0X
FORM PRAFORMULASI
I. Formula Suspensi
A. Bahan Aktif : Ekstrak Daun Jati Belanda
B. Bahan Tambahan
o Bahan pensuspensi : Na CMC
o Bahan pewarna :-
o Bahan perasa : Menthol
o Bahan pengawet : Nipagin dan Nipasol
o Bahan pewangi : Essense vanilla
o Bahan pelarut : Aquadest
o Bahan pengental : Gliserin, Xanthan Gum
o Bahan Pendapar : Natrium Sitrat
o Flocculating Agent : Natrium Klorida
Halaman 1 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
Halaman 2 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
dari 3,20%.
(Depkes RI, 2008).
Pola Kromatogram ( KLT ) Fase gerak : Kloroform P-metanol P-
air (40:10:1)
Fase diam : silika gel 60 F254
Larutan uji : 5 % dalam etanol P,
gunakan larutan uji KLT seperti tertera
dalam kromatografi
Larutan pembanding : Tirilosida 1%
dalam metanol P
Volume Penotolan : totolkan masing-
masing 5 µL larutan uji dan larutan
pembanding
Deteksi : sitroborat LP, panaskan
lempeng pada suhu 1000 selama 5-10
menit dan UV 366
Rf pembanding tirilosida 0,30
Rf1 : 0,30 ; Rf2 : 0,60 ; Rf3 : 0,65; Rf
4: 0,78 ( Larutan uji )
(Depkes RI, 2008).
Halaman 3 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
Kandungan utama dari daun jati belanda adalah tanin dan musilago. Tanin dan
musilago yang terdapat pada daun jati belanda dapat mengendapkan mukosa protein yang
terdapat pada permukaan intestine(usus halus) sehingga mengurangi penyerapan
makanan.8 Musilago akan berikatan dengan empedu sehingga mencegah penyerapan
empedu melalui siklus enterohepatik. Kadar kolesterol hati akan berkurang dengan
terhambatnya siklus enterohepatik.9Kadar kolesterol dalam hati berkurang maka akan
mengaktifkan (upregulasi) reseptor LDL sehingga banyak LDL yang akan ke hati dan
terjadi peningkatan clearance LDL.10 Hal ini akan menyebabkan penurunan LDL dalam
darah.
Di beberapa negara, bagian dalam kulitnya dipakai sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit cacing dan kaki gajah atau bengkak kaki, astringens dan
diaforetik (Dewi, dkk, 2000). Air masakan kulit dapat digunakan sebagai obat untuk
menciutkan urat darah (Dharma, 1987) . Rebusan biji-bijinya yang sudah di bakar seperti
kopi dapat diminum sebagai obat sembelit dan apabila setelah dibakar lalu dilumatkan
dengan air dan dibubuhkan setetes minyak adas maka dapat bermanfaat untuk perut
kembung dan sesak (Heyne, 1987). Selain itu, daun atau buahnya dapat digunakan
sebagai obat untuk batuk rejan (Nuratmi, 1997). Di Indonesia air masakan daun banyak
dipakai untuk melangsingkan tubuh.
Pengujian Pra-Klinik
Penelitian uji klinik Ekstrak daun jati belanda membutuhkan pengujian pre-klinik
yang biasanya dilakukan pada hewan coba. Penelitian mengenai ekstrak daun jati belanda
sudah banyak dilakukan pada hewan coba. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa
ekstrak infusa daun jati belanda sebanyak 50 mg/kgbb dapat menurunkan kadar LDL
pada mencit jantan galur wistar yang sudah diinduksi pakan tinggi lemak (Sukandar dkk,
2009). Ekstrak daun jati belanda juga mampu menekan konsentrasi kolesterol hati pada
tikus yang diberi makan kolesterol (Rahayu, 2007)
Halaman 4 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
Pengujian Klinis
Penelitian ini menggunakan ekstrak daun jati belanda 550 mg yang diperoleh dari
PT. B Penelitian ini menggunakan 30 orang subjek penelitiandengan usia >18 tahununtuk
penelitian efek ekstrak daun jati belanda terhadap kadar kolesterol LDL. Subjek
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan pengamatan kadar
kolesterol LDL dalam darah.Subjek Penelitian mendapat perlakuan dengan pemberian
kapsul ekstrak daun jati belanda dengan dosis 550 mg yang diminum 2x2 sehari selama 1
bulan yang diminum setelah makan.Setelah 1 bulan dilakukan lagi pengamatan kadar
kolesterol LDL dalam darah.Kadar kolesterol LDL diukur dengan mengambil darah vena
dari subjek penelitian lalu diukur kadar kolesterol LDL dengan metode enzimatik dengan
analisis otomatis yang dilakukan di laboratorium klinik. (Daniel, dkk, 2005)
Pada hasil penelitian, rerata kadar LDL subjek penelitian sebelum mengonsumsi
ekstrak daun jati belanda adalah 146,79 mg/dL. Setelah mengonsumsi ekstrak daun jati
belanda terjadi penurunan menjadi 133,97 mg/dL. Persentase penurunan kadar kolesterol
LDL adalah 8.73%. Rerata penurunan kadar kolesterol LDL pada laki-laki adalah 13,72
(10,92%). Pada perempuan, rerata penurunan kadar kolesterol LDL adalah 7,56 (5,56%).
(Daniel, dkk, 2005)
1.5. Tinjauan Kimia :
Ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) memiliki kandungan kimia
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, musilago dan dammar (Sulaksana dan Dadang, 2005).
Berdasarkan penelitian, daun jati belanda juga mengandung senyawa kimia, yaitu
kuersetin yang tergolong dalam kelompok senyawa flavonoid. Ekstrak air menunjukkan
hasil positif untuk sebagian besar senyawaPuncak pada panjang gelombang 252 nm
menunjukkan keberadaaan gugus sinamil pada kuersetin (Batubara, 2017).
Menurut Jayshree dalam International Research Journal of Pharmacist, daun jati
belanda menunjukkan adanya kandungan kelompok metabolit sekunder yaitu Alkaloida,
Tanin, Sapponin, Flavonoid, Terpenoid, Glikosida jantung, Steroid yang sangat penting
bagi kesehatan (Jayshree, 2013).
Daftar Pustaka
Batubara, I., Husnawati, Darusman, K. L., dan Mitsunaga, T. 2017. Senyawa Penciri
Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) sebagai Anti-
Kolesterol (Marker Compound of Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)
Halaman 5 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
B. Bahan Tambahan
1. Aqua Destillata
1.1. Sinonim
Air suling (Depkes RI, Edisi III,1979, Hal 96.).
1.2. Nama Kimia
Air suling [7732-18-5] (Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 766).
1.3. Rumus Empiris dan Berat Molekul
H2O / 18,02 g/mol (Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 766).
1.4. Struktur Formula
Halaman 7 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
komposisi, dan dengan bahan organic tertentu dan kalsiumkarbida (Rowe, et al., Edisi VI,
2009, hal. 768).
1.11. Daftar Pustaka
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quin, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient,
6th Edition pp. 766-768. London: Pharmaceutical Press.
1.12. Kesimpulan
Aqua Destilata di ad sebanyak 420 ml sebagai pelarut pada sediaan suspensi
1. Essence Vanilla
2.1. Sinonim
2.2. Nama Kimia
2.3. Rumus Empiris dan Berat Molekul
2.4. Struktur Formula
2.5. Kategori Fungsional
2.6. Aplikasi dalam Formulasi atau Teknologi Farmasi
2.7. Deskripsi/Pemerian
2.8. Spesifikasi/Parameter Kualitas
2.9. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
2.10. Inkompatibilitas
2.11. Daftar Pustaka
2.12. Kesimpulan
2. Gliserin
3.1. Sinonim
Glycerol (Depkes Ri, 2014).
3.2. Nama kimia
Propane-1,2,3-triol [56-81-5]
3.3. Rumus empiris dan berat molekul
C3H8O3 dan 92,09 (Depkes Ri, 2014).
3.4. Struktur formula
Halaman 8 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
Daftar Pustaka
Rowe, Raymond C., Paul, J. Sheskey, and Marian, E. Quinn. 2009. Handbook Of
Phermaceutical Excipients. Sixth edition. USA: Pharmaceutical Press.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
2. Na-CMC
5.1 Sinonim
Akucell; Aqualon CMC; Aquasorb; Blanose; Carbose D; Carmellosum natricum; Cel-O-
Brandt; Cellulose gum; Cethylose; CMC sodium; E466; Finnfix; Glykocellan; Nymcel
ZSB; SCMC (Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 118).
5.2 Nama Kimia
Cellulose, carboxymethyl ether, sodium salt [9004-32-4] (Rowe, et al., Edisi VI, 2009,
hal. 118).
5.3 Rumus Empiris dan Berat Molekul
USP mendeskripsikan sodium karboksimetilselulosa merupakan garam sodium yang
berasal dari sebuah polikarboksimetil eter selulosa. Berat molekulnya adalah 90.000 –
700.000 (Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 118).
5.4 Struktur Formula
Halaman 11 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
menghasilkan gel yang dapat digunakan sebagai dasar untuk aplikasi pasta. Natrium
karboksimetilselulosa juga digunakan dalam perawatan luka dan patch dermatologis
sebagai muco perekat dan menyerap eksudat luka atau air transepidermal dan keringat.
Properti muco perekat ini digunakan dalam produk uang dirancang untuk mencegah
perlekatan jaringan pasca-bedah; dan untuk melokalisasi dan memodifikasi kinetika
pelepasan bahan aktif pada membran mukosa; dan untuk perbaikan tulang. Enkapsulasi
dengan natrium karboksimetilselulosa dapat mempengaruhi perlindungan dan pemberian
obat. Ada juga laporan dari penggunaannya sebagai agen pelindung, natirum
karboksimetilselulosa juga digunakan dalam kosmetik, perlengkapan mandi, alat bedah,
dan inkontinensia, kebersihan pribadi, dan produk makanan (Rowe, et al., Edisi VI, 2009,
hal. 118).
5.7 Deskripsi/Pemerian
Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak
berbau, higroskopik (Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 119).
5.8 Spesifikasi/Parameter Kualitas
Test JP XV PhEur 6.0 USP 32
Identification + + +
Characters + + -
pH(1% w/v
Solution) 6.0-8.0 6.0-8.0 6.5-8.5
Appreance of
solution + + -
viscosity - + +
Loss on drying ≤10.0% ≤10.0% ≤10.0%
Heavy Metals ≤20 ppm ≤20 ppm ≤0,002%
Chloride ≤0,640 % ≤0,25 % -
Arsenic ≤ 10 ppm - -
Sulfate ≤ 0,960 % - -
Silicate ≤ 0,5 % - -
Sodium Glycolate - ≤ 0,4 % -
Strach + - -
20.0-33.3
Sulfates ash - % -
Assay ( of sodium) 6.5-8.5% 6.5-9.5% 6.5-9.5%
air. Larutan air stabil pada pH 2-10; curah hujan dapat terjadi di bawah pH 2; dan
viskositas larutan menurun dengan cepat di atas pH 10. Umumnya menunjukkan
viskositas maksimum dan stabilitas pada pH 7-9. Natrium karboksimetilselulosa dapat
disterilkan dalam keadaan kering dengan mempertahankan suhu pada 160°C selama 1
jam. Bahan harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering
(Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 120).
5.10 Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam besi dan beberapa
logam seperti aluminium, merkuri dan zink juga dengan gom xanthan; pengendapan
terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat pencampuran dengan etanol 95%. Membentuk
kompleks dengan gelatin dan pektin (Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 120).
Daftar Pustaka
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quin, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th Edition
4. Na-Sitrat
6.1 Sinonim
Natrii Citras (Depkes RI, 1995)
6.2 Nama Kimia
Trinatrium Sitrat (anidrat) (Depkes RI, 1995)
6.3 Rumus Empiris dan Berat Molekul
C6H5Na2O7 (Depkes RI, 1995)
6.4 Struktur Formula
CH2(COONa)C(OH)(COONa)CH2COONa (Depkes RI, 1995)
6.5 Kategori Fungsional
Alkalizing agent; buffering agent; emulsifier; sequestering agent. (Rowe et al, 2009)
6.6 Aplikasi dalam Formulasi atau Teknologi Farmasi
Secara terapeutik, natrium sitrat digunakan untuk meringankan rasa sakit iritasi yang
disebabkan oleh sistitis, dan juga untuk mengobati dehidrasi dan asidosis karena diare (Rowe
et al, 2009)
6.7 Deskripsi/Pemerian
hablur tidak berwarna atau serbuk hablur, putih (Depkes RI, 1995)
6.8 Spesifikasi/Parameter Kualitas
Halaman 13 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
8. Nipagin
8.1.Sinonim :
4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl p-hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-
23.
8.2.Nama Kimia :
vMethyl-4-hydroxybenzoate
8.3.Rumus Empiris dan Berat Molekul :
Halaman 15 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
8.5.Kategori Fungsional :
Antimicrobial preservative
8.6.Aplikasi dalam Formulasi atau Teknologi Farmasi :
Methylparaben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk
makanan dan formulasi farmasi
8.7.Deskripsi/Pemerian :
Methylparaben terjadi sebagai kristal tak berwarna atau kristal putih bubuk. Tidak berbau
atau hampir tidak berbau dan sedikit rasa terbakar
8.8.Spesifikasi/Parameter Kualitas :
Halaman 16 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
Larutan Methylparaben pada pH 3-6 dapat distrerilkan dengan autoklaf pada suhu 120oC
selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Methylparaben harus disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat di tempat sejuk yang kering
8.10. Inkompatibilitas :
Methylparaben berubah warna dengan adanya zat besi dan mengalami hidrolisis oleh
alkali lemah dan asam kuat
Daftar Pustaka
Rowe, Raymond C., Paul, J. Sheskey, and Marian, E. Quinn. 2009. Handbook Of
Phermaceutical Excipients. Sixth edition. USA: Pharmaceutical Press
9. Nipasol
9.1. Sinonim :
4-hydroxybenzoic acid propyl ester; Nipasol M; propagin; propyl p-hydroxybenzoate;
Propyl parasept; Solbrol P; Uniphen P-23.
9.2. Nama Kimia :
Propyl 4-hydroxybenzoate
9.3. Rumus Empiris dan Berat Molekul :
C10H12O3 dan 180.20
9.4. Struktur Formula :
Halaman 17 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
10. Sorbitol
10.1. Sinonim
1,2,3,4,5,6-hexanehexol; Liponic 70-NC; Liponic 76-NC; Meritol; Neosorb; sorbite;
D-sorbitol; Sorbitol Instant; Sorbogem.
10.2. Nama Kimia
D-Glucitol
10.3. Rumus Empiris dan Berat Molekul
C6H14O6 dan 182.17
Halaman 18 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
Halaman 19 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
-
11.9. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu ruangan dan kelembaban
relatif sedang. Harus disimpan dalam wadah tempat sejuk dan kering. Sukrosa
mengalami karamelisasi ketika dipanaskan pada suhu lebih dari 160°C (Rowe,
et al., Edisi VI, 2009, hal. 704).
11.10. Inkompatibilitas
Sukrosa dapat terkontaminasi oleh logam berat yang dapat menyebabkan
imkompatibilitas dengan zat aktif tertentu, misalnya asam askorbat. Dengan
adanya asam encer atau pekat, sukrosa terhidrolisis atau diubah menjadi
dektrosa dan fruktosa. Sukrosa inkompatibel dengan alumunium (Rowe, et al.,
Edisi VI, 2009, hal. 704).
Daftar Pustaka
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quin, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient,
6th Edition pp. 703-704. London: Pharmaceutical Press.
12. Xanthan Gum
12.1. Sinonim
Corn sugargum; E415; Grindsted;Keldent;Keltrol;polysaccharide B-1459;
Rhodicare S; Rhodigel; Vanzan NF; xanthani gummi; Xantura
12.2. Nama Kimia
Xanthan gum
12.3. Rumus Empiris dan Berat Molekul
(C35H49O29)n
12.4. Struktur Formula
:
Halaman 21 dari 23
05.03.01.001-F0X.0X
12.7. Deskripsi/Pemerian
Xanthan gum terjadi sebagai krim atau putih-berwarna, tidak berbau, freeflowing, serbuk
halus
Arsenic - ≤3
Lead - ≤5
Heavy Metals - ≤ 0.003%
Assay - ≤ 91.0-108.0%
Solusi xanthan karet kurang dari 1% w/v konsentrasi mungkin terpengaruh oleh lebih
tinggi daripada suhu: misalnya, viskositas berkurang. Xanthan karet menyediakan
penebalan sama, menstabilkan, dan menangguhkan properti selama penyimpanan jangka
panjang pada suhu tinggi, seperti halnya pada kondisi ambient. Selain itu, itu
ensuresexcellent beku-cair stabilit
a. Panas : 10-60 derajat celcius
b. Hidrolisis/oksidasi : Tidak tersedia dalam pustaka FI III, FI IV, FI V, HOPE Edisi 6
c. Cahaya : Tidak tersedia dalam pustaka FI III, FI IV, FI V, HOPE Edisi 6
d. pH : 6- 8
12.10. Inkompatibilitas
Xanthan gum adalah bahan anionik dan tidak biasanya kompatibel dengan surfaktan
kationik, polimer, atau bahan pengawet, sebagaimana terjadi curah hujan. Surfaktan
anionik dan amphoteric di kepekatan di atas 15% w/v menyebabkan presipitasi xanthan
karet dari solusi
(Rowe, et al., Edisi VI, 2009, hal. 783).
Daftar Pustaka
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quin, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient,
6th Edition pp. 782-783. London: Pharmaceutical Press.
Halaman 23 dari 23