Anda di halaman 1dari 27

[TYPE THE COMPANY NAME]

HISTOLOGI DAN ANFIS


SISTEM SARAF
use
[Pick the date]

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of
the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of
the contents of the document.]
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
sertahidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Saraf
Pusat ” dengan baik. Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan II.
            Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembina mata
kuliah ini.
Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan selanjutnya.
Akhirnya penulis tetap berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                               Pontianak, Agustus 2018

                                                                                                            Penulis


DAFTAR ISI
                                                                                                           
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................................ 3
1.2  Rumusan masalah....................................................................................... 3
1.3  Tujuan Penulisan......................................................................................... 4
1.3.1        tujuan umum............................................................................................... 4
1.3.2       . tujuan khusus ............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sistem Saraf Pusat ................................................................................ 5
2.2 Bagian –Bagian SSP …......................................................................... 9
2.2.1 Enchephalon ...................................................................................... 5
1        Cerebrum (Otak Kecil) ………………...................................................... 9
2        Cerebelum (Otak Besar) ……………….................................................. . 16
3        Brainstem (Batang Otak) .......................................................................... 19
2.2.2 medula spenalis ................................................................................. 7
1        Bagian- bagian medula spinalis
2.3 Fungsi Sistem Saraf.............................................................................. 23
2.4 Macam-Macam Saraf SSP.................................................................... 24
2.5 Perbedaan Saraf Kranial Dengan Medula Spinalis ….......................... 26
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan ……......................................................................................... 30
3.2  Saran ……................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf. Secara
umum sistem saraf mengendalikan aktifitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot. Daya kepaan
dan daya hantaran merupakan sifat utam dari mahkluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan
sekitarnya. Rangsngan ini dinamakan stimulus.reaksi yang dihasilkan dinamakan respons.
Mahlik hidup yang bersel satu  (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) ditentukan
kemampuan fungsinya oleh protoplasma sel. Hubungan respektor dengan fektor terjadi melalui
sistem sirkulasi. Dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melewati tonjolan
protoplasma dari satu sel berupa benang (serabut). Sel ini dinamakan neuron. Serangkaian
neuron terdiri dari neuron reseptor dan neuron efektor yang akan membentuk arkus refleks.
Arkus refleks terdiri dari dua neuron yaitu neuron reseptor dan neuron sensorik. Antara neuron
sensorik dan neuron motorik satu sama lain saling berhubungan. Terdapat dua tonjolan neuron
sensorik yaitu ke saraf prifer dan saraf pusat, yang ke perifer  berhubungan dengan organ ujubng
(otot dan kulit) dan dikenal sebagai dendrit dan tonjolan  ke pusat disebut akson (neurit).
Susunan saraf terdiri dri susunan saraf sentral dan saraf perifer.  Susunan saraf sentral terdiri dari
otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medulla spinalis. Susunan saraf perifer terdiri
dari saraf somatik dan saraf otonom (saraf simpatis dan parasimpatis) (syaifuddin 2006).

1.2  Rumusan Masalah


Rumusan masalah ini membahas tentang sistem saraf pusat beserta bagian-bagian dan
fungsinya :
a.    Apa yang di maksud Sistem Saraf Pusat?;
b.    Apa saja Bagian-bagian dari Sistem Saraf Pusat?;
c.    Bagimana cara kerja dari Sistem Saraf Pusat?;
d.   Apa saja saraf yang mensarafi dari Sistem Saraf Pusat?;
e.    Apa perbedaan dari saraf kranial dan saraf medulla spinalis?.
1.3  Tujuan
1.3.1   Tujuan Umum
Tujuan dalam makalh ini untuk mengetahui Anatomi fisiologi dari Sistem Saraf Pusat.

1.3.2   Tujuan khusus


Tujuan khusus dalam makalah ini untuk mengetahui mengetahui perbedaan saraf kranial
dan saraf medulla spialis,mengetahui fungsi dari bagian sistem saraf pusat dan Saraf yang berada
di sistem saraf pusat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri menjadi 2 bagian yaitu Otak (Encephalon) dan Sumsum Tulang
Belakang (Medulla Spinalis)
2.1.1  Otak (Encephalon)
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari
semua alat tubuh. Jaringan otak dibungkus oleh selaput otak dan tulang tengkorak yang kuat dan
terletak dalam kavum karnii. Berat otak orang dewasa kira-kira 1400 gram, setengah padat dan
berwarna kelabu kemerahan. Otak dibungkus oleh tiga selaput otak (meningen)dn dilindungi
oleh tulang tengkorak. Otak mengapung dalam suatu cairan untuk menunjang otak yang lembek
dan halus. Cairan ini bekerja sebagai penyerap goncangan akibat pukulan dari luar terhadap
kepala (Syarifuddin. 2006).
            Selaput  otak( meningen) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang
belakanguntuk melindungi struktur syaraf yang halus membawa pembuluh darah dan cairan
sekresi serebrospinalis memperkecil benturan  atau getaran pada otak dan sum-sum tulang
belakang (Syarifuddin. 2006).
            Selaput otak (meningen )terdiri dari tiga lapisan:
a.         Duramenter : selaput keras pembungkus otak yng berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. Pada
bagian tengkorak terdiri dari periost (selaput) tulang tengkorak dan durameter propia bagian
dalam. Dura mater di tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah dari vena
otak. Rongga ini dinamakan sinus vena. Diagfragma sellae adalah lipatan berupa cincin dalam
dura meter yang menutupi sela tursika sebuah lengkungan pada tulang spenoid yang berisi
kelenjar hipofisis.
b.        Araknoidea : selaput tipis yang membentuk sebuah balon yang berisikan cairan otak yang
meliputi seluruh susunan saraf sentral. Otak dan medula spinalis berada dalam cairan itu.
c.         Piameter , merupakan selaput tipis yang terdapat pada jaringan otak, piameter berhubungan
dengan araknoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut trabekhel.
(Syarifuddin. 2006).

            Cairan serebrospinal disalurkan oleh fleksus koroid kedalam vertikel yang ada dalam
otak kemudian masuk dalam kanalis sumsum tulang belakang, ke ruang subaraknoid melalui
ventrikularis. Setelah melintasi seluruh ruangan otak dan sum-sum tulang belakang kembali ke
sirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus sagitalis superior.Setelah meninggalkan
ventrikel lateralis I dan II, cairan otak dan sum-sum tulang belakang menuju ventrikel III melalui
voramen monroi masuk ke ventrikel IV melalui quadukus silvii (Syarifuddin. 2006).
            Cairan dialirkan ke bagian medial foramen magendi, selanjutnya ke sisterna
magma.cairan akan membasahi bagian-bagian dari otak dan cairan ini akan diabsorpsi oleh vili-
vili yang terdapat pada arakhnoid. Jumlah cairan ini tidak tetap, berkisar antara 80-200
cc.Komposisi cairan sebrospinal terdiri dari air, protein, glukosa, garam, sedikit limfosit, dan
CO2.Fungsi cairan serebrospinal meliputi memberi kelmbapan otak dan meula spinalis,
melindungi alat- alat dalam medula spinalis dan otak dari tekanan, serta melicinkan alat-alat
medula spinals dan otak (Syarifuddin)
2.1.2 Medulla Spinalis
Medulla spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf
pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama medulla
spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan otak. Medulla Spinalis
merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Terbentang dari foramen magnum sampai dengan
L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris.
Terbentang dibawah cornu terminalis serabut-serabut bukan saraf yang disebut filum terminale
yang merupakan jaringan ikat. Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8 pasang saraf servikal; 12
pasang saraf thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang saraf sacral dan 1 pasang saraf coxigeal.
Akar saraf lumbal dan sacral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan
saraf keluar melalui intervertebral foramina. Saraf spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan
ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.
Struktur internal terdapat substansi abu-abu dan substansi putih. Substansi abu-abu
membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi menjadi
bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure dan median septum yang disebut dengan
posterior median septum. Keluar dari medulla spinalis merupakan akral ventral dan dorsal dari
saraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferent, akson tak
bermyelin, saraf sensoris dan motorik dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-abu
membentuk seperti huruf H dan terdiri dari 3 bagian yaitu: anterior, posterior dan commisura
abu-abu.
Bagian posterior sebagai input atau afferent, anterior sebagai output atau efferent, commisura
abu-abu untuk refles silang dan substansi putih merupakan kumpulan serat saraf bermyelin. 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. Spinal nerve Dorsal root ganglion, Dorsal root (sensori) Ventral root (motor) Central
canal Grey matter White matter Peran medulla spinalis : 1. 2. 3. Pusat prosesing data. jalur
sensoris Sistem piramidal dan ekstra-piramidal. Anatomi servikal bagian atas (oksiput C1-C2)
berbeda dengan daerah servikal bawah (C3-T1). Selain itu, servikal atas lebih mobil
dibandingkan dengan servikal bawah. Servikal 1 atau atlas tidak memiliki corpus dan processus
spinosus.Servikal 1 hanya berupa cincin tulang yang terdiri atas arcus anterior yang tebal dan
arcus posterior yang tipis, dan massa lateralis pada masing-masing sisinya.
Tiap massa lateralis memiliki permukaan sendi pada aspek atas dan bawahnya. Tulang ini
berartikulasi di atas dengan condylus occipitalis, membentuk articulatio atlanto-occipitalis,
tempat berlangsungnya gerakan mengangguk. Di bawah, tulang ini berartikulasi dengan C2,
membentuk artikulatio atlanto-axialis, tempat berlangsungnya gerakan memutar kepala. Servikal
2 atau axis mengandung processus odontoid yang menggambarkan penggabungan sisa dari
badan atlas. Processus odontoid ini melekat erat pada aspek posterior dari arcus anterior C1 oleh
ligamentum transversum, yang mengstabilkan sendi atlantoaxial. Stabilitas dari spinal ditentukan
oleh ligamentum antara struktur tulang. Pada bagian frontal, penonjolan condilus occiput
disokong oleh massa lateralis C2. Pada bagian frontal ini, massa lateralis terlihat berbentuk baji,
runcing di tengah dan pinggirnya lebar.
 Jika struktur tulang terganggu dan terutama jika terjadi pergeseran baji ke lateral
menyebabkan instabilitas spinal. Penonjolan condilus occiput distabilisasi oleh kapsul
occipitoatlantal dan membrana atlantooccipital anterior dan posterior. Ligamentum nuchae
merupakan struktur yang stabil yang berhubungan dengan kompleks atlantooccipital axial.
Membrana tectorium, ligamentum alar dan apical menghubungkan occiput ke C2. Ligamentum
dentate terdiri dari ligamentum alar dan apical mengikat permukaan dorsal lateral dari dens dan
berjalan oblik ke permukaan medial dari condilus occipitalis. Ligamentum transversum berjalan
dari permukaan medial dari salah satu sisi C1 menuju ke sisi lain. Ligamentum ini pada dasarnya
membatasi C2 untuk berotasi disekitar odontoid dalam cincin tertutup tulang. Jika ligamentum
ini ruptur atau jika ada fraktur yang berhubungan dengan odontoid, C1 dapat bergeser dan
menyulitkan batang otak dan medulla spinalis.
Bagian-Bagian Medulla Spinalis
a.    Struktur Umum Medulla Spinalis:
1      Berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
2      Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebal
3      Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua
b.    Struktur Internal Medulla Spinalis:
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
1      Kanal Sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu berebentuk huruf H.
2      Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk abu-abu posterior
(dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk ventral (bantang vertical bawah), tanduk
lateral (diantara tanduk posterior dan anterior) , komisura abu-abu (menghubungkan substansi
abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis (syaifuddin,2009)

2.2. Bagian-Bagian SSP


2.2.1        Bagian-bagian Otak (Encephalon)
a.       Cerebrum
Serebrum atau otak besar mempunyai dua belahan yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan
yang di hubungkan oleh massa subtansia alba yang disebut korpus kollosum. Tiap-tiap hemifer
meluas dari os frontalis sampai ke os oksipitalis. Diatas fossa kranii anterior media dan fossa
kranii posterior, hemisfer dipisahkan oleh celah yang disebut fisura longitudinalis serebri.
Srebrum (telensefalon) terdiri dari korteks serebri, basal ganglia (korpora stiate), dan
rheniensefalon (Sloane et all. 2004).
1. Korteks Serebri
Korteks serebri adalah adalah lapisan permukaan hemifer yang disusun oleh subtansia
griasea. Korteks serebri berlipat-lipat disebut girus, dan celah dan celah diantara dua lekuk
disebut sulkus (fisura). Beberapa daerah tertentu telah diketahui telah memiliki daerah spesifik.
Hermes otak dibagi menjadi dalam beberapa lobus atau derah sesuai dengan tulang
kranium. Lapisan korteks terdiri:
a)      Lamina molekularis ; mengandung sedikit sel berjalan secra horizontal dengan permukaan
korteks terdapat percabangan akhir dendrit dari permukaan yang lebih dalam.
b)      Lamina grandulanis eksterna: lapisan ini mengandung sel neuron yang berbentuk segitiga
yangan memadati sel ini.
c)      Lamina piramidalis: lapisan ini membentuk sel yang berbentuk piramid  diantara sl-sel piramid
terdapat sel-sel granular dengan akson yang berjalan naik ke arah lapisan superfisial.
d)     Lamina granula interna: terdiri dali sel neuron berbentuk bintang berukuran kecil dengan akson
yang berukuran pendek mencapai lapisan super fisial.
e)      Lamina ganglionaris: sel neuron granular. Sel neuron yang naik mencapai lamina molekularis
akson dari sel ini memasuki subtansia alba.
f)       Lamina multiformis: sel-selnya berbentuk kumparan dengan sumbu panjang tegak lurus
terhadap permukaan korteks. Akson mencapai substansia alba sebagai serat proyeksi aferen dan
asosiasi (Syarifuddin.2006).

1)      Bagian – bagian korteks menurut Brodmann:                                        


(a)    Lobus frontalis :
(1)   Area  4 (area motorik primer), sebagian besar girus presentralis dan bagian anterior lbus
parasentralis.
(2)   Area 6 adalah bagian sirkuit traktus piramidalis (area premotorik) menngatur gerakan motorik
dan pre motorik.
(3)   Area 8  mengatur gerakan mata dan perubahan pupil.
(4)   Area 9, 10, 11, 12 (area asosiasi frontalis)
(b)   Lobus parientalis:
(1) Area 3, 1, 2 adalah area sensorik primer (area postsentral), meliputi girus sentralis dan meluas
kearah anterior sampai mencapai dasar sulkus sentralis.
(2) Area 5,7 (area asosiasi somatosensrik), meliputi sebagian permukaan medial hemisfer serebri.

(c) Lobus oksipitalis :


(1)   Area 17 (korteks visual primer): permukaan medial lobus oksipitalis sepanjang bibir superior
dan inferior sulkus kalkanius.
(2)   Area 18,19  (area asosiasi visual) : sejajar dengan area 17 meluas         sampai meliputi
permukaan lateral lubus oksipitalis. Bagian lateral terdiri dari girus oksipitalislateralis, bagian
girus lingualis, bagian basal diantara kuneus dan girus lingalis terdapat fisura kalkarina.

(d)   Lobus temporalis:


(1)   Area 41 (korteks auditori primer) : meliputi girus temporalis superior meluas sampai ke
permukaan lateral girus temporalis.
(2)   Area broka (area bicara motoris) terletak diantara sulkus lateralis, mengatur gerkan bicara.
(3)   Area visualis :  terdapat pada polus posterior dan aspek medial hemisfer daerah sulkus
kalkanelus, merupakan daerah menerima visual. Gangguan dalam ingatan untuk peristiwa yang
belum lama.
(4)   Insula   reili: Bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvii yang terdapat diantara lobus
parientalis, lobus parientali dan lobus oksiptalis. Bagian otak ini ditutupi oleh girus temporalis
dan girus frontalis inferior.
(5)   Girus singuli: bagian medial hemisfer terletak diantara korpus kolosum.
(Syarifuddin. 2006).
(Marieb,2001)
Berdasarkan tebal tipisnya bagian lamina, komposisi sel yang menyusunnya dan variari
lapisan- lapisan korteks, Brodmann 1909 telah berhasil membuat suatu peta daerah-daerah
arsitektual sel- sel pada korteks serebri manusia.ia menggunakan angka untuk menyatakan
daerah pada korteks yang mempunyai arsitektual sel-sel yang berbeda dan mempunyai  arti
fungsional jelas dan spesifik (Sloane et all. 2004).
2)      Fungsi korteks serebri:
(a)    Korteks motorik primer (area 4,6,8)
(1)   Mengontrol gerakan volunter otot dan tulang pada sisi tubuh kontra lateral.
(2) Lesi 4 akan mengakibatkan paralisis kontralateral dri kumpulan otot yang disarafi.
(3) Area 6 dan 8  pada perangsang akan timbul gerakan mata dan kepala.

3)      Korteks sensoeri primer (area 3, 4, 5 )


(1)   Penerima sensi umum (area somestia).
(2)   Menerima serabut saraf: radialis talamikus yang membawa iplus sensori dari kulit, otot sendi,
dan tendo di sisi kontralateral.
(3)   Terdapat homunkulus sensorik: menggambarkan luas daerah proyeksi sensorik dari bagian-
bagian tubuh di sisi tubuh kontralateral.

4)      Kortek visual (pengelihatan) area 17:


(1)   Terletak di lobus oksipetalis pada fisura kalkarina.
(2)   Lesi iritatif menimbulkan halusinasi
(3)   Lesi destruktif menimbulkan gangguan lapang pandang
(4)   Menerima implus dari radio-optika

5)      Korteks auitorik (pendengaran) primer area 41


(1)   Terletak pada transvers temporal girus di dasar visura lateralis serebri.
(2)   Menerima implus dari radioauditorik yang berasal dari korpus genikulatum medialis.
(3)   Lesi area ini hanya menimbulkan ketulian ringan kecuali bila lesinya bilatera

6)      Area penghidu (area respiratif olfaktori)


(1)   Terletak di daerah yang berdekatan dengan girus palahi potalamus lobus temporalis.
(2)   Kerusakan jalur olfaktori menimbulkan anosmia (tidak mampu menghidu).
(3)   Lesi iritasi menimbulkan halusinasi olfaktorius. Pada keadaan ini penderita dapat menghidu bau
yang aneh atau mengecap rasa yang aneh
7)      Area asosiasi
(1)   Kortek yang mempunyai hubungan dengan saraf sensori maupun motorik, dihubungkan oleh
serabut asosiasi
(2)   Pada manusia penting untuk melakukan aktivitas mental yang tinggi, seperti berbicara,
menuliskan kata-kata dsb
(3)   Pada manusia terdapat tiga daerah asosiasi yang penting yaitu daerah frontal (di depan koreks
motorik), daerah temporal (antara girus temporalis superior dan korteks limbik), dan daerah
perio-oksipital( antara kortek somestik dan korteks visual)
(4)   Kerusakan daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan degan gejala yang sesuai dengan tempat
kerusakan. Misalnya, pada area 5, 7 akan menimbulkan astereognosis (tidak mengenali benda
yang di letakkan di tangan  dengan mata tertutup) karena are ini merupakan pusat asosiasi
sensasi (indra ) kullit
     
(Evelin C. Pearce. 2000)
2.      Bangsal ganglia.
Terdiri beberapa kumpulan substansia grisea yang padat yang terbentuk pada hubungan yang
erat dengan dasar ventrikulus lateralis. Ganglia basalis merupakan nuklei subkortikalis yang
berasal dari telensefalon. Terdiri dari eleman saraf sbb.( Pearce,2000)
a)      Nukleus kaudatus dan putamen.
b)      Korpus stratum: suatu kumpulan substansia grisea disebelah anterior kaput nuklei kaudatus yang
berhubungan dengan nukleus lentiformi. Fungsi mengendalikan gerakan tertentu.
c)      Nukleus lantiformis: lapisan substansi yang tipis antara korteks dan permukaan lateral putamen.
d)     Globus palidus, terdiri dari dua globus, globus lateralis dan lobus palidus medialis  terletak di 
kapsula interna, dikenal dengan paleostriatum.
e)      Korpus amigdaloideum, dikenal dengan arkhistriatum terletak di sebelah dalam lobus
temporalis.mempunyai hubungan dengan ofaktori dan hipoalamus dengan fungsi-funsi viseral.

1)      Hubunganaferan: langsung melalui serat traktus olfaktorius lateralis untuk mencapai bagian
anterior, mencapai kelompok nuklei pars kortikomedialis dan tidak langsung mencapai
kelompok nuklei pars basolateralis.
2)      Hubunganeferen: seteria terminalis berjalan melengkung sepanjang tepi medial ukleus kaudatus
dan berakhir dalam nukleus hipotalamus ventromedialis dan fibre amigdala( Sloane,2004)
Secara fungsional basal ganglia merupakan suatu satuan fungsi dari:
(a)    Nukleus kaudatus
(b)   Nukleus sutalmikus
(c)    Substansia nigra
(d)   Nukleus nigra

Pada gerakan lambat dan mantap basal ganglia akan aktif, sedangkan pada gerakan cepat dan
tiba-tiba bangsal ganglia tidak aktif.bangsal ganglia sudah mulai aktif sebelum gerakan dimulai,
berperan dalam penataan dan perencanaan gerakan yaitu dalam proses konversi pikran       
menjadi gerakan volunter.
Kerusakan ganglia basalis pada manusia menimbulakan gangguan fungsi motorik:
a.       Hiperkinetik: terjadinya gerakan-gerakan abnormal yang berlebihan.
b.      Hipokineti: berkurangnya gerakan(mis., kekakuan)

3.      Reinesefalon
Sistem limbik ( lobus limbik atau rinesefalon) merupakan bagian otak yang terdiri atas
bagian atas jaringan alo-korteks yang melingkar sekeliling hilus hemifer serebri serta berbagai
sturktur lain yang lebih dalam yaitu amigdala, hipokampus, dan nukleus septal. Renesefalon
berfungsi dalam penghidu, perilaku makan, dan bersama dngan hipotalamus berfungsi dalam
prilaku seksual, emosi takut, dan marah, serta motivasi(Syaifuddin,2006)
Sistem limbik diterapkan dalam bagian otak yang terdiri dari jaringan korteks(alokorteks),
sekeliling himus serebri bersama struktur yang letaknya lebih dalam yaitu amigdala,
hipokampus, dan nuklei septal. Disebut renesefalon karena berhubungan dengan penghidu.
Fungsi sistem limbik:
1.      Perilaku makan
2.      Bersama talamus mempengaruhi perilaku seksual, emosi (marah dan takut ) serta motivasi
3.      Perubahan tekanan darah dan pernapasan merupakan bagian dari fenomena kompleks,terutma
respons emosi dan perilaku
4.      Hiperfagia dan komnifagia
Pemotongan total korpus kollosum pada manusia menimbulkan :
a.      Tak dapat memasangkan objek pada satu tangan dengan pasangan tangan yang lain
b.      Tidak dapat mencocokkan objek yang terlihat oleh lapang pandang salah satu mata.objek yang
sama tetap terlihat oleh lapang pandang mata lainnya
c.       Tidak mampu melakukan kegiatan dengan ekstremitas kiri ( misalnya,bila diperintah secara
verbal tidak dapat mengenali benda yang diletakkan pada tangan kiri )
d.         Apraksia,yaitu ketidakmampuan mejalankan perintah untuk melakukan gerakan terampil bukan
disebabkan oleh paralisis
 ( Marieb,2001)
b.      Cerebelum ( Otak Kecil )
Terletak dalam fosa kranial posterior, dibawah tentorium serebelum bagian posterior dan pons
varoli dan medulla oblongata. Serebelum  mempuyai dua hemisfer yang dihubungkan oleh
fermis serebelum,dihubungkan dengan otak tengah oleh pedunkulus selebri superior,dengann
pons parol oleh pendunkulus serebri media,dan dengan medulla oblongata oleh pedunkulus
selebri inferior.
            Serebelum berfungsi dalam mengadakan tonus otot dan mengoordinasikan gerakan otot
pada sisi tubuh yang sama. Berat serebelum lebih kurang 150g (8-9) dari berat otak seluruhnya.
Sesuai dengan lobuli serebelum, fermis dibagi dalam beberapa bagian dari depan ke belakang
sebagai  berikut :
1        Lobus quadrangularis anterior lingua
2        Lobus sentralis kulmen
3        Quadrangularis posterior deklive
4        Lobus semilunaris inferior tuber
(Pearce,2000)

Potongan melintang serebelum dibagi atas tiga bagian :


a.       Arkhi serebelum. Lobus otak kecil merupakan bagian kolumna aferen somatik.
b.      Paleo sereblum bagian terbesar dari fermis superior hemisfer otak kecil didepan fisura
prima,merupakan input dari susuan saraf vestibular dan berperan pada pengaturan tonus otot.
c.       Neoserebelum bagian utama dari otak kecil.bagiann fermis erupaka suatu bangunan neokorteks
serebelum,nukleuspons,dan nukleus oliveri infrior pada medulla oblongata.
Struktur  internal serebelum terdiri dari korteks (subtansia grisea dan subtansia alba).didalamnya
terdapat kumpulan nuklei pada tiap-tiap hemisfer nuklei :
1)      Nukleus dentatus,menerima serabut dari bagian neoserebelum lobus posterior dan lobus
anterior,mengirim serabut ke nukleus rubra dan nukleus netrolateral talamus.
2)      Nukleus interpolaris, terdiri dari nukleus globuolus dan nukleus emboliformis. Kedua nukleus
ini menerima serabut  dari paleo serebelum dan mengirim serabut ke nukleus rubra.
3)      Nukleus fastigi ( fastiogial nucleus ) menerima serabut dari lobus frokulo nodulus,mengirim
serabut nukleus vestibularis dan nukleus retikularis melalui fasikulus unsinatus (Sloane,2004)
Subtansia alba serebelum mengandung tiga kelompok serabut proyeksi yang berpasangan :

(a)    Pendunkulus serebelaris superior (brachium konjungtivum), terdiri dari :


(1)   Serabut dentatorubral dan dentatotalamikus, membawa impus dari nukleus dentatus ke nukleus
rubra kontralateral dan ke talamus.
(2)   Traktus spinoserebelaris ventralis, masuk ke serebelum dari medulla spinalis dan berakhir pada
korteks paleo serebelum.
(3)   Fasikulus unsinatus ( hook bundle of russell ), melalui fasikulus ini serabut dari nukleus fastagi 
berakhir pada nukleus vestibularis.

(b)   Pedunkulud sereblalis medialis  (brachium pontis), merupakan bagia terbesar, tempat
berjalannya serabut dari nuklei di pons yang menuju ke neoserebelum kontralateral.

(c)    Pendunkulus serebelaris medialis (restiform body)


(1)     Traktus olivo sereberalis, berasal dari nukleus oiverius inferior kontralateral menuju ke korteks
hemisfer dan fermis serebelum
(2)     Trakus spinoserebelaris dorsalis, mengandung serabut dari medulla spinalis yang menuju ke
korteks lobus anterior dan ke bagian piramidalis  paleoserebelum
(3)     Serabut arkuatus eksterna dorsalis, berasal dari nuklei fenikulus grasilis dan
kuneatus( Sloane,2004)

            Serebrum merupakan suatu mekanisme umpan balik yang bertujuan untuk
mengendalikan pergerakan-pergerakan selagi pergerakan sedang berlangsung. Fungsi utama
mengembalikan tonus otot di luar kesadaran, merupakan suatu mekaanisme saraf yang
berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian terhaddap perubahan ketegangan dalam otot,
untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh, terjadinya kontraksi dengan lancar dan
teratur pada pergerakan dibawah pengendalian kemauan dan mempunyai aspek keterampilan.
Setiap pergerakan memerlukan suatu koordinasi dalam kegiatan sejumlah otot (syaifuddin, 2006)
           
Lesi yang mengenai neoserebelum ditandai oleh terganggunya gerakan-gerakan halus
yang ditimbulkan oleh piramidal. Gangguan tersebut meliputi :
1        Otot dalam kedaan hipotemin lemah dan mudah lelah

2        Gangguan dalam bentuk asinergi, misalnya dalam bentuk:


a.      Dismetri, ketidakmampuan menghentikan gerakan
b.      Fenomena pantulan, mengadakan fleksi diderah siku dengan melawan di daerah siku dengan
melawan suatu tahanan
c.       Ketidak mampuan melakukangerakan cepat yang bersifat alternatif
d.      Bicara terpotong- potong
e.       Gerakkan asosiatif yang tidak teratur
f.        Ataksia, kecenderungan jatuh kesatu sisi.

3        nistagmus serebral : mekanisme sereblum mengendalikan sinergi dan tunus intrinsik bola mata
terganggu, klien menjadi goyah dan tidak stabil, kecenderungan jatuh kebelakang. Apabila otot
bicara terlibat, kata-kata tidak terkendali dan tidak jelas.
 (Marieb, 2001)
c.        Batang Otak (Brainstem)
            Pada permukaan batang otak (trunkus serbri) terlihat medulla oblongata, pons varoli,
mesensefalon, dan diensefalon. Talamus dan epitalamus terlihat dipermukaan posterior batang
otak, terletak antara serabut kapsula interna. Disepanjang tepi dorso medial talamusterdapat
sekelompok serabut saraf berjalan ke posterior basis epifise (Syaifuddin,2006)
1.      Diensefalon
            Merupakan bagian dari batang otak yang paling atas, diantara sereblum dan senesefalon.
Dibagian diensefalon terdapat ventrikel III. Dibagian belakang sebelah depan lateral talamus
terdapat nuklei kaudatus, merupakan salah satu ganglia basalis yang mempunyai ekor berjalan
diantara talamus. Diensefalon merupakan suatu struktur dari ventrikel III terdiri dari talamus,
nukleus talamus, epitalamus, dan hipotalamus (Marieb,2001)

2.      Talamus
Merupakan masa substansia substansia grisea yang terdapat pada tiap hemisfer, terletak di kedua
sisi ventrikel III. Radiasiotalamus suatu istilah yang di gunakan untuk traktus yang yang keluar
dari permukaan lateral talamus, masuk ke kapsula interna dan berakhir pada korteks serebri.
Nuklei terdiri dari lima kelompok:
a)      Anterior nuklei grup, menerima serabut korpus mamilareis dari traktus mamilarikus dan berakhir
dari korteks ginjal.
b)      Nuclei of medline,  menghubungkan talamus dan hipotalamus.
c)      Medial nuclei, nuklei bagian ini memberikan masukan ke korteks frontalis.
d)     Laternal nukleal mass, terdiri dari:
1)      Nukleus retikuler.
2)      Nukleus ventralis anterior yang berhubungan dengan korpus striatum.
3)      Nukleus ventroposterolateral, memproyeksi ke girus postsentral area 1,2, 3; menerima serabut
dari lemniskus medialis, traktus spinotalamikus, dan traktus trigeminus.
4)      Nukleus dorsolateral dan nukleus posterolateral berproyeksi ke korteks lobus parietalis
(Syaifuddin, 2009)
e)      Posterior nuklei, terdiri dari:
1)      Nukleus pulvinar,  berhubungan dengan korteks lobus pariental dan temporal.
2)      Korpus genikulatum medialis, menerima serabut dari akustik lemnikus lateralis dan kolikus
superior kemudian memproyeksi ke korteks lobus temporalis melalui radiasioakustika.
3)      Korpus genikulatum lateralis. Nukleus ini menerima implus dari traktus optikus dan
memproyeksi ke korteks visual ( region kalkarina ) area 17, melalui radiasiogenekulokalkarina
( radiasio-optika ) (Syaifuddin,2009)
f)       Nucleus Sub Talamus
Nucleus subtalamus adalah suatu daerah terbatas disebelah ventrikel, thalamus disebelah
medial kapsul interna, bagian ventral thalamus, bagian medial kapsula interna, sebelah lateral
hipotalamus, dan diantara talamus dan tegmentum mesensefalon.
fungsi nucleus subtalamus adalah :
1)   Nuclei penghubung, mengirim dan menerima serat-serat dari daerah   korteks serebri tertentu
yang mempunyai fungsi pesifik.
2)   Nuclei asosiasi, mengirim serat-seratnya kedaerah-daerah korteks asosiasi
3)   Nuclei proyeksi subkortikal, mengirim serat-seratnya ke nuclei subkortikal.

3.      Epitalamus
Disebelah posterior ventrikuls III terdiri dari korpuspniel, strie medullaristalami,
trigonum habenulare, dan komisura posterior (syaifuddin, 2009)

4.      Hipotalamus
Bagian terbesar dari otak terletak dibagian ventral dari thalamus, di atas kelenjar
hipofisis, dan membentuk dasar dari dinding lateral ventrikel III  hipotalamus mempunyai
beberapa nuclei, setiap nucleus mempunyai tugas sendiri-sendiri dalam mengatur fungsi internal
tubuh. Salah satu fungsi penting adalah mengatur keseimbangan tubuh. Pada permukaan basal
otak hipotalamus ditandai oleh struktur khiasma optikum, tubersinerium, dan korpora mamilaria.
Efek stimulasi hipotalamus terhadap sistem saraf simpatis mengintergrasikan respon otonom
dengan berbagai area aktifitas otak. Pengaruh jalur saraf ini disalurkan melalui susunan vibra
periventrikularis, vibra hipotalamus dan vasikulus.
Hipotalamus dianggap sebagai salah satu pusat utama yang berkaitan dengan ekspresi emosi, 
menerjemahkan emosi yang timbul didaerah korteks melalui proses asosiasi intrakortikal,
menjadi reaksi emosional yang sesuai dengan keadaan. Hipotalamus merupakan daerah sinaps
yang penting dalam jalur-jalur yang bersangkutan dengan kegiatan makan dan minum ( rasa haus
dan lapar ) (syaifuddin, 2009)
5.      Mesensefalon
Mesensefalon adalah bagian otak yang terletak diantara pons varoli dan hemisfer serebri.
Bagian dirsal mempunyai tonjolan yang disebut korpora quadrigemina dan terdiri dari dua
kolikulus superior yang berhubungan dengan sistem penglihatan dan dua kolikulus inferior yang
berhubungan dengan pendengaran.
Bagian lain dari mesensefalon antara lain :
1.      Subtansia nigra
2.      Tegmentum  dengan nucleus, bersama dengan subtansia nigra termasuk dalam basal ganglia
fungsional
3.      Nuclei saraf kranial yaitu nucleus nervus III, nucleus nervus IV, nucleus nervus V
4.      Formasi oretikularis
(Pearce, 2000)
Sebelah kiri dan kanan terdapat kumpulan nucleus nervus IV (troklearis), bagian ventral
nucleus nervus III ( N. okulomotorius ) terdapat nucleus rubra berwarna kemerahan menerima
serat saraf dari serebelum. Bagian ventral nucleus rubra terdapat subtansia nigra. Bagian ventral
subtansia nigra terdapa tberkas saraf motoris yang berasal dari korteks serebri yang tersusun
kearah dorsal berturut-turut traktus frontopontis, traktus piramidalis, dan traktus temporopontis
membentuk bagian bawah dan samping nesensefalon saraf III ( N. okulomotorius ) berjalan
kearah dorsal menyilang garis tengah kesisi lain dan membuat persilangan dibagian tengah
kolumna inferior. (Marieb,2001)
Fungsi mesensefalon :
a). Perangsang daerah quadrigeminus yang menyebabkan dilatasi pupil dan gerakan kunjugasi
mata kearah yang berlawanan dengan tempat perangsangan.
b). Lesides truktif menimbulkan gejala yang jenisnya bergantung pada kerusakan korpora
quadrigemina, menyebabkan paralisis gerakan mata keatas.
c). Kerusakan nucleus ruubra, subtansia nigra, dan subtansia reticular menimbulkan gerakan
involunter dan rigiditas.

6.      Pons varoli


Dalam pons varolia quadukussilvi semakin kebawah semakin lebar membentuk vertikel IV.
Dinding lateral atas pons dibentuk oleh brakium konjungtivum dan brakiumpontis yang
berhubungan dengan mensesefalon dan pons varoli dengan serebelum. Dasar dari pons varoli di
bentuk oleh traktus piramidalis, nuclei pons varoli dan serat saraf pons.Bagian tengah pons
terdapat pusat nervus trigeminus (saraf V), nuclei nervus VI, VII dan VIII. (syaifuddin,2009)

7.      Nervus kranial


Susunan saraf yang terdapat pada bagian kepala keluar dari otak, melewati lubang yang
terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot, indra penglihatan, indra
pendengaran, indra penciuman, indra pengecap, dan indra perasa. Di dalam kranial ada dua saraf
kranial yang merupakan serabut campuran atau gabungan yaitu saraf motoric dan saraf sensorik.
Nervus kranial merupakan stasiun penghubung untuk implus-implus dari pusat-pusat saraf yang
lebih tinggi ke alat efektor dan implus saraf perifer kepusat-pusat saraf dalam susunan saraf
pusat. (syaifuddin,2009)

a.       Bagian-Bagian Medulla Spinalis


Struktur Umum Medulla Spinalis:

1.      Berbentuk silinder berongga dan agak pipih.

2.      Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebal

3.      Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua

Struktur Internal Medulla Spinalis:

Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
a. Kanal Sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu berebentuk huruf H.b.
b. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk abu-abu posterior
(dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk ventral (bantang vertical bawah), tanduk
lateral (diantara tanduk posterior dan anterior) , komisura abu-abu (menghubungkan substansi
abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis (syaifuddin,2009)

2.3      FUNGSI SISTEM SARAF PUSAT


2.3.1        Pusat prosesing data
Merupakan tempat proses mengolah rangsangan berupa impuls yang di peroleh dari reseptor.
2.3.2        Jalur sensoris
Adalah jalur yang di lewati rangsangan impuls untuk di bawa menuju SSP untuk di prosesing
data.
2.3.3        Sistem piramidal dan ekstrapiramidal
1.      Sistem pyramidal adalah berperan dalam volunteer yaitu gerakan sadar yang harus dilakukan.
2.      Sistem ekstrapiramidaladalahmenentukanlandasanuntukgerakanvalunter yang terampirdanmahir.
2.3.4        Reflek Spinal
     Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus      internal ataupun
eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari  tubuh. Refleks yang melibatkan otot
rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang melibatkan otot polos, otot jantung atau
kelenjar disebut refleks otonom atau visceral. (syaifuddin,2006)

2.4      MACAM-MACAM SARAF PADA SSP


1.      Saraf kranial
12 Pasang Saraf Kranial
Urutan Nama saraf Sifat saraf Memberikan saraf untuk
saraf dan fungsi saraf
I N. olfaktorius Sensoris Hidung sebagai alat
penciuman
II N. optikus Sensoris Bola mata untuk
penglihatan
III N. okulomotorius Motoric Penggerakan bola mata
dan mengangkat kelopak
mata
IV N. troklearis Motoric Mata memutar dan
penggerak bola mata
V N. trigeminus Motoric dan sensoris Kulit kepala dan kelopak
N. oftalmikus Motoric dan sensorik Mata atas
N. maksilaris Sensorok Rahang atas, palatum dan
hidung
N. mandibularis Motoric dan sensorik Rahang bawah dan lidah
VI N. abdusen Motoric Mata, penggoyang sisi
mata
VII N. fasialis Motoric dan sensorik Otot lidah, penggerakan
sisi lidah dan selaput
lendir rongga mulut
VIII N. auditorius Sensorik Telinga, rangsangan
pendengar
IX N. glosofaringeus Sensorik dan motoric Faring, tonsil, dan lidah
rangsangan cita rasa
X N. vagus Sensorik dan motoric Faring, laring, paru dan
esophagus
XI N. aksesorius Motoric Leher dan otot leher
XII N. hipoglosus Motoric Lidah, cita rasa, dan otot
lidah

2.      Saraf Medulla Spinalis


Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tempat munculnya
saraf tersebut.

a). Saraf serviks ; 8 pasang . C1 sampai C8. 

     Saraf serviks melibatkan bahu, lengan, leher dan tangan. Nyeri di daerah ini biasanya
dapat ditelusuri ke saraf tersebut, dan gejala seperti nyeri lengan, kesemutan dan leher kaku
adalah karena nyeri saraf. Saraf ini juga mengontrol fungsi tenggorokan, sinus, hidung, kelenjar
tiroid, kelenjar getah bening dan diafragma.

b). Saraf toraks ; 12 pasang , T1 sampai T12. 

            Saraf torakalis berjalan di sepanjang tengah punggung. Tulang belakang dada juga berisi
tulang rusuk dada. Saraf ini berjalan ke otot, jaringan dan organ internal. Jaringan permukaan
siku, tangan, dan jari-jari dipengaruhi oleh saraf tersebut. Saraf ini juga mempengaruhi dada,
lambung, jantung, paru-paru, hati, perut, pankreas, limpa, kelenjar adrenal, ginjal dan usus kecil.
Masalah yang terkait dengan daerah-daerah ini termasuk asma, alergi, borok, dan masalah ginjal.

c). Saraf lumbal ; 5 pasang , L1 sampai L5. 


            Saraf lumbal dan tulang belakang memiliki beberapa otot terbesar yang melekat padanya.
Ini juga mengontrol otot-otot ini. Saraf lumbal bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan otot
punggung bawah, paha, kaki, betis dan kaki. Saraf yang keluar dari saraf lumbal juga mengontrol
usus besar, usus buntu, kandung kemih, kelenjar prostat laki-laki dan organ reproduksi wanita.

d). Saraf sakral ; 5 pasang , S1 sampai S5. 

Saraf sakral terletak pada sakrum dan tulang ekor, lebih dikenal sebagai tulang ekor.
Saraf keluar melalui tulang-tulang ini mempengaruhi bokong, pinggul, paha dan kaki. Rektum
dan beberapa jaringan panggul juga dipengaruhi oleh saraf tersebut. Masalah yang terkait dengan
saraf sakral mungkin termasuk wasir, skoliosis dan nyeri umum ketika mencoba untuk duduk.

e). Saraf koksiks ; 1 pasang.

             Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian
bercabang menjadi empat divisi.

1.         Cabang Meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis melalui foramen sama yang
digunakan saraf untuk keluar dan mempersarafi meninges, pembuluh darah medulla spinalis dan
ligamen intvertebral.

2.         Ramus Dorsal (Posterior) terdiri dari serabut yang menyebar ke arah posterior untuk
mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala, leher,dan pada trunkus di regia saraf
kranial.

3.         Cabang Ventral (Anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior dan lateral pada
trunkus dan anggota gerak.

4.         Cabang Viseral adalah bagian dari SSO . Cabang ini memiliki ramus komunikans
putih dan ramus komunikans abu-abu yang membentuk medulla spinalis dan ganglia pada
trunkus simpatis SSO.

Medula spinalis yang terpotong melintang terdiri atas bagian putih disebelah luar yang
disebut substansia alba dan bagian yang bewarna abu-abu (lebih gelap) berbentuk huruf H atau
kupu-kupu disebut substansia grisea. Di bagian tengah terdapat saluran kecil yang
disebut kanalis sentralis.
(syaifuddin,2006)

2.5      PERBEDAAN SARAF KRANIAL DAN SARAF MEDULLA SPINALIS


2.5.1        Saraf yang terhubung ke otak disebut saraf kranial, sedangkan saraf yang berhubungan dengan
saraf tulang belakang disebut saraf spinal.
2.5.2        Fungsi saraf kranial terutama terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan kepala dan
leher (kecuali saraf vagus), sedangkan fungsi saraf spinal yang berhubungan dengan semua
bagian tubuh, di bawah leher.
2.5.3        Pada mamalia, ada 12 pasang saraf kranial sedangkan saraf spinal ada 31 pasang.
31 Pasang saraf spinalis

2.5.4        Kabel Spinal diberi nama sesuai dengan lokasi mereka di sumsum tulang belakang, sedangkan
saraf kranial yang ditunjuk oleh nomor seri dan nama.
2.5.5        Sebagian besar saraf kranial adalah saraf dicampur dengan pengecualian saraf penciuman, optik,
dan vestibulocochlear, sedangkan semua saraf tulang belakang adalah saraf campuran.
BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
              Susunan saraf terdiri dari susunan saraf pusat dan saraf perifer. Susunan saraf sentral
terdiri dari otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medula spinalis.
              Otak merupakan bagian terpenting karena pusat dari semua aktivitas tubuh, dengan
berat 1400 gram, setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan. Otak dibagi menjadi tiga
bagian yaitu serebum, serebelum, braintem. Sereta pada otak dilindunngi oleh cairan yang
bernama cairan serebrospinal yang akan melindungi otak dari benturan yang terjadi.
              Medula spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf
pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama medulla
spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan otak.
DAFTAR PUSTAKA
 https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf
 http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html
 https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-koordinasi-manusia/sistem-saraf-pada-
manusia/

Anda mungkin juga menyukai