Anda di halaman 1dari 38

NYERI

ABDOMEN
PADA ANAK
Pembimbing
dr. Endang Poerwati,
Sp.A
Oleh : Andrianto Alamsyah

STATUS PASIEN
I.IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : An. N
Usia : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Raya Lenteng Agung No. 44
Agama : Islam
Tanggal Masuk
: Rabu, 9 Mei 2012
Ruangan : Mawar

AYAH
Nama : Tn. T
Umur : 29 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA

IBU
Nama : Ny. R
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA

Anamnesa
Anamnesa dilakukan pada tanggal 12 july 2012.
Keluhan Utama : Demam sejak 5 hari SMRS, serta nyeri
pada perut bawah.
Keluhan Tambahan : Pasien merasa sakit jika BAK dan
menjadi sering BAK.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar orang tua pasien ke RSUD Pasar Rebo
pada tanggal 11 july 2012 dengan keluhan demam sejak
5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam tidak terlalu
tinggi yang dirasakan sepanjang hari siang maupun malam,
demam timbul secara perlahan-lahan, demam turun saat
diberikan obat (paracetamol) tetepi panas timbul kembali
beberapa jam kemudian. menggigil (-), Kejang (-), Mengigau
(-), mencret (-), muntah (-), mual(-), Batuk (-), Pilek (-), Sakit
bila menelan (-), Sesak (-), kesadaran baik.

Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah perut yaitu dibawah pusar, nyeri
menetap, waktu timbulnya nyeri tak terduga, perut sakit saat berjalan (+).
Pasien juga mengeluhkan menjadi sering berkemih serta sakit dan timbul rasa
panas saat berkemih. Jumlah BAK sedikit, dan kencing berwarna kuning keruh
(teh). Ibu pasien mengatakan 2 minggu yang lalu pasien mengalami sakit pada
pinggang yang dirasakan selama 5 hari kemudian sakit dibagian pinggang
menghilang. Dan pasien menjadi sering mengompol, sebelumya Pasien sudah
tidak mengompol, riwayat trauma (-). Nafsu makan berkurang, Minum baik, BAB
lancar. Pasien belum berobat ke kelinik atau ke dokter untuk mengobati
penyakitnya, tetapi hanya membeli obat penurun panas di apotek.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal pasien.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

Riwayat Kehamilan
Ibu G1P0A0, kontrol kehamilan rutin. Ibu mengalami tekanan darah tinggi selama
kehamilan. Riwayat muntah - muntah diawal kehamilan. Perdarahan, trauma,
bengkak anggota gerak, dan sakit selama kehamilan disangkal.
Riwayat Persalinan
Pada persalinan, ibu mengalami persalinan normal pervaginam dengan usia
kehamilan 38 minggu. Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, berat badan
lahir 3200 gram, panjang 47 cm, menangis kuat, gerak aktif dan tidak mengalami
sesak serta kebiruan setelah lahir.


Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi menurut pengakuan ibu pasien lengkap. Pasien di imunisasi
BCG pada usia 2 bulan, imunisasi DPT diberikan pada usia 2, 4, 6 bulan lalu
dilakukan booster pada usia 18 bulan, imunisasi polio dilakukan pada usia 0,
2, 4, 6, bulan imunisasi hepatitis B diberikan pada usia 0,1,6 bulan. Terakhir
adalah campak pada usia 9 bulan dan 5 tahun.

Riwayat nutrisi
Sang anak diberikan ASI eksklusif pada usia 0-4 bulan. Usia 6-10 bulan
diberikan ASI ditambah bubur susu serta buah-buahan 2x. pada usia 10 12
anak diberikan ASI ditambah PASI , nasi tim serta buah-buahan. Usia 1
tahun sampai sekarang anak diberikan makanan menu keluarga.

Riwayat perkembangan
Perkembangan (sejak lahir sampai sekarang) ibu tidak ingat jelas, ibu
mengatakan mulai bisa tengkurap pada usia 4 bulan, mulai duduk pada usia
6 bulan, merangkak pada usia 7 bulan, berdiri pada usia 1 tahun, berjalan
pada usia 1.5 tahun berbicara pada usia 15 bulan.
Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Pendapatan keluarga tidak teratur Rp. 1.500.000,- setiap bulan, digunakan
untuk menghidupi keluarga yang terdiri ayah, ibu dan 1 anak. Pasien tinggal
bersama orangtuanya, rumah ukuran 6x9 m2. Kamar tidur 1, ruang tamu,
dapur. Dinding dari tembok, lantai semen dan atap asbes. Ventilasi dan
pencahaan cukup. Kamar mandi di belakang rumah, sumber air minum dari

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Suhu
: 38,30C
Respirasi : 24 x / menit
Nadi
: 112 x/menit
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Berat badan : 15 kg
Tinggi badan : 105 cm
Status gizi pada pasien ini dilihat dari berat badan 15 kg
dan tinggi badan 105 cm, badan terlihat kurus, tidak
tampak edema.
Berdasarkan kurva CDC
BB/U: 15 / 18,5 x 100% = 81 %,
TB/U : 105 / 108 x 100% = 97 %,
BB/TB: 15/18 x 100% = 84 %.
Kesimpulan status gizi pasien ini adalah gizi kurang.

PEMERIKSAAN FISIK
Kulit : Kulit pasien berwarna sawo matang, memiliki turgor kulit baik, tidak
tampak ikterus, dan tidak ada petechiae.
Kepala : Normocephal, rambut hitam, tidak mudah dicabut
Mata
: Conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Mata bentuk normal,
palpebra superior dan inferior tidak cekung, kornea jernih, pupil bulat isokor
3 mm, refleks cahaya(+)
THT : hiperemis (-), deviasi (-), nyeri tekan (-)
Leher : KGB tidak teraba, Takea deviasai (-)
Thoraks: Simetris saat statis dan dinamis, krepitasi (-), fraktur (-), massa (-)
Pada perkusi terdengar sonor pada kedua lapang paru.
Cor : Inspeksi tidak tampak pulsasi ictus cordis.
Pada palpasi teraba pulsasi ictus cordis.
Pada perkusi terdengar redup,
Sedangkan pada auskultasi bunyi jantung I - II reguler. Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen: Inspeksi simetris datar.
palpasi teraba Supel, nyeri tekan pada kuadran Suprapubik (+), Undulasi (-).
Perkusi timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness (-).
Auskultasi terdengar bising usus (+) dalam frekuensi normal.
nyeri Ketuk CVA (-)
Ekstrimitas : Akral hangat, Edema (-) di keempat ekstrimitas

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada tanggal 11 July 2012
Hematologi
Hb
: 12 g/dL
Hematokrit
: 35 %
Leukosit
: 6.730 uL
Trombosit
: 237.000 uL
Serologi (Widal)
S Typi O
: (+) 1/160
S Typi H
: (+) 1/320
S Typi AH
: (+) 1/80

11 july 2012

13 july 2012

Nilai normal

Teh

Kuning

Kuning

Keruh

Jernih

Jernih

pH

6,5

7,0

4,8-7,4

BJ

1,005

1,010

1,015 1,025

Glukosa

Bilirubin

+/ Positif 2

Keton

+ Positif 2

Darah

Protein

+ Positif 2

Nitrit

+ Positif

Leukosit

+ Positif

Leukosit

5-6

1-2

/LPB

Eritrosit

1-2

1-2

/LPB

Silinder

Sel epitel

Kristal

Bakteri

Lain-lain

Pemeriksaan
Urinalisa
Warna
Kejernihan

Urobilinogen

Sedimen urin

Pada tanggal 13 July 2012


Hematologi
LED : 16 ( Dewasa < 20, Anak < 10 )
Immunologi / Serologi 1
ASTO : (-)
CRP Kuantitatif : 32 mg/dl ( < 6 )
Kimia Darah
Fungsi Hati
Albumin : 3,2 g/dl (3,0 5,2)
Globulin : 3,2 g/dl (< 2)

Fungsi Ginjal
Ureum
: 9,6 mg/dl (< 48)
Kreatinin Darah : 0,4 mg/dl (0,35 0,9,3)

Pada tanggal 15 July 2012


Immunologi / Serologi 1
IgG Anti Salmonella
: (-) / Negatif
IgM Anti Salmonella : (-) / Negatif
Hematologi
Hb : 12 g/dL
Hematokrit : 35 %
Leukosit : 7.000 uL
Trombosit: 344.000 uL

RESUME
Pasien perempuan berusia 5 tahun datang ke RSUD Pasar Rebo
dengan keluhan febris sejak 5 hari SMRS. Febris dirasakan
sepanjang hari. Nyeri abdomen dirasakan di Suprapubik, nyeri
menetap, waktu timbulnya nyeri tak terduga, sakit saat berjalan
(+). Ibu pasien mengatakan 3 minggu sebelumnya pasien
mengalami nyeri pada pinggang selama 5 hari dan enuresis
(+), Keluhan berkurang setelah meminum obat (paracetamol).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang dan compos mentis, tanda vital pasien seperti tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 112 x/menit, nadi teratur, dan isi
cukup, suhu 38,3 0C, dan pernapasan 24 x / menit. Pada
pemeriksaan thorax dan jantung tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan abdomen, didapatkan nyeri tekan pada kuadran
bawah (suprapubik). Pada pemeriksaan genitalia eksterna dan
ekstremitas tidak tampak tanda-tanda radang.
Pada pemeriksaan urin lengkap tanggal 11 july 2012 didapatkan
warna teh, keruh, PH 6,5 berat jenis 1,050, nitrit (+). Protein
(+2), glaukosa (-), keton (+2), bilirubin (+2), urobilinogen (-).
Pada pemeriksaan sedimen urin didapatkan leukosit (+5-6),
eritrosit (+1-2), epitel (+), epitel (+), Bakteri (+), tidak ada
Kristal dan silinder. Pada tanggal 15 DBN

DIAGNOSIS KERJA
Diagnose kerja pada pasien ini adalah
Nyeri Abdomen ec. Infeksi saluran
kemih,

DIAGNOSIS BANDING
Demam Typhoid

RENCANA PENGELOLAAN

Rencana Pemeriksaan
Rencana usulan pemeriksaan lanjutan adalah dilakukan
biakan urin

Rencana terapi
Segera buat kultur urin dan darah
Bed rest
Terapi yang diberikan adalah IVFD 3B 15 tpm makro,
Ceftriaxon 2 x 1 gr iv,
metamizol 3 x 300 mg iv.
Curvit Syr 2 x 1 cth
PROGNOSIS
Prognosis quo ad Vitam adalah ad bonam,
Prognosis quo ad Fungtionam adalah ad bonam,
Dan Prognosis quo ad Sanationam adalah ad bonam.

Tinjauan Pustaka
Nyeri Abdoment

Definisi
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan regio
inguinalis. Akut Abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri
perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta
membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya.
Sakit perut berulang didefinisikan sebagai serangan sakit perut
yang berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan
dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas
sehari-hari.

Epidemiologi
Sakit perut berulang biasanya terjadi pada anak usia 5 14 tahun,
dengan frekuensi tertinggi pada usia 5-10 tahun. Sakit perut terjadi
pada 10 12% anak laki-laki usia 5 10 tahun dan menurun
setelah usia itu. Anak perempuan cenderung lebih sering menderita
sakit ini dibandingkan anak laki-laki ( 5:3). Sakit perut ini jarang
terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan di atas 15 tahun.

Intra-abdominal
Saluran cerna

Di luar

saluran cerna
Malrotasi

Ekstraabdomin

Lain-lain

al
Hematologi

Keracunan timbal

Hati,limpa,pankreas

Porfiria

Duplikasi

Leukimia

Epilepsi perut

Pankreatitis kronik

Limfoma

Migrain

Gastritis

Sickle cell

Hiperlipidemia

Kolelitiasis

anemia

Edema

Thalasemia

angioneurotik

Hernia inguinal

Hepatitis

Volvulus

Purpura Henoch

Splenomegali masif

Schonlein

Ulkus peptik
Kolitis ulserasi

Saluran

kemih dan
kandungan
Malabsorbsi
Pielonefritis
Laktosa
Hidronefrosis
Refluks GI

Batu ginjal
PID

H.pylori

Dismenore

Apendisitis

Kista

ovarium
Kronik
Endometriosis
Divertikulum

Kehamilan

Patofisiologi
Reseptor rasa sakit
Impuls aferen
traktus digestivus
dimulai oleh
terletak di sistem
regangan
saraf otonom di
jaringan yang
mukosa usus
meradang
Impuls nyeri
(Serabut
saraf C)
meluas dari
ligamentum treitz
Mencapai
sampai flexura
medula spinalis
hepatika di
segmen thorakal
segmen thorakal
6,7,8 (nyeri
11,12 serta
dirasa di
segmen lumbal I
epigastrium)
(nyeri dirasa di
suprapubik,
menjalar ke
labium/skrotum)
Impuls nyeri meluas ke
serabut aferen somatis
radiks spinalis segmentalis
(nyeri dirasa di

Bersama dengan
saraf simpatis
menuju ganglia
pre dan para
vertebral

Masuk ke akar
dorsal ganglia

Dalam bentuk
impuls aferen
melewati medula
spinalis di
tr.spinotalamikus
lateral

Kriteria Diagnosis

Pemeriksaan penunjang

Darah tepi lengkap


Laju endap darah
Biokimia darah
Urinalisi
Biakan urin dan Tinja
Uji feses ubtuk H. pylori
Foto polos abdomen
USG abdomen
Barium enema
Ct-scan abdomen
EEG abdomen

Penatalaksanaan
Terapi diberikan sesuai dengan etiologi. Berikut penatalaksanaan
nyeri perut pada anak bila dibagi atas jenis serangan yaitu akut
dan kronik.

Infeksi Saluran Kemih


ISK adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan
gejala infeksi. Ada pula yang mendefinisikan ISK sebagai gejala
infeksi yang disertai adanya mikroorganisme patogenik
(patogenik : yang menyebabkan penyakit) pada urine, uretra
(uretra : saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan
dunia luar), kandung kemih, atau ginjal.
ISK dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak lakilaki.2 Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir
rendah mencapai 10-100 kali lebih besar dibanding bayi dengan
berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1 tahun, ISK lebih
banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya,
sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan. Rasio ini
terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada
anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak lakilaki. Dan pada anak laki-laki yang disunat, risiko ISK menurun
hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat.

PATOGENESIS
Bakteri masuk ke saluran kemih manusia dapat
melalui beberapa cara yaitu 4 route infeksi :
Penyebaran Ascending yaitu kontak langsung dari tempat
infeksi terdekat
Dari : - buli ke ginjal refluks
- urethra ke prostat, buli
Hematogen
Ke : ginjal, prostat, testis
Limfogen
Dari usus, cervix ke buli, ginjal
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter
atau sistoskopi

Cara Penularan secara


endogen (assending)

Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang


terinfeksi sebagai berikut :
o

Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa
panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak
enak di daerah suprapubik. Buli, Urethra
Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang. Ginjal,
Ureter

Secara umum gejala klinis ISK berbeda-beda yaitu tergantung dari


umurnya:
Umur 0 1 bulan : Gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah
dan diare, kejang, koma, panas / hipotermia tanpa diketahui sebabnya
Umur 1 24 bulan: Panas / hipotermia tanpa diketahui
sebabnya, gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, kejang,
koma, kolik (anak menjerit keras), air kemih berbau / berubah warna,
kadang kadang disertai nyeri perut /pinggang.
Umur 2 6 tahun : Panas / hipotermia tanpa diketahui
sebabnya, tidak dapat menahan kencing, polakisuria, disuria,
enuresis, air kemih berbau dan berubah warna, diare, muntah,
gangguan pertumbuhan serta anoreksia.
Umur 6 18 tahun : Nyeri perut / pinggang, panas tanpa
diketahui sebabnya, tidak dapat menahan kencing, polikisuria, disuria,
enuresis, air kemih berbau dan berubah warna.

Cara Penampungan
Fungsi supra pubik

Interpretasi hasil
biakan
urin
Jumlah koloni
Bakteri : Gram Negatif:

Kemungkinan
infeksi
> 99 %

asal ada kuman


Bakteri: Gram Positif:
beberapa ribu
Kateterisasi kandung kemih

Urin pancar tengah


Laki-laki
Perempuan

> 10 5

95%

10 4 - 105

Diperkirakan ISK

103

Diragukan, ulangi

- 104

< 103

Tidak ada ISK (kontaminasi)

> 10 4
3x biakan > 105

Diperkirakan ISK
95%

2x biakan > 105

90%

1x biakan > 105

80%

5 x 104 - 105

Diragukan, ulangi

104 -5 x 104 :
Klinis simtomatik

Diperkirakan ISK, ulangi

Klinis asimtomatik

Tidak ada ISK

< 104

Tidak ada ISK

Obat

Dosis mg/kgBB/hari

Frekuensi/ (umur bayi)

(A) Parenteral
tiap 12 jam (bayi < 1 minggu)
Ampisilin

100
tiap 6-8 jam (bayi > 1 minggu)

Sefotaksim

150

dibagi setiap 6jam.

Gentamisin

tiap 12 jam (bayi < 1 minggu)


tiap 8 jam (bayi > 1 minggu)

Seftriakson

75

sekali sehari

Seftazidim

150

dibagi setiap 6 jam

Sefazolin

50

dibagi setiap 8 jam

Tobramisin

dibagisetiap8jam

Ticarsilin

100

dibagisetiap6jam

(B) Oral

Dosis

Rawatjalanantibiotikoral(pengobatanstandar)
Amoksisilin

20-40mg/Kg/hari

q8h

Ampisilin

50-100mg/Kg/hari

q6h

Amoksisilin-asamklafulanat

50mg/Kg/hari

q8h

Sefaleksin

50mg/Kg/hari

q6-8h

Sefiksim

4mg/kg

q12h

Nitrofurantoin*

6-7mg/kg

q6h

Sulfisoksazole*

120-150

Trimetoprim*

6-12mg/kg

Sulfametoksazole

30-60mg/kg

q6-8h
q6h
q6-8h

Tidakdirekomendasikanuntukneonatusdanpenderitadenganinsufisiensiginja

Pilihan antibiotik profilaksis pada infeksi


saluran kemih
JENIS ANTIBIOTIKA

-Trimetoprim(TMP)kombinasidgn
Sulfametoksazol(SMX)

-Nitrofurantoin

DOSIS PERHARI

2mgTMP,10mgSMX/kgbb/haridosis
tunggalmalamhari,atau5mgTMP

25mgSMX/kgbb/hari/malamharidua
kaliseminggu
1-2mg/kgbb/hari dosis tunggal malam
hari

-Sulfisoksazol

10-20mg/kgbb/haridibagitiap12jam

-Asamnalidiksat

30mg/kgbb/haridibagitiap12jam

KOMPLIKASI
Infeksi saluran kemih dapat membawa dampak
jangka panjang terhadap fungsi ginjal yaitu
berkembangnya uremia dan terjadinya hipertensi.
Infeksi parenkim dan pembentukan scar pada ginjal
merupakan
komplikasi
utama
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
insufisiensi
ginjal,
hipertensi dan gagal ginjal. Pembentukan scar ini
terjadi pada 10 hingga 15% anak penderita infeksi
saluran kemih. Anak dibawah usia 1 tahun memiliki
resiko lebih besar mengalami pembentukan scar
dibanding dengan anak yang lebih besar.
Ketidaktahuan adanya komplikasi terberat ISK akan
mendukung
semakin
meningkatnya
resiko
pyelonefritis akut dan diperlukan terapi antibiotika
secepatnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hassan, Rusepna Dr. Ilmu Kesehatan Anak UI Jilid 2.


1985. Infomedika. Jakarta.
2. Latif, Abdul, dkk. Diagnosis Fisis Pada Anak. 2003.
Jakarta. Sagung Seto.
3. Anonim. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Kapita
selekta kedokteran edisi ke 3 jilid 2. Mansjoer A,
Suprohaita, Wardhani, WI, Setiowulan, W (editor).
2005. Jakarta: Media Aesculapius
4. Anonim. Pedoman Pelayanan Medis.2010. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
5. Aninim. Buku Saku Anak.2006. Pediatrica.
6. http://www.sehatgroup.web.id/artikel/1269.asp?F
NM=1269
7. Wikipedia. Abdominal Pain.
http://www.en.wikipedia.org/wiki/abdominal pain/
[diakses tanggal 22 juli 2012]

Anda mungkin juga menyukai