Anda di halaman 1dari 7

UTS “MK AKK”

NAMA : GRACE YOUNGEST DIDA

NIM : 1807010053

1. Tulislah maksud bagan di bawah ini “keterkaitan antar fungsi sistem kesehatan, tujuan
antara kebijakan pembiayaan kesehatan, dan tujuan sistem kesehatan (Rujukan
RENSTRA 2020-2024)” !

JAWABAN :
SKN sebagaimana telah disebutkan sebelumnya terdiri dari enam subsistem,
yaitu: Upaya kesehatan; Pembiayaan kesehatan; Sumberdaya Manusia kesehatan;
Obat dan perbekalan Kesehatan; Pemberdayaan masyarakat; Manajemen kesehatan.
Fungsi stewardship/regulasi nampaknya diwakili oleh manajemen kesehatan di mana
didalamnya secara eksplisit disebutkan tentang hukum kesehatan. Namun penjelasan
dalam dokumen SKN menunjukan kurang kuatnya pemahaman peran
stewardship/regulator. Untuk itu, bila membahas keterkaitan antara subsistem dengan
pendekatan SKN, penting memperhatikan adanya kelemahan tersebut.
WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang mana
mempunyai maksud utama untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan.
Mengingat maksud tersebut di atas, maka termasuk dalam hal ini tidak saja pelayanan
kesehatan formal, tapi juga tidak formal, seperti halnya pengobatan tradisional. Selain
aktivitas kesehatan masyarakat radisional seperti promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit, peningkatan keamanan lingkungan dan jalan raya , pendidikan yang
berhubungan dengan kesehatan merupakan bagian dari sistem.
Sistem kesehatan paling tidak mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: Pelayanan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, penyediaan sumber daya dan stewardship/
regulator. Fungsi-fungsi tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk subsistem
dalam sistem kesehatan, dikembangkan sesuai kebutuhan. Masing-masing
fungsi/subsistem akan dibahas tersendiri. Di bawah ini digambarkan bagaimana
keterkaitan antara fungsi-fungsi tersebut dan juga keterkaitannya dengan tujuan utama
Sistem Kesehatan.

Dalam batas-batas yang telah disepakati, tujuan sistem kesehatan adalah:


1) Peningkatan status kesehatan masyarakat. Indikatornya banyak, antara lain angka
kematian ibu, angka kematian bayi, angka kejadian penyakit dan berbagai indikator
lainnya.
2) Peningkatan daya tanggap terhadap harapan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat
puas terhadap pelayanan kesehatan.
3) Menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan. Sistem kesehatan diharapkan
memberikan proteksi dalam bentuk jaminan pembiayaan kesehatan bagi yang
membutuhkan.

Apa Saja Elemen-Elemen Sistem Kesehatan? Sistem adalah bagian-bagian


atau elemen-elemen yang saling berhubungan dalam pola kerja tertentu, maka di
dalam sistem kesehatan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni: (1) elemen,
komponen atau bagian berdasarkan pembentuk sistem yang berupa aktor-aktor
pelaku; dan (2) interconnection berupa fungsi dalam sistem yang saling terkait dan
dimiliki oleh elemen-elemen sistem. Secara universal fungsi di dalam Sistem
Kesehatan berdasarkan berbagai referensi dapat dibagi menjadi:

a. Regulator dan/atau kepengurusan
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembiayaan Kesehatan
d. Pengembangan Sumber Daya

Pembiayaan kesehatan merupakan dasar dari kemampuan sistem kesehatan


suatu negara untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Dana/uang yang terkumpul digunakanuntuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
seperti membayar para tenaga kesehatan, obat-obatan dan juga membiayai kegiatan-
kegiatan yang bersifat promotif dan preventif. Dengan dideklarasikannya universal
health coverage (UHC) maka pembiayaan kesehatan saat ini ditujukan pula untuk
memberikan perlindungan resiko keuangan penduduk yang artinya adalah
pembiayaan kesehatan juga digunakan untuk membantu masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan akibat menderita suatu penyakit tanpa harus mengalami resiko
finansial yang berakibat kemiskinan. Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
kesehatan mempunyai dua hal tujuan yaitu mengumpulkan dana yang cukup dan
memberikan perlindungan risiko keuangan kepada penduduk.

Diketahui bahwa system pembiayaan kesehatan merupakan bagian dari sistem


kesehatan. Oleh karena itu di dalam sistem kesehatan nasional (SKN) tahun 2012
disebutkan bahwa pembiayaan kesehatan merupakan sub sistem dalam SKN.
Subsistem pembiayaan kesehatan merupakan pengelolaan upaya-upaya penggalian,
pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk menyelenggarakan
pembangunan kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.Oleh karena itu penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan
bertujuan menyediakan dana kesehatan dalam jumlah cukup mencukupi,
mengalokasikannya secara adil dan merata, memanfaatkannya secara efektif dan
efisien dan menyalurkannya untuk menjamin terlaksananya pembangunan kesehatan.

Pembiayaan kesehatan merupakan dasar dari kemampuan sistem kesehatan


suatu negara untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Dana/uang yang terkumpul digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
seperti membayar para tenaga kesehatan, obat-obatan dan juga membiayai kegiatan-
kegiatan yang bersifat promotif dan preventif. Pembiayaan kesehatan saat ini
ditujukan pula untuk memberikan perlindungan resiko keuangan penduduk.
Pembiayaan kesehatan mempunyai dua hal tujuan yaitu mengumpulkan dana yang
cukup dan memberikan perlindungan risiko keuangan kepada penduduk.

Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan penting di antaranya adalah


tersedianya pelayanan kesehatan yang merata dan kemudahan akses (equitable access
to health care) serta pelayanan kesehatan yang berkualitas (assured quality). Hal ini
dapat terwujud apabila suatu negara mempunyai pembiayaan kesehatan yang kuat,
stabil dan berkesinambungan. (Departemen Kesehatan RI, 2004) . Prinsip-prinsip
pembiayaan kesehatan berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah sebagai
berikut:

a. Kecukupan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan swasta mempunyai tanggung
jawab bersama dalam pembiayaan kesehatan. Pemerintah mengalokasi dana
melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja pusat dan daerah yang
besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Selain untuk
penyelenggaraan kesehatan, Pemerintah pusat dan daerah wajib menyediakan
pembiayaan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu.
Sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah, masyarakat dan
swasta terus digali dan dikumpulkan serta ditingkatkan jumlahnya agar tersedia
cukup sesuai kebutuhan dan tentu harus dikelola dengan baik untuk memenuhi
prinsip efektif, efisien, adil dan merata dan pengelolaannya bersifat transparan dan
akuntabel untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai.
b. Efektif dan efisien
Untuk menjamin pengelolaan dana kesehatan secara efektif dan efisien maka
penggunaannnya harus sesuai dengan perencanaan pembiayaan kesehatan,
penguatan kapasitas manajemen perencanaan anggaran dan kompetensi pemberi
pelayanan kesehatan.
c. Adil dan transparan
Pengelolaan dana kesehatan yang dikumpulkan dari berbagai sumber (Pemerintah,
Pemerintah Daerah, masyarakat dan swasta) harus digunakan secara adil terhadap
seluruh masyarakat sehingga kesehatan masyarakat terpelihara dan masyarakat
terlindung dari pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan. Pengelolaan dana
kesehatan pun harus dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), transparan
dan seluruh penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.

Fungsi pembiayaan kesehatan melingkupi berbagai fungsi yakni fungsi


pengumpulan dana, penyatuan sumberdaya serta pembelanjaan pembiayaan
kesehatan.
 Pengumpulan dana dimaknai sebagai penggalian dana yakni proses
penggalian dana yang ditujukkan untuk pembangunan kesehatan yang
bersumber dari Pemerintah/Pemerintah Daerah dilakukan melalui pajak
umum, pajak khusus, bantuan atau pinjaman yang tidak mengikat, serta
berbagai sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengumpulan dana salah satu fungsi dari pembiayaan
kesehatan yang berfokus terhadap siapa yang akan membayar upaya
kesehatan, jenis pembayaran dan siapa yang akan mengumpulkan pembiayaan
tersebut.
 Risk pooling/pengumpulan risiko mengacu pada pengumpulan dan
pengelolaan sumber daya keuangan sehingga risiko finansial individu yang
besar dan tidak dapat diprediksi menjadi dapat diprediksi dan didistribusikan
di antara semua anggota kelompok. Pooling memastikan prediktabilitas dan
potensi redistribusi lintas kategori risiko kesehatan individu(risk subsidy)
serta berbagai opsi untuk mendanai risiko-risiko kesehatan tersebut secara
adil dan efisien pada seluruh kelompok masyarakat baik yang berpenghasilan
tinggi maupun berpenghasilan rendah(equity subsidy).
 Pembelanjaan, atau juga disebut pembiayaan sisi supply/pasokan, melingkupi
berbagai ketentuan terkait bagaimana pembayaran dilakukan kepada
pelayanan kesehatan yang telah memberikan layanan kesehatan.
Pembelanjaan kesehatan berkaitan dengan kelompok mana yang akan
mendapatkan manfaat, dalam bentuk pelayanan apa/manfaat yang diberikan,
siapa yang akan menyelenggarakan layanan kesehatan, bagaimana mekanisme
pembayaran serta harga pembiayaan pelayanan kesehatan yang dibeli.

Sistem pembiayaan kesehatan di pengaruhi oleh beberapa fungsi yaitu


pengurusan dan pengawasan oleh pemerintah/pimpinan, sumberdaya fisik dan
manusia, pelayanan kesehatan dan pembiayaan. Secara spesifik pada fungsi sistem
pembiayaan kesehatan, mencakup pengumpulan pendapatan, penggabungan dalam
anggaran dan belanja anggaran yang secara langsung bermanfaat untuk pelayanan
sesuai dengan kebutuhan, efisiensi, kualitas serta transparansi dan akuntabilitas
(Kutzin, 2013). Sistem kesehatan dan kebijakan pembiayaan mempunyai tujuan antara
dan tujuan akhir.
Sebagaimana sistem lainnya, sistem kesehatan berjalan dengan suatu tata
kelola agar tujuan sistem kesehatan dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian
dalam menata sistem kesehatan, diperlukan integrasi dari berbagai tingkat
pemerintahan. Penyusunan dan pengembangan sistem kesehatan tidak dapat berdiri
sendiri dalam satu kabupaten atau kota saja. Ketergantungan satu sama lain antara
pemerintah Pusat, provinsi dan kabupaten/Kota membutuhkan pemaknaan mengenai
kebijakan desentralisasi di sektor kesehatan. 

2. Berdasarkan gambar di atas adakah hubungan atau keterkaitan dengan aspek politik
dan ketersediaan sumber daya dalam upaya mengatasi masalah kesehatan ?

Referensi :

1. https://www.kebijakankesehatanindonesia.net/20-sistem-kesehatan?start=7
2. https://onlinelearning.uhamka.ac.id/mod/resource/view.php?id=176841
3. Hasan,Gani.,Abdul., & Adisasmito, wiku.,B.B(2017) Analisis Kebijakan Pemanfaatan
Dana Kapitasi Jkn Pada Fktp Puskesmas Di Kabupaten Bogor Tahun 2016. Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia, 06, 127 – 137.

Anda mungkin juga menyukai