Nim : P17220191011
1. Apakah belajar itu, Bagaimana hubungannya dengan perilaku, Perilaku kita yang manakah yang
merupakan hasil proses belahar classical conditioning atau operant conditioning?
Jawaban : Secara sederhana belajar dikatakan sebagai proses perubahan dari belum
tahu/mampu menjadi sudah tahu/mampu, dan terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan itu
harus terjadi secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada
perilaku yang saat ini nampat (immediate behavior), tetapi juga pada perilaku yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang (potensial behavior). Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah bahwa perubahan tersebut terjadi karena pengalaman. Belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sebagian orang beranggapan bahwa
belajar adalah semat-mata untuk mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang
tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran.
Proses belajar classical conditioning dipengaruhi oleh stimulant/refleks
manusia itu sendiri. Dan ketika reflex tersebut sudah menjadi kebiasaan
maka otomatis manusia itu mengondisikan stimulus yang sudah terjadi
sebelumnya untuk memulai suatu kegiatan.
- Contohnya : rasa takut pada pelajaran matematika dibuah
menjadi rasa senang dengan pelajaran matematika
Proses belajar operant conditioning dipengaruhi oleh penguatan positif dan
penguatan negative. Sehingga ketika anak tersebut melakukan suatu
kegiatan ditambah dengan adanya penguatan maka perilaku anak tersebut
akan meningkat
- Contohnya : Seorang anak selalu mendapat nilai jelek di
ulangan matematika. Melihat anaknya seperti itu, sang ayah
membuat janji pada anaknya jka anak tersebut mendapat nilai
bagus dalam ulangan matematika maka ia akan mendapatkan
tas baru. Ketika akan menghadapi ulangan matematika anaknya
belajar dengan tekun dan saat hasil ulangan dibagi, anak
tersebut mendapat nilai bagus sehingga mendapat tas baru dari
ayahnya
2. Apakah proses belajar selalu terjadi secara mekanis seperti yang diutarakan oleh tokoh
Behavioralisme? Apakah dalam perilaku itu factor kognitif dan afektif ikut menentukan?
(berkaitan dengan pertanyaan no. 1)
Jawaban : Menurut kami setiap anak memiliki metode belajar tersendiri menyesuaikan
dengan kepribadian mereka masing masing. Metode belajar tidak hanya secara mekanis,
tetapi bisa juga dengan dilakukan role playing. Dengan proses belajar yang terjadi secara
mekanik, anak tersebut cenderung pasif, tidak memunculkan minat inisiatif dan berkreasi
serta cederung mengulang keterampilannya yang sama seperti sebelumnya. Untuk factor
kognitif dan afektif dalam proses pembelajaran ikut berpengaruh dalam proses berpikir
karena dengan adanya itu dapat mengembangkan kemampuan rasional bagi otak dan
berkaitan dengan semangat, minat, dan sikap terhadap suatu hal.
8. Perilaku kita yang manakah yang merupakan hasil proses belajar Clasiccal conditioning dan
operant conditioning?
Jawaban : Perilaku yang merupakan hasil proses belajar Clasiccal conditioning dan
operant conditioning:
o Clasiccal conditioning : Belakangan ini sangat saya menyukai bakpao yang lewat
didepan rumah saya. Penjual bakpao(unconditional stimulus) tersebut berjualan
dengan cara berkeliling dengan menggunakan mobil pickup. Dan sebagai
penanda, penjual mengeluarkan sebuah bunyi yang dihasilkan dari sebuah
rekaman suara (conditioned stimulus). Di saat-saat awal saya membeli bakpao
tersebut hanya ketika penjual bakpao itu telah berada hampir di depan rumah
(unconditioned responses). Namun, lama kelamaan saya terbiasa dengan bunyi
yang dikeluarkan oleh penjual itu bakpao tersebut karena suaranya sudah
terdengar dari jauh dan akhirnya sekarang ini hanya dengan mendengar suaranya
saja saya langsung berlari keluar rumah untuk menunggu penjual bakpao sampai
didepan rumah.
o Operant conditioning : Awal saya mau kuliah besoknya saya diantar keluarga
saya ke kost, disana saya ngekost sendiri saya jauh dari keluarga. Ibu saya
memberitahu saya supaya hati-hati jauh dari orang tua dan ayah saya memberi
sebuah arahan supaya tidak terlalu boros dengan uang bulanan saya. Jika akhir
bulan saya masih memiliki sisa uang maka ayah saya akan memberikan saya
laptop. Pada akhirnya saya mencoba untuk tidak boros dan menyisakan uang saku
saya. Kemudian ayah saya menepati janjinya dengan membelikan saya sebuah
laptop baru
9. Apa gunanya umpan balik dalam suatu proses belajar ? didukung teori belajar manakah jawaban
anda?
Jawaban : Umpan balik dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada
perkembangan murid. Dengan adanya umpan balik dari lingkungan sekitarnya, baik dari
guru, orangtua, atau teman temannya, murid akan merasa lebih dihargai atas segala hasil
yang telah diperjuangkannya, murid juga bisa menganalisis suatu permasalahan soal yang
dihadapinya berdasarkan pendapat yang berbeda dari setiap orang, dan murid juga bisa
memahami sampai sejauh mana kriteria keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukannya. Jika masih kurang terpenuhi, murid bisa lebih termotivasi untuk
memperbaiki apa yang kyrang dalam proses belajarnya.
Pentingnya umpan balik dalam proses pembelajaran didukung oleh teori kognitif.
Pada teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil bela-jar itu sendiri.
Pada teori ini belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
namun ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses interaksi
yang berkesinambungan dengan lingkungan.Jadi menurut teori Kognitif ini tingkah laku
individu senantiasa didasarkan kepada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan
situasi dimana tingkah laku itu terjadi, di dalam situasi belajar individu harus terlibat
langsung yang pada akhirnya ini akan memperoleh insight untuk memecahkan masalah.
Sebagai contoh, seorang siswa yang sdah mengetahui prinsip penjumlahan, jika
gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses Pengintegrasian antara prinsip
penjumlahan (yang sudah ada dibenak siswa) dengan prinsip perkalian (sebagai informasi
baru) disebut proses asimilasi, jika siswa diberi sebuah soal perkalian, maka situasi ini
disebut akomodasi, ini berarti pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian tersebut terjadi
dalam situasi yang baru dan spesifik. Agar siswa tersebut dapat berkembang dan
menambah ilmunya, harus tetap menjaga stabilitas mental dalam dirinya diperlukan
proses penyeimbangan, proses inilah yang disebut equalibrasi.
10. U F. Thorndike melakukan eksperiment dengan menggunakan seekor kucing yang dimasukan
dalam kotak teka-teki. Dari ekperimennya ini mengahsilkan teori Law of effect, Law of readiness
dan Law of exercise. Jelaskan?
Jawaban :
1. Law Of Effect (Dalil / Hukum Sebab Akibat) : Dalil / hukum ini menunjukkan
kuat lemahnya hubungan stimulus dan respon tergantung kepada akibat yang
ditimbulkan. Apabila respon yang ditimbulkan mendatangkan kesenangan, maka
respon tersebut akan dipertahankan atau diulang ; sebaliknya jika respon yang
ditimbulkan adalah hal yang tidak menyenangkan, maka respon tersebut
dihentikan atau tidak diulang lagi.
2. Law Of Readiness (Dalil / Hukum Kesiapan) : Menurut dalil / hukum ini,
hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk manakala ada
kesiapan dalam diri individu. Jika seorang ada kesiapan untuk merespon atau
bertindak, maka tindakan yang dilakukan akan memberi kepuasan dan
mengakibatkan orang tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain
3. Law Of Exercise (Dalil / Hukum Latihan Atau Pembiasaan) : Dalil / hukum ini
menunjukkan bahwa stimulus dan respon akan semakin kuat manakala terus
menerus dilatih atau diulang ; sebaliknya hubungan stimulus dan respon akan
semakin melemah jika tidak pernah dilatih atau dilakukan pengulangan.
11. Apa manfaatnya (Hukum-hukum No. 13) dalam proses pembelajaran anda di pendidikan tenaga
kesehatan/perawat?
Jawaban : Manfaatnya (Hukum-hukum No. 13) dalam proses pembelajaran di
pendidikan tenaga kesehatan/perawat adalah : Menurut saya sendiri, dengan adanya
hukum hukum keperawatan/kesehatan maka dapat membuat mahasiswa kesehatan
mengerti jika segala tindakan yang dilakukan kepada pasien didasari oleh hukum. Dan
pada saat melakukan proses pembelajaran, mahasiswa lebih memposisikan dirinya untuk
berpikir bagaimana cara yang tepat dan benar dalam melakukan tindakan sesuai SOP
yang telah dijelaskan dalam undang undang (Tidak sembarangan melakukan tindakan
yang dapat membahayakan nyawa pasien). Hukum yang sudah tertulis membuat
mahasiswa berusaha untuk mengembangkan pola pikirnya dalam menyesuaikan tindakan
yang sesuai dengan dasar hukum. Sehingga mahasiswa lebih bijak dalam menentukan
tindakan apa yang akan dilakukan seharusnya.
12. Apa yang dimaksud dengan lupa? Dan bagaimana proses terjadinya lupa? Kemudian apa yang
dimaksud dengan transfer atau alih belajar ? Kapan terjadinya transfer belajar? Apa yang
dimaksud dengan Penguat dalam proses belajar? Apakah jenis-jenis penguat dan apakah manfaat
dari penguat tersebut?
Jawaban : Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa yang sebelumnya telah kita pelajari. GULO dan REBER
mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang
pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya item
informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Proses terjadinya lupa :
1. Tahap Pertama
Apa yang sudah kita ingat, akan disimpan dalam bagian otak tertentu jika materi
tersebut harus diingat namun tidak pernah digunakan. Maka karena adanya
proses metabolisme dalam otak, lambat laun materi tersebut akan terhapus dalam otak
yang membuat seseorang tidak dapat mengingatnya kembali. Sehingga karena tidak
digunakan lagi, maka secara tidak langsung menyebabkan materi tersebut lenyap
dengan sendirinya.
2. Tahap Kedua
Ada beberapa prinsip-prinsip sistematis yang perlu anda ketahui, yaitu :
a) Penghalusan, materi berubah bentuk menuju bentuk yang lebih halus,
lebih simetris, dan kurang tajam sehingga membuat bentuknya yang asli
tidak dapat diingat kembali.
b) Penegasan, bagian-bagian yang mencolok dalam sesuatu hal menjadi
bagian yang paling mengesankan. Sehingga di dalam ingatan akan
dipertegas. Sehingga bagian-bagian tersebutlah yang kemudian hanya
diingat sedangkan yang lainnya secara keseluruhan tidak terlalu diingat.
c) Asimilasi, misalnya saja anda mengingat sebuah bunga, maka anda akan
mengingatnya sebagai bunga meskipun bentuknya bukan bunga. Sehingga
yang anda hanya ingat hanyalah sebuah bunga namun tidak mengingat
bagaimana bentuknya yang asli. Perubahan materi ini disebabkan
bagaimana bentuk wajah orang tersebut tidak dapat diingat lagi.
3. Tahap Ketiga
Saat mempelajari hal yang baru, kemungkinan sesuatu yang sebelumnya sudah anda
ingat tidak dapat kembali diingat. Dapat dikatakan jika materi kedua lah yang
menjadi penghambat untuk mengingat kembali materi pertama sebelumnya.
Hambatan seperti ini yang dinamakan dengan Hambatan retroaktif. Sebaliknya bisa
saja materi yang baru dipelajari tidak masuk ke dalam ingatan dikarenakan mater lain
sebelumnya, hambatan ini dikenal dengan nama hambatan proaktif.
4. Tahap Keempat
Ada kalanya saat seseorang melakukan sesuatu, disebut dengan represi. Peristiwa
yang menakutkan, mengerikan, menjijikkan, dan sejenisnya tidak dapat diterima hati
nurani yang membuat peristiwa tersebut akan sengaja terlupakan bahkan tanpa
disadari.
Transfer atau alih belajar adalah pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain.
Transfer belajar terjadi menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan
melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk
kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.
Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok
dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam
memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat
membantu peserta didik untuk menguasai prinsipprinsip pokok dari materi yang
diajarkannya.
Penguat dalam proses belajar adalah suatu stimulus atau rangsang yang nantinya akan
dapat menjadi motivasai dalam belajar sehingga akan dapat menghasilkan.
Jenis-jenis penguat dan manfaat dari penguat :
a) Penguat negatif : Penguat negatif diberikan untuk meningkatkan frekuensi
terjadinya perilaku yang dikehendaki
b) Penguat positif : penguat positif dapat berupa pujian, hadiah kepada siswa
memiliki banyak tujuan antara lain untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap
mata pelajaran yang sedang diajarkan, mengembangkan rasa percaya diri siswa
untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sehingga
motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dapat meningkat karena
siswa akan merasa diperhatikan dan dihargai oleh guru di dalam proses
pembelajaran.
13. Apa yang dimaksud dg motivasi dalam belajar, bagaimana membentuk motivasi belajar,
jelaskan. Apa manfaatnya kita mempelajari belajar dan berpikir bagi keperawatan, dan bagaimana
cara untuk merangsang minat belajar?
Jawaban : Motivasi belajar adalah proses internal yang merupakan salah satu factor
utama yang menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. “Motivasi ada dua macam
yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak, disebut motivasi intrinsik, dan motivasi
yang diakibatkan dari luar, disebut motivasi ekstrinsik ”(Djamarah S.B, 1997:223).
Untuk membentuk motivasi belajar dapat menggunakan cara :
1. Membentuk agenda belajar . Dengan seperti ini kamu bisa tau mana
yang harus kamu prioritaskan terlebih dahulu dan membuat daftar materi
apa saja yang harus kamu pelajari, sehingga membuat kamu termotivasi
untuk menyelesaikannya dan melihat sejauh mana kamu bisa menguasai
materi tersebut.
2. Ciptakan suasana belajar sesuai yang kamu sukai.
3. Gunakanlah fasilitas pendukung. Seperti berkonsultasi pada guru teman,
dan orang orang disekitarmu. Selain itu kamu juga bisa mendapat
informasi dari sumber daring yang telah direkomendasikan atau kamu bisa
mengunjungi perpustakaan. Semakin banyak referensi yang kamu dapat,
smeakin besar peluang motivasi belajar kamu.
4. Buatlah peningkatan secara bertahap. Dengan cara ini kamu bisa
melihat sudah sejauh mana kemampuan kamu sejak komitmen untuk rajin
belajar. Catat berbagai kemajuan yang kamu peroleh.
5. Senangi apa yang sudah kamu pelajari. Rubahlah sudut pandangmu
mengenai hal itu, lalu lihatlah dari sisi yang berbeda tentang apa yang
kamu pelajari, barangkali itu akan bermanfaat di masa mendatang
Dengan adanya materi belajar dan berpikir pada keperawatan bisa membuat
perawat mengembangkan ide dan kemampuannya jika menghadapi permasalahan dalam
dunia keperawatan, dapat menganalisis masalah dan mengambil keputusan terhadap
persoalan yang ada, dapat menyemibangkan proses berpikir antara individu dengan
lingkungannya, dan selalu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang dunia keperawatan
agar lebih edukatif terhadap segala hal yang ditanyakan oleh masyarakat
a. Alat peraga/alat pembelajaran : Alat peraga tidak dapat kita lepaskan dari factor
guru dan cara mengajarnya. Demikian pula kecukupan alat peraga menentkan
hasil belajar indivivu.
15. Cara dan metoda belajar yang efektif adalah……bagaimana cara belajar yang efektif.
Jawaban :
Menurut Dr.Rudolf Pintner:
1. Metode keseluruhan kepada bagian dalam belajar, kita mulai dari
keseluruhan baru pada bagian mendetailnya.
2. Metode Keseluruhan Lawan Bagian
3. Metode campuran antara keseluruhan dan bagian biasanya digunakan
untuk mempelajari yang cakupannya luas seperti Accounting
4. Metode resitasi mengulangi kembali apa yang sudah dipelajari.
5. Jangka waktu belajar
Jangka waktu yang produktif seperti menghafal dan mengerjkaan
soal yang rumit yaitu 20-30 menit. Jangka waktu bisa dipengaruhi minat
seseorang terhadap pelajaran tertentu.
6. Pembagian waktu belajar
Waktu belajar yang terus menerus tidak efektif dan malah
menurunkan konsentrasi. Lebih baik melakukan 30 menit dua kali sehari
daripada 6 jam sehari.
7. Membatasi kelupaan dengan melakukan review pelajaran
8. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ikatan
9. Menghafal
Metode ini berguna untuk menguasai materi yang banyak dengan
cepat dalam waktu yang relatif singkat. Namun metode ini memiliki
kelemahan yaitu hasil belajar gampang dilupakan.
10. Retriactive Inhibition (Penolakan berpikir)
Untuk menghindari terjadinya ini, jangan mencampur aduk
beberapa mata pelajaran dalam satu waktu untuk dipelajari sekaligus.
Menurut Crow and Crow cara belajar yang efektif :
1. Adanya tugas yang jelas dan tegas
2. Belajar membaca dengan baik
3. GUNAKAN METODE KESELURUHAN DAN METODE BAGIAN
4. PELAJARI DAN KUASAI BAGIAN-BAGIAN YANG SUKAR DARI
BAHAN YANG DIPELAJARI
5. Buat outline dan catatan saat belajar
6. Kerjakan atau jawablah pertanyaan
7. Hubungkan bahan baru dan bahan lama
8. Buat rangkuman dan review
METODA-METODA BELAJAR :
1. SURVEY 5 w + 1 H (What, Why, When, Where, Who + How
2. Q 3 R ( QUESTIONS, READ, RECITE DAN REVIEW)
3. 3. PQRST :
a. Preview (menyelidiki)
b. Questions (bertanya)
c. Read (membaca)
d. State (menyatakan)
e. Test (tes)
5. PERU :
a. Preview (menyelidiki)
b. Enquire (menanyakan)
c. Read (membaca)
d. Use (menggunakan)