Anda di halaman 1dari 12

TEORI KEPERAWATAN TERPILIH

Oleh:

Pingky Anggraeny
17301083

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Tujuan dari penulisan
makalah adalah untuk memenuhi salah satu tugas falsafah dan teori keperawatan
yang berjudul “Teori Keperawatan Terpilih”.
Selama melakukan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada pihak yang membantu dalam penyusunan makalah, mudah-mudahan
mendapat pahala disisi Allah SWT, Aamiin.

Pekanbaru, 09 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
1. Tujuan Umum....................................................................................2
2. Tujuan Khusus...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Teori Keperawatan Terpilih Tentang Perilaku Caring Perawat Berdasarkan
Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap.................................................3
1. Contoh Aplikasi Teori Keperawatan Jean Watson............................4
B. Teori Keperawatan Terpilih Tentang Penerapan Model Komunikasi
Terapeutik Peplau Pada Pasien Penyakit Fisik Dengan Ansietas............5
1. Contoh Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard E.Peplau.................6
BAB III PENUTUP............................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................7
B. Saran........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................8
LAMPIRAN........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang
unik dan berbeda dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter
ataupun profesi lain. Filosofi dari keperawatan adalah humanisme,
holismdan care (Nursalam , 2014). Keperawatan merupakan profesi yang
mengedepankan sikap “care”, atau kepedulian, dan kasih sayang terhadap
klien. (Perry, 2012). (Watson, 2009) menempatkan caring sebagai dasar
dan sentral dalam praktek keperawatan. Caring memberikan kemampuan
pada perawat untuk memahami dan menolong klien. Seorang perawat
harus memiliki kesadaran tentang asuhan keperawatan, dalam memberikan
bantuan bagi klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau
mencapai kematian dengan damai Linberg, dalam (Nursalam, 2014).
Watson (2012) dalam Theory of Human Care mengungkapkan bahwa
ada sepuluh carative factor yang dapat mencerminkan perilaku caring dari
seorang perawat. Sepuluh faktor tersebut adalah membentuk sistem nilai
humanistik-altruistik, menanamkan keyakinan dan harapan,
mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain, membina
hubungan saling percaya dan saling membantu, meningkatkan dan
menerima ekspresi perasaan positif dan negatif, menggunakan metode
pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan,
meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal, menyediakan
lingkungan yang mendukung, melindungi, dan atau memperbaiki mental,
sosiokultural dan spiritual, membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, mengembangkan faktor kekuatan eksistensial fenomenologis.
Menurut Alligood & Toomey (2010), Teori Peplau digunakan untuk
membangun proses komunikasi terapeutik dengan tujuan yang sederhana.
Unsur utama dalam teori ini adalah komunikasi antara perawat dan pasien.
Menurut Peplau, kurang atau tidak tepatnya dalam berkomunikasi antara

1
perawat dan pasien dapat menyebabkan banyak masalah dalam
keperawatan. Peplau mengacu pada pentingnya terapi komunikasi dengan
pasien dan peran penting dalam mengurangi ansietas melalui kerangka
kerja untuk komunikasi perawatpasien. Sehingga perawat akan mampu
merespon kebutuhan pasien melalui membangun komunikasi terapeutik
yang baik dengan pasien.
Rawat inap dan prosedur operasi merupakan proses penyebab stres
yang mengarah pada ansietas pasien. Selain itu, kebutuhan untuk
keamanan dan kenyamanan psikologis adalah salah satu kebutuhan dasar
pasien yang dapat dicapai melalui komunikasi terapeutik yang tepat dan
biaya yang murah. Oleh karena itu sangat penting mengaplikasikan
metode pendekatan komunikasi terapeutik yang tepat seperti model
komunikasi terapeutik Peplau pada pasien penyakit fisik dengan masalah
keperawatan ansietas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah “Teori Keperawatan Terpilih?”
Rumusan masalah diatas dijabarkan dalam beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana contoh aplikasi teori dalam keperawatan jean watson dan
hildegard e.peplau?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah adalah memahami teori keperawatan Jean
Watson Dan Hildegard E.Peplau.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui contoh aplikasi teori dalam keperawatan Jean
Watson Dan Hildegard E.Peplau.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan Terpilih Tentang Perilaku Caring Perawat


Berdasarkan Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap
Caring menurut Watson (2012) dikutip dari Poer & Perry (2013)
merupakan sentral praktek keperawatan dimana perawat bekerja untuk
lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap klien. Aspek utama caring
dalam analisis meliputi: pengetahuan, penggantian irama (belajar dari
pengalaman), kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati harapan
dan keberaniannya. memberi perhatian dan konsen, menghormati orang
lain dan kehidupan manusia. Dampak perilaku caring bagi klien adalah
meningkatkan hubungan saling percaya, meningkatkan penyembuhan
fisik, keamanan, memiliki banyak energi, biaya perawatan lebih rendah,
serta menimbulkan perasaan lebih nyaman (Watson, 2012).
Hasil penelitian Suryantini (2014) menunjukan hasil adanya hubungan
yang positif antara perilaku caring perawat dengan kepuasan klien.
Semakin baik caring perawatakan meningkatkan proporsi kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan. Kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan merupakan indikator penting dari kualitas pelayanan Rumah
Sakit, karena sebagian besar pelayanan yang ada di rumah sakit diberikan
oleh perawat (Laschinger, Gilbert & Smith, 2011). Penelitian tentang CBA
yang dilakukan Hanan, et all (2013) menunjukkan hasil bahwa (91,1%)
klien merasa puas dengan perilaku caring yang dilakukan oleh perawat.
Penilaian Perilaku skala (CBA) terdiri dari 63 item berdasarkan sepuluh
faktor carative Watson (Tumanggor, 2013).
Menurut Mcdaniel dalam Watson (2012), perilaku caring mempunyai
tiga hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan
dilakukan dengan iklas. Sikap caring juga akan meningkatkan kepercayaan
klien terhadap perawat dan mengurangi kecemasan klien. Kedua hal
tersebut dapat memperkuat mekanisme koping klien sehingga

3
memaksimalkan proses penyembuhaan. Kunci dari kualitas pelayanan
asuhan keperawatan adalah perhatian, empati dan kepedulian perawat.
Aktifitas yang Menunjukkan Caring Perawat.
1. Contoh Aplikasi Teori Keperawatan Jean Watson
Caring dipersepsikan oleh klien sebagai ungkapan cinta dan ikatan,
otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, dapat memotivasi
perawat untuk dapat lebih care pada klien dan mampu melakukan
tindakan sesuai kebutuhan klien. Semakin baik perilaku caring perawat
dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, klien atau keluarga
semakin senang dalam menerima pelayanan, berarti hubungan
terapeutik perawat-klien semakin terbina. Hal ini perawat yang
memberikan caring terhadap klien yang berarti perawat sudah dapat
menunjukkan perhatian, tanggung jawab atas perawatan yang
diberikan terhadap klien, dan juga merawat klien dilakukan dengan
tulus dan ikhlas.
Perilaku caring merupakan manifestasi perhatian kepada orang lain,
berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring
mempunyai komitmen untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk,
memberi perhatian dan konsen, menghormati orang lain dan kehidupan
manusia. Caring juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, otoritas
dan keberadaan, selalu bersama, empati, dapat memotivasi perawat
untuk dapat lebih care pada klien dan mampu melakukan tindakan
sesuai kebutuhan klien (Dwidiyanti, 2012).
Caring menurut Watson (2012) dikutip dari Poer & Perry (2013)
merupakan sentral praktek keperawatan dimana perawat bekerja untuk
lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap klien. Aspek utama caring
dalam analisis meliputi: pengetahuan, penggantian irama (belajar dari
pengalaman), kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati
harapan dan keberaniannya. memberi perhatian dan konsen,
menghormati orang lain dan kehidupan manusia. Dampak perilaku
caring bagi klien adalah meningkatkan hubungan saling percaya,

4
meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan, memiliki banyak energi,
biaya perawatan lebih rendah, serta menimbulkan perasaan lebih
nyaman (Watson, 2012).
B. Teori Keperawatan Terpilih Tentang Penerapan Model Komunikasi
Terapeutik Peplau Pada Pasien Penyakit Fisik Dengan Ansietas
Komunikasi yang baik dan efektif sangat menentukan kesembuhan
pasien. Komunikasi yang buruk dapat menjadi masalah dalam pengobatan
pasien. Membangun komunikasi sederhana sangat penting dilakukan untuk
mengurangi masalah kecemasan pasien. Menurut Arnorld & Boggs
(2011), komunikasi sangat penting dalam membantu perawatan medis.
Komunikasi yang dilakukan disamping tempat tidur pasien merupakan
suatu komunikasi terapeutik dan profesional. Keterampilan komunikasi
profesional kesehatan sangat berperan dalam menentukan kepuasan pasien
dan membantu mengatasi masalah pasien terutama pasien dengan penyakit
kronis dan memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang.
Oleh karena keperawatan adalah disiplin praktis berdasarkan pengetahuan
yang profesional, maka perlu menggunakan infrastruktur pengetahuan
untuk mengembangkan pendekatan baru dalam praktek klinis, yaitu
penerapan tahapan hubungan terapeutik dengan pendekatan model teori
Peplau.
Menurut Alligood & Toomey (2010), Teori Peplau digunakan untuk
membangun proses komunikasi terapeutik dengan tujuan yang sederhana.
Unsur utama dalam teori ini adalah komunikasi antara perawat dan pasien.
Menurut Peplau, kurang atau tidak tepatnya dalam berkomunikasi antara
perawat dan pasien dapat menyebabkan banyak masalah dalam
keperawatan. Peplau mengacu pada pentingnya terapi komunikasi dengan
pasien dan peran penting dalam mengurangi ansietas melalui kerangka
kerja untuk komunikasi perawatpasien. Sehingga perawat akan mampu
merespon kebutuhan pasien melalui membangun komunikasi terapeutik
yang baik dengan pasie. Rawat inap dan prosedur operasi merupakan
proses penyebab stres yang mengarah pada ansietas pasien. Selain itu,

5
kebutuhan untuk keamanan dan kenyamanan psikologis adalah salah satu
kebutuhan dasar pasien yang dapat dicapai melalui komunikasi terapeutik
yang tepat dan biaya yang murah. Oleh karena itu sangat penting
mengaplikasikan metode pendekatan komunikasi terapeutik yang tepat
seperti model komunikasi terapeutik Peplau pada pasien penyakit fisik
dengan masalah keperawatan ansietas.
1. Contoh Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard E.Peplau
Pada kelompok intervensi diberikan intervensi manajemen ansietas
berupa latihan distraksi, relaksasi nafas dalam, otot progresif serta
hipnotis lima jari yang dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan yang
dilakukan dengan pendekatan model komunikasi terapeutik peplau
yaitu dilakukan dengan 3 tahapan : fase orientasi, fase identifikasi dan
fase eksploitasi (fase kerja) serta fase resolusi (fase terminasi) serta
menggunakan sikap dan teknik komunikasi terapeutik.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sepuluh faktor karatif Watson dengan menunjukkan perilaku yang
sesuai dengan masing-masing faktor karatif.
2. Peplau memandang intervensi keperawatan sebagai suatu proses
interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih
individu dengan tujuan yang sama, yaitu perawat dan klien saling
menghormati satu dengan yang lain sebagai individu, serta saling
belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi. Manajemen
ansietas yang diberikan dengan tahapan komunikasi terapeutik
merupakan salah satu intervensi keperawatan yang diberikan kepada
individu maupun kelompok dengan tujuan untuk mengubah perilaku
negatif dengan perilaku positif dengan cara mengkaji perasaan, sikap
dan cara berfikir individu tersebut.
B. Saran
Penyusunan makalah Teori Keperawatan Terpilih ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik dari
pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah berikutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alligood & Tomey, 2012. Nursing Theorist And Their Work. 6th Edition, St.
Louis: Mosby Elsevier, Inc
Alligood & Toomey, M., Nursing Theory: Utilization and Application, Mosby
Elsevier United States of America, 2010.
Arnold E, Boggs K. Interpersonal relationships professional communication skills
for nurses. USA: Elsevier-Saunders, 2011.
Dwidiyanti, 2015. Caring Kunci Sukses Perawatan Mengamalkan Ilmu.
Semarang: Hasani.
Hanan .A. M; Youssef1, Magda. A.M. Mansour, Ibrahim R. A. Ayasreh and
Nabeel A. A; Al- Mawajdeh. 2013. A Medical-Surgical Nurse's
Perceptions Of Caring Behaviors Among Hospitals In Taif City. Life
Science Journl 2013; 10 (4).
Laschinger, Gilbert & Smith, 2011. Patient Satisfaction As A Nurse-Sensitive
Outcome. In D. M. Doran (Ed., Nursing Outcome: The State Of The
Science, 2nd Ed. Pp.359. London: Jones&Bartle Learning
Nursalam, 2014. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Poer & Perry, 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan
Praktek. Volume II. Jakarta: EGC.
Poer & Perry, 2013. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan
Praktek. Volume II. Edisi Revisi. Jakarta: EGC.
Suryantini, P., Fahmi Nur, 2014. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Interna Gunung Jati Dan Gunung
Giri RS I. Sakinah Mojoke rto. Jurna l Keperawatan Sehat, Volume 11,
No. 2. Diakses: ejournal.stikes-ppni.ac.id.
Tumanggor. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Kankar Payudara Di RSUP H.Adam Malik Medan. Skripsi.
Diakses: hp://repository.usu.ac.id/handle/12345 6789/45064.

8
Watson, 2012. Assessing And Measuring Caring In Nursing And Health Science
2nd Edition. New York : Springer Publishing Company Inc.

Anda mungkin juga menyukai