P2 ISPA
1
1 Pendahuluan
2
Situasi Epidemiologi
Situasi Epidemiologi
IW
Situasi Pneumonia Bayi/Balita di Indonesia
Etiologi :
- Streptococcus pneumoniae 50%
- Haemophylus influenzae 20%
- Lain-lain: virus, jamur, parasit 30%
PNEUMONIA DAPAT
DICEGAH DAN DI
OBAT
ISPA ATAS
Infeksi akut yang menyerang saluran
pernafasan bagian atas
KESIAPSIAGAAN &
RESPON
THD PANDEMI
INFLUENZA
FAKTOR RISIKO ISPA /
PNEUMONIA
10
Angka Perkiraan Pneumonia Balita
11
Angka Perkiraan Pneumonia
1. Prosentase KaKo yang 50% puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pneumonia: Jumlah kako yang minimal
puskesmasnya melakukan tatalaksana standar/Seluruh jumlah kako di wilayah tersebut
2. Prosentase puskesmas yang melakukan tatalaksana standar : Jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
minimal
60%/Jumlah puskesmas yang ada di wilayah kako tersebut
3. Prosentase balita yang diberikan tatalaksanan standar: Jumlah balita yang datang dengan keluhan batuk dan atau
kesukaran bernapas yang diberikan tatalaksanan standar (ditung napas/dilihatTDDK)/Jumlah seluruh kunjungan balita
dengan batuk dan
atau kesukaran bernapas
Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan pada tempat & kurun waktu ttt/jumlah perkiraan kasus pada tempat & kurun
waktu ttt
Jumlah provinsi yang telah menyusun rencanan kontijensi pandemi influenza & ttx pada tahun tertentu dibagi seluruh jumlah
provinsi
STRATEGI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ISPA
PENURUNAN
KESAKITAN & KEMATIAN AKIBAT ISPA
DAN TATA LAKSANA
KASUS PNEUMONIA
PENGENDALIAN
FAKTOR RISIKO
KESIAPSIAGAAN
DAN RESPON
PENEMUAN
INFUENZA
PANDEMI
ISPA
SIM, SURVEILANS, & KAJIAN
DUKUNGAN MANAJEMEN
Intensifikasi Pencegahan dan Pengendalian
Pneumonia
PROMOTIF
PROMOTIF PREVENTIF
PREVENTIF DIAGNOSTIK
DIAGNOSTIK KURATIF
KURATIF
ANC
ANC Imunisasi
Imunisasi :: Hitung
Hitung Napas
Napas
ASI
ASI eksklusif
eksklusif DPT
DPT Lihat
Lihat Tarikan
Tarikan
Gizi
Gizi seimbang
seimbang Campak
Campak Dinding
Dinding Dada
Dada • Antibiotik
PHBS
PHBS (CTPS)
(CTPS) Hib
Hib bawah
bawah KeKe dalam
dalam (Amoksisilin)
Mengurangi
Mengurangi Pneumokok
Pneumokok (TDDK)
(TDDK)
Periksa • Terapi Oksigen
polusi
polusi udara
udara (Demonstrasi
(Demonstrasi Periksa Saturasi
Saturasi
Etika
Etika batuk
batuk di
di 2kab
2kab Lotim
Lotim Oksigen
Oksigen
Deteksi
Deteksi dini
dini &
& Lobar)
Lobar)
1. Hasil penelitian
2. Rekomendasi IDAI
3. Tanggapan Komite Ahli
TUJUAN
Kegiatan Pokok
Terwujudnya kesiapsiagaan dan
respon pemerintah bersama • Penyusunan revisi Pedoman Kesiapsiagaan
dan Respon terhadap Pandemi.
masyarakat di suatu wilayah untuk
menghadapi potensi pandemi • Penyusunan Renkon, Table Top Exercise,
influenza
simulasi lapangan di propinsi.
• Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
untuk menyusun Rencana Kontijensi;
• Review upaya-upaya pengembangan
kesiapsiagaan pandemi influenza.
• Koordinasi dan integrasi lintas program
dan lintas sektor dalam upaya-upaya
kesiapsiagaan dan respons terhadap
pandemi influenza
C.PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO ISPA
KEGIATAN
• Penanganan kelompok rentan
ISPA pada tempat yang
Tujuan dikembangkan menjadi rumah
• Mewujudkan upaya singgah pada wilayah kabut asap.
1. Penyusunan pedoman
penanganan kelompok
tatalaksana penanganan ISPA di
rentan ISPA di rumah rumah singgah, termasuk
singgah pada wilayah kabut standarisasi rumah singgah dan
asap. ketersediaan alat air purifier.
• Terselenggaranya 2.Penyediaan logistik rumah
koordinasi lintas program singgah, termasuk air purifier.
dan lintas sektor dalam 3.Pertemuan koordinasi LP/LS
pengendalian faktor-faktor dalam penanganan ISPA pada
risiko ISPA wilayah kabut asap.
4.Pertemuan koordinasi LP/LS
dalam penanganan faktor-faktor
risiko ISPA
SISTEM INFORMASI, SURVEILANS, DAN KAJIAN / RISET
Tujuan :
Kegiatan:
• Laporan rutin kegiatan pencegahan dan pengendalian ISPA secara
periodik
• Pelaksanaan surveilans ISPA
• Peningkatan kapasitas untuk pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 ISPA
• Pelaksanaan kajian terkait faktor risiko ISPA, pencegahan dan
pengendalian ISPA
• Sentinel surveilans pneumonia di Puskesmas dan RS sentinel
• Pembinaan/monitoring kegiatan
BAHAN CAPAIAN PNEUMONIA
BALITA
CAPAIAN INDIKATOR 2018
RENSTRA
Kab/Kota yang 50% puskesmasnya melaksanakan
tatalaksana standar baik dengan pendekatan MTBS maupun
tatalaksana program
= 89,47% dari total kab/kota (34 dari 38 Kab/Kota)
%
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
0.00
74.31
53.12
47.43
81.46
114.97
96.08
117.29
48.55
84.95
41.46
72.00
47.82
30.39
33.10
79.36
68.03
41.20
Target
49.92
Cakupan
94.23
100.55
0.00
33.81
30.23
Kelengkapan
36.38
38.09
56.44
73.42
15.14
19.11
4.04
90.01
67.52
7.75
38.61
54.43
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018
40.95
36.44
11.89
51.49
GRAFIK PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PER BULAN
DINAS PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2018
10,000
9,000 9,116
8,392
8,195 8,116
8,000 7,937 8,052
7,681 7,734
7,510
7,268
7,000 6,965
6,000 5,947
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
KASUS PNEUMONIA BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
32,910; 26%
92,913; 74%
0
20,000
40,000
60,000
80,000
Ba
ng
Ba ka
n y l an
uw 21,761
7,046
an
gi
Bl i 505 65,131
t
Bl i ar
t ar 389 43,094
Bo
j on (K )
Bo
eg
or 196 20,791
nd o
ow 855 44,081
os
o
Gr 83 57,885
esi
k 85,292
J em 984
be
Jo r 59,045
mb
an 1,306
g 63,411
Ke
dir 1,664
Ke i 78,239
dir
i (K 633
La
mo )
22 31,530
ng
Lu an
ma 333 90,003
j an
Ma g
di u 186 21,891
Ma n
diu
656 66,692
n(
Ma K )
ge 28 30,193
t an
Ma
117 32,817
l
Ma an g
l an 778 110,248
g(
Mo K)
Mo oke
j
696 29,302
j o k rt o
ert
1,914 102,931
Bukan Pneumonia
o(
K)
Ng
an 83 33,526
juk
Ng 0
0
aw
Pa i 28,395
ci t 374
Pa an
me 5,626
Pneumonia
ka
san 1,090
Pa 28,215
su 188
Pa r ua
su n
ru
an 1,784 95,564
Po ( K
no )
133 29,398
Pr ro
ob go
Pr oli
1,044 118,591
ob ng
oli g
ng o
go 634 44,690
(K )
Sa
mp
an 20710,091
Si d g
o 75 42,717
Si t arj o
ub
on 1,540 67,707
Su d o 24,185
Su
me
n 426
rab ep
53,342
KASUS ISPA > 5 TAHUN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018
ay 4,417
a(
Tre K)
ng
ga 1,364 183,780
l ek
127 31,005
Tu Tub a
l un n
ga 656 39,681
gu
Ko ng
ta 360 56,778
Ba
tu
17 10,680
PWS PENEMUAN PNEUMONIA PER BULAN DIBANDING TARGET
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018
90
80
70
60 61
55 56
54 53 54
50 51 51 50 51
48
46
40 40
30
20
10
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES DIN
Cakupan Target
PNEUMONIA BAYI, BALITA DAN UMUR LEBIH 5 TAHUN PROVINSI
JAWA TIMUR TAHUN 2018
25,497; 20%
32,910; 26%
67,416; 54%
‒ Perubahan drastis →
pandemi (jarang).
38
IW
VIRUS INFLUENZA
• Tipe A
• Subtipe:
- Hemagglutinin (H) : 1-18
- Neurminidase (N) : 1-11
• Pada manusia dan hewan pandemi
(H1N1;H2N2; H3N2; 2009 H1N1)
• Tipe B
• Pada manusia: seasonal epidemic
• Tipe C
• ISPA ringan dan tidak menyebabkan epidemi
• Tipe D
• Pada ternak & tidak diketahui infeksi /kesakitan
pada manusia IW
Sumber: www.cdc.gov
Virus Influenza A N
H
Cara penularan :
orang - ke – orang droplet
Kontak langsung/ tidak langsung
42
IW
INFLUENZA (2)
Masa inkubasi
• Waktu mulai terpapar sampai timbul gejala
• Bervariasi 1 - 4 hari, pada AI lebih lama
Musim
• Pada daerah dgn 4 musim, mencapai puncak pada bulan-
bulan musim dingin
• Pada daerah tropis , beredar sepanjang tahun dgn
peningkatan pd musim tertentu.
43
IW
INFLUENZA (3)
Morbiditas:
Paling tinggi pada anak sekolah
IW
PENCEGAHAN & PENGOBATAN INFLUENZA
VAKSIN
• Live attenuated seasonal influenza vaccine
• Inactivated seasonal influenza vaccine
ANTIVIRUS
• Amantadin
• Rimantadin
• Oseltamivir
• Zanamivir
46
IW
History of Influenza Pandemics in 20th Century
1 MUNDUR DEKOMPRESI
BEBAN
PUNCAK
2 RENDAH
KASUS RENDAH
DAMPAK BURUK
TANPA KURANG
INTERVENSI
DENGAN
INTERVENSI
2. Situasi Influenza
Sirkulasi virus zoonotic influenza
• INFLUENZA
Angka serangan (attack rate)
- dewasa : 5 – 10%,
- anak-anak : 20 - 30%
Kasus berat: 3 – 5 juta
Kematian : 250,000 – 500,000
• Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Bawah
Penyebab kematian di negara berkembang
Penyebab kematian ke 3 di dunia
Flu Burung A (H5N1, H5N6, H7N9), H9N2
(Data mg 36, 11 Sept 2017)
3 H7N9
Kumulatif kasus flu burung A(H7N9) sejak Kasus konfirmasi
tahun 2013 sampai 9 September 2017 Kumulatif kasus sejak
dilaporkan sebanyak 1.562 kasus konfirmasi tahun 2013 sampai
dengan 607 kematian (Event Update WHO saat ini adalah nihil.
tanggal 9 September 2017).
4 H9N2
Kumulatif kasus flu burung A(H9N2) pada
tahun 2017 sebanyak 3 kasus . Kasus
terakhir dilaporkan pada 30 Juni 2017 di
China (WHO event update 9 Agustus 2017).
AVIAN FLU (H5N1) di INDONESIA
2,000 20%
1,600 16%
1,400 14%
1,000 10%
800 8%
600 6%
400 4%
200 2%
0 0%
Minggu Epidemiologi
Dari total 320.425 pasien rawat inap, 3.619 (1,1%) teridentifikasi sebagai
kasus ISPA Berat.
Jumlah spesimen diperiksa Proporsi Positif Influenza, Surveilans ISPA Berat Indonesia (SIBI):
Mei 2013 - September 2017
100 100%
% Positif Influenza
Jumlah spesimen diperiksa
90 90%
% Influenza Positif
80 80%
70 70%
60 60%
50 50%
40 40%
30 30%
20 20%
10 10%
0 0%
Minggu Epidemiologi
Dari total 3.359 spesimen ISPA Berat yang diperiksa, 408 (12%)
diantaranya positif influenza.
Jumlah Kasus ISPA Berat Positif Influenza Berdasarkan Tipe dan Subtipe Virus, Surveilans
ISPA Berat Indonesia (SIBI): Mei 2013 - September 2017
15
13
-- A (H1N1)pdm09
11 -- A(H3N2)
-- B
9
-1
300 30
250 25
200 20
150 15
100 10
50 5
0 0
Wonosari Kanujoso Bitung Deli NTB Haulussy
Serdang
250 100.00
200 80.00
150 60.00
100 40.00
50 20.00
0 0.00
Kanujoso Haulussy Gunung kidul Bitung Deliserdang NTB INA
Di periksa Positif %
67
KASUS PNEUMONIA SEMUA KELOMPOK UMUR DI INDONESIA TAHUN
2018
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
-
ar t el ut el l li ar ut
b Jk e ng ten u ng l s m ia
u
b TT se Ba b al ua ta
ra ng
Ja K I t n p Su Su
R Ba N um ul M Pa
p
al al
te
D Ja Ba am S S K K
L
68
Surveilans Influenza Like Illness (ILI)
Definisi Operasional :
Demam >= 38oC dan Batuk Onset demam tidak lebih dari 10
hari
27 Puskesmas – 27 Provinsi
Puskesmas
72