Anda di halaman 1dari 16

SISTEM MEDIS/KESEHATAN BARAT DAN TIMUR

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Antropologi
Yang dibina oleh Ibu Dra. Mustayah, M.Kes

Oleh
Nina Fitri Arima Sari
P17220191011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
April 2020
PENGOBATAN TRADISIONAL DAN MODERN KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN

Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk


memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk,
parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Sehingga
kekayaan alam di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan
belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Bangsa Indonesia
telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya
dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat
berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh
nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada
daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen
Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur
yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai
bahan bakunya. Obat tradisional (herbal) telah diterima secara luas di hampir seluruh
Negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), negara-negara di Afrika,
Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional (herbal) sebagai pelengkap
pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi
menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong
terjadinya peningkatan penggunaan obat tradisional di negara maju adalah usia harapan
hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya
kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu diantaranya kanker, serta
semakin luas akses informasi mengenai obat tradisional di seluruh dunia.
Penyakit dan kesehatan sebagai bagian dari kehidupan manusia yang dikaji dalam
Antropologi kesehatan bermula dari sejak berakhirnya PDII, ahli-ahli antropologi biologi
dan Antropologi sosial budaya mualai meningkatkan perhatian mereka pada studi lintas
budaya mengenai masalah kesehatan juga pda faktor bioekologi dan sosiokultural yang
berpengaruh terhadap kesehatan dan timbulnya penyakit. Selain itu terdapat banyak
faktor-faktor budaya yang yang sangat berpengaruh pada dunia kesehatan seperti
perbedaan persepsi sakit dan sehat, perlakuan kepada pasien, cara pengobatan, persepsi
mengenai penyebab sakit, bahkan mengenai cara seseorang memandang penyakit sangat
ditentukan oleh kebudayaanya.
Dalam sistem pengobatan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu pengobatan barat dan pengobatan timur. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, pengobatan modern pun semakin berkembang. Pengobatan modern
yaitu metode pengobatan yang sudah terstandarkan dan telah diuji secara ilmiah sehingga
dipercaya sebagai pengobatan yang resmi dipakai belahan dunia termasuk di
Indonesia. Pengobatan modern menggunakan alat-alat kesehatan yang canggih dan mahal
harganya, seperti CT Scan, MRI, dan lain-lain.
Sedangkan pengobatan timur memiliki karakteristik sebagai berikut, keamanan
dan keampuhan dari pengobatan ini tidak dibuktikan melalaui penelitan ilmiah tetapi
melalui pengamatan para praktisi pengobatannya sendiri, dipandang lebih sebagai seni
(art of medicine) tidak seperti pengobatan barat yang dipandang sebagai bagian dari
teknologi.
- Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat,
dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (gelenik) atau campuran dari bahan tersebut secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pengobatan tradisional (batra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan secara tradisional.
Jamu/obat tradisional adalah ramuan tradisional yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan hasil-hasilnya atau hewan dari hasil-hasilnya, akar-akaran yang secara
tradisional dapat dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit atau untuk
memelihara kesehatan. Bentuknya dapat berupa cairan, rajangan, bubuk, tablet, kapsul,
parem dan sebagainya.

Jenis-jenis Pengobatan Tradisional


Jenis-jenis pengobatan tradisional yaitu sebagai berikut:
1.      Pengobatan Aryuveda
Ayurveda atau pengobatan penyembuhan kuno India merupakan sistem
pengobatan holistik tertua di dunia. Pengobatan Ayurveda pertama kali dipelopori
Dhanvantari sekitar 1.500 SM (Sebelum Masehi). Namun, baru sekitar tahun 200 SM,
pengobatan Ayurveda ditampilkan dalam bentuk tertulis dan menyeluruh.
Ayurveda mengajarkan teknik operasi, tanaman obat, terapi aroma, warna dan
gaya hidup sehat. Para pakar memperkirakan Ayurveda memiliki sejarah lebih panjang
yakni dirintis sekitar tahun 3.000 SM yang mencakup ajaran spiritual dan perilaku.
Kitab Atreya Samhita salah satu bagian Ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia.
Pada zaman itu, luka pendarahan pada hidung lazim terjadi pada satu millennium
SM yang umum dilakukan dengan memotong hidung tawanan perang dan pada
pertempuran. Sekitar tahun 500 SM, Sushruta dari India berhasil
mengadakan rhinoplasty atau operasi mengembalikan bentuk hidung. Sushruta
menjelaskan potongan kulit dari kepala dapat tumbuh di bekas luka hidung yang
terpotong.
Ayurveda adalah sistem kesehatan dan penyembuhan tradisional India yang sudah
dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu. Dr. Swami Shankardev Saraswati, pakar yoga dari
Mangrove Mountain, New South Wales mengatakan, dalam pengertiannya, Ayurveda
adalah sistem pengobatan yang memahami, bahwa tubuh tiap orang itu unik dan butuh
perlakuan khusus.
Ayurveda atau ilmu tentang kehidupan merupakan sistem holistik kuno untuk
mendiagnosa serta mengobati. Metode pengobatan ini telah berumur ratusan tahun, dan
mungkin sistem kedokteran tertua yang dikenal manusia.
Ayurveda berbasis pada keseimbangan, seperti halnya konsep yin dan yang dalam
pengobatan Cina. Dalam Ayurveda dikenal Dosha- pembagian tubuh berdasarkan sifat
dasarnya, yaitu udara (Vata), air (Kapha) dan api (Pitta). Ketidakseimbangan unsur-unsur
tersebut akan menyebabkan penyakit.
Jauh sebelum Masehi, ahli-ahli pengobatan di India sudah lebih dulu mengetahui
cara menjahit luka, mengobati diare, mengangkat batu ginjal, serta mengerjakan bedah
sederhana, termasuk memperbaiki bentuk hidung. Ilmu pengobatan ini didokumentasikan
dalam Susrtuha Samhita, teks tertua yang diketahui mengenai metode bedah.
2.      Pengobatan Tradisional Cina (Tionghoa)
Pengobatan tradisional Cina (Tionghoa) (Hanzi: 中 醫 學 ) adalah
praktik pengobatan tradisional yang dilakukan di Cina dan telah berkembang selama
beberapa ribu tahun. Praktek pengobatan termasuk pengobatan herbal, akupunktur,
dan pijat Tui Na. Pengobatan ini digolongkan dalam kedokteran Timur, yang mana
termasuk pengobatan tradisional Asia Timur lainnya seperti Kampo (Jepang) dan Korea.
Pengobatan Tradisional Tionghoa percaya bahwa segala proses dalam
tubuh manusia berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu,
penyakit disebabkan oleh ketidakharmonisan antara lingkungan di dalam dan di luar
tubuh seseorang. Gejala ketidakseimbangan ini digunakan dalam pemahaman,
pengobatan, dan pencegahan penyakit.
Teori yang digunakan dalam pengobatan didasarkan pada beberapa acuan filsafat
termasuk teori Yin-yang, lima unsur (Wu-xing), sistem meridian tubuh manusia (Jing-
luo), teori organ Zang Fu, dan lainnya. Diagnosis dan perawatan dirujuk pada konsep
tersebut. Pengobatan tradisional Cina tidak jarang berselisih dengan kedokteran Barat,
namun beberapa praktisi mengombinasikannya dengan prinsip kedokteran berdasarkan
pembuktian.

Sejarah
Sebagian besar filosofi pengobatan tradisional Cina berasal dari filsafat Taois dan
mencerminkan kepercayaan purba Cina yang menyatakan pengalaman pribadi seseorang
memperlihatkan prinsip kausatif di lingkungan. Prinsip kausatif ini berhubungan dengan
takdir dari surga.
Selama masa kejayaan Kekaisaran Kuning pada 2696 sampai 2598 SM, dihasilkan
karya yang terkenal yakni Neijing Suwen ( 內經   素問 ) atau Pertanyaan Dasar mengenai
Pengobatan Penyakit Dalam, yang dikenal juga sebagai Huangdi Neijing.
Ketika masa dinasti Han, Chang Chung-Ching, seorang walikota Chang-sa, pada
akhir abad ke-2 Masehi, menulis sebuah karya Risalat Demam Tifoid, yang mengandung
referensi pada Neijing Suwen. Ini adalah referensi ke Neijing Suwen terlama yang pernah
diketahui.
Pada masa dinasti Chin, seorang tabib akupunktur, Huang-fu Mi (215-
282 Masehi), juga mengutip karya Kaisar Kuning itu pada karyanya Chia I Ching. Wang
Ping, pada masa dinasti Tang, mengatakan bahwaia memiliki kopi asli Neijing
Suwen yang telah ia sunting.
Bagaimanapun, pengobatan klasik Tionghoa berbeda dengan pengobatan
tradisional Tionghoa. Pemerintah nasionalis, pada masanya, menolak dan mencabut
perlindungan hukum pada pengobatan klasiknya karena mereka tidak
menginginkan Cina tertinggal dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan yang ilmiah.
Selama 30 tahun, pengobatan klasik dilarang di Cina dan beberapa orang dituntut oleh
pemerintah karena melakukan pengobatan klasik. Pada tahun 1960-an, Mao Zedong pada
akhirnya memutuskan bahwa pemerintah tidak dapat melarang pengobatan klasik. Ia
memerintahkan 10 dokter terbaik untuk menyelidiki pengobatan klasik serta membuat
sebuah bentuk standar aplikasi dari pengibatan klasik tersebut. Standarisasi itu
menghasilkan pengibatan tradisional Tionghoa.
Kini, pengobatan tradisional Tionghoa diajarkan hampir di semua sekolah
kedokteran di Cina, sebagian besar Asia, dan Amerika Utara.
Walauapun kedokteran dan kebudayaan Barat telah menyentuh Cina, pengobatan
tradisional belum dapat tergantikan. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor sosiologis dan antropologis. Pengobatan tradisional dipercaya sangat efektif, dan
kadang-kadang dapat berfungsi sebagai obat paliatif ketik kedokteran Barat tidak mampu
menangani lagi, seperti pengobatan rutin pada kasus flu dan alergi, serta menangani
pencegahan keracunan.
Cina sangat dipengaruhi oleh marxisme. Pada sisi lain, dugaan supranatural
bertentantangan pada kepercayaan Marxis, materialisme dialektikal. Cina modern
membawa pengobatan tradisional Cina ke sisi ilmiah dan teknologi serta meninggalkan
sisi kosmologisnya.

Praktek pengobatan
Pada dunia Barat, pengobatan tradisional Tionghoa dianggap sebagai pengobatan
alternatif. Bagaimanapun, di Republik Rakyat Cina dan Taiwan, hal ini menjadi bagian
tak terpisahkan dengan sistem kesehatan.
Pengobatan tradisional merupakan bentuk intervensi terapi yang tidak invasif,
berakar dari kepercayaan kuno, termasuk di dalamnya konsep kepercayaan kuno. Pada
abd ke-19, para praktisi pengobatan tradisional ini masih memiliki pengetahuan yang
terbatas mengenai penyakit infeksi, dan pemahaman ilmu kedokteran Barat
seperti biokimia. Mereka menggunakan teori-teori yang telah berumur ribuan tahun yang
didasarkan pengalaman dan pengamatan serta sebuah sistem prosedur yang menjadi dasar
pengobatan dan diagnosis.
Tidak seperti beberapa bentuk pengobatan tradisional yang telah punah,
pengobatan tradisional Tionghoa kini menjadi bagian dari pengobatan modern dan bagian
sistem kesehatan di Cina. Dalam beberapa dekade belakangan ini, banyak ahli kedokteran
Barat yang juga meneliti kebenaran pengobatan tradisional Tionghoa ini.
Pengobatan tradisional Cina sering diterapkan dalam membantu penanganan efek
samping kemoterapi, membantu perawatan keteragantungan obat terlarangan, dan
merawat berbagai kondisi kronis yang oleh pengobatan konvensional dianggap mustahil
untuk disembuhkan.

Diagnosis

Terdapat empat macam metoe diagnosis pada pengobatan tradisional Tionghoa:


mengamati ( 望  wàng), mendengar dan menghidu ( 聞  wén), menanyakan riwayat
( 問  wèn), dan menyentuh ( 切  qiè). The pulse-reading component of the touching
examination is so important that Chinese patients may refer to going to the doctor as
"Going to have my pulse felt".
Teknik diagnosis

·         Palpasi atau merasakan denyut nadi arteri rasialis pasien pada enam posisi


·         Mengamati keadaan lidah pasien
·         Mengamati wajah pasien
·         Menyentuh tubuh pasien, terutama bagian abdomen
·         Mengamati suara pasien
·         Mengamati permukaan telinga
·         Mengamati pembuluh darah halus pada jalur telunjuk kanak-kanak
·         Membandingkan kehangatan relatif atau suhu pada beberapa bagian tubuh
·         Mengamati bau badan pasien
·         Menanyakan efek permasalahannya
·         Pemeriksaan lain tanpa alat dan melukai pasien

Teknik perawatan

Dalam sejarahnya, terdapat delapan cara pengobatan:


1.      Tui na (推拿) - terapi pijat
2.      Akupunktur (針灸)
3.      Obat herbal Tionghoa(中药)
4.      Terapi makanan Tionghoa (食 疗)
5.      Qigong (氣功) dan latihan meditas - pernapasan lainnya
6.      T'ai Chi Ch'uan (太極拳) dan seni bela diri Tionghoa lainnya
7.      Feng shui (风水)
8.      Astrologi Tionghoa

- Pengobatan Modern
Pengobatan modern adalah pengobatan yang dilakukan secara ilmiah atau telah
diujicobakan dengan sebuah penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan yang dipelajari
dalam ilmu kedokteran yang merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari
tentang cara mempertahankan kesehatan dan menyembuhkan manusia dari berbagai jenis
penyakit. Ilmu kedokteran meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan
penyakit serta cara pengobatannya. Dalam pengobatan modern ada empat hal yang akan
dibahas yaitu pasien, rumah sakit, perawat dan dokter.
1.      Pasien
Pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter.
Tingkah Laku Sakit
Mechanic dan Volkhart (1961) mendefinisikan tingkah laku sakit sebagai suatu
cara-cara dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi dan diperankan oleh seorang
individu yang mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh
yang kurang baik.
Tingkah laku sakit dapat terjadi tanpa peranan sakit dan peranan pasien.
Seorang dewasa yang bangun tidur dengan leher sakit menjalankan peranan sakit, maka
ia harus memutuskan apakah ia akan minum aspirin dan mengharapkan kesembuhan atau
memanggil dokter.
Namun demikian ini bukanlah tingkah laku sakit, hanya apabila penyakit itu telah
didefinisikan secara cukup serius sehingga menyebabkan seseorang tersebut tidak dapat
melakukan sebagaian atau seluruh peranana normalnya yang berarti mengurangi dan
memberikan tuntutan tambahan atas tingkah laku peranan orang-orang di sekelilinngnya,
maka barulah dikatakn bahwa seseorang itu melakukan peranan sakit. Apabila kemudian
dokter dihubungi dan si individu bertindak menurut instruksinya maka peranan pasien itu
menjadi kenyataan.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelas sosial, suku bangsa, dan budaya yang berlaku di suatu tempat.
Peranan Sosial Penyakit
1.      Penyakit merupakan pelepasan dari tekanan yang tak tertahankan
2.      Penyakit membantu untuk menanggung kegagalan pribadi
3.      Sakit dapat digunakan untuk memperoleh perhatian
4.      Penyakit dapat digunakan sebagai control social
5.      Penyakit dapat dijadikan salat untuk menghapus perasaan berdosa
Tahapan sakit
1.      Tahap pengalaman gejala-gejala (“keputusan bahwa ada yang tidak beres”)
2.      Asumsi dari keadaan sakit (“keputusan bahwa seseorang sakit dan membutuhkan
perawatan profesional “)
3.      Tahapan kontak perawatan medis (“keputusan untuk mencari perawatan medis
profesional”)
4.      Tahap peranan ketergantungan pasien (“keputusan untuk mengalihkan pengawasan
kepada dokter dan menerima serta mengikuti pengobatan yang ditetapkan”)
5.      Kesembuhan atau keadaan rehabilitasi (“keputusan untuk mengakhiri peranan pasien”)

2.      Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Terminologi
Selama Abad pertengahan, rumah sakit juga melayani banyak fungsi di luar rumah sakit
yang kita kenal di zaman sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau
persinggahan musafir. Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, hospes (tuan
rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan hospitality (keramahan).
Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian
meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari,
minggu, atau bulan. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari
kemampuannya memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh kepada
pasien.
Rumahsakit menurut WHO Expert Committee On Organization Of Medical Care: is an
integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for
the population complete health care, both curative and preventive and whose out patient
service reach out to the family and its home environment; the hospital is also a centre for
the training of health workers and for biosocial research
Tugas dan Fungsi

Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :


·         Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
·         Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,
·         Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,
·         Melaksanakan pelayanan medis khusus,
·         Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,
·         Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,
·         Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,
·         Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,
·         Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),
·         Melaksanakan pelayanan rawat inap,
·         Melaksanakan pelayanan administratif,
·         Melaksanakan pendidikan para medis,
·         Membantu pendidikan tenaga medis umum,
·         Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,
·         Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,
·         Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,
Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit yang di Indonesia
terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d. berbentuk badan
dan sebagai unit pelaksana teknis daerah. perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadii
sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan
indonesia melalui keputusan dirjen yan medik.
Jenis-jenis rumah sakit

Rumah sakit umum


Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan
darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu
secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara,
dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka
panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini
bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya
melayani seluruh pengobatan modern.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa
menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah
sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital),
penyakit pernapasan, dan lain-lain.
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan
mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah
sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.
Rumah sakit penelitian/pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga
pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda,
uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini
diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud
pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.

Rumah sakit lembaga/perusahaan


Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien
yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan
pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut
(misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis
bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit
umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien
umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.
Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya
dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya
bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
 
Sejarah
Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu
contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga
dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi
bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada
tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan
Yunani.
Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah sakit
Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian
Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230 SM dengan
dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.
Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan
mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi Gundishapur di
Kerajaan Persia.
Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan budak, gladiator, dan
prajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan
medis di sana. Konsili Nicea I pada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga
memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu
katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang
pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of
Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan
pula tempat terpisah untuk penderita lepra.
Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap tempat
peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster (Frase
Perancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang berarti "hostel of God."). Namun
beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah
sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.
Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang tinggi pada
abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10 mempekerjakan
25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit yang berbeda
pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah Tiongkok pada
awal abad 10.
Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17.
Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya
menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan
konsep ini. Guy's Hospital didirikan di London pada 1724 atas permintaan seorang
saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian
menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika kemudian
berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751. setelah terkumpul
sumbangan £2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun
secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan Amerika
Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.
 
Rumah Sakit Dan Perkembangannya di Indonesia

: Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC
tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama
ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika
masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan
gratis. Hal ini berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok
agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh rumah sakit CBZ di Jakarta. Rumah sakit
ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan gelandangan yang memerlukan
pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan yang mendalam di kalangan masyarakat
pribumi bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit adalah gratis. Mereka tidak
mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di rumah sakit VOC
(kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran termasuk pegawai VOC.
Komite Etik Rumah Sakit
Komite Etik Rumah Sakit (KERS), dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara
resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah
sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul dalam rumah
sakit. KERS dapat menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling pengertian antara
berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga pasien dan masyarakat
tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam perawatan
kesehatan di rumah sakit. Ada tiga fungsi KERS ini yaitu pendidikan, penyusun
kebijakan dan pembahasan kasus. Jadi salah satu tugas KERS adalah menjalankan fungsi
pendidikan etika. Dalam rumah sakit ada kebutuhan akan kemampuan memahami
masalah etika, melakukan diskusi multidisiplin tentang kasus mediko legal dan dilema
etika biomedis dan proses pengambilan keputusan yang terkait dengan permasalahan ini.
Dengan dibentuknya KERS, pengetahuan dasar bidang etika kedokteran dapat
diupayakan dalam institusi dan pengetahuan tentang etika diharapkan akan menelurkan
tindakan yang profesional etis. Komite tidak akan mampu mengajari orang lain, jika ia
tidak cukup kemampuannya. Oleh sebab itu tugas pertama komite adalah meningkatkan
pengetahuan anggota komite. Etika kedokteran dewasa ini berkembang sangat pesat. Di
Indonesia etika kedokteran relatif baru dan yang berminat tidak banyak sehingga lebih
sulit mencari bahan bacaan yang berkaitan dengan hal ini. Pendidikan bagi anggota
komite dapat dilakukan dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang
pakar dalam bidang agama, hukum, sosial, psikologi, atau etika yang mendalami bidang
etika kedokteran. Para anggota komite setidaknya harus menguasai berbagai
istilah/konsep etika, proses analisa dan pengambilan keputusan dalam etika. Pengetahuan
tentang etik akan lebih mudah dipahami jika ia diterapkan dalam berbagai kasus nyata.
Semakin banyak kasus yang dibahas, akan semakin jelaslah bagi anggota komite
bagaimana bentuk tatalaksana pengambilan keputusan yang baik. Pendidikan etika tidak
tebatas pada pimpinan dan staf rumah sakit saja. Pemilik dan anggota yayasan, pasien,
keluarga pasien, dan masyarakat dapat diikutsertakan dalam pendidikan etika.
Pemahaman akan permasalahan etika akan menambah kepercayaan masyarakat dan
membuka wawasan mereka bahwa rumah sakit bekerja untuk kepentingan pasien dan
masyarakat pada umumnya. Selama ini dalam struktur rumah sakit di Indonesia dikenal
subkomite/panitia etik profesi medik yang merupakan struktur dibawah komite medik
yang bertugas menangani masalah etika rumah sakit. Pada umumnya anggota panitia ini
adalah dokter dan masalah yang ditangani lebih banyak yang berkaitan dengan
pelanggaran etika profesi. Mengingat etika kedokteran sekarang ini sudah berkembang
begitu luas dan kompleks maka keberadaan dan posisi panitia ini tidak lagi memadai.
Rumah sakit memerlukan tim atau komite yang dapat menangani masalah etika rumah
sakit dan tanggung jawab langsung kepada direksi. Komite memberikan saran di bidang
etika kepada pimpinan dan staf rumah sakit yang membutuhkan. Keberadaan komite
dinyatakan dalam struktur organisasi rumah sakit dan keanggotaan komite diangkat oleh
pimpinan rumah sakit atau yayasan rumah sakit. Proses pembentukan KERS ini, rumah
sakit memulainya dengan membentuk tim kecil yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepedulian mendalam dibidang etika kedokteran, bersikap terbuka dan memiliki
semangat tinggi. Jumlah anggota disesuaikan dengan kebutuhan. Keanggotaan komite
bersifat multi disiplin meliputi dokter (merupakan mayoritas anggota) dari berbagai
spesialisasi, perawat, pekerja sosial, rohaniawan, wakil administrasi rumah sakit, wakil
masyarakat, etikawan, dan ahli hukum.
3.      Dokter
Menurut UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kesehatan, Profesi dokter adalah suatu
pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan berjenjang dan kode etik yang bersifat melayani.
Merujuk pada kode etik dokter, peran dokter dapat dirinci sebagai berikut:
a. Dokter sebagai pendidik
b.  Dokter sebagai pengembang teknologi layanan kesehatan
c. Dokter sebagai pengabdi masyarakat
d. Dokter adalah pembelajar
4.      Perawat
Perawat (nurse) berasal dari bahasa Latin nutrix yang berarti merawat atau memelihara.
Perwat adalah orang yang dididik menjadi tenaga para medis untuk menyelenggarakan
perawatan orang sakit atau secara khusus untuk mendalami bidang perawatan tertentu.
Peran perawat sebagai individu yaitu sebagai berikut:
a. Peran sebagai pelaksana (care giver)
b. Peran sebagai pendidik
c. Peran sebagai pengelola
d. Peran sebagai peneliti

 Kelebihan dan Kekurangan Pengobatan Tradisional


Ada beberapa pengobatan tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat
untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Namun ada keuntungan dan kerugian dibalik
pengobatan alternatif ini.
Selama ini masyarakat mengenal pengobatan konvensional yaitu dengan
menggunakan obat-obatan medis, dan juga pengobatan alternatif seperti akupuntur dan
relaksasi yang masih diperdebatkan.
Berikut ini beberapa keuntungan dan kerugian dari pengobatan alternatif yang dilakukan,
seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (22/7/2011) yaitu:
A. Keuntungan
1. Menggunakan pendekatan holistic
Kebanyakan dasar dari pengobatan alternatif adalah untuk mengobati kondisi dan bukan
gejala karenanya ia akan berfokus pada perawatan seluruh tubuh. Untuk itu biasanya
pengobatan ini tidak hanya untuk fisik tapi juga kesehatan spiritual dan emosional pasien.
2. Pengobatannya lebih personal
Terapi alternatif umumnya bersifat personal tergantung pada kebutuhan pasien,
karenanya ia tidak bisa diproduksi massal dan terfokus pada tubuh pasien sehingga secara
individu.
3. Mengurangi stress
Stres adalah faktor penting dalam mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang.
Terapi alternatif seperti yoga dan meditasi bisa membantu mengurangi stres, hal ini akan
membantu memerangi penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

B. Kerugian

1. Membutuhkan waktu penyembuhan yang lama


Terapi alternatif umumnya tidak bisa memberikan penyembuhan secara instan sehingga
membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan dibanding dengan pengobatan
konvensional.
2. Diperlukan ketelatenan dari pasien
Beberapa pengobatan alternatif memerlukan adanya perubahan gaya hidup untuk
menunjang terapi agar bisa bekerja lebih baik, sehingga diperlukan disiplin dan
ketelatenan dari pasien.
3. Penelitiannya masih terbatas
Beberapa obat alternatif kini telah banyak diuji secara ilmiah dan terbukti efektif. Tapi
sebagian besar obat-obatan yang digunakan belum diuji secara ilmiah dan disetujui oleh
pemerintah setempat.

Daftar Pustaka
http://www.lawskripsi.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=80&Itemid=80
http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/ewalcott.doc
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3700/1/fkm-zulkifli5.pdf
http://ksupointer.com/ayurveda-sistem-pengobatan-kuno-dari-india
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengobatan_tradisional_Tionghoa
http://yuniawan.blog.unair.ac.id/files/2008/03/sehatsakit.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit 
http://www.detikhealth.com/read/2011/07/22/090431/1686700/766/plus-minus-
pengobatan-alternatif?ld991103763

Anda mungkin juga menyukai