Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN DI INDONESIA


“KARTU INDONESIA SEHAT (KIS)”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ratno Adrianto, SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH:
Enny Diah Rusman Saputry
2111016108

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah swt yang
telah melimpahkan rahmat dengan memberikan kesehatan serta kelancaran
untuk saya hingga dapat menyelesaikan Makalah Sistem Pembiayaan
Kesehatan Di Idonesia Program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Makalah ini
bertujuan Sebagai Pengganti Ulangan Tengah Semester.
Tidak lupa juga saya mengucap Terimakasih Kepada Dosen Pengampu
Mata Kuliah Surveilans Kesehatan Masyarakat yaitu Bapak Dr. Ratno
Adrianto, SKM., M.Kes yang telah membimbing mata kuliah dan memberikan
wawasan.
Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah yang saya
buat,oleh karena itu kritik dan saran saya perlukan agar dapat membuat makalah
yang lebih baik kedepannya agar bisa menjadi lebih bermanfaat dan menambah
wawasan bagi banyak orang.

Samarinda,04 April 2023

Enny Diah Rusman Saputry


DAFTAR ISI

COVER…............................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR….................................................................................................. ii

DAFTAR ISI….................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN….............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah….................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN…................................................................................................2

2.1 Sistem Pembiayaan Kesehatan…............................................................................ 2

2.2 Kartu Indonesia Sehat….......................................................................................... 4

2.3 KIS berbeda dengan BPJS....................................................................................... 6

2.4 Cara mengurus Kartu Indonesia Sehat…................................................................7

2.5 Apakah KIS telah Berjalan dengan Efisien............................................................ 8

BAB 3 PENUTUP…........................................................................................................10

3.1 Kesimpulan…......................................................................................................... 10

3.2 Saran........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara berkembang dengan jumlah penduduk yang
sangat banyak, bermacam - macam suku bangsa dan kebudayaan.di setiap Negara
pasti mempunyai bererapa masalah seperti beberapa faktor – faktor tertentu yang
menghambat kemajuaan Negara tersebut seperti contoh faktor kesenjangan
ekonomi dan kesehatan.seperti masalah kesahatan.

kepesertaan. Pertama, kelompok masyarakat yang menjadi mendaftar dan


membayar iuran, baik membayar sendiri (mandiri) ataupun berkontribusi bersama
pemberi kerjanya (sigmen atau pekerja).kedua kelompok masyarakat miskin dan
tidak mampu yang didaftarkan oleh pemerintah dan iurannya dibayari oleh
pemerintah (segmen Penerima Bantuan iuran atau PBI).
Undang-undang yang menjadi dasar diterbitkannya Kartu Indonesia Sehat
(KIS), yaitu Undang-undang No 40 tahun 2004 tentang sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) dan UU No. 24 tahun 2011 tentan BPJS keseahatan . KIS
merupakan perluasan dari masyarakat miskin yang tidak tercakup dalam
Penerimaan Bantuan Iuran (PBI). Pasal 34 UUD 194 juga mengamanatkan bahwa
fakir miskin dan anak terlantar dipilihara oleh Negara. Dalam hal ini,BPJS
Kesehatan adalah badan yang menyelenggarakan , sedangkan Kartu Indonesia
Sehat (KIS) adalah programnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. definisi Pembiayaan
2. Definsi Kartu Indonesia Sehat KIS
3. Bagaimana Mengurus KIS ?
4. Apa Perbedaan KIS dan BPJS ?
5. Apakah KIS telah berjalan dengan Efisien ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia


Pembiayaan kesehatan merupakan dasar dari kemampuan sistem kesehatan
suatu negara untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Dana/uang yang terkumpul digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan seperti membayar para tenaga kesehatan, obat-obatan dan juga
membiayai kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif. Dengan
dideklarasikannya universal health coverage (UHC) maka pembiayaan kesehatan
saat ini ditujukan pula untuk memberikan perlindungan resiko keuangan
penduduk yang artinya adalah pembiayaan kesehatan juga digunakan untuk
membantu masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan akibat menderita suatu
penyakit tanpa harus mengalami resiko finansial yang berakibat kemiskinan.
Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan kesehatan mempunyai dua hal tujuan yaitu
mengumpulkan dana yang cukup dan memberikan perlindungan risiko keuangan
kepada penduduk.
system pembiayaan kesehatan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Oleh
karena itu di dalam sistem kesehatan nasional (SKN) tahun 2012 disebutkan
bahwa pembiayaan kesehatan merupakan sub sistem dalam SKN. Subsistem
pembiayaan kesehatan merupakan pengelolaan upaya-upaya penggalian,
pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk menyelenggarakan
pembangunan kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan
bertujuan menyediakan dana kesehatan dalam jumlah cukup mencukupi,
mengalokasikannya secara adil dan merata, memanfaatkannya secara efektif dan
efisien dan menyalurkannya untuk menjamin terlaksananya pembangunan
kesehatan.
Prinsip-prinsip pembiayaan kesehatan berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) adalah sebagai berikut:
a. Kecukupan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan swasta mempunyai
tanggung jawab bersama dalam pembiayaan kesehatan. Pemerintah
mengalokasi dana melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
pusat dan daerah yang besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan. Selain untuk penyelenggaraan kesehatan, Pemerintah pusat
dan daerah wajib menyediakan pembiayaan kesehatan untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu.
Sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah, masyarakat
dan swasta terus digali dan dikumpulkan serta ditingkatkan jumlahnya
agar tersedia cukup sesuai kebutuhan dan tentu harus dikelola dengan baik
untuk memenuhi prinsip efektif, efisien, adil dan merata dan
pengelolaannya bersifat transparan dan akuntabel untuk menjamin
kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai.
b. Efektif dan efisien
Untuk menjamin pengelolaan dana kesehatan secara efektif dan efisien
maka penggunaannnya harus sesuai dengan perencanaan pembiayaan
kesehatan, penguatan kapasitas manajemen perencanaan anggaran dan
kompetensi pemberi pelayanan kesehatan.
c. Adil dan transparan
Pengelolaan dana kesehatan yang dikumpulkan dari berbagai sumber
(Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat dan swasta) harus digunakan
secara adil terhadap seluruh masyarakat sehingga kesehatan masyarakat
terpelihara dan masyarakat terlindung dari pemenuhan kebutuhan dasar
kesehatan. Pengelolaan dana kesehatan pun harus dilaksanakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), transparan dan seluruh
penggunaannya dapat di pertanggungjawabkan.
pembiayaan kesehatan melingkupi berbagai fungsi yakni fungsi Pengumpulan
dana, penyatuan sumberdaya serta pembelanjaan pembiayaan kesehatan,
a. Pengumpulan dana
Pengumpulan dana merupakan cara bagaimana sistem kesehatan
memperoleh pembiayaan baik yang bersumber dari rumah tangga, bisnis
maupun sumber daya dari luar negeri (Gottret George, 2006). Dalam
SKN, Pengumpulan dana dimaknai sebagai penggalian dana yakni proses
penggalian dana yang ditujukkan untuk pembangunan kesehatan yang
bersumber dari Pemerintah/Pemerintah Daerah dilakukan melalui pajak
umum, pajak khusus, bantuan atau pinjaman yang tidak mengikat, serta
berbagai sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Republik Indonesia, 2012).
Pengumpulan dana salah satu fungsi dari pembiayaan kesehatan yang
berfokus terhadap siapa yang akan membayar upaya kesehatan, jenis
pembyaran dan siapa yang akan mengumpulkan pembiayaan tersebut.
Dalam konteks ini, pemerintah dapat menjalankan berbagai mekanisme
baik finansial maupun non finansial untuk dapat menjalankan fungsi ini.
Isu fiskal terkait Pengumpulan dana kesehatan ialah bagaimana
memobiliasi sumber daya finansial untuk dapat membiayai pelayanan
kesehatan masyarakat maupun perorangan tanpa perlu membebani
pembiayaan publik atau hingga menyebabkan pinjaman luar negeri yang
berlebihan, Pengumpulan dana secara adil dan efisien serta sesuai dengan
ketentuan di tingkat nasional maupun internasional.
b. Pooling/Risk pooling
Risk pooling/pengumpulan risiko mengacu pada pengumpulan dan
pengelolaan sumber daya keuangan sehingga risiko finansial individu yang
besar dan tidak dapat diprediksi menjadi dapat diprediksi dan
didistribusikan di antara semua anggota kelompok. Pooling memastikan
prediktabilitas dan potensi redistribusi lintas kategori risiko kesehatan
individu (risk subsidy) serta berbagai opsi untuk mendanai risiko-risiko
kesehatan tersebut secara adil dan efisien pada seluruh kelompok
masyarakat baik yang berpenghasilan tinggi maupun berpenghasilan
rendah (equity subsidy). Menempatkan masyarakat dalam sebuah pool dan
mempersyaratkan masyarakat untuk berkontribusi membiayai kesehatan
sesuai dengan kapasitasnya ketimbang dari risiko kesehatannya akan
memungkinkan adanya subsidi silang, subsidi risiko maupun pembiayaan,
dan dapat meningkatkan proteksi finansial bagi seluruh kelompok
masyarakat yang ada (lihat gambar 7). Terdapat empat alternatif bentuk
organisasi untuk pengumpulan risiko dan pembiayaan pelayanan kesehatan
yakni Kementerian Keseahtan, badan penyelenggara jaminan jaminan
sosial, asuransi kesehatan swasta dan asuransi kesehatan berbasis
komunitas.
c. Pembelanjaan (Purchasing)
Pembelanjaan, atau juga disebut pembiayaan sisi supply/pasokan,
melingkupi berbagai ketentuan terkait bagaimana pembayaran dilakukan
kepada pelayanan kesehatan yang telah memberikan layanan kesehatan.
Pembelanjaan kesehatan berkaitan dengan kelompok mana yang akan
mendapatkan manfaat, dalam bentuk pelayanan apa/manfaat yang diberikan,
siapa yang akan menyelenggarakan layanan kesehatan, bagaimana mekanisme
pembayaran serta harga pembiayaan pelayanan kesehatan yang dibeli.
Pembelanjaan atau pembelian layanan kesehatan dapat bersifat pasif maupun
strategic. Pembelian pasif dilakukan dengan melakukan pembayaran sesuai
dengan tagihan yang diberikan. Namun pembelian strategis lebih diarahkan
kepada pencarian terus menerus metode pembelian dan penyedia layanan
kesehatan secara optimal yakni dengan mempertimbangkan paket manfaat
yang perlu disediakan, bagaimana dan dari siapa layanan tersebut dibeli.
Pembelian/pembelanjaan layanan kesehatan melingkupi tiga komponen utama
keputusan yakni mengidentifikasi internvesi yang perlu dibeli dengan
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, prioritas kesehatan nasional dan
rasio efektifitas biaya; memilih penyedia layanan dengan mempertimbangkan
kualitas, efisiensi dan keadilan serta menentukan bagaimana pelayanan dibeli
dengan mempertimbangkan ketentuan mekanisme pembayaran.

2.2 Kartu Indonesia Sehat (KIS)


Kita mengenal KIS sebagai produk kampanye calon Presiden Republik Indonesia
tahun 2014, Joko Widodo. Setelah dilantik menjadi Presiden ke-7 Indonesia, para
pihak berwenang menjelaskan KIS adalah program perluasan keanggotaan JKN untuk
masyarakat miskin dan Penyadang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
belum terdaftar sebagai peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI). Pada masa
tersebut masyarakat masih menganggap KIS adalah kartu gratisan untuk warga miskin
sesuai penjelasan para pihak berwenang. Kemudian bahwa pada tanggal 1 Maret 2015
telah ditetapkan bahwa KIS adalah kartu identitas peserta JKN. Pemerintah berharap
KIS tidak lagi dianggap sebagai kartu milik orang miskin. Pada tanggal 24 Agustus
2015 beredar KIS untuk peserta JKN yang mendaftar secara online. Kartu lama masih
tetap berlaku.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) sendiri adalah kartu yang memiliki fungsi untuk
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan secara gratis. Penggunanya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini di
setiap fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut. Kartu ini sendiri
merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari program
kesehatan yang sebelumnya yaitu BPJS Kesehatan yang telah diluncurkan oleh
mantan presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 1 Maret 2014. KIS
(Kartu Indonesia Sehat) adalah kartu yang memberikan jaminan pada pemegangnya
untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan dalam
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ini bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat miskin terhadap kesehatan. KIS akan diberikan kepada anggota Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) sehingga tidak menggeser Sistem JKN. Dalam
pelaksanaannya, pemerintah telah menunjuk BPJS Kesehatan sebagai
penyelenggaranya. “KIS hanya kartunya, dan tidak akan menggantikan JKN. Bahkan
para anggota JKN yang memegang KIS akan mendapatkan sejumlah benefit, salah
satunya edukasi.” kata Menteri Kesehatan, Nila Moeloek. Adapun keluarga miskin
yang menjadi penerima bantuan iuran JKN, yaitu sebanyak 86,4 jiwa, akan tetap
ditanggung dengan Kartu Indonesia Sehat. Namun, anak dari keluarga miskin bisa
langsung menggunakan Kartu Indonesia Sehat tanpa harus mendaftar lagi. Pada tahap
pertama sampai akhir 2014 itu, KIS akan dibagikan ke 19 provinsi. Sedangkan
provinsi lainnya akan disalurkan pada tahap selanjutnya. Pada 2015, diharapkan
seluruh penduduk prasejahtera di Indonesia sudah memiliki kartu tersebut.
Pendistribusian akan dibantu oleh PT Pos Indonesia dan perbankan nasional yaitu
Bank Mandiri. Terkait dengan biaya premi KIS, Direktur Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan, Akmal Taher mengatakan, untuk saat ini biaya
premi di Kartu Indonesia Sehat sama dengan JKN.
Biaya premi yang dibayarkan masyarakat di JKN akan sama dengan KIS. JKN
terbagi dalam tiga kelas, yakni Kelas 1 dengan harga Rp 59.500, kelas 2 Rp 42.500,
dan kelas 3 Rp 25.500. “Jadi, sementara akan sama,” kata dia. Masyarakat akan
membayar harga sesuai kelas mana dan kesanggupan mereka membayar premi per
bulan. Bagaimana cara menggunakannya? Ternyata sangat mudah, pemilik kartu
hanya tinggal menunjukkan Kartu Indonesia Sehat saat sedang berobat di puskemas
dan rumah sakit. 2.3 perbedaan KIS dengan BPJS Sama-sama sebagai program
fasilitas kesehatan dari negara, ternyata KIS dan BPJS Kesehatan memang memiliki
perbedaan. Perbedaan utamanya sebenarnya nampak dengan jelas pada sasaran atau
orang yang menerimanya. Jika BPJS merupakan sebuah program yang anggotanya
harus mendaftar dan membayar iuran, maka KIS anggotanya diambil dari masyarakat
yang tidak mampu dan pemberian kartunya ditetapkan oleh pemerintah serta
pembayaran iurannya ditanggung oleh pemerintah. Perbedaan lain dari BPJS dan KIS
adalah:

2.3 Cara mengurus KIS (Kartu Sehat Indonesia)


Sebelum mengurus KIS ada syarat yang harus dipenuhi untuk bisa memilikinya
yaitu:
1. masyarakat yang tak mampu, PMKS/disability, psikotik atau gangguan jiwa, lansia
terlantar, anak jalanan, gelandangan dan pengemis, yang sudah terdaftar namanya di
BPJS Kesehatan, dan penerima bantuan iuran dari pemerintah.
2. Namanya tercantum dalam system data terpadu PPLS 2011 yang di data oleh BPS
pada tahun 2011, dan telah memegang kartu Jamkesmas.
3. Untuk mengetahui apakah namanya tercantum dalam data terpadu PPLS 2011,
dapat di lakukan pengecekan di Puskesmas setempat atau BPJS Kesehatan cabang
setempat, karena data PBI (Penerima Bantuan Iuran) dari Pemerintah untuk menjadi
peserta BPJS Kesehatan sudah ada di Puskesmas setempat.
4. Pemegang kartu Jamkesmas dapat menggantinya dengan kartu KIS setelah terlebih
dahulu mendaftarkan di kantor cabang BPJS Kesehatan setempat.

Jika anda dan anggota keluarga anda memenuhi salah satu persyaratan di atas dan
ingin mendapatkan kartu KIS, maka berkas persyaratan dan prosedurnya adalah
sebagai berikut :

1. KK dan atau KTP anggota keluarga yang ingin mendapatkan kartu KIS
2.Surat keterangan tidak mampu dari RT/RW dan kelurahan setempat
3.Surat pengantar dari puskesmas

Untuk mendapatkan kartu KIS peserta tidak harus memiliki rekening bank, karena
iuran akan dibayarkan sepenuhnya oleh pemerintah dan hanya berhak atas kelas III.

Setelah berkas persyaratan disiapkan, maka langkah-langkah untuk pembuatan kartu


KIS atau daftar menjadi peserta BPJS PBI adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan KTP dan KK
2. Membuat SKTM dari Desa atau kelurahan dengan pengantar dari RT/RW
3. Pergi ke puskesmas untuk meminta surat pengantar Pendaftaran BPJS Sebagai
peserta PBI yang nanti akan mendapatkan kartu KIS.
4. Setelah dokumen lengkap, datang langsung ke kantor BPJS kesehatan, biasanya
anda harus mengantri dan bisa jadi anda akan dijadwalkan untuk datang di hari-hari
yang telah ditentukan, ikuti saja sesuai dengan arahan dari pihak kantor bpjs
kesehatan.
5. Pendaftaran tidak memakan waktu yang lama, dan anda akan langsung
mendapatkan kartu KIS sebagai kartu BPJS untuk peserta BPJS PBI atau penerima
bantuan iuran dari dari pemerintah.
Untuk mendapatkan kartu KIS mungkin saja di setiap daerah prosedurnya bisa jadi
berbeda satu sama lain, seperti misalnya untuk mendapatkan kartu kis di
jakarta prosedurnya bisa saja berbeda dengan bandung dan kota lainnya, anda bisa
koordinasi dengan pihak puskesmas atau kalau mau bisa datang langsung ke kantor
bpjs kesehatan untuk mendapatkan informasi dari pihak bpjs terkait cara daftar bpjs
pbi untuk mendapatkan kartu KIS.

2.4 KIS berbeda dengan BPJS


Sama-sama sebagai program fasilitas kesehatan dari negara, tetapi KIS dan BPJS
Kesehatan memang memiliki perbedaan. Perbedaan utamanya sebenarnya nampak
dengan jelas pada sasaran atau orang yang menerimanya. Jika BPJS merupakan
sebuah program yang anggotanya harus mendaftar dan membayar iuran, maka KIS
anggotanya diambil dari masyarakat yang tidak mampu dan pemberian kartunya
ditetapkan oleh pemerintah serta pembayaran iurannya ditanggung oleh pemerintah.
Perbedaan lain dari BPJS dan KIS adalah:
KIS merupakan jaminan kesehatan yang diperuntukan bagi masyarakat yang
tidak mampu, sedangkan BPJS yaitu sebuah badan atau lembaga yang
menyelenggarakan dan mengelola jaminan kesehatan tersebut. KIS hanya
diperuntukan bagi seseorang yang di mana kondisi ekonominya sangat lemah,
sedangkan BPJS merupakan jaminan kesehatan yang diwajibkan bagi setiap warga
Negara Indonesia baik yang mampu atau pun tidak mampu. Bagi rakyat yang tidak
mampu, iurannya ditanggung oleh pemerintah. Pemakaian KIS dapat dilakukan di
mana saja, baik di klinik, puskesmas atau di rumah sakit mana pun yang ada di
Indonesia. Sedangkan pemakaian BPJS hanya berlaku di klinik atau puskesmas yang
telah didaftarkan saja. KIS dapat digunakan tidak hanya untuk pengobatan saja, tetapi
juga dapat digunakan untuk melakukan pencegahan. Sedangkan penggunaan BPJS
hanya dapat digunakan jika kondisi kesehatan peserta sudah benar-benar sakit atau
harus dirawat. KIS merupakan jenis jaminan kesehatan yang mendapatkan subsidi
dari pemerintah, sedangkan pengguna BPJS diwajibkan untuk membayar iuran setiap
bulannya dengan jumlah yang telah ditentukan.

2.5 Apakah Kartu Indonesia sehat telah berjalan dengan efisien


Program Jaminan Kesehatan Nasional yang diamanatkan kepada BPJS
Kesehatan telah berjalan lama sejak mulai beroperasi pada 01 Januari 2014.
Memasuki tahun ke-9, cakupan kepesertaan telah mencapai 226 juta jiwa atau
sekitar 84% dari total jumlah penduduk di Indonesia.
Program ini juga terbukti telah berkembang menjadi program yang memiliki
kontribusi besar dan mampu mengakomodir 1,5 miliar layanan sejak tahun 2014.
Tidak hanya dari sisi kesehatan, Program JKN juga telah berkontribusi terhadap
kesejahteraan dan perekonomian terutama dalam hal mencegah kemiskinan,
meningkatkan lapangan pekerjaan dan peningkatan fasilitas kesehatan di berbagai
daerah.
Pengamat Asuransi Kesehatan Sosial, dr. Hasbullah Thabrany
mengungkapkan, implementasi JKN-KIS adalah program bersama dimana
peserta bergotong royong, belanja kesehatan yang menjadi syarat ,agar setiap
orang di Indonesia bisa sehat dan hidup produktif.
Hasbullah juga menekankan, apabila terdapat hal yang masih harus
disempurnakan, Program JKN-KIS sudah berada di arah yang benar. Perbaikan
tersebut menjadi PR bersama semua pihak. Program JKN-KIS adalah program
publik yang dikelola oleh badan hukum publik, sehingga BPJS Kesehatan bisa
diawasi bersama. Hal ini yang menyebabkan 8 tahun perjalanan Program
JKN-KIS berjalan secara transparan, efektif dan efisien.
Dalam kesempatan tersebut, BPJS Kesehatan juga memaparkan berbagai
Rencana Kajian BPJS Kesehatan Tahun 2022 dan Hasil Kajian BPJS Kesehatan
Tahun 2021 meliputi Tata Kelola Regulasi Belanja Kesehatan Strategis Program
JKN, Sumber Pembiayaan Alternatif Program JKN, Gambaran Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Covid-19 dan Potensi Pengalihan Covid-19 Menjadi
Manfaat Program JKN, serta Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah terhadap
Program JKN Berdasarkan Kapasitas Fiskal.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti dikemukakan oleh : Winter(2004:7-3) Pembangunan pelayanan
kesehatan di suatu negara tidak dapat dipisahkan dari stuktur sosial, ekonomi dan
politik yang ada dinegara tersebut bahwa ada tidaknya hak dasar disetiap warga
negara dibidang kesehatan sangat dipengaruhi oleh stuktur kesesehatan sosial,
ekonomi geografis suatu daerah juga cukup mempengaruhi kebutuhan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.penerapan strategi
pembangunan ekonomi yang cendrung berarah kapitalistik, penerimaan pendapat
Negara yang tidak stabil, privatisasi kesehatan dan berkembang industri farmasi
yang didominisasi perusahaan asing, merupakan faktor yang berpengaruh kuat
terhadap kesempatan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, oleh
karna itu , faktorfaktor tersebut, akan membawa pengaruh pada kesempatan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
Seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang memiliki fungsi untuk memberikan
jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara gratis. Penggunanya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini di setiap
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut. Kartu ini sendiri merupakan
program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari program kesehatan yang
sebelumnya yaitu BPJS Kesehatan yang telah diluncurkan oleh mantan presiden
SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 1 Maret 2014.
KIS berbeda dengan BPJS, BPJS merupakan sebuah program yang
anggotanya harus mendaftar dan membayar iuran, maka KIS anggotanya diambil
dari masyarakat yang tidak mampu dan pemberian kartunya ditetapkan oleh
pemerintah serta pembayaran iurannya ditanggung oleh pemerintah.

3.2 Saran
Agar pemakaian KIS (Kartu Indonesia Sehat) bisa menjadi lebih efisien dan
dipakai sesuai dengan persyaratan seperti orang orang yang tidak mampu,jika perlu
dilakukan evaluasi terhadap berkas ,data bahkan tempat tinggal serta keterangan
masyarakat sekitar sebagai syarat untuk melakukan pendataan lebih rinci lagi dan
ketat dalam melakukan pendaftaran, karena dari pengalaman yang saya dapat meski
KIS sudah efisien dalam penggunaannya tetapi tidak digunakan dengan orang yang
tepat, contohnya juga masih ada masyarakat yang tidak mampu belum emndapatkan
KIS sedangkan masarakat yang tergolong mampu mendapatkan KIS, oleh sebab itu
perlu diperketat lagi untuk pandaftaran KIS.
DAFTAR PUSTAKA

Evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan kesehatan Dan JKN/Kis Di Tingkat Provinsi.


Available at:
https://dinkes.sumutprov.go.id/artikel/evaluasi-pelaksanaan-pembiayaan-keseha
tan-dan-jknkis-di-tingkat-provinsi

Kebijakan Kesehatan Indonesia. Available at:


http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/

Ady (no date) Kartu Indonesia sehat Bisa Berjalan Selaras BPJS, hukumonline.com.
Available at:
https://www.hukumonline.com/berita/a/kartu-indonesia-sehat-bisa-berjalan-sela
ras-bpjs-lt5457469a44008

Kesehatan, B.P.J.S. (no date) BPJS Kesehatan. Available at:


https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/post/read/2022/2171/Pengamat-Sebut-Program
-JKN-KIS-Sudah-Efektif-Dan-Efisien

Metode Pembiayaan kesehatan di era Jaminan Kesehatan nasional ... - umy.


Available at:
http://mahendro.staff.umy.ac.id/metode-pembiayaan-kesehatan-di-era-jaminan-
kesehatan-nasional/

Pelayanan Kesehatan di era JKN (no date) Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Available at:
https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/jkn-jaminan-kesehatan-nasional-pela
yanan-kesehatan-bpjs-jaminan-kesehatan-pelayanan-kesehatan-di-era-jkn

Anda mungkin juga menyukai