A USIA 9 TAHUN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS: THALASEMIA DI RUANG THALASEMIA
RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase keperawatan anak holistik islami
Dosen pembimbing:
Eli Lusiani, S. Kep., Ners., M. Kep.
Oleh:
Zein Al Syurfah
402023149
F.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi analisis Hb terhadap kadar HbF, HbA dan
elektroforesis hemoglobin, kadar besi, saturasi transferrin dan ferritin.
Pemeriksaan khusus meliputi :
1. Analisis DNA untuk menentukan jenis mutasi penyebab thalasemia.
2. Anemia dengan kadar Hb berkisar 2-9g/dL, kadar MCV dan MCH berkurang,
retikulosit biasanya meningkat dan fragilitas osmotic menurun
3. Gambaran darah tepi memperlihatkan mikrositik hipokrom, fragmentasi, sel
target dan normoblast.
4. Kadar HbF meningkat antara 10-19%, kadar HbA2 bisa normal, rendah atau
sedikit meningkat. Peningkatan kadar HbA2 merupakan parameter penting
untuk menegakan diagnosis pembawa sifat thalasemia beta besi serum. Feritin
dan saturasi trasnferin meningkat (Pusponegoro, 2005).
G. Penatalaksanaan
1. Transfusi darah
Tujuan dari transfusi darah yaitu untuk mempertahankan kadar Hb sebagai
dampak adanya anemia berat. Hb pasien diperhatikan antara 8g/dL sampai 95
dimana keadaan ini akan memberikan supresi sumsum tulang yang adekuat,
darah diberikan dalam bentuk PRC 3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan Hb 1g/dL.
Transfusi biasanya setiap dua sampai tiga minggu sekali tergantung dari kondisi
anak.
2. Splenectomy
Transfusi yang terus menerus menjadi salah satu pertimbangan untuk
dilakukannya tindakan splenectomy karena dapat mengurangi hemolysis.
Adapun indikasi dilakukannya tindakan splenectomy adalah limpa yang terlalu
besar sehingga membatasi gerak pasien dan menimbulkan peningkatan tekanan
intra abdomen dan bahaya terjadinya ruptur.
3. Kelasi besi
Kelasi besi harus segera diberikan ketika kadar feritin serum sudah mencapai
1000 mg/L atau saturasi transferrin lebih dari 50% atau sekitar setelah 10
sampai dengan 20 kali pemberian transfusi darah. Kelasi besi yang sering
digunakan yaitu secara parental namun memiliki keterbatasan terutama dalam
biaya dan kenyamanan anak. Desferrioxamine harus diberikan secara subkutan
melalui pompa infus dalam waktu 8-12 jam dengan dosis 25-50 mg/kg berat
badan atau minimal selama 5 hari berturut-turut setiap selesai transfusi darah.
H. Komplikasi
1. Komplikasi Pada Jantung
Kelaninan jantung, khususnya gagal jantung kiri berkontribusi lebih dari
setengah terhadap kematian pada penderita thalasemia. Penyakit jantung pada
penderita thalasemia mungkn bermanifestasi sebagai kardiomiopati
hemosiderrhosis, gagal jantung, hipertensi pulmonal, arrithmia, disfungsi
sistolik atau diastolik, effuse pericardial, miokarditis atau pericarditis.
Pemupukan besi merupakan faktor utama yang berkontribusi terjadinya kelainan
pada jantung.
2. Komplikasi Endokrin
Insiden yang tinggi pada disfungsi endokrin telah dilaporkan pada anak, remaja,
dan dewasa muda yang menderita thalasemia mayor. Umumnya komplikasi
yang terjadi yaitu hypogonadotropik hipogonadisme dilaporkan di atas 75%
pasien. Perkembangan seksual mengalami keterlambatan dilaporkan 50% anak
laki-laki dan perempuan mengalami hal tersebut, biasanya pada anak perempuan
akan mengalami amenorrhea.
3. Komplikasi Hepar
Setelah dua tahun dari pemberian transfusi yang pertama kali pembentukan
kolagen dan fibrosis terjadi sebagai dampak dari adanya penimbunan besi yang
berlebih. Penyakit hati lain yang sering muncul yaitu hepatomegaly, penurunan
konsentrasi albumin, peningkatan aktivitas aspartate dan alanine transaminase.
Adapun dampak lain yang berkaitan dengan penyakit hati adalah timbulnya
hepatitis B dan hepatitis C akibat pemberian transfusi.
4. Komplikasi Neurologi
Komplikasi neurologis pada penderita thalasemia beta mayor dikaitkan dengan
beberapa faktor antara lain adanya hipoksia kronis, ekspansi sumsum tulang,
kelebihan zat besi dan adanya dampak neurotoksik dari pemberian
desferrioxamine. Temuan abnormal dalam fungsi pendengaran, timbulnya
potensi somatosensory terutama disebabkan oleh neurotoksisitas desferioxamin
dan adanya kelainan dalam konduksi saraf.
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nomor RM : 00780647 Sumber Informasi
Nama : An. A Nama : Ny. E
Tanggal lahir : 4 Juni 2014 Umur : 31 Tahun
Usia : 9 tahun Pekerjaan : IRT
Jenis kelamin : Laki-Laki Alamat : Soreang
Tanggal pengkajian : 20 – 11- 2023 Hubungan dengan anak : Ibu
Jam : 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Thalasemia
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat pengakajian tanggal 20 November 2023 pukul 09.00 WIB , pasien mengatakan
saat ini pasien tidak ada keluhan, keadaan umum pasien tampak tenang dan riang,
kesadaran composmentis, pasien datang ke Poli Thalasemia untuk transfuse darah rutin
o
setiap 3 minggu sekali. Suhu : 36,5 TB : 139 cm, BB : 22kg, R :24x/menit, N :
60x/menit, hasil lab : Hb : 8,0 gr/dl, Leukosit : 10360 sel/uL, Hematokrit : 23,9 %,
Eritrosit : 3,50 juta/uL, Trombosit : 395.000 juta/uL, golongan darah B.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluarga pasien mengatakan pasien 2,5 tahun yang lalu sering demam, dan pada saat
demam bisa sampai 4 hari lalu sembuh tetapi beberapa hari kemudian demam kembali,
dan pasien juga terlihat lemas dan pucat.
1. Prenatal
Konsumsi obat selama Tidak Ya, ............................
kehamilan
Adakah ibu jatuh selama hamil Tidak Ya, ............................
2. Penyakit terdahulu Tidak Ya
Jika Ya, bagaimana gejala dan Orang tua pasien mengatakan anaknya mengalami
penanganannya? thalasemia sejak usia 6,5 tahun dengan nilai Hb 4
Pernah dioperasi Tidak Ya
Jika Ya, sebutkan waktu dan Pasien tidak pernah di lakukan operasi
berapa hari dirawat?
3. Pernah dirawat di RS Tidak Ya
Jika Ya, sebutkan penyakitnya
dan respon emosional saat
dirawat?
Tabel 3.1 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5. Riwayat Keluarga
1. Riwayat penyakit keturunan √Tidak Ya, ......................
2. Riwayat penyakit menular Tidak Ya, ........................
Tabel 1.2 Riwayat Keluarga
6. Pengkajian Fisiologis
Tabel 3.3 Pengkajian Fisiologis
1. OKSIGENASI
Napas pasien teratur, tidak ada sesak napas, RR 24 x/mnt, tidak ada penggunaan otot bantu
napas.
Sirkulasi
Nadi 60 x/mnt, akral teraba hangat, pasien terlihat pucat, kelopak mata anemis.
2. NUTRISI
PERILAKU
BB saat ini BB (22)kg PB/TB (139)cm
Status Nutrisi □ Lebih Baik kurang □ Buruk
Puasa □ Ya tidak Frekuensi makan : 3x Posi makan: 1
piring
Cara Makan oral □ OGT □ NGT □ Gastrostomi □ parenteral
Kualitas Makan □ kurang cukup baik
Hepar tidak teraba □ hepatomegali □ lien □ splenomegali
Bising Usus 8x/mnt
3. PROTEKSI
Gangguan Warna Pucat
Kulit
Suhu □ suhu : 36.5o Hangat
Turgor □Baik □ Jelek
CRT < 3 detik
Gangguan pada Kulit pasien tidak kering
kulit
Luka Tidak terdapat luka
4. SENSASI
Penglihatan Adekuat □ Menurun [R L]
□ Buta [R L] □ Katarak [R L]
Pupil Simetris □ Tidak Simetris : R < L atau L < R
□ Reaktif □ Non Reaktif [R L]
Pengecapan Baik □ Tidak baik
Kondisi gigi Baik □ Terjadi gangguan □ Jelek
Gusi Pink Pucat □ Inflamasi
□ Perdarahan □ Kering □ Lembab
Penciuman Baik □ Tidak baik
Hidung □ Berdarah □ Drainage Tidak ditemukan
masalah
Pendengaran Adekuat □ Menurun [R L] □ Tuli [R
L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
Telinga Bersih [R L] □ Kotor [R L]
□ Discharge [R L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
5. CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Minum 700 cc/hari jenis: air putih
6. ELIMINASI
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama pemeriksaan Hasil Rujukan
Hemoglobin 8,0 11.5-13 g/dL
Leukosit 10360 4500-9000 / uL
Eritrosit 3.50 4.88 – 5.5 juta/uL
Hematokrit 23.9 35-40%
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS Destruksi eritrosit oleh
- Keluarga pasien retrikuloendotelial
mengatakan pasien Mutasi DNA
rutin transfusi 3
minggu sekali Produksi rantai alfa dan
DO: beta HB berkurang
- Pasien kulitnya
tampak pucat Kelainan pada eritrosit
- Kelopak mata
anemis Pengikatan O2 berkurang
- TTV
Suhu : 36,5o Kompesator pada rantai a
R :24x/menit
N : 60x/menit Rantai b produksi terus
- TB : 139 cm menerus
- BB : 22kg Perfusi Perifer Tidak
- Hasil lab : HB defektif Efektif
Hb : 8,0 gr/dl,
Leukosit : 5400 Ketidakseimbangan
sel/Ul polipeptida
Hematokrit : 23,9
% Eritrosit tidak stabil
Eritrosit : 3,50
juta/uL, Hemolisis
Trombosit :
395.000 juta/uL Suplay O2 ke jaringan
perifer
Hemolisis
Risiko Infeksi
Diagnosa Keperawatan
a. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d Warna kulit
pucat, hb 8,0 gr/dl
b. Risiko Infeksi b.d penyakit kronis, penurunan hemoglobin, tindakan tranfusi darah
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Perfusi perifer Setelah dilakukan tindakan Tranfusi darah 1.02089 1. Untuk mengetahui dimulainya
tidak efektif b.d transfusi darah 1x 4 jam tranfusi
Observasi
penurunan diharapkan Hemoglobin 2. Untuk mengetahui tanda tanda
konsentrasi meningkat pada pasien 1. Identifikasi rencana tranfusi vital
hemoglobin d.d membaik dengan kriteria 2. Monitor tanda tanda vital 3. Untuk mehindari salah
Warna kulit hasil : 3. Melakukan pengecekan double check memberikan tranfusi
pucat, hb 8,0 gr/dl - Pasien tidak terlalu pada label darah 4. Untuk menghindari
pucat Terapeutik perkembangbiakan bakteri
- Kelopak mata tidak 4. Berikan tranfusi dalam waktu 4 jam 5. Untuk menjamin kontiutias
anemis 5. Dokumentasi tanggal jam jumlah darah asuhan keperawatan
- Hb 11.5-13 g/dL dan reaksi tranfusi
Edukasi
Edukasi diit rendah kalori dan
tinggi protein
2 Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi (I.14539) 1. Untuk mengetahi tanda dan
penyakit kronis, transfuse darah 1x 4 jam gejala infeksi local
Observasi
penurunan diharapkan risiko infeksi sistemik
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
hemoglobin, pada pasien menurun 2. Cuci tangan bertujuan
local sistemik
tindakan tranfusi dengan kriteria hasil : untuk menjaga kebersihan ,
darah - Kadar sel darah mencegah infeksi dan
putih membaik pelindung diri
Terapeutik 3. Prosedur aseptic dilakukan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah untuk mencegah
kontak dengan pasien dan mikroorganisme masuk ke
lingkungan pasien dalam tubuh
3. Pertahankan tehnik aseptic pada 4. Agar pasien mengathui
pasien beresiko tinggi tanda dan gejala infeksi
Edukasi 5. Agar pasien mengetahui
4. Jelaskan tanda dan gejal infeksi cuci tangan yang baik dan
5. Ajakan cara mencuci tangan benar
dengan benar
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
NO
DX Hari/ Tanggal Jam Implememtasi Hari / Tanggal Jam Evaluasi
KEP
1 Senin / 20 08.00 1. Identifikasi rencana Senin / 20 14.00
November November 2023 S:
tranfusi
2023
- Klien mengatakan tidak ada
Respons : tranfusi
keluhan dan menjadi lebih
diberikan pada pukul
08.10 enakan
10.15
O:
2. Monitor tanda tanda
- TTV ;
vital
RR : 45x/menit
Respons :
Nadi : 85x menit
TB : 139 cm
10.00 Suhu : 36,5 C
BB : 22 kg
A:
RR : 24x/menit
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Nadi : 60x menit
Teratasi Sebagian
Suhu 35,3 C
P:
3. Melakukan pengecekan
10.15 Lanjutkan intervensi tranfusi
double check pada label
darah tanggal 4 Desember 2023
darah
Respons :
Pengecekan dengan
10.30
nomer 264929714
4. Berikan tranfusi dalam
waktu 4 jam
10.45 Respons :
Tranfusi diberikan
dengan jumlah darah
260cc
11.15 5. Observasi TTV 15
menit pertama
Respons :
RR : 24x/mnt
12.15 Nadi 84x menit
Suhu 36,5 C
6. Observasi TTV 30
13.15 menit
Respons :
RR : 26 x/mnt
Nadi 88x menit
14.00 Suhu 36,3C
7. Observasi TTV 1 jam
pertama
Respons :
RR : 24x/mnt
Nadi 85x menit
Suhu 36,1 C
8. Observasi TTV 2 jam
Respons :
RR : 25x/mnt
Nadi 88x menit
Suhu 36,3 C
9. Observasi TTV 3 jam
Respons :
RR : 45x/mnt
Nadi 85x menit
Suhu 36,5 C
10. Dokumentasi tanggal
jam jumlah darah dan
reaksi tranfusi
Respons
Pada tanggal 20
November 2023
dilakukan tranfusi
dengan jumlah darah
260 cc dan tidak ada
reaksi selama tranfusi
dilakukan baik dalam 15
menit pertama maupun
4 jam .