FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2019 Pengertian Flu burung yang dikenal dengan avian flu atau avian influenza (A) adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza A subtipe H5N1 yang biasa menyerang unggas tetapi juga dapat menyerang manusia. Virus avian influenza ini menyerang alat pernapasan, pencernaan, dan system saraf pada unggas. Penularan unggas tersebut ialah burung, bebek, ayam, selain itu dapat ditularkan oleh beberapa hewan yang lain seperti babi, kuda, anjing laut, ikan paus, dan musang. Flu burung sendiri di sebabkan oleh virus H5N1 atau H7N9 Epideomologi Flu Burung Penyakit Flu Burung ( bird flu, avian influenza) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan antar unggas. kekhawatiran terbesar ialah kemungkinan adanya pergeseran genetik subtipe H5N1 akibat interaksi dengan virus influenza manusia atau babi, sehingga menghasilkan subtipe baru yang virulen dan mudah menyebar dari manusia ke manusia lainnya. Patogenesis Flu Burung
Penyebab AI adalah virus influenza tipe A subtipe
H5,H7,H9 virus H9N2 tidak menyebabkan penyakit berbahaya bagi burung , tidak seperti H5 dn H7. Awalnya virus influenza A (H5N1) hanya ditemukan di hewan seperti: burung, bebek, dan ayyam, tetapi sejak 1997 virus ini mulai menyakiti manusia, (penyakit zoonosis). Tanda-tanda Flu Burung Penyebab Flu Burung • virus flu burung ini mulanya hanya menyebar antar unggas (liar maupun peternakan). Namun, virus ini lama-kelamaan bisa bermutasi menjadi beberapa turunan. Virus yang bermutasi inilah yang akhirnya bisa menulari manusia. Beberapa turunan virus tersebut di antaranya adalah H5N1, H7N7, H9N2, H5N6, H6N1, H7N9, dan H10N8. • hanya dua jenis yang mewabah dan menyebabkan tingginya angka kematian, yaitu H5N1 dan H7N9. • Penyakit ini sangat mudah menular, terutama bagi mereka yang berkontak langsung dengan unggas yang sudah terinfeksi.Di samping itu, penularan flu burung juga bisa melalui terhirupnya debu atau kotoran unggas sakit dan mengonsumsi daging unggas yang tak dimasak hingga matang sempurna. Sejarah Flu Burung H5N1
Asal mula Virus H5N1 pertama
kali di temukan pada unggas Virus H5N1 pada manusia pertama kali di temukan di hongkong Pada tahun 2005 virus H5N1 menjadi epidemi yang mendunia Gejala Flu Burung Masa inkubasi virus dari masuk ketubuh manusia sampai menimbulkan gejala adalah 3-5 hari. Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala seperti pusing, demam, sakit kepala, radang tenggorokang, batuk/sesak nafas, pegal- pegal/nyeri otot, pilek. Faktor Risiko Flu Burung Pada dasarnya, flu burung bisa menyerang siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya flu burung. Contohnya: • Mengunjungi pasar unggas dengan kebersihan yang buruk. • Bepergian kedaerah yang memiliki banyak kasus flu burung. • Mengonsumsi daging unggas seperti ayam, bebek, burung, atau telur yang tidak dimasak dengan matang sempurna. Flu burung menular melalui kontak langsung dengan unggas yang sakit atau lingkungan yang terkontaminasi, seperti: • Menyentuh unggas yang telah terinfeksi, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. • Kontak dengan cairan tubuh unggas yang sakit, misalnya ludah. Atau tidak sengaja menghirup percikan cairan tubuh tersebut. • Kontak dengan debu dari kotoran unggas sakit yang telah mengering atau menghirupnya. • Menyantap daging atau telurnya dengan tidak dimasak sampai benar-benar matang. Makan daging dan telur yang matang tidak akan membuat Anda tertular virus flu burung. Kasus flu burung di indonesia Di dalam negeri semua kasus flu burung terjadi hanya dalam kurun waktu satu setengah tahun (Juli 2005–Januari 2007). Fatalitas kasus atau case fatality rate (CFR) Indonesia adalah yang tertinggi di dunia (77,7 persen). Bandingkan dengan CFR China 63,6 persen, Thailand 68 persen dan Vietnam 45,1 persen. CFR Kamboja memang 100 persen, tapi di sana kasus positif lu burung hanya enam – jauh di atas Indonesia dengan 81 kasus. Pada 2006 saja telah terjadi 46 kasus kematian dari 56 kasus konirmasi positif lu burung di Indonesia-- angka kematian tertinggi di dunia. Rentang waktu munculnya kasus lu burung di Indonesia juga semakin pendek. Sebelumnya, jarak antara kasus pertama dan ke dua adalah dua bulan. Sekarang, rentang waktu antar-kasus hanya tiga hari (Kompas, 15 Februari 2006). Peta penyebaran global H5N1 (tahun 2007)
→ Negara dengan kematian unggas akibat H5N1.
→ Negara dengan kematian manusia dan unggas akibat H5N1. Pencegahan 1. Flu burung dapat dicegah dengan pemberian vaksin, penerapan biosekuriti, pengendelian lalu lintas media pembawa virus ifluenza A. 2. Tidak menyentuh unggas yang sakit atau mati. 3. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung, dan pemberian Vaksinasi pada unggas yang sehat. 4. Menggunakan air dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan masak. Masak unggas dan telur unggas hingga matang 5. Memisahkan unggas dari manusia. Pisahkan unggas baru dari unggas lama selama 3 minggu 6. Memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit (terutama rumah sakit rujukan pemerintah) jika mengalami gejala flu dan demam, terutama setelah berdekatan dengan ungag 7. Usahakan kebersihan kandang dan semprotkan bahan desinfektan (anti hama) 8. Mencuci tangan dengan sabun setelah kontak langsung dengan unggas atau produk unggas. 9. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup Komplikasi Flu Burung Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada kasus flu burung adalah pneumonia. Tambahan oksigen dan alat bantuna pasatau ventilator akan dibutuhkan pada pasien yang mengalami pneumonia dengan kesulitan bernapas. Selainitu, pemberian obat-obatan anti biotik akan diberikan sampai pneumonia sembuh. Pengobatan Flu Burung obat-obatan antivirus yang bisadi berikan dalam kasus flu burung adalah oseltamivir dan zanamivir. Oseltamvir adalah obat pilihan utama. • kedua obat ini diperuntukkan guna mengobati flu biasa dan sangat efektif jika penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala muncul. Obat ini bisa diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung. • Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung, terutama diberikan kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan unggas.