Nasional P2
Pneumonia
dr. Alfinella Izhar Iswandi, MPH
Sub Koordinator Pneumonia
Program Substansi ISPA Direktorat P2PML
• Masalah kesehatan adalah Pneumonia yang
banyak terjadi pada usia anak maupun pada
usia dewasa.
• Pada bayi, balita dan lansia, Pneumonia sering
berakibat kematian
k
Latar Belakang (1)
ASI (-)
Gizi buruk
Defisiensi vit A
Imunisasi (-)
1. Persentase balita yang diberikan tatalaksana standar : Jumlah balita yang datang dengan keluhan batuk dan
atau kesukaran bernapas yang diberikan tata laksana standar (dihitung napas/dilihat TDDK) / Jumlah seluruh
kunjungan balita dengan batuk dan atau kesukaran bernapas
2. Persentase puskesmas yang melakukan tata laksana standar : Jumlah puskesmas yang melakukan tata aksana
standar minimal 60% / Jumlah puskesmas yang ada di wilayah kako tersebut
3. Persentase KaKo yang 50% puskesmasnya melakukan tata laksana standar pneumonia : Jumlah kako yang
minimal puskesmasnya melakukan tata laksana standar / Seluruh jumlah kako di wilayah tersebut
SITUASI GLOBAL PNEUMONIA
~16%
2015
25.000 anak Indonesia meninggal setiap
tahunnya karena Pneumonia
Situasi Nasional (1)
PERSENTASE KAB/KOTA DENGAN 50% PUSKESMAS MELAKSANAKAN TATALAKSANA STANDAR DI INDONESIA
TAHUN 2020
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0
2017 2018 2019 2020 2021
2019 2020
Situasi Nasional (6)
KASUS ISPA DI INDONESIA
31.50%
14,864,392
33.50%
10,181,879
7,646,397
5,084,764
DIAGNOSTIK
• ANC
PREVENTIF
PROMOTIF
• DPT O2
KURATIF
• ASI eksklusif, Lihat TDDK
• Campak
• Gizi seimbang
• Hib Periksa
• PHBS (CTPS)
• PCV Saturasi O2
• Etika batuk dan
bersin
• Rumah sehat
• Mengurangi
polusi udara
Imunisasi
Imunisasi DPT untuk mencegah Difteri dan Pertusis
Imunisasi HiB/Hemofilus Influenzae Tipe B untuk mencegah Pneumonia karena HIB
Imunisasi PCV/Pneumococcal Conjugate Vaccine untuk mencegah Pneumonia karena Streptokokus pneumonia
Imunisasi Campak untuk mencegah komplikasi Pneumonia
Lindungi, Cegah & Obati
Dampak Ekonomi Kasus Pneumonia
di Indonesia
❑ Rata – rata ada 1,26 juta kasus pneumonia setiap tahun diantara balita dan di
rawat jalan di rumah sakit, dalam 6 tahun terakhir. Ini berarti diperlukan biaya
perawatan sebesar US$28,1 juta* atau Rp. 379,3 M
❑ Namun penyebab bakteri utama adalah Pneumokokus, yang telah diidentifikasi
pada 49,5% kasus di Indonesia dan hal ini dapat dicegah dengan vaksin
Pneumokokus
WHO POSITION PAPER – PCV, 2019
4.
Hambatan
dan
Tantangan Program P2
ISPA/ Pneumonia
Hambatan di Lapangan
1. Banyak anak menderita pneumonia tanpa diketahui oleh ibu / pengasuhnya
karena sulit bagi ibu untuk mendeteksi bahwa anaknya sakit pneumonia karena
indikatornya sangat klinis dan teknis yaitu hitung napas dan melihat TDDK
2. Komitmen petugas puskesmas menghitung napas dan memeriksa TDDK masih
rendah
3. Belum semua puskesmas melaksanakan MTBS
4. Terapi antibiotika dan obat simptomatik yang tidak rasional
5. Tantangan dalam diagnosa dan klasifikasi pneumonia balita
6. Koordinasi petugas yang masih belum harmonis
7. Belum terintegrasinya pelaporan RS
Tantangan Program
1. Keterbatasan jumlah dan kapasitas SDM di fasyankes primer
dalam deteksi pneumonia secara cepat dan akurat, dan tingginya
frekuensi mutasi pegawai di daerah
2. Kasus pneumonia balita yang under reported karena : rendahnya
pengetahuan dan pemahaman petugas
3. Ketergantungan daerah kepada Pusat, dalam : (a) Dukungan alat
deteksi pneumonia, (b) Buku pedoman, (c) Peningkatan kapasitas
Nakes, (c) Media promotif-preventif dan KIE
4. Beberapa Kab/Kota tidak memiliki Dana APBD untuk operasional
ISPA, banyak Provinsi yang tergantung Anggaran Dekonsentrasi.
5. Dana BOK belum optimal dimanfaatkan daerah untuk
mendukung Program ISPA
6. Ketepatan laporan program ISPA masih rendah
Terima kasih