Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pengembangan Media dan Metode Pemberdayaan Masyarakat

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1. Abiyyasti Dwi Anggraeni P23133117001


2. Amatullah Muthiah A P23133117004
3. Aprila Yuliade P23133117006
4. Dede Wahyu Alamsyah P23133117010
5. Yara Nadya Almira P23133117040
6. Yuniar Dewanti P23133117041

Kelas : 3 D IV A
Dosen : 1. Kusrini Wulandari, SKM., M.Kes
2. Arni Widyastuti, SKM., M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Jalan Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120

Tlp.021-7397641, 7397643 Fax. 62 (021)7397769


2019

A. Latar Belakang

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,dirasa ataudicium untuk
memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi.

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau
informasi yyang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronik (TV, radio, computer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap
kesehatannya (DEPKES RI ,2006) Adapun tuuan media promosi kesehatan dianataranya
(Notoatmodjo,2005) :

1. Media dapat mempermudaah penyampaian informasi

2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi

3. Dapat memperjelas informasi

4. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

5. Media dapat mempermudah pengertian

6. Dapat menampilkan obyek yang dapat yang tidak nosa ditangkap dengan mata

7. Memperlancar komunikasi

B. Jenis Media Promosi Kesehatan

Berdasarkan bentuk umum penggunaan ( Notoatmodjo 2005)

1. Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, Ieaflet, majalah, buletin dan
sebagainya.
2. Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart transparan, slide, film, dan
seterusnya.

Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokan menjadi:

1. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan - pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata
warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.

Kelebihan media cetak diantaranya:

a) Tahan lama.

b) Mencakup banyak orang.

c) Biaya tidak tinggi.

d) Tidak perlu Iistrik.

e) Dapat dibawa ke mana-mana.

f) Dapat mengungkit rasa keindahan

g) Meningkatkan gairah belajar.

Kelemahan media cetak yaitu:

a) Media ini tidak dapat menstimulir efek suara.dan efek gerak

b) Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)


2. Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melaIui alat bantu elektronika. Adapun macam -
macam media tersebut adalah TV, radio, film, video fllm, cassete, CD, VCD.

Kelebihan media elektronika diantaranya:

a) Sudah dikenal masyarakat.

b) Mengikutsertakan semua panca indra.

c) Lebih mudah dipahami.

d) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak

e) Bertatap muka.

f) Penyajian dapat dikeridalikan.

g) Jangkauan relatif lebih besar.

h) Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang

Kelemahan media elektronika diantaranya:

a) Biaya lebih tinggi.

b) Sedikit rumit.

c) Perlu listrik.

d) Perlu alat canggih untuk produksinya. Perlu persiapan matang.

e) Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan.

f) Perlu terampil dalam pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).

3. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan raklame
yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di
atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat
yang strategis agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar
lebar (DEPKES RI, 2006).

Kelebihan media luar ruang diantaranya:

a) Sebagai informasi umum dan hiburan.

b) Mengikutsertakan semua panca indra.

c) Lebih mudah dipahami.

d) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.

e) Bertatap muka.

f) Penyajian dapat dikendalikan.

g) Jangkauan relatif lebih besar.

h) Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail.

i) Dapat menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lain-lain.

Kelemahan rnedia luar ruang diantaranya:

a) Biaya lebih tinggi.

b) Sedikit rumit.

c) Ada yang memerlukan listrik.

d) Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya.

e) Perlu persiapan matang.


f) Peralatan selalu berkembang dan berubah.

g) Perlu keterampilan penyimpanan.

h) Perlu keterampil dalam pengoperasian (DEPKES Rl, 2006).

C. Pengembangan Media Promosi Kesehatan

Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi
atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat peneminaan sasaran, sehingga
sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan
(DEPKES RI,2006). Untuk hal itu diperlukan langkah-langkah pengembangan media
promosi kesehatan yang tepat.

Pengembangan media promosi kesehatan dapat dilakukan dengan pendekatan proses.


Tahap-tahap dalam melakukan proses pendekatan dalam pengembangan media promosi
kesehatan yaitu :

1. Tahap Analisis Masalah dan Sasaran


Di tahap ini melakukan penelaahan analisis :
a) Masalah kesehatan, termasuk penyebab masalah, sifat masalah, epidemiologi
masalah termasuk masalah perilaku yang ada dimasyarakat sehubungan dengan
masalah kesehatan yang ditimbulkan.
b) Kelompok sasaran, dalam hal demografi, sosial-ekonomi, faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya dan adat-
istiadat, pendapatan, serta pengembangan sikap dan perilaku yang berhubgan
dengan masalah kesehatan.
c) Kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan dan progam penanggulangan yang telah
ada dari berbagai instansi sektoral untuk mengetahui pengalaman yang sudah
lalu dan harapan dimasa yang akan datang.
d) Memilih institusi, organisasi atau LSM yang mampu mendukung program. (dari
segi kemampuan internal maupun eksternal dari organisasi tersebut).
e) Sasaran komunikasi yang tersedia, untuk menetapkan media dan sarana yang
tersedia dan yang telah dilaksanakan.
2. Tahap Rancangan Pengembangan Media
Pada tahap ini dirancang atau direncakan berbagai strategi dan model intervensi yang
menjelaskan beberapa komponen, yaitu :
a) Menetapkan tujuan.
Tujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di masa datang yang
akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu. Secara umum dapat dikatakan
bahwa tujuan bahwa tujuan harus :
 Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya angan-angan
 Jelas dan dapat diukur
 Apa yang akan diukur
 Siapa sasaran yang akan diukur
 Seberapa banyak perubahan yang akan diukur
 Berapa lama dan dimana pengukuran dilakukan
Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk merancang media promosi
kesehatan dan dalam merancang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapkan tidak jelas
dan tidak operasional maka program menjadi tidak fokus dan tidak efektif.
(Notoatmodjo, 2005)
b) Menetapkan Segmentasi Sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat
dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya
adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan memberikan kepuasaan pada
masing-masing segmen. Dapat juga untuk menentukan ketersediaan, jumlah dan
jangkauan produk. Selain itu juga dapat menghitung jenis media dan menempatkan
media yang mudah diakses oleh sasaran.
Sebelum media promosi kesehatan diluncurkan hendaknya perlu mengumpulkan
data seperti :
 Data kerakteristik perilaku khalayak sasaran
 Data epidemiologi
 Data demografi
 Data geografi
 Data psikologi
( menurut Notoatmodjo, 2005 )
c) Mengembangkan Posisioning Pesan
Posisioning adalah upaya untuk menempatkan suatu produk perusahaan,
individu atau apa saja dalam pikirian sasaran atau konsumen. Berhubungan dengan
bagaimana calon konsumen menempatkan produk kesehatan tersebut didalam
pikirannya.
d) Menentukan strategi posisioning
Sesorang yang ingin melakukan kegiatan ini memerlukan ketekunan dan
kejernihan berfikir dalam memandang produk serta pasar yang tengah diusahakan.
Langkah yang perlu dilakukan :
 Identifikasi para pesaing
Tujuannya adalah melakukan identifikasi atas sejumlah pesaing yang ada
di masyarakat.
 Persepsi konsumen
Tujuannya adalah memperoleh sejumlah atribut yang dianggap penting
oleh khalayak masyarakat.
 Menentukan posisi pesaing
Mengetahui posisi yang diduduki pesaing dilihat dari berbagai sudut
pandang
 Menganalisis preferensi khalayak sasaran
Yaitu mengetahui posisi yang dikehendaki oleh khalayak sasaran terhadap
suatu produk tertentu.
 Menentukan posisi merek produk sendiri
Penentuan posisi merk yang akan kita jual harus memperhatikan: analisis
ekonomi, komitmen terhadap segmen pasar, jangan mengadakan perubahan
yang penting, mempertimbangkan simbol-simbol produk.
 Mengikuti perkembangan posisi
Secara berkala produk harus ditinjau dan dinilai kembali apakah masih
sesuai dengan perkembangan yang ada.
e) Memilih media promosi kesehatan
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media adalah :
 Pemilihan media didasari pada selera khalayak sasaran
 Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas
 Setiap media mempunyai peranan yang berbeda
 Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan, frekuensi dan efektivitas informasi (DEPKES RI,
2006)
3. Tahap pengembangan pesan
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi kedalam kata-kata yang sesuai untk
sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif, untuk pesan itu perlu
memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a) Command attention
Mengembangkan suatu ide pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan
b) Clarity the massage
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan
informasi yang relevan dan baru bagi pengetahuan sasaran.
c) Create trust
Pesan harus dapat dipercaya, tidak berbohong dan terjangkau.
d) Communicate a benefit
Diharapkan memberikan keuntungan kepadan sasaran yaitu termotivasi
e) Consistency
Pesan yang disampaikan harus konsisten
f) Cater to the heart and head
Pesan yang disampaikan harus bisa menyentuh akal dan rasa sasaran
g) Call to action
Pesan yang disampaikan harus dapat mendorong khalayak sasaran untuk
bertindak sesuatu.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan pesan adalah :
1) Membuat konsep pesan-pesan yang berisikan ilustrasi-ilustrasi pendahuluan,
kata-kata ungkapan, tema atau slogan yang merefleksikan strategi secara
keseluruhan.
2) Prates konsep pesan pada kelomppok sasaran atau wakil-wakil perorangan yang
diharapkan akan menghasilka pesan yang bermutu. Memberikan perhatian
khusus untuk gambar atau ilustrasi untuk menghindari salah paham.
3) Ciptakan dan kembangkan pesan-pesan yang lengkap beserta sarana
pendukungnya
4) Prates pesan yang lengkap dan bahan-bahan untuk pemahan keseluruhan,
kemampuan mengingat, titik yang kuat dan lemah, relevansi pribadi dan hal-hal
peka atau masih diperdebatkan, sebelum diproduksi.
5) Adanya tes ulang baham-bahan sebelum diproduksi ulang untuk meyakinkan
daya muat apakah masih efisien dan efektif.

4. Tahap pelaksanaan dan pemantauan


Pelaksanaan adalah tahap dimana perencanaan mulai dilaksanakan. Langkah –langkah
pelaksanaan, yaitu :
a) Menghasilkan pesan dan bahan bedasarkan hasil uji coba
b) Pesan-pesan dan bahan-bahan secara terintegrasi dan sesuai jadwal melalui media
yang tepat sehingga mendapatkan pengaruh yang nyata
c) Melatih kader maupun orang yang akan menggunakan media tersebut
d) Sebarkan secara luas jadwal pelaksanaan dan laporan sehingga tidak ada seorang
pun key person atau kelompok yang tidak mengetahuinya, pemantauan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan penerapan program. Pemantauan
mengukur kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan variabel-variabel pada tingkat
program yaitu :
a) Input promosi kesehatan
Seperti kategori dan jumlah tenaga kesehatan yang sudah mendapat
pelatihan promosi, jumlah media cetak dan alat bantu audio visual, serta
kesesuaian pendistribusian media cetak, dll
b) Output promosi kesehatan
Sasaran yang ditargetkan menerima pesan pesan dan bahan-bahan yang
disampaikan. Misalnya presentase pendengar radio mengenai pemeriksaan
kesehatan secara rutin selama 3 bulan penyiaran..
5. Tahap evaluasi dan rancang ulang
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi mengukur dampak kegiatan dari segi
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dapt dilihat dari perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku yang menetap dari khalayak sasaran.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan :
a) Mengukur dan menulusuri kepedulian umum, daya ingat atau praktik perilaku dari
khalayak sasaran dengan menggunakan teknik penelitian
b) Analisis hasil sesuai dengan tujuan spesifik
c) Melakukan perubahan pada rancangan proyek bila diperlukan

Terdapat 2 pendekatan pokok dalam evaluasi program yaitu :

a) Evaluasi formatif, evaluasi ini membantu pengembangan program pada ssaat


program tersebut masih dalam tahap pengembangan untuk memaksimalkan
kemungkinan intervensi akan berhasil.
b) Evaluasi sumatif, digunakan untuk menilai berjalannya suatu program promosi
kesehatan.

D. Metode Pemberdayaan Masyarakat

Metode dan cara pemberdayaan masyarakat atau penguatan masyarakat (strengthening


community) sangat beragam, yang hanya berwujud jika ada kemauan untuk mengubah
struktur masyarakat (Adam Malik dalam Alfian, 1980).

1. Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdaygan masyarakat sebagaimana telah tersirat dalam definisi yang diberikan,


ditinjau dari lingkup dan obyek pemberdayaan mencakup beberapa aspek, yaitu:
a) Peningkatan kepemilikan aset (sumberdaya fisik dan finan sial) serta kemampuan
(secara individual dan kelompok) untuk memanfaatkan aset tersebut demi
perbaikan kehidupan mereka.

b) Hubungan antar individu dan kelompoknya, kaitannya dengan pemilikan aset dan
kemampuan memanfaatkannya.

c) Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan.

d) Pengembangan jejaring dan kemitraan-kerja, baik di tingkat lokal, regional,


maupun global.

2. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat

Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhati-kan sedikitnya 4 (empat) unsur


pokok , yaitu:

a) Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya


dengan : peluang, layanan, penegakan hukum, efektivitas negosiasi, dan
akuntabilitas.

b) Keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan


bagaimana mereka terlibat dalam kese-Iuruhan proses pembangunan.

c) Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan


yang dilakukan dengan meng-atas-namakan rakyat

d) Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja-sama,


mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya untuk
memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.

3. Syarat Tercapainya Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Untuk mencapai tujuan-tujuan pemberdayaan masyarakat terdapat tiga jalur kegiatan


yang harus dilaksanakan, yaitu :
a) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk
berkembang. Titik-tolaknya adalah, pengenalan bahwa setiap manusia dan
masyarakatnya memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan.

b) Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong,


memberikan motivasi, dan membang-kitkan kesadaran akan potensi yang
dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya.

c) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).

Dalam rangka ini, diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, penyediaan
berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan
membuat masyarakat menjadi makin dalam berdaya memanfaatkan peluang.

Memberdayakan mengandung pula arti melindungi, sehinggan dalam proses


pemberdayaan harus dicegah yang lemah agar tidak bertambah lemah, Karena itu,
diperlukan strategi pembangunan yang memberikan perhatian lebih banyak (dengan
mempersiapkan) lapisan masyarakat yang masih tertinggal dan hidup di luar atau di
pinggiran jalur kehidupan modern. Srtrategi ini perlu lebih dikembangkan yang intinya
adalah bagaimana rakyat lapisan bawah (grassroots) harus dibantu agar lebih berdaya,
sehingga tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kemampuan
masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki, tetapi juga sekaligus
meningkatkan kemampuan ekonomi nasional (Sumodiningrat, 1995).

Upaya pemberdayaan masyarakat perlu mengikutsertakan semua potensi yang ada


pada masyarakat. Dalam hubungan ini, pemerintah daerah harus mengambil peranan
lebih besar karena mereka yang paling mengetahui mengenai kondisi, potensi, dan
kebutuhan masyarakatnya.

4. Penguatan Kapasitas Masyarakat

Penguatan kapasitas adalah proses peningkatan kemampuan indiividu, kelompok,


organisasi dan kelembagaan yang lain untuk memahami dan melaksanakan pembangunan
dalam arti luas secara berkelanjutan. Dalam pengertian tersebut, terkandung pemahaman
bahwa:

a) Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan (indiividu, kelompok,


organisasi, dan kelembagaan yang lain) untuk menunjukkan/memerankan
fungsinya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.

b) Kapasitas bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan proses yang berkelanjutan.

c) Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia merupakan pusat pengembangan


kapasitas.

d) Yang dimaksud dengan kelembagaan, tidak terbatas dalam arti sempit (kelompok,
perkumpulan atau organisasi), tetapi juga dalam arti luas, menyangkut perilaku,
nilai-nilai, dlla

Penguatan kapasitas untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat tersebut, mencakup


penguatan kapasitas setiap individu (warga masyarakat), kapasitas kelembagaan (organi-
sasi dan nilai-nilai perilaku). dan kapasitas jejaring (networking) dengan Iembaga lain
dan interaksi dengan sistem yang lebih luas.

Sejalan dengan pemahaman tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat. strategi


pembangunan yang memberikan pe-hatian lebih banyak (dengan mempersiapkan) lapisan
masyarakat yang masih tertinggal dan hidup di luar atau di pinggiran jalur kehidupan
modern. Strategi ini perlu lebih dikembangkan yang intinya adalah bagaimana rakyat
lapisan bawah (grassroots) harus dibantu agar lebih berdaya. sehingga tidak hanya dapat
meningkatkan kapasitas produksi dan kemam-puan masyarakat dengan memanfaatkan
potensi yang dimiliki, tetapi juga sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi nasional.

Upaya pemberdayaan masyarakat perlu mengikut-sertakan semua potensi yang ada


pada masyarakat. Dalam hubungan ini, pemerintah daerah harus mengambil peranan
lebih besar karena mereka yang paling mengetahui mengenai kondisi, potensi, dan
kebutuhan masyarakatnya.

5. Obyek Pemberdayaan Masyarakat


Obyek atau target sasaran pemberdayaan dapat diarah-kan pada manusia (human) dan
wilayah/kawasan tertentu. Pemberdayaan yang diarahkan pada manusia dimaksudkan
untuk menaikkan martabatnya sebagai mahluk sosial yang berbudaya dan meningkatkan
derajat kesehatannya agar mereka dapat hidup secara lebih produktif. Upaya ini dilaku-
kan melalui serangkaian program penguatan kapasitas.

Dalam kerangka perencanaan, penentuan kelompok sasaran pemberdayaan


masyarakat dapat dilakukan dengan pendekatan umum (universal) dan pendekatan
khusus (ideal). Dalam pendekatan universal, pemberdayaan diberikan kepada semua
masyarakat. Keuntungan dari penedekatan ini mudah untuk diterapkan, namun kejelekan
pendekatan ini adalah adanya disparitas atau kesenjangan pemahaman yang cukup tinggi.
Sedangkan pendekatan ideal, menekankan bahwa pola pemberdayaan yang sesuai dengan
klasifikasi strata masyarakat. Syarat yang harus dipenuhi adalah kelengkapan indikator
dan kejeIasan mengenai kriteria materi pemberdayaan.

6. lndikator Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat

lndikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program


pemberdayaan masyarakat mencakup :

a) Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir dalam tiap kegiatan yang
dilaksanakan.

b) Frekuensi kehadiran tiap-tiap warga pada pelaksanaan tiap jenis kegiatan.

c) Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk memperoleh pertimbangan


atau persetujuan warga atas ide baru yang dikemukakan.

d) Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat yang ditujukan untuk
kelanaran pelaksanaan program pengendalian.

e) Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat untuk menunjang pelaksanaan
program kegiatan.

f) lntensitas kegiatan petugas dalam pengendalian masalah.


g) Meningkat kapasitas skala partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.

h) Berkurangnya masyarakat yang menderita sakit malaria.

i) Meningkatnya kepedulian dan respon terhadap perlunya peningkatan kehidupan


kesehatan.

Meningkatnya kemandirian kesehatan masyarakat.

Beberapa metode pemberdayaan masyarakat antara Iain:

1. Metode Pemberdayaan Individual

Metode yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatau perubahan perilaku atau
inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual adalah karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan pennerimaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
membantunya maka perlu menggunakan metode ini.

Pendekatan individual dilakukan dalam bentuk:

a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and caounceling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
Akhimya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian
akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)

b) lnterview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.


Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum
maka perlu peyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Kelompok

Dalam memih metode ini, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan
tergantung kepada besamya sasaran pemberdayaan.

a) Kelompok besar

Yang dimaksud dengan kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan


Iebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar antara Iain adalah
ceramah dan seminar.

1) Ceramah
Metode ini cocok untuk sasaran yang berpendidikan maupun rendah. HaI-hal
yang harus diperhatikan antara lain :

 Persiapan, meliputi:

 Ceramah berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa


yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah perlu mempersiapkan diri.

 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik.

 Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran seperti makalah singkat, slide,


transparan, sound sstem da sebagainya.
 Pelaksanaan Kunci dari keberhasilkan pelaksanaan cerama adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran. Hal-hal yang dapat dilakukan agar
penceramah memahami materi ceramahnya adalah:

 Sikap dan penammpilan yang meyakinkan.

 Suara hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan harus tertuju ke


seluruh peserta.

 Berdiri di depat (pertengahan), sebaiknya tidak duduk. Menggunakan alat-


alat bantu semaksimal mungkin.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (prsentasi) dari seorang ahli
atau bebrapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan hangat di
masyarakat.

b) Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok


kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:

1) Diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas


berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu
sama Iain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi
duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.

Diskusi dimulai dengan pancingan-pancingan dari pemimpin diskusi yang


dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus yang berhubungan dengan topik
diskusi. Pemimpin diskusi harus dapat mengarahkan dan mengatur sedemikian
rupa sehingga semua peserta mendapatkan kesempatan berbicara

2) Curah pendapat (Brain storming)

Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok. Prinsipnya


sama dengan diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelomok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan
jawaban ata tanggapan (curah pendapat).Setiap pendapat kemudian
ditulis/dicatat. Sebelum semua peserta mengemukakan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari oleh siapapun. Baru setelah semua mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari, sehingga akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (Snow balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian


dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit, maka
tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang bergabung lagi dengan lainnya dan seterusnya.

4) Kelompok – kelompok kecil (Buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang


kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok Iain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
Selanjutnya hasiI dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.

5) Bermain peran (Role pay)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang


peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas,
sebagai sanitarian, dan Iain-lain sedangkan sebagian yang lain sebagai anggota
masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana berinteraksi atau berkomunikasi
sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi (smulation game)

Metode ini merupakan gabugan antara rolé play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan disajikan dadam beberapa bentuk permainan.

3. Metode pemberdayaan massa

Metode ini digunakan untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang


ditunjukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Cara yang palingg tepat
adalah pendekatan massa. Oleh karena pesena yang sangat bewariasi, make perlu teknik
penyampaian pesan juga harus benar-benar dirancang sedemikian rupa sehingga pesan
dapat ditangkap oleh mereka.

Beberapa metode yang dapat diterapkan adalah:

a) Ceramah umum

b) Pidato-pidato atau diskusi melalui media massa.

c) Simulasi

d) Tulisan – tulisan di media cetak baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab

e) Bill board
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Kusrini. Dkk. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Jakarta 2.

Anda mungkin juga menyukai