No Bobo
Analisa SWOT Rating BxR Hasil
. t
1 M1 (MAN)
Internal Factor
STRENGTH
1. Pegawai Ruang Melati menerapkan 5S dan juga sangat disiplin dengan waktu. 0.75 4 3 S-W =
2. Adanya pembagian kerja dan juga penanggung jawab shift. 0.60 3 1.8 8.85-2 = 6.85
3. Perawat Ruang Melati mayoritas sudah mengikuti pelatihan PPGD 0.60 3 1.8
4. Adanya Karu, Katim / PP, dan PA di Ruang Melati 0.75 3 2.25
TOTAL 2.7 8.85
WEAKNESS
1. Ketenagakerjaan perawat yang ada di ruang Melati rata-rata (70%) lulusan D3 0.25 4 1
keperawatan.
2. Menurut standart Depkes kebutuhan perawat di ruang Melati belum memenuhi 0.25 4 1
dengan jumlah pasien yang ada disetiap harinya.
TOTAL 0.50 2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pendidikan dan pelatihan bagi perawat. 0.50 4 2 O–T=
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat yang menjadikan 0.30 4 1.2 4.7 – 1 = 3.7
promosi rumah sakit semakin baik
3. Semua pasien yang berada di Ruang Melati mempunyai ketergantungan minimal 0.50 3 1.5
(mandiri)
TOTAL 1.3 4.7
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat tentang pelayanan kesehatan 0.50 2 1
TOTAL 0.50 1
2. M2 (Sarana & Prasarana)
Internal Factor
STRENGTH
1. Ruangan Melati dikhususkan untuk penanganan kasus interna dan HD 0.20 4 3 S–W=
2. Diruangan terdapat administrasi penunjang, buku injeksi, protap SOP dan SAK. 0.20 4 1.8 2.8 – 1.8 = 1
3. Kapasitas tempat tidur sesuai dengan standar akreditasi. 0.20 3 1.8
4. 73% fasilitas di ruangan melati memenuhi standar akreditasi Depkes RI tahun 0.20 3 2.25
2011.
5. Sistem program tertata rapi. 0.1 3 0.3
6. Terdapat Nurse Station. 0.1 3 0.3
TOTAL 1 2.8
WEAKNESS
1. Rumah Sakit Umum Anwar Medika terakreditasi C. 0.3 2 0.6
2. Tidak terdapat alat khusus di Ruang Melati. 0.5 2 1
3. Kurangnya ruang kamar mandi/WC untuk ruang rawat inap kelas III yaitu 2 0.2 1 0.2
kamar mandi/WC untuk 5 ruang rawat inap.
TOTAL 1 1.8
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan kepala ruangan untuk memenuhi sarana dan prasarana sesuai 0.6 3 1.8 O–T=
standar yang telah ditentukan. 3 – 1.1 = 1.9
2. Adanya antusias perawat di Ruang Melati untuk menambah pengetahuan dan 0.4 3 1.2
wawasan dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan.
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk ruang rawat inap yang 0.4 2 0.8
memadai.
2. Persaingan tinggi antar rumah sakit dengan mengedepankan sarana dan 0.3 1 0.3
prasarana yang lebih bermutu dan berkualitas.
TOTAL 1 1.1
3. M3 (Methode)
PENERAPAN MODEL MAKP
Internal factor
STRENGTH
1. Ruang Melati RSU Anwar Medika sudah memiliki visi, misi dan motto dalam 0.30 4 1.2 S–W=
melaksanakan kegiatan pelayanan. 3.45 – 0 =
2. Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa Ruang Melati 0.50 3 1.5 3.45
menggunakan MAKP Tim.
3. Semua perawat sudah mengerti metode Tim yang digunakan di Ruang Melati 0.25 3 0.75
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang 1 2 2
profesional
TOTAL 1 2
SUPERVISI
Internal Faktor
STRENGTH
1. RSAM adalah rumah sakit yang terakreditasi oleh Depkes
2. Supervisi keperawatan sudah di lakukan di Ruang Melati oleh kepala ruangan 0.30 4 1.2 S–W=
kepada perawat pelaksana . 0.50 3 1.5 4.95 – 4 =
3. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu 0.25 3 0.75 0.95
pelayanan keperawatan.
4. Adanya format baku dalam pelaksanaan 0.50 3 1.50
TOTAL 1.55 4.95
WEAKNESS
1. Belum terealisasinya program yang terjadwal tentang supervisi dari kepala 0.5 3 1.5
ruangan kepada perawat
2. Kurangnya program pelatihan & sosialisasi tentang supervisi (baru dilakukan 1x) 0.5 2 1
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas 0.3 2 0.6
4. Perawat mengatakan supervisi dilakukan secara insidental 0.3 2 0.6
TOTAL 1.6 4
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik manajemen keperawatan 0.50 3 1.5 O–T=
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan 0.50 3 1.5 3 – 1.6 = 1.4
tugas dengan baik
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang 0.30 2 0.6
profesional dan bermutu
2. Persaingan antar RS akan kualitas pelayanan keperawatan 0.50 2 1
TOTAL 0.80 1.6
DISCHARGE PLANNING
Internal faktor
STRENGTH
1. Discharge planning sudah dilakukan ke semua pasien. 0.50 3 1.5 S–W=
2. Tersedia format discharge planning. 0.50 3 1.5 5.1 – 1 = 4.1
3. Format discharge planning sudah diisi sesuai standart. 0.30 3 0.9
4. Perawat tidak mengalami kesulitan selama memberikan penjelasakan tentang 0.50 3 1.5
pendidikan kesehatan dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh
pasien.
TOTAL 1.8 5.1
WEAKNESS
1. Leaflet yang tersedia belum mencakup kasus semua pasien (leaflet yang 0.50 2 1
tersedia terkait tentang gizi)
TOTAL 0.50 1
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik antara pasien dan keluarga dengan perawat 0.50 3 1.5 O–T=
ruangan. 2.4 – 1.65 =
2. Adanya kemauan dari pasien dan keluarga untuk memperoleh pendidikam 0.30 3 0.9 0.75
kesehatan.
4. M4 (MONEY)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Sebagian besar pembiayaan pasien berasal dari BPJS maupun asuransi yang 1 3 3 S–W=
bekerja sama dengan pihak RSU Anwar Medika, dan sebagian kecil yang 3 – 2.4 = 0.6
menggunakan biaya sendiri (umum) biaya perawatan yang berlaku saat ini
sesuai kelas perawatan di ruang interna kelas 1 dan kelas 3
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Tidak adanya pendapatan seperti usaha koperasi ruangan 0.6 4 2.4
TOTAL 0.6 2.4
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama dengan beberapa asuransi perusahaan sebagai peningkatan 0.6 4 2.4 O–T=
pendapatan Rumah Sakit. 3.6 – 1.6 = 2
2. Kerjasama dengan institusi dalam menyediakan lahan untuk praktik klinik 0.4 3 1.2
TOTAL 1 3.6
TREATHENED
1. Adanya persaingan Rumah Sakit swasta yang memiliki pembiayaan relatif 0.5 2 1
terjangkau oleh semua kalangan masyarakat serta sarana dan prasarana yang
lebih memadai.
2. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang 0.3 2 0.6
profesional dan bermutu sesuai dengan peningkatan biaya perawatan
TOTAL 0.8 1.6
5. M5 (MARKET)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Kepuasaan pasien terhadap pelayanan di Ruang Melati RSU Anwar Medika 0.50 3 1.5 S–W=
100% 6.15 – 0 =
2. Pemasaran melalui media cetak, online, dan media elektronik 0.75 3 2.25 6.15
3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (BPJS, Umum dan Asuransi Swasta) 0.30 3 0.9
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 atau S1 Keperawatan 0.50 3 1.5
maupun yang lainnya
TOTAL 2.05 6.15
WEAKNESS 0 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Mahasiwa S1 Keperawatan praktik manajemen 0.5 3 1.5 O–T=
2. Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya. 0.5 3 1.5 4.5 – 2 = 2.5
3. Adanya kerjasama dengan asuransi dan perusahaan 0.5 3 1.5
TOTAL 1.5 4.5
TREATHENED
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi. 0.6 2 1.2
2. Persaingan antar RS setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan.. 0.4 2 0.8
TOTAL 1 2
Diagram Layang M1-M5
3,7 EFAS
3
2,7
2,5
SPVS
2
MAKP
1,4
SO
1
DP
0,75
0,6
TT
0,4 DK
0,3
0,6 0,95 1 2,4 3 3,45 3,7 4,1 4,5 5 6 6,15 6,85
RK
IFAS
-1
Keterangan :
1. M1 : Man (6,8 : 3,7)
2. M2 : Matherial (1 : 1.9)
3. M3 : MAKP (3,45 : 1,4)
M3 : TT/ Timbang Terima (3,7 : 0,6)
M3 : RK / Ronde Keperawatan (2,4 : -1)
M3 : SO / Sentralisasi Obat (4,5 : 1)
M3 : SPVS / Supervisior (0,9 : 1,4)
M3 : DP / Discharge Planning (4,1 : 0,75)
M3 : DK / Dokumentasi Keperawatan (6,15 : 0,3)
4. M4 : Money (0,6 : 2)
5. M5 : Market (6,15 : 2,5)
Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai beriut :
Keterangan :
1. M1 (Sumber Daya Manusia)
M1 di Ruang Melati RSU Anwar Medika dapat disimpulkan bahwa
Sumber Daya Manusia (SDM) Ruang Melati berada pada kwadran 1
(Agresif). Ini merupakan situasi yang kuat. Strategi ini dapat dipertahankan
atau dapat ditingkatkan.
2. M2 (Matherial)
Hasil analisis sarana dan prasarana (M2) di Ruang Melati RSU Anwar
Medika yaitu berada pada kwadran 1 (Agresif), menurut data-data yang
tertulis diatas dari sarana bangunan yang terdapat di Ruang Melati yaitu
hampir semua memenuhi standrat sarana prasarana Rumah Sakit Tipe C
menurut Departement Kesehatan Tahun 2007. Sedangkan sarana prasarana
alat kesehaan, fasilias pasien, dan alat rumah tangga yang dibutuhkan di
Ruang Rawat Inap Melati sekitar 73% memenuhi standart akreditasi menurut
Departemen Kesehatan RI tahun 2011, namun data diatas mengacu pada
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana menurut Depkes RI sedangkan
alat-alat yang sebenarnya tidak masuk dalam standart akreditasi terdapat di
Ruang Melati misalnya syring pump, elektrokardiogram, dan alat-alat yang
menunjang lainnya. Sehingga terdapat kelebihan di Ruang Melati RSU
Anwar Medika.
3. M3 (Methode)
a. Berdasarkan hasil analisa MAKP di ruang Melati RSU ANWAR
MEDIKA berada pada kuadran 1 (Agresif). Ini merupakan sesuatu yang
menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang dan kekuatan
yang besar sehingga bisa di manfaatkan dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan tenaga yang berpengalaman dan di
tunjang oleh fasilitas yang mencukupi sehingga membuat pasien merasa
puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat.
b. Berdasarkan hasil analisa Timbang Terima di ruang Melati RSU
ANWAR MEDIKA berada di kuadran 1 (Agresif). Ini merupakan situasi
yang sangat menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang dan
kekuatan yang besar sehingga bisa di manfaatkan dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan tenaga yang berpengalaman
dan di tunjang oleh fasilitas yang mencukupi sehingga membuat pasien
merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat.
c. Berdasarkan hasil analisa Ronde Keperawatan di ruang Melati RSU
ANWAR MEDIKA berada pada kwadran 2 (Deversification). Ini
merupakan situasi yang menghadapi ancaman, namun ada kekuatan yang
dapat diandalkan dengan menambahkan startegi dan ide-ide yang baru,
dan juga memanfaatkan tenaga kerja yang dimiliki RSU ANWAR
MEDIKA meliputi dokter umum, spesialis, perawat dengan berbagai
jenjang pendidikan, ahli gizi dengan pengalaman yang mumpuni.
d. Berdasarkan hasil analisa Sentralisasi Obat berada pada kwadran 1
(Agresif). Ini sangat menguntungkan dalam pelayanan dan kenyamanan
sehingga dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional
dapat membuat pasien dan keluarga merasa puas.
e. Berdasarkan hasil analisa Supervisi berada pada kwadran 1 (Agresif).
Karena walaupun kegiatan Supervisi belum terjadwal tapi pernah
dilakukan setelah mendapat seminar tentang supervisi dari STIKES
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO.
f. Berdasarkan hasil analisa discharge planning berada pada kwadran 1
(Agresif) dimana situasi ini sangat baik karena kekuatannya bisa
dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Rekomendasi
alternatif yang dapat digunakan yaitu pengembangan.
g. Berdasarkan hasil analisis dokumentasi keperawatan RSU ANWAR
MEDIKA berada pada kwadran 1 (Agresif). Ini menggambarkan bahwa
situasi yang sangat baik atau menguntungkan bagi ruangan karena
memiliki peluang yang besar sehingga dapat dimanfaatkan. Dengan
pelayanan tenaga kesehatan yang berkualitas berpengalaman dan di
tunjang dengan fasilitas cukup sehingga membuat pasien merasa puas.
4. M4 (Money)
Berdasarkan hasil analisa di ruang Melati RSU ANWAR MEDIKA
posisi M4 berada pada kwadran 1 (Agresif). Sebagian besar pembiayaan
pasien berasal dari BPJS maupun asuransi yang lain yang bekerjasama
dengan pihak RSU ANWAR MEDIKA dan hanya sebagian kecil yang
menggunakan biaya perawatan sendiri (umum).
5. M5 (Market)
Berdasarkan hasil analisa SWOT di ruang Melati RSU ANWAR
MEDIKA berada pada kwadran 1 (Agresif). Indikator mutu pelayanan di
ruang Melati sudah sesuai dengan standart Kemenkes dan Standart
Internasional sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.
Prioritas Masalah
Indikator Mutu
Berdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 11 September 2018-13 September
2018 di Ruang Melati RSU Anwar Medika didapatkan data indikator mutu
sebagai berikut :
1. Angka Kejadian ILO (Infeksi Luka Operasi)
Kegiatan pengamatan faktor risoko infeksi nosokomial, pengumpulan data
(check list) pada pasien yang dilakukan tindakan operasi yang mengakibatkan
luka pada kulit pasien di instalasi pelayanan di RS. Angka kejadian ILO di
Ruang Melati tidak ada.
2. Angka Kejadian Phlebitis
Kegiatan pengamatan faktor risiko infeksi nosokomial, pengumpulan data
(check list) pada pasien yang dilakukan tindakan pemasangan jarum infus.
Angka kejadian phlebitis di Ruang Melati tidak ada.
3. Angka Reaksi Tranfusi Darah
Tranfusi darah adalah proses memasukkan darah atau produk darah
melalui intravena atau infus. Reaksi atau gejala yang biasanya muncul akibat
tranfusi seperti panas, gatal, urtikaria, hypotensi / hopertensi, menggigil, dan
lain-lain.
Reaksi tranfusi darah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat
tranfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat tranfusi, hemolisis
akibat golongan darah tidak sesuai atau gangguan sistem imun sebagai akibat
pemberian tranfusi darah. Angka reaksi tranfusi darah di Ruang Melati tidak
ada.
4. Kelengkapan Pengisian Format Timbang Terima Pasien IGD ke Ruangan
Format timbang terima adalah formulir yang tertera di rekam medis yang
harus diisi saat pasien akan di transfer dari IGD ke ruangan. Pengisian format
timbang terima pasien IGD ke Ruang Melati diisi lengkap.
5. Kepatuhan Jam Visite Dokter
Jam visite dokter adalah jam 06.00 sampai dengan 24.00. Jam visite dokter
di Ruang Melati sudah sesuai.
6. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
Clinical pathway adalah suatu alat untuk kendali mutu dan kendali biaya
dalam hal perawatan pasien. Kepetuhan terhadap clinical pathway di Ruang
Melati sudah sesuai.
7. Tidak Adanya Pasien Jatuh
Pasien jatuh adalah pasien yang jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi
dan lingkungan area RS. Tidak ada pasien jatuh di Ruang Melati.
8. Ketepatan Pemberian Gelang Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, no. register, dan tanggal lahir. Ketepatan
pemberian gelang identitas pasien di Ruang Melati sudah tepat.
9. Angka Kejadian Ulcus Decubitus
Kegiatan pengamatan faktor risiko infeksi nosokomial kejadian
dekubitus, pengumpulan data (check list) pada pasien yang dilakukan rawat
inap di instalasi pelayanan di RS. Angka kejadian ulcus dekubitus di Ruang
Melati tidak ada.
10. Angkan kejadian ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Kegiatan pengamatan faktor risiko infeksi nosokomial, pengumpulan
data (check list) pada pasien yang dilakukan tindakan pemasangan urine
kateter yang mengakibatkan infeksi saluran kemih dalam waktu 7 x 24 jam
atau lebih di instalasi pelayanan di RS. Angka kejadian ISK di Ruang Melati
tidak ada.