Banyak keuntungan di bidang kesehatan yang didapat dari fungsi askorbat, seperti fungsinya sebagai antioksidan, anti atherogenik, immunomodulator dan mencegah flu (Naidu, 2003). Akan tetapi untuk dapat berfungsi dengan baik sebagai antioksidan, maka kadar asam askorbat ini harus terjaga agar tetap dalam kadar yang relatif tinggi di dalam tubuh (Siregar, 2010). Sifat Organoleptis Hablur atau serbuk; putih atau agak kuning, oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering, stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190 derajat (Depkes RI, 2014). Kemurnian Asam Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C6H8O6. Tablet Asam Askorbat mengandung asam askorbat, C6H8O6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI, 2014). Ukuran, Bentuk, dan Luas Permukaan Partikel Ukuran partikel : 45,5 µm (Roth, 2016). Bentuk partikel : Kristal Polimorf (Pubchem, 2017). Luas Partikel : 107 A2 (Pubchem, 2017). Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen (Depkes RI, 2014). Disolusi a. Parameter Absorpsi Koefisien partisi : -1,85 pKa : 4.7 (at 10 °C) Konstanta disosiasi : pK1 = 4.17; pK2 = 11.57 (Pubchem, 2017). b. Sifat Kristal dan Polimorfisme Vitamin C meerupakan polimorf dimana bentuk Kristal dapat berubah bergantung pada pelarut yang digunakan. Kristal habit vitamin C adalah heksagonal isometrik (Arslantas, 2005). Stabilitas a. Suhu Stabil pada suhu sejuk dan kering (Pubchem, 2017). b. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Depkes RI, 2014). c. pH pH = 3 (5 mg/mL); pH = 2 (50 mg/mL) (Pubchem, 2017). Stable to air when dry; impure preparation and in many natural products vitamin oxidizes on exposure to air and light. Aqueous solutions are rapidly oxidized by air, accelerated by alkalies, iron, copper Alasan Pemilihan Sediaan Vitamin C memiliki sifat kompaktibilitas dan sifat alir yang baik, maka dipilih cara cetak langsung. Vitamin C dibuat dalam bentuk tablet karena : 1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih 2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis; 3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan 4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil. (Nurcahyo dkk, 2013). Daftar Pustaka Arslantas, A. et al. 2005. Study of Polymorph Prediction For L-Ascorbic Acid. Int. J. Mol. Sci. 2005, 6, 291-302 Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi Kelima. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. MSDS. 2013. Ascorbic Acid. Available at : https://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9922972 [Accessed March 30, 2017]. Nurcahyo, G.A. dkk. 2013. FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING. CERATA Journal Of Pharmacy Science Vol.4 No.1 Pubchem. 2017. Ascorbic Acid. Available at : https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/ascorbic_acid#section=Top [Accessed March 30, 2017]. Roth, C. 2016. Lembar Data Keselamatan : Ascorbic Acid. Available at : https://www.carlroth.com/downloads/sdb/in/7/SDB_7819_ID_IN.pdf [Accessed March 30, 2017]. Siregar, C.J.P. dan Wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-Dasar Praktis. Jakarta: EGC.