Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR

KIMIA FARMASI

SEMESTER GANJIL 2015 – 2016

ANALISIS KUALITATIF ANION

Hari/ Jam Praktikum : Kamis/ 13.00 – 16.00

Tanggal Praktikum : 29 September 2015

Kelompok :4

Asisten : Andreas Wijaya

Arni Praditasari

KATARINA SILALAHI

260110150148

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNPAD

2015
ANALISIS KUALITATIF ANION

I.TUJUAN

Mengidentifikasi ion-ion anion pada suatu larutan menggunakan analisis


kualitatif.

II.PRINSIP

1.Kelarutan

Kemampuan suatu zat kimia tertentu, yaitu zat terlarut untuk larut dalam suatu
pelarut (Hennyi,Ricson P Hutagalung,Erna Rosida,2008).

2.Asam-Basa

Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
H+ sedangkan basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH-(Riswiyanto,2009).

3.Pemanasan

Pemanasan dilakukan untuk mengetahui warna-warna dari ion-ion anion yang


direaksikan.

4.Anion

Anion adalah ion negative yang terbentuk ketika suatu atom menerima satu atau
lebih electron dalam proses kimia(Chang,2005).

5.Redoks

Reaksi redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi


suatu atom-atom dalam sebuah reaksi kimia(Purba,M.2006).

III. REAKSI

1.1. Identifikasi Ion Karbonat


CO32- + 2H+ CO2 ↑ + H2O
CO2 + Co2+ + 2OH- CaCO3 ↓ + H2O
CO2 + Ba2+ + 2OH- BaCO3 ↓ + H2O
CO32- + Ba2+ BaCO3 ↓
CO32- + Ca2+ CaCO3
CO32- + 2Ag+ Ag2CO3 ↓
BaCO3 + 2H+ Ba2+ + CO2 ↑ + H2O
BaCO3 + CO2 +H2O Ba2+ + 2HCO3-
1.2. Identifikasi Ion Sulfida

S2- + 2HCl H2S + Cl2


H2S + Pb2+ PbS
2HNO3 + 3H2S 2NO + 3S + 4H2O
Pb(NO3)2 + H2S PbS ↓ + 2HNO3
1.3. Identifikasi Ion Sulfit

SO32- + 2H+ SO2 ↑ + H2O


SO32- + Ba2+ BaSO3 ↓
5SO2 + 2IO3- + 4H2O I2 + 5SO42- + 8H+
3BaSO3 ↓ + 2HNO3 3BaSO4 ↓ + 2NO ↑ + H2O
1.4. Identifikasi Ion Tiosulfat

S2O32- + 2H+ S + SO2 + H2O


I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
2S2O32- + Fe3+ [Fe(S2O3)2]-
[Fe(S2O3)2]- + Fe3+ 2Fe2+ + S4O62-
2S2O32- + 2Fe3+ S4O62- + 2Fe2+
1.5. Identifikasi Ion Nitrit

NO2- + H+ HNO3
2HNO3 H2O + N2O3
3HNO2 HNO2 + 2NO ↑ + H2O
2NO ↑ + O2 ↑ 2NO2
NO2- + CH3COOH HNO2 + CH3COO-
3HNO2 H2O +HNO3
Fe2+ + SO42- + NO ↑ [Fe2NO]SO4
2.1. Identifikasi Ion Oksalat

5(COO)22- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O


(COO)22- + Co2+ (COO)2Ca
(COOH)2 H2O + CO + CO2
2.2. Identifikasi Ion Fosfat

HPO42- + 3Ag+ Ag3PO4 + H+


Ag3PO4 + 2H+ H2PO4- + 3Ag+
Ag3PO4 + 6NH3 3[Ag(NH3)2]+ + PO43-
HPO42- + Ba2+ BaHPO4
2HPO42- + 3Ba2+ + 2NH3 Ba3(PO4)2 + 2NH4+
HPO42- + Mg2+ + NH3 MhNH4PO4
2.3. Identifikasi Ion Sulfat

SO42- + Ba2+ BaSO4 ↓


SO42- + Pb2+ PbSO4 ↓
2.4. Identifikasi Ion Borat
H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)2 ↑ + 3H2O
Na2B4O7 + 6CaF2 + 7H2SO4 4BF3 ↑ + 6CaSO4 + 2Na+ + SO42- + 7H2O
B4O73- + 4Ag+ + H2O 4AgBO2 ↓ + 2H+
2AgBO2 ↓ + 3H2O AgO ↓ + 2H3BO3
B4O72- + 2Ba2+ + H2O 2Ba(BO2)2 ↓ + 2H+
2.5. Identifikasi Ion Kromat

CrO42- + Ba2+ BaCrO4 ↓


Cr2O72- + 2Ba2+ + H2O 2BaCrO4 ↓ + 2H+
3.1 Identifikasi Ion Halogen

Cl- + H2SO4 HCl ↑ + HSO4-


KBr + H2SO4 HBr ↑ + HSO4- + K+
2KBr + 2H2SO4 Br ↑ + SO2 ↑ + SO42- + 2K+ + 2H2O
KBr + H3PO4 HBr ↑ + H2PO4- + K+
2I- + 2H2SO4 I2 ↑ + SO42- + 2H2O
I- + H2SO4 HI ↑ HSO4-
6I- + 4H2SO4 3I2 ↑ + S ↓ + 3SO42- + 4H2O
8I- + 5H2SO4 4I2 ↑ + H2S ↑ + 4SO42- + 4H2O
3.2 Identifikasi Ion Tiosianat

SCN- + H+ + 2NO3- 2NO + HCN + SO42-


SCN- + Ag+ AgSCN
3SCN- + Fe2+ Fe(SCN)3
4.1. Identifikasi Ion Nitrat

4NO3- + 2H2SO4 4NO2 + O2 + 2SO42- + 2H2O


2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2NO + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+
NO3- + 4Zn + 7OH- + 6H2O NH3 + 4[Zn(OH)4]2-
3NO3- + 8Al + 5OH- + 18H2O 3NH3 + 8[Al(OH)4]-
4.2. Identifikasi Ion Asetat

CH3COO- + KHSO4 CH3COOH + KSO4-

IV.TEORI DASAR

Kimia analisis dapat dibagi menjadi 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif membahas tetang identifikasi zat-zat. Urusannya
adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan
analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan yang ada dalam
sampel(A.L.Anderwood,1993).

Dalam kimia analisis kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif yaitu pereaksi yang memberikan tertentu suatu jenis
kation/anion(Rifai,Harizul,1994).

Metode yang tersedia untuk mendetek anion tidak sesistematik seperti mendeteksi
ion kation. Prinsip anion merupakan unsur non-logam yang bermuatan negative.
Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi anion ini adalah analisis kimia
kualitatif anorganik. Ion-ion diidentifikasi menurut sifat fisika dan kimianya.
Anion dapat berfungsi sebagai ligan apabila memilika minimal satu pasang ion
pusat yang disebut sebagai bilangan koordinasi, ikatan kovalen koordinat. Pada
ikatan ini loga sebagai pasangan electron. Ion kompleks ditinjau dari jenis ligan
yang diilat dapat digolongkan menjadi 2 yakni ion kation kompleks dan ion anion
kompleks(Yamin,2000).

Pemisahan anion-anion yang umum kedalam golongan utama, tergantung pada


kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink yang
hanya boleh dianggap berguna untuk berindikasi dan keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Skema diidentifikasi anion termasuk dalam lebih dari satu sub
golongan( Svehla,1985). Penggolongan anion berdasarkan sifat-sifat reaksi yaitu:
ion pereduksi misalnya sulfit, tiosulfit, nitrit, sianidatiosulfit, bromide, iodide,
arsen, besi(II)sianida(Yamin,2000).

Anion sendiri digolongkan menjadi 2, yaitu golongan A dan golongan B. Anion


golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap apabila direaksikan
dengan asam. Anion golongan A ini terbagi menjadi 2:

1. Golongan anion yng menghasilkan gas apabila direaksikan dengan asam


klorida encer dan asam sulfat.
2. Golongan anion yang menghasilkan gas apabila direaksikan dengan asam
sulfat pekat.

Sedangkan golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi didalam larutan.


Golongan B ini juga terbagi atas 2, yaitu:

1. Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi
didalam larutan Mg, Kr, Kr2.
2. Anion yang menghasilkan reaksi endapan bila direaksikan dalam larutan
sulfat, fosfat dan kromat.

V.ALAT DAN BAHAN

5.1 Alat

1.Beaker glass

2.Bunsen

3.Cawan porselen

4.Kaki tiga

5.Kayu penjepit

6.Kertas lakmus

7.Kertas saring
8.Korek api

9.Mortil porselen

10.Palet tetes

11.Pengalir gas

12.Penjepit kayu

13.Perkamen

14.Pipet

15.Rak tabung reaksi

16.Spatel

17.Spritus

18.Tabung reaksi

5.2 Bahan

a. Identifikasi Ion Karbonat

1. Asam Klorida

2. Asam Nitrat

3. Asam Sulfat

4. Barium Hidroksida

5. Barium Nitrat

6. Kalsium Hidroksida

7. Perak Nitrat

8. Sampel Perak
9. Sampel Sulfida

b. Identifikasi Ion Nitrit, Sulfit, dan Tiosulfit

1.FeSO4

2.Larutan ion sulfit

3. Larutan ion Tiosulfat

4.Larutan Nitrit

5.Larutan Amilum

6.Larutan Asam nitrat encer

7.Larutan Asam klorida

8.Larutan Asam Sulfat Pekat

9.Larutan BaCl2

10.Larutan FeCl3

11.Larutan K2Cr2O7

c. Identifikasi Ion Oksalat,Pospat, dan Sulfat

1.AgNO3

2.Asam oksalat

3.Asam sulfat

4.BaCl2

5.CaCl2

6.KMnO4

7.Larutan Merkuri (II) Asetat


8.MgSO4

9.Na2HPO4

10.Pb(Ac)2

d. Identifikasi Ion Borat dan Kromat

1.Asam Klorida

2.Asam Nitrat

3.Asam Sulfat

4.Barium Hidroksida

5.Barium Nitrat

6.Kalsium Hidroksida

7.Perak Nitrat

8.Sampel Karbonat

9.Sampel Sulfida

e. Identifikasi Ion Kromat, Bikromat, dan Halogen

1.AgNO3

2.Ammonia

3.Asam Asetat

4.Asam Nitrat encer

5.Asam Sulfat

6.BaCl2

7.FeCl3
8.Kalium Kromat

9.Kalium Dikromat

10.KBrO3

11.KI

12.KMnO4

f. Identifikasi Ion Tiosianat, Nitrat, dan Asetat

1.AgNO3

2.FeCl3

3.HNO3

4.Ion Asetat

5.KHSO4 padat

6.NaOH

7.SCN-

8.Zink serbuk

5.2 Gambar Alat


VI.PROSEDUR

1.IDENTIFIKASI ION KARBONAT

a.Reaksi dengan asam dan pemanasan

Pertama yang harus kita lakukan dalam prosedur kali ini adalah dengan
menyiapkan 2 tabung reaksi dan mengisinya dengan masing-masing ion karbonat
dan bikarbonat. Kemudian kita menambahkan kedalam masing-masing tabung 1
ml larutan asam sulfat 4M ( tabung A). Kemudian kita menyiapkan kembali
tabung yang lainnya yang didalamnya kita sudah mengisi dengan air barit(
kalsium hidroksida/ barium hidroksida) (tabung B). selanjutnya kita memanaskan
tabung A dan mengalirkan gasnya ke tabung B, selanjutnya kita mengamati
perubahan yang terjadi.

b.Reaksi denga larutan barium klorida dan larutan perak nitrat

Dalam prosedur ini kita menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan sampel yang
berisi ion karbonat lalu kita menambahkan larutan barium nitrat. Selanjutnya kita
menambahkan asam nitrat encer dan mengamati perubahan yang terjadi.
Kemudian kita menyiapkan kembali tabung reaksi dan memasukkan sampel yang
berisi sampel ion karbonat, kemudian kita menambahkan larutan perak nitrat an
menambahkan kembali asam nitrat encer. Selanjutnya kita mengamati perubahan
yang terjadi.

2.IDENTIFIKASI ION SULFIDA

a.Reaksi dengan larutan asam

Pada prosedur kali ini yang kita lakukan pertama sekali adalah dengan
menyiapkan tabung reaksi dan menambahkan ion sulida kedalamnya. Kemudian
kita menambahkan pula asam encer ( asam klorida, asam nitrat atau asam sulfat).
Kemudian kita mengamati adanya gas yang timbul

b.Reaksi dengan larutan timbal

Pertama-tama kita menyediakan tabung reaksi yang berisi ion sulfida, kemudian
kita menambahkan larutan Pb(NO3)2 kedalam tabung tersebut lalu mengamati
perubahan yang terjadi.

c.Reaksi dengan ion sulfit

dalam prosedur ini kita pertama sekali menyiapkan tabung reaksi dan
menambahkan ion sulfit kedalamnya. Kemudian kita menambahkan asam encer
berupa asam klorida atau asam nitrat atau boleh juga asam sulfat kedalam tabung
reaksi. Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi dan mengamati gas
yang timbul dari reaksi tersebut. Setelah timbul gas kita mengambil sehelai kertas
saring yang dibasahi terlebih dahulu dengan kalium iodide dan kanji lalu kita
amati kembali perubahan yang terjadi.

d.Reaksi dengan kalium bikromat-asam sulfat encer

Dalam prosedur ini untukmembedakan ion sulfit dan sulfat kita pertama-tame
menyediakan 2 buah tabung reaksi. Kemudian 1 tabung kita isi dengan ion sulfit
dan tabung yang lain kita isi dengan ion sulfat. Lalu kedalam tiap tabung kita
menambahkan larutan BaCl2 kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
Selanjutnya kita menambahkan HNO3 encer kedalamnya dan mengamati kembali
perubahan yang terjadi. Proses selanjutnya adalah masing-masing larutan sulfit
dan sulfat kita totolkan pada kertasCr2O7 - H2SO4 encer dan kemudianmengamati
perubahan yang terjadi.

3.IDENTIFIKASI ION SULFIT

a. Larutan dengan asam encer

langkah pertama yang kita lakukan dalam melakukan percobaan ini adalah
menyiapkan tabung reaksi lalu menambahkan ion sulfit ke dalamnya. Kemudian
kita menambahkan asam nitrat encer ke dalamnya dan memanaskannya di atas
nyala spritus. Selanjutnya kita mengamati gas yang ditimbulkan dari reaksi
tersebut dam kemudian mengambil sehelai kertas saring yang dibasahi dengan
KIO3 dan larutan amilum, terakhir kita mengamati perubahan yang terjadi.

b. Kalium bikarbonat dan larutan asam sulfat

Langkah pertama yang kita lakukan dalam praktikum kali ini adalah menyediakan
2 buah tabung reaksi dan mengisi tabung 1 dengan ion sulfit dan tabung 2 dengan
larutan ion sulfat. Lalu kita menambahkan dengan larutan BaCl2 dan kemudian
kita mengamati perubahan yang terjadi, setelah itu kita menambahkan HNO3 lalu
mengamati perubahan yang terjadi. Lalu kita menotolkan larutan tersebut pada
kertas K2Cr2O7-H2SO4 encer lalu kita amati perubahan yang terjadi.

4.IDENTIFIKASI TIOSULFAT

a.Reaksi dengan larutan asam

Pertama-tama kita harus menyiapkan tabung reaksi yang kemudian kita isi
dengan ion tiosulfat. Selanjutnya kita menambahkan asam encer kedalamnya (
asam klorida, asam nitrat atau asam sulfat). Kemudian kita mengamati timbulnya
gas dan hasil sampingan yang dihasilkan reaksi tersebut.
b.Reaksi dengan larutan feri klorida

Pertama-tama kedalam tabung reaksi kita mengisi dengan larutan tiosulfat,


kemudian larutan tersebut kita tambahkan dengan larutan iodium/FeCl3 lalu kita
mengamati perubahan yang terjadi, selanjutnya kita diamkan sebentar lalu
mengamati perubahan yang terjadi lagi.

5.IDENTIFIKASI ION NITRIT

a.Reaksi dengan larutan asam

Siapkan tabung reaksi terlebih dahulu, lalu tabung reajsi tersebut kita mengisinya
dengan ion tiosulfat. Kemudian kita menambahkan kedalamnya asam encer (asam
klorida, asam nitrat atau asam sulfat) selanjutnya kita mengamati perubahan serta
gas yang dihasilkan dari reaksi tersebut.

b.Reaksi dengan besi(II) sulfat

Pertama-tama kita menyediakan tabung reaksi kemudian kita mengisinya dengan


ion nitrit. Kedalam tiap-tiap tabung kita menambahkan H2SO4 4M, dan FeSO4
padat. Kemudian kita mengocoknya dan mengamati perubahan yang terjadi.
Melalui dinding tabung kita menambahkan kembali secara perlahan-lahan 1 ml
H2SO4 pekat dengan posisi tabung yang dimiringkan dan tidak menggoyang
tabung reaksi tersebut. Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi.

6.IDENTIFIKASI OKSALAT

a.Pertama-tama kita mengisi tabung reaksi dengan larutan sampel (ion oksalat)
dan menambahkan kedalamnya 10 tetes H2SO4 kemudian kita mengocoknya.
Selanjutnya kita menambahkan beberapa tetes larutan KMnO4 0,002M sampai
akhirnya warna larutan KMnO4 menjadi hilang.

b. Kedalam tabung reaksi berisi larutan sampel (ion oksalat) kita menambahkan 2
tetes larutan CaCL2. Jika reaksinya positif maka akan terbentuk Kristal, namu kita
mengamatinya tidak bias secara kasat mata melainkan kita harus mengamatinya
denganmenggunakan mikroskop.
7.IDENTIFIKASI ION FOSFAT (PO43-)

Dalam prosedur kali ini kita menguji sampel dengan menggunakan 3 reagent yang
berbeda. Yang pertama kedalam larutan sampel berisi ion fosfat kita
menambahkan larutan perak nitrat lalu kit mengamati perubahan yang terjadi.
Kedua, pada sampel yang berisi ion fosfat kita menambahkan larutan barium
klorida, lalu mangamati perubahan yang terjadi. Ketiga, kedlam larutan sampel
yang berisi ion fosfat kita menambahkan laruutan magnesium, nitrat atau boleh
dengan menggunakan campuran magnesia , lalu kita mengamati perubahan yang
terjadi.

8.IDENTIFIKASI ION SULFAT (SO42-)

a.Larutan barium klorida

Kedalam larutan sampel yang berisi ion sulfat kita menambahkan larutan barium
klorida an selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi.

b.Larutan timbal asetat

Kedalam larutan sampel yang berisi ion sulfat kita menambahkan larutan timbal
asetat lalu mengamati perubahan yang terjadi.

c.Uji natrium rodizonat

kedalam larutan sampel yang berisi ion sulfat kita menambahkan larutan natrium
rodizonat lalu mengamati perubahan yang terjadi kemudian kita menambahkan
kembali asam sulfat lalu kita mengamati kembali perubahan yang terjadi.

d.Larutan merkuri(II) nitrat: endapan kuning merkur(II) sulfat basa

Kedalam larutan sampel berisi ion sulfat kita menambahkan larutan


merkuri(II)nitrat lalu mengamati perubahan yang terjadi.

9.IDENTIFIKASI BORAT (BO33-, B4O72-, BO2-)

a.Identifikasi Asam Sulfat Pekat dan Alkohol


Dalam identifikasi ini pertama kita memasukkan ion borat kedalam cawan
porselen dan menambahkannya dengan beberapa tetes methanol. Kemudian kita
menyalakan korek api dan langsung memasukkannya kedalam cawan porselen,
kemudian kita mengamati perubahan yang terjadi dengan warna api yang terjadi.

b.Identifikasi Larutan Perak Nitrat

Dalam identifikasi ini pertama yang kita lakukan adalah memasukkan ion borat
kedalam tabung reaksi. Kemudian kita menambahkan AgNO3 kedalam tabung
tersebut lalu kita mengamati perubahan yagn terjadi. Selanjutnya kita
menambahkan ammonium encer ke dalam tabung reaksi tersebut lalu mengamati
kembali perubahan yang terjadi.

c.Identifikasi Larutan Barium Klorida

Dalam identifikasi kali ini yang pertama kita lakukan pertama sekali adalah
memasukkan ion borat ke dalam tabung reaksi dan menambahkannya dengan
BaCl2, lalu kita mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian kita menambahkan
( asam asetat atau asam sulfat) kedalam larutan tersebut dan kita mengamati
perubahan yang terjadi.

10.IDETIFIKASI KROMAT

a.Larutan kromat

Dalam identifikasi kali ini kita menyediakan sebuah pelat tetes. Kemudian kita
memasukkan 3 lubang pelat tetes dengan masing-masing 2 tetes larutan kromat
dan 1 tetes AgNO3. Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi.
Selanjutnya pada masing-masing lubang kita menambahkan 1 tetes HNO3 pada
lubang yang pertama, 1 tetes HCl 4M kedalam lubang yang kedua, dan 1-2 tetes
NH4OH 4M kedalam lubang yang ketiga. Lalu kita mengamati perubahan yang
terjadi pada masing-masing larutan pada lubang pelat tetes.

b.Larutan timbal asetat


Dalam prosedur kali ini kita menyediakan pelat tetes dan mengisi 3 lubang
masing-masing 2 tetes larutan kromat dan 1 tetes larutan timbal asetat.
Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian kita
menambahkan 1 tetes HNO3 2M pada lubang yang kedua dan 3 tetes NaOH 2M
pada tabung yang ketiga. Kemudian kita mengaduknya dan mengamati perubahan
yag terjadi.

11.IDENTIFIKASI ION KROMAT DAN BIKROMAT (CrO42- dan Cr2O72-)

Pertama yang kita harus lakukan adalah menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang
berisi masing-masing larutan ion, kemudian kita menambahkan larutan BaCl2
kedalamnya dan mulai mengamati endapan yang terjadi. Kemudian masing-
masing tabung kita menambahkan dengan asam asetat lalu mengamati kembali
perubahan yang terjadi. Selanjutnya masing-masing tabung kita tambahkan
dengan asam nitrat dan mengamati kembali perubahan yang terjadi.

12.IDENTIFIKASI UNTUK ION HALOGEN (KLORIDA, BROMIDA,


IODIDA)

a.Pertama kita menyediakan 3 buah tabung reaksi, tabung yang pertama kita
mengisi dengan ion klorida, tubung yang kedua kita mengisis dengan larutan ion
bromide dan tabung yang ketiga kita mengisi dengan ion iodide. Kemudian
kedalam masing-masing tabung kita menambahkan HNO3 encer dan 2 tetes
larutan AgNO3, lalu mengamati perubahan yang terjadi.

b.Kemudian pada prosedur selanjutnya kita menyediakan kembali 3 buah tabung


reaksi yang masing-masing tabung kita mengisi dengan larutan seperti
percobaan(a). kemudian kita menambahkan kedalam tiap tabung reaksi larutan
H2SO4 encer dan beberapa tetes larutna KMnO4, lalu kita mngocoknya dan
menambahkankan kembali larutan amilum. Selanjutnya kita mengamati
perubahan yang terjadi.

c.Kita menyediakan kembali 3 buah tabung reaksi yang masing-masing tabung


kita mengisi dengan larutan pada percoban (a). kemudian kita menambahkan
kedalamnya larutan H2SO4 encer, 1 ml CH3Cl atau CCl4 dan beberapa tetes
larutan KMnO4, lalu kita mengocoknya dan kemudian mengamati perubahan
warna pada lapisan CH3Cl atau CCl4.

13.IDENTIFIKASI UNTUK ION TIOSIANAT (SCN -)

Dalam prosedur kali ini kita menyediakan 2 buah tabung reaksi yang kita isi
dengan laruutna ion SCN-. Kedalam tabung yang pertama kita menambahkan
HNO3 2M dan larutan AgNO3, kemudian pada tabung Yng kedua kita
menambahkan HNO3 2M dan juga larutan FeCl3. Selanjutya kita mengamati
perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi.

14.IDENTIFIKASI ION NITRAT (NO3-)

a. Uji pembentukan gas cokelat kemerahan

Pertama kita memasukkan kedalamtabung reaksi ion nitrat dan kemudian


menambahkan asam sulfat pekat dan mulai mengamati perubahan yang terjadi dan
gas yang ditimbulkannya.

b. Uji cincin cokelat

Pertama kita memasukkan ion nitrat kedalam tabung reaksi dan kedalam tabung
reaksi tersebut kita menambahkan H2SO4 4M dan FeSO4 padat, lalu kita
mengocoknya dan mulai mengamati perubahan yang terjadi. Melalui dinding
tabung, kita mulai memasukkan secara perlahan-lahan 1ml H2SO4 pekat dan
jangan menggoyang tabung yang kita pastikan dalam posisi miring. Selanjutnya
kita mengamati perubahan yang terjadi.

c. Reduksi nitrat dalam suasana basa

Pertama kita memasukkan kedalam tabung reaksi larutan ion nitrat, kemudian kita
menambahkan dengan serbuk zink/aluminium dan larutan natrium hidroksida, lalu
kita mendidihkannya. Selanjutnya kita mengamati perubahan yang terjadi dan
meletakkan lakmus diatas tabung reaksi lalu mengamati perubahan yang terjadi.
15.IDENTIFIKASI ION ASETAT

Pertama yang harus kita lakukan adalah memasukkan larutan ion aseta kedalam
mortar porselen dan menambahkan KHSO4 padat, lalu kita menggerus padatan
tersebutsampai benar-benar larut dalan ion asetat. Selanjutnya kita mengamati
perubahan yang terjadi dengan mencium bau yang ditimbulkan oleh larutan
tersebut.

VII.DATA PENGAMATAN

7.1 Identifikasi Ion Karbonat + HCl(larutan asam)

No Perlakuan Hasil Gambar Pustaka


1. Disiapkan tabung
reaksi
Kabut Putih
Kabut Putih
2. Dimasukkan 6 tetes
amonium karbonat
dengan 2 tetes HCl

7.2 Identifikasi Karbonat dengan pemanasan

No Perlakuan Hasil Gambar Pustaka


1. Disiapkan 2 tabung
reaksi
2. Ditambahkan 6 tetes
ion karbonat dengan 1
ml H2SO4 4 M ke
dalam tabung A
Ditambahkan 3 tetes
ion bikarbonat dan 3 Menimbulkan Tabung B
tetes BaOH 0,2M ke kekeruhan pada menjadi
dalam tabung B tabung B keruh
Dimanaskan tabung A
hingga muncul gas
Dialirkan gas yang
ada ditabung A ke
tabung b

7.3 Identifikasi karbonat dengan Barium Nitrat dan Perak Nitrat

No Perlakuan Hasil Gambar Pustaka


1. Dimasukkan 6 tetes
larutan ion bikrbonat Menghasilkan Endapan
dengan larutan BaCl 2 Endapan Putih
tetes kedalam tabung Putih

2. Ditambahkan asam
nitrat encer berlebih ke Endapan larut Endapan
dalam tabung A larut
3. Dimasukkan 6 tetes Endapan Endapan
larutan ion karbonat putih putih
dengan 2 tetes perak
nitrat pada tabung B

4. Ditambahkan asam
nitrat 6M yang berlebih Menghasilkan Endapan
ke dalam tabung B Endapan larut
yang larut

7.4 Identifikasi Ion Sulfit

No Perlakuan Hasil Pustaka


1 Ion sulfat dan
sulfit dimasukkan
kedalam dua
tabung berbeda
2 Dilarutkan dengan
aquades
3 Ditambahkan Bau belerang
asam nitrat encer terbakar
2M, dikocok, lalu
dipanaskan

Terbentuk gas yang menghasilkan


bau terbakar
4 Kertas saring yang Mengahasilkan
sudah dibasahi warna biru
larutan KI dan
amilum, disimpan
dimulut tabung

Ada bercak biru di kertas saring


5 Larutan ion sulfat
dan sulfit
dimasukkan
kedalam tabung
berbeda
6 Ditambahkan Terbentuk
larutan BaCl2 endapan
berwarna putih

Kedua larutan mengendap


(endapan berwarna putih)
7 Ditambahkan Endapan pada
larutan asam nitrat sulfit terlarut
encer

Endapan yang terbentuk, larut dan


muncul gelembung
8 Larutan sulfit dan Sulfit menjadi
sulfat ditotolkan warna hijau
ke kertas
K2Cr2O7-H2SO4

Terjadi perubahan warna, sulfit


menjadi berwarna kuning
kehijauan dan sulfat warna kuning
oranye

7.5 Identifikasi Ion Tiosulfat

No Perlakuan Hasil Pustaka


1 Larutan ion tiosulfat Bau belerang
dimasukkan kedalam terbakar
tabung reaksi,
ditambahkan asam nitrat
encer dan dipanaskan

Terbentuk gas yang


menghasilkan bau
2 Larutan ion tiosulfat Muncul warna
dimasukkan kedalam lembayung tua
tabung reaksi dan
ditambahkan larutan
FeCl3
Dihasilkan warna ungu
kehitaman, namun
warnanya langsung
meghilang

7.6 Identifikasi Ion Nitrit

No Perlakuan Hasil Pustaka


1 Larutan nitrit Muncul
dimasukkan warna biru
kedalam pucat dan
tabung reaksi uap coklat
dan
ditambahkan
asam klorida Terbentuk gas yang berwarna cokelat

encer
2 Dimasukkan
larutan ion
nitrit kedalam
tabung reaksi
dan
ditambahkan
larutan H2SO4 Terbentuk gas berwarna cokelat dan berbau

encer
3 Ditambahkan Muncul
FeSO4 padat warna
cokelat

Terbentuk larutan berwarna cokelat dengan


gelembung
4 Dimasukkan Terbentuk
H2SO4 6M cincin
cokelat

Terbentuk dua lapisan dengan larutan cokelat


diatas dan endapan putih dibawah

7.7 Uji Ion Oksalat

No Perlakuan Hasil Gambar Pustaka


1 Dimasukkan
asam oksalat ke
dalam tabung
reaksi pertama
2 Ditambahkan Didapatkan Tidak terjadi
10 tetes H2SO4 warna larutan kerja yang
4M lalu larutan yang tidak dapat dilihat
dikocok berubah
3 Ditambahkan Didapatkan Warna
KMnO4 0,002 warna larutan menjadi
M hingga warna bening hilang
KMnO4 hilang

4 Dimasukkan
asam oksalat ke
dalam tabung
reaksi kedua

5 Ditambahkan Didapatkan Mendapatkan


CaCl2 sejumlah warna larutan endapan putih
2 tetes ke dalam yang berubah kristalin
tabung reaksi warna
kedua menjadi
warna merah
muda
6 Diamati di Didapatkan Mendapatkan
bawah krital bening endapan putih
mikroskop kristalin

7.8 Uji Ion Pospat


No Perlakuan Hasil Gambar Pustaka
1 Dimasukkan
Na2HPO4 ke
dalam tiga
tabung reaksi
yang berbeda
sejumlah 10 mL
2 Ditambahkan Didapatkan Endapan
AgNO3 ke endapan amorf
dalam tabung berwarna putih
pertama kuning
sejumlah 10
tetes

3 Ditambahkan Tidak terjadi Endapan


BaCl2 ke dalam perubahan kuning
tabung kedua warna atau
sejumlah 10 endapan
tetes

4 Ditambahkan Tidak terjadi Endapan


MgSO4 ke perubahan kristalin
dalam tabung warna atau putih
ketiga sejumlah endapan
10 tetes

7.9 Uji Ion Sulfat


No Perlakuan Hasil Gambar Pustaka
1 Dimasukkan Didapatkan Terdapat
larutan sampel endapan endapan
ion sulfat ke berwarna putih
tabung reaksi kuning
dan
ditambahkan
larutan BaCl2
2 Dimasukkan Didapatkan Terdapat
larutan sampel endapan endapan
ion sulfat ke berwarna putih putih
tabung reaksi
dan
ditambahkan
larutan Pb(Ac)2
3 Dimasukkan Didapatkan Terdapat
larutan sampel endapan endapan
ion sulfat ke berwarna kuning
dalam tabung kuning
reaksi dan
ditambahkan
larutan Merkuri
(II) Asetat

7.10 Identifikasi Borat dengan Asam Sulfat Pekat dan Alkohol


No. Pengamatan Hasil Pustaka
Didapatkan warna nyala hijau Borat triflourida
Ion borat (H3BO3)
saat dibakar. mudah menguap
dimasukkan kedalam
dan terbentuk
cawan porselen dan
nyala warna hijau
1. ditambahkan 1 mL
saat dibakar.
asam sulfat dan 5mL
methanol. Lalu, larutan
dibakar.

7.11 Identifikasi Borat dengan Perak Nitrat


No. Perlakuan Hasil Pustaka
Didapatkan larutan H3BO3
dan terjadi peningkatan suhu
sehingga terbentuk endapan
Ion borat (H3BO3) berwarna putih.
Terjadi
1. dilarutkan dengan
peningkatan suhu
H2SO4

Didapatkan larutan menjadi

H3BO3 dimasukkan keruh dan terbentuk endapan.

kedalam tabung reaksi


Terbentuk
2. dan ditambahkan
endapan.
larutan AgNO3 dan
ammonia encer.

7.12 Identifikasi Borat dengan Barium Klorida


No. Perlakuan Hasil Pustaka
Ion borat (H3BO3)
1. dilarutkan dalam
H2SO4
Dimasukkan larutan
Didapatkan endapan Terdapat endapan
2. H3BO3 dan tambahkan
berwarna putih. putih.
larutan BaCl.
Dimasukkan asam
3. Larutan tetap berwarna putih. Endapan Hilang
asetat encer

7.13 Identifikasi Kromat


No. Perlakuan Hasil Pustaka
Larutan berwarna coklat.
Dua tetes larutan
kromat dan 1 tetes
1. larutan AgNO3
dimasukkan kedalam 3
pelat tetes.

Ditambahkan:
Larutan berwarna kuning dan
a. 1 tetes HCl 4M
terdapat endapan putih.

b. 1 tetes HNO3
2. Larutan berwarna coklat dan
terdapat endapan coklat.

c. 1-2 tetes
Larutan berwarna coklat tua
NH4OH
dan terdapat endapan coklat.
7.14

No. Perlakuan Hasil Pustaka


Larutan berwarna kuning dan
terdapat endapan.
Dua tetes kromat dan 1
tetes timbal asetat
1.
dimasukkan kedalam 3
pelat tetes.

Larutan teteap berwarna kuning


dan terdapat endapan.

Ditambahkan Larutan berwarna kuning dan


a. Tidak diberi endapan sedikit.
tambahan Larutan berwarna hijau dan
2. tidak terdapat endapan.
b. 1 tetes HNO3

c. 3 tetes NaOH
7.15 Identifikasi ion kromat dan bikromat

NO PERLAKUAN HASIL PUSTAKA


1 Dimasukkan larutan kalium Didapatkan larutan kalium Kromat : kuning
dikromat 0,1 M dan larutan dikromat dan larutan kalium Dikromat : merah-
kalium kromat ke dalam 2 kromat dalam 2 tabung jingga
tabung reaksi yang berbeda reaksi

2 Ditambahkan BaCl2 ke dalam Didapatkan kabut pada Endapan kuning muda


masing-masing tabung kedua tabung reaksi (karena
Q < Ksp)

3 Ditambahkan asam asetat Tidak terjadi perubahan


(CH3COOH) ke dalam masing-
masing tabung
4 Ditambahkan asam nitrat encer Dikromat dibentuk endapan
ke dalam masing-masing tabung di bagian dasar tabung reaksi
dan warna menjadi lebih
jernih
Kromat tidak terjadi
perubahan

7.16 Identifikasi ion halogen (klordia, bromida, dan iodida)

NO PERLAKUAN HASIL PUSTAKA


1 Disiapkan tabung reaksi Tabung reaksi siap untuk
digunakan
2 Dimasukkan larutan Didapatkan larutan FeCl3 ,
FeCl3 , padatan KBrO3, padatan KBrO3, dan
dan larutan KI ke dalam larutan KI pada masing-
3 tabung reaksi yang masing tabung yang
berbeda berbeda
3 Dilarutkan padatan Didapatkan larutan KBrO3 Warna coklat
KBrO3 menggunakan dan terjadi perubahan kemerahan
H2SO4 pekat 6 M warna oranye kecoklatan
4 Ditambahkan 3 tetes a) FeCl3  tidak terjadi Cl : kuning
HNO3 ke dalam masing- perubahan Br : oranye
masing tabung b) KBrO3  tidak terjadi kecoklatan
perubahan I : bening
c) KI  tidak terjadi
perubahan
5 Ditambahkan AgNO3 ke a) FeCl3  terdapat Br : warna kuning
dalam masing-masing endapan putih dibagian pucat
tabung reaksi setelah dasar tabung I : endapan
melakukan step nomor 4 kuning
Cl : endapan
berwarna putih

b) KBrO3  warna
kuning pucat busa
menghilang

c) KI  terdapat endapan
putih di dasar
6 Ditambahkan ammonia a) FeCl3  terbentuk
ke dalam masing-masing Kristal putih
tabung reaksi setelah
melakukan step nomor 5

b) KBrO3 terbentuk
cincin putih di atas
permukaan larutan
KBrO3

c) KI  terdapat endapan
di dasar
7 Dimasukkan larutan Didapatkan larutan FeCl3 ,
FeCl3 , larutan KBrO3, larutan KBrO3, dan larutan
dan larutan KI ke dalam KI pada masing-masing
masing-masing tabung tabung yang berbeda
reaksi
8 Ditambahkan larutan a) FeCl3  tidak terjadi
H2SO4 encer ke dalam perubahan
masing-masing tabung b) KBrO3  tidak terjadi
reaksi setelah melakukan perubahan
step nomor 7 c) KI  tidak terjadi
perubahan
9 Ditambahkan larutan a) FeCl3  terbentuk 2
KMnO4 ke dalam lapisan merah-ungu dan
masing-masing tabung kuning
reaksi setelah
melakukan step nomor 8

b) KBrO3  terdapat
gelembung O2
c) KI  KMnO4
bercampur dengan KI
10 Dikocok ketiga larutan a) FeCl3  menyatu dan
dalam masing-masing terbentuk warna merah
tabung reaksi setelah
melakukan step nomor 9

b) KBrO3  tidak terjadi


perubahan
c) KI  tidak terjadi
perubahan
11 Ditambahkan amilum ke a) FeCl3  tidak terjadi
dalam masing-masing perubahan
tabung reaksi setelah b) KBrO3  terbentuk
melakukan step nomor endapan putih
10 c) KI  menghasilkan
warna hitam

12 Dimasukkan larutan Didapatkan larutan FeCl3 ,


FeCl3 , larutan KBrO3, larutan KBrO3, dan larutan
dan larutan KI ke dalam KI pada masing-masing
masing-masing tabung tabung yang berbeda
reaksi
13 Ditambahkan larutan a) FeCl3  tidak terjadi
H2SO4 encer ke dalam perubahan
masing-masing tabung b) KBrO3  tidak terjadi
reaksi setelah melakukan perubahan
step nomor 12 c) KI  tidak terjadi
perubahan
14 Ditambahkan 2 mL CCl4 a) FeCl3  dihasilkan 2
ke dalam masing-masing lapisan berwarna
tabung reaksi setelah kuning
melakukan step nomor b) KBrO3  tidak terjadi
13 perubahan
c) KI  tidak terjadi
perubahan
15 Ditambahkan beberapa a) FeCl3  dihasilkan
tetes KMnO4 setelah lapisan atas berwarna
melakukan step nomor coklat
14 b) KBrO3  dihasilkan
lapisan atas berwarna
coklat
c) KI  tidak terjadi
perubahan

7.17 Identifikasi Ion Tiosulfat

No. Perlakuan Hasil Pustaka


1. Dicuci dan disiapkan 2 tabung Tabung reaksi telah
reaksi bersih dan siap
digunakan
2. Kedua tabung diisi dengan Ion
SCN-
3. HNO3 2M dan FeCl3 Dihasilkan larutan
dimasukkan kedalam tabung 1 berwarna merah

4. HNO3 2M dan AgNO3 Dihasilkan endapan


dimasukkan kedalam tabung 2 putih

7.18 Pembentukan gas coklat-kemerahan

No. Perlakuan Hasil Pustaka


1. Ion Nitrat dimasukkan kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan H2SO4 Dihasilkan gas dan Dihasilkan
pekat kedalam larutan endapan berwarna gas berwarna
putih coklat-
kemerahan

7.19 Uji Cincin Coklat


No. Perlakuan Hasil Pustaka
1. Larutan ion Nitrat dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan H2SO4 dan Dihasilkan endapan
FeSO4 padat, dikocok dan berwarna kuning
ditambahkan H2SO4 6 M melalui kecoklatan
dinding tabung

7.20 Reduksi Nitrat dalam keadaan basa

No. Perlakuan Hasil Pustaka


1 Larutan ion nitrat dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2 Serbuk zinc dan larutan NaOH Serbuk zink larut
dilarutkan dan dididihkan didalam didalam larutan tanpa
tabung reaksi terjadi perubahan
warna

3 Disisipkan lakmus di mulut Lakmus berubah biru


tabung
7.21 Identifikasi Ion Asetat

No. Perlakuan Hasil Pustaka


1. Dimasukkan larutan ion asetat Larutan berbau asam
kedalam mortal porselen seperti cuka

2. Ditambahkan KHSO4 padat dan Bau asam dari larutan


menggerusnya ion aseat berkurang

VIII. PEMBAHASAN

a. Identifikasi Ion Karbonat

Dalam identifikasi kali ini kita melakukan 3 cara identifikasi, yaitu dengan
penambahan HCl , dengan melakukan pemanasan dan dengan penambahan
Barium Nitrat dan Perak Nitrat. Pertama dalam pengujian ion karbonat dengan
penambahan HCl kita menyiapkan sebuah tabung reaksi yang akan kita isi
dengan 6 tetes ammonium karbonat dengan 2 tetes HCl lalu kita mendapatkan
larutan yang berwarna putih disertai kabut berwarna putih juga. Identifikasi
selanjutnya yang dilakukan dengan cara pemanasan pertama – tama dilakukan
dengan cara menyiapkan terlebih dahulu 2 buah tabung reaksi, kemudian pada
tabung yang pertama dimasukkan 6 tetes ion karbonat dengan 1 ml H2SO4 4 M
kedalam tabung tersebut pada tabung yang pertama kita memasukkan 9 tetes ion
natrium bikarbonat dan 3 tetes BaOH 0,2 M kedalam tabung tersebut. Kemudian
kedua tabung tersebut kita hubungkan dengan menggunakan jembatan segitiga
dan menutupi kedua mulut tabung reaksi tersebut. Selanjutnya kita
memanasakan tabung yang pertama sehingga akan menimbulkan gas yang akan
dialiri langsung kedalam tabung kedua dan tabung yang kedua akan mempunyai
larutan yang berubah menjadi keruh. Gas yang ditimbulkan merupakan reaksi
dari barium dan kekeruhan yang terjadi disebabkan karena adanya ion karbonat
dalam tabung reaksi yang pertama. Namun pada saat percobaan dilakukan,
kelompok satu melakukan suatu kesalahan yaitu memanaskan tabung reaksi
yang pertama tanpa terlebih dahulu menghubungkan kedua tabung dengan
jembatan pengalir gas sehingga pada saat reaksi tersebut gas yang dihasilkan dan
kemudian dialirkan kedalam tabung reaksi yang kedua menjadi sangat sedikit
dan warna keruh pun tidak sebanyak yang diharapkan. Selanjutnya kesalahan
yang berikutnya terjadi ialah kelompok satu saat memanaskan tabung pertama
tidak memerhatikan dengan teliti sehingga kekeruhan dari larutan pada tabung
yang kedua cepat hilang akibat dipanaskan terlalu lama. Selanjutnya identifikasi
karbonat dengan penambahan barium nitrat dan perak nitrat diawali dengan
penyediaaan dua buah tabung reaksi yang pada tabung pertama kita
menambahkan 6 tetes larutan ion bikarbonat dengan larutan BaCl sebanyak 2
tetes kedalam tabung reaksi tersebut sehingga menghasilkan endapan putih,
kemudian pada tabung ini kita menambahkan asam nitrat encer yang berlebih
sehingga membentuk larutan netral dan larut membentuk larutan berwarna putih.
Selanjutnya pada tabung yang kedua kita menambahkan 6 tetes larutan ion
karbonat dengan 2 tetes perak nitrat dan dihasilkan endapan putih, setelah itu
kita menetesinya dengan asam nitrat 6M berlebih dan kemudian mengahasilkan
endapan berwarna putih akan tetapi menurut vogel seharusnya penambahan
asam nitrat berlebih akan menghasilkan endapan putih dan jika ditetesi dengan
asam nitrat kembali akan menghasilkan endapan berwarna kuning, namun pada
prosedur kali ini kelompok satu hanya meneteskan asam nitrat berlebih sampai
berwarna putih dan tidak menetesi kembali hingga membentuk endapan
berwarna kuning. Pada identifikasi karbonat ini tidak dilakukan pengujian
dengan sulfida karena ion sulfida sendiri tidak tersedia di laboratorium.

b. Identifikasi Ion Nitrit, Sulfit, dan Tiosulfit

Dalam praktikum kali ini kita menyediakan 2 buah tabung reaksi dan
memasukan ion sulfat dan sulfit ke dalam dua tabung berbeda tersebut.
Selanjutnya dilarutkan dengan aquades. Lalu kita menambah asam nitrat encer
2M lalu kita kocok dan dipanaskan maka akan timbul bau belerang terbakar.
Karena kita tidak mengetahui bau belerang itu seperti apa, kita hanya mendapat
bau yang keluar itu seperti bau terbakar biasa. Kemudian kita menyiapkan kertas
saring yang sudah dibasahi dengan larutan KI dan amilum dengan larutan
amilumnya kita totolkan pada bagian tengah dan perbandingannya lebih sedikit
dibandingkan dengan larutan Kio3 dan meletakkan keras saring tersebut pada
mulut tabung reaksi yang sebelumnya kemudian tabung kita panaskan. Maka
akan timbul warna biru pada bagian tengah kertas saring dan warna kuning karat
pada bagian lain kertas saring. Hal tersebut menandakan bahwa adanya larutan
amilum saat berubah warna biru dan adanya KIO3 saat kertas saring berubah
menjadi warna kuning karat. Selanjunta kita masukkan kembali larutan sulfat
dan sulfit kedalam dua tabung reaksi yang berbeda dan menambahkan
larutanBaCl2 lalu dihasilkan larutan dengan endapan putih pada kedua larutan
tersebut. Selanjutnya pada masing-masing tabung kita menambahkan kembali
asam nitrat encer kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut. Lalu endapan
yang tadinya menjadi larut dan muncul gelembung, dan larutan berubah menjadi
warna putih. Kemudian larutan sulfit dan sulfat ditotolkan kedalam kertas
perkamen yang telah kita tetesin dengan K2Cr2O7 – H2SO4, maka akan terjadi
perubahan warna , sulfit berubah menjadi warna kuning kehijauan dan sulfat
berubah warna menjadi kuning orange. Pada percobaan berikutnya kita
memasukkan ke dalam tabung reaksi ion tiosulfat dan menambahkan dengan
asam nitrat encer dan kita panaskan diatas spritus dengan warna yang tidak
berubah dan menghasilkan bau terbakar. Dan pada tabung reaksi yang baru kita
masukkan kembali ion tiosulfat dan menambahakan larutan FeCl3. Fel3 sendiri
adalah larutan dengan warna kuning orange. Ketika larutan tersebut tercampur
maka dihasilkan larutan dengan warna ungu pekat namun warna itu tidak
bertahan lama dan kemudian larutan tersebut berubah menjadi kuning bening.
Selanjutnya identifikasi ion nitrit. Pada prosedur kita diperintahkan untuk
menambahkan larutan nitrit dengan larutan asam. Pada prosedur tersebut
kelompok dua mencoba menambahkan dengan lariutan asam nitrat, namun tidak
terjadi perubahan, karena tidak terjadi perubahan maka larutan tersebut kembali
diujikan dengan menambahkan asam klorida encer dan seketika terbentuk gas
berwarna cokelat . Larutannya harusnya timbul warna biru, akan tetapi saat
dilakukan percobaan ini didapat warna larutan bening dengan warna biru akan
tetapi warna biru yang dihasilkan tidak dapat terlihat oleh kasatmata.
Selanjutnya kita melarutkan ion nitrit padat kedalam tabung reaksi dan
menambahkan dengan H2SO4 encer dan terbentuk gas berwarna cokelat dan
berbau. Kemudian ditambahkan dengan FeSO4 padat dan terbentuklah larutan
berwarna cokelat dengan gelembung dan disertai bau belerang yang sangat
menyengat. Kemudian kita menambahkan H2SO4 6 M dan diharapkan dapat
menghasilkan endapan cicin. Namun saat percobaan tidak terjadi endapan cicin
tersebut karena adanya kesalahan saat memasukkan H2SO4. Seharusnya kita
memasukkan H2SO4 dengan keadaan tabung reaksi dimiringkan dan tidak boleh
mendapat gaya dari luar., namun kelomppok 2 saat mengujinya dilakuka dengan
tabung dengan posisi tegak dan mendapat gaya dari luar sehingga tidak
terbentuk endapan cicin yang di harapkan dan yang terjadi adalah larutan
berubah menjadi 2 lapisan yaitu lapisan berwarna cokelat diatas dan larutan
berwarna putih di bawah. Factor lain yang menyebabkan reaksi tidak
membentuk cicin adalah karena FeCl3 padatan yang diberikan telah menggumpal
karena lama dibiarkan di udara terbuka.

c. Identifikasi Ion Oksalat, Pospat, dan Sulfat


Pertama kita masukkan larutan sampel kedalam ion sulfat dalam tabung reaksi
dan dihasilkan endapan berwarna kuning

d. Identifikasi Ion Borat dan Kromat


Pertama kita memasukkan ion borat padatan kedalam cawan porselen dan
ditambahkan dengan 1 ml asam sulffat pekat dan 5 ml methanol, kemudian kita
bakar dengan cara menyalakan korek api dan kemudian melemparnya kedalam
cawan porselen tersebut maka akan dihasilnya nyala api berwarna hijau
kekuningan, warna nyala itu sendiri dihadilkan dari ion borat sendiri dengan
bantuan pengikatan gas O2 oleh methanol itu sendiri. Kemudian kita melakukan
uji borat dengan perak nitrat. Pertama-tama karena borat sendiri adalah padatan
maka kita terlebih dahulu melarutkannya dengan H2SO4 dan kemudian kita
dapat larutan tersebut menjadi agak panas dengan peningkatan suhu. Kemudian
pada tabungg reaksi tersebut kita menambahkan larutan AgNO3 dan ammonia
encer dan terbentuklah endapan dengan larutan yang keruh. Selanjutnya
identifikasi berikutnya ion borat dilarutkan kedalam H2SO4 dan menambahkan
BaCl maka larutan berubah menjadi wara putih dan membentuk gelembung-
gelembung dan memasukkan asetat encer dan terdapat larutan berwara putih
kemudian endapannya menjadi hilang. Kemudian identifikasi kromat. Kita
menggunakan palet tetes dan masing-masing lubang kita teteskan 2 tetes larutan
kromat dan 1 tetes larutan AgNO3. Maka diperoleh hasil menjadi warna cokelat
pada setiap lubang. Pada lubang pertama ditambahkan 1 tetes HCl 4M dan
didapat hasil berwarna kuning dan terdapat endapan berwarna putih. Pada
lubang yang kedua kita teteskan 1 tetes HNO3 dan larutan tetap berwarna cokelat
namun terdapat endapan berwarna cokelat.sdangkan pada lubang yang ketiga
kita teteskan dengan 1 – 2 tetes NH4 OH dan larutan berubah menjadi warna
cokelat tua dan terdapat endapan berwarna cokelat.

e. Identifikasi Kromat dan Bikromat

Pertama kita memasukkan larutan kalium dikromat 0,1M dan larutan kalium
kromat kedalam 2 tabung reaksi yang berbeda, warna kromat sendiri adalah
kuning sementar warna dikromat adalah jingga. Kemudian kita menambahkan
BaCl2 kedalam masing-masing tabung dan didapat kabut pada kedua tabung
dikarenakan Q<Ksp nya dan terbentuk juga endapan kuning muda pad tabung
reaksi tersebut. Selanjutnya ditambahkan asama asetat kedalam masing-
masing tabung dan tidak terjadi perubaha pada masing-masing larutan.
Kemudian ditambahkan kembali asam nitrat encer kedalam tabung yang
kemudian dikromat membentuk endapan dibagian dasar tabung reaksi dan
menjadikan warna larutan mejadi jernih sementar untuk larutan kromat tidak
terjadi perubahan apa-apa.

f.Identifikasi ion Tiosianat, Nitrat,dan Asetat

Untuk mengidentifikasi ion tiosianat dilakukan dengan dua prosedur.


Yang pertama adalah dengan ditambahkannya HNO3 2 M dan AgNO3 kedalam
tabung yang sudah berisi larutan ion tiosianat, hasil yang didapat adalah endapan
putih. Endapan perak tionsianat, AgSCN, yang putih dan seperti didih susu, yang
larut dalam larutan ammonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer. (Vogel.,
1985). Jadi larutan tiosianat yang ditambahkan dengan perak nitrat akan langsung
membentuk endapan perat sianat (AgSCN) dan ini tidak akan larut dalam asam
nitrat. Oleh karena itu, yang dihasilkan dari praktikum adalah endapan putih yang
tidak larut karena ditambahkan dengan asam nitrat. Yang kedua adalah dengan
ditambahkannya HNO3 2 M dan FeCl3 kedalam tabung reaksi yang sudah berisi
larutan ion tiosianat. Hasil yang diperoleh adalah larutan yang berubah warna
menjadi merah darah. Pewarnaan merah darah, yang ditimbulkan karena
terbentuknya suatu senyawa kompleks:

3SCN- + Fe+  Fe(SCN)3 (Vogel, 1985)

Jadi warna yang dihasilkan berasal dari perwarnaan merah darah oleh larutan
besi(III) klorida.

Untuk mengidentifikasi ion nitrat dalam suatu larutan, bisa dengan uji
pembentukan gas coklat kemerahan yang akan timbul, uji cicin coklat, dan juga
dengan mereduksi nitrat dalam suasana basa. Untuk uji pembentukan gas coklat
kemerahan cukup dengan cara dimasukannya asam sulfat pekat kedalam larutan
ion nitrat. Pada saat praktikum, ion nitrat diambil dari larutan asam nitrat, dan
dimasukan asam sulfat pekat 4 M di ruang asam, namun tidak ada gas coklat
kemerahan yang timbul. Gas yang dihasilkan hanya gas berwarna putih dan
terdapat endapan putih. Kemudian dicoba lagi dengan cara mengganti garam
untuk mengambil larutan ion nitrat. Untuk mengambil ion nitrat diganti dengan
garam perak nitrat serbuk yang dilarutkan dalam air, kemudian ditambah lagi
dengan larutan asam sulfat 4 M, namun hasil yang didapatkan masih sama, yaitu
gas berwarna putih dan endpaan putih. Setelah itu dicoba lagi dengan
digunakannya larutan perak nitrat yang ditambah dengan larutan asam sulfat yang
lebih pekat yakni 6 M. Namun yang dihasilkan masih sama, yaitu gas berwarna
putih dan endapan putih. Setelah itu campuran yang terakhir ini dipanaskan
didalam beaker glass yang berisi air panas, namun masih tetap tidak ada
perubahan yang terjadi. Uap nitrogen dioksida yang coklat kemerahan, akan
terbentuk ketika nitrat padat dipanaskan dengan reagensia. Jadi kemungkinan
hasil tidak didapatkan karena ion nitrat diambil dari larutan bukan padatannya.

Untuk uji cicin coklat dilakukan dengan cara dimasukannya asam nitrat
kedalam tabung reaksi. Jadi ion nitrat diambil dari larutan asam nitrat. Kemudian
ditambahkannya asam sulfat 4 M dan besi(II) sulfat (FeSO4) kedalam tabung
reaksi, kemudian dimasukan asam sulfat dengan perlahan lewat dinding tabung
reaksi. Hasil yang didapatkan adalah cicin kuning orange kecoklatan yang kecil
didasar tabung reaksi. Sebuah cicin coklat akan terbentuk pada zona persentuhan
antara kedua cairan itu. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan
[Fe(NO)]2+. (Vogel, 1985). Jadi hasil dari praktikum yang dilakukan sesuai.

Untuk mereduksi nitrat dalam suasana basa bisa dengan ditambahkannya


aluminium dalam bentuk serbuk kedalam larutan ion nitrat, kemudian
ditambahkan lagi denga NaOH dan didihkan. Setelah itu uap yang dihasilkan
diambil sedikit dan dites denga kertas lakmus merah. Hasil diperoleh adalah
warna kertas lakmus berubah menjadi biru. Hal ini berarti pada praktikum sukses
untuk mereduksi nitrat dalam suasana basa. Ammonia akan dilepaskan (dideteksi
dari kerjanya atas kerja lakmus merah) bila larutan nitrat dididihkan dengan sebuk
zink atau dipanaskan dengan serbuk aluminium dan larutan natrium hidroksida.
(Vogel, 1985).

Pada saat praktikum. Untuk mengidentifikasi ion asetat dimasukan KHSO4


padat kedalam mortir proselen dan digerusnya bersamaan dengan larutan asam
asetat. Sebelum KHSO4 dimasukan, bau dari asam asetat sangat kuat, namun
setelah KHSO4 dimasukan dan digerus dengan asam asetat, intensitas bau yang
dikeluarkan berkurang. Asam asetat dilepaskan pada pemanasan, bersama-sama
belerang dioksida, yang terakhir ini cenderung menutupi bau menusuk dari uap
asam asetat pekat itu. (Vogel, 1985). Jadi belerang dioksida yang terurai dari asam
sulfat akan menutupi bau asam asetat yang dipakai. Hal tersebut sesuai dengan
hasil praktikum yang dilakukan.

IX.DAFTAR PUSTAKA

Anderwood dan Ray.1993.Kimia Analisis Kualitatif.Jakarta: PT.Kalman Media


Pustaka.

Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar Edisi 2.Jakarta: Erlangga.


Hennyi, Rachdianty, Ricson P Hutagalung, Erna Rusida.2008.”Penentuan Waktu
Kelarutan Parasetamol Pada Uji Disolusi”Jurnal Nusa Kimia.(vol 8) (no 1)
halaman 1-6.

Purba, Michael.2006.Kimia Untuk SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga.

Riswiyanto.20009.Kimia Organik.Jakarta: Erlangga.

Svehla, E.1985.Vogel Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan


Semimikro.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Wiguna, Prasetia I., Arisanti.2014.”Pengaruh Variasi Suhu Pemanasan Terhadap


Spesifikasi Amilum Singkong Fully Pregelatinized Sebagai Eksipien
Tablet”.Jurnal Farmasi Udayana.(vol 3)(no 1)

Yamin.2010.Mengidentifikasi Analisis Anion.Jakarta: Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai