Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TERMOREGULASI

Dosen Pembimbing : Novi Raminy Harahap.SST.MKeb

Kelompok 3 :

Cici Rahayu

Nadiah Husnul Khotimah

Reni Julia Tan

Silvia Anggraini

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TERMOREGULASI”ini dapat terselesaikan dengan baik meski pun banyak kendala dan
hambatan yang dihadapi pada saat penulisan makalah ini.

Sebelumnya penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Pembimbing
khususnya mata kuliah ILMU KESEHATAN ANAK, serta semua pihak yang telah membantu
baik dukungan moral maupun dukungan tenaga selama penyusunan makalah ini.

Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat terpakai
sesuai fungsinya, dan pembaca dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas di dalamnya.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukkan berupa saran
dan kritik yang tentunya positif sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.

Penyusun

Medan,31 Desember 2017

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1. Latar Belakang .......................................................................................................1

2. Rumusan Masalah .................................................................................................2

3. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3

1. Definisi Termoregulasi ..........................................................................................3

2. Termoregulasi Pada Bayi Baru Lahir (Perlindungan Termal ..........................3

3. Faktor Yang Paling Berperan Dalam Kehilangan Panas Pd Tubuh Bayi .......4

4. Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh Bayi ........................................................7

5. Pencegahan Kehilangan Panas .............................................................................8

6. Termoregulasi Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah ......................10

7. Praktek Memandikan Bayi Yang Dianjurkan ..................................................13

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................14

1. Kesimpulan ...........................................................................................................14

2. Saran .....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perubahan kondisi terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh ibunya, suhu
tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan
neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya.

Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh
neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan massanya. Temperatur rektal
biasanya lebih rendah 1-2 oF atau 0,556- 1,112 oC di banding suhu inti tubuhnya. Suhu
membran timpani sangat akurat karena telinga tengah mempunyai sumber vascular yang sama
sebagaimana vaskular yang menuju hipotalamus

Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu lingkungan.
Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus. Namun pada pediatrik, pengaturan tersebut
masih belum matang dan belum efisien. Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting
yang dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas
tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit.

Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan efisien atau tidak bergantung
pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal
pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas melalui lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan
berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap
kedua panas tubuh hilang melalui radiasi, konduksi, konveksi atau evaporasi.

1
2. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari termoregulasi !

2. Apa saja faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas pd tubuh bayi!

3. Bagaimana mekanisme kehilangan panas tubuh bayi


4. Bagaimana Pencegahan Kehilangan Panas

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari termoregulasi


2. Untuk mengetahui faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas pd tubuh bayi
3. Untuk mengetahui mekanisme kehilangan panas tubuh bayi
4. Untuk mengetahui pencegahan Kehilangan Panas

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Termoregulasi
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami ketidakmampuan
untuk mempertahankan suhu tubuh normal secara efektif dengan adanya ketidaksesuaian atau
perubahan faktor-faktor eksternal

Pada bayi-baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum
efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi
hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi
dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar
25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat
digunakan sebagai produksi panas.

2. Termoregulasi Pada Bayi Baru Lahir (Perlindungan Termal)


Secara umum dikatakan normal apabila memiliki ciri sebagai berikut :
1) Lahir pada masa gestasi 37 – 42 minggu
2) Ukuran antropometri : berat badan berkisar antara 2500 gram – 4000 gram, panjang badan
48 – 52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 32 – 37 cm
3) Tanda vital dalam batas normal
4) Tidak ada kelainan / kecacatan

Pada bayi-baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum
efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi
hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi
dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar
25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat
digunakan sebagai produksi panas.

3
Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk mempertahankan
suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang digunakan untuk memproduksi
panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi peningkatan penggunaan O2, Bayi yang
kedinginan akan terlihat kurang aktif dan akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi
fleksi dan meningkatkan pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan
penggunaan kalori yang mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga
hipoksia dan hiperbilirubinemia.

Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga tindakan
yang dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh
bayi yang normal sekitar 36,5-37 0C

3. Faktor Yang Paling Berperan Dalam Kehilangan Panas Pd Tubuh Bayi :


1) Luas permukaan tubuh bayi.
2) Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yg belum berfungsi secara sempurna.
3) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.

Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk
produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan
panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi menggunakan glukosa
untuk mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat
diproduksi ulang oleh seorang bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh normal
pada neonatus adalah 36,5ºC-37,5ºC melalui pengukuran di aksila dan rektum, jika nilainya
turun dibawah 36,5ºC maka bayi mengalami hipotermia.

4
Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang
(suhu 32-36°C). Disebut hipotermi berat bila suhu <32°C, diperlukan termometer ukuran rendah
(low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25°C. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo, 2001). Disamping sebagai suatu gejala, hipotermi merupakan awal penyakit yang
berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001). Sedangkan menurut Sandra M.T. (1997) bahwa
hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C.

Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan suhu tubuh bayi baru lahir agar tidak terjadi
hipotermi

1) Pemantauan suhu tubuh bayi secara tepat dan teliti.


2) Mengusahakan suhu kamar optimal atau pemakaian selimut hangat.
3) Lampu penghangat.
4) Incubator.
5) Metode kangguru dan
6) Metode skin to skin

yaitu salah satunya dengan meletakan bayi telungkup di dada ibu maka akan terjadi kontak kulit
langsung antara ibu dan bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu merupakan
sumber panas yang baik bagi bayi. Ini akan menurunkan kematian karena hipotermi. Kulit ibu
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi
(Thermoregulator Thermal Synchrony). Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu akan meningkat
otomatis 20 Celcius untuk menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, suhu kulit ibu otomatis
turun 10 Celcius untuk mendinginkan bayi (Roesli, 2008). Dan cara skin to skin ini dapat
dilakukan pada saat pelaksanaan IMD.

Karena masih tingginya angka kejadian hipotermi pada bayi baru lahir maka upaya
intervensi yang dapat dilakukan tim kesehatan khususnya perawat adalah dengan memberikan
motivasi kepada para tenaga kesehatan lainnya agar dapat memberikan konseling kepada ibu
hamil mengenai manfaat IMD yang salah satunya adalah mencegah kehilangan panas atau
hipotermi dan memberikan IMD kepada bayi baru lahir selama 1 jam setelah kelahirannya.

5
Tanda dan Gejala hipotermia:

 Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus,
tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
 Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
 Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung,
tungkai dan lengan.
 Muka bayi berwarna merah terang
 Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir
dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan
kematian

Penilaian Hipotermi Bayi Baru Lahir

1) Gejala Hipotermi Bayi Baru Lahir


 Bayi tidak mau minum atau menetek
 Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
 Tubuh bayi teraba dingin
 Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras(Skleremia)
2) Tanda-Tanda Hipotermi Sedang (Stress Dingin)
 Aktifitas berkurang, letargis
 Tangisan lemah
 Kulit berwarna tidak rata
 Kemampuan menghiisap lemah
 Kaki teraba dingin
3) Tanda-Tanda Hipotermi Berat (Cedera Dingin)
 Sama dengan hipotermi sedang
 Bibir dan kuku kebiruan
 Pernafasan lambat
 Pernafasan tidak teratur
 Bunyi jantung lambat

6
 Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis metabolic
4) Tanda-Tanda Stadium Lanjut Hipotermi
 Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
 Bagian tubuh lainnya pucat
 Kulit memgeras dan timbul kemerahan pada punggung, kaki dan tangan (Sklerema)

4. Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh Bayi


Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:
1) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi
yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti. Misal :
BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban, selimut atau popok basah bersentuhan
dengan kulit bayi.
2) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah
dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan diatas benda-benda tersebut. Misal : popok/celana basah tidak langsung digantI,
tangan perawat yang dingin, tempat tidur, selimut, stetoskop yang dingin
3) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan
cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi
aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
Misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka, Aliran udara dari pipa AC.
4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas
dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung). misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin, Udara
dingin pada dinding luar dan jendela, Penyekat tempat tidur bayi yang dingin

7
5. Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas
tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, sangat
berisiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan
diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.

Mengatasi kedinginan ini dengan memberinya selimut. Hangatkan pula suhu lingkungan
atau ruangan dimana bayi berada. Jika di ruang ber-AC atur suhu AC batas maksimal( hindari
suhu yang terlalu rendah) dan taruh bayi jauh dari udara AC yang berhembus. Jika perlu bisa
dengan mematikan AC atau menghangatkan ubuh anak dengan lampu 60 watt yang ditempatkan
di atas tempat tidurnya. Jaraknya kurang lebih 1,5 meter dari tubuh anak.

Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:

1. Keringkan tubuh bayi tanpa menghilangkan verniks

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.

2. Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih
rendah dari puting payudara ibu. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.

3. Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi

Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Bagian
kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan
panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

8
4. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai
menyusu. Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika
tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain
atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih, berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan
sekitar enam jam atau lebih setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah
lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.

Segera setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk dan kain
yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut dan kain hangat, kering dan bersih.
Kain basah yang diletakkan dekat tubuh bayi akan menyebabkan bayi tersebut mengalami
kehilangan panas tubuh. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera
selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering, segera setelah prosedur tersebut selesai.

5. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan
panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian asi
harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.

6. Tempatkan bayi dilingkungan hangat

Idealnya bayi baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan ibunya ditempat
tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk
menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyukan bayinya dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.

7. Rangsangan taktil

Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi
baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat
hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak

9
memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan tanda-
tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.

6. Termoregulasi Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah

1) Peranan Hipotalamus

Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan, dan hampir semua
mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus

Pada bayi baru lahir pusat pengatur suhu tubuhnya belum berfungsi dengan sempurna,
sehingga mudah terjadi penurunan suhu tubuh, terutama karena lingkungan yang dingin.

2) Pengatur panas

Pengatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya keseimbangan antara
panas yang hilang melalui lingkungan, dan produksi panas. Kedua proses ini aktifitasnya diatur
oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus.

Pada saat kelahiran, bayi mengalami perubahan dari lingkungan intra uterin yang hangat
ke lingkungan ekstra uterin ynag relatif lebih dingin. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu
tubuh 2o-3oC, terutama hilangnya panas karena evaporasi atau penguapan cairan ketuban pada
kulit bayi yang tidak segera dikeringkan. Kondisi tersebut akan memacu tubuh menjadi dingin
yang akan menyebabkan respon metabolisme dan produksi panas.Pengaturan panas pada bayi
baru lahir berhubungan dengan metabolisme dan penggunaan oksigen.

Bayi cukup bulan dalam keadaan tanpa pakaian dapat bertahan pada suhu lingkungan
sekitar 32-34oC. Sedangkan batas pada orang dewasa 26-28oC. Oleh karena itu bayi baru lahir
normal memerlukan suhu lingkungan yang lebih hangat dan suhu lingkungan tersebut harus
dipelihara dengan baik.

Pada bayi baru lahir lemak subkutannya lebih sedikit dan epidermis lebih tipis
dibandingkan pada orang dewasa. Pembuluh darah pada bayi sangat mudah dipengaruhi oleh
perubahan suhu lingkungan dan semua ini dibawah pengaruh hipotalamus sebagai pusat pengatur
suhu.

10
Kelenturan pada tubuh bayi menurun pada daerah permukaan sehingga akan
mempercepat hilangnya panas. Hal tersebut dipengaruhi panjang badan bayi, perbandingan
permukaan utbuh dengan berat badan dari usia bayi, yang semua ini dapat mempengaruhi batas
suhu normal. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah(BBLR) jaringanadiposa sedikit dan
kelenturan menurun sehingga memerlukan suhu lingkungan yang lebih panas untuk mencapai
suhu yang normal.

Jika suhu lingkungan turun dibawah suhu yang rendah, bayi akan merespon dengan
meningkatkan oksigen danmemperbesar metabolisme sehingga akan meningkatkan produksi
panas.Bila bayi berada ditempat terbuka dengan lingkugan yang dingin dapat menyebabkan
habisnya cadangan glikogen dan menyebabkan asidosis.

3) Produksi Panas Atau Thermogenesis

Ditempat yang terbuka dan lingkungan yang dingin bayi baru lahir memerlukan
penambahan panas.Bayi mempunyai mekanisme fisiologi untuk meningkatkan produksi panas
dipengaruhi oleh karena : Meningkatnya Metabolisme Rate, Aktifitas otot dan Thermogenesis
Kimiawi :

a. Basal Metabolisme Rate

Basal metabolisme rate adalah jumlah energi yang digunakan tubuh selama istirahat
mutlak dan keadaan sadar.Pada bayi baru lahir, gerakan tubuh, menggigil merupakan mekanisme
penting untuk memproduksi panas. Gerakan menggigil terjadi ketika reseptor kulit menurun pada
suhu lingkungan yang dingin, dan kondisi tersebut akan diteruskan kesusunan saraf pusat yang
akan menstimuli sistem saraf simpatis untuk menggunakan cadangan lemak coklat, yang
merupakan sumber panas yang utama untuk mengatasi stres dingin.

Pelepasan norephineprin oleh kelenjar adrenal dan saraf lokal berakhir pada lemak coklat
yang menyebabkan trigliserid dapat dimetabolisme menjadi gliserol dan fatty acid (asam lemak).
Oksidasi asam lemak ini meningkatkan produksi panas. Jika suplai lemak coklat habis maka
respon metabolisme terhadap keadaan dingin akan berkurang.

11
Oksidasi asam lemak pada bayi tergantung dari tersedianya oksigen, glukosa, Adenosin
Tri Phospat (ATP) dan kemampuan bayi untuk mengubah menjadi panas.Kemampuan bayi
untuk menghasilkan oanas dapat berubah pada keadaan patologis seperti hipoksia, asidosis, dan
hipoglikemi.

b. Aktifitas otot

Menggigil adalah bentuk dari aktifitas otot yang disebabkan karena suhu yang dingin.
Produksi panas terjadi melalui peningkatan metabolisme rate dan aktifitas otot. Jika bayi tidak
menggigil berarti metabolisme rate pada bayi sudah cukup.

c. Thermogenesis Kimiawi

Disebabkan karena pelepasan norephineprin dan ephineprin oleh rangsang saraf simpatis.

4) Aliran Darah Ke Kulit

Kecepatan aliran darah yang tinggi menyebabkan konduksi panas yang disalurkan dari
inti tubuh ke kulit sangat efisien. Efek aliran darah kulit pada konduksi panas dari inti tubuh
permukaan kulit menggambarkan peningktan konduksi panas hampir delapan kali lipat. Oleh
karena itu “Kulit merupakan sistem pengatur radiator panas yang efektif “, dan aliran darah ke
kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling efektif dari inti tubuh ke kulit.

Dengan meletakan bayi telungkup didada ibu akan terjadi kontak kulit langsung ibu dan
bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu merupakan sumber panas yang baik
bagi bayi.

5) Respon Bayi Terhadap Hipotermi

Pada saat suhu kulit mulai turun, thermoreseptor menyebarkan impuls kesusunan saraf
pusat, distimulir sistem saraf simpatis, norephineprin dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan saraf
setempat yang berakhir dengan lemak coklat dimetabolisme untuk memproduksi panas.

12
7. Praktek Memandikan Bayi Yang Dianjurkan

Praktik memandikan bayi yang dianjurkan:

 Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir, sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi
mengalami asfiksia atau hipotermi).
 Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suku aksila antara
36.5ºC – 37.5ºC). jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36.5ºC, selimuti kembali tubuh
bayi secara longgar, tutupi bagian kepalanya dan tempatkan bersama ibunya di tempat
tidur atau lakukan persentuhan kulit ibu-bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan
bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu jam.
 Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernafasan.
 Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin.
Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan beberapa lembar
kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
 Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat.
 Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk yang bersih dan kering.
 Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh
bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik.
 Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik.
 Usahakan Ibu dan bayi dirawat pada satu tempat (rawat gabung) dan anjurkan ibu untuk
menyusui bayinya.
 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di
tempat tidur yang sama dengan ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi
bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat,
mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
 Bayi jangan di bedong terlalu ketat. Hal ini akan menghambat gerakan janin.

13
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Termoregulasi adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara pembentukan


panas dan kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh di dalam batas batas normal.

Faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas pd tubuh bayi :

 Luas permukaan tubuh bayi.


 Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yg belum berfungsi secara sempurna.
 Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.

Tanda dan Gejala hipotermia:

 Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus,
tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
 Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
 Timbul sklerema.
 Muka bayi berwarna merah terang
 Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut

 Radiasi: panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal:
BBL diletakkan ditempat yang dingin.
 Evaporasi: cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal: BBL tidak
langsung dikeringkan dari air ketuban.
 Konduksi: pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin, misal: popok/celana basah tidak langsung diganti.
 Konveksi: hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal: BBL
diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.

14
Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:

 Keringkan tubuh bayi tanpa menghilangkan verniks


 Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
 Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi
 Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

Catatan: Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir

2. Saran
1. Bayi segera setelah lahir jangan terlalu lama dibiarkan basah dan telanjang selama
menunggu plasenta lahir meskipun lingkungan di sekitar bayi cukup hangat.
2. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dalam mempertahankan suhu tubuh bayi.
3. Jika bayi terjadi hipotermia, ditunda dahulu dalam memandikan bayi lahir sampai suhu
tubuh normal.
4. Bidan harus sering melakukan pengukuran suhu di aksila atau rektum, untuk mendeteksi
dini terjadinya hipotermia.
5. Petugas kesehatan sebaiknya menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan
bersih.
6. Bidan memberikan konseling terhadap keluarga pasien dan ibu bayi agar selalu menjaga
kehangatan tubuh bayinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Heny Ekawati.2015. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Perubahan Suhu Tubuh
Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Mitra Husada Desa Pangean Kecamatan Maduran
Kabupaten Lamongan.

http://nabielahanani.blogspot.co.id/2013/07/termoregulasi-pada-bayi-baru-lahir.html

https://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-termoregulasi-pada-bayi-baru-
lahir-perlindungan-termal/

http://eviyulianti12.blogspot.co.id/2015/05/perlindungan-termal-pada-bayi-baru-lahir.html

16

Anda mungkin juga menyukai