Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Efidemologi PM dan PTM

Materi : Flu Burung H5N1


Kelompok III:
Saariah
Ambar fuspitawati
Lisnawati

UNIVERSITAS AL-AS’ARIAH MANDAR


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2019
Pengertian
Flu burung yang dikenal dengan avian flu atau avian
influenza (A) adalah penyakit menular yang disebabkan
virus influenza A subtipe H5N1 yang biasa menyerang
unggas tetapi juga dapat menyerang manusia. Virus avian
influenza ini menyerang alat pernapasan, pencernaan, dan
system saraf pada unggas.
Penularan unggas tersebut ialah burung, bebek,
ayam, selain itu dapat ditularkan oleh beberapa
hewan yang lain seperti babi, kuda, anjing laut,
ikan paus, dan musang. Flu burung sendiri di
sebabkan oleh virus H5N1 atau H7N9
 Epideomologi Flu Burung
Penyakit Flu Burung ( bird flu, avian influenza)
ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A dan ditularkan antar unggas.
kekhawatiran terbesar ialah kemungkinan
adanya pergeseran genetik subtipe H5N1 akibat
interaksi dengan virus influenza manusia atau
babi, sehingga menghasilkan subtipe baru yang
virulen dan mudah menyebar dari manusia ke
manusia lainnya.
 Patogenesis Flu Burung

Penyebab AI adalah virus influenza tipe A subtipe


H5,H7,H9 virus H9N2 tidak menyebabkan
penyakit berbahaya bagi burung , tidak seperti H5
dn H7. Awalnya virus influenza A (H5N1) hanya
ditemukan di hewan seperti: burung, bebek, dan
ayyam, tetapi sejak 1997 virus ini mulai menyakiti
manusia, (penyakit zoonosis).
Tanda-tanda Flu Burung
Penyebab Flu Burung
• virus flu burung ini mulanya hanya menyebar antar unggas
(liar maupun peternakan). Namun, virus ini lama-kelamaan bisa
bermutasi menjadi beberapa turunan. Virus yang bermutasi
inilah yang akhirnya bisa menulari manusia. Beberapa turunan
virus tersebut di antaranya adalah H5N1, H7N7, H9N2, H5N6,
H6N1, H7N9, dan H10N8. 
• hanya dua jenis yang mewabah dan menyebabkan tingginya
angka kematian, yaitu H5N1 dan H7N9. 
• Penyakit ini sangat mudah menular, terutama bagi mereka yang
berkontak langsung dengan unggas yang sudah terinfeksi.Di
samping itu, penularan flu burung juga bisa melalui terhirupnya
debu atau kotoran unggas sakit dan mengonsumsi daging
unggas yang tak dimasak hingga matang sempurna.
Sejarah Flu Burung H5N1

 Asal mula Virus H5N1 pertama


kali di temukan pada unggas
 Virus H5N1 pada manusia
pertama kali di temukan di
hongkong
 Pada tahun 2005 virus H5N1
menjadi epidemi yang
mendunia
Gejala Flu Burung
Masa inkubasi virus dari
masuk ketubuh manusia
sampai menimbulkan
gejala adalah 3-5 hari.
Seseorang yang terkena
flu burung akan
mengalami gejala seperti
pusing, demam, sakit
kepala, radang
tenggorokang,
batuk/sesak nafas, pegal-
pegal/nyeri otot, pilek.
Faktor Risiko Flu Burung
Pada dasarnya, flu burung bisa menyerang siapa saja.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan
risiko terjadinya flu burung. Contohnya:
• Mengunjungi pasar unggas dengan kebersihan yang
buruk. 
• Bepergian kedaerah yang memiliki banyak kasus flu
burung. 
• Mengonsumsi daging unggas seperti ayam, bebek,
burung, atau telur yang tidak dimasak dengan
matang sempurna. 
 Flu burung menular melalui kontak langsung dengan unggas
yang sakit atau lingkungan yang terkontaminasi, seperti:
• Menyentuh unggas yang telah terinfeksi, baik yang masih
hidup maupun yang sudah mati.
• Kontak dengan cairan tubuh unggas yang sakit, misalnya
ludah. Atau tidak sengaja menghirup percikan cairan tubuh
tersebut.
• Kontak dengan debu dari kotoran unggas sakit yang telah
mengering atau menghirupnya.
• Menyantap daging atau telurnya dengan tidak dimasak sampai
benar-benar matang. Makan daging dan telur yang matang
tidak akan membuat Anda tertular virus flu burung.
Kasus flu burung di indonesia
Di dalam negeri semua kasus flu burung terjadi hanya dalam kurun
waktu satu setengah tahun (Juli 2005–Januari 2007). Fatalitas kasus
atau case fatality rate (CFR) Indonesia adalah yang tertinggi di dunia
(77,7 persen). Bandingkan dengan CFR China 63,6 persen, Thailand
68 persen dan Vietnam 45,1 persen. CFR Kamboja memang 100
persen, tapi di sana kasus positif lu burung hanya enam – jauh di atas
Indonesia dengan 81 kasus. Pada 2006 saja telah terjadi 46 kasus
kematian dari 56 kasus konirmasi positif lu burung di Indonesia--
angka kematian tertinggi di dunia. Rentang waktu munculnya kasus
lu burung di Indonesia juga semakin pendek. Sebelumnya, jarak
antara kasus pertama dan ke dua adalah dua bulan. Sekarang, rentang
waktu antar-kasus hanya tiga hari (Kompas, 15 Februari 2006).
Peta penyebaran global H5N1
(tahun 2007)

→ Negara dengan kematian unggas akibat H5N1.


→ Negara dengan kematian manusia dan unggas akibat H5N1.
Pencegahan
1. Flu burung dapat dicegah dengan pemberian vaksin, penerapan
biosekuriti, pengendelian lalu lintas media pembawa virus ifluenza A.
2. Tidak menyentuh unggas yang sakit atau mati.
3. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung, dan
pemberian Vaksinasi pada unggas yang sehat.
4. Menggunakan air dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan
masak. Masak unggas dan telur unggas hingga matang
5. Memisahkan unggas dari manusia. Pisahkan unggas baru dari
unggas lama selama 3 minggu
6. Memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit (terutama rumah
sakit rujukan pemerintah) jika mengalami gejala flu dan demam,
terutama setelah berdekatan dengan ungag
7. Usahakan kebersihan kandang dan semprotkan bahan desinfektan
(anti hama)
8. Mencuci tangan dengan sabun setelah kontak langsung dengan
unggas atau produk unggas.
9. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi &
istirahat cukup
Komplikasi Flu Burung
Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada kasus flu
burung adalah pneumonia. Tambahan oksigen dan
alat bantuna pasatau ventilator akan dibutuhkan pada
pasien yang mengalami pneumonia dengan kesulitan
bernapas. Selainitu, pemberian obat-obatan anti
biotik akan diberikan sampai pneumonia sembuh.
Pengobatan Flu Burung
obat-obatan antivirus yang bisadi berikan dalam kasus
flu burung adalah oseltamivir dan zanamivir. Oseltamvir
adalah obat pilihan utama.
• kedua obat ini diperuntukkan guna mengobati flu biasa
dan sangat efektif jika penggunaannya tidak melebihi
dua hari setelah gejala muncul. Obat ini bisa diberikan
secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit
flu burung.
• Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan
zanamivir juga bisa dikonsumsi sebagai obat pencegah
flu burung, terutama diberikan kepada para petugas
medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada
mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan
unggas.

Anda mungkin juga menyukai