KIMIA FARMASI
Kelompok :4
Arni Praditasari
KATARINA SILALAHI
260110150148
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
UNPAD
2015
ANALISIS KUALITATIF ANION
I.TUJUAN
II.PRINSIP
1.Kelarutan
Kemampuan suatu zat kimia tertentu, yaitu zat terlarut untuk larut dalam suatu
pelarut (Hennyi,Ricson P Hutagalung,Erna Rosida,2008).
2.Asam-Basa
Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
H+ sedangkan basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH-(Riswiyanto,2009).
3.Pemanasan
4.Anion
Anion adalah ion negative yang terbentuk ketika suatu atom menerima satu atau
lebih electron dalam proses kimia(Chang,2005).
5.Redoks
III. REAKSI
NO2- + H+ HNO3
2HNO3 H2O + N2O3
3HNO2 HNO2 + 2NO ↑ + H2O
2NO ↑ + O2 ↑ 2NO2
NO2- + CH3COOH HNO2 + CH3COO-
3HNO2 H2O +HNO3
Fe2+ + SO42- + NO ↑ [Fe2NO]SO4
2.1. Identifikasi Ion Oksalat
IV.TEORI DASAR
Kimia analisis dapat dibagi menjadi 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif membahas tetang identifikasi zat-zat. Urusannya
adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan
analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan yang ada dalam
sampel(A.L.Anderwood,1993).
Dalam kimia analisis kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif yaitu pereaksi yang memberikan tertentu suatu jenis
kation/anion(Rifai,Harizul,1994).
Metode yang tersedia untuk mendetek anion tidak sesistematik seperti mendeteksi
ion kation. Prinsip anion merupakan unsur non-logam yang bermuatan negative.
Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi anion ini adalah analisis kimia
kualitatif anorganik. Ion-ion diidentifikasi menurut sifat fisika dan kimianya.
Anion dapat berfungsi sebagai ligan apabila memilika minimal satu pasang ion
pusat yang disebut sebagai bilangan koordinasi, ikatan kovalen koordinat. Pada
ikatan ini loga sebagai pasangan electron. Ion kompleks ditinjau dari jenis ligan
yang diilat dapat digolongkan menjadi 2 yakni ion kation kompleks dan ion anion
kompleks(Yamin,2000).
1. Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi
didalam larutan Mg, Kr, Kr2.
2. Anion yang menghasilkan reaksi endapan bila direaksikan dalam larutan
sulfat, fosfat dan kromat.
5.1 Alat
1.Beaker glass
2.Bunsen
3.Cawan porselen
4.Kaki tiga
5.Kayu penjepit
6.Kertas lakmus
7.Kertas saring
8.Korek api
9.Mortil porselen
10.Palet tetes
11.Pengalir gas
12.Penjepit kayu
13.Perkamen
14.Pipet
16.Spatel
17.Spritus
18.Tabung reaksi
5.2 Bahan
1. Asam Klorida
2. Asam Nitrat
3. Asam Sulfat
4. Barium Hidroksida
5. Barium Nitrat
6. Kalsium Hidroksida
7. Perak Nitrat
8. Sampel Perak
9. Sampel Sulfida
1.FeSO4
4.Larutan Nitrit
5.Larutan Amilum
9.Larutan BaCl2
10.Larutan FeCl3
11.Larutan K2Cr2O7
1.AgNO3
2.Asam oksalat
3.Asam sulfat
4.BaCl2
5.CaCl2
6.KMnO4
9.Na2HPO4
10.Pb(Ac)2
1.Asam Klorida
2.Asam Nitrat
3.Asam Sulfat
4.Barium Hidroksida
5.Barium Nitrat
6.Kalsium Hidroksida
7.Perak Nitrat
8.Sampel Karbonat
9.Sampel Sulfida
1.AgNO3
2.Ammonia
3.Asam Asetat
5.Asam Sulfat
6.BaCl2
7.FeCl3
8.Kalium Kromat
9.Kalium Dikromat
10.KBrO3
11.KI
12.KMnO4
1.AgNO3
2.FeCl3
3.HNO3
4.Ion Asetat
5.KHSO4 padat
6.NaOH
7.SCN-
8.Zink serbuk
Pertama yang harus kita lakukan dalam prosedur kali ini adalah dengan
menyiapkan 2 tabung reaksi dan mengisinya dengan masing-masing ion karbonat
dan bikarbonat. Kemudian kita menambahkan kedalam masing-masing tabung 1
ml larutan asam sulfat 4M ( tabung A). Kemudian kita menyiapkan kembali
tabung yang lainnya yang didalamnya kita sudah mengisi dengan air barit(
kalsium hidroksida/ barium hidroksida) (tabung B). selanjutnya kita memanaskan
tabung A dan mengalirkan gasnya ke tabung B, selanjutnya kita mengamati
perubahan yang terjadi.
Dalam prosedur ini kita menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan sampel yang
berisi ion karbonat lalu kita menambahkan larutan barium nitrat. Selanjutnya kita
menambahkan asam nitrat encer dan mengamati perubahan yang terjadi.
Kemudian kita menyiapkan kembali tabung reaksi dan memasukkan sampel yang
berisi sampel ion karbonat, kemudian kita menambahkan larutan perak nitrat an
menambahkan kembali asam nitrat encer. Selanjutnya kita mengamati perubahan
yang terjadi.
Pada prosedur kali ini yang kita lakukan pertama sekali adalah dengan
menyiapkan tabung reaksi dan menambahkan ion sulida kedalamnya. Kemudian
kita menambahkan pula asam encer ( asam klorida, asam nitrat atau asam sulfat).
Kemudian kita mengamati adanya gas yang timbul
Pertama-tama kita menyediakan tabung reaksi yang berisi ion sulfida, kemudian
kita menambahkan larutan Pb(NO3)2 kedalam tabung tersebut lalu mengamati
perubahan yang terjadi.
dalam prosedur ini kita pertama sekali menyiapkan tabung reaksi dan
menambahkan ion sulfit kedalamnya. Kemudian kita menambahkan asam encer
berupa asam klorida atau asam nitrat atau boleh juga asam sulfat kedalam tabung
reaksi. Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi dan mengamati gas
yang timbul dari reaksi tersebut. Setelah timbul gas kita mengambil sehelai kertas
saring yang dibasahi terlebih dahulu dengan kalium iodide dan kanji lalu kita
amati kembali perubahan yang terjadi.
Dalam prosedur ini untukmembedakan ion sulfit dan sulfat kita pertama-tame
menyediakan 2 buah tabung reaksi. Kemudian 1 tabung kita isi dengan ion sulfit
dan tabung yang lain kita isi dengan ion sulfat. Lalu kedalam tiap tabung kita
menambahkan larutan BaCl2 kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
Selanjutnya kita menambahkan HNO3 encer kedalamnya dan mengamati kembali
perubahan yang terjadi. Proses selanjutnya adalah masing-masing larutan sulfit
dan sulfat kita totolkan pada kertasCr2O7 - H2SO4 encer dan kemudianmengamati
perubahan yang terjadi.
langkah pertama yang kita lakukan dalam melakukan percobaan ini adalah
menyiapkan tabung reaksi lalu menambahkan ion sulfit ke dalamnya. Kemudian
kita menambahkan asam nitrat encer ke dalamnya dan memanaskannya di atas
nyala spritus. Selanjutnya kita mengamati gas yang ditimbulkan dari reaksi
tersebut dam kemudian mengambil sehelai kertas saring yang dibasahi dengan
KIO3 dan larutan amilum, terakhir kita mengamati perubahan yang terjadi.
Langkah pertama yang kita lakukan dalam praktikum kali ini adalah menyediakan
2 buah tabung reaksi dan mengisi tabung 1 dengan ion sulfit dan tabung 2 dengan
larutan ion sulfat. Lalu kita menambahkan dengan larutan BaCl2 dan kemudian
kita mengamati perubahan yang terjadi, setelah itu kita menambahkan HNO3 lalu
mengamati perubahan yang terjadi. Lalu kita menotolkan larutan tersebut pada
kertas K2Cr2O7-H2SO4 encer lalu kita amati perubahan yang terjadi.
4.IDENTIFIKASI TIOSULFAT
Pertama-tama kita harus menyiapkan tabung reaksi yang kemudian kita isi
dengan ion tiosulfat. Selanjutnya kita menambahkan asam encer kedalamnya (
asam klorida, asam nitrat atau asam sulfat). Kemudian kita mengamati timbulnya
gas dan hasil sampingan yang dihasilkan reaksi tersebut.
b.Reaksi dengan larutan feri klorida
Siapkan tabung reaksi terlebih dahulu, lalu tabung reajsi tersebut kita mengisinya
dengan ion tiosulfat. Kemudian kita menambahkan kedalamnya asam encer (asam
klorida, asam nitrat atau asam sulfat) selanjutnya kita mengamati perubahan serta
gas yang dihasilkan dari reaksi tersebut.
6.IDENTIFIKASI OKSALAT
a.Pertama-tama kita mengisi tabung reaksi dengan larutan sampel (ion oksalat)
dan menambahkan kedalamnya 10 tetes H2SO4 kemudian kita mengocoknya.
Selanjutnya kita menambahkan beberapa tetes larutan KMnO4 0,002M sampai
akhirnya warna larutan KMnO4 menjadi hilang.
b. Kedalam tabung reaksi berisi larutan sampel (ion oksalat) kita menambahkan 2
tetes larutan CaCL2. Jika reaksinya positif maka akan terbentuk Kristal, namu kita
mengamatinya tidak bias secara kasat mata melainkan kita harus mengamatinya
denganmenggunakan mikroskop.
7.IDENTIFIKASI ION FOSFAT (PO43-)
Dalam prosedur kali ini kita menguji sampel dengan menggunakan 3 reagent yang
berbeda. Yang pertama kedalam larutan sampel berisi ion fosfat kita
menambahkan larutan perak nitrat lalu kit mengamati perubahan yang terjadi.
Kedua, pada sampel yang berisi ion fosfat kita menambahkan larutan barium
klorida, lalu mangamati perubahan yang terjadi. Ketiga, kedlam larutan sampel
yang berisi ion fosfat kita menambahkan laruutan magnesium, nitrat atau boleh
dengan menggunakan campuran magnesia , lalu kita mengamati perubahan yang
terjadi.
Kedalam larutan sampel yang berisi ion sulfat kita menambahkan larutan barium
klorida an selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi.
Kedalam larutan sampel yang berisi ion sulfat kita menambahkan larutan timbal
asetat lalu mengamati perubahan yang terjadi.
kedalam larutan sampel yang berisi ion sulfat kita menambahkan larutan natrium
rodizonat lalu mengamati perubahan yang terjadi kemudian kita menambahkan
kembali asam sulfat lalu kita mengamati kembali perubahan yang terjadi.
Dalam identifikasi ini pertama yang kita lakukan adalah memasukkan ion borat
kedalam tabung reaksi. Kemudian kita menambahkan AgNO3 kedalam tabung
tersebut lalu kita mengamati perubahan yagn terjadi. Selanjutnya kita
menambahkan ammonium encer ke dalam tabung reaksi tersebut lalu mengamati
kembali perubahan yang terjadi.
Dalam identifikasi kali ini yang pertama kita lakukan pertama sekali adalah
memasukkan ion borat ke dalam tabung reaksi dan menambahkannya dengan
BaCl2, lalu kita mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian kita menambahkan
( asam asetat atau asam sulfat) kedalam larutan tersebut dan kita mengamati
perubahan yang terjadi.
10.IDETIFIKASI KROMAT
a.Larutan kromat
Dalam identifikasi kali ini kita menyediakan sebuah pelat tetes. Kemudian kita
memasukkan 3 lubang pelat tetes dengan masing-masing 2 tetes larutan kromat
dan 1 tetes AgNO3. Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi.
Selanjutnya pada masing-masing lubang kita menambahkan 1 tetes HNO3 pada
lubang yang pertama, 1 tetes HCl 4M kedalam lubang yang kedua, dan 1-2 tetes
NH4OH 4M kedalam lubang yang ketiga. Lalu kita mengamati perubahan yang
terjadi pada masing-masing larutan pada lubang pelat tetes.
Pertama yang kita harus lakukan adalah menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang
berisi masing-masing larutan ion, kemudian kita menambahkan larutan BaCl2
kedalamnya dan mulai mengamati endapan yang terjadi. Kemudian masing-
masing tabung kita menambahkan dengan asam asetat lalu mengamati kembali
perubahan yang terjadi. Selanjutnya masing-masing tabung kita tambahkan
dengan asam nitrat dan mengamati kembali perubahan yang terjadi.
a.Pertama kita menyediakan 3 buah tabung reaksi, tabung yang pertama kita
mengisi dengan ion klorida, tubung yang kedua kita mengisis dengan larutan ion
bromide dan tabung yang ketiga kita mengisi dengan ion iodide. Kemudian
kedalam masing-masing tabung kita menambahkan HNO3 encer dan 2 tetes
larutan AgNO3, lalu mengamati perubahan yang terjadi.
Dalam prosedur kali ini kita menyediakan 2 buah tabung reaksi yang kita isi
dengan laruutna ion SCN-. Kedalam tabung yang pertama kita menambahkan
HNO3 2M dan larutan AgNO3, kemudian pada tabung Yng kedua kita
menambahkan HNO3 2M dan juga larutan FeCl3. Selanjutya kita mengamati
perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi.
Pertama kita memasukkan ion nitrat kedalam tabung reaksi dan kedalam tabung
reaksi tersebut kita menambahkan H2SO4 4M dan FeSO4 padat, lalu kita
mengocoknya dan mulai mengamati perubahan yang terjadi. Melalui dinding
tabung, kita mulai memasukkan secara perlahan-lahan 1ml H2SO4 pekat dan
jangan menggoyang tabung yang kita pastikan dalam posisi miring. Selanjutnya
kita mengamati perubahan yang terjadi.
Pertama kita memasukkan kedalam tabung reaksi larutan ion nitrat, kemudian kita
menambahkan dengan serbuk zink/aluminium dan larutan natrium hidroksida, lalu
kita mendidihkannya. Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi dan
meletakkan lakmus diatas tabung reaksi lalu mengamati perubahan yang terjadi.
15.IDENTIFIKASI ION ASETAT
Pertama yang harus kita lakukan adalah memasukkan larutan ion aseta kedalam
mortar porselen dan menambahkan KHSO4 padat, lalu kita menggerus padatan
tersebutsampai benar-benar larut dalan ion asetat. Selanjutnya kita mengamati
perubahan yang terjadi dengan mencium bau yang ditimbulkan oleh larutan
tersebut.
VII.DATA PENGAMATAN
2. Ditambahkan asam
nitrat encer berlebih ke Endapan larut Endapan
dalam tabung A larut
3. Dimasukkan 6 tetes Endapan Endapan
larutan ion karbonat putih putih
dengan 2 tetes perak
nitrat pada tabung B
4. Ditambahkan asam
nitrat 6M yang berlebih Menghasilkan Endapan
ke dalam tabung B Endapan larut
yang larut
encer
2 Dimasukkan
larutan ion
nitrit kedalam
tabung reaksi
dan
ditambahkan
larutan H2SO4 Terbentuk gas berwarna cokelat dan berbau
encer
3 Ditambahkan Muncul
FeSO4 padat warna
cokelat
4 Dimasukkan
asam oksalat ke
dalam tabung
reaksi kedua
Ditambahkan:
Larutan berwarna kuning dan
a. 1 tetes HCl 4M
terdapat endapan putih.
b. 1 tetes HNO3
2. Larutan berwarna coklat dan
terdapat endapan coklat.
c. 1-2 tetes
Larutan berwarna coklat tua
NH4OH
dan terdapat endapan coklat.
7.14
c. 3 tetes NaOH
7.15 Identifikasi ion kromat dan bikromat
b) KBrO3 warna
kuning pucat busa
menghilang
c) KI terdapat endapan
putih di dasar
6 Ditambahkan ammonia a) FeCl3 terbentuk
ke dalam masing-masing Kristal putih
tabung reaksi setelah
melakukan step nomor 5
b) KBrO3 terbentuk
cincin putih di atas
permukaan larutan
KBrO3
c) KI terdapat endapan
di dasar
7 Dimasukkan larutan Didapatkan larutan FeCl3 ,
FeCl3 , larutan KBrO3, larutan KBrO3, dan larutan
dan larutan KI ke dalam KI pada masing-masing
masing-masing tabung tabung yang berbeda
reaksi
8 Ditambahkan larutan a) FeCl3 tidak terjadi
H2SO4 encer ke dalam perubahan
masing-masing tabung b) KBrO3 tidak terjadi
reaksi setelah melakukan perubahan
step nomor 7 c) KI tidak terjadi
perubahan
9 Ditambahkan larutan a) FeCl3 terbentuk 2
KMnO4 ke dalam lapisan merah-ungu dan
masing-masing tabung kuning
reaksi setelah
melakukan step nomor 8
b) KBrO3 terdapat
gelembung O2
c) KI KMnO4
bercampur dengan KI
10 Dikocok ketiga larutan a) FeCl3 menyatu dan
dalam masing-masing terbentuk warna merah
tabung reaksi setelah
melakukan step nomor 9
VIII. PEMBAHASAN
Dalam identifikasi kali ini kita melakukan 3 cara identifikasi, yaitu dengan
penambahan HCl , dengan melakukan pemanasan dan dengan penambahan
Barium Nitrat dan Perak Nitrat. Pertama dalam pengujian ion karbonat dengan
penambahan HCl kita menyiapkan sebuah tabung reaksi yang akan kita isi
dengan 6 tetes ammonium karbonat dengan 2 tetes HCl lalu kita mendapatkan
larutan yang berwarna putih disertai kabut berwarna putih juga. Identifikasi
selanjutnya yang dilakukan dengan cara pemanasan pertama – tama dilakukan
dengan cara menyiapkan terlebih dahulu 2 buah tabung reaksi, kemudian pada
tabung yang pertama dimasukkan 6 tetes ion karbonat dengan 1 ml H2SO4 4 M
kedalam tabung tersebut pada tabung yang pertama kita memasukkan 9 tetes ion
natrium bikarbonat dan 3 tetes BaOH 0,2 M kedalam tabung tersebut. Kemudian
kedua tabung tersebut kita hubungkan dengan menggunakan jembatan segitiga
dan menutupi kedua mulut tabung reaksi tersebut. Selanjutnya kita
memanasakan tabung yang pertama sehingga akan menimbulkan gas yang akan
dialiri langsung kedalam tabung kedua dan tabung yang kedua akan mempunyai
larutan yang berubah menjadi keruh. Gas yang ditimbulkan merupakan reaksi
dari barium dan kekeruhan yang terjadi disebabkan karena adanya ion karbonat
dalam tabung reaksi yang pertama. Namun pada saat percobaan dilakukan,
kelompok satu melakukan suatu kesalahan yaitu memanaskan tabung reaksi
yang pertama tanpa terlebih dahulu menghubungkan kedua tabung dengan
jembatan pengalir gas sehingga pada saat reaksi tersebut gas yang dihasilkan dan
kemudian dialirkan kedalam tabung reaksi yang kedua menjadi sangat sedikit
dan warna keruh pun tidak sebanyak yang diharapkan. Selanjutnya kesalahan
yang berikutnya terjadi ialah kelompok satu saat memanaskan tabung pertama
tidak memerhatikan dengan teliti sehingga kekeruhan dari larutan pada tabung
yang kedua cepat hilang akibat dipanaskan terlalu lama. Selanjutnya identifikasi
karbonat dengan penambahan barium nitrat dan perak nitrat diawali dengan
penyediaaan dua buah tabung reaksi yang pada tabung pertama kita
menambahkan 6 tetes larutan ion bikarbonat dengan larutan BaCl sebanyak 2
tetes kedalam tabung reaksi tersebut sehingga menghasilkan endapan putih,
kemudian pada tabung ini kita menambahkan asam nitrat encer yang berlebih
sehingga membentuk larutan netral dan larut membentuk larutan berwarna putih.
Selanjutnya pada tabung yang kedua kita menambahkan 6 tetes larutan ion
karbonat dengan 2 tetes perak nitrat dan dihasilkan endapan putih, setelah itu
kita menetesinya dengan asam nitrat 6M berlebih dan kemudian mengahasilkan
endapan berwarna putih akan tetapi menurut vogel seharusnya penambahan
asam nitrat berlebih akan menghasilkan endapan putih dan jika ditetesi dengan
asam nitrat kembali akan menghasilkan endapan berwarna kuning, namun pada
prosedur kali ini kelompok satu hanya meneteskan asam nitrat berlebih sampai
berwarna putih dan tidak menetesi kembali hingga membentuk endapan
berwarna kuning. Pada identifikasi karbonat ini tidak dilakukan pengujian
dengan sulfida karena ion sulfida sendiri tidak tersedia di laboratorium.
Dalam praktikum kali ini kita menyediakan 2 buah tabung reaksi dan
memasukan ion sulfat dan sulfit ke dalam dua tabung berbeda tersebut.
Selanjutnya dilarutkan dengan aquades. Lalu kita menambah asam nitrat encer
2M lalu kita kocok dan dipanaskan maka akan timbul bau belerang terbakar.
Karena kita tidak mengetahui bau belerang itu seperti apa, kita hanya mendapat
bau yang keluar itu seperti bau terbakar biasa. Kemudian kita menyiapkan kertas
saring yang sudah dibasahi dengan larutan KI dan amilum dengan larutan
amilumnya kita totolkan pada bagian tengah dan perbandingannya lebih sedikit
dibandingkan dengan larutan Kio3 dan meletakkan keras saring tersebut pada
mulut tabung reaksi yang sebelumnya kemudian tabung kita panaskan. Maka
akan timbul warna biru pada bagian tengah kertas saring dan warna kuning karat
pada bagian lain kertas saring. Hal tersebut menandakan bahwa adanya larutan
amilum saat berubah warna biru dan adanya KIO3 saat kertas saring berubah
menjadi warna kuning karat. Selanjunta kita masukkan kembali larutan sulfat
dan sulfit kedalam dua tabung reaksi yang berbeda dan menambahkan
larutanBaCl2 lalu dihasilkan larutan dengan endapan putih pada kedua larutan
tersebut. Selanjutnya pada masing-masing tabung kita menambahkan kembali
asam nitrat encer kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut. Lalu endapan
yang tadinya menjadi larut dan muncul gelembung, dan larutan berubah menjadi
warna putih. Kemudian larutan sulfit dan sulfat ditotolkan kedalam kertas
perkamen yang telah kita tetesin dengan K2Cr2O7 – H2SO4, maka akan terjadi
perubahan warna , sulfit berubah menjadi warna kuning kehijauan dan sulfat
berubah warna menjadi kuning orange. Pada percobaan berikutnya kita
memasukkan ke dalam tabung reaksi ion tiosulfat dan menambahkan dengan
asam nitrat encer dan kita panaskan diatas spritus dengan warna yang tidak
berubah dan menghasilkan bau terbakar. Dan pada tabung reaksi yang baru kita
masukkan kembali ion tiosulfat dan menambahakan larutan FeCl3. Fel3 sendiri
adalah larutan dengan warna kuning orange. Ketika larutan tersebut tercampur
maka dihasilkan larutan dengan warna ungu pekat namun warna itu tidak
bertahan lama dan kemudian larutan tersebut berubah menjadi kuning bening.
Selanjutnya identifikasi ion nitrit. Pada prosedur kita diperintahkan untuk
menambahkan larutan nitrit dengan larutan asam. Pada prosedur tersebut
kelompok dua mencoba menambahkan dengan lariutan asam nitrat, namun tidak
terjadi perubahan, karena tidak terjadi perubahan maka larutan tersebut kembali
diujikan dengan menambahkan asam klorida encer dan seketika terbentuk gas
berwarna cokelat . Larutannya harusnya timbul warna biru, akan tetapi saat
dilakukan percobaan ini didapat warna larutan bening dengan warna biru akan
tetapi warna biru yang dihasilkan tidak dapat terlihat oleh kasatmata.
Selanjutnya kita melarutkan ion nitrit padat kedalam tabung reaksi dan
menambahkan dengan H2SO4 encer dan terbentuk gas berwarna cokelat dan
berbau. Kemudian ditambahkan dengan FeSO4 padat dan terbentuklah larutan
berwarna cokelat dengan gelembung dan disertai bau belerang yang sangat
menyengat. Kemudian kita menambahkan H2SO4 6 M dan diharapkan dapat
menghasilkan endapan cicin. Namun saat percobaan tidak terjadi endapan cicin
tersebut karena adanya kesalahan saat memasukkan H2SO4. Seharusnya kita
memasukkan H2SO4 dengan keadaan tabung reaksi dimiringkan dan tidak boleh
mendapat gaya dari luar., namun kelomppok 2 saat mengujinya dilakuka dengan
tabung dengan posisi tegak dan mendapat gaya dari luar sehingga tidak
terbentuk endapan cicin yang di harapkan dan yang terjadi adalah larutan
berubah menjadi 2 lapisan yaitu lapisan berwarna cokelat diatas dan larutan
berwarna putih di bawah. Factor lain yang menyebabkan reaksi tidak
membentuk cicin adalah karena FeCl3 padatan yang diberikan telah menggumpal
karena lama dibiarkan di udara terbuka.
Pertama kita memasukkan larutan kalium dikromat 0,1M dan larutan kalium
kromat kedalam 2 tabung reaksi yang berbeda, warna kromat sendiri adalah
kuning sementar warna dikromat adalah jingga. Kemudian kita menambahkan
BaCl2 kedalam masing-masing tabung dan didapat kabut pada kedua tabung
dikarenakan Q<Ksp nya dan terbentuk juga endapan kuning muda pad tabung
reaksi tersebut. Selanjutnya ditambahkan asama asetat kedalam masing-
masing tabung dan tidak terjadi perubaha pada masing-masing larutan.
Kemudian ditambahkan kembali asam nitrat encer kedalam tabung yang
kemudian dikromat membentuk endapan dibagian dasar tabung reaksi dan
menjadikan warna larutan mejadi jernih sementar untuk larutan kromat tidak
terjadi perubahan apa-apa.
Jadi warna yang dihasilkan berasal dari perwarnaan merah darah oleh larutan
besi(III) klorida.
Untuk mengidentifikasi ion nitrat dalam suatu larutan, bisa dengan uji
pembentukan gas coklat kemerahan yang akan timbul, uji cicin coklat, dan juga
dengan mereduksi nitrat dalam suasana basa. Untuk uji pembentukan gas coklat
kemerahan cukup dengan cara dimasukannya asam sulfat pekat kedalam larutan
ion nitrat. Pada saat praktikum, ion nitrat diambil dari larutan asam nitrat, dan
dimasukan asam sulfat pekat 4 M di ruang asam, namun tidak ada gas coklat
kemerahan yang timbul. Gas yang dihasilkan hanya gas berwarna putih dan
terdapat endapan putih. Kemudian dicoba lagi dengan cara mengganti garam
untuk mengambil larutan ion nitrat. Untuk mengambil ion nitrat diganti dengan
garam perak nitrat serbuk yang dilarutkan dalam air, kemudian ditambah lagi
dengan larutan asam sulfat 4 M, namun hasil yang didapatkan masih sama, yaitu
gas berwarna putih dan endpaan putih. Setelah itu dicoba lagi dengan
digunakannya larutan perak nitrat yang ditambah dengan larutan asam sulfat yang
lebih pekat yakni 6 M. Namun yang dihasilkan masih sama, yaitu gas berwarna
putih dan endapan putih. Setelah itu campuran yang terakhir ini dipanaskan
didalam beaker glass yang berisi air panas, namun masih tetap tidak ada
perubahan yang terjadi. Uap nitrogen dioksida yang coklat kemerahan, akan
terbentuk ketika nitrat padat dipanaskan dengan reagensia. Jadi kemungkinan
hasil tidak didapatkan karena ion nitrat diambil dari larutan bukan padatannya.
Untuk uji cicin coklat dilakukan dengan cara dimasukannya asam nitrat
kedalam tabung reaksi. Jadi ion nitrat diambil dari larutan asam nitrat. Kemudian
ditambahkannya asam sulfat 4 M dan besi(II) sulfat (FeSO4) kedalam tabung
reaksi, kemudian dimasukan asam sulfat dengan perlahan lewat dinding tabung
reaksi. Hasil yang didapatkan adalah cicin kuning orange kecoklatan yang kecil
didasar tabung reaksi. Sebuah cicin coklat akan terbentuk pada zona persentuhan
antara kedua cairan itu. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan
[Fe(NO)]2+. (Vogel, 1985). Jadi hasil dari praktikum yang dilakukan sesuai.
IX.DAFTAR PUSTAKA