Anda di halaman 1dari 198

TEORI KEPEMIMPINAN

MODUL KULIAH

Oleh:
Dr. Wirawan, MSL, SpA, MM, Msi
Program Magister Manajemen
Universitas Persada Indonesia YAI
Jakarta 2013

Nama Matakuliah: Kepemimpinan Pendidikan =


Educational Leadership
Jumlah sks: 3 sks
Dosen: Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., MM, Msi.
Jenis matakuliah: Matakuliah Kendali Mutu
Tujuan matakuliah: Setelah mengikuti matakulian
ini mahasiswa mempunyai kompetensi sbb.:
1) Menguasai teori ilmu kepemimpinan pendidikan
& aplikasi
2) Mampu menerapkan ilmu kepemimpinan
pendidikan untuk memimpin dan
mengembangkan lembaga pendidikan

3) Mampu merancang dan melaksanakan


penelitian dan mengembangkan kepemimpinan
pendidikan
) Persyaratan untuk lulus:
1) Kehadiran kuliah minimum 75 %: 10% nilai
2) Mengikuti ujian tengah semester:10% nilai
3) Mengerjakan tugas & persentasi kelompok:
10% nilai
4) Mengikuti ujian akhir semester: 20% nilai
5) Mengikuti ujian kendali mutu: 50%niliai

Literatur
Bush, Tony. 2003. Educational leadership and
management. Thousands Oaks,CA: Sage
Publication.
English, Fenwich W. ed, 2005. The Sage handbook
of educational leadership: Advanced in theory,
research, and practices. Thousand Oaks,CA:
Sage Publication.
Fiore, Douglas J. 2004. Introduction to educational
administration. Larchmont, NY: Eye on Education.
Gupton, Sandra Lee. 2010. The istructional
leadership toolbox: A handbook for improving
practice. Thousand Oaks, CA: Sage Publication.

Lunenburg, Fred C & Ornstein, Allan C. 2008.


Educational administration: Concepts& practice.
Belmore, CA: Thompson.
Wilmore Elaine L. 2007. Teacher leadership:
Improving anda learning from inside the
classroom. Thousand Oaks, CA: Sage Publicati
Wirawan. Kapita selekta teori kepemimpinan , jilid
1 dan 2. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia &
UHAMKA Press
Wirawan. 2009. Budaya dan iklim organisasi: Teori
aplikasi dan kepemimpinan. Jakarta: Salemba
Empat.
Wirawan. 2010. Konflik dan manajemen konflik:
Teori aplikasi dan penelitian. Jakarta: Salemba
Humanika

KONSEP KEPEMIMPINAN
Konsep leadership & management.
Leadership: proses pemimpin menciptakan visi,
mempengaruhi pengikut untuk merealisasi visi.
Manajemen proses menyelesaikan aktivitas
dengan atau melalui orang dan alat secara efisien
untuk mencapai tujuan.
Fungsi kepemimpinan berbeda dengan fungsi
manajemen

Perbedaan kepemimpinan & manajemen


Kepemimpinan

Manajemen

Proses pemimpin menciptakan


visi mempengaruhi pengikut
untuk merealisasi visi

Proses menyelesaikan aktivitas


dengan orang & alat secara
efisien untuk mencapai tujuan

Menciptakan perubahan
Fungsi: menciptakan visi,
mempersatukan,
memotivasi, mengembangkan
budaya organisasi,
menciptakan sinerji,
memberdayakan pengikut,
mewakili sistem sosialnya

Menciptakan stabilitas
Fungsi: planing, organizing,
leading, controlling.

Do the right thing

Do the thing right

Risiko tinggi

Risiko sedang sampai rendah

Konsep management & administration

Ada 2 pendapat mengenai kedua istilah ini:


1. Management dengan administration.
o. Administration merupakan proses menentukan
tujuan dan kebijakan utama suatu organisasi.
o. Sedangkan management proses mencapai
tujuan dan kebijakan.
o. Misalnya pendapat para pimpinan dan staff
Lembaga Administrasi Negara

2. Management =administration.
o. Dalam literatur fungsi management =
administration
Management

Administration

Manajemen perencanaan
Manajemen produksi
Manajemen pemasaran
Manajemen sumber daya
manusia
Manajemen keuangan

Administrasi perencanaan
Administrasi produksi
Administrasi pemasaran
Administrasi sumber daya
manusia
Administrasi keuangan

o. Istilah administration masuk ke Indonesia dari


Belanda pada masa penjajahan Belanda. Waktu
itu istilah mangement tidak dikenal di Indonesia.

o Mereka yang berkerja di pemerintahan &


perusahaan disebut sebagai administrateur
=administrator
o Tahun 1950an istilah management masuk ke
Indonesia dibawa mereka yang sekolah di USA
dan literatur dari USA.
o Di USA istilah managemnt & administration di
pakai dalam praktek:
Pemerintah disebuit sebagai administration:
Obama administration, Bush administration

Mereka yang akan bekerja di lembaga


pemerintah, sekolah di School of Public Administration: Gelar Master of Public
Administration & Doctor of Public
Administration
Mereka yang akan bekerja di organisasi bisnis
sekolah di School of Business Administration:
Gelar Master of Publict Administration & Doctor
of Business Administration.

PENGERTIAN

KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses pemimpin


menciptakan visi dan mempengaruhi pengikut
untuk merealisasi visi sistem sosial.
Di mana ada proses mempengaruhi, di situ ada
proses kepemimpinan. Kepemimpinan terjadi di
sekolah, di mesjid, di perusahaan, di kesatuan
tentara & polisi, di pemerintahan, di kelurga.
Bahkan kepemimpinan ada dalam kelompok
binatang: burung bangau, monyet di India

Predikat untuk pemimpin beragam


tergantung sistem sosialnya
o Di suatu negara pemimpin: presiden,
perdana menteri, menteri
o Di kesatuan tentara: panglima,
komamdan.
o Di perusahaan: Chief Executive Official,
Direktur Utama.
o Di universitas: Rektor, presiden
Sistem sosial adalah suatu sistem yang
berisi organisasi manusia: lembaga,
organisasi, perusahaan, kesatuan dsb.

Organisasi sebagai sistem sosial


Sistem sosial adalah sistem terbuka yang berisi
manusia
Garis batas
Ikatan sinerji
Subsistem
Produksi

Subsistem
Pemasaraan

Budaya
Organisasi
Kepemimpinan
Organisasi

Subsistem
Sumber Daya
Manusia

Pengar
uh

Subsistem
Keuangan

Lingkungan internal
Pengar
uh

Lingkungan Eksternal

Visi & Misi

Teori sistem

Ludwijk von Bertalanffy


Biolog Jerman pencipta
konsep Teori Sistem

Teori Sistem berasal dari teori


biologinya Bertalanffy tahun 1950an.
Formulasi
teori
sistemnya
sbb.:Anorganism is an integrated
system of interdependent structure and
functions. An organism consists of
molecules which must work in harmony .
Each molecule must know what the other
doing. Each one must be capable of
receiving messages
and must be
sufficiently discipled to obey.
Berbeda dengan Teori Gestalt yang
untuk memahami sesuatu harus memahami keseluruhan sesuatu kemudian
memahami bagian-bagiannya, menurut
Teori Sistem, untuk memahami sesuatu,
dimulai dari memahami bagian-bagiannya
kemudian keseluruhannya.
Dari biologi kemudian teori sistem
diadopsi oleh semua bidang ilmu
pengetahuan.

Garis batas sistem. Membatasi sistem de-ngan


lingkunganeksternalnya, Sumber-sum
beberasal dari lingkungan eksternal, diproduksi dalam lingkungan internal, produknya
diperuntukkan lingkungan eksternal.
Subsistem. Satu sistem terdiri dari sejumlah
subsistem (3, 4,5 dsb.) yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda.

2
5

2
4

Kepemimpinan.

Sistem

dipimpin

oleh

kepemimpinanyang
betugas
menciptakan
budaya organisasi; menciptakan sinerji; dan
mengarahkan
semua
subsistem
untuk
bersinerji merealisasi visi dan misi sistem.
Ikatan sinerji:
(1) mengikat subsistemsubsistem menjadi satu kesatuan sistem; (2)
menciptakan sinerji; (3) mengarahkan aktivitas
semua subsistem ke arah pencapaian visi dan
misi. sistem

Sinerji

Sinerji positif: Produksi subsistem-subsistem


(ss) dalam kesatuan sistem lebih besar dari
pada produksi masing-masing subsistem
dijumlahkan. Misalnya, produksi ss1=20, ss2=35,
ss3=40, ss4=50. Sinerji positif keempatnya=>145
Sinerji negatif: Produksi subsistemsubsistem dalam kesatuan sistem lebih kecil
daripada produksi masing-masing
subsistem-subsistem dijumlahkan.Sinerji
negatif keempat ss= 145<

Salah

satu tugas pemimpin dalam menciptakan


perubahan adalah menciptakan sinerji

Visi: apa yang diimpikan apa yang


ingin dicapai, di masa yang akan
datang.
Fungsi: mengarahkan, mendorong dan menarik
ke mana organisasi hsrus menuju; apa yang
akan di capai
Contoh visi Bank Indonesia
o Menjadi lembaga bank sentral yang dapat
dipercaya (kredibel) secara nasional maupun
internasional melalui penguatan nilai-nilai
strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi
yang rendah dan stabil

Misi Bank Indonesia


o Mencapai dan memlihara kestabilan nilai rupiah
melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan
pengembangan stabilitas sistem keuangan
untuk pembangunan nasional jangka panjang
yang berkesinambungan.
Nilai-nilai strategis Bank Indonesia (KITAKompak).
o Kompensasi
o Integritas
o Transparansi
o Akuntabilitas
o Kebersamaan

Budaya organisasi: Agar semua anggota


organisasi berperilaku yang memastikan upaya
pencapaian visi & misi organisasi, ditentukan
nilai-nilai strategis dan kepercayaan organisasi
Contoh nilai-nilai
strategis:
oPengabdian
oProfesionalisme
oKualitas
oLayanan
oPenghargaan
oKerja keras
oIntegritas
oSaintifik
oKebersamaan
oPerkembangan

Mendorong
dan menarik
perilaku warga
organisasi

Untuk
merealisasi
visi dan misi
organisasi

MEMENGARUHI
o Memengaruhi adalah proses pemimpin merubah sikap,
perilaku, penge-tahuan, ketrampilan dsb. para pengikut
agar mampu dan mau merealisasi visi dengan
mempergunakan taktik mempengaruhi.
Dalam proses kepemimpinan terjadi saling memengaruhi
antara pemimpin dan pengikut.
Kekuasaan

Taktik memengaruhi
Pemimpin
(Agen)

Interaksi saling
memengaruhi

Pengikut
(Target)

Pengaruh Agen terhadap Target =


ketergantungan Target terhadap Agen;
Pengaruh Target terhadap Agen =
ketergantungan Agen terhadap Target
Dalam kepemimpinan umumnya pengaruh
Agen terhadap Target lebih besar.
Dalam keadaan tertentu pengaruh Target
terhadap Agen lebih besar.

Taktik mempengaruhi
1. Taktik legitimasi. Menggunakan hak formal
agen karena menduduki posisi tertentu
dalam organisasi
2. Taktik persuasi rasional. Memakai
argumentasi logikal, teori ilmu pengetahuan,
pengalaman praktek, fakta, data, informasi.
3. Taktik permintaan inspirasional. Membangkitkan emosi dengan mengemukakan citacita, nilai-nilai, meningkatkan harga diri untuk
kebaikan bersama
4. Taktik konsultasi. Mengikutsertakan dan
mengkooptasi Target dalam kegiatan

6. Taktik permintaan personal. Mempergunakan


hubungan dan loyalitas hubungan keluarga dan
pertemanan
7. Taktik koalisi. Agen meminta bantuan orang lain
7. Taktik pertukaran. Memberikan imbalan jika
target mematuhi perintah
8. Taktik memberi contoh, Memberi contoh
kepada Target
9. Taktik menekan. Mengemukakan ancaman jika
Target tidak mematuhi perintah.
10. Taktik memberikan sesuatu. Uang, jabatan,
peluang , nilai dsb.

Proses penggunaan taktik mempenngaruhi


Informasi
tentang Target

Analisis Target

Tujuan
mempengaruhi

Memilih Taktik
Yang cocok

tidak
Target
terpengaruh?

Gunakan
taktik lain
ya
Target
terpengaru
h?
tidak

Mempengaruhi
berhasil
ya

Hasil proses mempengaruhi


a. Mematuhi perintah. Sikap dan perilakunya
terpengaruh. Target secara sukarela mematuhi
perintah. Ia merasa memang kewajibannya untuk
melaksanakan perintah.
b. Menuruti perintah. Perilakunya terpengaruh tapi
sikapnya tidak. Target melaksanakan perintah
karena terpaksa,
c. Menolak perintah. Target tidak mematuhi perintah.
# Mengulur-ulur waktu
# Meminta atasan pemberi perintah untuk
mencabut perintah.
# Menyatakan ya, tapi menyabot perintah
# Menolak perintah

Fungsi Kepemimpinan
1. Menciptakan visi
2. Memengaruhi
3. Mempersatukan pengikut
4. Menciptakan, mengembangkan &
melaksanakan budaya organisasi
5. Memanajemeni konflik
6. Memberdayakan pengikut
7. Memotivasi pengikut

Wanita sebagai Pemimpin


Dalam ilmu kepemimpinan hak wanita untuk
menjadi pemimpin sama dengan laki-laki.
Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun
1999 Tentang Pengesahan ILO Convention yang
melarang diskriminasi dalam pekerjaan dan
jabatan.
Dalam sejarah lahir pemimpin wanita yang kuat:
Ben Gureon (Israel), Margaret Tacher (Inggris),
Ratu Sima, Laksamana Malahayati (Indonesia).
Nabi Muhammad sebelum diangkat sebagai Rasul
bekerja untuk Siti Hadijah
Masih banyak orang Indonesia yang berpendapat
wanita tidak layak jadi pemimpin.

Teori Pembebasan Wanita Chizuko Ueno

Chizuko Ueno

Chizuko Ueno, feminis Jepang,


berteori masa Perang Dunia II merupakan masa pembebasan wanita.
Wanita mengalami:
1) Pull factors. Faktor yang menarik
wanita keluar dari rumah. Laki-laki
perang, wanita menggantikannya
di pabrik, rumah sakit, sekolah.
2) Push factors. Mendorong wanita
untuk bekerja di luar rumah karena
pekerjaan rumah bukan pekerjaan
full time seperti sebelumnya.

Push factor stersebut adalah:


Perkembangan teknologi rumah tangga (kompor listrik,
kulkas, setrika listrik, vacum cleaner, mesin cuci);
Makanan siap saji
Jumlah anggota keluarga kecil.
Keinginan keluarga untuk hidup lebih baik dalam
golongan menengah.
Perkembangan pendidikan wanita
Peranan wanita menjadi makin besar dalam kehidupan
politik, ekonomi dan sosial.
Dinegara-negara Skandinavia peranan wanita dalam
bidang politik menyamai jika tidak melampau laki-laki.

Kontroversi wanita sebagai pemimpin


Walaupun dalam ilmu kepemimpinan dan Hadis Nabi
Muhammad setiap orang adalah pemimpin, dan dalam
sejarah banyak muncul pemimpin yang kuat, tapi dalam
dunia Islam dan masyarakat tradisional masih banyak
golongan masyarakat yang berpendapat wanita hanya
pemimpin di rumah tangganya yang harus tunduk
kepada suaminya.
Dalam bidang agama: tidak pernah ada Paus wanita,
Imam Mesjid wanita, Ketua PP Muhammadiyah Wanita,
Ketua PB NU Wanita.
Untuk membantu pengembangan karir wanita di
Universitas di USA disediakan matakuliah khusus:
Women and management; Women and leadership

TEORI KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP


THEORY)
Sebagai suatu cabang ilmu, kepemimpinan
mempunyai banyak teori.
Teori adalah hubungan antara dua variabel atau lebih
untuk menjelaskan fenomena ilmu pengetahuan.
Dalam ilmu sossial teori dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Teori deskriptif. Melukiskan esensi
sesuatu. Misalnya, apa yang dimaksud
dengan pemimpin, pengikut dsb.
2. Teori preskriptif. Bagaimana melakukan
sesuatu. Bagaimana mempengaruhi anak didik,
guru, orang tua dsb.

Teori kepemimpinan deskriptif dan preskriptif


Teori merupakan tulang dan ototnya tubuh ilmu
pengetahuan.
Fungsi teori:
1. Menjelaskan fenomena yang sedang terjadi
2. Meramalkan fenomena yang akan terjadi
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan
4. Membimbing praktek profesi
5. Scientific based living: mengembangkan
kehidupan manusia lebih baik.

Thomas Kuhn
Mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi
2 yaitu:
1) Mature Siences Ilmu pengetahuan yang ma-tang:
yaitu ilmu pengetahuan yang teorinya diterapkan
oleh siapa saja, di tempat yang berbeda dan waktu
yang berbeda untuk fenomena yang sama, hasilnya
akan sama. Contoh: ilmu falak, matematika, fisika.
2) Immature Sciencesilmu pengetahuan yang tidak
matang: ilmu pengetahuan yang teorinya diterapkan
oleh orang yang berbeda, tempat yang berbeda,
waktu yang berbeda terhadap fenomena yang sama,
hasilnya akan berbeda.
Contoh: Ilmu sosial, dan ilmu kepemimpinan.

Teori kepemimpinan banyak jenisnya


antara lain:
(1) Teori kepemimpinan umum
(2) Teori gaya kepemimpinan
(3) Teori kepengikutan
(4) Teori kekuasaan
(5) Teori mempengaruhi
(6) Teori manajemen konflik
Keenam teori tersebut dibahas dalam
modul ini.

Teori-teori kepemimpinan umum


1. Teori pemimpin dilahirkan (leaders are born) vs
pemimpin dibuat (leaders are made)
. Teori Pemimpin Dilahirkan (Leaders are born Theory)
sama dengan Teori Orang Besar (Great Man Theory).
Pemimpin merupakan orang yang dilahirkan dengan
kualitas yang ditakdirkan untuk memimpin.
. Teori Pemimpin Dibuat (Leaders are Made Theory)
menyatakan setiap orang dapat menjadi pemimpin
jika mau mengemban gkan diri.
. Dewasa ini pendapat umum leaders are made.
Siapapun dapat menjadi pemimpin jika mau.
Masyarakat, pers, partai politik, merupakan pembuat
pemimpin.

2. Teori Sifat (Trait Theory)


. Orang dapat menjadi pemimpin karena
mempunyai sifat dan ketrampilan istimewa yang
diperlukan untuk menjadi pemimpin.
. Sifat-sifat tersebut antara lain:
Sifat-sifat yang diperlukan
Pemimpin
Adaptasi pada semua situasi
Sadar mengenai lingkungan sosial
Asesrtf
Kooperatif
Desisif
Dapat dipercaya
Dominan, mempengaruhi orang lain
Enerjetik
Persisten
Toleran terhadap stres
Mau bertanggungjawab

Ketrampilan yang pemimpin

Intelegen, pandai, cerdik


Ketrampilan konsesual
Ketrampilan manusiawi dan sosiao
Kreatif dan inovatif
Diplomatik dan taktis
Komunikator
Pengorganisir
Persuasif
Ketrampilan emosional
Ketrampilan spiritual

3. Teori Perilaku (The Behavioral Theory)


. Orang dapat menjadi pemimpin karena mampu
berperilaku tertentu yang diperlukan
kepemimpinan.
a. Teori X dan Teor Y Douglas McGregor

Douglas McGregor

Theory X and Theory Y dikembangkan oleh Douglas McGregor . Teori


ini merupakan teori motivasi dan
teori kepemimpinan. Karena
pemimpin yang berasumsi Teori X
akan menggunakan kepemim-pinan
yang berbeda dengan yang
berasumsi Teori Y.

Perbedaan asumsi Teori X dan Teori Y


Theory X
1. Rata-rata manusia mewarisi
tidak suka bekerja dan jika
mungkin akan menghindarinya
2. Karenanya sebagian besar
orang harus dipaksa, dikontrol,
diarahkan, diancam dengan
hukuman agar bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Manusia lebih senang
diarahkan untuk menghindari
tanggungjawab, mempunyai
ambisi rendah, akan tetapi
ingin sekurity pekerjaan.

Theory Y
1. Biaya dan upaya mental dalam bekerja adalah
2.

3.
4.
5.

6.

alami seperti bermain dan istirahat.


Kontrol eksternal dan ancaman hukuman bukan
satu-satunya cara untuk membawa upaya
kearah pencapaian tujuan organisasi. Orang
akan melaksanakan pengontolan sendiri- dalam
melayani tujuan dimana ia komit.
Komitmen kepada tujuan organisasi merupakan
fungsi dari imbalan yang berhubungan dengan
prestasi.
Rata-rata manusia belajar, dengan kondisi yang
tepat, tidak hanya menerima akan tetapi
mencari tanggungjawab.
Kapasitas untuk melaksanakan sesuatu
merupakan imajinasi tinggi, kecerdikan, dan
kreativitas dalam dsolusi problem organisasi
tersebar luas pada populasi organisasi
Dalam kondisi-kondisi kehidupan industri
modern, potensi intelektuak hanya
dipergunakan sebagian.

Pemimpin yang berasumsi Teori X akan


menggunakan kepemimpinan yang berbeda.

Kepemimpinan Teori X

Kepemimpinan Teori Y

Kepemimpinan otokratik, birokratik


atau paternalistik

Kepemimpinan partisipatif,
demokratik atau
kepemimpinan bebas

Mengarahkan dan mengontrol ketat


apa yang harus dilakukan,
bagaimana melakukannya, dan
kapan melakukannya.

Memberikan kepercayaan,
dan fasilitas kerja yang
diperlukan para pengikut

Teknik memotivasi menakut-nakuti

Teknik memotivasi dengan


pygmalion effect

dan menghukum
Pengambilan keputusan
sepenuhnya oleh pemimpin

Pengambilan keputusan
partisipatif

b.Teory Z William Ouchi


Theory Z dikemukakan oleh William Ouchi,
seorang guru besar Amerika Serikat keturunan
Jepang. Teori ini sebagai jawaban atas pertanyaan:
Mengapa bisnis Jepang dapat menyaingi bisnis
Amerika Serikat. Padahal industri dan bisnis
Jepang hancur dalam Perang Dunia II. Teori ini
melukiskan sistem organisasi, manajemen dan
kepemimpinan Jepang lebih unggul daripada
Amerika Serikat. Teori ini kemudian juga diterapkan
kepa-da sekolah.

William Ouchi

Prinsip dasar teori Z sbb.:


1) Pekerjaan karyawan untuk
jangka panjang
2) Pengambilan keputusan secara
kolektif
3) Tanggungjawab individual
4) Sistem evaluasi kinerja dan
promosi yang lambat
5) Pengendalian implisit dan tidak
formal yang ditunjang oleh
ukuran standar formal.
6) Pengembangan karir moderat
7) Perhatian menyeluruh kepada
karyawan termasuk keluarganya

Perbedaan organisasi Jepang (Tipe J) yang


melaksanakan Teori Z dan organisasi Amerika
Serikat (Tipe A).
Organisasi Jepang

Organisasi Amerika Serikat

Pekerjaan untuk seumur hidup

Pekerjaan jangka pendek


dengan kontrak kerja.

Evaluasi dan promosi lambat

Evaluasi dan promosi cepat

Jalur karir nonspesialisasi

Jalur karir spesialisasi

Mekanisme kontrol implisit

Mekanisme kontrol eksplisit

Pengambilan keputusan kolektif

Pengambilan keputusan
individual

Tanggungjawab kolektif untuk


unit kerja dan individual untuk
tugas masing-masing pegawai.

Tanggungjawab individual

Perhatian pemimpin holistik

Perhatian tersegmentasi

Prinsip-prinsip kepemimpinan Teori Z:


1) Pengambilan keputusan kolektif bukan
individual. Konsekuensinya membutuhkan
waktu yang lama karena saling
mempengaruhi.
2) Tanggungjawab individual walaupun pengambilan keputusannya partisipatif. Pemimpin
bertanggungjawab atas keputusan yang diambil. Setiap orang harus bertanggungjawab
atas pelaksanaan pekerjaan dan tugasnya.
3) Pemimpin melakukan pengontrolan secara
informal dengan mempergunakan angkaangka standar.

4) Pemimpin memandang bawahannya sebagai


manusia seutuhnya. Bukan saja ketika
bekerja akan tetapi juga ketika tidak bekerja
dan juga istri dan anak anaknya.
5) Pemimpin mengikut sertakan union atau
serikat pekerja dalam melakukanperubahan.
6) Pemimpin mengembangkan kode etik dan
melaksanakannya secara konsisten termasuk
kepada dirinya sendiri.

4. Teori Kepemimpinan transaksional (Transactional


Leadership Theory).
. Dasar dari teori ini adalah kontrak sosial.
. Hubungan antara pemimpin dan pengikut dalam
bentuk transaksi. Pemimpin memberikan sesuatu
kepada pengikut dan mendapatkan sesuatu dari
pengikut (pekerjaan, gaji, status sosial). Pengikut
memberikan tenaga, pikiran, waktu untu bekerja
kepada pemimpin.
. Apa yang diberikan harus sepadan (equity)
dengan yang diperoleh.
. Dalam keadaan krisis di mana sumber sangat
terbatas, kepemimpinan transaksional sulit
dilaksanakan.
. Contoh: Ikan lumba-lumba di Ancol

5. Kepemimpinan transformasional
(Transformational Leadership Theory).
. Pemimpin dan pengikut mempunyai visi, misi
tujuan, dan aspirasi bersama karena persamaan
nasib dan persamaan visi. Upaya pemimpin:
. Memberdayakan para pengikut
. Menstimulasi pengikut agar kreatif dan inovatif
. Saling memotivasi untuk mecapai visi, misi dan
tujuan bersama
. Pemimpin berfungsi sebagai panutan
. Saling mengorbankan diri untuk mencapai tujuan
bersama.
. Pengikut menjadi pemimpin & pemimpin menjadi
pengikut

McGregor Burns

Konsep kepemimpinan transformasiona dimulai dengan McGregor


Burns yang mengemukakan konsep
transforming leadership (kepemimpinan mentransformasi). Prinsip
dasarnya adalah:
1) Pemimpin & pengikut mempunyai
tujuan bersama yang melukiskan
nilai-nilai, motivasi, keinginan,
kebutuhan, aspirasi dan harapan
mereka. Pemimpin bertindak atas
nama dirinya dan atas nama para
pengikutnya.

2) Walaupun pemimpin dan pengikut mempunyai tujuan


bersama akan tetapi tingkat level motivasi dan potensi
mereka untuk mencapai untuk mencapai tujuan tersebut
berbeda.
3) Kepemimpinan mentransformasi berusaha
mengembangkan sistem yang sedang berlangsung
dengan mengemukakan visi yang mendorong
berkembangnya masyarakat baru. Visi ini menyatukan
pemimpin dan pengikut.
4) Mengajarkan para pengikut bagaimana menjadi
pemimpin dengan berpartisipasi aktif dalam perubahan.
5) Tingkat tertinggi dari kepemimpinan menstransformasi
terlaksananya nilai-nilai akhir: keadilan, kebenaran,
kebebasan, kemerdekaan, persamaan, persaudaraan
dalam masyarakat.
Contoh: Mahatma Gandhi, Bung Karno, Martin Luther
King,JR, Mandela.

Benard M.
Bass

Benard M. Bass & B. J. Avolo


mengembangkan istilah Transformational leadership yang
dikenal dewasa ini. Konsepnya
agak berbeda dengan konsep
Kepemimpinan Mentrans-formasi
McGregor Burns. Prinsip
dasarnya adalah 4I:
1) Individual consideration
(perhatian individual).
Pemimpin mengembangkan
para pengikutnya dengan
menciptakan lingkungan dan
iklim yang mendukung.

2) Intellectual stimulation (stimulasilaintelektual).


Pemimpin menstimulasi para pengikut agar kreatif dan
inovatif, memakai imajinasi mereka dan menantang
melakukan sesuatu yang diterima sistem sosial.
3) Inspirational motivation (motivasi inspirasional).
Pemimpin menciptakan visikeadaan di masa yang
akan datangsecara optimis dan dapat dicapai dan
mendorong untuk meningkatkan harapan dan
mengikatkan diri kepada visi.
4) Idealized influence (pengaruh teridealisasi).
Pemimpin bertindak sebagai role model (panutan)
.Menunjukkan keteguhan hati, ketetapan dalam
mencapai tujuan, mengambil tanggungjawab, percya
diri tinggi, siap untuk mengorbankan diri, menghargai
prestasi para pengikutnya.

Perbedaan antara Kepemimpinan Transaksional &


Transformasional
Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transformasional

Berdasarkan transaksi antara


pemimpin dengan pengikut yang
mempunyai perbedaan tujuan dan
kebutuhan.
Ditentukan oleh kekuasaan, posisi,
politik dan janji
Orientasi tujuan jangka pendek dan
data keras.
Nilai-nilai kepemimpinan: kejujuran,
tanggungjawab, keadilan,
menghadiahi komitmen orang.

Berdasarkan kebutuhan orang untuk


mempunyai arti.
Ditentukan oleh tujuan, impian, nilainilai, moral dan etika.
Orientasi kepada tujuan jangka
panjang tanpa mengkompromikan
nilai-nilai dan prinsip manusia.
Nilai-nilai kepemimpinan:
kemerdekaan, keadilan, persamaan,
kesejahteraan manusia.

Kepemimpinan abdi (Servant Leadership


Theory).
. Pendidikan merupakan layanan (services) dari
sekolah kepada warga belajar. Sekolah: kepala
sekolah, guru, tenaga administrasi & tenaga
teknis melayani murid dan orang tua.
. Kepemimpinan sekolah=servant leadership.
6.

Robert Greenleaf mengembangkan Service Leadership


Theory (Teori Kepemimpinan
Abdi). Teori kepemimpinan ini
cocok untuk kepemimpinan
yang menyajikan jasa seperti
lembaga pendidikan.
Robert Greenleaf

Menurut Robert Greenleaf pola servan


leadership sbb.:
Servant-leader is servant first. It begins with
the natural feeling that one wants to serve.
Then concious choice brings one to aspire to
lead. The best is: Do those served grow as
perons; do they,while being served, become
helthier, wiser, freer, more autonomous more
likely themselves to become servant?

Karakteristik pemimpin abdi:


1. Mendengarkan. Mendengarkan yang diinginkan,
dikehendaki dan dikatakan yang dilayani.
2. Empati. Menghormati wargabelajar dan para
pemangku kepentingan lainnya
3. Memberdayakan. Membuat siswa berdaya: tahu
dan mau melakukan sesuatu
4. Transformasional. Pemimpin merealisasi dan
mentrasformasi visi, misi, dan tujuan
pendidikan kepada siswa. Siswa menjadikan
pemimpin sebagai role model atau panutan.
Pemimpin dan siswa akhirnya menyatu.
Hubungan antara mentor dengan protg.

5. Persuasi. Lebih menggunakan kekuasaan


otoritas, keahlian, kharisma dan imbalan bukan
kekuasaan paksa
6. Pelayan. Orang yang harus melayani, bukan orang
yang dilayani.
7. Perkembangan. Komintmen terhadap
perkembangan anak didik, perkembangan ilmu
pengetahuan, perkembangan penerapan ilmu dan
teknologi dan perkembangan kehidupan
masyarakat.
8. Memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, kecerdasan sosial & kecerdasan
spiritual.
9. Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun
karso, tutwuri handayani.
10. Melu handarbeni.

7. Kepemimpinan birokrasi
. Sekolah merupakan organisasi birokratis yang
mempunyai dua induk: Gubernur dan
Mendiknas.
. Manajemen Berbasisa Sekolah bukan berati
sekolah bebas dari birokrasi. Kepala sekolah
merupakan birokrat
. Demikian juga guru, walaupun ia seorang
profesional ia harus tunduk pada birokrasi
sekolah: visi, misi, tujuan sekolah.
. Konsep birokrasi pertama kali dikembangkan
oleh Max Weber, seorng osiolog Jerman.

Prinsip-prinsip birokrasi Max


Weber:

Max Weber
Pencipta Konsep Birokrasi

1. Pembagian kerja berdasarkan


spesialisasi fungsional
2. Hirarkhi otoritas
3. Peraturan menentukan hak dan
kewajiban aparat birokrat
4. Prosedur menentukan proses
melaksanakan fungsi dan tugas
5. Impersonalitas hubungan antar
personal
6. Seleksi dan promosi berdasarkan
kompetensi teknis dalam
melaksanakan tugas dan
kewajiban

Max Weber mengemukakan 3 jenis pemimpin:


1) Pemimpin birokratik (bureaucratic leader).
Pemimpin yang melaksanakan kontrol berdasarkan
ilmu pengetahuan. Melaksanakan kekuasaan
rasional, legal dan pola hirarkhi organisasi.
2) Pemimpin pahlawan kharismatik (charismatic
hero.
Individu yang kepribadiannya berbeda dengan
orang biasa dan dikaruniai kekuasaan
supernatural, manusia super dan kualitas
kepemimpinan kharismatik.
3) Pemimpin tradisional (feudal/princely leader).
Pemimpin tradisional yang melaksanakan
kekuasaan secara sewenang-wenang ,
berdasarkan loyalitas, favoritisme, dan poloitik.

Perbedaan Prinsip Birokrasi dan Profesionalisme


Prinsip Birokrasi

Prinsip
Profesionalisme

Pembagian kerja berdasarkan


spesialisasi fungsional

Pembagian tugas berdasarkan


kompetensi saintifik dan teknis

Hirarkhi otoritas

Otonomi

Sistem peraturan menentukan hak


dan kewajiban birokrat

Pendidikan dan kompetensi


profesional hak dan kewajiban
profesional

Sistem prosedur melaksanakan


layanan

Standarisasi prosedur
melaksanakan layanan

Layanan Impersonalitas dan imparsial

Layanan Personalitas

Seleksi dan promosi berdasarkan


senioritas dan kompetensi teknis
dalam melaksanakan pekerjaan.

Seleksi dan promosi berdasarkan


kompetensi profesional

Dapat terjadi
Maladministrasi

Dapat terjadi
Malpraktek

Disfungsi birokrasi

Disfungsi=apa yang dilakukan birokrat beda dengan prinsip-prinsip


birokrasi yang baik.

Prinsip birokrasi (1)

Fungsi (2)

Disfungsi (3)

Pembagian tugas
berdasarkan spesialisasi

Menghasilkan keahlian dan


efisiensi

Kebosanan, menurun-nya
motivasi kerja

Hirarkhi otoritas

Disiplin, kepatuhan dan


koordinasi

Sentralisasi pengambilan
keputusan, kemacetan
komunikasi

Sistem peraturan

Kontinuitas dan uniformitas

Kekakuan dan ketinggalan


zaman. Peraturan menjadi
tujuan.Bureupathic behavior

Prosedur melakukan tugas

Efisiensi dan dapat


diramalkan proses dan hasil
kerja

Kelambanan proses kerja


karena prosedur dijadikan
tujuan.Pekerjaan dibagi
menjadi loket-loker yang
memperpanjang proses
layanan

(1)

(2)

(3)

Impersonalitas

Rasionalisasi, kesamaan Moril rendah, sering


layanan terhadap klien
menurunkan efisiensi
organisasi,. Sulit
dilaksanakan di Indonesia
yang subur dengan
budaya korupsi, kolusi
dan nepotisme

Seleksi dan promosi


berdasarkan kompetensi
dan kinerja

Insentif, objektivitas
penilaian kinerja,
menghargai senioritas

Konflik antara prestasi


dan senioritas. Seleksi
dan promosi
dilaksanakan berdasarkan
kedekatan dengan pejabat

Apakah birokrasi bertentangan dengan


profesionalisme?
Tidak. Birokrasi tidak bertentangan dengan
profesionalisme tapi saling melengkapi. Istilah
yang banyak dipakai adalah birokrasi
profesional.
Empat jenis birokrasi organisasi
Tinggi

Dimensi
Birokras
i

Birokrasi
Weber

Birokrasi
otokratik
Rendah

Birokrasi
Profesional

Birokrasi
kaos

Dimemsi Profesionalisme

Tinggi

Reformasi Birokrasi
Dalam pelaksanaannya birokrasi menghadapi
praktek-praktek yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip birokrasi:
1) Disfungsi birokrasi
2) Bureaupatic behavior
3) Parkinson Law: organisasi birokrasi punya
kecenderungan membesar dan menjadi tidak
efektif dan efisien
4) Birokrat menyalahgunakan kekuasaannya:
korupsi, kolusi dan nepotisme
5) Birokrasi sebagai alat layanan berubah menjadi
tujuan.

5) Layanan birokrasi lambat dan mahal sehingga


klien yang dilayani dirugikan
) Tibul ejekan terhadap birokrasi:
o) Jika dapat diperlambat mengapa dipercepat
o) Kapitalis birokrat
o) Birokrat itu bernapas saja dibayar
o) Red tape birokrasi
o) UUD=Ujung-ujungnya duit
o) Bukan kesalahan birokrat tapi kesalahan
prosedur.
) Sistem tatanan ekonomi, sosial, hukum,
politik, pertahanan negara rusak, tidak
berfungsi good governance tidak berjalan.

Perlu dilakukan reformasi birokrasi.


o Pengertian reformasi birokrasi=re formasi atau
penataan ulang birokrasi
o Tujuan reformasi birokrasi:
a) Pencapaian good governance=tata
pemerintahan yang baik
b) Menghindarkan maladministrasi
c) Memberikan layanan cepat, akurat dan murah
kepada masyarakat
d) Mencegah KKN

Apa yang dilakukan dalam reformasi birokrasi?


a) Undang-undang dan peraturan layanan publik
b) Undang-undang hak informasi publik
c) Penataan organisasi dan tatakerja: birokrasi
yang ramping, desentralistik, efisien,
bertanggungjawab
d) Penyusunan sistem manajemen: distribusi
kekuasaan, pembagian kerja, prosedur kerja,
target, sasaran, evaluasi hasil dan akuntabilitas.
e) Manajemen kinerja dan evaluasi kinerja birokrat

f) Peningkatan kompetensi, dan pemberdayaan


birokrat
g) Perbaikan sistem renumerasi
h) Pengembangan budaya organisasi: etos kerja,
profesionalisme, kode etik, iklim layanan.
i) Penegakan hukum dan peraturan
j) Pemberantasan KKN

8. Teori Kepemimpinan Kharismatik


. Istilah kharisma.
o. Istilah kharisma berasal dari bahasa Yunani
charisma yang artinya orang yang mempunyai kemampuan melihat sesuatu sebelum
terjadi.
o. Max Weber menyatakan charisma sebagai:
specific gifts have been belived to be
supernatural, not accessibel to
everybody.Menurut Weber., kepemimpinan
kharismatik dapat merubah sistem soasial
berdasarkan persepsi pengikut yang percaya
bahwa pemimpin ditakdirkan mempunyai
kemampuan istimewa.

Dalam ilmu kepemimpinan banyak teori


mengenai kepemimpinan kharismatik. Antara
lain dikemukakan oleh:
David A. Nadler dan Michael L. Tushman.
o Mendefinisikan kepemimpinan kharismatik
sebagai kualitas khusus tindakan pribadi dan
persepsi para pengikut tentang kualitas pribadi
pemimpin yang dimilik pemimpin yang
memungkinkannya memobilisasi dan memimpin
aktivitas secara terus menerus.
o Menurut mereka dimensi & indikator
kepemimpinan kharismatik sbb.:

(1)Pemvisian
(Envisioning)
(2)Pengenerjian
(Energizing)
Menunjukkan
kegairahan personak
Mengekspresikan
percaya diri personal
Mencari, menemukan
dan memakai
kesuksesan

Visi yang mudah


dicerna dan
meyakinkan
Menjelaskan visi
dengan bahasa yang
sederhana mudah
dimengerti dan
emosional.
Menentukan harapan
tinggi
Memodelkan perilaku
yang konsisten

(3) Pemampuan
(Enabling)
Mengekspresikan
dukungan personal
Menunjukkan empati
Mengemukakan
percaya diri
ter hadap
pengikutnya

o
o

Envisioning.
Envisioning adalah menciptakan visi
menciptakan gambaran masa depan yang
diinginkan yang menimbulkan kegairahan untuk
mencapainya.
Visi merupakan kendaraan untuk
mengembangkan komitmen terhadap tujuan
bersama yang jika tercapai menyebabkan orang
berbahagia.
Pemimpin menjelaskan visi dengan bahasa
sederhana, mudah difahami.
Untuk merealisasi visi pemimpin menunjukkan
perilaku dan aktivitas yang konsisten yang
mudah ditiru oleh para pengikut.

Energizing
Pemimpin menciptakan enerji yaitu motivasi
untuk bertindak untuk merealisasi visi.
Pemimpin memotivasi para pengikut untuk
bergerak merealisasi visi.
Pemimpin menunjukkan kegairahan dan enerji
pemimpin sendiri kepada para pengikut serta
kemampuan untuk sukses.
Enabling.
Secara emosionalk pemimpin membantu para
pengikut bertindak merealisasi visi walaupun
harus menghadapi hambatan.
Aktivitas memampukan dilakukan dengan
berbagai cara misalnya:

Pemimpin menunjukkan empati kemampuan


untuk mendengarkan, memahami dan berbagi
perasaan dengan para pengikut.
Menyatakana dukungan, kepercayaan
terhadap kemampuan pengikut untuk
melaksanakan tugas secara efektif walaupun
menghadapi tantangan.
Dengan kegiatan tiga dimensi tersebut
pemimpin menyediakan titik fokus untuk
enerji, harapan, aspirasi kepada para
pengikutnya. Pemimpin juga bertintak sebagai
panutan.

Pengaruh Kepemimpinan Kharismatik


Terhadap Para Pengikut
o Kepemimpinan kharismatik secara
emosional menyatukan para pengikut
dengan pemimpinnya.
o Pengikut sering menjadi emosional dan
irasional kesetiaannya terhadap pemimpin.
o Muncul istilah:Pejah gesang nderek .
Hitam kata hitam kataku.
o Pengkultusan pemimpin. Pemimpin
merupakan manusia yang sempurna.


o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Misalnya: Contoh pemimpin kharismatik:


Para Nabi dan Rasul
Paus
Kiai /ulama
Hitler
Mao Zedong
Bung Karno
Jendral Sudirman
Bin Laden
Bill Gates
Mahatma Gandhi
Martin Luther King, Jr
Nelson Mandela
Thomas Alfa Edison
Mother Theresia

Keterbatasan
o Walaupun kepemimpinan kharismatik sangat
berpengaruh, mempunyai keterbatasan yang
sering menimbulkan masalah:
(a) Ketergantungan dan konterketergantungan.
o Seorang pemimpin kharismatik yang visibel,
enerjetik dan kuat dapat memacu respon
psikologi yang berbeda.
o Sebagian pengikut sangat tergantung kepada
pemimpin. Mereka bertindak menunggu arahan
dari pemimpin dan pasif serta rektif.

o Sebaliknye sejumlah pengikut menjadi tidak


nyaman dan berusaha menunjukkan bahwa
pemimpin salah, menyesatkan dan berusaha
mempermalukannya.
(b) Enggan untuk tidak setuju dengan pemimpin.
Pemimpin kharismatik yang kuat membuat
pengikutnya ragu-ragu untuk tidak setuju
dengannya, Keadaan ini mengarah kepada
kecocokan semu.
(c) Perlunya keajaiban atau majik terus-menerus.
Para pengikut selalu mengharapkan kesuksesan
pemimpin yang dianggapnya manusia hebat. Jika
harapan tersebut tidah terealisir akan
menciptakan krisis kredibilitas kepemimpinan.

(d) Potensi perasaan penghiatanan.


o Jika visi dan apa yang dilakukan pemimpin
tidak berhasil, para pengikut dapat merasa
dikhianati pemimpinnya. Mereka frustrasi dan
marah kepada para pengikut lainnya yang ikut
menciptakan harapan yang gagal.
(e) Kedisfranchisan level manajer di bawahnya.
o Konsekuensi pemimpin kharismatik yang kuat
adalah level manajemen di bawahnya dengan
mudah kehilangan kemampuan untuk
memimpin atau disfranchise.

Apakah kepemimpinan kharismatik dapat


hilang? Dapat.
James Bakker tamatan
Bible College, North
Central University dan
Menikah dengan
Tammy Faye. Setelah
punya pengalaman di
Pat Robersons
Christian
James Baker & Tamy Baker
Brasdcasting Network,
mereka
mendiirikan The PTL Television Network dan sukses.
Keduanya terkenal sebagai Teleevangelist, pendeta yang
berkotbah melalui televisi. Ia kharismatik, pengikut Kristen
Amerika mengikuti kotbah-kaotbah dan program-program
televisinya.

Jessica Hahn

Keduanya kemudian kehilangan


Kepemimpinan kharismatinya dan
bercerai karena:
(1) PTL Club yang didirikannya
mendirikan hotel mewah dan
menjual keanggotaan $ 1,000 untuk
seumur hidup. Menjual lebih
banyak dari pada kamar yang
tersedia di hotel. Uangnya untuk
kepentingan diri sendiri.
(2) Bakker menjalin hubungan
haram dengan Jessica Hahn
--sekretarisnya yang cantik dan
berambisi untuk terkenal dan kaya
raya. Agar Jessica tutup mulut atas
hubungan tersebut Bakker
membayarnya $ 279,000.

o Jessica kemudian go public danmenyatakan


Bakker memperkosanya. Ia menjadi terkenal,
foto bugil di majalah Play Boy, muncul di
acara radio dan televisi yang membuatnya
kaya. Ia kemudian menjadi bintang film.
o Bakker kemudian diadili, juri menyatakan
bersalah dan dihukum pidana dan denda.
o Jim Bakker berubah dari powerfull menjadi
powerless.

Jimmy Lee Swaggart

Rosemary Garcia

o Swaggart -- partor, guru,


penyanyi, pianis dan teleevangelist
kharismatik. Kotbahnya disiarkan ke
seluruh Amerika Serikat da ke 104
negara. Ia pernah ke Indonesia.
o Ia kehilangan kharismanya karena
berhubungan seks dengan pelacur.
Awalnya ia menyangkal
perbuatannya. Akan tetapi ia
kemudian membat pengakuan yang
terkenal sambil menangis:I have
sinned against you, my Lord
Orang memaafkannya.
o Akan tetapi perbuatan itu ia ulangi
dengan Rosemary Garcia seorang
pelacur cantik.

KEKUASAAN (SOCIAL POWER)


Kekuasaan adalah potensi Pemimpin untuk
memengaruhi Pengikut dan potensi
resistensi kekuasaan Pengikut terhadap
upaya memengaruhi Pemimpin.
Pemimpin
(Agen)

Saling memengaruhi

Pengikut
(Target)

Kekuasaan Agen 100 kekuasaan Target 30.


Kekuasaan Agen terhadap Target=100-30=70.

Sifat kekuasaan
a. Kekuasaan tidak terlihat tapi jika digunakan
akibatnya dapat terasa.
b. Kekuasaan terlihat dalam bentuk jabatan,
tanda pangkat, pakaian dinas dsb.
c. Kekuasaan dapat diperoleh, diperbesar,
berkurang dan hilang
d. Dalam suatu organisasi jumlah kekuasaan
terbatas dan didistribusikan kepada para
pemimpin organisasi dalam bentuk hirarkhi
organisasi.

e. Lord Acton:
Power tends to
corrupt and absule power corrupt
absolutely. Great man almost always
bad men, even when they excersice
influence and not authority, still more
when you superad the tendency or
certainty of corruption authority
(surat kepada Lord Creighton).
Sebetulnya kekuasaan itu netral
tidak buruk & tidak baik. Buruk
baiknya
tergantung
pemegang
kekuasaan. Jika berada di tangan
pemimpin yang buruk akan terjadi
abuse of power atau penyalahgunaan
kekuasaan.

Bagaimana mencegah abuse of power?


1) Pebagian kekuasaan melalui delegasi
kekuasaan
2) Pemberdayaan staf
3) Definisi abuse of power
4) Pereaturan dan prosedur mendeteksi abuse of
power
5) Lembaga pendeteksi abuse of power
6) Proses hukum penyalahgunaan kekuasaan
7) Sanksi terhadap penyalahgunaan kekuasaan

Jenis kekuasaan: menurut sumbernya


*Kekuasaan keahlian

Kekuasaan Personal:
sumbernya adalah
kualitas pribadi orang
pemilik kekuasaan

*Kekuasaan kharisma
*Kekuasan koneksi

Kekuasaan
*Otoritas/wewenang

Kekuasaan Posisional:
sumbernya adalah
posisi/jabatan
pemilik kekuasaan

*Kekuasaan paksa
*Kekuasaan imbalan
*Kekuasaan informasi

Teori-teori kekuasaan
o Kekuasaan sudah berabad-abad diterapkan
dan dibahas oleh para pakar seperti
Maxchiavelli, Max Weber dan Lord Acton.
o Secara teori saintifik baru dikemukakan oleh
John R. French, Jr. dan Betram Raven 1959.

John R, French,
Jr.

Betram Raven

Teori French & Raven mengenai kekuasaan:


o Kekuasaan adalah pengaruh dan pengaruh
dalam pengertian perubahan psikologis.
o Perubahan psikologis adalah perubahan
keadaan sistem a bersamaan dengan
perubahan waktu.
o Membagi kekuasaan berdasarkan sumber
kekuasannya sumber hubungan kekuasan
antara Agen (pemilik kekuasaan yang akan
mempengaruhi) dengan Target (orang yang
akan dipengaruhi).
o Sumber kekuasaan: (1) paksaan; (2)imbalan; (3)
keahlian; (4) legitimasi; (5) referensi.

o Berdasarkan sumber kekuasaan tersebut mereka


menggolongkan kekuasaan menjadi:
1) Authority =legitimate power (otoritas atau
wewenang). Kekuasaan yang sah yang berasal
karena ditunjuk atau dipilih menduduki posisi
tertentu.
2) Reward power (kekuasaan imbalan). Kekuasaan
untuk memberikan sesuatu atau tidak
memberikan sesuatu.
3) Coercive power (kekuasaan paksa). Kekuasaan
untuk memaksa seseorang.
4) Expertise power (kekuasaan keahlian).
Kekuasaan yang bersumber pada keahlian dalam
bidang tertentu

5) Reference power (kekuasaan rujukan).


Kekuasaan karena merujuk pada orang,
kelompok orang atau organisasi.
6) Information power (kekuasaan informasi).
Betram Raven dan W. Kruglanski menambahkan jenis informasi ke 6 kekuasaan informasi.
Adalah kekuasaan karena seseorang
mempunyai informasi yang diperlukan dan tidak
dimiliki orang lain.

7) Connection power (kekuasaan koneksi). Paul


Hersey, Kenneth H. Blanchard dan Dewey E.
Johnson menambah jenis kekuasaan ke 7
kekuasaan koneksi. Kekusaan ini bersumber
adanya hubungan dengan orang lain yang
mempunyai kekuasaan (konektor).
Misalnya: Seorang istri pejabat mempunyai
pengaruh terhadap suaminya dalam mengambil
keputusan yang berhubungan dengan organisasi
yang dipimpin suaminya.

Pusat kekuasaan dan kekuasaan koneksi


N
Presiden
Menteri

Kekuasaan N terimbas
oleh kekuasaan
Presiden
Kekuasaan O >
kekuasaan B >
kekuasaan A
*O terimbas oleh
Kekuasaan menteri
*B terimbas oleh
kekuasaan
gubernur
*A terimbas oleh
kekuasaan
kepala sekolah

Gubernur

Pusat kekuasaan

Kepala Sekolah

Makin dekat dan makin ke atas seseorang dengan pusat


kekuasaan makin besar kekuasaan koneksinya

Kharisma (charisma).
o Adalah kualitas pribadi seseorang (agen) fisik
dan atau psikologi seseorang yang mempunyai
keunggulan jika dibandingkan dengan orang lain.
o Keunggulan fisik: gagah, cantik menarik, kekar,
kuat, enerjetik dsb.
o Keunggulan psikologi: pandai, terampil, pandai
berbicara, berkomunikasi, inspirasi, pandai
berakting, kebijakan, pandai mempengaruhi dsb.
o Kualitas pribadi menyebabkan orang lain
terpukau, mempercayai, meniru dan
mengidentifikasikan dirinya, menggunakan
sebagai rujukan, panutan dengan agen tersebut.

Proses Kekuasaan Kharismatik


Kualitas Agen
(Pemimpin) yang
unggul: fisik &
psikologi
Perilaku Agen:
Terobsesi dan
menjelaskan visi
Berkomunikasi
Empati
Percaya diri tinggi
Dominan
Enerjetik dan
bersemangat
Berpikir sebelum berkata
Bersemangat tapi rileks
Humor

Target (Pengikut)
mudah terpengaruh,
terpukau, meniru,
memuja

Potensi Agen untuk


mempengaruhi
tinggi

Apakah setiap orang dapat mempunyai


kekuasaan kharisma?
Dapatseperti jenis kekuasaan lainnya seorang
dapat memperoleh kekuasaan kharisma
Dan dapat kehilangan kekuasaan kharismanya

GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
pemimpin dalam mempenga-ruhi para
pengikutnya.

Pemimpin

Mempengaruhi
mempergunakan
pola perilaku

Pengikut

Bandingkan gaya kepemimpinan Bung Karno,


Suharto, Habibi, Abdurahman Wahit, Megawati,
Susilo Bambang Yudoyono

TEORI-TEORI GAYA KEPEMIMPINAN


1. Studi Ohio State University
. Studi dilakukan oleh J.K. Hemphil & A. Coons
(1557). Dengan mempergunakan dua dimensi ada
4 gaya kepemimpinan sbb.:
Tinggi
C
O
N
S
I
D
E
R
A
T
I
O
N

Rendah

High consideration
&low initiating
structure

Low initiating structure


& low consideration

High consideration &


high iniating
structure
High initiating stucture
& Low Consideration

INIATING STRUCTURE

Rendah

a) Consideration. Adalah tinggi rendahnya


perilaku pemimpin:
) Membantu bawahannya dalam menyelesaikan
tugasnya
) Menyediakan waktu untuk mendengarkan dan
mendiskusikan problem dan keluhan bawahan
) Menerima saran bawahan
) Memperlakukan bawahan dengan cara yang
sama
) Memperhatikan kesejahteraan bawahan

b) Initiating structure. Tinggi rendahnya perilaku


pemimpin:
) Mengkritik & marah kepada bawahannya yang
malas dan berkinerja rendah.
) Memberi tugan kepada bawahannya secara rinci
) Mengingatkan bawahannya untuk mengikuti
prosedur standar kerja dan standar kinerja
) Mengkoordinasi dan mensuvervisi bawahan
secara ketat
) Menentukan target hasil produksi
) Berdasarkan indikator-indikator tersebut
dikembangkan Leadership Behavior Description
Questionaire (LBDQ)

Study University of Michigan


. Institute of Social Research University of
Michigan. Untuk menentukan pemimpin efektif
atau tidak mengelompokkan perilaku pemimpin
menjadi 3 kelompok:
1) Task-oriented behavior. Pemimpin mengkonsentrasikan diri pada perilaku ketugasan:
perencanaan, penskedulan, mengkoordinasi
aktivitas, menyediakan sumber-sumber dan
bantuan teknis kepada bawahan.
2) Relationship-oriented behavior. Pemimpin
menekankan pada hubungan dengan
bawahannya.
2.

3. Studi Rensis Likert.


Dengan mempergunakan hasil studi University of
Michigan,Rensis Likert, Likert mengembangkan 4
jenis gaya kepemimpinan dari sistem 1 sapai
sistem 4.

Rensis
Likert,juga
pencipta Skala
Likert

Likert Muda

Likert Tua

1) System 1: Exploitative authoritative (otoritatif


eksploitatif). Ciri gaya kepemimpinan ini:
) Berorientasi pada tugas yang tersetruktur
tinggi dan tidak percaya kepada bawahannya.
) Otoritarian. Pengambilan keputusan dilakukan
oleh manajemen puncak tidak
mengikutsertakan bawahan dan kemudian
diturunkan melalui rantai komando.
) Para bawahan dimanajemeni dengan cara
menakut-nakuti dan sering dengan
memberikan imbalan. Kepuasan k ebutuhan
mereka pada level fisik dan keamanan.

2) System 2: Benevolent authoritative (Otoritatif


bijak). Ciri dari gaya kepemimpinan sistem 2
adalah:
) Kepercayaan pemimpin terhadap pengikut
rendah seperti tuan kepada budaknya.
) Sebagian besar keputusan mengenai tujuan
organisasi dilakukan oleh pemimpin dan
keputusan operasional pengikut yang ditunjuk.
) Untuk memotivasi para pengikut dipergunakan
imbalah dan hukuman potensial.
) Interaksi antara pemimpin dan para pengikut
merendahkan para pengikut dan mereka dalam
situasi ketakutan.

3) System 3. Consultative (konsultative). Ciri gaya


kepemimpinan ini adalah:
) Pemimpin mempunyai kepercayaan besar kepada
para pengikutnya, akan tetapi tidak sepenuhnya.
) Kebijakan umum dan keputusan dasar ditentukan
pemimpin akan tetapi para pengikut diberi
kekuasaan keputusan operasional pekerjaan.
) Komunikasi dua arah melalui hirarkhi organisasi.
) Memotivasi para pengikut dipergunakan imbalan
dan hukuman dan ikut serta dalam kegiatan.
) Proses pengontrolan pekerjaan di berikan kepada
para pengikut.

System 4: Participative democratic (Partisipatif


demokratic). Ciri gaya kepemimpinan ini adalah:
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya
kepada para pengikutnya.
Pengambilan keputusan didistribusikan sepenuhnya
ke seluruh level organisasi
Komunikasi berlangsung dua arah secara vertikal
dan horizontal
Memotivasi para pengikut dengan partisipasi
menentukan imbalan ekonomi, tujuan, menentukan
metode dan pencapaian tujuan.
Hubungan pemimpin dan para pengikut sangat erat
dan saling percaya.
Tanggungjawab pengontrolan diserahkan kepada
unit-unit bawah.

4. The Leadership Grid Theory (Teori kisi-kisi


kepemimpinan)

Robert R. Blake

Teori ini awalnya dikembangkan


oleh Robert R. Blake & Jane S.
Mouton (1964) kemudian oleh
Robert R. Blake & Anne Adams
McCanse (1991). Menurut Teori
gaya kepemimpinan ini perilaku
pemimpin ditentukan oleh dua
dimensi: Concern for people
(memperhatikan orang )dan
concern for production
(memperhatikan produksi)

1) Concern for people. Tinggi rendahnya pemimpin


memperhatikan dan membantu para pengikutnya
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Indikator dari
dimensiantara lain:
) Komitmen menyelesaikan pekerjaan yang menjadi
tanggungjawab para pengikut.
) Pertanggunganjawaban lebih berdasarkan
kepercayaan daripada kepatuhan
) Percaya diri atau nilai individual
) Mempertahankan dan mengembangkan kondisi
kerja
) Mempertahankan kesamaan upah dan benefit
) Hubungan baik dan pertemanan dengan teman
sekerja

2) Concern for result. Tinggi rendahnya pemimin


memperhatikan pencapaian produksi. Indikator dari
dimensi ini antara lain:
) Perhatian terhadap kuantitas dan kualitas produksi
serta menyelesaikan target kerja tepan waktu.
) Jumlah penelitian dan pengembangan untuk
menciptakan produk baru
) Beban kerja dan efisiensi kerja dalam proses
produksi
) Berdasarkan kedua dimensi tersebut awalnya teori
ini mengemukakan 5 jenis gaya kepemimpinan.
Pada buku yang terakhir menjadi 7 jenis gaya
kepemimpinan.

1,9
C
O
N
C
E
R
N

9,9
Country Club Management
Perhatian ntinggi kepada kebutuhan
pemuasan dengan bawahan yang
mengarah kepada atmosfer dan
waktu kerja yang bersahabat

Team Management
Hasil pekerjaan berasal dari orang-orang
yang bertanggungjawab,
saling tergantung melalui ikatan t
ujuan organisasi yang menimbulkan
hubungan kepercayaan dan saling
menghormati

P
E
O
P
L
E
1,1

8
7
6

5,5
Middle of the Road Management

F
O
R

Kinerja organisasi yang mencukupi dapat dilakukan


melalui menyeimbangkan keperluan untuk bekerja
sambil memelihara moril orang pada tingkat
memuaskan

Impoverished management
Upaya minimum untuk menyelesaikan
pekerjaan yang disyaratkan perlu untuk
Mempertahankan manajemen organisasi

5
4

Authority Compliance Management

Efisien dalam operasi sebagai hasil


mengatur kondisi kerja sedemikian
rupa sehingga manusia saling
berinteraksi seminimum mungkin

9,1
CONCERN FOR PRODUCTION

Gaya kepemimpinan menurut Leadership Grid


Theory.
(1) Gaya 1,9 Country club management
=Manajemen Klub Pedesaan. Ciri daripada
gaya kepemimpinan ini adalah:
Gaya Don worry be happy -- Alon-alon asal
kelakon.
Perhatian tinggi terhadap orang & perhatian
rendah terhadap produksi.
Menciptakan lingkungan kerja yang bersahabat, bahkan sering merugikan produksi.
Produksi kurang penting jika dibandingkan
dengan persahabatan.

(2)Gaya 9,9 Team management =Manajemen


Tim. Ciri gaya kepemimpinan ini adalah:
) Perhatian tinggi terhadap produksi dan
hubungan dengan para pengikut.
) Memotivasi pengikut untuk untuk mencapai
produksi tinggi.
) Ia mengeksploitasi alternatif-alternatif
secara terbuka dan agresif
) Ia fleksibel dan terbuka untuk perubahan.
) Gaya kepemimpinan ini yang dianggap
paling baik

(3)Gaya 5,5 Middle of the Road Management =


Manajemen di tengah jalan. Ciri dari pada gaya
kepemimpinan ini antara lain:
) Perhatian sedang kepada produksi dan orang
) Mempergunakan teknik-teknik yang sudah teruji
baik untuk menghindari risiko.
) Mempertahankan pegawai dan beroperasi pada
batas aman bagi organisasi.
) Mendorong kompromi walaupun sering solusinya
tidak memuaskan

(4)Gaya 1,1 Impoverished Management =


Manajemen memelaratkan. Ciri daripada gaya
kepemimpinan ini adalah:
Sama dengan laissez-fare, free rein atau
pemimpin terima beres.
Perhatian terhadap produksi dan orang
rendah.
Mempertahankan keanggotaan organisasi
dengan menghindari konflik.
Tujuannya orang tetap mau bekerja dan turn
over rendah.

(5)Gaya 9,1 Authority-compliance management


=Manajemen kepatuhan berdasarkan otoritas.
Indikator dari gaya kepemimpinan ini antara
lain:
) Perhatian terhadap produksi tinggi dan perhatian
terhadap orang rendah.
) Orang dianggap sebagai bagian dari alat
produksi.
) Menerapkan kontrol ketat dan unilateral agar
tugas diselesaikan secara efisien.
) Menganggap kreativitas dan hubungan manusia
kurang penting.

(6) Gaya Paternalistik father know best


management = Manajemen paternalistik.
Kharakteristik dari gaya kepemimpinan ini
adalah:
Mencapai hasil tinggi dengan mempergunakan
imbalan dan hukuman untuk mendapatkan
kepatuhan.
Mendorong loyalitas dengan imbalan, lebih
banyak kebebasan untuk melaksanakan
paternalistik.
Pengikut yang menyimpang dihukum dengan
lebih banyak pengawasan dan pembatasan

(7) Gaya kepemimpinan Opportunistic what in


it for me management m = Oportunistik apa
tunistik memakai apa saja gaya grid.
Kharakteristik dari gaya kepemimpinan ini
adalah:
Beradaptasi untuk gaya apa saja untuk
memperoleh keuntungan pribadi maksimum.
Menggunakan gaya apa saja untuk
memperoleh kepercayaan dan percaya diri
dengan orang lain.
Kinerja terjadi dengan sistem pertukaran.

5. Teori Kontinjensi (Contingency Leadership


Theories)
Prinsip dasar teori ini:
6. Tidak ada gaya kepemimpinan yang cocok
untuk semua situasi
7. Gaya kepemimpinan yang tepat tergantung
pada faktor-faktor lingkungan seperti: situasi,
pengikut, tugas organisasi.
. Termasuk dalam kelompok teori ini adalah:

a. Teori Gaya Kepemimpinan Situasiuonal


(Situational Leadership Styles Theory)
Paul Hersey dan Kenneth Blanchard mengembangkan Teori Gaya Kepemimpinan Sistuasional.
Asumsi teori ini adalah:
1. Tidak ada gaya kepemimpinan yang cocok
untuk semua situasi.
2. Gaya kepemimpinan yang tepat ditentukan oleh
kesiapan (readiness) atau kematangan
(maturity) pengikut.
3. Gaya kepemimpinan mempunyai 2 dimensi:
perilaku tugas dan perilaku hubungan.

Paul Hersey

Kenneth Blanchard

Pencipta Teori Gaya Kepemimpinan Situasional

Teori Gaya Kepemimpinan Situasional


Dikemukakan :Paul Hersey & Kenneth Blanchard
P
E
R
I
L
A
K
U

H
U
B
U
N
G
A
N

PERILAKU TUGAS
Participating

Selling

Telling

Delegating
Tinggi

Sedang

Rendah

Readiness 4 R eadiness3 Readiness 2 Readiness 1


Tahu & Mau

Tahu tapi
tak mau

Tak tahu
Tak tahu
tapi tak mau dan tak mau

K P
E E
S N
I G
A I
P K
A U
N T

Kesiapan Pengikut dan Gaya kepemim-pinan


yang cocock:
Kesiapan
Pengikut

Gaya kepemimpinan yg. cocok

Pola perilaku pemimpin

R1

Telling

Memberikan petunjuk secara rinci


melakukan tugan: who,what, when,
where and how to do; pemimpin
mengambil keputusan pengikut
melaksanakan

R2

Selling

Menyediakan petunjuk pelaksanaan


tugas, dialog 2 arah , menjelaskan
peran pengikut, pigmallion efect,
pemimpin mengambil keputusan

R3

Participating

Membagi tanggung jawab untuk


mengambil keputusan, mengkoptasi
pengikut,

R4

Delegating

Medelegasikan pengambilan keputusan pada pengikut; merencanakan


bersama; pengontrolan

b. Teori Konsep Kecocokan Kepemimpinan


(Leadership Match Concept
Leadership Match Concept (LMC)
dikembangkan oleh Fieldler dan
Martin M. Chemers. Teori ini
berasal dari Contingency Model of
Leadership Effectiveness yang
dikembangkan oleh Fiedler. Teori
LMC disusun berdasarkan 2
dimensi sebagai be rikut:
Fred E. Fiedler

1) Gaya kepemimpinan. Hubungan antara


seseorang dengan teman sekrjanya dengan
siapa ia paling tidak ingin bekerja (Least
Preferred Coworkwe =LPC). Untuk mengukur
hal ini dikembangkan LPC Scale. Berdasarkan
LPC Scale (lihat Wirawan 2 halaman 105).
Berdasarkan LPC Scale pemimpin dapat
dikelompokkan menjadi:
a) Pemimpin termotivasi hubungan (Relationship
motivated leaders). Pemimpin jenis ini adalah
mereka yang mendapat skor 73 atau lebih
pada LPC Scale. Ciri daripada pemimpin jenis
ini adalah:

(1)Menekankan kepemimpinannya kepada


hubungan personal yang baik dengan para
pengikutnya.
(2)Memperhatikan apa yang dipikirkan dan
dirasakan para pengikutnya.
(3)Mendorong partisipasi para pengikutnya dalam
mengambil keputusan
(4)Mendorong para pengikutnya untuk kreatif dalam
memecahkan problem.
b) Pemimpin sosio independen (Socio-independent
leaders). Yaitu pemimpin yang LPC Scorenya 6572. Ciri daripada pemimpin jenis ini adalah sbb.:

1) Agak terpisah dan kurang terpengaruh dengan


apa yang dipikirkan para pengikutnya.
2) Lebih terbuka terhadap lingkungannya.
3) Lebih fleksibel dan lebih belajar dari
pengalamannya.
4) Ia mempergunakan semua kemampuannya dalam
berbagai kondisi.
c) Pemimpin termotivasi tugas (Task -motivated
leaders). Adalah mereka yang LPC Scorenya 64
atau kurang. Ciri dari pemimpin jenis ini adalah:
(1)Merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas
pekerjaannya dengan baik.
(2) Lebih memperhatikan prestasi nyata daripada
hubungannya dengan para pengikutnya.

(3)Lebih senang bekerja dengan prosedur operasi


standar yang jelas. Jika tida ada berusaha
membuatnya.
2) Situasi kepemimpinan (Leadership Situation).
Yaitu tinggi rendahnya situasi yang dapat
memberikan pengaruh pemimpin kepada para
pengikutnya
) Ada 3 komponen yang menentukan kontrol dan
pengaruh dalam suatu situasi:
a) Hubungan pemimpin dan pengikut (Leader
member relationship). Tinggi rendahnya pengikut
atau kelompok mendukung dan loyal kepada
pemimpin.Hubungan ini ditentukan oleh dua hal:

(a) Dukungan para pengikut kepada pemimpin


(b) Hubungan antara para pengikut termasuk
perbedaan pendapat dan konflik
Jika pemimpin mendapat dukungan para
pengikut ia tidak perlu mempergunakan
kekuasaan posisionalnya atau struktur tugas.
b) Sttruktur tugas (Task structure). Yaitu sampai
seberapa rinci tugas menyatakan tujuan,
prosedur dan pedoman khusus untuk
melksanakan tugas.
c) Kekuasaan posisional (Positional power).
Sampai seberapa besar posisi atau jabatan
memberikan otoritas atau wewenang kepada
pemimpin untuk menghukum para pengikut.

Untuk mengukur hubungan antara pemimpin dan


pengikut dikembangkan Leader-Member Relations
(LMR) Scale (Lihat Wirawan, jilid 2).
o Skor LMR Scale 30 atau lebih menunjukkan
hubungan baik
o Skor 20-30 menunjukkan hubungan sedang
o Skor di bawah20 menujukkan hubungan yang
buruk.
Untuk mengTugasukur StrChemers uktur, Fiedler
& mengajukan 4 pertanyaan:
(1) Apakah tujuan atau keluaran dengan jelas
dinyatakan atau diketahui? Jika jawabannya ya
maka tugas tersetruktur dan mempermudah
pemimpin melaksanakan tugasnya. Hasil tugas
dapat diukur dengan jelas.

(2) Apakah hanya ada satu cara untuk


melaksanakan tugas? Jikasuatu pekerjaan
dapat dikerjakan secara tepat dengan
mengikuti metode atau prosedur
yangditetapkan, maka tugas tersetruktur.
(3) Apakah hanya satu kemungkinan jawaban
yang tepat atau solusi untuk menyelesaikan
tugas? Jika hanya ada satu solusi yang benar
terhadap suatu tugas maka tugas tersetruktur.
(4) Bagaimana mudah untuk mengecek apakah
pekerjaan telah dilaksanakan dengan benar?
Jika pelaksanaan dan keluaran pekerjaan
dapat diukur dengan jelas maka tugas
tersetruktur.

Untuk mengukur struktur tugas disusun


instrumen Task Struckture Rating Scale (lihat
Wirawan jilid 2).
o Skor Scale 14 atau lebih pemimpin mempunyai
struktur tugas yang tinggi.
o Skor 7-13 struktur tugas sedang.
o Skor 6 atau kurang struktur tugas rendah.
Langkah terakhir dalam mengontrol situasi
adalah mengukur jumlah kekuasaan
posisional yang diberikan kepada pemimpin.
Untuk itu dikembangkan instrumen Position
Power Rating Scale (lihat Wirawan jilid 2).

o Skor 7-10 menunjukkan kekuasaan posisional


tinggi
o Skor 4-6 menunjukkan kekuasaan posisional
sedang
o Skor 3 atau kurang menunjukkan kekuasaan
posisional rendah
Skor hubungan pemimpin dan pengikut; skor
struktur tugas; dan skor kekuasaan posisi
dijumlahkan.

3) Mencocokan gaya kepemimpinan dengan


situasi kepemimpinan
) Kepemimpinan efektif jika gaya kepemimpinan cocok dengan situasi kepemimpinan
yang dihadapinya.
(1) Pemimpin yang termotivasi dengan tugas
atau skor LPC rendah akan efektif di situasi
kepemimpinan tinggi atau rendah
(2) Pemimpin yang termotivasi hubungan antara
pemimpin dengan pengikut atau dengan skor
LPC tinggi, kepemimpinannya efektif jika
berada pada kontrol situasi sedang

Posisi kontrol situasi kepemimpinan


Jumlah Skor

Posisi kontrol
situasi

51-70

Kontrol tinggi

31-50

Kontrol sedang

10-30

Kontrol rendah

(1)Kontrol situasi tinggi. Dalam situasi ini pemimpin


menghadapi:
(a)Lingkungan yang dapat dirama-lkan.
(b) Pemimpin mendapat dukungan dari para
pengikut
(c) Tugas yang tersetruktur tinggi sehingga
setiap orahng mengetahui apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana melakukannya.

(d)Pemimpin mempunyai kekuasaan


posisional tinggi yang memungkinkan
untuk mendukung wewenangnya
denganimbalan dan hukuman yang tepat.
(2) Kontrol situasi sedang. Cirinya menghadapi
problem-problem campuran.
(a) Pemimpin mungkin didukung oleh
pengikutnya akian tetapi dan tidak ia
melaksanakan tugas yang ambigius dan
tidak tersetruktur lemahserta wewenang
formalnya lemah.
(b) Alternatif lain, tugas mungkin tersetruktur dan
jelas, kekuasaan posisionalnya tinggi akan
tetapi para pengikutnya tidak mendukungnya.

(c) Pemimpin harus diplomatis dan bijaksana


serta harus memikirkan perasaan para
pengiukutnya agar mau bekerjasama.
(3) Kontrol situasi rendah. Situasi ini relatif sulit,
sangat menantang dan sering membuat pemimpin
stres. Tugas tidak tersetruktur dan tidak jelas dan
mungkin tidak ada prosedur dan metode kerja
yang pasti. Pengikut tidak senang untuk
mendukung pemimpin yang mempunyai sedikit
kekuasaan agar dapat melaksanakan tugasnya.

Secara menyeluruh Gaya kepemimpinan, Perilaku


dan Kinerja Pemimpin dalam berbagai Situasi
menurut Teori ini sbb.:
Jenis Pemimpin

Kontrol Situasi
Tinggi

Kontrol Situasi
Sedang

Kontrol Situasi
Rendah

LPC Tinggi

Perilaku: Agak
otokratik,
menyendiri dan
terpusat.
Tampaknya
memperhatikan
tugas
Kinerja: Buruk

Perilaku: Sopan
terbuka dan
partisipatif
Kinerja: Baik

Perilaku: Kawatir,
tentatif, sangat
memperhatikan
hubungan
interpersonal.
Kinerja: Buruk

LPC Rendah

Perilaku: Sopan
dan mendukung.
Kinerja: Baik

Perilaku: Tegang.
Terfokus pada
tugas.
Kinerja: buruk

Perilaku: Direktif,
terfokus pada
tugas.
Kinerja: Relatif
bagus.

6. Teori Kepemimpinan Primal (Primal Leadership)

Daniel Goleman

Primal Leadership dikem-ang-kan


oleh
Daniel
Goleman,
Richard
Boyatzis dan Annie McKee. Teori ini
merupa-kan penerapan Teori Kecerdasan
Emosional
(Emotional
Intelligence) dan Kecerdasan Sosial
(Social Intelligence) dalam bidang
kepe-mimpinan. Menurut mere-ka teori
ini
ada
hubungannya
dengan
neurologi atau ilmu syaraf. Sistem
syaraf yang me-nentukan kecerdasan
intelek-tual dan kecerdasan emosional
yang diperlukan seseorang untuk
memimpin orang lain.

Tugas utama pemimpin:


o Menciptakan perasaan baik para pengikutnya.
o Untuk itu pemimpin menciptakan gema
(resonance) reseviar positivitas yang
membebaskan semua yang terbaik yang ada
pada diri orang.
o Pekerjaan utama pemimpin adalah pekerjaan
emosional.
o Emosional intelligence menentukan kesuksesan
kepemimpinan.

Setiap pemimpin memerlukan ketrampilan kecerdasan


emosional yang meliputi kompetensi personal dan
kompetensi sosial:
1) KOMPETENSI PERSONAL. Yaitu kapabilitas
pemimpin untuk memanajemeni diri sendiri.
Kompetensi ini terdiri dari:
a) Kesadaran diri. Yaitu kesadaran diri pemimpin yang
terdiri dar:
(a) Kesadaran diri emosional. Kedaran mem-baca
emosi diri sendiri dan memahami pengaruhnya
untuk pengambilan keputusan.
(b) Penilaian diri yang akurat. Memahami kekuatan
dan kelemahan diri.Pemimpin yang mengetahui
kelemahan dirinya, misalnya akan menggunakan
humor dalam interaksi dengan para pengikutnya.

(c) Percaya diri. Perasaan nilai dan kapabilitas diri.


Pemimpin yang percaya dirinya tinggi dapat
menggunakannya untuk mengerjakan tugas yang
sulit.
b) Manajemen diri sendiri. Yaitu memanajemi diri uantuk
menghadapi situasi kepemimpinan yang terdiri dari:
(a) Mengontrol emosi diri. Mengontrol emosi dan
katahati yang kacau balau. Misalnya, tetap
tenang dan berkepala dingin dalam menghadapi
krisis atau tetap kukuh jika menhadapi cobaan.
(b) Transparansi. Menunjukkan kejujuran dan
integritas serta dapat dipercaya.
(c) Adaptabilitas Fleksibel dalam menghadapi situasi
yang sedang berubah atau menyelesaikan
hambatan.

(d) Prestasi. Mendorong dan memperbaiki


kinerja untuk memenuhi standar diri
terbaik.
(e) Percaya diri. Perasaan, nilai dan kapabilitas
diri.
b) Manajemen diri sendiri. Memanajemeni diri
sendiri dalam kaitannya dengan hubungan
interpersonal.
(a) Mengontrol emosi diri. Mengontrol emosi
kacau dan kata hati.
(b) Transparansi. Menunjukkan kejujuran dan
integritas serta dapat dipercaya.

(c) Adaptabilitas. Fleksibel dalam menghadapi


suatu situasi yang sedang berubah atau
menyelesaikan hambatan.
(d) Prestasi. Mendorong memperbaiki kinerja
untuk memenuhi standar diri terbaik.
(e) Inisiatif. Kesiapan untuk bertindak dan
menangkap peluang.
(f) Optimisme. Dapat bertahan terhadap
hantaman dan kesulitan, melihat peluang
bukan putus asa.

2) KOMPETENSI SOSIAL. Kapabilitas ini menentukan bagaimana pemimpin memanajemeni


hubungan sosial. Kompetensi ini terdiri dari:
a) Kesadaran Sosial. Kesadaran dalam hubungan
interaksi sosial dan terdiri dari:
(a) Empati. Memahami emosi orang lain,
memahami perspektifnya dan mengambil
interes aktif untuk kepentingan mereka.
(b)Kesadaran organisasi. Seorang pemimpin
dengan kesadaran sosial yang tajam
secara politik cerdik dapat mendeteksi
jaringan sosial krusial dan membaca
hubungan kekuasaan kunci.

(c) Layanan. Memahami dan memenuhi


kebutuhan para pengikut/klien.
b) Manajemen hubungan. Memanajemeni
hubungan dengan para pengikut dan klien.
(a) Kepemimpinan inspirasional. Mengarahkan dan memotivasi dengan visi
yang menggiurkan.
(b) Memengaruhi. Menggunakan berbagai
taktik untuk memengaruhi.
(c) Mengembangkan orang lain.
Meningkatkan kemampuan orang lain
melalui bimbingan dan balikan.

(d) Katalisator perubahan. Berinisiatif ,


memanajemeni dan memimpin ke arah
perubahan.
(e) Memanajemni konflik. Menyelesaikan
ketidak sepakatan.
(f) Tim kerja dan kolaborasi. Menciptakan
kerjasama dan pengembangan tim.
Gaya kepemimpinan.
o Menurut Teori Kepemimpinan Primal gaya
kepemimpinan adalah proses pemimpin
menggunakan kecerdasan emosionalnya untuk
mempengaruhi dan menciptakan emosi
kondusif para pengikutnya.

Pengaruh gaya kepemimpinan:


Gaya kepemimpinan:
1. Gaya Kepemimpinan
Resonan
2. Gaya Kepemimpinan
Disonan

Mempengaruhi:
Emosi para
pengikut
Iklim emosi
organisasi
Mempengaruhi
Kinerja Pengikut:

Mempengaruhi
Kinerja
Organisasi

Jenis gaya kepemimpinan. Menurut Teori


Kepemimpinan Primal jumlah jenis gaya kepemimpinan
tak terhitung jumlahnya. Akan tetapi dapat
dikelompokkan menjadi : Gaya Kepemimpinan Resonan
(Resonance Leadership) dan Gaya Kepemimpinan
Disonan (Dissonance Leadership).
1) Gaya Kepemimpinan Resonan.
) Indikator daripada gaya kepemimpinan resonan adalah:
(a) Pengikut dan pemimpin bergetar bersama
(b) Berbagi ide , saling belajar, membuat keputusan
kolaboratif dan menyelesaikan pekerjaan.
(c) Membangun ikatan emosional berdasarkan kecerdasan
emosional yang membuat mereka tetap berfokus pada
ide.Gaya kepemimpinan ini terdiri antaralain dari:

(a) Gaya kepemimpinan Visionari (Visionary).


o Membangun resonan dengan menggerakkan
pengikut ke arah impian bersama.
o Menunjukkan ke mana arah pengikut akan tetapi
tidak menunjukkan bagaimana untuk menuju
kesana.
o Pemimpin memberikan kebebasan berinovasi, melakukan eksperimen dan mengambil risiko.
Pengaruhnya terhadap Iklim Emosional
Organisasi.
o Mendorong iklim emosional ke atas dan
menstransformasi semangat organisasi ke semua
level.
o Pengaruhnya sebagian besar positif

Situasi yang cocok


o Dalam situasi perubahan organisasi yang
memerlukan visi baru
(b)Gaya kepemimpinan melatih (Coaching).
o Membangun resonan dengan menghubung-kan
yang diinginkan orang dengan tujuan organisasi.
o Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan para
pengikut dan mendorong mereka untuk
menyusun tujuan pengembangan jangka panjang
dan upaya mencapainya.
Pengaruhnya terhadap iklim emosional organisasi
o Positif tinggi

Situasi yang cocok


o Untuk membantu para pengikut mengembangkan kinerja dengan membangun kapabilitas jangka panjang
(c) Gaya kepemimpinan afiliatif (Affiliative)
o Membangun resonan dengan menciptakan
harmoni dengan menghubungkan orang satu
sama lain.
o Pemimpin mendorong interaksi
yanmemperluasg harmonis dan semanak.
o Mengembangkan hubungan personal yang
memperluas jaringan dengan para pengikut

Pengaruhnya terhadap iklim emosional


organisasi.
o Positif
Situasi yang cocok
o Untuk mengobati keretakan dalam suatu tim;
memotivasi ketika menghadapi masa stres;
atau memperkuat hubungan.
(d) Gaya kepemimpinan Demokratik
(Democratic)
o Membangun rensonan melalui menghargai
masukan orang lain
o Memperoleh komitmen melalui partisipasi

o Menekankan kemampuan kecerdasan


emosional untuk mengembangkan tim kerja
o Menciptakan kolaborasi, manajemen konflik,
dan menciptakan pengaruh
Pengaruhnya terhadap iklim emosional
organisasi
o Positif
Situasi yang cocok
o Untuk membangun konsensus atau
mendapatkan masukan yang berharga dari
para pengikut.

2)

Gaya kepemimpinan Disonan

) Istilah dissonance berasal dari musik yaitu


suara yang tidak menyenangkan , suara parau
ataonis.u suara yang tidak harmonis.
) Jenis gayaan disonan tak terhitung jumlahnya.
) Teori Kepemimpinan Primal mengemukakan 2
jenis gaya kepemimpinan Disonan sbb.:
(a)Gaya kepemimpinan Perintis Jalan
(Pacesetting). Ciri dari gaya kepemimpinan ini
adalah:
o) Menunjukkan tujuan yang menantang tanpa
penjelasan yang dimengerti oleh para
pengikutnya dan memberi contoh untuk
mencapainya.

o Mengharapkan kinerja dengan standar tinggi


para pengikutnya dan lebih baik hasilnya,
o Mengharapkan menyelesaikan sesuatu lebih
cepat.
o Cepat menunjuk pengikut yang berkinerja
buruk dan memerintahkan untuk meningkatkan
kinerjanya.
o Jika mereka tidak dapat melakukannya,
pemimpin akan melakukannya sendiri.
Pengaruhnya terhadap Iklim emosional
organisasi.
o Jika dilaksanakan buruk, sering pengaruhnya
sangat buruk.

o Jika dilaksanakan tidak tepat, menimbulkan


stres, menurunkan moril, kecewa dan disonan.
Situasi yang cocok
o Untuk memperoleh hasil yang berkualitas
tinggi dati tim yang termotivasi tinggi dan
kompeten.
o Dapat berhasil terutama dalam bidang teknik
untuk pengikut yang profesionalismenya tinggi.
(b) Gaya kepemimpinan mengkomando
(Commanding).
o Sering disebut juga Gaya Kepemimpinan Paksa
(Coercive style).
o Do it because I say so.

o Pemimpin menuntut kepatuhan dengan


segera perintahnya tanpa memberikan
penjelasan alasan perintahnya.
o Jika pengikut tidak mematuhinya, pemimpin
akan menghukumnya.
o Pemimpin tidak mendelegasikan
kekuasaannya, dan melakukan kontrol ketat
setiap saat.
Pengaruhnya terhadap iklim emosional
organisasi
o Karena sering dilakukan secara salah, maka
pengaruhnya negatif tinggi,

Situasi yang cocok


o Dalam keadaan krisis untuk membalikkan gerakan
atau jika menghadapi pengikut yang bermasalah.
Kritik terhadap Teori Kepemimpinan Primal
o Walaupun teori kepemimpinan ini mengekui
kecerdasan intelektual akan tetapi menekankan
kepada kecerdasan emosional dalam prosen
mempengaruhi.
o Mengabaikan peran kekuasaan, sistem
organisasi, teknik pengambilan keputusan dalam
proses kepemimpinan.
o Kurang mempemperhatikan pengikut dalam
proses interaksi kepemimpinan.

o Pengikut hanya dianggap sebagai benda yang


dapat digetarkan oleh kecerdasan emosional
pemimpin. Padahal pengikut juga mempunyai
kecerdasan emosional, kompetensi personal,
yang dapat menciptakan resonan dan disonan
yang juga dapat menggerakkan pemimpinnya.

7. Teori Gaya Kepemimpinan Berbagi Kekuasaan


o. Wirawan dalam bukunya berjudulnKapita Selekta
Teori Kepemimpina : Pengantar untuk praktek dan
penelitian jilid2 Mengembangkan Teori Gaya
Kepemimpinan Berbagi Kekuasaan berdasarkan
pola pikir Robert Tannenbaum & Warren H. Schmidt.
o. Prinsip dasar teori ini adalah:
(1) Kepemimpinan merupakan proses interaksi sosial
antara pemimpin dan pengikut
(2) Dalam interaksi sosial terjadi interaksi kekuasaan
berupa kebebasan masing-masing untuk
menggunakan kekuasaannya. Kebe-basan
pemimpin menggunakan kekuasaan berbanding
terbalik dengan kebebasan pengikut mengguna-kan
kekuasaannya.

Kebebasan pemimpin mempergunakan


kekuasaan berupa merasa berhak:
o Menentukan hak dan kewajiban pengikut.
o Menggunakan hak prerogatifnya
o Menggunakan kekuasaan posisionalnya
o Pengikut mempunyai kewajiban untuk
menghargai hak prerogatif dan mematuhi
mematuhi perintahnya
o Menghukum pengikut jika tidak mematuhi
kekuasaannya
o Mengambil keputusan dan mendelegasikannya
o Menentukan pengikut untuk menggunakan
kekuasaannya

Kebebasan pengikut untuk menggunakan


kekuasaannya:
o Berinisiatif, berkreatif dan berinovatif dalam
melaksanakan tugasnya.
o Mengambil keputusan untuk melaksanakan
tugasnya
o Menolak hak prerogatif dan kekuasaan pemimpin
jika tidak sesuai dengan peraturan dan
kelayakan.
Penerapan gaya kepemimpinan ditentukan oleh:
o Kualitas para pengikut
o Situasi kepemimpinan beroperasi

5 jenis gaya kepemimpinan berdasarkan


kontinum kebebasab pemimpin dan pengikut
dalam melaksanakan kekuasaannya.
Tinggi

Otokratik
Kebebasan
Pemimpin
menggunakan
kekuasaan

Rendah

Paternalitik

Partisipatif

Rendah

Kebebasan
Pengikut
menggunakan kekuasaan
Demokratik

Tinggi

Pemimpin
terima beres

Gaya Kepemimpinan Otokratik. Indikator


daripada gaya kepemimpinan uni adalah:
(o)Kebebasan pemimpin untuk menggunakan
kekuasaan tinggi sedangkan kebebasan pengikut
untuk menggunakan kekuasaan tidak ada.
(o)Semua keputusan kebijakan dan operasional
dilakukan oleh pemimpin dan pengikut hanya
pelaksanaka keputusan.
(o)Pemimpin mempunyai hak prerogatif dan hak
memberi perintah yang harus dihormati dan
dilaksanakan oleh pengikut.
(o)Birokrasi dan hirarkhi ketat.
(o)Sentralisasi tinggi dan tidak ada pendelega-sian
wewenang kepada para pengikut.
(1)

o Komunikasi dilakukan secara formal melalui jalur


hirarkhi organisasi satu arah dari atas ke bawah.
o Komunikasi dari bawah ke hanya atas merupa-kan
pertanggunganjawaban pelaksanaan tugas
pengikutpermintaan pemimpin atau secara
periodik pada waktu yang telah ditetapkan.
o Pemimpin mempunai hak untuk menghukum
pengikut jika tidak mematuhi pemimpin
o Pemimpin can do no wrong atau selalu benar.

(2) Gaya kepemimpinan paternalistis. Indikator dari


gaya kepemimpinan ini adalah:
o Kebebasanpemimpin untuk menggunakan
kekuasaannya tinggi sedangkan kebebasan
pengikut untuk menggunakan kekuasaannya
rendah.
o Tujuan organisasi ditentukan sepenuhnya oleh
pemimpin.
o Pengambilan keputusan kebijakan dan
operasional dilakukan sepenuhnya oleh
pemimpin dengan informasi yang disediakan
pengikut.
o Pengikut memanggil pemimpin dengan sebutan
bapak, ibu, romo, ki, nyi, abang, mbak, father,
frater, paduka yang mulia, datuk dsb.

o Pengikut melaksanakan keputusan dan


memberika balikan hasilnya.
o Pemimpin melaksanakan prinsip yang
dikemukakan oleh Li Hajar Dewantoro: Ing
ngarso sung tulodo, Ing madyo mbangun karso
dan tut wuri handayani.
o Pemimpin menganggap dan memperlakukan para
pengikuitnya sebagai orang yang belum dewasa
dan perlu dibimbing terus-menerus.
o Pemimpin ca do no wrong.

Gaya Kepemimpinan Partisipatif. Indi kator dari


gaya kepemimpinan ini adalah:
(o)Kebebasan pemimpin dan pengikut untuk
menggunakan kekuasaannya sama besar.
(o)Pemimpin memberikan kesempatan kepada
para pengikutnya untuk menggunakan
kekuasaanya.
(o)Pemimpin menentukan visi, misi dan strategi
serta target organisasi dengan dukungan
informasi dan patisipasi para pengikut.
(o)Pemimpin bersama-sama pengikut
mengambil keputusan untuk melaksanakan
visi, misi, strategi dan target organisasi.
(3)

o Pemimpin melakukan pembagian tugas dan


mendelegasikan kekuasaa dan wewe-nangnya
kepada para pengikutnya
(4) Gaya Kepemimpinan Demokratik. Indikator
gaya kepemimpinan ini adalah:
o Kebebasan pemimpin dan pengikut untuk
menggunakan kekuasaanya sedang dan saling
mengontrol.
o Pemimpin tidak dapat mengambil keputusan
tanpa bantuan para pengikutnya dan pengikut
tidak dapat melaksanakan tugasnya tanpa
bantuan pemimpinnya.
o Pengambilan keputusan dilakukan melalui
voting.

o Pemimpin dan pengikut secara bersama-sama


menyusun rencana kegiatan dan dilaksanakan
oleh para pengikut di bawah supervisi
pemimpin.
o Komunikasi berlangsung secara formal dan
informal secara tiga arah: dari atas ke bawah,
dari bawah ke atas, dan menyamping.

(5) Gaya Kepemimpinan Pemimpin Terima Beres


(Free rein, laissez-faire). Indikator gaya
kepemimpinan ini adalah:
o Kebebasan pemimpin untuk menggunakan
kekuasaan sama dengan kebebasan pengi-kut.
Akan tetapi pemimpin menggunakan
kekuasaannya secara minimal.
o Pemimpin bersama pengikut menentukan visi, misi
dan tujuan organisasi.
o Pemimpin menyerahkan sepenuhnya pengambilan
keputusan dan pelaksanaan aktivitas kepada para
pengikut.
o Pengikut mempunyai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas
kepada pemimpin.

Penerapan Teori berbagi kekuasaan:


o Penerapan teori ini ditetukan oleh:
(a) Kualitas para pengikut. Dalam organisasi yang
pegawainya mempunyai kualitas tinggisperti di unit
Risert dan Pengembangan, BPPT dan perguruan tinggi
dapat diterapkan Gaya Kepemimpinan Pemimpin
Terima Beres
(b) Situasi kepemimpinan. Situasi kepemimpinan misalnya
dalam keadaan normal atau dalam keadaan darurat.
Gaya kepemimpinan partisipatif, demokratik misalnya
dapat diterapkan dalam situasi normal. Dalam situasi
darurat dimana keputusan harus diambil cepat yang
cocok adalah Gaya Kepemimpinan Otokratis.
(c) Pemimpin harus mampu mempergunakan berbagai
gaya kepemimpinan.

KEPENGIKUTAN (FOLLOWERSHIP)
Kepemimpinan yang efektif memerlukan
pengikut yang baik.
Nama untuk pengikut: pegawai, bawahan,
anak buah, konstituen, pemangku
kepentingan, junior.
Tidak ada pemimpin dan kepemimpinan
tanpa pengikut dan kepengikutan.
Definisi pengikut: Orang yang berinteraksi
dengan, dipengaruhi dan mempengaruhi
pemimpin serta ikut serta dalam merealisasi visi pemimpin.

Kharakteristik pengikut yang baik:


a) Integritas
b) Mandiri
c) Kompetensi tinggi
d) Adaptif
e) Kesiapan tinggi
f) Berani menderita,
g) berani memberi masukan,
h) berani meninggalkan pemimpin.

Gaya Kepengikutan
o Gaya kepengikutan adalah pola perilaku
pengikut dalam interaksi sosial dengan
pemimpinnya.
o Istilah perilaku dipakai dalam pengertian
dinamis tidak statis. Artinya dalam berinteraksi
dengan pemimpinnya pengikut dapat
mempergunakan berbagai pola perilaku.
o Dalam iolmu kepemimpinan terdapat berbagai
teori kepengikutan yang dikemukakan oleh para
pakar.

a. Teori Kepengikutan Dinamik (Follower


Dinamic).
o. Dikemukakan oleh Joseph A. Strenger, George
E. Manners, JHr. Dan Thomas W. Zimmerer.
o. Menurut mereka pola perilaku pengikut
ditentukan oleh 2 dimensi:
1) Enhancement self (Peningkatan diri sendiri).
o) Yaitu keinginan pengikut untuk berpartisipasi
dalam sistem status dan imbalan organisasi.
Pengikut ingin lebih banyak tanggungjawab
dan risiko. Jadi ingi bermain solo untuk
menjadi bintang dalam mendapatkan status
dan imbalan untuk diri sendiri.

2) Protection of self (perlindungan diri)


o) Yaitu kekhawatiran dari pengikut untuk gagal
dan keinginan untuk melindungi diri dari
kegagalan. Pengikut juga takut konsekuensi
dari kegagalan. Contoh dari perilaku
menghadapi kegagalan adalah apatis, defensif
dan melakukan agresi.
o) Berdasarkan kedua dimensi tersebut, Teori
Kepengikutan Dinamik mengembangkan 9 jenis
gaya Kepengikutan sebagai berikut:

PROTECTION OF SELF
High
E
N
H
A
N
M
E
N
T

High

Medium

S
E
L
F

Low

Low

The Game Player


(Pemain Pertandingan)

The Achiever (Pencapai


Prestasi)

The Kamikaze
(Kamikaze)

Mensubtitut status untuk


kinerja. Memfokuskan pada
isyarat politik. Defensif.
Memepergunakan hubungan
kekuasaan untuk menolak
perubashan.

Produktif. Menetapkan tujuan


terus-menerus. Memerlukan
balikan. Gerakan pasti untuk
perubahan

Tingkat enerji tinggi.


Produktif. Menekankan
pada perubahan organisasi. Sering bodoh.
Dapat menimbulkan
biaya mahal untuk
organisasi

The Bureucrat (Birokrat)

The Super Follower


(Pengikut Super)

The Artist (Artis)


Produktif. Sikap positif

Produktif. Perlindungan diri

ke arah perubahan.
Harus menghitung level
risiko. Sering bekerja
untuk kepuasan diri
sendiri.

Produktif. Senang simbol


status akan tetapi mengena;
keterbatasan personal.
Pengambil risiko rendah.
Mempertahankan status quo.

O
F

Medium

sedang. Sejumlah gerakan


diarahkan untuk perubahan.
Pengikut bernilai tertinggi.

The Apatetic (Apatetik)

The Donkey (Keledai)

Tidak produktif. Defensif.

Tingkat produktivitas rendah.


Tidak punya minat terhadap
sistem formal, statusbalan. Tak
ada gerakan kecuali didorong

Menaraik diri. Apatis karena


takut.

The Deviant
(Penyimpang)
Tak mungkin untuk
dimotivasi. Sikap masa
bodoh. Turn-over-rate
tinggi. Dapat destruktif.

(1) Game Player


Indikator dari gaya kepemimpinan ini adalah:
o Peningkatan diri dan perlindungan diri sendiri
tinggi.
o Berupaya meningkatkan simbol status,
imbalan dan menghindari kegagalan dan
risiko secara terus-menerus.
o Defensif dan resistan terhadap perubahan

(2) The Achiever


Indikator

BUDAYA ORGANISASI
Pengertian
o Budaya organisasi adalah norma, nilainilai,asumsi,kepercayaan, filsafat, kebiasaan
organisasi dsb. isi budaya organisasiyang
dikembangkan dalam waktu yang lama oleh
pendiri, pemimin, dan anggota organisasi yang
disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota
baru serta diterapkan dalam aktivitas
organisasi sehingga memengaruhi pola pikir,
sikap dan perilaku anggota organisasi dalam
memproduksi produk, melayani para
konsumen, dan mencapai tujuan organisasi.

Isi Budaya Organisasi


Artefak

Simbol-simbol, lambang,
bendera
Bahasa & jargon
Seni/ arsitektur bangunan
Kepercayaan
Filsafat organisasi
Norma
Nilai-nilai
Pola perilaku
Cara melakukan sesuatu
Adat-istiadat
Kebiasaan
Harapan
Visi & misi
Etos kerja

Kode etik/ kredo


Dress code
Pahlawan
Sejarah
Ritual/upacara/seremoni
Sumpah/janji/baiat
Cara berkomunikasi
Cara menghormat
Teknologi
Produk organisasi
Struktur dan birokrasi organisasi
Pola hubungan atasan dan
bawahan dan teman sekerja

Kesehatan Organisasi

Organisasi seperti manusia, lahir, tumbuh,


dewasa, kawin (merger), cerai (split), sehat,
sakit , dan mati.
Pemimpin harus mengembangkan dan
mempertahankan organisasinya menjadi sehat.
Ciri-ciri dimensi organisasi yang sehat antara
lain:
a) Memfokuskan pada tujuan. Yaitu kemampuan
untuk memahami dengan jelas, menerima, dan
mendukung pencapaian ntujuan organisasi.
b) Kecukupan komunikasi. Komunikasi terbuka
secara vertikal dan horizontal kesemua unit
organisasi

c) Distribusi kekuasaan merata. Distribusi


kekuasaan dalam bentuk delegasi kekuasaan ke
unit-unit kerja.
d) Pemanfaatan sumber-sumber. Kemampuan untuk
mengkoordinasi distribusi sumber-sumber man,
money, material.
e) Moril. Perasaan kesejahteraan, kepuasan dan
kesenangan untuk orang-orang, kelompok atau
organisasi.
f) Keinovasian. Kemampuan untuk berada dan
membiarkan orang lain menjadi inventif, kreatif,
dan mengambil risiko.
g) Otonomi. Keadaan seseorang, kelompok, atau
organisasi mempunyai kebebasan untuk
memanajemeni sesuatu dalam kekuasaannya.

Hoy

Mentoring

MANAJEMEN KONFLIK
Konflik
adalah
pertentangan
yang
diekspresikan antara dua pihak atau lebih
karena perbedaan tujuan, keterbatasan sumber
dan saling tergantung para pihak.
Kata kunci:
1) Pertentangan : karena perbedaan tujuan,
keterbatasan sumber
2) Dua pihak atau lebih
3) Saling tergantung satu sama lain
4) Diekspresikan melalui kejadian pemicu

Penyebab konflik
Perbedaan
tujuan

Keterbatasan
sumber

Karakteristik
Individu
Penyebab konflik

Interdependensi
tugas

Imbalan
Yang tidak
sepadan

Diskriminasi
Perbedaan
Teori yang dianut

Perlakuan yang
Tidak manusiawi

Asumsi mengenai konflik


3 asumsi mengenai konflik
1) Konflik buruk dan merusak. Konflik merusak
keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan kehidupan karenanya harus dicegah.
2) Konflik netral, tidak baik dan tidak buruk.
Baik buruknya konflik tergantung pada cara
memanajemeni. Jika dimanajemeni dengan
baik akan menghasilkan perkembangan
yang baik. Jika manajemen konflik, hasilnya
akan merusak organisasi.

3) Konflik baik dan menciptakan sesuatu


yang baru. Dalam tingkat tertentu konflik
meningkatkan produktivitas

P
R
O
D
U
K
S
i

Tingkat konflik

Fase-fase konflik:

a.Fase laten. Perbedaan pendapat sudah ada tapi belum


terbuka
b.Fase kejadian pemicu. Terjadi suatu kejadian yang memicu
c.Fase eskalasi.
.Konflik makin membesar, perbedaan makin tajam
.Terjadi polarisasi: kita melawan mereka; saya melawan dia
.Konflik berubah dari konflik organisasi menjadi konflik
antar individu
.Masing-masing pihak berupaya memperbesar
kekuasaannya dengan mencari teman

d. Fase krisis
. Konflik membesar, sering melibatkan pihak lai
. Perilaku pihak berkonflik tidak terkontrol
. Norma, peraturan kode etik diabaikan dan
ditafsirkan untuk keuntungan masing-masing pihak
. Face saving menjadi strategi utama
. Terjadi agresi
d. Fase pascakonflik
. Terjadi resolusi konflik
# Mengatur sendiri
# Bantuan pihak ketiga: mediasi , arbitrasi &
rekonsiliasi

Asumsi mengenai konflik

1. Konflik buruk. Konflik buruk dan merusak


karenanya harus dihindari
2. Konflik netral. Konflik tidak baik dan tidak
buruk. Baik dan buruknya konflik tergantung
cara memanajemeninya
3. Konflik baik. Konflik membangun sesuatu
yang baru. Konflik menciptakan perubahan

Gaya manajemen konflik.


Pola prilaku ketika menghadapi situasi konflik
Teori Thomas & Kilman

A
S
S
E
R
T
I
V
E
N
E
S
S

Competing

Collaborating

Compromising

Avoiding

Accomodating

COOPERATIVENESS

Istilah

Pengettian

Assertiveness
(Keasertifan)

Tinggi rendahnya orang memperhatikan diri sendiri


ketika menghadapi konflik

Cooperativeness
(Kerjasama)

Tinggi rendahnya orang memperhatikan orang lain


ketika menghadapi konflik

Competing
(Kompetisi)

Ingin menang dan mengalahkan lawan konfliknya

Collaborating
(Kolaborasi)

Mencari solusi yang memuaskan sepenuhnya


kedua belah pihak

Compromising
(Kompromi)

Mencari solusi yang memuaskan sebagian kedua


belah pihak

Avoiding
(Menghindar)

Menghidari konflik

Accomodating
(Akomodasi)

Mengalah kepada lawan konflik

Laporan hasil
penelitian

Proses penelitian

Tabulasi & analisi


data

Penelitian
pendahuluan di
altar penelitian

Menjaring data
Menghasilkan
sejumlah problem
penelitian

Menentukan
problem penelitian

Telaah literatur
tentang problem

Kualitatif

Instrumen

Menentukan
metode penelitian

Populasi &
sampel

Analisis dimensi
& indikator
variabel

Kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai