BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara
berkembang. Di Negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal
berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya (Prawirohardjo, 2006).
Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks, meliputi hal-hal nonteknis seperti
status wanita dan pendidikan. Walaupun masalah tersebut perlu diperbaiki sejak awal, namun
kurang realistis bila mengharapkan perubahan drastic dalam tempo singkat. Karena itu
diperlukan intervensi yang mempunyai dampak nyata dalam waktu relatif pendek. Intervensi
strategi dalam upaya Safe Motherhood dinyatakan sebagai Empat Pilar Safe Motherhood, yaitu
Keluarga Berencana (KB), pelayanan Antenatal, persalinan yang aman dan pelayanan obstetri
esensial. Sejak awal 1990-an para pakar yang aktif dalam upaya Safe Motherhood mengatakan
bahwa pendekatan risiko, yang mengelompokkan ibu hamil dalam kelompok tidak beresiko dan
tidak beresiko, sebaiknya tidak digunakan lagi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari
90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetric, yang sering tak dapat diramalkan pada saat
kehamilan. Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada saat atau sekitar persalinan. Banyak diantara
ibu berkategori tidak beresiko ternyata mengalami komplikasi dan sebaliknya diantara ibu yang
dikategorikan beresiko ternyata persalinannya berlangsung normal. Karena itu, pendekatan yang
dianjurkan adalah menganggap bahwa semua kehamilan itu beresiko dan setiap ibu hamil agar
mempunyai akses ke pertolongan persalinan yang aman dan pelayanan obstetri. Diperkirakan
15% kehamilan akan mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetric yang dapat
membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak ditangani dengan memadai
(Prawirohardjo, 2006).
Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan
pelayanan obstetric yang bermutu dan menyeluruh. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah
menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target
tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
menerus. Upaya menurunkan AKI dan AKB. Departemen Kesehatan menargetkan angka
kematian ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang per tahun.
Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan
keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau 125/100.000 kelahiran hidup dan
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 35/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (Dinas
kesehatan Provinsi Lampung, 2006 : Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR
29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%,
infeksi 5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006 : Upaya menurunkan AKI dan AKB beberapa
upaya telah dilakukan (Dinkes Jawa Tengah, 2010).
Menurut profil kesehatan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008, Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 9,17 per 1.000 kelahiran hidup, meskipun jumlah menurun bila dibandingkan dengan
tahun 2007 sebesar 10,48 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Batang
tahun 2009 sebesar 16,72 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini menurun jika dibanding dengan
tahun 2008 sebesar 21,30 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini sesuai dengan cakupan yang
diharapkan dalam MDGs (Millenium Development Goals) ke 4 tahun 2015 yaitu 17 per 1000
kelahiran hidup. Meskipun demikian masih diperlukan berbagai usaha untuk menurunkan Angka
Kematian Bayi (Dinkes Jawa Tengah, 2008).
Dasar Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan
setelah bayi lahir serta upaya pencegahannkomplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermia dan asfiksia bayi baru lahir. Selain itu sifat dari Asuhan Persalinan Normal (APN)
adalah mencegah terjadinya komplikasi dalam persalinan dan kelahiran.
Berdasarkan uraian diatas dengan keinginan untuk meningkatkan kemampuan dalam
memberikan asuhan kebidanan, maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan
dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.M 21 tahun di BPS Bidan N
Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap.
B. Identifikasi Masalah
Dalam laporan ini dapat dirumuskan masalah, yakni Bagaimana gambaran pelaksanaan
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.M 21 tahun di BPS Bidan N Kecamatan Majenang
Kabupaten Cilacap?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.M 21 tahun di BPS Bidan N
dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pendekatan manajemen
b.
c.
1.
2.
a.
Manfaat Teoritis
Menambah informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya asuhan kebidanan
pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus.
Manfaat Praktis
Ibu
Hasil pengkajian ini dapat memberikan informasi bagi ibu mengenai pentingnya pemeriksaan
kehamilan, persalinan dan nifas sebagai deteksi dini terhadap terjadinya komplikasi.
b. Bidan
Dapat menjadi bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan
pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif baik asuhan Antenatal, Intranatal maupun
c.
Postnatal.
Pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan untuk menambah bacaan di
perpustakaan yang dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa kebidanan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan.
E. Lokasi dan Waktu
Asuhan Kebidanan komprehensif dilakukan di BPS Bidan N di Kecamatan Majenang dari
tanggal 1 Februari 2012 - 25 Maret 2012. Kunjungan kehamilan pada tanggal 1 Februari 2012 di
BPS Bidan N. Kunjungan nifas 7 hari sampai 42 hari dilakukan pada tanggal 23 Februari 25
Maret 2012 di rumah Ny.M.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi
pelepasan ovum, terjadi migrasi ovum dan spermatozoa, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga
aterm (Manuaba, 1998).
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau
triplet/kembar tiga) (Manuaba, 1998).
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di
dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40
minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat
berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko
kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba
dapat menjadi berisiko tinggi (Manuaba, 1998).
b. Perubahan-Perubahan Fisiologis dan Psikologis dalam Kehamilan
1) Perubahan pada Sistem Reproduksi
a) Uterus
Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Berat : Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
Posisi rahim dalam kehamilan:
(1) Pada permulaan kehamilan dalam letak artefleksi atau retrofleksi.
(2) Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
(3) Setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat sampai mencapai
batas hati.
(4) Rahim yang hamil biasanya mobile bias lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
(5) Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah
implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama yg disebut Tanda Piskacek.
(6) Ismus rahim mengadakan hipertropi dan bertambah panjang, sehingga teraba lebih lunak (soft)
disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan air ketuban
dinding rahim teraba tipis.
b) Serviks uteri
(1) Serviks bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak
(soft) disebut tanda Goodell.
(2) Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus, karena bertambahnya
pembuluh darah dan melebar, warnanya menjadi livid, ini disebut tanda Chadwick.
c) Vagina dan vulva
Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih
merah atau kebiru-biruan. Warna livid pada vagina dan portio
serviks disebut tanda Chadwick.
d) Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik
dibawah kulit, maka timbulah striae. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya
disebut linea nigra.
e) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada
laktasi.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya.
c) Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan :
Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
Daerah lambung terasa panas
Terasa mual, pusing terutama dipagi hari (morning sickness)
Muntah (emesis gravidarum)
Progesteron menimbulkan gerakan usus (peristaltik) semakin berkurang sehingga menyebabkan
obstipasi.
d) Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan
miksi dalam bentuk sering kencing, desakan tersebut menyebabkan kandung kencing cepat
penuh. Persediaan air seni bertambah 69-70%.
e) Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi : pada muka disebut masker kehamilan (chloasma gravidarum),
payudara pada putting susu dan areola payudara dan pada perut disebut linea nigra striae.
h) Perubahan Metabolisme
Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trisemester I. Berat
badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan
berat badan sekitar kg/minggu
Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
(1) Kalsium 1,5 gram setiap hari 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin
(2) Fosfor, rata-rata gram dalam sehari
(3) Zat besi 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari
(4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
3) Perubahan Psikologis
a) Trimester I
(1) Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder
karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
(2) Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat, menyebabkan mual
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara.
(3) Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.
(4) Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda-beda, kebanyakan
wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini.
b) Trimester II
(1) Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar
sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi, ibu
merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul
dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat.
(2) Pada TM II biasanya ibu lebih bias menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini
dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
c) Trimester III
(1) Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa
tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
(2) Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
(3) Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan perut ibu juga,
melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran
bayi.
4) Perkembangan Janin
2.1 Tabel Perkembangan dan Pertumbuhan Janin
Usia Kehamilan
Panjang Janin
Pembentukan organ
4 minggu
7.5 10 mm
Rudimeter
hidung,
2.5 cm
12 minggu
9 cm
16 minggu
16-18 cm
20 minggu
25 cm
24 minggu
30-32 cm
28 minggu
35 cm
40 minggu
50-55 cm
skrotum
Sumber : Manuaba, 1998
b) Tanda Bahaya dalam Kehamilan
(1) Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar
waktu pertama terlambat haid. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil
konsepsi pada dinding rahim) dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan,
perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini
mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
(a) Perdarahan kehamilan kurang dari 20 minggu
((1)) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang
dari 500 gram.
Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau rasa nyeri. Terkadang
disertai syok.
((2)) Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium atau di luar
rahim.
Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus terasa
lembek.
((3)) Molahydatidosa (Hamil Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik.
Tanda-tandanya : perdarahan berulang, berwarna coklat, nyeri perut, TFU lebih besar dari usia
kehamilan, tidak teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin.
(primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Bila bayi kurang
bergerak seperti biasanya menunjukan kondisi yang membahayakan janin (asfiksia).
2.
a.
Persalinan
Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa
(Mochtar,1998).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi
juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan.
(Prawirohardjo,2006).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin +
uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
pada serviks.
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar dan pembukaan telah ada.
Faktor-Faktor dalam Persalinan
Kekuatan mendorong janin keluar (power)
a)
b)
c)
d)
2)
3)
panggul.
d. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage
of labor). Ini merupakan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Pada multi para tidak begitu ketara.
2) Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun
3) Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
4)
(c) Deselerasi
lengkap.
Multigravida
Mendatar dan
membuka
bersamaan
Berlangsung 6-7 jam
bisa
Primi
13 jam
1 jam
30 menit
14 jam
Multi
7 jam
30 menit
15 menit
7 jam
kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala
diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada
kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi
belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:
a) Penurunan kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada
bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus
yaitu :
(1) Asinklitismus posterior
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang
kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar
ke depan kearah simpisis.
d) Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah simpisis,
maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada
pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi
untuk melewatinya.
e) Ekspulsi.
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi hipomochlion
untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi
dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
f) Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke
arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah
kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan
itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadikum sepihak.
f. Tahap-Tahap Persalinan
1) Tahap pertama (pembukaan)
Tahap ini merupakan yang paling lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka
penuh oleh kepala bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara
pada persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
Kontraksi yang lemah namun teratur dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina,
biasanya diawali dengan nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
Sedikit demi sedikit kontraksi akan semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak
kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar
kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
Sedikit cairan dan darah biasanya ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air
ketuban.
2) Tahap kedua (mengedan)
Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim
ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk
persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
Ibu akan merasakan keinginan untuk mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi
seperti orang yang ingin buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin
kuat dan sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.Pada posisi normal di mana kepala
keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai pembuka jalan. Dengan demikian, bayi
dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar dari rahim.
3) Tahap ketiga (plasenta)
Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya
terjadi 15-20 menit setelah kelahiran bayi.
Kontraksi rahim yang keras terus berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh
darah, mengurangi perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.
3.
a.
Nifas
Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu (Saifuddin,
2002).
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik. Mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Memberikan pelayanan keluarga
c.
berencana (Mochtar,1998).
Pembagian Kunjungan Masa Nifas
Pada masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, hal ini dilakukan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
Kunjungan pertama, dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan
tujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan, dan merujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Kunjungan kedua, dilakukan pada 6 hari setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan
tujuan untuk memastikan involusi uterus berjalan normal, yaitu uterus berkontraksi dan fundus di
bawah umbilikus. Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan
ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan ketiga dilakukan pada dua minggu setelah persalinan, yang mana kunjungan ini
tujuannya sama dengan kunjungan yang kedua. Setelah kunjungan ketiga maka dilakukanlah
kunjungan pada 6 minggu setelah persalinan yang merupakan kujungan terakhir selama masa
nifas, yang mana kunjungan ini bertujuan untuk menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
yang ia atau bayi alami, juga memberikan konseling untuk mendapatkan pelayanan KB secara
Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi
pusat; segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Uterus
menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang
lebih 12 cm dan tebal kurang lebih 10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan
pada bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian lain. Pada hari ke-5 postpartum uterus
kurang lebih setinggi 7 cm di atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus
tidak dapat diraba lagi di atas simfisis.
Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu postpartum berat uterus akan
menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu postpartum menjadi 300 gram, dan setelah 6 minggu
postpartum, berat uterus menjadi 40 sampai 60 gram(berat uterus normal kurang lebih 30 gram).
Otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di
antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah
plasenta dilahirkan (Saifuddin, et al, 2002).
Lokhea adalah sekret yang keluar dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Pada hari
pertama dan kedua lokhea rubra atau kruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Pada hari ke-3 sampai
ke-7 keluar cairan berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Pada hari ke-7 sampai ke-14
cairan yang keluar berwarna kuning, cairan ini tidak berdarah lagi, setelah 2 minggu, lokhea
hanya merupakan cairan putih yang disebut dengan lokhea alba (Mochtar, 1998).
e. Kebutuhan Dasar Ibu dalam Masa Nifas
1) Nutrisi dan Cairan
Ibu menyusui harus :
a) Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari
b) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
c) Pil zat besi harus diminum setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan
d) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
ASInya.
2)
Ambulasi
Pemulihan mempercepat membalikkan tonus otot dan vena dari kaki dan mengencangkan perut
juga mempercepat pengeluaran lochia. Pemulihan dilakukan sesegera mungkin setelah
melahirkan dan kebanyakan ibu dapat berjalan ke kamar mandi 6jam postpartum.
3) Eliminasi : BAB/BAK
Setelah melahirkan, ibu harus berkemih dalam 6-8jam. Urin yang dikeluarkan pertama harus
diukur untuk mengetahui apakah pengosongan kandung kemih adekuat. Diharapkan, setiap kali
berkemih, urin yang keluar sekitar 150ml..
4) Kebersihan Diri
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai BAB dan
BAK.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2x sehari. Sarankan pada ibu untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu
mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh
daerah luka.
5) Istirahat
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu
untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang
a)
b)
c)
6)
a)
dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
b) Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
7) Latihan/Senam nifas
a) Banyak diantara senam postpartum sebenarnya sama dengan senam antenatal. Hal yang paling
penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan dahulu
lalu semakin lama semakin sering/kuat.
b) Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan.
Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot dasar panggul ini
c)
(1)
(2)
(3)
(4)
selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut tetap mencobanya.
Manfaat senam kegel
Manfaat senam kegel adalah :
Membuat jahitan jahitan lebih merapat
Mempercepat penyembuhan
Meredakan haemoroid
Meningkatkan pengendalian atas urin
7) Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan pada bayi
laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
8) Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek morrow atau gerak
memeluk bila dikagetkan dan reflek graps atau menggenggam
b. Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir :
1) Membersihkan jalan nafas.
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi rutin segera
dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberikan instruksi khusus.
Membersihkan Jalan Nafas :
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis
penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan dengan tangan yang dibungkus kasa steril.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 2 kali atau gosok kaki bayi dengan kain.
2) Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan
mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan, apabila bayi baru lahir tidak menangis,
maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi ,
tali pusat diptong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan ikat dengan pengikat
steril.
3) Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat,
suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya sudah stabil bayi harus dicatat.
4) Identifikasi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan, maka sebuah lat pengenal yang fektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir
dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
5) Pencegahan infeksi
a) Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi,
berkisar 0,25 0,5 % untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari selama 3 hari, sedangkan bayi
resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 mg 1 mg / hari.
b) Memberi Obat Tetes/ Salep Mata
Di daerah dimana prevalensi gonerea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata
sesduah 5 jam bayi baru lahir, pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasikin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena kiamidia (penyakit menular seksual).
6) Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan
identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a) Dua jam pertama sesudah lahir
Hal hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir, meliputi :
(1) Kemampuan menghisap kuat dan lemah
(2) Bayi tampak aktif lunglai
(3) Bayi kemerahan atau biru
b) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong persalinan melakukan
pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a)
(1)
(2)
(3)
lanjut seperti:
Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
Gangguan pernafasan
Hipotermi
Infeksi
Cacat bawaan atau trauma lahir.
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera aman dan bersih untuk bayi baru lahir
ialah :
Pencegahan Infeksi
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir
DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
(4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
b)
(1)
(2)
(3)
keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
Melakukan penilaian
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
(7) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat
menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
(8) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Karena bayi baru lahir cepat dan
mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti
bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat
bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
c.
1)
a)
b)
merawat bayi
2) Penggunaan ASI
a) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum / ASI
ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila
dirangsang sedini mungkin dengan cara, menetekkan sejak bayi lahir dengan cara menetekkan
sejak bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah colostrums
yang jumlahnya sedikit.
b) Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
3) Pencegahan infeksi
a) Mencegah terjadinya infeksi silang, pada perawatan bayi dimana banyak bayi yang disatukan,
infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi silang.Bayi
yang melekat pada kulit ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si ibu. Colostrum yang
mengandung antibodi dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh permukaan kulit dan saluran
pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi.
Kekebalan mencegah infeksi terutama pada diare.
4) Pendidikan kesehatan
Kesempatan melaksanakan rawat gabung da apat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan
kesehatan pada ibu, terutama primipara.
3) Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infantmother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4) Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai
pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari
rumah sakit.
5) Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada
bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
B.
a
b
c
d
2.
Dilakukan interpretasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar yang telah dikumpulkan, kemudian
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Masalah dan
diagnose keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita dan masalah ini sering menyertai
3.
diagnosa.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Langkah ini memerlukan antisipasi bila mungkin dilakukan pencegahan. Diharapkan kita dapat
4.
5.
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lainnya sesuai dengan kondisi klien.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari setiap masalah tetapi juga kerangka pedoman antisipasi.
Keputusan yang dikembangkan harus rasional dan valid, berdasarkan pengetahuan dan teori yang
6.
up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak dilakukan klien.
Melaksanakan perencanaan
Rencana asuhan yang menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan secara efisien dan aman oleh
bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi
7.
merupakan pendekatan seorang bidan pada saat memberikan asuhan pada klien, kerangka acuan
mengenai bagaimana cara berfikir dan bertindak secara bertahap dapat membantu para bidan
berpraktek memberikan asuhan yang aman dan bermutu. Proses pemikiran pelaksanaan
kebidanan adalah metode pendokumentasian SOAP yang dipakai untuk mendokumentasikan
asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan. Model dokumentasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. S (Subjektif)
1) Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnesa
2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau keluarga
(identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat persalinan, riwayat
KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola
hidup)
3) Catatan ini berhubungan dengan sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran
dan keluhan dicatat dalam kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
Pada orang yang bisu, dibagian data belakang S diberi tanda O atau X ini menandakan
orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
b. O (Objektif)
1) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab dan diagnostic lain
yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.
2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (tanda KU, fital sign, fisik, khusus,
kebidanan, pemeriksaan dalam, labolatorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
3) Data ini member bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnose. Data
fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil labolatorium, sinat X,
rekaman CTG dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam
kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose
yang ditegakkan.
c. A (Assesment)
1)
Masalah yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi
baru baik subjektif maupun objektif dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses
pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah suatu yang penting
dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin perubahan baru, cepat diketahui dan dapat
2)
a) Diagnosa / masalah
Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil analisa data yang di dapat, masalah segala sesuatu yang
menyimpang
sehingga
kebutuhan
klien
terganggu,
kemungkinan
mengganggu
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
Tanggal pengkajian : 1 Februari 2012
Pukul
: 18.30 WIB
Tempat
: BPS Bidan. N
Pengkaji
: Nurul Dini
1. Subjektif
a.
Biodata
Istri
Suami
Nama
: Ny.M
Nama
: Tn.I
Umur
: 21 tahun
Umur
: 26 tahun
Suku Bangsa : Jawa
Suku Bangsa : Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
:IRT
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Jl.Cempaka, Mulyasari, Majenang
b. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya karena ibu merasa usia kehamilannya sudah
c.
lebih dari 9 bulan tetapi belum ada tanda-tanda persalinan seperti mules-mules.
Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan haid pertama pada usia 13 tahun, konsistensi cair, banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut, lamanya 6-7 hari, siklusnya 28 hari dan tidak ada komplikasi yang menyertai pada saat
Ibu tinggal serumah dengan suami dan keluarga yang sangat menantikan kehadiran anak ini.
Pengambilan keputusan diserahkan kepada suami, ibu ingin melahirkan di rumah bidan dan
suami menyetujuinya.
2. Objektif
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
d.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan Emosional
: stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 78 kali permenit
Respirasi
: 24 kali permenit
Suhu
: 36,30C
Antropometri
Tinggi badan
: 156 cm
BB sebelum hamil
: 51 kg
BB sekarang
: 62 kg
Penambahan BB
: 11 kg
LILA
: 26 cm
IMT
: 21.25
Pemeriksaan Fisik
Kepala
: simetris, rambut tidak rontok, tidak ada
benjolan.
Muka
: simetris, tidak ada oedema, tidak ada
chloasma gravidarum.
Mata
: simetris, konjungtiva merah muda,
konjungtiva tidak anemis, sclera putih, reflek pupil baik.
Hidung
: simetris, tidak ada polip, fungsi
penciuman dan pernafasan baik.
Telinga
: simetris, fungsi pendengaran baik,
tidak ada pengeluaran sekret.
Mulut
: simetris, caries dentis tidak ada,
stomatitis tidak ada, tonsillitis tidak ada.
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tidak ada pelebaran vena jugularis.
Dada
: simetris, bentuk dan gerakan simetris, bunyi
jantung regular murni, tidak ada wheezing, kolostrum ada, tidak ada dimpling.
9) Abdomen
:
a) Inspeksi
: tidak ada luka operasi, tidak ada striae
gravidarum
Mc Donald: 29 cm
TBBA : 2160-2480gram
b) Palpasi
:
(1) Leopold I
: TFU 3 jari dibawah processus
xyphoideus, teraba bagian bulat, lunak dan kurang melenting pada bagian fundus pada perut ibu
(bokong)
(2) Leopold II
: teraba bagian yang memanjang
seperti papan pada samping kiri dan teraba bagian-bagian kecil janin pada sampan kanan pada
perut ibu (punggung kiri)
(3) Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan
melenting pada bagian terbawah perut ibu
(4) Leopold IV : convergen (sudah masuk PAP), 4/5
His tidak ada
DJJ positif
: 142 kali permenit
10) Ekstremitas :
a) Atas : simetris, oedema tidak ada, kuku tidak
pucat, reflek baik, tidak ada varises.
b) Bawah: simetris, oedema tidak ada, kuku tidak
pucat, reflek baik, tidak ada varises.
11) Anogenital : tidak dilakukan
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Hb
: (tidak dilakukan pemeriksaan)
2) Protein urine : (tidak dilakukan pemeriksaan)
3) Glukosa urine : (tidak dilakukan pemeriksaan)
3. Analisa
Ny. M G1P0A0 hamil 37+6 minggu janin tunggal hidup intra uterin dengan presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik.
b. Menghitung kembali usia kehamilan, taksiran persalinan dan taksiran berat badan janin. HPHT 9
Mei 2011. Hasilnya usia kehamilan 37+6 minggu, taksiran persalinan pada tanggal 16 Februari
c.
2012 dan TBBA 2160-2480 gram. Evaluasi, ibu dan keluarga mengerti.
Menjelaskan bahwa ibu sudah masuk dalam jangka waktu untuk bersalin yaitu dari 37 sampai
40 minggu. Menjelaskan bahwa ibu tidak perlu khawatir karena ibu belum merasa mules-mules.
d.
sebelumnya dan untuk tempat dan penolong persalinan, ibu merencanakan untuk bersalin di BPS
bidan N).
e. Memberikan penjelasan tentang tanda-tanda dimulainya persalinan dan menganjurkan kepada
ibu untuk segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila terjadi salah satu tandatanda di mulainya persalinan tersebut. Ibu mengerti dan bersedia untuk melaksanakannya.
f. Memberikan penjelasan tentang Inisiasi Menyusu Dini. Evaluasi, ibu dapat mengerti.
g. Memberi penjelasan tentang pentingnya bersalin di tempat pelayanan kesehatan. Evaluasi,
ibu berencana bersalin di bidan.
h. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk siaga dalam menghadapi persalinan. Siap antar jaga
apabila ibu mengalami komplikasi dan membutuhkan rujukan ke fasilitas lain, ibu dan keluarga
mengerti.
i. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Tanggal pengkajian : 15 Februari 2012
Pukul
: 13.00 WIB
Tempat pengkajian : BPS Bidan N
1. Subjektif
Ibu datang ke rumah Bidan N pukul 13.00 WIB dengan keluhan mules-mules sejak pukul 05.00
WIB dengan frekuensi 2-310. Tidak ada keluar air-air dari jalan lahir.
Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan Emosional
: stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 88 kali permenit
Respirasi
: 26 kali permenit
Suhu
: 370C
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
:
Inspeksi
: tidak ada luka operasi, tidak ada striae
gravidarum
Mc Donald: 29 cm
TBBA : 2160-2480gram
b) Palpasi
:
(1) Leopold I
: TFU 3 jari dibawah processus
xyphoideus,teraba bagian bulat,
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
a)
g. Menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum diantara his. Evaluasi, keluarga memberikan
makan dan minum yang manis untuk memberikan tenaga bagi ibu.
h. Mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi yaitu apabila ada mules yang kuat, ibu dianjurkan
untuk mengambil nafas panjang dari hidung dan buang perlahan dari mulut, begitu seterusnya.
Ibu mengikuti anjuran bidan.
i. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan untuk persalinan yang akan digunakan. Evaluasi,
melakukan persiapan ibu dan untuk bayi seperti kain pernel, popok, kain samping untuk ibu, baju
ganti ibu dan lain-lain.
Kala I Fase Aktif
Tanggal pengkajian : 15 Februari 2012
Jam
: 17.00 WIB
1. Subjektif
Ibu mengatakan sangat mules disertai banyak air-air keluar dari jalan lahir.
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan Emosional
: stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 98 kali permenit
Respirasi
: 30 kali permenit
Suhu
: 36,80C
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
:
His positif
: 3-4x1040-55
DJJ positif
: 142 kali permenit
2) Anogenital : vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis
lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (-) warna jernih, presentasi kepala, penurunan kepala hodge
II+, UUK kiri depan, bloodshow ada.
3. Analisa
Ny.M, G1P0A0 inpartu kala I fase aktif
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan 6 cm
dan keadaan janin baik. Evaluasi, ibu dan keluarga mengerti setelah mendapat penjelasan dari
bidan.
b. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital, his, DJJ, perdarahan. Evaluasi, keadaan ibu
cukup baik, tidak ada tanda-tanda demam dan sesak nafas, mulesnya semakin sering dan lama 34x1040-55, DJJ 142 x/menit, bloodshow ada.
c. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberi dukungan. Evaluasi, keluarga ikut mengajarkan
tehnik relaksasi dan memberikan rasa nyaman dan tenang kepada.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin. Evaluasi, ibu kadang tidur
miring ke kiri, kadang ke sebelah kanan, kadang jalan-jalan dengan tujuan untuk mempercepat
proses persalinan.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk miring ke sebelah kiri untuk mempercepat pembukaan.
Evaluasi, ibu mengikuti saran bidan.
f. Menganjurkan kepada ibu untuk beristirahat diantara his. Evaluasi, ibu mengikuti anjuran.
g. Menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum diantara his. Evaluasi, keluarga memberikan
makan dan minum yang manis untuk memberikan tenaga bagi ibu.
h. Mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi yaitu apabila ada mules yang kuat, ibu dianjurkan
untuk mengambil nafas panjang dari hidung dan buang perlahan dari mulut, begitu seterusnya.
Ibu mengikuti anjuran bidan.
Kala II
Tanggal pengkajian
: 15 Februari 2012
Jam
: 19.00 WIB
1. Subjektif
Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan semakin kuat. Ibu ingin meneran.
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
: sakit sedang
2) Kesadaran
: compos mentis
3) Keadaan Emosional
: stabil
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
: 120/80 mmHg
2) Nadi
: 90 kali permenit
3) Respirasi
: 30 kali permenit
4) Suhu
: 37,30C
c. Terlihat adanya tanda-tanda kala II yaitu adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol dan vulva membuka.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Abdomen
:
His positif
: 5x1045-55
DJJ positif
: 142 kali permenit
2) Anogenital : vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak
teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-), presentasi kepala, penurunan kepala hodge III+, UUK
kiri depan, bloodshow ada.
3. Analisa
Ny.M P1A0 inpartu kala II
4. Penatalaksanaan
a.
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu sudah
diperbolehkan untuk meneran juga keadaan janin baik dan bantu ibu untuk menentukan posisi
yang nyaman bagi ibu. Evaluasi, ibu mengikuti anjuran bidan dan keluargapun memberi
b.
dukungan.
Meminta keluarga menyiapkan posisi meneran jika ibu ingin meneran. Evaluasi, ibu diarahkan
c.
d.
e.
f.
di perut ibu.
Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Evaluasi, diletakkan kain
g.
h.
i.
Telah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering. Tangan lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu bernafas pendek-
j.
k.
pusat.
Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Evaluasi, nampak kepala
l.
o.
: 15 Februari 2012
4.
a.
Jam
: 19.12 WIB
Subjektif
Ibu mengatakan senang bayinya sudah lahir..
Objektif
Keadaan umum
: cukup baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan emosional : stabil
TFU
: 1 jari diatas pusat
Kandung kemih
: kosong
Vulva
: tidak ada oedema, tampak tali pusat
belum dipotong
Analisa
Ny. M, P1A0 inpartu kala III fisiologis
Penatalaksanaan
Memberitahukan hasil pemeriksaan, evaluasi ibu mengetahui bahwa bayinya sudah lahir dan
b.
c.
kedua.
Memberitahu ibu bahwa akan disuntik, lalu suntik oksitosin 10 U di 1/3 paha atas bagian luar.
d.
1.
2.
3.
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. Memotong tali pusat antara 2 klem dengan
e.
f.
susu ibu.
Selimuti bayi dengan kain hangat dan pakaikan topi. Evaluasi, keluarga membantu menyelimuti
g.
h.
bayi.
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Meletakkan satu tangan di atas perut ibu, di tepi atas sympisis untuk mengecek kontraksi uterus.
Kontraksi uterus baik. Tangan lain menegangkan tali pusat.
i.
Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti
j.
1.
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Kala IV
Tanggal pengkajian : 15 Februari 2012
Jam
: 19.16 WIB
Subjektif
Ibu mengatakan senang bayinya sudah lahir dan ibu merasa lemas.
Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan emosional
: stabil
TTV
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 80 kali permenit
Respirasi
: 20 kali permenit
0
Suhu
: 36,2 C
Pemeriksaan Fisik
Payudara
: keadaan bersih
a) Bentuk dan ukuran
: simetris, sedang
b) Benjolan
: tidak ada
c) Abses
: tidak ada
d) ASI
: colostrum positif,
keluar banyak
TFU
: 1 jari di atas pusat
Kontraksi uterus
: baik
Perdarahan pervaginam
: normal, berwarna merah
segar, lochea rubra,
kurang lebih 100 cc
Kandung kemih
: kosong
Perineum
: terdapat robekan pada kulit
perineum, laserasi derajat I
3. Analisa
Ny. M, P1A0 inpartu kala IV fisiologis
4. Penatalaksanaan
a.
Memeriksa kontraksi uterus dan robekan jalan lahir serta jumlah perdarahan. Evaluasi, TFU 1
jari di atas pusat, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam 100 cc, terdapat laserasi
massase sesuai dengan yang diajarkan oleh bidan dan ibu sudah dapat mengenali kontraksinya.
e. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah. Evaluasi, pengeluaran darah sekitar 100 ml.
f. Melanjutkan pemantauan kontraksi tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam
g.
didekontaminasi.
Membuang semua bahan yang telah terkontaminasi ke tempat yang sesuai. Evaluasi, bahan
Ibu mengatakan badannya masih sedikit lemas. Ibu mengatakan sangat senang akan kelahiran
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
a)
2)
3)
4)
5)
6)
3.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu merasa senang mendengar
b.
c.
d.
e.
Menganjurkan kepada ibu untuk cebok dengan air dingin agar jahitannya tidak rapuh. Evaluasi,
f.
g.
akan melaksanakannya.
Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI ekslusif dan mengajarkan kepada ibu posisiposisi menyusui yang baik dan benar. Ibu mengerti dan bersedia memperagakannya.
Catatan Perkembangan
Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas 6 Jam Post Partum
Tanggal pengkajian : 16 Februari 2012
Jam
: 01.15 WIB
1. Subjektif
Ibu mengatakan badannya masih sedikit lemas. ASInya sudah mulai keluar banyak. Ibu
mengatakan sangat senang akan kelahiran bayinya dengan keadaan baik dan tidak kurang sesuatu
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
a)
b)
c)
d)
e)
2)
3)
apapun.
Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan emosional
: stabil
TTV
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 kali permenit
Respirasi
: 24 kali permenit
0
Suhu
: 36,6 C
Pemeriksaan Fisik
Payudara
: keadaan bersih
Bentuk dan ukuran : simetris, sedang
Benjolan
: tidak ada
Abses
: tidak ada
ASI
: ASI keluar banyak
TFU
: 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus
: baik
Anogenitalia
: normal, keluar darah berwarna
merah segar, kurang lebih 30cc,
terdapat luka jahitan jelujur di
c.
d.
e.
f.
g.
melaksanakan apabila tanda-tanda bahaya nifas tersebut terjadi. Evaluasi, ibu mengerti.
Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI ekslusif dan mengajarkan kepada ibu posisi-
h.
posisi menyusui yang baik dan benar. Ibu sudah mulai menyusui bayinya jika bayinya menangis.
Mendiskusikan kepada keluarga untuk melakukan kunjungan ulang berikutnya yaitu seminggu
lagi. Ibu mengetahuinya.
Catatan Perkembangan
Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas 7 Hari Post Partum
Tanggal pengkajian : 23 Februari 2012
Jam
: 16.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny.M
1. Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. ASInya sudah mulai keluar banyak. Bayinya sudah menete
dengan baik.
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
: baik
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
3.
4.
a.
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan emosional
: stabil
TTV
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 kali permenit
Respirasi
: 24 kali permenit
Suhu
: 36,60C
Pemeriksaan Fisik
Payudara
: keadaan bersih
Bentuk dan ukuran
: simetris, sedang
Benjolan
: tidak ada
Abses
: tidak ada
ASI
: keluar banyak
TFU
: pertengahan antara pusat
dengan sympisis
Kontraksi uterus
: baik
Anogenitalia
: normal, lochea sanguinolenta
warna kecoklatan, kurang lebih
10 cc. Perineum dijahit jelujur. Keadaan jahitan baik.
Kandung kemih
: kosong
Analisa
P1A0 7 hari postpartum fisiologis
Penatalaksanaan
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu merasa senang mendengar
perih.
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas, apabila menemukan tanda-tanda tersebut,
disarankan untuk segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Ibu mengatakan siap
f.
posisi-posisi menyusui yang baik dan benar. Ibu mengerti dan bersedia memperagakannya.
g. Mendiskusikan kepada keluarga untuk melakukan kunjungan ulang berikutnya yaitu seminggu
lagi. Ibu mengetahuinya.
Catatan Perkembangan
1.
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
a)
b)
c)
d)
2)
3)
4)
5)
3.
4.
a.
b.
perdarahan.
c. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang bergizi, ibu mau melaksanakannya.
d. Mengingatkan kembali kepada ibu cara melakukan perawatan tali pusat, ibu mengerti.
e. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dan cara merawat
bayinya, ibu mengerti.
f. Mengingatkan kembali ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas, apabila menemukan tanda-tanda
tersebut, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Ibu mengatakan
siap melaksanakan apabila tanda-tanda bahaya nifas tersebut terjadi. Evaluasi, tidak terjadi
salahsatu dari tanda-tanda bahaya nifas.
g. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk memberikan ASI ekslusif dan posisi-posisi menyusui
yang baik dan benar. Ibu mengerti dan bersedia memperagakannya.
h. Mendiskusikan kepada keluarga untuk melakukan kunjungan ulang berikutnya yaitu sebulan
lagi. Ibu mengetahuinya.
Catatan Perkembangan
Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas 6 Minggu Post Partum
Tanggal pengkajian : 25 Maret 2012
Jam
: 16.00 WIB
Tempat
: Rumah Ny.M
1. Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. ASInya sudah mulai keluar banyak. Bayinya sudah menete
2.
a.
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
a)
b)
c)
d)
2)
3)
4)
5)
6)
3.
4.
a.
dengan baik.
Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan emosional
: stabil
TTV
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 kali permenit
Respirasi
: 24 kali permenit
0
Suhu
: 36,6 C
Pemeriksaan Fisik
Payudara
: keadaan bersih
Bentuk dan ukuran : simetris, sedang
Benjolan
: tidak ada
Abses
: tidak ada
ASI
: keluar banyak
TFU
: tidak teraba
Kontraksi uterus
: baik
Perdarahan pervaginam
: lochea alba
Kandung kemih
: kosong
Anogenital
: luka jahitan kering
Analisa
P1A0 6 minggu postpartum fisiologis
Penatalaksanaan
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu merasa senang mendengar
hasil pemeriksaan bidan.
b.
Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta pengeluaran ASI, kontraksi uterus dan
c.
perdarahan.
Menganjurkan kepada ibu untuk terus cebok dengan air dingin agar jahitannya tidak rapuh.
d.
e.
f.
g.
Evaluasi, ibu nampak lihai merawat bayinya karena dibantu juga oleh ibunya.
Memberitahukan kembali ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas, apabila menemukan tanda-tanda
tersebut, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Ibu mengatakan
siap melaksanakan apabila tanda-tanda bahaya nifas tersebut terjadi.
Mengeringkan bayi mulai dari muka, badan hingga kaki kecuali telapak tangan dari cairan,
verniks kaseosa dan kotoran. Evaluasi, tindakan sudah dilakukan.
b. Mengganti kain yang kotor dengan kain yang bersih untuk menutupi badan bayi.
c.
Menjepit tali pusat 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan tali pusat kea rah ibu dan memasang
klem kedua 2 cm dari klem pertama. Memotong tali pusat diantara 2 klem dengan melindungi
badan bayi.
d.
Melakukan IMD untuk memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari putting susu dan
menghisap ASI, dengan meletakkan bayi tengkurap di atas dada ibu dengan tujuan agar terjadi
kontak kulit ibu dan bayi.
e.
Selimuti bayi dengan kain hangat dan pakaikan topi. Evaluasi, bayi tampak nyaman dan hangat.
f.
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa bayinya dalam keadaan baik. Evaluasi,
keluarga tampak senang dan langsung mengadzani bayi.
g. Memberikan suntikan Vit K 0,1 cc Injek secara IM di paha kiri anterolateral setelah 1 jam.
h. Memberikan salep mata pada kedua mata bayi.
i.
Melakukan pengukuran bayi. Hasilnya, BB 3000 gr, PB 50 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, jenis
kelamin laki-laki.
j.
Pendokumentasian.
Catatan Perkembangan
Tanggal
: 16 Februari 2012
Jam
: 01.15 WIB
S
: Ibu mengatakan bayinya tidak rewel dan mulai bisa menete
dengan kuat.
O
:
1. Keadaan umum
: Sedang
Keadaan emosional
: Stabil
2. Antropometri
Berat badan
: 3000 gram
Panjang badan
: 50 cm
Lingkar kepala
: 34 cm
Lingkar dada
: 33 cm
3. Tanda-tanda vital
a. Nadi
: 128 x/m
b. Pernafasan
: 45 x/menit
c. Suhu
: 36,5 C
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
: Simetris, UUK belum menutup, tidak ada
benjolan, tidak ada cepal hematoma, tidak ada
caput suksedeneum.
b. Muka
: Simetris, tidak ada oedema.
c. Mata
: Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih,
reflek pupil ada, tidak ada kelainan.
d. Hidung
: Simetris, tidak ada pengeluaran lendir, dan tidak
ada nafas cuping hidung, fungsi pernafasan baik.
e. Telinga
: Simetris, tidak ada pengeluaran cairan, telinga
sudah matur.
f. Mulut
: Simetris, bersih, tidak ada labiskizis, tidak ada
labiopalatoskizis.
g. Leher
:Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,
tidak ada trauma lahir, tidak ada lipatan berlebih.
h. Dada
: Simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi
jantung regular, suara paru-paru bersih, tidak ada
wheezing.
i. Abdomen : Simetris, tidak ada bising usus, tali pusat bersih,
tidak ada benjolan, perdarahan tali pusat (-),
tali pusat belum puput..
j. Punggung :Tidak ada spina bifida, tidak ada bercak mongol.
k. Genitalia : Scrotum ada, testis sudah turun.
l. Anus
: Ada, bersih, tidak ada kelainan.
m. Ekstermitas
: Atas
: Gerak ada, jari-jari lengkap
Bawah
: Gerakan ada, jari-jari lengkap.
n. Kulit
: Bersih, kemerahan, tidak ada lanugo, tidak ada
vernik caseosa.
5. Eliminasi
a. Miksi
: Sudah.
b. Mekonium
: Sudah.
6. Reflek
a. Reflek Moro
: ada
b. Reflek Rooting
: ada
c. Reflek Sucking
: ada
d. Reflek Tonik neck
: ada
e. Reflek Graphs
: ada
f. Reflek Walking
: tidak ada
A
: BBL CB SMK spontan 6 jam fisiologis
P
:
1. Observasi keadaan umum dan TTV. Evaluasi, ibu mengerti akan hasil pemeriksaan yang
dijelaskan.
2. Menjaga kehangatan bayi. Evaluasi, bayi ditempatkan di samping ibu dengan diselimuti kain
hangat.
3. Melatih meneteki. Evaluasi, ibu sudah berhasil meneteki bayinya dan respon bayipun baik.
4. Mengganti popok sesuai kebutuhan. Evaluasi, ibu di bantu keluarga mengganti popok bayinya
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Catatan Perkembangan
Tanggal
: 2 Maret 2012
Jam
: 16.00 WIB
S
: Ibu mengatakan bayinya menete dengan kuat dan bayinya
sudah dibawa ke bidan dan mendapat imunisasi BCG dan
polio
O
: K/u sedang, menangis kuat, sudah BAB, sudah BAK,
penghangatan (+), nadi = 140 x/m, respirasi = 46 x/m, suhu =
36,5 C.
A
: BBL CB SMK 14 hari fisiologis
P
:
1. Observasi keadaan umum dan TTV. Evaluasi, ibu mengerti akan hasil pemeriksaan yang
2.
dijelaskan.
Menjaga kehangatan bayi. Evaluasi, bayi ditempatkan di tempat tidur di samping ibu dengan
2.
Menjaga kehangatan bayi. Evaluasi, bayi ditempatkan di tempat tidur di samping ibu dengan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini penulis akan mencoba menyajikan pembahasan yang
membandingkan teori dengan Asuhan Kebidanan komprehensif yang diterapkan pada klien
Ny.M 21 tahun sejak kontak pertama pada tanggal 1 Februari 2012 yaitu dimulai dari masa
kehamilan 37-38 minggu, persalinan, post partum, dan bayi baru lahir dengan baik, dapat
dibahas sebagai berikut :
A. Kehamilan
Dalam pengkajian dan pemberian asuhan kebidanan antenatal care Ny.M dari kehamilan 3738 minggu kita dapat melihat tercapainya tujuan dari Antenatal care yaitu menyiapkan ibu baik
mental, sosial, dan spiritual dalam menghadapi persalinan dan nifas sehingga dalam persalinan
ibu siap merawat bayinya. Ny. M telah melaksanakan Antenatal care 1 kali selama kehamilan 3738 minggu, dan selama kehamilan ia sudah melaksanakan kunjungan kehamilan pada trimester I
sebanyak 2 kali, trimester II sebanyak 2 kali dan trimester III sebanyak 4 kali, sesuai berdasar
atas teori kebijakan pemerintah ANC minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan.
(Prawirohardjo, 2006)
Dalam Antenatal care ini pelayanan standar yaitu berdasarkan teori terdiri dari 7T yaitu :
Timbang berat badan, Tekanan darah, Tinggi fundus uteri, Imunisasi TT, Tablet Fe, Test
penyakit menular seksual, dan Temu wicara. (Prawirohardjo, 2006). Pada Ny.M hanya
mendapatkan 6T, tes penyakit menular seksual tidak dapat diterapkan karena keterbatasan biaya
dari pihak keluarga klien.
Timbang berat badan, menurut teori Prawirohardjo (2006) rata-rata kenaikan berat badan ibu
selama hamil 6,5 kg sampai 12,5 kg. Maka hasil pemeriksaan BB ibu sebelum hamil 61 kg dan
setelah hamil adalah 70 kg, jadi kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah 9 kg. Maka,
kenaikan berat badan Ny.M selama masa kehamilan adalah normal sesuai dengan teori.
Tekanan darah tinggi menurut teori Saifuddin (2006), yang normal yaitu dibawah 140/90
mmHg. Dalam pemeriksaan tekanan darah Ny. M yaitu 120/80 mmHg, maka dari hasil
pemeriksaan tekanan darah ibu normal sesuai dengan teori.
Pemberian tablet zat besi menurut teori Saifuddin (2006), 90 tablet diberikan pada usia 20
minggu atau 4 bulan dalam trimester 2, pada pemeriksaan telah diberikan Fe sebanyak 90 tablet
sehari pada malam hari. Maka dari hasil pemeriksaan sesuai dengan teori.
B. Persalinan
KALA I
Pada kala I kasus ini karena didasari oleh adanya mules-mules yang dirasakan ibu sejak
jam 05.00 WIB dengan frekuensi 2 kali dalam 10 menit lamanya 20-25 detik. Ibu datang ke
bidan pada jam 13.00, ditemukan pembukaan 2 cm dan his 2-3x10. Dimana menurut teori
Saifuddin (2006), kala I termasuk kala I fase laten batasannya 8 jam dan fase aktif 7 jam servik
membuka dari 3 cm sampai 10 cm, lamanya kala I fase aktif untuk multipara adalah batasannya
2,5 jam. Sedangkan pada his untuk Kala I fase aktif yaitu 3-5 kali dalam 10 menit selama 30-50
detik dan di akhir fase aktif berlangsung antara 2-3 menit sekali selama 60 detik. Yang terjadi
pada Ny.M kala I fase aktif terjadi selama 5 jam, kala I tidak melewati garis waspada, hal ini
sama dengan teori yang mengatakan kala I fase aktif dengan pembukaan 4 sampai dengan
pembukaan 9 cm pada primipara berlangsung selama 7 jam dengan kemajuan persalinan 1 cm
setiap 1 jam dan dari pembukaan 9 cm menjadi lengkap (10 cm) selama + 60 menit. Namun pada
kenyataan yang terjadi pada Ny.M cepat karena pada kala I ibu dari pembukaan 6 cm sampai
pembukaan lengkap (10 cm) hanya sekitar 120 menit, karena ibu dianjurkan untuk mengambil
posisi miring kiri selagi ibu masih kuat dan ibu mengikuti, hal ini mempercepat turunnya kepala.
Kebutuhan nutrisi dan hidrasi pada kasus Ny.M diberi banyak minum dimana menurut
teori memberi minum sering untuk mencegah dehidrasi. Asuhan sayang ibu, pada Ny.M penulis
memberi asuhan sayang ibu. Dimana menurut teori dengan memberi rasa nyaman yang dapat
mengurangi rasa sakit yang dialami oleh ibu. Asuhan yang diberikan adalah :
a.
Mengajak suami atau keluarga mendampingi ibu, untuk memijat atau mengusap punggung.
d.
Mengajarkan teknik bernafas kepada ibu saat ada kontraksi, dengan tujuan untuk mengurangi
rasa sakit akibat kontraksi dan mengupayakan aliran oksigen ke janin tidak terganggu..
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil sesuai dengan standar kebidanan.
KALA II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan bayi lahir. Pada saat ibu
memasuki kala II, pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah, dan kepala bayi sudah turun
di bidang Hodge IV (1/5), ibu dipimpin meneran bila ada tanda-tanda kala II seperti dorongan
meneran, tekanan anus, perineum menonjol dan vulva membuka.
Menurut teori Mochtar (1998) lamanya kala II untuk primipara adalah 1 jam, sedangkan
pada Ny.M kala II berlangsung selama 10 menit. Pada Ny.M tidak dilakukan episiotomi dan
terdapat laserasi dan dilakukan penjahitan derajat I. Partograf tidak melewati garis waspada.
Maka dari hasil pemeriksaan sesuai dengan teori.
KALA III
Menurut teori Mochtar (1998) lamanya kala III untuk primipara dan multipara sama yaitu
5-30 menit. Dalam kasus Ny.M ini pada kala III tidak ada kesenjangan antara teori dengan
pelaksanaan, lamanya kala III pada Ny.M selama 5 menit. Ditentukan dari lahirnya bayi sampai
plasenta lahir.
Kala III ditegakkan setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Setelah bayi lahir penulis
memastikan bahwa tidak ada janin kedua dalam perut ibu. Kemudian penulis melakukan
manajemen aktif kala III yang bertujuan untuk mempercepat pelepasan plasenta, yaitu dengan
cara penyuntikan oksitosin 10 UI secara IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan
pemijatan uterus segera setelah lahir jam 19.15 WIB dengan plasenta lahir spontan dan lengkap
jumlah perdarahan 100 ml. Berdasarkan teori suntikan oksitosin diberikan setelah diketahui
tidak ada janin kedua. Maka tindakan yang dilakukan sesuai dengan teori.
KALA IV
Menurut teori Saifuddin (2006) kala IV merupakan masa yang paling kritis untuk
mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Untuk itu dilakukan
pengawasan minimal selama 2 jam dengan ketentuan setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama
dan 30 menit sekali pada jam kedua.
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir sampai 2 jam setelah melahirkan. Kala IV Ny.M
dimulai jam 19.15 WIB. Dilakukan observasi selama 2 jam yaitu setiap 15 menit pada 1 jam
pertama selama 4 kali dan 30 menit pada jam kedua selama 2 kali. Observasi di fokuskan pada
Tanda-Tanda Vital ibu, TFU (tinggi fundus uteri), kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan ibu.
Jadi, tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori.
Hasil observasi pada ibu selama 2 jam postpartum tidak ditemukan tanda-tanda
membahayakan, baik dari ibu maupun dari bayinya. Penulis memberikan konseling tentang
bagaimana cara menyusui yang baik dan menganjurkan ibu untuk minum dan makan seperti
biasa agar tenaga ibu cepat pulih dan mencegah ibu dari dehidrasi, agar bisa istirahat dengan
nyaman. Asuhan kebidanan pada ibu intranatal sesuai dengan standar kebidanan. Maka dari hasil
pemeriksaan sesuai dengan teori.
C. Nifas
Dalam masa ini Ny.M telah mendapatkan 4 kali kunjungan nifas yaitu 6 jam postpartum,
6 hari postpartum, 2 minggu postpartum dan 6 minggu postpartum. Setiap kunjungan Ny.M
mendapatkan pelayanan dari mulai mengajarkan massase pada ibu dan keluarga, konseling
mengenai ASI (air susu ibu) dan merawat bayi, tanda-tanda bahaya bayi, tanda-tanda bahaya ibu
nifas dan keluarga berencana. Pelayanan tersebut sesuai dengan program dan kebijakan
mengenai kunjungan nifas yang dilakukan selama 4 kali (Saifuddin, 2006).
Kunjungan I (6 jam post partum) menurut Saifuddin (2006) TFU (tinggi fundus uteri)
sepusat sampai dengan 2 jari di bawah pusat, lokhea rubra (warna merah, mengandung darah
yang berasal dari robekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan korion), bertujuan
untuk mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan, memberikan konseling pada ibu bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, memberikan konseling
pada ibu bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI (air
susu ibu) awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah hipotermi. Pada pemeriksaan TFU (tinggi fundus uteri) sepusat, lokhea
rubra, tidak ada perdarahan masa nifas karena atonia uteri, dilakukan pemberian ASI awal,
melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Maka hasil pemeriksaan sesuai dengan teori.
Kunjungan II (6 hari post partum), menurut teori Saifuddin (2006) TFU pertengahan
pusat sympisis, lokhea serosa, bertujuan untuk memastikan involusi uterus berjalan normal,
menilai adanya tanda-tanda demam, tidak ada perdarahan abnormal, memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan konseling tentang
asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Maka hasil pemeriksaan sesuai dengan teori.
Kunjungan III (2 minggu post partum) menurut teori Saifuddin (2006) TFU tak teraba,
lokhea alba. Pada pemeriksaan TFU (tinggi fundus uteri) tak teraba, lochea alba. Maka hasil
pemeriksaan sesuai dengan teori.
Kunjungan IV (6 minggu post partum) menurut Saifuddin (2006) bertujuan menanyakan
tentang penyulit yang ibu dan bayi alami, memberikan konseling untuk KB (keluarga berencana)
secara dini. Pada pemeriksaan tidak terdapat penyulit pada ibu. Memberikan konseling KB
(keluarga berencana). Maka hasil pemeriksaan sesuai dengan teori.
Ny.M melakukan mobilisasi dengan miring ke kiri dan miring ke kanan segera setelah
melahirkan dan turun sendiri dari tempat tidur ke kamar mandi setelah 2 jam melahirkan. Kontak
dini dilakukan saat proses persalinan dengan cara meletakan bayi di atas perut ibu. Maka semua
yang dianjurkan sesuai teori.
D. Bayi Baru Lahir
Segera setelah bayi baru lahir penolong langsung menetekan bayi pada ibunya sehingga
dapat merangsang uterus kontraksi dan mencegah perdarahan setelah persalinan selesai penolong
melakukan penilaian bayi baru lahir dan melakukan perawatan selanjutnya pada bayi baru lahir
yaitu mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi dengan cara bayi diselimuti dengan kain
yang kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya, tidak memandikan segera setelah lahir dan menempatkan bayi di lingkungan yang
hangat. Pada bayi Ny.M penolong memberikan salep mata (gentamizin) dan vitamin K setelah 1
jam kontak kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan Bayi Baru Lahir akibat
defisiensi Vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian Bayi Baru Lahir. Maka dari hasil
pemeriksaan sesuai dengan teori.
Pada kunjungan I (6 jam) keadaan umum bayi tampak sehat, menangis kuat, menghisap
baik, tidak ada muntah, tali pusat masih basah dan terbungkus kassa steril, refleks bayi sudah
BAK dan BAB. Tali pusat yang terbungkus kassa steril tidak sesuai dengan teori bahwa tali pusat
harus dibiarkan kering tanpa dibungkus apapun. Pada pemeriksaan keadaan umum bayi tampak
sehat, menangis kuat, menghisap baik, tidak ada muntah, tali pusat masih basah dan terbungkus
kassa steril, refleks bayi sudah BAK (buang air kecil) dan BAB (buang air besar). Diberikan
penkes tentang perawatan tali pusat. Maka dari hasil pemeriksaan ada kesenjangan dengan teori.
Pada kunjungan II (6 hari), pemberian imunisasi Hepatitis B. Hal ini sesuai dengan
jadwal program imunisasi nasional yang menyatakan bayi umur 0-7 hari harus mendapatkan
imunisasi dasar awal. Pada pemeriksaan dilakukan imunisasi Hepatitis B 11 jam setelah bayi
lahir. Maka tindakan sesuai dengan teori.
Pada kunjungan III (2 minggu) pemberian imunisasi BCG dan polio pertama, hal ini
sesuai dengan jadwal imunisasi program pengembangan imunisasi (PPI). Pada pemeriksaan
diberikan imunisasi BCG dan polio pertama. Maka dari hasil pemeriksaan sesuai dengan teori.