Anda di halaman 1dari 30

ANALISA SWOT

No Bobo
Analisa SWOT Rating BxR Hasil
. t
1 M1 (MAN)
Internal Factor
STRENGTH
1. Pegawai Ruang Melati menerapkan 5S dan juga sangat disiplin dengan waktu. 0.75 4 3 S-W =
2. Adanya pembagian kerja dan juga penanggung jawab shift. 0.60 3 1.8 8.85-2 = 6.85
3. Perawat Ruang Melati mayoritas sudah mengikuti pelatihan PPGD 0.60 3 1.8
4. Adanya Karu, Katim / PP, dan PA di Ruang Melati 0.75 3 2.25
TOTAL 2.7 8.85
WEAKNESS
1. Ketenagakerjaan perawat yang ada di ruang Melati rata-rata (70%) lulusan D3 0.25 4 1
keperawatan.
2. Menurut standart Depkes kebutuhan perawat di ruang Melati belum memenuhi 0.25 4 1
dengan jumlah pasien yang ada disetiap harinya.
TOTAL 0.50 2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pendidikan dan pelatihan bagi perawat. 0.50 4 2 O–T=
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat yang menjadikan 0.30 4 1.2 4.7 – 1 = 3.7
promosi rumah sakit semakin baik
3. Semua pasien yang berada di Ruang Melati mempunyai ketergantungan minimal 0.50 3 1.5
(mandiri)
TOTAL 1.3 4.7
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat tentang pelayanan kesehatan 0.50 2 1
TOTAL 0.50 1
2. M2 (Sarana & Prasarana)
Internal Factor
STRENGTH
1. Ruangan Melati dikhususkan untuk penanganan kasus interna dan HD 0.20 4 3 S–W=
2. Diruangan terdapat administrasi penunjang, buku injeksi, protap SOP dan SAK. 0.20 4 1.8 2.8 – 1.8 = 1
3. Kapasitas tempat tidur sesuai dengan standar akreditasi. 0.20 3 1.8
4. 73% fasilitas di ruangan melati memenuhi standar akreditasi Depkes RI tahun 0.20 3 2.25
2011.
5. Sistem program tertata rapi. 0.1 3 0.3
6. Terdapat Nurse Station. 0.1 3 0.3
TOTAL 1 2.8
WEAKNESS
1. Rumah Sakit Umum Anwar Medika terakreditasi C. 0.3 2 0.6
2. Tidak terdapat alat khusus di Ruang Melati. 0.5 2 1
3. Kurangnya ruang kamar mandi/WC untuk ruang rawat inap kelas III yaitu 2 0.2 1 0.2
kamar mandi/WC untuk 5 ruang rawat inap.
TOTAL 1 1.8

Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan kepala ruangan untuk memenuhi sarana dan prasarana sesuai 0.6 3 1.8 O–T=
standar yang telah ditentukan. 3 – 1.1 = 1.9
2. Adanya antusias perawat di Ruang Melati untuk menambah pengetahuan dan 0.4 3 1.2
wawasan dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan.
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk ruang rawat inap yang 0.4 2 0.8
memadai.
2. Persaingan tinggi antar rumah sakit dengan mengedepankan sarana dan 0.3 1 0.3
prasarana yang lebih bermutu dan berkualitas.
TOTAL 1 1.1
3. M3 (Methode)
PENERAPAN MODEL MAKP
Internal factor
STRENGTH
1. Ruang Melati RSU Anwar Medika sudah memiliki visi, misi dan motto dalam 0.30 4 1.2 S–W=
melaksanakan kegiatan pelayanan. 3.45 – 0 =
2. Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa Ruang Melati 0.50 3 1.5 3.45
menggunakan MAKP Tim.
3. Semua perawat sudah mengerti metode Tim yang digunakan di Ruang Melati 0.25 3 0.75

TOTAL 1.25 3.45


WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Factor
OPPORTUNITY
1. Kepercayaan dari masyarakat yang cukup baik. 0.50 3 1.5 O–T=
2. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme. 0.50 3 1.5 3 – 1.6 = 1.4
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya persaingan dengan rumah sakit swasta dan klinik swasta yang semakin 0.30 2 0.6
banyak atau meluas di daerah Sidoarjo.
2. Semakin kritisnya masyarakat akan teknologi yang canggih menyebabkan 0.50 2 1
tuntutan masyarakat tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal.
TOTAL 0.80 1.6
TIMBANG TERIMA
Internal faktor
STRENGTH
1. Timbang terima pergantian shift rutin dilakukan mulai dari ruang nurse station. 0.3 4 1.2 S–W=
2. Penyampaian timbang terima sesuai dengan alur timbang terima dan SOP yang 0.3 3 0.9 3.7 – 0 = 3.7
meliputi nama pasien, ruang, diagnosa medis, terapi injeksi dan oral, rencana
tindakan keperawatan dan implementasi keperawatan.
3. Pada saat pembacaan timbang terima menggunakan status pasien dan buku 0.2 3 0.6
timbang terima.
4. Timbang terima dilakukan menggunakan bed side hand over 0.2 2 0.4
TOTAL 1 3.7
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kemungkinan untuk memperbarui system timbang terima yang sudah 0.7 3 2.1 O–T=
ada dengan evaluasi secara berkesinambungan 3 – 2.4 = 0.6
2. Terjalin komunikasi yang baik antar perawat di Ruang Rawat Inap Melati 0.3 3 0.9
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan 0.6 2 1.2
pelayanan keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung 0.4 3 1.2
gugat sebagai pembuat asuhan keperawatan
TOTAL 1 2.4
RONDE KEPERAWATAN
Internal Faktor
STRENGTH
1. Ronde keperawatan jarang dilakukan di ruangan melati karena melihat situasi 0.6 2 1.2
dan kondisi pasien yang ada diruangan tidak pernah dirawat lama S–W=
2. Sudah terbentuk tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan 0.4 3 1.2 2.4 – 0 = 2.4
TOTAL 1 2.4
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
OPPORTUNITY
1. Dengan adanya ronde keperawatan masalah pasien menjadi cepat tertangani. 1 2 2 O–T=
2 – 3 = -1
TOTAL 1 2
THREATHENED
1. Adanya pemikiran yang lebih kritis dari masyarakat untuk mendapatkan 1 3 3
pelayanan kesehatan yang lebih optimal
TOTAL 1 3
SENTRALISASI OBAT
Internal Faktor
STRENGTH
1. Semua perawat memiliki pengetahuan yang baik mengenai sentralisasi obat. 0.3 3 0.9 S–W=
2. Di Ruang Melati terdapat tempat penyimpanan obat (loker obat) 0.3 3 0.9 3–0=3
3. Adanya buku injeksi dan lembar observasi obat di ruang rawat inap Melati 0.2 3 0.6
4. Sebelum obat diberikan kepada pasien, obat di oplos di ruangan perawat dan 0.2 3 0.6
kemudian dijelaskan pada pasien terlebih dahulu sebelum diberikan
TOTAL 1 3
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik antara perawat 1 3 3 O–T=
3–2=1
TOTAL 1 3

TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang 1 2 2
profesional
TOTAL 1 2
SUPERVISI
Internal Faktor
STRENGTH
1. RSAM adalah rumah sakit yang terakreditasi oleh Depkes
2. Supervisi keperawatan sudah di lakukan di Ruang Melati oleh kepala ruangan 0.30 4 1.2 S–W=
kepada perawat pelaksana . 0.50 3 1.5 4.95 – 4 =
3. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu 0.25 3 0.75 0.95
pelayanan keperawatan.
4. Adanya format baku dalam pelaksanaan 0.50 3 1.50
TOTAL 1.55 4.95
WEAKNESS
1. Belum terealisasinya program yang terjadwal tentang supervisi dari kepala 0.5 3 1.5
ruangan kepada perawat
2. Kurangnya program pelatihan & sosialisasi tentang supervisi (baru dilakukan 1x) 0.5 2 1
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas 0.3 2 0.6
4. Perawat mengatakan supervisi dilakukan secara insidental 0.3 2 0.6
TOTAL 1.6 4
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik manajemen keperawatan 0.50 3 1.5 O–T=
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan 0.50 3 1.5 3 – 1.6 = 1.4
tugas dengan baik
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang 0.30 2 0.6
profesional dan bermutu
2. Persaingan antar RS akan kualitas pelayanan keperawatan 0.50 2 1
TOTAL 0.80 1.6

DISCHARGE PLANNING
Internal faktor
STRENGTH
1. Discharge planning sudah dilakukan ke semua pasien. 0.50 3 1.5 S–W=
2. Tersedia format discharge planning. 0.50 3 1.5 5.1 – 1 = 4.1
3. Format discharge planning sudah diisi sesuai standart. 0.30 3 0.9
4. Perawat tidak mengalami kesulitan selama memberikan penjelasakan tentang 0.50 3 1.5
pendidikan kesehatan dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh
pasien.
TOTAL 1.8 5.1
WEAKNESS
1. Leaflet yang tersedia belum mencakup kasus semua pasien (leaflet yang 0.50 2 1
tersedia terkait tentang gizi)
TOTAL 0.50 1
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik antara pasien dan keluarga dengan perawat 0.50 3 1.5 O–T=
ruangan. 2.4 – 1.65 =
2. Adanya kemauan dari pasien dan keluarga untuk memperoleh pendidikam 0.30 3 0.9 0.75
kesehatan.

TOTAL 0.80 2.4


TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk memeroleh pelayanan keperawatan 0.25 3 0.75
yang profesional.
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 0.30 3 0.9
TOTAL 0.55 1.65
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Internal Faktor
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana administrasi yang menunjang 0.30 4 1.2 S–W=
2. Sudah ada sistem pendokumentasian yakni SOR 0.50 3 1.5 7.65 – 1.5 =
3. Dalam pengisian pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi 0.25 3 0.75 6.15
dan evaluasi keperawatan sudah terisi semua
4. Semua perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang pendokumentasian 0.50 3 1.5
5. Semua perawat menyatakan format yang ada sangat membantu dalam melakukan 0.30 4 1.2
dokumentasi keperawatan
6. Evaluasi yang digunakan terstruktur 0.50 3 1.5
TOTAL 2.35 7.65
WEAKNESS
1. Beberapa perawat melaksanakan pendokumentasian saat setelah melakukan 0.50 3 1.5
tindakan
TOTAL 0.50 1.5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan tentang pendokumentasian keperawatan. 0.30 2 0.6 O–P=
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan. 0.30 3 0.9 2.4 – 2.1 =
0.3
TOTAL 0.80 2.4
TREATHENED
1. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap 0.30 2 0.6
pelayanan masyarakat.
2. Akreditasi Rumah Sakit tentang sistem dokumentasi. 0.50 3 1.5
TOTAL 0.80 2.1

4. M4 (MONEY)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Sebagian besar pembiayaan pasien berasal dari BPJS maupun asuransi yang 1 3 3 S–W=
bekerja sama dengan pihak RSU Anwar Medika, dan sebagian kecil yang 3 – 2.4 = 0.6
menggunakan biaya sendiri (umum) biaya perawatan yang berlaku saat ini
sesuai kelas perawatan di ruang interna kelas 1 dan kelas 3
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Tidak adanya pendapatan seperti usaha koperasi ruangan 0.6 4 2.4
TOTAL 0.6 2.4

Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama dengan beberapa asuransi perusahaan sebagai peningkatan 0.6 4 2.4 O–T=
pendapatan Rumah Sakit. 3.6 – 1.6 = 2
2. Kerjasama dengan institusi dalam menyediakan lahan untuk praktik klinik 0.4 3 1.2
TOTAL 1 3.6
TREATHENED
1. Adanya persaingan Rumah Sakit swasta yang memiliki pembiayaan relatif 0.5 2 1
terjangkau oleh semua kalangan masyarakat serta sarana dan prasarana yang
lebih memadai.
2. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang 0.3 2 0.6
profesional dan bermutu sesuai dengan peningkatan biaya perawatan
TOTAL 0.8 1.6
5. M5 (MARKET)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Kepuasaan pasien terhadap pelayanan di Ruang Melati RSU Anwar Medika 0.50 3 1.5 S–W=
100% 6.15 – 0 =
2. Pemasaran melalui media cetak, online, dan media elektronik 0.75 3 2.25 6.15
3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (BPJS, Umum dan Asuransi Swasta) 0.30 3 0.9
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 atau S1 Keperawatan 0.50 3 1.5
maupun yang lainnya
TOTAL 2.05 6.15
WEAKNESS 0 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Mahasiwa S1 Keperawatan praktik manajemen 0.5 3 1.5 O–T=
2. Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya. 0.5 3 1.5 4.5 – 2 = 2.5
3. Adanya kerjasama dengan asuransi dan perusahaan 0.5 3 1.5
TOTAL 1.5 4.5
TREATHENED
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi. 0.6 2 1.2
2. Persaingan antar RS setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan.. 0.4 2 0.8
TOTAL 1 2
Diagram Layang M1-M5

3,7 EFAS
3
2,7

2,5
SPVS
2
MAKP
1,4
SO
1
DP
0,75
0,6
TT
0,4 DK
0,3
0,6 0,95 1 2,4 3 3,45 3,7 4,1 4,5 5 6 6,15 6,85

RK
IFAS
-1

Keterangan :
1. M1 : Man (6,8 : 3,7)
2. M2 : Matherial (1 : 1.9)
3. M3 : MAKP (3,45 : 1,4)
M3 : TT/ Timbang Terima (3,7 : 0,6)
M3 : RK / Ronde Keperawatan (2,4 : -1)
M3 : SO / Sentralisasi Obat (4,5 : 1)
M3 : SPVS / Supervisior (0,9 : 1,4)
M3 : DP / Discharge Planning (4,1 : 0,75)
M3 : DK / Dokumentasi Keperawatan (6,15 : 0,3)
4. M4 : Money (0,6 : 2)
5. M5 : Market (6,15 : 2,5)

Kesimpulan Diagram Layang :


Berdasarkan analisa swot untuk M1, M2, M3 (MAKP, TT, DP, SO, DK), M4
dan M5 di Ruang Melati RSU ANWAR MEDIKA dalam Posisi AGRESIF yang
artinya dalam keadaan yang harys dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan
lebih tinggi agar tercipta kesempurnaan karena didukung oleh kekuatan atau
Strenght dan Kesempatan atau Opportunity yang ada. Strategi yang harus
diterapkan adalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan.

Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai beriut :
Keterangan :
1. M1 (Sumber Daya Manusia)
M1 di Ruang Melati RSU Anwar Medika dapat disimpulkan bahwa
Sumber Daya Manusia (SDM) Ruang Melati berada pada kwadran 1
(Agresif). Ini merupakan situasi yang kuat. Strategi ini dapat dipertahankan
atau dapat ditingkatkan.
2. M2 (Matherial)
Hasil analisis sarana dan prasarana (M2) di Ruang Melati RSU Anwar
Medika yaitu berada pada kwadran 1 (Agresif), menurut data-data yang
tertulis diatas dari sarana bangunan yang terdapat di Ruang Melati yaitu
hampir semua memenuhi standrat sarana prasarana Rumah Sakit Tipe C
menurut Departement Kesehatan Tahun 2007. Sedangkan sarana prasarana
alat kesehaan, fasilias pasien, dan alat rumah tangga yang dibutuhkan di
Ruang Rawat Inap Melati sekitar 73% memenuhi standart akreditasi menurut
Departemen Kesehatan RI tahun 2011, namun data diatas mengacu pada
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana menurut Depkes RI sedangkan
alat-alat yang sebenarnya tidak masuk dalam standart akreditasi terdapat di
Ruang Melati misalnya syring pump, elektrokardiogram, dan alat-alat yang
menunjang lainnya. Sehingga terdapat kelebihan di Ruang Melati RSU
Anwar Medika.
3. M3 (Methode)
a. Berdasarkan hasil analisa MAKP di ruang Melati RSU ANWAR
MEDIKA berada pada kuadran 1 (Agresif). Ini merupakan sesuatu yang
menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang dan kekuatan
yang besar sehingga bisa di manfaatkan dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan tenaga yang berpengalaman dan di
tunjang oleh fasilitas yang mencukupi sehingga membuat pasien merasa
puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat.
b. Berdasarkan hasil analisa Timbang Terima di ruang Melati RSU
ANWAR MEDIKA berada di kuadran 1 (Agresif). Ini merupakan situasi
yang sangat menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang dan
kekuatan yang besar sehingga bisa di manfaatkan dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan tenaga yang berpengalaman
dan di tunjang oleh fasilitas yang mencukupi sehingga membuat pasien
merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat.
c. Berdasarkan hasil analisa Ronde Keperawatan di ruang Melati RSU
ANWAR MEDIKA berada pada kwadran 2 (Deversification). Ini
merupakan situasi yang menghadapi ancaman, namun ada kekuatan yang
dapat diandalkan dengan menambahkan startegi dan ide-ide yang baru,
dan juga memanfaatkan tenaga kerja yang dimiliki RSU ANWAR
MEDIKA meliputi dokter umum, spesialis, perawat dengan berbagai
jenjang pendidikan, ahli gizi dengan pengalaman yang mumpuni.
d. Berdasarkan hasil analisa Sentralisasi Obat berada pada kwadran 1
(Agresif). Ini sangat menguntungkan dalam pelayanan dan kenyamanan
sehingga dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional
dapat membuat pasien dan keluarga merasa puas.
e. Berdasarkan hasil analisa Supervisi berada pada kwadran 1 (Agresif).
Karena walaupun kegiatan Supervisi belum terjadwal tapi pernah
dilakukan setelah mendapat seminar tentang supervisi dari STIKES
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO.
f. Berdasarkan hasil analisa discharge planning berada pada kwadran 1
(Agresif) dimana situasi ini sangat baik karena kekuatannya bisa
dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Rekomendasi
alternatif yang dapat digunakan yaitu pengembangan.
g. Berdasarkan hasil analisis dokumentasi keperawatan RSU ANWAR
MEDIKA berada pada kwadran 1 (Agresif). Ini menggambarkan bahwa
situasi yang sangat baik atau menguntungkan bagi ruangan karena
memiliki peluang yang besar sehingga dapat dimanfaatkan. Dengan
pelayanan tenaga kesehatan yang berkualitas berpengalaman dan di
tunjang dengan fasilitas cukup sehingga membuat pasien merasa puas.
4. M4 (Money)
Berdasarkan hasil analisa di ruang Melati RSU ANWAR MEDIKA
posisi M4 berada pada kwadran 1 (Agresif). Sebagian besar pembiayaan
pasien berasal dari BPJS maupun asuransi yang lain yang bekerjasama
dengan pihak RSU ANWAR MEDIKA dan hanya sebagian kecil yang
menggunakan biaya perawatan sendiri (umum).
5. M5 (Market)
Berdasarkan hasil analisa SWOT di ruang Melati RSU ANWAR
MEDIKA berada pada kwadran 1 (Agresif). Indikator mutu pelayanan di
ruang Melati sudah sesuai dengan standart Kemenkes dan Standart
Internasional sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.
Prioritas Masalah

No. Masalah IFAS EFAS TOTAL


1. M1 6.8 3.7 10.5
2. M2 1 1.9 2.9
M3
 MAKP 3.45 1.4 4.85
 Timbang Terima 3.7 0.6 4.3
 Ronde Keperawatan 2.4 -1 1.4
3.
 Sentralisasi Obat 4.5 1 5.5
 Supervisior 0.9 1.4 2.3
 Discharge Planning 4.1 0.75 4.85

 Dokumentasi Keperawatan 6.15 0.3 6.45


4. M4 0.6 2 2.6
5. M5 6.15 2.5 8.65

Berdasarkan rumusan masalah diatas di dapatkan 3 masalah teratas yaitu :


1. M3 Ronde Keperawatan
2. M3 Supervisior
3. M4 (Market)

Indikator Mutu
Berdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 11 September 2018-13 September
2018 di Ruang Melati RSU Anwar Medika didapatkan data indikator mutu
sebagai berikut :
1. Angka Kejadian ILO (Infeksi Luka Operasi)
Kegiatan pengamatan faktor risoko infeksi nosokomial, pengumpulan data
(check list) pada pasien yang dilakukan tindakan operasi yang mengakibatkan
luka pada kulit pasien di instalasi pelayanan di RS. Angka kejadian ILO di
Ruang Melati tidak ada.
2. Angka Kejadian Phlebitis
Kegiatan pengamatan faktor risiko infeksi nosokomial, pengumpulan data
(check list) pada pasien yang dilakukan tindakan pemasangan jarum infus.
Angka kejadian phlebitis di Ruang Melati tidak ada.
3. Angka Reaksi Tranfusi Darah
Tranfusi darah adalah proses memasukkan darah atau produk darah
melalui intravena atau infus. Reaksi atau gejala yang biasanya muncul akibat
tranfusi seperti panas, gatal, urtikaria, hypotensi / hopertensi, menggigil, dan
lain-lain.
Reaksi tranfusi darah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat
tranfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat tranfusi, hemolisis
akibat golongan darah tidak sesuai atau gangguan sistem imun sebagai akibat
pemberian tranfusi darah. Angka reaksi tranfusi darah di Ruang Melati tidak
ada.
4. Kelengkapan Pengisian Format Timbang Terima Pasien IGD ke Ruangan
Format timbang terima adalah formulir yang tertera di rekam medis yang
harus diisi saat pasien akan di transfer dari IGD ke ruangan. Pengisian format
timbang terima pasien IGD ke Ruang Melati diisi lengkap.
5. Kepatuhan Jam Visite Dokter
Jam visite dokter adalah jam 06.00 sampai dengan 24.00. Jam visite dokter
di Ruang Melati sudah sesuai.
6. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
Clinical pathway adalah suatu alat untuk kendali mutu dan kendali biaya
dalam hal perawatan pasien. Kepetuhan terhadap clinical pathway di Ruang
Melati sudah sesuai.
7. Tidak Adanya Pasien Jatuh
Pasien jatuh adalah pasien yang jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi
dan lingkungan area RS. Tidak ada pasien jatuh di Ruang Melati.
8. Ketepatan Pemberian Gelang Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, no. register, dan tanggal lahir. Ketepatan
pemberian gelang identitas pasien di Ruang Melati sudah tepat.
9. Angka Kejadian Ulcus Decubitus
Kegiatan pengamatan faktor risiko infeksi nosokomial kejadian
dekubitus, pengumpulan data (check list) pada pasien yang dilakukan rawat
inap di instalasi pelayanan di RS. Angka kejadian ulcus dekubitus di Ruang
Melati tidak ada.
10. Angkan kejadian ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Kegiatan pengamatan faktor risiko infeksi nosokomial, pengumpulan
data (check list) pada pasien yang dilakukan tindakan pemasangan urine
kateter yang mengakibatkan infeksi saluran kemih dalam waktu 7 x 24 jam
atau lebih di instalasi pelayanan di RS. Angka kejadian ISK di Ruang Melati
tidak ada.

Rencana Strategi Timbang Terima


a) Pelaksanaan
a. Hari/ Tanggal : Rabu, 12 September 2018
b. Waktu : 15.30 WIB
c. Tempat : Nurse Station dilanjutkan validasi di kamar klien
b) Metode
d. Diskusi
e. Demonstrasi
c) Media
f. Status Klien
g. Buku Timbang Terima
h. Alat Tulis
i. Sarana dan Prasarana
d) Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan : Yeni Arianti
2. Katim Pagi : Heru Siswanto
3. Katim Siang : Esti Dwi Jayanti
4. Perawat PA Pagi : Dwi Putra Perwira Dani
: Ahmad Rifqi Masyhuri
: Visqi Ninda L
5. Perawat PA Siang : Agustina Tri Wahyuni
: Nur Fadilah
: Risa Andriani
e) Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari Rabu, 12 September 2018 jam 15.30 WIB seluruh
perawat shift pagi dan siang serta kepala ruangan berkumpul di Nurse
Station untuk melakukan timbang terima.
2. Sesi 1 di Nurse Station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului
dengan doa dan kemudian mempersilahkan katim dinas pagi untuk
melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama dinas kepada
katim yang akan dinas selanjutnya (sore) dengan menyampaikan jumlah
pasien, identitas pasien, diagnosa medis, data (keluhan/ subyektif dan
obyektif), masalah keperawatan yang masih muncul, intervensi
kolboratif, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dll). Setelah melakukan
timbang terima di Nurse Station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan diruangan perawatan pasien.
3. Sesi 2 di Ruang Perawatan Pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama – sama berkunjung
ke tempat pasien. Katim dinas selanjutnya mengklarifikasi dan
memvalidasi data langsung kepada pasien. Kunjungan tidak boleh lebih
dari 5 menit per pasien, bila terdapat hal – hal yang bersifat rahasia bagi
pasien dan keluarga perlu diklarifikasikan, maka dapat dilakukan di
Nurse Station setelah kunjungan ke pasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke Nurse Station, melakukan diskusi tentang keadaan
pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai
dilakukan maka kedua katim melakukan jabat tangan dan doa pulang.
5. Evaluasi
1) Struktur (Input)
Pada saat melakukan operan, sarana dan prasarana yang
menunjang telah tersedia antara lain : catatan operan, status klien,
dan kelompok shift operan. Kepala ruangan selalu memimpin
kegiatan operan yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi
ke sore. Kegiatan operan pada shift pagi ke sore dipimpin oleh katim
yang bertugas saat itu.
2) Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti
shift. Katim mengoperkan ke PA berikutnya yang akan mengganti
shift. Operan pertama dilakukan di Nurse Station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke Nurse Station. Isi laporan
berisi jumlah pasien, diagnosa keperawatan, intervensi yang belum
atau sudah dilakukan. Kunjungan ke setiap ruangan pasien tidak
lebih dari 5 menit saat klarifikasi pasien.
3) Hasil
Operan dapat dilakukan setiap pergantian shift, setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien dan komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.
Instrumen Proses Operan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Operan dilaksanakan setiap 5 menit Nurse Katim dan
pergantian shift / operan Station PA
2. Prinsip operan, terutama
pada semua pasien baru
masuk dan pasien yang
dilakukan operan
khususnya pasien yang
memiliki permasalahan
yang belum / dapat teratasi
serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
3. Katim menyampaikan
operan pada PA berikutnya
mengenai hal yang perlu
disampaikan dalam operan :
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan
diagnosa klien
c. Data (keluhan / subjektif
dan objektif)
d. Masalah keperawatan
yang muncul
e. Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
f. Intervensi kolaborasi
Pelaksanaa 1. Kedua kelompok dinas 20 menit Nurse Karu,
n sudah siap (shift jaga) Station Katim dan
2. Kelompok yang akan PA
bertugas menyiapkan buku
catatan
3. Kepala ruangan membuka
acara operan
4. Perawat yang melakukan
operan dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab, dan
melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
dioperkan dan berhak
menanyakan mengenai hal-
hal yang kurang jelas.
5. Kepala ruangan atau Katim
menanyakan kebutuhan
dasar pasien
6. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat
7. Perawat yang melaksanakan
operan mengkaji secara
penuh terhadap maslaah
keperawatan, kebutuhan
dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya
selama masa perawatan
8. Hal-hal sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan
kepada petugas berikutnya.
9. Lama operan untuk tiap
pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
Post 1. Diskusi 5 menit Nurse Karu,
Operan 2. Setelah proses timbang Station Katim,
terima selesai dilakukan dan PA
maka kedua katim
melakukan jabat tangan dan
doa pulang.
3. Ditutup oleh karu

Alur Pelaksanaan Timbang Terima

Timbang terima di lakukan di nurse station

Adanya masalah baru, masalah teratasi sebagian, dan


rencana terapi tambahan

Perawat mencatat buku operan

Perawat mendatangi ruangan pasien satu persatu

Perawat kembali ke nurse station


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Prosional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Agung, Seto. 2008. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta :
Sabarguna.
Basuki, Dwi. 2018. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Sidoarjo : Indomedika
Pustaka.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Cetakan V.
Jakarta.
Bachtiar. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta :
Pustaka Ramadhan.
Arwani & Supriyanto. 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan, Cetakan I.
Jakarta : EGC.
Amirullah. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Carpenito L, J. 1990. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian Keperawatan,
Edisi 2. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai