banyak elemen dan unsur, yang memiliki sifat kimia
berbeda-beda. Bagi para geologist, salah satu unsur yang sangat
menarik perhatian adalah zat hidrokarbon yang biasa disebut minyak
bumi. 

Minyak bumi merupakan salah satu zat kimia hidrokarbon. Terdiri dari
komposisi unsur C, H, dan O yang beragam. Memiliki nilai jual tinggi
dan sangat berguna bagi kehidupan. Namun apakah fakta yang
tersembunyi dari minyak bumi?

Saat ini, sejumlah besar ilmuwan secara umum berpendapat bahwa


minyak bumi adalah makhluk hidup purbakala yang di bawah tekanan
suhu tinggi dan setelah melalui proses pengolahan dalam jangka
waktu yang panjang serta lamban, maka makhluk hidup zaman
purbakala baru berubah menjadi minyak bumi. Namun, yang
membuat para ilmuwan bingung adalah sebenarnya butuh berapa kali
organisme prasejarah dalam skala besar terkumpul dan terkubur,
baru bisa menghasilkan minyak bumi yang sedemikian banyak seperti
sekarang ini?
 
Masalah ini terjawab di majalah Scientist akhir November 2003.
Penulis artikel tersebut yakni Jeffry S. Dukes dari Universitas Utah,
melalui hasil hitungan dari data industri dan geokimia serta biologi
yang ada sekarang: 1 galon minyak bumi Amerika, ternyata
membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan material,
artinya 1 liter minyak bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan
purbakala. Lalu berapa tumbuhan yang dapat mencapai 23,5 ton itu?
Hasil hitungan didapati, bahwa itu setara dengan 16.200 meter
persegi jumlah tanaman gandum, teremasuk daun, tangkai dan
seluruh akarnya.

Mengapa membutuhkan makhluk hidup purbakala dalam jumlah yang


sedemikian besar baru bisa mengubahnya menjadi minyak bumi?
Penyebabnya adalah bahwa minyak bumi harus di bawah tekanan
suhu tinggi, dengan demikian baru bisa menghasilkan minyak bumi,
lalu setelah makhluk hidup purbakala mati, jika penguburan tidak
cepat, maka akan lapuk dan terurai. Namun, masalahnya adalah
sebenarnya berapa besar rasio makhluk hidup purbakala berubah
menjadi energi fosil? Penulis mengatakan: Kurang dari 1/10.000!
Sebab sebagian besar karbon kembali ke atmosfer setelah melalui
penguraian. Dan sejumlah kecil yang tersisa baru dapat berubah
menjadi bahan bakar fosil.

Berdasarkan hitungan jumlah pemakaian minyak bumi seluruh dunia


tahun 1997, energi fosil yang dihabiskan seluruh dunia waktu itu
setara dengan 400 kali lipat jumlah semua tumbuhan di atas bumi
yang bisa menghasilkan minyak.
 
Dilihat dari segi lainnya, data geologi menunjukkan, bahwa bumi pada
zaman purbakala mutlak tidak mungkin lebih besar ukurannya
dibanding bumi saat ini, lagi pula jumlah kandungan oksigen di udara
dan suhu udara pada zaman purbakala kurang lebih 30% lebih tinggi
dibanding bumi saat ini, atau dengan kata lain, kecepatan busuknya
makhluk hidup lebih cepat dibanding sekarang. Seandainya minyak
bumi berasal dari jasad makhluk hidup melalui sirkulasi karbon, maka
meskipun bentuk tubuh makhluk hidup purbakala lebih besar, namun
jika rasio penguburan lebih cepat dan skala besar malahan sangat
rendah juga akan sangat sulit, ini adalah yang bisa diketahui dari fosil
dinosaurus yang tidak sempurna dan tidak banyak jumlahnya, yang
hanya dapat kita gali sekarang ini. Sebuah fosil individual dinosaurus
yang demikian tidak mudah untuk disimpan, lalu berapa besar
rasionya jasad dinosaurus dalam skala besar yang harus segera
dikubur?.
 
 
GEOKIMIA ORGANIK

Geokimia Organik
1. Hidrokarbon (Petroleum)
2. Untuk Karbon (Batubara)

Keberadaan Minyak Bumi :


BATUAN INDUK 
*BATUAN YANG MENGHASILKAN HIDROKARBON
*KAYA ORGANIK, BERBUTIR HALUS
*Contohnya SERPIH, BATUGAMPING

BATUAN RESERVOAR / WADUK 


*BATUAN TEMPAT AKUMULASI HIDROKARBON
*POROSITAS DAN PERMEABILITAS TINGGI
*Contohnya BATUPASIR, BATUGAMPING
PERANGKAP
*SISTEM YG MENGHALANGI HIDROKARBON LOLOS KE PERMUKAAN
KEROGEN TIPE-I

• Persentase karbon yg dapat diubah dlm TOC tinggi (>70%) ;


menghasilkan HK berkonsentrasi parafinik lbh tinggi drp kerogen Tipe-II dan
Tipe-III

KEROGEN TIPE-II

• Persentase karbon yg dpt diubah antara 30-70% ; menghasilkan HK


campuran yg kompleks.

KEROGEN TIPE-III

• Potensi pembentukan HK lebih rendah drp Kerogen Tipe-I dan II (<30%) ;


terutama menghasilkan gas. 
DIAGENESIS

• Transformasi material organik dlm lingkungan sedimen, terjadi pada


temperatur rendah 

Tipe Kerogen
Berdasarkan komposisi unsur-unsur kimia yaitu  karbon (C), hidrogen
(H) dan oksigen (O), pada awalnya kerogen dibedakan menjadi 3 tipe
utama yaitu kerogen tipe I, tipe II, dan tipe III (Tissot dan Welte,
1984 dalam Killops dan Killops, 2005), yang kemudian dalam
penyelidikan selanjutnya ditemukan kerogen tipe IV (Waples, 1985).
Masing-masing tipe dicirikan oleh jalur evolusinya dalam diagram van
Krevelen

Kerogen Tipe I (highly oil prone - oil prone)


Kerogen Tipe I memiliki perbandingan atom H/C tinggi(≥ l,5),
dan O/C rendah (< 0,1). Tipe kerogen ini sebagian berasal dari bahan
organik yang kaya akan lipid (misal akumulasi material alga)
khususnya senyawa alifatik rantai panjang. Kandungan hidrogen yang
dimiliki oleh tipe kerogen I sangat tinggi, karena memiliki sedikit
gugus lingkar atau struktur aromatik. Kandungan oksigennya jauh
lebih rendah karena terbentuk dari material lemak yang miskin
oksigen. Kerogen tipe ini menunjukkan kecenderungan besar untuk
menghasilkan hidrokarbon cair atau minyak.
Kerogen tipe I berwarna gelap, suram dan baik berstruktur
laminasi maupun tidak berstruktur. Kerogen ini biasanya terbentuk
oleh butiran yang relatif halus, kaya material organik, lumpur anoksik
yang terendapkan dengan perlahan-lahan (tenang), sedikit oksigen,
dan terbentuk pada lingkungan air yang dangkal seperti lagoondan
danau.

Kerogen Tipe II (oil and gas prone)


Kerogen Tipe II memiliki perbandingan atom H/C relatif tinggi
(1,2 – 1,5), sedangkan perbandingan atom O/C relatif rendah (0,1 –
0,2). kerogen tipe ini dapat menghasilkan minyak dan gas, tergantung
pada tingkat kematangan termalnya. Kerogen tipe II dapat terbentuk
dari beberapa sumber yang berbeda – beda yaitu alga laut, polen dan
spora, lapisan lilin tanaman, fosil resin, dan selain itu juga bisa berasal
dari lemak tanaman. Hal ini terjadi akibat adanya percampuran antara
material organik autochton berupa phytoplankton  kemungkinan
juga  zooplankton dan bakteri) bersama-sama dengan material 
allochton yang didominasi oleh material dari tumbuh-tumbuhan seperti
polen dan spora. Percampuran ini menunjukkan adanya gabungan
karakteristik antara kerogen tipe I dan tipe III.

Kandungan hidrogen yang dimiliki kerogen tipe II ini sangat tinggi,


sedangkan kandungan oksigennya jauh lebih rendah karena kerogen
tipe ini terbentuk dari material lemak yang miskin oksigen. Kerogen
tipe II tersusun oleh senyawa alifatik rantai sedang (lebih dari C 25)
dalam jumlah yang cukup besar dan sebagian besar naftena (rantai
siklik). Pada kerogen tipe ini juga sering ditemukan unsur belerang
dalam jumlah yang besar dalam rantai siklik dan kemungkinan juga
dalam ikatan sulfida. Kerogen tipe II yang banyak mengandung
belerang secara lebih lanjut dapat dikelompokkan lagi menjadi
kerogen tipe II–S dengan persen berat belerang (S) organik 8 – 14%
dan rasio S/C > 0,04 (Orr, 1986 dalam Killops dan Killops, 2005).
Kerogen Tipe III (gas prone)
Kerogen Tipe III memiliki perbandingan atom H/C yang relatif
rendah (< 1,0) dan perbandingan O/C yang tinggi (> 0,3). Kandungan
hidrogen yang dimiliki relatif rendah, karena terdiri dari sistem
aromatik yang intensif, sedangkan kandungan oksigennya tinggi
karena terbentuk dari lignin, selulosa, fenol dan karbohidrat. Kerogen
Tipe III terutama berasal dari tumbuhan darat yang hanya sedikit
mengandung lemak dan zat lilin. Kerogen tipe ini menunjukkan
kecenderungan besar untuk membentuk gas (gas prone).

Kerogen Tipe IV (inert)


Kerogen tipe IV terutama tersusun atas material rombakan
berwarna hitam dan opak. Sebagian besar kerogen tipe IV tersusun
atas kelompok maseral inertinit dengan sedikit vitrinit. Kerogen tipe ini
tidak memiliki kecenderungan menghasilkan hidrokarbon sehingga
terkadang kerogen tipe ini dianggap bukan kerogen yang sebenarnya.
Kerogen ini kemungkinan terbentuk dari material tumbuhan yang telah
teroksidasi seluruhnya di permukaan dan kemudian terbawa ke
lingkungan pengendapannya. Kerogen tipe IV hanya tersusun oleh
senyawa aromatik.

GEOKIMIA PETROLEUM 
Geokimia petroleum (minyak dan gas bumi) adalah  penerapan prinsip-
prinsip kimia yang mempelajari tentang asal, migrasi, akumulasi dan
alterasi dari petroleum (minyak dan gas bumi ) selain itu menerapkan
konsep-konsepnya dalam rangka eksplorasi petroleum yang lebih efektif.

Walaupun sebenarnya pengetahuan dan ekspolari minyak & gas bumi telah
berlangsung sejak zaman dahulu, namun begitu, seiring berkembangnya
waktu, ilmu semakin berkembang, dengan lahirnya teknologi-teknologi
terbarukan sehingga semakin memudahkan dalam eksplorasi minyak dan
gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi.

Teori Pembentukan Minyak dan Gas Bumi


1. Teori Anorganik (dikembangkan oleh peneliti Rusia), teori ini
menjelaskan bahwa gas dan cairan hidrokarbon   ditemukan
dalam lingkungan batuan beku dan batuan metamorf, misalnya
pada laporan Kudryavtzev (1959) yang menyimpulkan bahwa
hidrokarbon terbentuk secara proses abiogenik. Ternyata
setelah dilakukan penelitian lebih detail lagi, hidrokarbon
tersebut berasal dari material organik yang diendapkan
bersama sedimen dan telah mengalami ubahan

2. Teori Organik (dikembangkan oleh peneliti Amerika dan Eropa),


teori ini banyak dianut orang pada saat ini, dimana hidrokarbon
berasal dari material organik yang diendapkan di dalam batuan
sedimen berbutir halus.

Teori tentang cebakan minyak dan gas bumi yang paling umum
dan mendasar adalah teori antklin, dimana  menurut teori ini 
dikarenakan massa jenis minyak lebih rendah daripada massa
jenis air maka minyak akan selalu bergerak dan berada diatas
air dan akan berhenti dalam lapisan yang bagian atasnya
terbuka ke bawah yaitu suatu bentuk antiklin. Prinsip dasar
dalam menemukan cadangan  minyak berpotensi dalam suatu
struktur-struktur terkadang masih dilakukan, akan tetapi
dengan teknologi terkini sebagian besar pemetaan geologi
permukaan telah lama diganti atau dilengkapi dengan
pemetaan geofisika tiga-dimensi struktur bawah permukaan.

Kegunaan geokimia

Geokimia menjawab berbagai tantangan ekplorasi dan


eksploitasi termasuk ketika minyak semakin sulit ditemukan.
Apa komposisi petroleum?, Bagaimana keadaan asalnya?, dan
bagaimana cara dia bermigrasi?
Lebih dari 100 tahun penyelidikan dan penelitian telah
menunjukkan bahwa sebagian besar minyak dunia berasal dari
penguraian bahan organik yang tersimpan dalam cekungan
sedimen. Pengamatan geologi lapangan di akhir abad
kesembilan belas menyatakan bahwa bahwa minyak berasal
dari serpih bitumen dan bermigrasi ke dalam batupasir. Dalam
tahap eklporasi diperlukan analisa yang cukup mengenai
tahapan-tahapan pembentukan minyak bumi mulai dari
deposisi zat organik, pengawetan zat organic dalam sedimen,
transformasi zat organik menjadi minyak bumi, serta migrasi,
dan akumulasi minyak dan gas bumi.

Eksplorasi yang sukses tergantung pada faktor-faktor dibawah ini:

1.      Adanya jebakan (struktur, reservoir, seal)


2.      Akumulasi muatan minyak (sumber, pematangan, migrasi ke
waktu perangkap)
3.      Pematangan minyak terperangkap (sejarah termal, invasi
perairan meteoric

Fasies organik yang berbeda menghasilkan dan mengeluarkan jumlah


minyak dan gas yang berbeda pula
Petroleum generative depression adalah suatu area dimana batuan
induk yang kaya sumber organik berada pada suhu cukup tinggi untuk
menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar minyak bumi.

Karbon dan Asal Mula Kehidupan


Keunikan karbon yang dapat membentuk unsur dasar kehidupan,
terletak pada kemampuannya untuk bergabung dengan dirinya sendiri
membentuk rantai karbon yang panjang, dan kompleks, Walaupun ada
unsure  lain yakni silikon yang mempunyai electron valensi yang sama
sebesar 4.  Namun Rantai silicon banyak mempunyai kelemahan,
diantaranya:
1. Energi ikatannya lemah. Energi ikatan antar Silikon sebesar 53
kkal/mol sedangkan  energi ikatan antar Karbon sebesar 83 kkal/mol
2. Tidak stabil
3. Struktur molekul paling sederhana dari Silikon adalah SiO 2 yang
berbentuk solid dan cair ini menyebabakan tidak ada mobilitas
sirkulasi dari SiO2 dalam lingkungan hydrosfer dan biosfer berbeda
dengan karbon dengan struktur molekul paling sederhana
CO2 cenderung lebih dinamis.
Karbon menjadi struktur dasar semua kehidupan seperti yang kita
tahu itu sejak awal kehidupan di bumi. Akibatnya, kimia karbon sering
disebut sebagaikimia organik, sedangkan bahan kimia dari semua
elemen lain yang disebutkimia anorganik.

Sejarah Awal Mula Kehidupan


Keterangan: Ga=109 tahun lalu, PAL= present atmosphere level (kandungan O 2). Stomatolit= struktur

organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan)

Potensi Petroleum Batuan Prikambrium


Bukti awal kehidupan dengan ditemukannya stromatolit 3,5 Milyar
tahun yang lalu. Beberapa penelitian dan analisis sedimen
Prakambrium menunjukkan bahwa tidak memiliki kualitas batuan
sedimen Fanerozoikum, baik dalam jumlah kandungan kerogen atau
hidrogen. Minyak dan gas akan terus ditemukan, khususnya dalam
sedimen prikambrium nonalterasi, namun jumlah tersebut tidak
akan menjadi besar kecuali jika batuan sumber kaya bahan organik,
kerogen, atau konten hidrogen mereka tidak luas, dan sistem
reservoir yang terjaga dengan baik
Bukti pertama kehidupan adalah dalam 3,5 stromatolites Ga dalam
ringkasan, analisis sedimen Prakambrium menunjukkan bahwa
mereka kurang kualitas sumber batuan sedimen Fanerozoikum, atau
jumlah kerogen dan konten hidrogen. Minyak dan gas akan terus
ditemukan, terutama di sedimen dari Prakambrium unalterated,
kerogen mereka tidak secara luas dehydrogenated, dan reservoir
Recks yang sangat terawat dengan baik

Cadangan Karbon dalam Batuan Sedimen


Siklus karbon terjadi di lingkup biosfer maka dalam hal ini akan
terjadi proses fotosintesis dan oksidasi. Prose terjadinya siklus
karbon sehingga menghasilkan petroleum sebagai berikut:
Fitoplankton (jenis tumbuhan) menggunakan CO2 untuk membentuk
karbon dalam sel mereka, selanjutnya zooplankton (hewan)
memakan fitoplankton dan mengeluarkan kelebihan karbon dalam
bentuk CO2. Organisme yang mati akan teroksidasi menjadi CO2,
sehingga keluar dari siklus ini, jumlahnya sekitar 0,1% dari total
karbon keseluruhan ditarik dan terkubur oleh sedimen (Ryther,
1970). Sejak awal kehidupan, sekitar 0,1% carbon telah menjadi
akumulasi minyak komersial yang berlangsung sampai sekarang.

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi

Teknik Eksplorasi
1. Mencari rembesan minyak (prospektor)
2. Metode Geofisika
3. Metode Geokimia

Anda mungkin juga menyukai