PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang secara genetik
mengakibatkan
berkurangnya
kadar
hemoglobin.Kondisi
ini
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu :
1) Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian thalasemia
2) Agar mahasiswa mampu menjelaskan etiologi thalasemia
3) Agar mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala thalasemia
4) Agar mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi thalasemia
5) Agar mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis thalasemia
6) Agar mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi thalasemia
7) Agar mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan thalasemia
8) Agar mahasiswa mampu menjelaskan NOC dari thalasemia
9) Agar mahasiswa mampu menjelaskan NIC dari thalasemia
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini yaitu :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian thalasemia
2) Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi thalasemia
3) Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala thalasemia
4) Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi thalasemia
5) Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis thalasemia
6) Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi thalasemia
7) Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan thalasemia
8) Mahasiswa mampu menjelaskan NOC dari thalasemia
9) Mahasiswa mampu menjelaskan NIC dari thalasemia
BAB II
KONSEP MEDIK
A. Definisi
Thalasemia merupakan sindrom kelainan yang diwariskan (inherited) dan
masuk kedalam kelompok hemoglobinopati, yakni kelainan yang disebabkan oleh
gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi didalam atau dekat gen globin.
(Sudoyo aru).
Thalasemia adalah penyakit dimana kondisi sel darah merah mudah rusak
dibandingkan
sel
darah
normal.
Pada
penderita
penyakit
ini
akan
mengalamianemia (kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah
dalam darah menurun. Thalasemia juga merupakan penyakit yang menahun dan
bersifat turun-temurun. Menurut dokter Zubairi Djoerban, spesialis penyakit
dalam dan guru besar FKUI, pada penderita thalasemia terjadi perubahan atau
mutasi gen, yaitu pembawa kode genetik untuk pembuatan hemoglobin.
Akibatnya kualitas sel darah merah tidak baik dan tidak dapat bertahan hidup
lama, tidak bisa bertahan sepanjang hidup sel darah merah normal. Manifestasi
yang dirasakan pasien adalah cepat capai, terlebih bila naik tangga atau harus
berjalan cepat, apalagi berlari. thalasemia diakibatkan karena ketidak mampuan
sum-sum tulang membaentukprotein yang dibutuhakan untuk memproduksi
hemoglobin sebagaimana mestinya. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi
yang ada di dalam sel darah merah dan berfungsi untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh bagian tubuh sebagai energy.
Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai oleh
defisiensi produk rantai globulin pada hemoglobin (Suriadi 2010). Hal ini
menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin. Ketidakseimbangan
rantai globin pada thalassemia akan mempengaruhi kegagalan eritropoeisis dan
mempercepat pengrusakan eritrosit. Kelainan ini diderita sepanjang hidup dan
diklasifikasikan sebagai thalasemia alpha dan beta tergantung dari rantai globin
yang mengalami kerusakan pada sintesis hemoglobin. Penyakit thalassemia
meliputi suatu keadaan penyakit dari gejala klinis yang paling ringan (bentuk
heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait, hingga yang
paling berat (bentuk homozigot) yang disebut thalassemia mayor.
Secara klinis, thalassemia dibagi menjadi 3 grup. Klasifikasi ini memiliki
implikasi klinis diagnosis dan penatalaksanaan.
a. Thalassemia mayor.
b. Thalassemia minor.
c. Thalassemia intermedia.
Thalassemia mayor adalah mewarisi gen thalassemia dari kedua orang
tuanya. Thalassemia minor adalah mewarisi gen thalassemia dari salah satu orang
tua. Alpha Thalassemia biasanya kematian bayi yang belum lahir saat persalinan
atau tahap akhir kehamilan. Anak-anak yang lahir dengan Thalassemia mayor
adalah normal saat lahir tetapi akan mendapatkan anemia berat selama tahun
pertama kehidupan.
B. Klasifikasi/Stadium
Klasifikasi thalasemia dibedakan atas : (Patrick Davey)
1. Talasemia minor
2. Talasemia Mayor
3. Talasemia Intermedia
C. Etiologi
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang
diturunkan secara resesif. Ditandai dengan defisiensi produksi globin pada
hemoglobin. Dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah
sehingga umur eritrosit terjadi pendek (kurang dari 100 hari). Kerusakan tersebut
karena hemoglobin yang tidak normal (hemoglobinopatia).
D. Patofisiologi
Mutasi pada -Thalasemia meliputi delegi gen globin, mutasi daerah
promotor, penghentian mutasi dan mutasi lainnya. Terdapat relatif sedikit mutasi
pada -Thalasemia. Penyebab utama adalah terdapatnya ketidakseimbangan rantai
globin. Pada sumsum tulang mutasi thalasemia menggangu pematangan sel darah
merah, sehingga tidak efektifnya eritropoiesis akibat hiperaktif sumsum tulang,
terdapat pula sedikit Retikulosit dan anemia berat. Pada -Thalasemia terdapat
kelebihan rantai globin - yang relatif terhadap - dan-/-globin; tetramers-globin
(4) terbentuk, dan ini berinteraksi dengan membran eritrosit sehingga
memperpendek hidup eritrosit, yang mengarah ke anemia dan meningkatkan
produksi erythroid. Rantai globin -/- diproduksi dalam jumlah yang normal,
sehingga menyebabkan peningkatan Hb F (-/-2 2). Rantai -globin juga
diproduksi dalam jumlah normal, Hb A2 meningkat (2 2) di -Thalasemia. Pada
-Thalasemia terdapat lebh sedikit-globin rantai dan -berlebihan dan rantai
-/-globin. Kelebihan rantai ini membentuk hb Bart(-/4) dalam kehidupan janin dan
Hb H (4) setelah lahir. Tetrames abnormal ini tidak mematikan tetapi
mengakibatkan hmolisis extravascular.
Thalasemia
Seperti telah disebutkan di atas terdapat 2 gen pada tiap haploid
kromosom, sehingga dapat di duga terjadi 4 macam kelainan pada thalasemia .
Kelainan dapa terjadi pada 1 atau 2 gen pada satu kromosom atau beberapa gen
pada seorang individu sehat. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa pada
kelainan -thalasemia- 1 tidak terbentuk rantai sama sekali, sedangkan
thalasemia- 2 masih ada sedikit pembentukan rantai tersebut. Atas dasar
tersebut, -thalasemia-1 dan -thalasemia-2 sekarang disebut - dan +
thalasemia.
Disamping kelainan pada pembentukan rantai ini terdapat pula kelainan
struktural pada rantai . Yang paling banyak di temukan ialah Hb constant spring.
Pada Hb constant spring terdapat rantai dengan 172 asam amino, berarti 31
asam amino lebih panjang daripada rantai biasa. Kombinasi heterozigot antara
0- thalasemia dengan -+- thalasemia atau 0- thalasemia dengan Hb constant
spring akan menimbulkan penyakit HbH. Pada thalasemia akan terjadi gejala
klinis bila terdapat kombinasi gen 0- thalasemia dengan gen- - lainnya.
Homozigot _+_ thalasemia hanya menimbulkan anemia yang sangan
ringan dengan hipokromia eritrosit. Bentuk homozigot Hb constant spring juga
tidak menimbulkan gejala yang nyata, hanya anemia ringan dengan kadang
kadang disertai spleenomegali ringan.
Pada fetus kekurangan rantai menyebabkan rantai- yang berlebihan
sehingga akan terbentuk tetramer 4 (Hb Barts) sedangkan pada anak besar atau
6
Thalasemia
Trait
tampilan
klinis
normal,
mencapai 3 atau 4 g%
Lemah, pucat
Pertumbuhan fisik dan perkembangannya terhambat, kurus,
penebalan tulang tengkorak, splenomegali, ulkus pada kaki, dan
penderita
yang
menerima
regimen
ini
dapat
a. Komplikasi Jantung
Kerusakan jantung akibat terlalu banyak zat besi dapat menyebabkan
penurunan kekuatan pompa jantung, gagal jantung, aritma atau detak
jantung yang tidak beraturan, dan terkumpulnya cairan di jaringan jantung.
b. Komplikasi Tulang
-Nyeri persendia dan tulang
-osteoporosis
-Kelainan bentuk tulang
c. Pembesaran Limpa (Splenomegali)
Pembesaran limpa terjadi karena limpa sukit untuk mendaur ulang sel darah
yang memiliki bentuk tidak normal dan berakibat kepada meningkatnya
jumlah darah yang ada di dalam limpa, membuat limpa tumbuh lebih besar.
d. Komplikasi pada Hati
Kerusakan hati akibat terlalu banyak zat besi dapat menyebabkan
terjadinya beberapa hal, seperti fibrosis atau pembesaran hati, sirosis hati
atau penyakit degeneratif kronis dimana sel-sel hati normal menjadi rusak,
lalu digantikan oleh jaringan parut, serta hepatitis.
e. Komplikasi pada Kelenjar Hormon
-Kelenjar tiroid hipertiroidisme atau hipotiroidisme
-Pankreas diabetes
11
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamesa
a) Identitas
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Riwayat penyakit keluarga
d) Pola fungsi kesehatan
- Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
- Pola tidur dan istirahat
- Pola aktivitas
- Pola hubungan dan pern
- Pola sensorik dan kognitif
- Pola penanggulangan stres
- Pola tata nilai dan kepercayaan
2) Pemeriksaan
a) Pemeriksaan fisik
- Status kesehatan umum
- Intequmen
- Kepala dan leher
- Torax dan paru
- Abdomen
- Kaji adanya tanda-tanda anemia, pucat, lemah, sesak nafas,
hipoksia, nyeri tulang dan dada, menurunny aktivitas, anoreksi
apistaksis berulang.
b) Pengkajian psikososial
-Anak: perkembangan psikososial, kemampuan beradaptasi dengan
penyakit, mekanisqzme koping yang digunakan.
-Keluarga: respon emosional keluarga, koping yang digunakan
keluarga, penyesuaian keluarga terhadap stres.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola napas (00032)
b. Intoleransi aktivitas (00092)
c. Gangguan citra tubuh (00118)
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00024)
e. Resiko infeksi (00004)
f. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan (00111)
12
13
C. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan
Ketidakefektifan pola napas
Domain: 4
Kelas:4 (00032)
Definisi: Inspirasi dan/ atau
ekspirasi yang tidak memberi
ventilasi
Batasan karakterisktik:
Perubahan kedalaman
pernapasan
Perubahan ekskursi dada
Mengambil posisi tiga detik
Bradipneu
Penurunan tekanan ekspirasi
Penurunan ventilasi semenit
Penurunan kapasitas vital
Dipneu
Peningkatan diameter anteriorposterior
Pernapasan cuping hidung
Ortopneu
Fase ekspirasi memenjang
NOC
Respiratory
status:
Ventilation
Respiratory
status:
Airway patency
Kriteria Hasil:
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
napas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda-tanda vital dalam -
NIC
Airway Management
Buka jalan nafas, gunkan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
Posisikan
pasien
untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan brokondilator bila
perlu
Berikan pelembab udara kassa
basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
14
Rasional
Untuk memaksimalkan potensial
ventilasi
Posisi fowler memungkinkan.
jalan nafas bebas hambatan
Alat jalan nafas membantu
melancarkan pernafasan pasien
Mencegah sumbatan pangkal
lidah
Mengemcerkan sekret jalam nafas
Sekret menghambat masuknya
oksigen
Sebagai dasar pemberian tindakan
dan evaluasi hasil
Meminimalisir iritasi jalan nafas
Bronkhodiator membuka jalan
nafas.
Membantu
mempertahankan
kelembaban jalan nafas
Meminimalisir kelebihan cairan
yg dapat menimbulkan udema
Pernapasan bibir
Takipneu
Penggunaan otot aksesorius
untuk bernapas
Faktor yang berhubungan:
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Deformitas dinding dada
Keletihan
Hiperventilasi
Sindrom hiperventilasi
Gangguan muskuloskeletal
Kerusakan neurologis
Imaturitas neuromuskular
Obesitas
Nyeri
Keletihan otot pernapasan
cedera
Medula spinalis
mengoptimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya fluktasi tekanan
darah
Monitor VS sat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
15
Domain:
4
(Aktivitas/Istirahat)
Kelas 4 (00092)
Definisi:
Ketidakcukupan
energi
psikologis
atau
fisiologis untuk melanjutkan
atau menyelesaikan aktifitas
kehidupan sehari-hari yang
harus atau menyelesaikan
aktifitas kehidupan sehari-hari
Energy conversation
Activity tolerance
Self care : ADLs
Berpartisipasi
dalam
aktivitas
fisik
tanpa
disertai
peningkatan tekanan darah, nadi, dan
RR
Kriteria Hasil:
Mampu
melakukan
aktivitas
sehari
hari
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan proram terapi
yang tepat
Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas
yang mampu dilakukan
Bantu
memilih
aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
16
dilakukan.
Batasan karakteristik:
Respon
tekanan
darah
abnormal terhadap aktivitas
Respon frekwensi jantung
abnormal terhadap aktivitas
Perubahan
EKG
yang
mencerminkan aritma
Perubahan
EKG
yang
mencerminkan iskemia
Ketidaknyamanan
setelah
beraktivitas
Dispnea setealh beraktivitas
Menyatakan merasa letih
Menyatakan merasa lema
Faktor yang berhubungan:
Tirah baring atau imobilisasi
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan
antara
suplei
dan
kebutuhan
oksigen
Imobilitas
Gaya hidup monoton
Gangguan citra tubuh
dan social
Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber
yang
diperlukan
untuk
aktivitas yang di inginkan
Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
Bantu untuk mngidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
- Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
- Bantu
pasien
untuk
mengembangkan
motivasi
diri dan penguatan
- Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual.
Body image
17
Domain: 6
Kelas: 3 (00118)
Definisi:
Batasan Karakteristik:
Perilaku mengenali tubuh
individu
Self esteem
Kriteria Hasil:
Body image positif
Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
Mendiskripsikan
secara faktual perubahan fungsi
tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
-
18
19
perubahan aktual
Mengungkapkan
perubahan
gaya hidup
Faktor yang berhubungn:
Biofisik, kognitif
Budaya, tahap perkembangan
Penyakit, cedera
Perseptual,
psikososial,
spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit
Ketidakefektifan
perfusi
jaringan perifer
Domain: 4
Kelas: 4 (00024)
Definisi: penurunan sirkulasi
darah ke perifer yang dapat
mengganggu kesehatan
Batasan karakteristik:
Tidak ada nadi
Perubahan fungsi motorik
Circulation status
Tissues perfusion: cerebral
Kriteria
Hasil:
Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai
dengan:
Tekanan
systole
dan
diastole dalam rentang yang diharapkan
Tidak
ada
ortostatik
hipertensi
Tidak ada tanda-tanda peningkatan
tekanan
intrakranial (tidak lebih
Peripheral
sensation
Management
(Manajemen
sensai perifer)
Monitor adanya daerah tertentu
yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/
tumpul
Monitor adanya paretese
Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada
isi atau laserasi
Gunakan sarung tangan untuk
proteksi
Batasai gerakan pada kepala,
leher dan punggung
21
detik klaudikasi
Warna
tidak
kembali
ketungkai
saat
tungkai
diturunkan
Kelambatan
penyembuhan
luka perifer
Penurunan nadi
Edema
Nyeri ekstremitas
Bruit femoral
Pemendekan jarak total yang
ditempuh dalam uji berjalan
enam menit
Pemendekan jarak bebas nyeri
yang ditempuh dalam uji
berjalan enam menit
Perestesia
Warna kulit pucat saat elevasi
Faktor yang berhubungan:
Kurang pengetahuan tentang
faktor
pemberat
(mis;
dari 15 mmHg)
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang
ditandai dengan:
Berkomunikasi
dengan jelas dan sesuai dengan
kemampuan
Mnunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan orientasi
Memproses informasi
Membuat
keputusan
dengan benar
Menunjukkan
fungsi
sensori motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik, tidak
ada
gerakan-gerakan
involunter
22
merokok,
gaya
hidup
monoton, trauma, obesitas,
asupan garam, imobilitas)
Kurang pengetahuan tentang
proses
penyakit
(mis;
diabetes, hiperlipidemia)
Diabetes melitus
Hipertensi
Gaya hidup monotion
Merokok
Resiko Infeksi
Domain: 11
Kelas: 1 (00004)
Definisi:
Mengalami
peningkatan resiko terserang
organisme patogenik
Faktor-faktor resiko:
Penyakit kronis
- Diabetes melitus
- Obesitas
Pengetahuan yang tidak cukup
untuk
menghindari
pemanjanan patogen
Immune state
Knowlege:
infection
control
Risk control
Kriteria Hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses
penularan penyakit, faktor
yang
mempengaruhi
penularan
serta
penatalaksanaannya,
Menunujukkan
kemampuan
untuk
mencegah
timbulnya
-
invasif)
- Perubahan sekresi Ph
- Penurunan kerja siliaris
- Pecah ketupan dini
- Pecah ketuban lama
- Merokok
- Stasis cairan tubuh
- Trauma jaringan (mis.,
trauma destruksi jaringan)
Ketidak adekuatan pertahanan
sekunder
- Penurunan hemoglobin
- Imunosepresi
(mis.,
imunitas didapat tidak
adekuat,
agen
farmaseutikal termasuk
imunosupresan, steroid,
antibodi
monoklonal,
imunomudultor)
- Supresi respon inflamasi
Vaksinasi tidak adekuat
Pemajanan terhadap patogen
Lingkungan meningkat
infeksi
aseptik selama pemasangan
Jumlah leukosit dalam
alat
- Ganti letak IV perifer dan line
batas normal
Menunjukkan
perilaku
central dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
hidup sehat
- Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
- Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik bila
perlu infection protection
(proteki terhadap infeksi)
- Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
- Monitor hitung granulosit,
WBC
- Monitor kerentangan terhadap
infeksi
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung terhadap
penyakit menular
- Pertahankan tehnik aspesis
pada pasien beresiko
- Pertahankan tehnik isolasi k/p
- Berikan perawatan kulit pada
area epidema
24
- Wabah
Prosedur invasif
Mainutrisi
Keterlambatan
pertumbuhan
dan
perkembangan
Domain: 13
Kelas: 1 (00111)
Definisi:
Penyimpanan
/
kelainan dari aturan kelompok
usia
Batasan Karakteristik:
Gangguan
pertumbuhan
25
fisik
Penurunan waktu respon
Terlambat
dalam
melakukan
keterampilan
umum kelompok usia
Kesulitan
dalam
melakukan
keterampilan
umum kelompok usia
Afek datar
Ketidak
mampuan
melakukan
aktivitas
perawatan diri yang sesuai
dengan usia
Ketidakmampuan aktivitas
pengendalian
dan
perawatan diri yang sesuai
dengn usianya
Faktor yang berhubungan:
Efek ketubadayaan fisik
Defisiensi lingkungan
Pengasuhan yang tidak
adekuat
Reponsivitas yang tidak
konsisten
Pengabaian
koping
terhadap - Tingkatkan komunikasi verbal
tantangan karena adanya
dan stimulasi taktil
Berikan
instruksi berulang dan
ketidakmampuan
Keluarga
mampu
sederhana
mendapatkan
sumber- - Berikan reinforcement positif
atas hasil yang dicapai anak
sumber sarana komunitas
Dorong
anak
melakukan
Kematangan
fisik:
sosialisasi dengan kelompok
wanita: perubahan fisik
- Ciptakan lingkungan yang
normal pada wanita yang
aman
terjadi dengan transisi
Nutritional Management:
dari masa kanak-kanak - Kaji
keadekuatan
asupan
ke dewasa
nutrisi (misalnya kalori, zat
Kematangan fisik: pria
gizi)
perubahan fisik normal - Tentukan
makanan
yang
pada wanita yang terjadi
disukai anak
dengan transisi dari masa - Pantau
kecenderungan
kanak-kanak ke dewasa
kenaikan dan penurunan
Status nutrisi seimbang
berat badan
Berat badan
Nutrition Theraphy:
- Menyelesaikan penilaian gizi,
sesuai
memantau
makanan/cairan tertelan dan
menghitung asupan kalori
harian, sesuai
- Memantau kesesuaian perintah
26
Pengasuh ganda
Ketergantungan
yang
terprogram
Perpisahan dari orang yang
dianggap penting
Defisiensi stimulasi
diet
untuk
mememnuhi
kebuthan gizi sehar-hari
sesuai
Kolaborasi dengan ahli gizi,
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan
gizi yang sesuai
Pilih suplemen gizi, sesuai
Dorong pasien untuk memilih
makanan
semisoft,
jika
kurangnya
air
liur
menghalangi menelan
Mendorong asupan makanan
tinggi kalsium, sesuai
Mendorong asupan makanan
dan cairan tinggi kalium,
yang sesuai
Pastikan bahwa diet termasuk
makanan tinggi kandungan
serat
untuk
mencegah
konstipasi
Memberikan pasien dengan
tinggi protein, tinggi kalori,
makanan
dan
minuman
bergizi jari yang dapat mudah
27
dikonsumsi, sesuai
- Administer menyusul enteral,
sesuai.
28
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan kata lain thalasemia merupakan penyakit anemia
hemolitik, dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh
darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 120 hari)
penyebab kerusakan tersebut adalah Hb yang tidak normal sebagai akibat
dari gangguan dalam pembentukan jumlah rantai globin atau struktur Hb
Secara klinis thalasemia dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1. Talasemia minor
Talasemia minor merujuk kepada mereka yang mempunyai
kecacatan gen talasemia tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda
talasemia atau pembawa.
2. Talasemia major
Talasemia major merujuk kepada mereka yang mempunyai baka
B.
Pathway
Pernikahan penderita
thalasemia carier
Talasemia
Rantai kurang
terbentuk dari pada rantai
-Gangguan pembentukan
rantai dan
-Pembentukan rantai dan
-Penimbunan dan
pengendapan rantai
dan
Ketidakefektifan perfusi
jaringan
Kompensasi tubuh
membentuk eritrosit oleh
sumsum tulang
Anemia
Talasemia
Tidak terbentuk HbA
Membentuk inklosion
bodies
Hipoksia
-
Masuk kesirkulasi
Merangsang ertiropoesis
perlu
Terjadi peningkatan Fe
30
Eritropoesis darah
yang tidak efektif dan
penghancuran
precurson
Sintesis Hb
eritrosis hipokrom &
mikrositer
Hemolisis eritrosit
yang immature
Suplai 02/Na kejaringan
Metabolism sel
Keterlambatan
pertumbuhan dan
perkembangan
Hemokromatesis
Fibrosis
Frekuensi nafas
Paru-paru
Perubahan pembentukan
ATP
Energi yang dihasilkan
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
Ketidakefektifan pola
nafas
Pancreas
DM
Liver
Jantung
Limfa
Hepatomegali
Payah jantung
Splenomegali
Perut buncit
menekan
diafragma
Compliance paru-paru
terganggu
Imunitas menurun
Resiko infeksi
Perkusi nafas meningkat
31
Plenokromi
Daftar Pustaka
32
33