KELOMPOK II
DOSEN PEMBIMBING : Andi Liliandriani, S,kep, Ners, M.kes
KELOMPOK II
DOSEN PEMBIMBING : Andi Liliandriani, S,kep, Ners, M.kes
NIDN : NIDN:
KECAMATAN : LIMBORO
DESA : LEMBANG-LEMBANG
KELOMPOK : II (DUA)
SURAT KETERANGAN
Menerangkan Bahwa Yang Namanya Tercantum Dibawah Ini Telah Melaksanakan
PBL II di Desa Lembang-Lembang Kec.Limboro, Kab. Polewali Mandar Dengan Nilai :
Puji syukur kami ucapkan kehadhirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan “Praktek Belajar Lapangan II” di Desa Lembang-Lembang
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahakan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti
petunjuknya.
Dalam penyusunan laporan PBL II ini, kami menyadari akan banyaknya kendala-
kendala yang kami hadapi dilapangan. Namun berkat bimbingan Dosen pembimbing dalam
pelaksanaan PBL II sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan PBL II.
2. Ibu Andi Liliandriani, S,kep, Ners, M.kes selaku dosen pembimbing kami yang telah
3. Bapak Muh. Afdal Nur, SH sebagai kepala Desa Lembang Lembang Kecamatan
5. Dan semua pihak yang telah turut membantu baik secara langsung maupun tidak
PBL II, Oleh karena itu dengan kerendahan hati kami mengharapkan semoga hasil
laporan PBL II ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan mahasiswa FKM
umumnya. Serta kritikan dan saran yang membangun agar penyusunan laporan PBL II
Penyusun
Kelompok II
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
sehat tahun 2015 ini meningkatkan derajat kesehatan menjadi salah satu fokus pembangunan
kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat pada saat ini. Diharapkan adalah bersifat proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadi penyakit serta
melindungi diri dari ancaman serta berpatisipasi aktif dalam kesehatan masyarakat (Depkes
RI, 2009).
Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015 telah ditetapkan misi pembangunan
masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan yang bermutu,
masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melalui peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan yang ditekankan dalam
paradigm sehat dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat 2015.
Pengetahuan masyarakat tentang sanitasi dasar yang meliputi kualitas air, keadaan
sumber air, jamban, tempat sampah, saluran air limbah masih sangat kurang sehingga
kesehatan masyarakat tersebut diperlukan dukungan dana yang berkesinambungan dan tenaga
yang handal. Sehingga hal ini berpengaruh pada pencapaian target Visi Indonesia Sehat 2015
Keadaan kesehatan masyarakat saat ini secara umum belum dapat mencapai target
yang diharapkan dalam mencapai Indonesia Sehat 2015, hal ini dikarenakan masih kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara
keseluruhan terutama dipedesaan. Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2015, jumlah
rumah sehat secara nasional sebesar 80%, sedangkan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 80%, air bersih 85%, Tempat pembuangan sampah 80% dan Tempat-
Tempat Umum Sehat 80%. Sedangkan rumah tangga Berpelilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sebesar 75%. Cakupan sanitasi dasar sehat tahun 2009 masih jauh dibawah target
nasional sesuai Standar Pelayanan Minimal Kesehatan (SPM) 2010 (Depkes, 2005).
Limboro secara kasat mata terlihat bersih, nyaman dan tentram, meskipun daerah ini
Dari urain diatas, perlu dilakukan penelitian bagaimana kondisi sebenarnya SPAL,
PHBS dan Tempat Sampah di Desa Lembang-Lembang tahun 2019, sehingga dapat dicarikan
alternative pemecahan masalah dalam rangka menciptakan Kecamatan atau desa sehat yang
optimal.
1.2. Tujuan
Polewali Mandar.
1. Mahasiswa mampu mengenal profil dan permasalahan yang ada di Desa Lembang-
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan masyarakat yang ada di
3. Mahasiswa mampu Mengenal karakteristik masyarakat yang ada di Desa Lembang-
4. Mahasiswa mampu mengenal dan menilai masalah-masalah kesehatan yang ada dan
meningkatkan ketertiban dan peran serta masyarakat dalam rangka memecahkan masalah
Polewali Mandar.
1.3. Manfaat
1. Dapat menjadi motivasi bagi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Menbina peran serta masyarakat di Desa Lembang Lembang dalam rangka meningkatkan
1. Terlaksananya Kurikulum Akademik untuk mempersiapkan mahasiswa yang handal pada
2. Sebagai bentuk aplikasi trilogy institusi pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam
4. Sebagai bentuk aplikasi trilogy institusi pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam
melahirkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dengan ilmu dan pengalaman yang actual
dan mutakhir.
1. Menambah wawasan bagi mahasiswa terutama mengenai masalah kesehatan masyarakat di
2. Membantu mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan dibangku perkuliahan.
3. Dapat membentuk potensi dan kualifikasi ilmu yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi adalah sesuatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular
dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
Sanitasi dasar terdiri dari rumah sehat, air bersih, jamban, tempat pengelolaan
sampah, Saluran Pembuangan Limbah (SPAL) dan tempat-tempat umum. (Dinkes, 2006).
dan tempat sampah karena di tempat kami melaksanakan PBL banyak keluarga yang belum
menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Secara baik dan benar.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah suatu upaya menciptakan kondisibagi
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
2. Binasuasana, adalah upaya menciptakan lingkungan social yang mendorong individu,
3. Advokasi, adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak- pihak yang terkait (stakeholders) (Depkes,2005).
Melakukan atau berprilaku bersih dan sehat menurut becker (2007), adalah upaya atau
mencakup:
7. Gaya hidup yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-ganti pasangan dalam
hubungan seks.
Pelaksanaan PHBS adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktikan PHBS. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan
(Depkes,2007).
Menurut Dinkes Provinsi Sulbar (2007), perilaku hidup bersih dan sehat adalah sikap
dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan Kesehatan
Masyarakat.
Rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud apabila ada
keinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan lintas sector terkait agar
PHBS menjadi program prioritas dan menjadi salah satu agenda pembangunan di
Adapun manfaat dari peningkatan kepedulian masyarakat terhadap PHBS antara lain adalah:
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga.
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan
dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.
kesehatan.
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi
Dalam penetapan PHBS di lingkungan masyarakat khususnya tiap rumah tangga dalam
suatu daerah memiliki indicator pengukur keberhasilan. Indicator PHBS adalah suatu alat
ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indicator
mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang ditetapkan oleh
Depkes RI.
Ada 10 indikator PHBS yang terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator
6. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari).
Sesuai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2010 yang ditetapkan oleh Depkes RI
adalah Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 95%, pemberian ASI
ekslusif sebesar 80%, keluarga miskin yang memiliki Jamkesmas sebesar 10% atau 40% dari
yang merokok (85%), namun bagi keluarga yang memiliki bayi diharapkan tidak ada satupun
yang merokok dalam kamar. Menurut SPM Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) seluruh
anggota keluarga di tahun 2010 makan sayur + ikan minimal 2 kali sehari. Seluruh anggota
keluarga (100%) mengkonsumsi garam beriodium dan minum suplemen zat besi 2 kali
seminggu.
Untuk memasyarakatkan PHBS, seluruh desa ditingkatkan menjadi Desa Siaga. Desa
siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk
kesehatan secara mandiri. Pengertian desa ini dapat berarti Kelurahan atau Gampong atau
Syarat sebuah desa siaga dikatakan siaga aktif adalah desa yang mempunyai Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai
lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidur Bersih dan
Sehat (Depkes,2005).
Air limbah adalah air buangan atau air yang dibuang berasal dari rumah tangga,
industry maupun dari tempat-tempat umum lainnya. Umumnya air limbah mengandung
bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu
atau air laut. Air limbah akan mengalami purifikasi alami. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
adalah :
a. Sungai atau danau tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain
2. Cesspool
Yaitu menyerupai sumur, dibuat pada tanah yang poreus atau berpasir agar air buangfan
mudah dan cepat meresap ke dalam tanah. Bagian atasnya dibeton. Bila sudah penuh, lumpur
disedot keluar, atau membuat secara berangkai. Jarak dari sumber air minimum 45 m dan dari
Sumur yang hanya menerima air limbah yang telah mengalami pengolahan, misalnya
dari septic tank sehingga fungsinya hanya tempat peresapan. Dibuat pada tanah poreus,
Pembuangan air limbah yang tidak diolah misalnya dengan menggunakan tanki septic
(septic tank) dan system roil. Pada umumnya septic tank terdapat disetiap rumah. Rumah
yang sehat seharusnya dilengkapi dengan septic tank karena fungsinya sebagai penampung
air limbah yang berasal dari kamar mandi dan dapur sebelum dialirkan ke saluran air limbah.
Sedangkan system riol digunakan untuk mengalirkan air limbah melalui got/saluran air
sebelum dibuang ke sungai. Biasanya system roil ini sering ditemukan dipinggir-pinggir jalan
perkotaan. Yang harus diingat bahwa sungai-sungai yang digunakan untuk membuang air
a. Setiap saluran dari rumah atau jalan diberi saringan sampah sehingga sampah tidak
b. Got juga harus punya bak pengontrol dengan jarak minimal 25 meter antara satu dan
Dalam ketentuan SPM 2010 disebutkan bahwa target pencapaian yang harus diraih adalah
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau
hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang,
1. Kontruksinya kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berserakannya
sampah.
2. Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tempat sampah ini dibuat sedemikian rupa
3. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang.
5. Dan menurut target SPM Depkes untuk tempat sampah sehat di seluruh wilayah adalah
sebesar 80%.
Cara pengolahan sampah seperti ini biasanya sampah dibuang atau diletakkan begitu
saja ditanah, dalam hal ini tentu saja banyak lagi negatifnya terutama jika sampah tersebut
mudah membusuk.
2. Dibakar
Pengolahan sampah seperti ini biasanya dilakukan dengan cara perorangan disetiap
rumah tangga, proses pembakaran sampah ini haruslah dilakukan dengan baik, karena jika
tidak akan menimbulkan asap yang mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya
3. Ditanam/ditimbun
Pengolahan sampah seperti ini biasanya dilakukan dilakukan dengan cara menimbun
sampah kedalam tanah yang sudah digali terlebih dahulu, yang dilakukan secara berlapis-
lapis sehingga sampah tidak berada dialam terbuka dan menimbulkan bau yang tidak sedap
Pengolahan sampah seperti ini biasanya sampah tersebut diolah menjadi pupuk, yakni
dengan terbentuknya zat-zat organic yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Adapun
usaha pengolahan sampah, baik skala besar maupun skala kecil, harus mencapai tujuannya,
yakni lingkungan dan masyarakat yang sehat, maka factor yang paling utama yang harus
diperhatikan adalah peran serta masyarakat. Masyarakat harus mau berpartisipasi bila perlu
merubah sikap sehingga bersedia membantu mulai dari pengurangan volume sampah,
tertentu, dibuat untuk menampung sampah dalam jangka waktu paling lama selama 12 jam
sebelum diangkut ke tempat pengolahan akhir sampah. Hal tersebut tercantum dalam (RUU
Sedangkan dalam SPM sendiri disebutkan bahwasanya standar yang harus dicapai adalah
sebesar 80%.
6. Pengobatan.
perubahan sikap dan tindakan individu / masyarakat dalam bidang kesehatan, sehingga
mampu melaksanakan cara hidup sehat bagi diri sendiri maupun lingkungannya.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin, menyusui, bayi, anak balita dan anak pra
ketrampilan para dukun bayi serta pembinanaan kesehatan anak di Taman Kanak-Kanak.
Tujuan program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan
derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarga untuk menuju Norma Kecil keluarga
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai
dengan kala IV persalinan. Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah
tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Target menurut
Keluarga Berencana
penurunan angka kematian bayi, angka kematian balita, dan angka kematian ibu maternal, ini
kontrasepsi yang efektif. Yang termasuk kegiatan KB adalah : Penyaringan ekseptor baru,
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu pasangannya masih
menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. Target menurut
yang kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah
(baik di pedesaan maupun perkotaan), terutama pada anak balita dan wanita. Melalui
program gizi ini dilakukan beberapa usaha yang antara lain melalui perbaikan pada konsumsi
pangan yang makin beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi. Yang termasuk dalam
kegiatan peningkatan gizi adalah SKDN, Gizi Buruk PSG (Bumil KEK, Desa Rawan Gizi,
Asi Ekslusif).
SKDN adalah sistem pencatatan dan pelaporan hasil penimbangan balita di Posyandu.
S adalah jumlah seluruh balita di wilayah kerja posyandu, K adalah jumlah balita
yangmemiliki KMS di wilayah kerja posyandu, D adalah jumlah balita yang di timbang di
wilayah kerja posyandu dan N adalah balita yang di timbang 2 bulan berturut-turut dan garis
Gizi buruk adalah status menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-
score <-3 atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-
kwasiorkor). Target gizi buruk dirawat menurut SPM ialah 100% pada tahun 2010.
PSG adalah kegiatan Pemantauan Status Gizi, termasuk didalamnya (1) Bumil KEK
adalah ibu hamil dengan keadaan kekurangan energi kronis yang di ketahui dri hasil
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA <23,5 cm). (2) ASI Ekslusif adalah pemberian ASI
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, melalui program pernbaikan gizi ini
dilakukan beberapa usaha antara lain melalui perbaikan pada konsumsi pangan yang makin
kesehatan lingkungan pemukiman melalui kegiatan sanitasi dasar. Kegiatan yang dilakukan
selalu mengikut sertakan peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan melalui
analisis dampak lingkungan. Kegiatan Upaya Penyehatan Lingkungan ini bertujuan untuk
merubah, menanggulangi dan menghilangkan unsur fisik yang dapat memberikan pengaruh
jelek terhadap kesehatan masyarakat dengan harapan angka kesakitan terutama penyakit
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar tercapai tujuan seperti yang disebutkan
di atas adalah :
minuman
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
METODOLOGI
3.1. Populasi
Populasi dalam penilitian ini adalah kepala keluarga atau Ibu rumah tangga yang
tinggal di Desa Lembang-Lembang yang berjumlah 557 Kepala Keluarga dari 6 dusun.
3.2. Sampel
Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu adanya perhitungan
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah setengah kepala keluarga yang ada
di Desa Lembang-Lembang pada Tahun 2019. dengan menggunakan rumus besar sampel
Keterangan :
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
n = 556,9
n = 557
3.3. Lokasi
Lokasi atau tempat pelaksanaan kegiatan Praktek Belajar Lapangan II (PBL II) adalah
3.4. Waktu
Kegiatan dari PBL II ini merupakan intervensi dari prioritas masalah yang ditetapkan
pada PBL I. Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan metode PAHO.
Metode PAHO adalah metode penentuan prioritas masalah yang baru di dunia kesehatan.
Metode PAHO juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 1-5. Kriteia ,
yaitu sebagai berikut :
1. Magnitude (luas wilayah), dihitung dengan skor :
( 5 ) Luas Sekali
( 4 ) Luas
( 3 ) Sedang
( 2 ) sempit
( 1 ) Sangat sempit
2. Saverity (besarnya /beratnya kerungian yang ditimbulkan ), dihitung dengan skor:
( 5 ) sangat merugikan
( 4 ) merugikan
( 3 ) cukup merugikan
( 2 ) kurang merugikan
( 1 ) Tidak merugikan
3. Vulnerability ( ketersediaan teknologi untuk menanggulangi masalah ), dihitung
dengan skor:
( 5 ) tidak tersedia
( 4 ) kurang tersedia
( 3 ) cukup tersedia
( 2 ) tersedia
( 1 ) sangat tersedia
4. Community and politycal consen ( perhatian masyarakat dan pemerintah), dihitung
dengan skor :
SPAL-RT 3 3 3 3 3 243 I
Aktivitas
3 3 2 2 2 72 III
Fisik
Tempat
3 3 2 3 2 108 II
Sampah
Luas wilayah Desa Lembang-Lembang ± 28 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut :
4.1.2. Administrasi Desa
Secara administratif Desa Lembang-Lembang terdiri dari enam wilayah dusun yaitu
dusun Lembang-Lembang, Dusun Banu-Banua, Dusun Sepang, Dusun Tabassal, Dusun
Teppo dan Dusun Baua Baru, dari enam dusun tersebut jumlah penduduk masing-masing
dusun adalah Dusun Lembang-Lembang 232 Kepala Keluarga ( 403 Laki-laki, 431
Perempuan ) atau 834Jiwa, Dusun Banua-Banua 170Kepala Keluarga ( 340 Laki-laki, 322
Perempuan ) atau 662 Jiwa, Dusun Sepang 195 Kepala Keluarga ( 318 Laki-laki, 346
Perempuan ) atau 664 Jiwa, Dusun Tabassala 130Kepala Keluarga ( 246 Laki-laki, 259
Perempuan ) atau 505 Jiwa, Dusun Teppo 140 Kepala Keluarga ( 179 Laki-laki, 266
Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Lembang-Lembang
Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.
Tahun 2018
JUMLA
DUSUN H KK L P KK JIWA
Lembang-
232 403 431 232 834
Lembang
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin Perempuan lebih banyak
yaitu sebesar 1.801 (51,2%) dibandingkan dengan jenis kelamin Laki-Laki yaitu 1.677
(48,8%)
Tidak Pernah
1 178 208 386 386 21,30
Sekolah
Tidak Tamat
9 02 01 02 02 0,11
SLTA
10 Sarjana/Diploma 33 17 50 50 2,76
4.2 Hasil
4.2.1 Saluran pembuangan Air Limbah (SPAL)
Tabel 4.
Lembang- 89 15,91
2 24 3,96 31 4,9 19 3,66 15 3,39
Lembang
86 15,15
3 BanuBanua 19 3,66 25 4,3 22 3,69 20 3,5
96 16,4
5 Tabassala 20 3,5 24 3,96 17 3,25 35 5,29
94 18,16
6 Teppo 3 2,44 25 4,3 6 1,03 60 10,39
557 100,0
Total 106 21,25 165 26,27 97 18,52 185 33,56
Berdasarkan hasil pengamatan peserta PBL I dan hasil wawancara dengan responden,
umumnya rumah masyarakat Desa Lembang-Lembang yang memiliki saluran pembuangan
air limbah rumah tangga “Tanpa penampungan Sebesar 33,56 %.
4.2.2 Jamban
Tabel 5.
Tabel 6
Lembang- 87 13,49
2 11 1,20 12 1,57 57 9,60 6 0,54
Lembang
100 18,69
3 Banu-Banua 13 1,65 7 0,78 77 15,79 4 0,40
74 11,7
4 Sepang 6 0,54 6 0,54 60 10,53 2 0,25
78 12,89
5 Tabassala 3 0,25 8 0,80 66 12,38 1 0,17
81 12,99
6 Teppo 6 0,54 20 3,1 54 8,67 1 0,17
557 100,0
Total 46 5,3 68 8,3 423 82,66 20 3,74
4.2.4 Sampah
Tabel 7
Tabel 8
Semi Semi
No Dusun Permanen Permanen Permanen Permanen Lubang
(Batu/Semen (Batu/Semen) (Tong (Tong Terbuka di
) Tertutup Terbuka Keranjang) Keranjang) Halaman
tertutup tertutup
N % N % N % N % N % N %
Banua
1 0 0 30 5,15 0 0 41 8,27 25 5,80 96 19,22
Baru
Banu
3 0 0 38 7,65 0 0 27 4,25 26 5,91 91 17,81
Banua
Berdasarkan tabel diatas dapat lihat bahwa cara penanganan sampah di desa Lembang
– Lembang sebanyak 210 KK (42,06%) adalah dengan cara dibuang Lahan terbuka dan 146
KK (34,29%) di tong sampah tertutup . Hal ini di karenakan kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan.
Tabel 9
Distribusi Aktivitas Fisik (PHBS) di Desa Lembang-Lembang, Kec. Limboro Kab. Polewali
Mandar
Tahun 2019
Aktivitas Fisik
Jumlah
No Dusun Ya Tidak
N % N % N %
Dari uraian pembahasan diatas kami melihat adanya masalah yaitu antara lain :
1. Saluran Pembuangan Air Limbah yang memenuhi standar yakni hanya 33,56 % masyarakat
2. Banyak keluarga yang belum memiliki Tempat pembuangan sampah,yaitu dari 60,45 %.
3. Banyaknya keluarga yang tidak melakukan aktivitas fisik (PHBS) , yaitu 68,82 %
Dari hasil kegiatan PBL II mahasiswa FKM Universitas Al Asyariah Mandar di Desa
Lembang -Lembang, alternative pemecahan masalah sulit untuk dicapai secara maksimal,
karena masalah yang timbul sangat erat kaitannya dengan pola kebiasaan perilaku
menyimpang dan hal tersebut sangat sulit untuk diperbaiki apalagi dalam waktu yang hanya
dalam 14 hari,namun meskipun demikian ada beberapa upaya yang telah kami lakukan
1. Membuat 1 Contoh SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) disalah satu rumah
warga
3. Melakukan penyuluhan PHBS pada anak sekolah SDN 031 Banu Banua.
5. dll
a. Persiapan pelaksanaan
Penentuan desain / bentuk SPAL percontohan yang akan dibuat antara lain:
Desain SPAL
limbah
Pada tabel I
Rp.390.000-,
bersama, yaitu salah satu rumah masyarakat yang berada di Dusun Tabassala Desa
Lembang-Lembang.
c. Waktu pelaksanaan
selasa tanggal 06-09 September 2019, disalah satu rumah masyarakat yang berada di
Gambar I
Proses Pengecoran
menggunakan Kayu
a. Persiapan Pelaksanaan
antara lain
Desain POT
Pada Tabel II
c. Waktu Pelaksanaan
Lembang
bersama-sama/gotong royong
Gambar I
Tabel III
Jumlah 25 Orang
Tabel IV
gigi
a. Tujuan
Tujuan umum
dan gosok gigi dengan baik dan benar) bertujuan agar siswa siswi SDN No.31
kemampuan agar hidup bersih dan sehat dan juga mampu mengaplikasikannya
Tujuan khusus
Siswa siswi SDN No. 31 Banu Banua dapat mengerti apa itu PHBS
Penyuluhan Cuci tangan pakai sabun dan sikat gigi di SDN 031 Banu Banua
Gambar I
Penyerahan hadiah kepada siswa yang berani mempraktekkan cara mencuci tangan
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwasanya dalam sanitasii dasar, yang
2. Sedangkan masalah terbesar kedua adalah mengenai SPAL, hanya beberapa warga yang
memiliki SPAL lubang tertutup sedangkan yang lainnya memiliki SPAL dalam bentuk
terbuka yaitu berupa selokan atau drainase . Namun selokan terlihat tidak berfungsi dengan
3. masih banyak rumah-rumah yang belum memiliki tempat pembuangan sampah.
1. Diharapkan kepada kader dan petugas kesehatan setempat untuk lebih banyak lagi
mempromosikan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat karena masih kurangnya kesadaran
2. Ada peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi dikarenakan adanya
Mandar.
3. Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar bisa menyediakan tempat penampungan sampah
dan saluran pembuangan dirawat dengan baik agar terciptanya kebersihan lingkungan dan
bebas penyakit.
LAMPIRAN
DPL
Andi liliandriani, Ners,. M.kes
KOORCAM
Agung Yusam
KOORDES
Muh. Haswad.H
SEKERTARIS BENDAHARA
ANGGOTA
Filda
Ambar Puspitawati
Hasmia
Anita.s
Darma
Lisnawati
Minggu Minggu
No Nama NPM
Ke-1 Ke-2
1 Muh. Haswad.H
20160409013
2 Agung Yusam
20170409003
3
20180409081
A.Tenri Gustang
4
20170409033
Filda
5
20170409005
Lisnawati
6
20170409023
Anita.S
7
20170409009
Darma
8 Hasmia
20170409017
9 Ayu Andira 20170409033
A.JADWAL
Waktu Jam Kegiatan
C.PENGESAHAN
DPL KORDES MAHASISWA
4. Undangan Pertemuan
Hormat Kami
Mengetahui
Kepala Desa Lembang-Lembang
DAFTAR HADIR
Hari/Tanggal : ........................................................................
Waktu : .......................................................................
Tempat : .......................................................................
Agenda : .......................................................................
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
6. Foto Kegiatan
Gambar 1
Penyuluhan PHBS
LAPORAN PBL II KELOMPOK II DESA LEMBANG-LEMBANG KEC. LIMBORO, KAB. POLEWALI 101
MANDAR
Gambar IV
SEMINAR DESA
LAPORAN PBL II KELOMPOK II DESA LEMBANG-LEMBANG KEC. LIMBORO, KAB. POLEWALI 102
MANDAR
LAPORAN PBL II KELOMPOK II DESA LEMBANG-LEMBANG KEC. LIMBORO, KAB. POLEWALI 103
MANDAR